Uploaded by charlisongkho58

Charlis Ongkho SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MELALUI PROSES OSMOSIS BALIK BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK DAERAH 3T UGM

advertisement
PROPOSAL TECHNOLOGY FOR INDONESIA
INNOVATION CAMP
PERUSAHAAN GAS NEGARA
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MELALUI PROSES
OSMOSIS BALIK BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK
DAERAH 3T
Diusulkan oleh :
Charlis Ongkho
15/379881/TK/43146
2015
Mohammad Ilham Romadon
15/381965/EK/20546
2015
Andhika Satria P
16/394971/TK/44263
2016
Annisa Auliya Y
16/399932/TK/44946
2016
DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama Ketua
: Charlis Ongkho
Anggota Kelompok
: Mohammad Ilham Romadon
Andhika Satria P
Annisa Auliya Y
Universitas
: Universitas Gadjah Mada
No.Hp/Email
: 0823 3927 9732
Judul Karya Tulis
: Sistem Penyediaan Air Minum Melalui Proses Osmosis
Balik Berbasis Tenaga Surya untuk Daerah 3T
Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang saya sertakan dalam
Technology For Indonesia, Innovation Camp, Perusahaan Gas Negara adalah karya
orisinil dan belum pernah dipublikasikan dalam publikasi ilmiah manapun.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Apabila di
kemudian hari ternyata karya tulis saya tidak sesuai dengan pernyataan ini, maka
secara otomatis karya tulis saya di diskualifikasi dari kegiatan ini.
Yogyakarta, 10 Mei 2019
Ketua Tim
Charlis Ongkho
NIM. 15/379881/TK/43146
ii
ABSTRAK
Air minum yang dikonsumsi harus memenuhi standar baku yang diatur
dalam Peraturan Menteri Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan
Kualitas Air Minum yang secara fisis tidak berbau, warna 15 TCU, 500 mg/L TDS,
kekeruhan 5 NTU, tidak berasa dan memiliki suhu ±3 °C dari suhu udara dan
Electroconductivity maksimum 1500 µmhos/cm.
Umumnya daerah terluar
Indonesia merupakan kepulauan yang memiliki air sumur payau yang tidak layak
konsumsi. Agar dapat dikonsumsi maka perlu melalui proses desalinasi, salah
satunya adalah osmosis balik. Proses tersebut membutuhkan listrik untuk
memompa air dari sumur dan memaksa air payau melewati suatu membran. Namun,
distribusi pasokan listrik yang belum merata di daerah 3T memaksa keharusan
dibangunnya suatu sistem dengan energi listrik yang mandiri sehingga hasilnya bisa
kontinyu. Untuk itu, di dalam tulisan ini akan dibahas mengenai sistem penyediaan
air minum menggunakan proses osmosis balik, dilengkapi dengan analisis ekonomi
untuk bisnis yang bisa ditawarkan dari pembangunan sistem. Sistem pendanaan
berupa partnership antara swasta dan pemerintah daerah, khususnya dana desa 1
Miliar Rupiah menurut UU No 6/2014 tentang Desa. Dari hasil analisis yang
dilakukan dalam sudut pandang unit usaha dan perusahaan, nantinya didapat bahwa
hasil air minum dari sistem bisa dijual seharga Rp5.000,00 per galon, dimana dari
penjualan tersebut akan dicapai break event point pada penjualan ke 386.916 galon
air dan payback period 5 tahun dalam skema perusahaan dan 103.291 galon serta 1
tahun dalam skema unit usaha.
Kata Kunci : Air bersih layak minum, Osmosis balik, Panel surya, Partnership
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat
dan
karunia-Nya,
sehingga
penulis
mampu
melaksanakan
dan
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Karya tulis ilmiah ini berjudul “Sistem
Penyediaan Air Minum Melalui Proses Osmosis Balik Berbasis Tenaga Surya
untuk Daerah 3T”. Karya tulis ilmiah ini ditulis berdasarkan masalah yang dihadapi
oleh salah seorang dalam tim saat melaksanakan kegiatan pengabdian “KKN PPM
di Sebatik, Kalimantan Utara”.
Penelitian dalam karya tulis ini bertujuan untuk membuat suatu rancangan
sistem penyediaan air minum, yang mampu menjawab permasalahan air bersih
layak minum didaerah 3T yang umumnya merupakan daerah pulau sehingga
memiliki air sumur yang tidak tawar melainkan payau. Penelitian ini memanfaatkan
panel surya sebagai komponen yang mengubah energi surya menjadi listrik dan
reverse osmosis sebagai komponen yang berfungsi untuk menghasilkan air bersih
layak minum. Adapun penelitian ini terdiri dari 5 Bab. Bab 1 Pendahuluan,
memberikan penjelasan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, luaran yang diharapkan serta manfaat. Bab 2 Tinjauan Pustaka,
menjelaskan mengenai sumber-sumber yang mendukung penelitian, sumber
pengetahuan yang menjadi dasar pengembangan sistem. Bab 3 Metode Penelitian,
memberikan penjelasan mengenai bagaimana penelitian akan dilaksanakan. Bab 4
Hasil dan Pembahasan memberikan penjelasan utuh mengenai sistem dari
perancangan desain fisis sampai analisis ekonomi. Dan yang terakhir Bab 5
Kesimpulan dan Saran, bagaimana sebaiknya perancangan tersebut dilaksanakan
agar memberikan hasil yang lebih baik.
Banyak pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini, maka pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Agus Setiawan yang telah
memberikan arahan dan masukan sebagai dosen pembimbing, juga kepada tim
iv
SUPERC6 yang telah ikut andil dalam diskusi sehingga dapat dituangkan dalam
karya tulis ini.
Semoga penelitian ini berguna sebagai referensi untuk perkembangan
penelitian pada bidang terkait. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh
dari sempurna, sehingga kritik dan saran sangat diharapkan untuk kebaikan di masa
mendatang.
Yogyakarta, 10 Mei 2019
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA ........................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
I.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1
I.2. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
I.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
I.4. Luaran yang diharapkan................................................................................ 3
I.5. Manfaat ......................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6
BAB III DASAR TEORI ........................................................................................ 8
III.1. Standar Baku Air Minum ........................................................................... 8
III.2. Desalinasi Air Laut dan Payau ................................................................... 9
III.3. Reverse Osmosis......................................................................................... 9
III.4. Sistem Pompa Air .................................................................................... 11
III.5. Sistem Pembangkitan Listrik Berbasis Panel Surya ................................ 12
III.6. Perhitungan Matematis Desain ................................................................ 16
BAB IV METODE PENELITIAN ....................................................................... 19
IV.1. Tahapan Pelaksanaan ............................................................................... 19
IV.1.1 Identifikasi Masalah ........................................................................... 21
IV.1.2 Validasi Ide ........................................................................................ 21
IV.1.3 Studi Literatur .................................................................................... 21
IV.1.4 Pengumpulan Data Sekunder ............................................................. 21
IV.1.5 Pengambilan Data Primer .................................................................. 21
IV.1.6 Pembuatan Rancang Bangun Sistem ................................................. 22
IV.1.7 Studi Kelayakan dan Analisis Ekonomi Sistem................................. 22
IV.1.8 Simulasi Sistem.................................................................................. 22
IV.1.9 Pembangunan Sistem ......................................................................... 22
IV.1.10 Sosialisasi Sistem ............................................................................. 23
vi
IV.1.11 Evaluasi dan Perbaikan Sistem ........................................................ 23
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 24
V.1. Potensi Sumber Daya dan Peluang Pasar .................................................. 24
V.2. Desain dan Spesifikasi Sistem................................................................... 24
V.3. Analisis Pasar dan Pemasaran ................................................................... 30
V.3.1. Gambaran Pasar.................................................................................. 30
V.3.2 Analisis Pesaing .................................................................................. 31
V.3.3 Analisis SWOT ................................................................................... 32
V.4. Rencana Pemasaran dan Strategi Pemasaran ............................................ 33
V.4.1 Rencana Pemasaran Unit Bisnis .......................................................... 34
V.4.2 Strategi Pemasaran Unit Bisnis ........................................................... 34
V.5. Analisis Ekonomi dan Perhitungan Biaya ................................................. 35
V.5.1. Sumber Daya Manusia ....................................................................... 35
V.5.2. Investasi Alat ...................................................................................... 35
V.5.3. Posisi Keuangan ................................................................................. 36
V.5.4 Analisis Keuangan............................................................................... 36
V.5.5. Analisis Investasi ............................................................................... 36
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 38
VI.1 Kesimpulan ............................................................................................... 38
VI.2. Saran ........................................................................................................ 38
vii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki 17.508 pulau dengan
luas wilayah 1.913.578,68 km2 (Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, 2017). Dari sekian banyak pulau tersebut terdapat wilayah yang termasuk
3T (tertinggal, terdepan, terluar), dengan 38 kabupaten/kota daerah perbatasan dan
183 kabupaten daerah tertinggal yang diantaranya mengalami krisis air bersih layak
minum (Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2012).
Sayangnya, hanya terdapat 66,8% (perkotaan 64,3% dan pedesaan 69,4%)
dari total rumah tangga yang sudah memiliki akses terhadap sumber air minum
improved di Indonesia. Lima provinsi dengan proporsi tertinggi untuk rumah tangga
yang memiliki akses terhadap air minum improved adalah Bali (82,0%), DI
Yogyakarta (81,7%), Jawa Timur (77,9%), Jawa Tengah (77,8%), dan Maluku
Utara (75,3%); sedangkan lima provinsi terendah adalah Kepulauan Riau (24,0%),
Kalimantan Timur (35,2%), Bangka Belitung (44,3), Riau (45,5%), dan Papua
(45,7%) (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Air bersih yang dapat diminum harus
memenuhi standar baku yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 yang secara fisis tidak berbau, warna 15 TCU, 500
mg/L TDS, kekeruhan 5 NTU, tidak berasa dan memiliki suhu ±3 °C dari suhu
udara dan dengan EC (electroconductivity) maksimum yang dapat dikonsumsi
sebesar 1500 μmhos/cm. Namun, beberapa daerah terluar di Indonesia yang
umumnya merupakan daerah kepulauan yang dikelilingi laut, memiliki air sumur
yang bersifat payau yang tidak layak dikonsumsi.
Air payau harus mengalami proses desalinasi terlebih dahulu agar dapat
dikonsumsi sebagai air tawar. Proses desalinasi dapat ditempuh dengan berbagai
macam cara, salah satu caranya adalah dengan reverse osmosis. Untuk melakukan
proses tersebut, tentunya membutuhkan listrik tambahan karena harus mampu
1
memompa air dari sumur dan memaksa air payau melewati suatu membran filter
untuk dapat dimurnikan dan diubah menjadi air tawar.
Kalimantan Utara adalah salah satu provinsi yang berbatasan langsung
dengan negara tetangga Indonesia, membuat beberapa daerah di provinsi tersebut
menjadi daerah 3T. Rasio elektrifikasi Kalimantan Utara yaitu 84,78 %,
menandakan bahwa pasokan listrik di provinsi tersebut belum menyeluruh
(Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2017). Sehingga, untuk
membangun sistem desalinasi air di provinsi tersebut, tidak dapat mengandalkan
pasokan listrik yang disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara. Sumber listrik
independen dapat menjamin produksi air tawar layak konsumsi. Sumber listrik
independen salah satunya bisa didapatkan dari energi surya, mengingat letak
Indonesia di dekat khatulistiwa yang mengalami penyinaran matahari rata-rata
sebesar 4,8 kWh/m2 per hari sepanjang tahun.
Salah satu wilayah Kalimantan Utara, Sebatik Timur, memiliki potensi
energi surya dengan solar cell sebesar 5,01 kWh/m2 per hari. Potensi tersebut dapat
dimanfaatkan untuk menyuplai sampai 4.000 liter air layak minum dengan
rancangan sistem pompa dan mesin reverse osmosis dengan penggunaan energi
sebesar 4 kWh untuk tiap sistem.
Dari data diperoleh bahwa harga air bersih yang dijual di daerah Sebatik
Timur terbilang mahal dalam kisaran harga 10 ribu – 15 ribu rupiah. Mayoritas
pekerjaan dari masyarakat adalah berkebun dan nelayan, maka harga air tersebut
menjadi berat apabila hasil bumi dan laut tidak sesuai usaha. Oleh karena itu perlu
adanya penyediaan air bersih yang murah dan terjangkau.
Penyediaan air bersih layak minum dengan proses sistem ini merupakan
solusi dari masalah yang dialami oleh masyarakat di wilayah Kecamatan Sebatik
Timur. Penyinaran matahari yang tinggi dimanfaatkan untuk suplai daya sistem.
Dengan sistem penyediaan air bersih layak minum kemungkinan akan
meningkatkan kualitas hidup dan dapat memutar perekonomian masyarakat.
2
I.2. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam sistem penyediaan air bersih layak minum
berbasis tenaga surya di desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten
Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara antara lain :
1. Kesulitan warga kecamatan Sebatik Timur mendapatkan sumber air
tawar dari sumur air
2. Kesulitan warga dalam mendapatkan air bersih layak minum
3. Mahalnya air bersih layak minum yang dijual
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang akan dicapai dalam sistem penyediaan air bersih layak minum
berbasis tenaga surya di desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten
Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara antara lain :
1. Merancang sistem pengangkatan air dari laut maupun sumur payau.
2. Merancang sistem desalinasi air menggunakan metode reverse osmosis.
3. Merancang sistem penyimpanan dan pendistribusian.
4. Menyediakan air bersih layak minum bagi masyarakat desa Tanjung
Aru yang lebih terjangkau.
5. Memberdayakan warga desa Tanjung Aru dalam usaha penyediaan air
bersih layak minum.
6. Memanfaatkan energi terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan
sebagai solusi krisis energi nasional.
I.4. Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan dari perancangan sistem penyediaan air bersih
layak minum berbasis tenaga surya di desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur,
Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara dalam kurun waktu dekat ini
adalah mendapatkan rancang bangun yang layak dalam berbagai segi yaitu
keteknikan, ekonomi, sosial dan kemasyarakatan. Sedangkan luaran lanjut adalah
rancang bangun tersebut dapat diimplementasikan secara nyata untuk memberi
3
manfaat yang nyata juga keberlanjutan dari sistem tersebut bagi masyarakat desa
Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan, Provinsi
Kalimantan Utara. Luaran lebih lanjut lagi adalah rancang bangun tersebut menjadi
percontohan dan dapat diimplementasikan diberbagai tempat dengan kondisi
wilayah yang memiliki karakteristik dekat dengan desa Tanjung Aru.
I.5. Manfaat
Manfaat yang akan diterima dari sistem penyediaan air bersih layak minum
berbasis tenaga surya di desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur ini adalah:
1. Bagi Mahasiswa :
a. Memberikan
kesempatan
bagi
mahasiswa
untuk
belajar
membangun sebuah rancangan yang layak dan bermanfaat secara
nyata bagi masyarakat.
b. Menjadi sarana mahasiswa untuk mengembangkan keilmuannya
dalam berbagai bidang dengan implementasi rancangan.
2. Bagi Masyarakat desa Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur :
a. Menyediakan air bersih layak minum untuk masyarakat desa
Tanjung Aru, Kecamatan Sebatik Timur.
b. Mengurangi dampak buruk terhadap kesehatan akibat penggunaan
air tidak layak konsumsi.
c. Memberi lapangan usaha sehingga dapat mengurangi jumlah
pengangguran.
d. Melatih pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam
penggunaan energi terbarukan.
4
3. Bagi Masyarakat Umum :
a. Menjadi percontohan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
terutama energi terbarukan dan pengimplementasiannya dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan agar sumber air dapat
tetap lestari.
c. Meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan.
4. Bagi Pemerintah :
a. Meningkatkan kualitas kesehatan serta pengetahuan kesadaran
lingkungan bersih di Indonesia kedepannya.
b. Mendukung program pemerintah dalam penyediaan air bersih
layak minum, pemberdayaan masyarakat dengan membuka
lapangan pekerjaan, dan pemanfaatan energi terbarukan sebagai
solusi krisis energi nasional
c. Mendukung Sustainable and Development Goals dalam hal
meningkatkan kehidupan sehat dan sejahtera, air bersih dan
sanitasi layak, energi bersih dan terjangkau serta pekerjaan layak
dan pertumbuhan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Desain untuk sistem desalinasi dengan osmosis balik yang dipasok daya
listrik dari sinar matahari telah dilakukan (Mahmoud, 2003). Desain sistem bermula
dari desa terpencil bernama Al-Maleh yang memiliki banyak sumber mata air
panas. Sumber mata air panas tersebut memiliki kandungan garam sebanyak 3400
ppm, sehingga tidak layak baik untuk dikonsumsi maupun digunakan untuk
keperluan mandi dan memasak. Panel surya dipilih karena kondisi iklim desa yang
kering dan penyinaran sepanjang tahun. Studi kelayakan terhadap sistem telah
dilakukan dengan data dari software dan perhitungan ekonomi didapatkan hasil
produksi harian dari 1000 liter air bersih dari air laut membutuhkan energi 820 Wp
dari pembangkitan listrik menggunakan panel surya.
Penelitian lain mengenai pemurnian air minum dilakukan menggunakan
sistem osmosis maju ditambah dengan sistem nanofiltrasi (Hamad & Chirwa,
2019). Sistem ini memanfaatkan Polydiallyldimethylammonium Chloride
(PolyDADMAC) sebagai kation polielektrolit. Penelitian tersebut mengevaluasi
kemampuan PolyDADMAC sebagai agen osmotik pada proses osmosis. Hasil dari
studi tersebut menunjukkan bahwa DADMAC yang digunakan secara monomer
mampu melakukan ion rejection (96%) lebih baik dibandingkan dengan
PolyDADMAC (85%).
Beberapa tinjauan dilakukan untuk mengevaluasi sistem desalinasi osmosis
balik menggunakan energi terbarukan seperti energi bayu, panas bumi dan energi
matahari (Ali, Haj, Taha, & Soudan, 2018). Energi bayu memiliki potensial pada
penggunan sistem desalinasi di pinggir laut dimana turbin angin memperoleh
tenaga bayu yang maksimal. Panas bumi bisa menjadi pilihan terbaik untuk
memberikan suplai daya yang besar pada sistem desalinasi, sehingga air yang
diperoleh bisa maksimum. Namun, tantangan panas bumi adalah pada lokasi
geografis suatu wilayah yang tidak selalu memiliki sumur panas bumi. Penggunaan
solar panel untuk memasok suplai daya pada sistem desalinasi merupakan pilihan
6
paling menjanjikan untuk mengimplementasikan sistem desalinasi pada wilayah
yang tidak tejamah saluran transmisi listrik. Sifat intermittent dari matahari yang
tidak tersedia pada malam hari dapat diatasi menggunakan baterai untuk
menyimpan energi.
7
BAB III
DASAR TEORI
III.1. Standar Baku Air Minum
Air merupakan kebutuhan utama manusia. Air digunakan sebagai air
minum, memasak dan mencuci. Air yang baik merupakan air yang tidak berbau,
tidak berasa dan tidak mengandung mikroba dan/atau zat berbahaya. Air dapat
diperoleh melalui sumber mata air seperti sungai, danau, atau air yang sudah
dikelola dan didistrubusikan oleh PDAM. Namun, ketersediaan air yang layak
konsumsi pada negara transisi dan berkembang belum cukup memadai. Bahkan ada
1,1 milyar orang pada tahun 2000 yang tidak dapat memperoleh air minum yang
layak (Sitanggang, 2016).
Air minum memiliki standar tertentu agar layak dikonsumsi. Adapun
standar
tersebut
telah
diatur
dalam
Peraturan
Menteri
Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Parameter
wajib yang berhubungan langsung dengan kesehatan antara lain parameter
mikrobiologi dan kimia anorganik. Sedangkan parameter yang tidak langsung
berhubungan dengan kesehatan antara lain adalah parameter fisik dan parameter
kimiawi (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010).
Tabel 1. Standar Baku Air Minum Menurut Peraturan Menteri Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
8
III.2. Desalinasi Air Laut dan Payau
Desalinasi adalah proses produksi air jernih dengan kadar garam rendah dari
sumber air yang memiliki kadar garam tinggi (air laut maupun air payau). Rata-rata
97.5% air di planet bumi terdapat di laut, sehingga air tersebut terklasifikasi sebagai
air dengan kadar garam yang tinggi. Dari 2.5% kandungan air tawar, 70% berbentuk
es dan salju di kutub, 30% sisanya berbentuk air tanah, air sungai, danau, dan uap
lembab di udara. Sehingga, meskipun kandungan air di planet bumi melimpah,
kurang dari 2.6 juta mil kubik dari 333 juta mil kubik air di planet mengandung
kadar garam rendah dan dapat digunakan untuk konsumsi air minum sehari-hari.
Desalinasi merupakan kunci untuk memanfaatkan sumber daya air yang paling
melimpah di bumi, yaitu laut (Voutchkov & Consultants, 2017).
III.3. Reverse Osmosis
Reverse osmosis adalah proses demineralisasi atau deionisasi air yang
semula mengandung kontaminan seperti garam mineral anorganik, padatan
tersuspensi, mikroorganisme dan gas terlarut dengan memaksanya melewati suatu
9
membran semi-permeable. Semi-permeable adalah membran yang secara selektif
meloloskan partikel-partikel air, sekaligus mencegah kontaminan dengan molekul
yang lebih besar untuk lolos (Schippers, 2016). Untuk dapat melakukannya, air
yang akan diproses harus diberikan tekanan tinggi di atas tekanan osmotik untuk
melewati membran semi-permeable tersebut.
Dalam osmosis, zat pelarut berpindah secara spontan dari larutan dengan
konsentrasi rendah menuju larutan dengan konsentrasi relatif lebih tinggi di
sepanjang membran semipermeabel. Aliran dari zat pelarut dapat diperlambat
dengan cara meningkatkan tekanan dari larutan dengan konsentrasi lebih tinggi.
Aliran dari zat pelarut dapat berhenti ketika tekanan yang diberikan pada larutan
tersebut sebesar osmotic pressure πœ‹. Berdasarkan data hasil eksperimen, osmotic
pressure πœ‹ sebanding dengan konsentrasi dari solute dan temperatur. Persamaan
untuk menghitung osmotic pressure πœ‹ adalah
πœ‹=
𝑛
𝑅𝑇
π‘‰π‘š
(3.1)
dimana 𝑛 adalah mol dari zat terlarut, π‘‰π‘š adalah volume dari air murni dalam π‘š3
yang berhubungan dengan zat terlarut, 𝑅 adalah konstanta gas ideal 82.057 x 10-3
π‘š3 . π‘Žπ‘‘π‘š⁄π‘šπ‘œπ‘™ . 𝐾 , dan 𝑇 adalah temperatur dalam 𝐾.
10
Gambar 1. Mesin Reverse Osmosis
(https://www.homedepot.com/p/Olympia-Water-Systems-5-Stage-Under-SinkReverse-Osmosis-Water-Filtration-System-with-50-GPD-Membrane-OROS50/302794750)
Bila tekanan yang diberikan pada larutan dengan konsentrasi tinggi
melebihi dari osmotic pressure πœ‹, maka zat pelarut akan mengalir dari larutan
dengan konsentrasi tinggi menuju larutan dengan konsentrasi rendah. Proses
tersebut dikenal sebagai reverse osmosis (C. J. Geankoplis, 1993).
III.4. Sistem Pompa Air
Pompa merupakan suatu mesin fluida yang menambahkan energi kepada
fluida. Kenaikan energi dari fluida tersebut berupa kenaikan tekanan pada fluida.
Dalam suatu sistem pemipaan, pompa digunakan untuk mengatasi friksi yang
timbul akibat interaksi fluida dengan dinding pipa, meningkatkan energi kinetik dan
potensial fluida, serta tekanan.
11
Gambar 2. Pompa
(https://www.completepumpsupplies.co.uk/calpeda-a-65-150ac-self-primingcentrifugal-pumps)
Pompa dapat dikategorikan menjadi dua berdasarkan prinsip kerjanya, yaitu
positive-displacement pump dan dynamic pump. Positive-displacement pump
bekerja melalui perubahan volume pada rongga bagian dalam pompa. Ketika katup
dibuka, fluida masuk menuju rongga melalui inlet. Ketika katup tertutup, fluida
ditekan keluar melewati outlet. Salah satu contoh positive-displacement pump
adalah jantung mamalia. Semua positive-displacement pump bekerja secara
periodik. Kelebihan dari pompa jenis ini adalah mampu mengalirkan fluida dengan
viskositas yang tinggi serta dapat beroperasi dengan tekanan tinggi. Dynamic pump
merupakan pompa yang mampu meningkatkan momentum dari fluida melalui bilah
atau baling-baling. Kelebihan dari dynamic pump adalah pompa jenis ini mampu
menghasilkan laju airan yang lebih besar dibandingkan positive-displacement pump
tetapi tidak dapat menghasilkan tekanan fluida yang tinggi (F. M. White, 2011).
III.5. Sistem Pembangkitan Listrik Berbasis Panel Surya
Panel surya merupakan pembangkit listrik yang mampu mengkonversi
penyinaran matahari yang diubah menjadi arus listrik melalui sebuah panel
semikonduktor. Panel surya juga memiliki kelebihan menjadi sumber energi yang
praktis karena dapat dipasang secara modular di setiap lokasi yang membutuhkan.
Komponen yang terdapat pada sistem pembangkit listrik berbasis panel
surya adalah modul fotovoltaik, baterai, charge controller, inverter, dan peralatan
keselamatan.
12
Modul panel surya merupakan komponen yang dapat menghasilkan listrik
melalui photovoltaic effect, fenomena dimana material tertentu dapat menghasilkan
arus listrik ketika terpapar cahaya. Dua tipe lapisan material semikonduktor
disatukan untuk dapat menghasilkan fenomena ini. Salah satu lapisan harus
memiliki jumlah elektron yang terdeplesi. Ketika terpapar sinar matahari, lapisan
material tersebut akan menyerap photon. Proses tersebut menyebabkan elektron
pada material tereksitasi sehingga elektron berpindah dari lapisan material ke
lapisan yang lain, menghasilkan listrik.
Gambar 3. Modul fotovoltaik
(https://www.luminousindia.com/20-w-12-v.html)
Baterai merupakan komponen yang digunakan pada sistem untuk
menyimpan energi listrik. Baterai terdiri dari beberapa sel baterai dimana tiap sel
baterai terdiri dari satu atau beberapa plat positif dan plat negatif. Ukuran dari plat
mempengaruhi besar energi yang dapat disimpan oleh baterai. Kedua jenis plat
tersebut terendam di dalam larutan elektrolit, baik berbentuk cair atau gel, dimana
muatan dapat mengalir ketika beban diberikan kepada baterai.
13
Gambar 4. Baterai
(http://language.mkbattery.com/pvsolar_products.php)
Charge
controller
merupakan
komponen
yang
berfungsi
untuk
mengendalikan proses pengisian daya dari modul panel surya menuju baterai
dengan cara mengendalikan arus dan tegangan. Tanpa menggunakan charge
controller, modul panel surya akan mengalirkan seluruh arus menuju baterai tanpa
melihat apakah daya baterai sudah terisi penuh atau belum. Hal ini akan
mengakibatkan baterai menjadi kelebihan daya dan menjadi rusak.
Gambar 5. Charge Controller
(https://www.newenergycoop.co.uk/20amp_pwm_solar_charge_control_cmtd20.html)
Inverter merupakan komponen yang berfungsi untuk mengubah arus searah
(direct current) yang dihasilkan modul panel surya dan mengubahnya menjadi arus
bolak-balik (alternating current). Komponen ini diperlukan karena arus listrik yang
dihasilkan oleh modul panel surya merupakan arus searah dan barang-barang
elektronik yang digunakan sehari-hari menggunakan arus bolak-balik sehingga
energi listrik yang dihasilkan modul panel surya tidak dapat secara langsung
digunakan oleh barang elektronik.
14
Gambar 6. Inverter
(https://whistlergroup.com/products/xp3000i-power-inverter)
Peralatan keselamatan merupakan komponen yang digunakan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan pada sistem. Peralatan yang biasa digunakan
adalah pelindung kabel, saklar, dan pemutus arus. Pelindung kabel berfungsi untuk
mencegah kerusakan pada kabel konduktor yang mengubungkan komponenkomponen penyusun sistem. Saklar berfungsi untuk menghentikan sistem sehingga
proses perawatan dapat dilaksanakan. Pemutus arus berfungsi untuk mencegah
terjadinya kelebihan arus yang berpotensi menyebabkan kebakaran (Mayfield,
2010).
Gambar 7. Pemutus arus
(http://www.moeller.net/en/products_solutions/solutions/erneuerbare_energien/ph
otovoltaik/dc-schutzschalter.jsp
15
III.6. Perhitungan Matematis Desain
Perhitungan matematis dari sistem desalinasi osmosis balik menggunakan
panel surya dimulai dari permintaan kebutuhan air murni siap minum, kandungan
garam (salinitas) air sumur, dan parameter-prameter cuaca lain terutama besar peak
sun hour dalam satu wilayah.
III.6.1.
Perhitungan Sistem Pemompaan
Asumsi dilakukan untuk menentukan berapa banyak
kebutuhan air murni yang harus dihasilkan tiap hari, dengan
mempertimbangkan jumlah penduduk dan rata-rata kebutuhan
tiap orang, energi hidrolik untuk desain pompa dihitung
menggunakan persamaan 3.2.
πΈβ„Ž = πœŒπ‘”π‘„β„Ž
(3.2)
Parameter 𝜌 adalah densitas standar air, biasanya bernilai
1000 kg/m3. Parameter 𝑔 adalah percepatan gravitasi dalam m/s2,
𝑄 adalah jumlah kebutuhan volume air per hari m3/hari dan h
adalah jumlah total head pompa dalam m.
Panel surya digunakan untuk memasok daya ke pompa,
sehingga besar πΈβ„Ž kemudian digunakan untuk menghitung berapa
banyak energi yang harus dibangkitkan oleh panel surya. Energi
yang dibangkitkan oleh panel surya memperhatikan efisiensi
pompa dan efisiensi inverter DC/AC, mengikuti persamaan 3.3.
𝐸𝑃𝑉 =
Parameter πœπ‘–π‘›π‘£
πΈβ„Ž
𝜁
πœπ‘–π‘›π‘£ 𝑝
(3.3)
merupakan efisiensi inverter DC/AC,
biasanya sebesar 0,85-0,9. Parameter πœπ‘ merupakan efisiensi
pompa, biasanya sekitar 0,5-0,6. Nilai PSH (Peak Sun Hour) dan
𝐸𝑃𝑉 kemudian digunakan untuk menghitung daya puncak
generator panel surya dengan persamaan 3.4.
𝑃𝑃𝑉 =
16
1,25 × πΈπ‘ƒπ‘‰
𝑃𝑆𝐻
(3.4)
Angka 1,25 merupakan faktor keselamatan. Parameter PSH
dihitung menggunakan persamaan 3.5.
𝑃𝑆𝐻 =
𝐸𝑠𝑑
πΊπ‘œ
(3.5)
Parameter 𝐸𝑠𝑑 merupakan rata-rata penyinaran matahari tiap hari
di suatu daerah dalam kWh/m2hari, dan πΊπ‘œ merupakan nilai
puncak intensitas penyinaran dalam W/m2.
III.6.2.
Perhitungan Sistem Osmosis Balik
Perhitungan osmosis balik dimulai dari berapa unit mesin
osmosis balik yang akan dipakai, berapa jam per hari mesin akan
bekerja. Asumsi tiap 1 m3 air yang diproses membutuhkan 2 kWh
pasokan daya listrik,
maka energi yang dikonsumsi mesin
osmosis balik (𝐸𝑅𝑂 ) dihitung menggunakan persamaan 3.6.
𝐸𝑅𝑂 = 2 (π‘˜π‘Šβ„Ž) ×
𝑄
1 π‘š3
(3.6)
Parameter 𝐸𝑅𝑂 kemudian digunakan untuk menghitung
energi yang harus dibangkitkan oleh panel surya (𝐸𝑃𝑉𝑅 ) dengan
memperhatikan efisiensi inverter (πœπ‘–π‘›π‘£ ), efisiensi penyimpanan
baterai (𝜁𝐡 ), dan efisiensi regulator baterai (πœπ‘… ).
𝐸𝑃𝑉𝑅 =
𝐸𝑅𝑂
πœπ‘–π‘›π‘£ × πœπ΅ × πœπ‘…
(3.7)
Parameter 𝐸𝑃𝑉𝑅 kemudian digunakan untuk mencari besar
daya puncak yang dibutuhkan oleh mesin osmosis balik dengan
persamaan 3.8.
𝑃𝑃𝑉𝑅 =
2,5 × πΈπ‘ƒπ‘‰π‘…
𝑃𝑆𝐻
(3.8)
Total daya yang dibutuhkan oleh sistem adalah penjumlahan daya
pompa 𝑃𝑃𝑉 dan 𝑃𝑃𝑉𝑅 . Daya tersebut kemudian digunakan untuk
17
menghitung jumlah panel yang harus digunakan, sesuai dengan
persamaan 3.9.
𝑛(π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž 𝑃𝑉) =
𝐼𝑠𝑐 π‘‰π‘œπ‘
π‘ƒπ‘ƒπ‘‰π‘‘π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™
𝑛(π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž 𝑃𝑉) =
𝐼𝑠𝑐 π‘‰π‘œπ‘
𝑃𝑃𝑉 + 𝑃𝑃𝑉𝑅
(3.9)
Parameter 𝐼𝑠𝑐 dan π‘‰π‘œπ‘ merupakan data yang didapatkan dari
spesifikasi panel surya yang dipakai dari keluaran pabrik tertentu.
III.6.3.
Perhitungan Sitem Baterai
Baterai digunakan untuk memastikan bahwa aliran air bersih
tetap kontinyu meskipun tidak tersedia sinar matahari. Besar
kapasitas baterai (𝐢𝐡 ), dinyatakan dalam kWh, dihitung menurut
persamaan 3.10.
𝐢𝐡 = ⌊
(𝐸𝑃𝑉 + 𝐸𝑅𝑂 )
𝜁𝐡 ⌋ π‘π‘Ž
𝐷𝑂𝐷
(3.10)
Parameter 𝐷𝑂𝐷 adalah depth of discharge, yaitu parameter dalam
bentuk persen yang mengurangi daya baterai yang telah terisi
penuh. Parameter π‘π‘Ž merupakan waktu otonom baterai untuk
bertahan tanpa diisi oleh pasokan listrik dari matahari.
III.6.4.
Pemilihan Inverter dan Regulator
Pemilihan inverter disesuaikan dengan daya input yang
dibutuhkan oleh pompa dan mesin osmosis balik. Regulator
dipilih sesuai dengan besar kapasitas baterai untuk menghindari
terlalu banyak pengurangan daya maupun overcharge.
18
BAB IV
METODE PENELITIAN
IV.1. Tahapan Pelaksanaan
19
Gambar 8. Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Tahapan pelaksanaan digambarkan dalam grafik diatas. Adapun dalam hal ini
sistem yang dirancang sudah dalam tahap studi kelayakan dan analisis ekonomi.
Sedangkan untuk simulasi sistem, pembangunan sistem, sosialisasi sistem dan
evaluasi dan perbaikan sistem masih dalam tahapan yang panjang. Adapun
penjelasan mengenai tahapan pelaksanaan antara lain sebagai berikut.
20
IV.1.1 Identifikasi Masalah
Pada tahap ini setiap anggota kelompok berdiskusi mengenai masalah
yang ditemukan dan mengidetifikasi akar permasalahan dan kemungkinan
solusi. Pembagian tugas dan brain storming dari setiap anggota kelompok,
yaitu penjabaran konsep sistem yang akan dibuat serta penjabaran ide.
IV.1.2 Validasi Ide
Validasi ide berfungsi untuk mengevaluasi apakah sistem yang akan
dibuat merupakan kebutuhan yang urgent bagi masyarakat atau tidak, yaitu
dengan melakukan tanya jawab dengan masyarakat. Apabila ide yang akan
dibuat valid dan sesuai kebutuhan maka akan dilakukan pembuatan sistem.
Sebaliknya bila ide tidak valid maka diperlukan pivot, yaitu perubahan ide
secara tepat agar ide yang didapatkan tepat guna.
IV.1.3 Studi Literatur
Studi literatur perlu dilakukan untuk mendapatkan perkembangan
terbaru mengenai penggunaan panel surya, sistem pompa, RO dan potensi
daerah lainnya yang dapat dikembangkan.
IV.1.4 Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder adalah langkah awal rancang bangun, agar
dapat menentukan berbagai komponen lainnya dalam sistem.
IV.1.5 Pengambilan Data Primer
Pengambilan data primer diperlukan untuk memvalidasi data sekunder
yang ada. Dengan memvalidasi secara nyata di lapangan maka dapat
memperbaiki sistem keseluruhan apabila terdapat rancangan yang kurang
tepat.
21
IV.1.6 Pembuatan Rancang Bangun Sistem
Rancang bangun sistem dibangun berdasarkan data-data yang
diperoleh. Data sekunder dan primer menjadi acuan untuk membangun
sistem. Rancang bangun disesuaikan dengan kebutuhan penduduk, potensi
energi, dan efisiensi keberlanjutan usaha.
IV.1.7 Studi Kelayakan dan Analisis Ekonomi Sistem
Studi kelayakan dan analisis ekonomi diperlukan untuk mendapatkan
gambaran mengenai apakah sistem yang dirancang dapat diimplementasikan
atau tidak. Dengan melakukan studi kelayakan dan analisis ekonomi dapat
dihasilkan suatu keputusan terhadap rancangan, apakah perlu dilakukan
penambahan atau pengurangan komponen pada sistem.
IV.1.8 Simulasi Sistem
Simulasi sistem dilakukan dengan melakukan percobaan menggunakan
software, maupun pembuatan sistem skala kecil. Dengan demikian akan
didapatkan nilai tertentu dan dapat diperkirakan hasilnya bila dilakukan
pembangunan sistem.
IV.1.9 Pembangunan Sistem
Membangun sistem penyediaan air bersih layak minum berbasis tenaga
surya di Kecamatan Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan, Provinsi
Kalimantan Utara. Dalam pembangunan sistem, turut serta masyarakat
sekitar sangat diharapkan, agar dalam pembangunan sistem dapat
diperkenalkan sistem secara langsung dan juga dapat saling menjaga
kerukunan antar warga dalam masyarakat.
22
IV.1.10 Sosialisasi Sistem
Sosialisasi
sistem
merupakan
tahapan
sebelum
dan
sesudah
pembangunan sistem. Hal ini merupakan proses bertukan ilmu dan pikiran
antara pihak kami sebagai developer dan dengan masyarakat. Bagaimana agar
sistem ini dapat memberikan manfaat dan bagaimana operasional sistem.
IV.1.11 Evaluasi dan Perbaikan Sistem
Evaluasi perlu dilakukan dengan menerima feedback dari masyarakat,
khususnya yang menggunakan dan melanggan air minum. Bagaimana
manfaat dan kendala dari produk, sehingga kita sebagai developer
mendapatkan masukan. Dari masukan ini, dapat dilakukan evaluasi dan
perbaikan, apakah dari sistem, ataupun dari operasionalnya.
23
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1. Potensi Sumber Daya dan Peluang Pasar
Sumber daya utama yang diperlukan dalam rancang bangun sistem ini
adalah sumber energi matahari dan sumber air sumur. Menurut data KESDM tahun
2017, Indonesia memiliki rerata pasokan harian penyinaran matahari sebesar 4,8
kWh/m2 per hari, sedangkan wilayah Sebatik mendapatkan pasokan rerata harian
penyinaran matahari sebesar 5,01 kWh/m2 perhari.
Adapun air tanah dari sumur serapan dari survey dan wawancara yang
dilakukan tim KKN UGM Sebatik didapati selalu ada sepanjang tahun, dengan
demikian pada musim hujan maupun panas, air sumur tetap ada sepanjang tahun.
Adapun kualitas air dari hasil survey 10 rumah di Desa Tanjung Aru, Dusun Sei
Bajau Indah RT 5, 6, 7 dan 8 adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Kualitas Air di Desa Tanjung Aru
Parameter
Keterangan
Karat besi, belerang, lumut
Bau
Merah-kuning, merah, kuning
Warna
Asin, Lumut
Rasa
Rata-rata 552,8 mg/L
TDS
Rata-rata 984,2 μmhos/cm
EC
7,67 – 8,24
pH
V.2. Desain dan Spesifikasi Sistem
Untuk merancang sistem penyediaan air minum yang sesuai dengan
kebutuhan, perlu adanya beberapa data untuk menentukan parameter alat proses
yang akan digunakan. Proses yang dipilih untuk menyediakan air minum adalah
dengan menghilangkan kadar garam dan mineral berat yang terlarut dalam air
sumur supaya menjadi air siap minum. Proses tersebut dapat ditempuh dengan
berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan ‘menyaring’ atau melewatkan
air sumur payau ke suatu membran filter sehingga air dapat terbebas dari kandungan
24
garam dan mineral beratnya (reverse osmosis). Dengan mengambil daerah pesisir
dekat laut yang memiliki sumur air payau dan aksesibilitas sumur, data yang
dibutuhkan untuk perancangan sistem adalah sebagai berikut:
Kebutuhan air belum disaring
Densitas air laut/ payau
Gravitasi
Rerata
harian
penyinaran
matahari
8 m3/hari
1.027 kg/m3
9,81 m/s2
5.01 kWh/m2 per hari
Dari data mengenai kebutuhan air dan juga parameter air yang telah
dijelaskan sebelumnya maka kita dapat memilih suatu alat proses. Alat proses
utama yang akan digunakan untuk sistem penyediaan air minum adalah mesin
reverse osmosis, dimana mesin
tersebut memiliki spesifikasi tertentu supaya
bekerja dengan baik. Mesin reverse osmosis yang dikaji memiliki spesifikasi umum
sebagai berikut:
0,5
0,5 hp / 8.948,4 Wh
Efisiensi
Konsumsi Energi
Selain itu, proses reverse osmosis juga memerlukan komponen-komponen
tambahan yang menunjang seperti pompa dan suplai daya. Spesifikasi umum
pompa yang digunakan untuk memasok air ke dalam tangki adalah sebagai berikut:
0.8
11.19 Watt
268,66 Wh
Efisiensi
Kebutuhan Daya
Konsumsi Energi
Suplai daya menjadi satu komponen yang vital mengingat daerah 3T yang
dikaji seringkali memiliki keterbatasan suplai daya listrik, bahkan untuk memenuhi
kebutuhan energi primer. Sehingga, sistem penyediaan air yang dirancang juga
perlu mempertimbangkan aspek kemandirian energi untuk suplai daya listrik.
25
Untuk keperluan suplai daya, dipilih modul panel surya dengan
mempertimbangkan bahwa rata-rata wilayah Indonesia mengalami penyinaran
matahari sepanjang tahun, sehingga modul panel surya dapat memberikan suplai
daya rata-rata yang sama per hari. Perancangan sistem untuk suplai daya bisa jadi
berbeda untuk daerah-daerah tertentu, berganung pada potensi dan karakteristik
yang ada pada daerah tersebut. Panel surya tidak cocok digunakan pada daerah 3T
yang memiliki vegetasi hutan tinggi.
Panel surya sendiri masih memerlukan beberapa komponen penunjang untuk
dapat terpasang sebagai sumber energi, yaitu baterai, inverter dan kontroler. Baterai
berfungsi sebagai penyimpan daya yang telah dihasilkan oleh panel surya. Daya
yang disimpan oleh baterai, apabila ingin digunakan memiliki arus DC, sedangkan
baterai sendiri digunakan sebagai suplai (pendukung) untuk menghidupkan pompa
dan mesin RO. Alat-alat elektronik rumah tangga secara umum dipasok dengan
listrik arus AC. Untuk itu, diperlukan inverter yang dapat mengubah arus DC
baterai menjadi arus AC. Biasanya, inverter DC/AC memiliki efisiensi sebesar
0,85.
Kontroler ditambahkan juga pada sistem suplai daya, mempertimbangkan
keadaan matahari yang berubah-ubah tiap jam. Kontroler secara otomatis dapat
mengatur kapan sistem berjalan dan mati dengan mengukur dan melakukan
diagnosa terhadap potensi matahari yang ada pada hari tersebut.
Setelah dirancang komponen apa saja yang diperlukan untuk membangun
satu sistem penyediaan air, parameter lingkungan perlu diketahui untuk
menentukan hasil akhir produk yang akan dituju.
Diasumsikan sumur air yang dimiliki memiliki kedalaman maksimum 5
meter, pompa diletakkan 7 meter di atas permukaan air sumur dan pemipaan yang
tersedia merupakan pipa PVC dengan diameter ¾ inch, dapat dihitung total
pumping head sepanjang 12 meter. Telah diketahui juga bahwa pompa memiliki
efisiensi sebesar 0,8. Pompa tersebut terhubung dengan inverter yang memiliki
efisiensi 0,8. Inverter juga terhubung dengan mesin reverse osmosis. Dengan data
26
tersebut dapat dihitung kebutuhan energi yang sesuai untuk sistem dengan
kompensasi efisiensi tiap komponen adalah sebagai berikut:
Kebutuhan daya pompa dengan
Kompensasi efisiensi
Kebutuhan energi pompa dengan
Kompensasi efisiensi
Kebutuhan energi mesin RO
dengan Kompensasi efisiensi
Kebutuhan energi total sistem
11,19 Watt
268,66 Wh
15.482 Wh
15.750 Wh
Kebutuhan energi total sistem tersebut kemudian menjadi acuan energi yang
harus dihasilkan oleh panel surya. Dengan data potensi energi surya Dalam
parameter peak sun hour, maka suplai energi yang harus dihasilkan oleh panel surya
adalah sebagai berikut:
Daya yang harus dibangkitkan 67,166 Wp
panel surya dengan faktor safety
untuk pompa
Daya yang harus dibangkitkan 3.870,41 Wp
panel surya dengan faktor safety
untuk mesin RO
Daya
total
yang
harus 3.937,58 Wp
dibangkitkan panel surya
Desain suplai daya menggunakan panel surya secara umum memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
Daya maksimum (Pmax)
Tegangan pada Pmax
Arus pada Pmax
Arus pada kondisi terbuka
Tegangan pada kondisi terbuka
Jumlah sel per modul
Dimensi (W x D x H)
27
250 Watt
30.6 Volt
8.17 Amp
8.85 Amp
37.56 Volt
60 sel
1650 x 992 x 40
Dengan spesifikasi modul panel surya di atas, maka dapat ditentukan jumlah
modul yang diperlukan untuk sistem, sebagai berikut:
Kebutuhan energi total
Daya oleh modul solarcell x PSH
Jumlah modul
15.750 Wh
1.250 Wph
12.6
Untuk menjamin kehandalan sistem, jumlah modul panel surya ditentukan
lebih banyak dari hitungan di atas, sehingga paling tidak untuk sistem tersebut,
disediakan jumlah modul sebanyak 15 buah. Dari jumlah tersebut akan dipasang
seri atau paralel dari data perhitungan berikut:
Kebutuhan daya total
Voc
Isc
n
Seri
Paralel
Daya yang dihasilkan dari spesifikasi modul
solarcell
3.937,58 Wp
37,56 V
8,17 A
2,533
5
3
4.602,978 Wp
Daya yang dihasilkan tersebut nantinya akan disimpan di dalam baterai.
Penggunaan baterai disesuaikan dengan daya maksimum yang dapat diberikan oleh
modul panel surya dan faktor efisiensi, karena daya yang dihasilkan adalah sebesar
4.602,978 Wp jika disesuaikan dengan baterai yang tersedia di pasar adalah sebagai
berikut:
Efisiensi (penyimpanan baterai)
Kapasitas penyimpanan
Spesifikasi
0,8
4.000 Wp
12 V 100 Ah
Dengan perhitungan melibatkan efisiensi penyimpanan baterai, didapatkan
jumlah baterai yang dapat digunakan untuk sistem adalah sebanyak 5 baterai, dan
ditambah 1 baterai untuk operasional kontroler, inverter, lampu, dan operasional
lainnya, sehingga total jumlah baterai yang dibutuhkan oleh sistem adalah 6 baterai.
28
Berikut ini skema sistem penyediaan air minum berbasis tenaga surya.
Rancangan Sistem
Pompa Air
220 V/ 250 W
Rever se Osmo sis
Desalination System
1x 0.5 Hp/ 220 V
Solar cell module
15 x 250 Wp
Baterai
6 x 220 V/ 100 Ah
Tangki Air
1 x 5000 L
Inverter
12 V DC to 220 V
Gambar 9. Skema sistem penyediaan air minum berbasis tenaga surya
Cara kerja sistem dimulai dari Modul PV yang memanen energi dari sinar
matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. Energi tersebut kemudian
disimpan di dalam baterai. Inverter mengubah arus listrik searah dari baterai
menjadi arus bolak-balik yang umumnya digunakan oleh peralatan listrik. Energi
listrik tersebut kemudian digunakan oleh pompa untuk mengangkat air dari sumur
29
dan kemudian ditampung didalam tangki. Adapun mesin RO mengambil air dari
tangka kemudian memurnikan air tersebut. Air bersih yang telah melalui beberapa
penyaringan dan radiasi UV pada mesin RO kemudian disimpan didalam tangki,
atau dapat langsung diisi kedalam galon. Galon air siap didistribusikan ke
masyarakat.
V.3. Analisis Pasar dan Pemasaran
V.3.1. Gambaran Pasar
Desa Tanjung Aru terdiri dari empat dusun yaitu Dusun Pantai
Indah sebanyak 648 jiwa, Dusun Mekar sebanyak 507 jiwa, Dusun
Padaelo sebanyak 579 jiwa, dan Dusun Sei Bajau Indah sebanyak 519
jiwa. Sehingga total di desa Tanjung Aru terdapat 2253 jiwa. Adapun
total masyarakat di pulau Sebatik adalah sebanyak 80.000 jiwa.
Sehingga bila kita lakukan perhitungan dengan asumsi setiap orang
membutuhkan air 2 liter per hari untuk makan, minum dan memasak,
maka :
Tabel 3. Kebutuhan Air di Sebatik
2253 jiwa
Jumlah masyarakat desa Tanjung Aru
Jumlah masyarakat pulau Sebatik
80.000 jiwa
Kebutuhan air minum desa Tanjung Aru
4506 liter per hari
Kebutuhan air minum pulau Sebatik
160.000 liter per hari
Produksi air oleh sistem
4000 liter per hari
Dari tabel tersebut dapat kita lihat bahwa, kita bisa memenuhi
88% kebutuhan air minum di desa Tanjung Aru, dan 2,5% kebutuhan
total air minum di Sebatik. Untuk peluang pasar dari perhitungan
tersebut, dapat dikatakan bahwa produksi perharinya akan habis terjual
dengan catatan distribusi penjualan yang tepat.
30
V.3.2 Analisis Pesaing
Analisis pesaing merupakan suatu perbuatan menganalisa atau
mengidentifikasi apa-apa saja yang dilakukan oleh pihak pesaing atau
perusahaan yang menghasilkan barang atau jasa yang mirip dengan
produk kita. Adapun analisis pesaing penyediaan air minum di Sebatik,
Kalimantan Utara adalah sebagai berikut.
Tabel 4. Analisis pesaing
No
.
Produk Pesaing
Keunggulan dan Kelemahan
Depot Air Minum Biasa
Keunggulan:
ο‚· Mudah dijumpai di berbagai tempat.
ο‚· Telah
mendapatkan
kepercayaan
masyarakat setempat.
1.
Air Minum Kemasan
2.
Kelemahan:
ο‚· Karena letak lokasi di daerah terpencil
dengan aksesibilitas rendah, maka bisa terjadi
adanya monopoli harga air minum dengan
harga relatif mahal.
ο‚· Kualitas air belum pasti sesuai dengan
standar baku.
Keunggulan:
ο‚· Telah memiliki branding yang kuat.
ο‚· Mudah dijumpai dan dijual di berbagai
tempat.
ο‚· Terdapat kontrol kualitas di setiap
kemasannya.
Kelemahan:
ο‚· Harga relatif mahal apabila menggunakan
harga akumulasi ukuran galon.
31
V.3.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan
(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan
yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, di mana
aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi
ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman
(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Berikut ini adalah analisis SWOT dari Sistem Penyediaan Air
Minum Berbasis Tenaga Surya :
32
Kekuatan (Strength)
ο‚·
Kelemahan (Weakness)
Pasokan sumber daya (cahaya matahari)
permanen
dan
tidak
ο‚·
dapat
biaya
investasi
yang
lumayan tinggi dibandingkan dengan alat
diperdagangkan.
konvensional.
ο‚·
ο‚·
Ramah lingkungan.
ο‚·
Sumberdaya manusia bisa disediakan
ο‚·
Memerlukan
Harga beli produk energinya (modul
panel surya) belum komersial.
secara lokal.
ο‚·
Dukungan kelembagaan masih kurang.
Teknologi relatif mudah dimengerti.
ο‚·
Kebijakan politik yang kurang terhadap
pemanfaatan energi terbarukan.
Peluang (Opportunity)
Ancaman (Threat)
ο‚·
Ada potensi peningkatan nilai tambah.
ο‚·
ο‚·
Menyerap tenaga kerja.
ο‚·
Terbukanya kesempatan perluasan skala
maupun di daerah.
ο‚·
Perubahan cuaca dan iklim yang tidak
dapat diprediksi.
usaha.
ο‚·
Perubahan kebijakan baik secara nasional
Mampu menggantikan peran energi fosil
ο‚·
Penolakan masyarakat akibat berbagai
konflik kepentingan.
konvensional secara langsung.
V.4. Rencana Pemasaran dan Strategi Pemasaran
Rencanan pemasaran menggunakan metode partnership antara swasta dan
pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar ikut andil pemerintah dalam pengelolaan
sistem dapat terjadi, dengan demikian harga produk dapat diatur dan dibatasi oleh
pemerintah. Adapun rencana pemasaran dan strategi pemasaran dibagi menjadi dua
bagian, dengan melakukan perencanaan terhadap perusahaan dan terhadap unit
usaha. Tujuan dari pemasaran perusahaan adalah mendapatkan unjuk bisnis yang
dapat membuat sistem penyediaan air minum berbasis tenaga surya sebanyak
33
mungkin, tersebar didaerah-daerah dengan kebutuhan air minum dan minimnya
pasokan listrik.
V.4.1 Rencana Pemasaran Unit Bisnis
Pengenalan Usaha
• Pengenalan unit bisnis penyediaan air minum menggunakan mesin osmosis balik
yang mandiri energi dengan harga yang lebih terjangkau.
Promosi Usaha
• Melakukan promosi unit usaha diawal pembangunan.
• Penyebaran poster dan media cetak di Industri, seminar, atau fasilitas yang
strategis.
Pemasaran Air Minum
• Memasarkan air minum melalui 2 skema, yang pertama pembeli dapat
mendatangi gerai dan mengisi galon secara langsung, kedua dengan pemesanan
dan diantar ke alamat.
V.4.2 Strategi Pemasaran Unit Bisnis
Berbagai macam strategi yang dilakukan untuk meningkatkan
penjualan air bersih siap minum, antara lain:
1. Hitting The Sweet Spot
Target pasar langsung ditujukan ke masyarakat yang memiliki
kebutuhan tinggi terhadap air bersih siap minum.
2. Direct Selling
Strategi ini dilakukan dengan pendekatan personal dan menjalin
keakraban langsung pada calon pelanggan dengan memberikan satu
kepercayaan bahwa air yang dijual memiliki kualitas tinggi, sesuai dengan
standar baku air minum dan harga yang terjangkau.
3. Layanan Pesan Antar
Strategi ini membidik ke calon pelanggan dengan mobilitas tinggi atau
aksesibilitas rumah tinggal rendah sehingga memudahkan calon pelanggan
untuk mendapatkan produk. Kepercayaan dibangun dengan ketepatan waktu
mengantar pesanan.
4. Peminjaman Galon
34
Strategi ini bertujuan agar pelanggan yang tidak memiliki wadah untuk
menyimpan air pun dapat menikmati hasil produk. Tentunya strategi ini perlu
diikuti dengan ketertiban pembukuan peminjaman dan pengembalian
sehingga tidak merugikan unit bisnis.
V.5. Analisis Ekonomi dan Perhitungan Biaya
V.5.1. Sumber Daya Manusia
Susunan sumber daya manusia dalam skema skema unit usaha antara lain
sebagai berikut :
STAFF
OPERASIONAL
KARYAWAN
KARYAWAN
KARYAWAN
V.5.2. Investasi Alat
Berikut tabel investasi alat untuk sistem :
Peralatan
Photovoltaic (PV)
Mesin RO dan Paket Filter
Baterai
Jumlah
15
1
12
Total Peralatan
Tanah dan Gedung
Pembebasan Tanah
42m2
Kantor dan Gedung Operasi
Total Tanah dan Gedung
Biaya Instalasi
Pemasangan dan Perkabelan
Biaya Bracket dan bangunan PV
Listrik
Total Biaya Instalasi
1
1
1
1
Total Biaya
35
Harga satuan
3750000 Rp
37725000 Rp
2300000 Rp
Rp
Rp
Rp
56.250.000
37.725.000
27.600.000
121.575.000
2000000 Rp
50000000 Rp
Rp
84.000.000
50.000.000
134.000.000
6750000 Rp
6750000 Rp
3500000 Rp
Rp
6.750.000
6.750.000
3.500.000
17.000.000
Rp
272.575.000
V.5.3. Posisi Keuangan
Berikut tabel posisi keuangan unit usaha adalah sebagai berikut :
POSISI KEUANGAN
SUPERC6
Kas
Peralatan
Tanah dan Gedung
ASET
Rp
Rp
Rp
Total Aset
Utang dan Modal
866.000.000 Utang
138.575.000
134.000.000
Modal
Rp
1.138.575.000 Total Utang dan Modal
Rp
1.138.575.000
Rp
1.138.575.000
V.5.4 Analisis Keuangan
Adapun analisis keuangan unit usaha adalah sebagai berikut :
PERHITUNGAN KEUANGAN UNIT USAHA
Peralatan
1 Paket
Rp 138.575.000
Tanah dan Gedung
1 Paket
Rp 134.000.000
Tenaga Kerja
4 Orang/bulan
Rp 12.000.000
Total
Rp 284.575.000
Kapasitas
Asumsi Umur Peralatan 10 tahun
4000 Liter Per Hari
1460000 Liter Per Tahun
Penyusutan
Tenaga Kerja
Total
HPP
Rp 28.457.500
Rp 144.000.000
Rp 172.457.500
Rp
118 per liter
Harga Jual
Margin
Rp
Rp
250
132
V.5.5. Analisis Investasi
Adapun analisis investasi unit usaha adalah sebagai berikut :
36
Investasi awal
Cash inflow / tahun
Umur Aset
Discount Rate
Rp
284.575.000
Rp
238.167.500
10 Tahun
4,45% asumsi per tahun
ROI/tahun
Tahun
Aliran Kas
0 Rp (284.575.000)
1 Rp
238.167.500
2 Rp
238.167.500
3 Rp
238.167.500
4 Rp
238.167.500
5 Rp
238.167.500
6 Rp
238.167.500
7 Rp
238.167.500
8 Rp
238.167.500
9 Rp
238.167.500
10 Rp
238.167.500
NET PRESENT VALUE
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
NPV
(284.575.000)
228.020.584
218.305.968
209.005.235
200.100.752
191.575.636
183.413.725
187.895.323
168.118.282
160.955.751
154.098.374
1.616.914.631
37
Profit
Investasi
ROI
Rp
Rp
238.167.500
284.575.000
84% Per Tahun
BEP
1962545 Liter
Payback Periode
1 Tahun
Asumsi per tahun volume penjualan tetap sama
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan perhitungan yang dilakukan, maka didapatkan sistem
penyediaan air minum melalui proses osmosis balik berbasis tenaga surya untuk
daerah 3T dengan lokasi di Desa Tanjung Aru, Sebatik Timur, Kalimantan Utara.
Dengan produksi 4000 L perhari, kebutuhan daya 3937,58 Wp dapat dipenuhi
dengan pemasangan sistem panel surya berjumlah 15 panel spesifikasi 250 watt.
Adapun harga jual per galon (19 L) air adalah Rp 5000, maka akan
didapatkan BEP Unit usaha akan pada penjualan setelah 1.962.545 Liter (103.291
galon) dan Payback Period pada tahun ke 1.
VI.2. Saran
Untuk penelitian lebih lanjut, dapat dilakukan simulasi dan membuat
prototype dalam skala laboratorium. Adapun perhitungan dan analisis ekonomi
lebih lanjut perlu dilakukan, dikarenakan harga komponen panel surya semakin
murah dan semakin baik kualitasnya setiap tahunnya. Selain itu perlu dilakukan
komunikasi dengan pemerintah desa, dan juga komunikasi dengan pihak terkait
agar rancangan dapat diimplementasikan.
38
REFERENSI
Ali, M., Haj, M. El, Taha, E., & Soudan, B. (2018). Recent progress in the use of
renewable energy sources to power water desalination plants. Desalination,
435(November 2017), 97–113. https://doi.org/10.1016/j.desal.2017.11.018
C. J. Geankoplis. (1993). Transport Processes and Unit Operations. Englewood
Cliffs: Prentice-Hall.
F. M. White. (2011). Fluid Mechanics. New York: McGraw-Hill.
Hamad, M. J. A., & Chirwa, E. M. N. (2019). Forward osmosis for water recovery
using polyelectrolyte PolyDADMAC and DADMAC draw solutions as a low
pressure energy saving process. Desalination, 453(November 2018), 89–101.
https://doi.org/10.1016/j.desal.2018.11.016
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2012). Daftar Daerah 3T, 45–49.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2017). Rasio Elektrifikasi 2017,
2019.
Kementrian Kesehatan RI. (2013). RISET KESEHATAN DASAR.
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2017). Buku Informasi
Statistik 2017, 123.
Mahmoud, M. (2003). Solar electric powered reverse osmosis water desalination
system for the rural village , AL Maleh : Design and simulation WATER
DESALINATION SYSTEM FOR THE RURAL VILLAGE AL MALEH :
DESIGN AND SIMULATION. International Journal of Solar Energy,
0(March 2003), 1–12. https://doi.org/10.1080/01425910310001634451
Mayfield, R. (2010). Photovoltaic Design & Installation for Dummies. Hoboken:
Wiley Publishing.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2010). PERMENKES
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
No.
Schippers, J. C. (2016). Efficient Desalination by Reverse Osmosis, (January).
Sitanggang, P. Y. (2016). Sistem Pengolahan Air Minum Terdesentralisasi dengan
Teknologi Membran Sistem Pengolahan Air Minum Terdesentralisasi dengan
Teknologi Membran, (May).
Voutchkov, N., & Consultants, W. G. (2017). Introduction to Reverse Osmosis
Desalination, (January 2010). https://doi.org/10.13140/RG.2.2.13908.60801
i
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Kelompok
A. Ketua Kelompok
1. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat E-mail
Nomor Telepon/HP
Charlis Ongkho
Laki-laki
Teknik Fisika
15/379881/TK/43146
Pekanbaru, 28 April 1997
[email protected]
823 7 9732
2. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SD Marsudirini
Perawang
2003-2009
SMP
SMPN 1 Tualang
SMA
SMAN 1 Tualang
2009-2012
IPA
2012-2015
3. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Jenis Penghargaan
Juara 1 Semar Infographic
Competition
Juara 2 Talent Pitching
Creative Hub Fisipol
Finalis PGN Innovation 2018
Finalis KIST3 UIN Sunan
Kalijaga
Finalis Economic Fair 2018
Juara 3 Basket Putra
Teknisiade Fakultas Teknik
UGM
OSN Fisika Tingkat
Kabupaten & Provinsi,
Juara 2 Kuis Sains Fisika
Universitas Riau
Pihak Pemberi
Penghargaan
SIM UNS
Tahun
Fisipol UGM
2018
PGN
UIN
2018
2018
UKSW
BEM FT UGM
2018
2016
KEMENDIKBUD
2014
UNRI
2014
2019
9.
Juara Harapan 1 Tes Tertulis
OF Universitas Riau
10. OSN Fisika Tingkat
Kabupaten & Provinsi
UNRI
2014
KEMENDIKBUD
2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan karya tulis kami di
Technology for Indonesia, Innovation Camp, Perusahaan Gas Negara.
Yogyakarta, 10 Mei 2019
Ketua Tim
Charlis Ongkho
15/379881/TK/43146
B. Anggota
1. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat E-mail
Nomor Telepon/HP
Andhika Satria P
Laki-laki
Teknik Fisika
16/394971/TK/44263
Pekanbaru, 13 Oktober 1997
[email protected]
081276549595
2. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SD Cendana
Pekanbaru
2004-2010
SMP
SMP Cendana
Pekanbaru
2010-2013
SMA
SMA Cendana
Pekanbaru
IPA
2013-2016
3. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No
1
2
3
4
5
Jenis Penghargaan
Juara 1 Divisi Racing Plane
Kontes Robot Terbang
Indonesia
10 Siswa Berprestasi
Akademik MIPA Tahun
Pelajaran 2015/2016
Peserta Olimpiade Matematika
15 se-Riau
3rd Runner Up - MSG Golf
Tournament - Jakarta Junior
Series
Best Gross 1 - Emeralda Junior
Golf Tournament
Pihak Pemberi
Penghargaan
Kementrian Riset,
Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi
Tahun
2018
SMA Cendana
Pekanbaru
2016
Universitas Riau
2015
Persatuan Golf
Indonesia
2012
Persatuan Golf
Indonesia
2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan karya tulis kami di
Technology for Indonesia, Innovation Camp, Perusahaan Gas Negara.
Yogyakarta, 10 Mei 2019
Anggota Tim
Andhika Satria P
16/394971/TK/44263
1. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat E-mail
Nomor Telepon/HP
Mohammad Ilham Romadon
Laki-laki
Akuntansi
15/381965/EK/20546
Tulungagung, 31 Januari 1996
[email protected]
085258747977
2. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SD Negeri 2
Wajak Kidul
2003-2009
SMP
SMP Negeri 1
Tulungagung
2009-2012
SMA
SMA Negeri 1
Kedungwaru
IPS
2012-2015
3. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No
Jenis Penghargaan
1
Juara 1 Business Plan
Competition
2
10 Besar Economic Fair
3
4
Seperempat Final Accounting
Olympiad
10 Besar National Accounting
Olympiad
Pihak Pemberi
Penghargaan
Universitas Gadjah
Mada
Universitas Kristen
Satya Wacana
Tahun
2017
2018
Universitas Telkom 2018
Universitas
Brawijaya
2018
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan karya tulis kami di
Technology for Indonesia, Innovation Camp, Perusahaan Gas Negara.
Yogyakarta, 10 Mei 2019
Anggota Tim
Mohammad Ilham Romadon
15/381965/EK/20546
1. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
Alamat E-mail
Nomor Telepon/HP
Annisa Auliya Yosanti
Perempuan
Teknik Fisika
16/399932/TK/44946
Semarang, 15 Maret 1998
[email protected]
085337222885
2. Riwayat Pendidikan
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
SD
SD Negeri
Bojongsalaman 01
2004-2010
SMP
SMP Negeri 1
Semarang
2010-2013
SMA
SMA Negeri 3
Semarang
IPA
2013-2016
3. Penghargaan Yang Pernah Diterima
No
1
2
3
Jenis Penghargaan
Juara 1 Festival Ilmiah
Mahasiswa, Semar
Infographics Competition
Juara 1 Mural Teknisiade
Juara 1 Mural Teknisiade
Pihak Pemberi
Penghargaan
Tahun
SIM UNS
2019
BEM FT UGM
BEM FT UGM
2017
2016
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya
buat sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan karya tulis kami di
Technology for Indonesia, Innovation Camp, Perusahaan Gas Negara.
Yogyakarta, 10 Mei 2019
Anggota Tim
Annisa Auliya Yosanti
16/399932/TK/44946
Lampiran 2. Potensi Energi Surya di Indoensia
Lampiran 3. Rasio Elektrifikasi di Indonesia
Lampiran 4. Hasil Survey Dusun Sei Bajau, Desa Tanjung Aru, RT 5,6,7 dan 8
βœ”
Bau
Warna
βœ”
Karat
Karat
Karat
besi
besi
besi
Merah-
Merah-
Merah-
kuning
kuning
kuning
Asin
Asin
Asin
βœ”
Belerang
Belerang
βœ”
βœ”
Lumut
βœ”
Kuning
Kuning
Merah
βœ”
βœ”
βœ”
Asin
Asin
Lumut
βœ”
Lumut
Rasa
βœ”
Jernih
βœ”
TDS
829
233
1095
280
561
EC
1658 466
2891
561
pH
7,9
8,05
7,99
βœ”
7,67
βœ”
1060
552
358
123
197
1122 2120
2104
684
342
394
7,97
8,24
7,74
8,3
8,03
7,86
Lampiran 5. Penggajian Pegawai
No
Jabatan
1.
Chief
Jumlah
Executive
Gaji/Bulan
1
Officer
Total Gaji
Rp
Rp 12.000.000
12.000.000
2.
Chief Financial Officer
1
Rp 8.000.000
Rp 8.000.000
3.
Chief Operational
1
Rp 8.000.000
Rp 8.000.000
1
Rp 8.000.000
Rp 10.000.000
Officer
4.
Chief Human Resource
& Development Officer
5.
Staff
4
Rp 5.000.000
Rp 20.000.000
6.
Karyawan
4
Rp 3.000.000
Rp 12.000.000
Total Gaji Per Bulan
Rp 68.000.000
Total Gaji Per Tahun
Rp 816.000000
Download