MODUL 5 TEORI PELUANG DAN STATISTIKA MATERI KB 1 : TEORI PELUANG KB 2 : STATISTIKA DESKRIPTIF KB 03 : STATISTIKA INFERENSIAL KB 1 : TEORI PELUANG Ruang Sampel Ruang sampel : himpunan dari semua hasil yang mungkin muncul pada suatu percobaan. Ruang sampel biasa disimbulkan dengan huruf S Titik sampel : anggota-anggota dari ruang sampel. Contoh : Pada percobaan melempar sekeping mata uang logam, tentukan ruang sampel dan titik sampelnya! Jawab : Ruang sampelnya adalah {A, G} dan titik sampelnya adalah A, G. Kejadian Kejadian atau peristiwa : himpunan bagian dari ruang sampel. Pada umumnya kejadian dibedakan menjadi dua macam, yaitu : Kejadian sederhana : kejadian yang hanya mempunyai satu titik sampel. Contoh : {1}, {4}, {5} adalah kejadian-kejadian sederhana dari percobaan melempar sebuah dadu bersisi enam. Kejadian majemuk : kejadian yang mempunyai lebih dari satu titik sampel. Contoh : {1,2}, {2,4,6}, {2,3,5} adalah kejadian-kejadian majemuk pada percobaan melempar sebuah dadu bersisi enam. Aturan Perkalian Misal : Dalam acara syukuran ulang tahun Andi secara sederhana tersedia tiga macam makanan dan dua macam minuman, yakni Nasi Goreng, Bakso, Soto untuk makanan, Es teh, dan Es jeruk untuk minuman. Jika seorang yang hadir dalam acara tersebut hanya memilih satu macam makanan dan satu macam minuman, maka ada berapa susunan semua pasangan makanan dan minuman yang dapat dipilih? Aturan Perkalian Definisi : Jika suatu kejadian dapat terjadi dengan n1 cara yang berbeda, dan kejadian berikutnya (disebut kejadian kedua) terjadi dengan n2 cara yang berbeda, dan seterusnya kejadian ke k dengan nk cara yang berbeda, maka banyaknya keseluruan kejadian dapat terjadi secara berurutan dalam n1.n2.n3 ... nk cara yang berbeda. Contoh : Didalam pemilihan kepengurusan Himatika, terdapat 25 mahasiswa yang memenuhi syarat untuk dipilih sebagai ketua, sekretaris, bendahara (dengan asumsi tidak boleh ada jabatan rangkap). Ada berapa cara untuk memilih pengurus Himatika tersebut ? Penyelesaian. Misalkan pemilihan pengurus organisasi dimulai dari ketua, sekretaris, kemudian bendahara. ο± ketua dapat dipilih dalam 25 cara ο± sekretaris dapat dipilih dalam 24 cara (karena satu orang sudah menempati posisi pada ketua dan tidak boleh ada jabatan rangkap) ο± bendahara dapat dipilih dalam 23 cara (karena satu orang sudah menempati posisi sebagai ketua dan satu orang lagi sudah menempati posisi pada sekretaris serta tidak boleh ada jabatan rangkap) Jadi banyaknya cara untuk memilih pengurus tersebut adalah 25.24.23 = 13.800 Permutasi Permutasi adalah susunan berurutan dari semua atau sebagian elemen suatu himpunan. Definisi : Banyaknya permutasi r elemen yang diambil dari n elemen ditulis P(n,r) atau nPr atau πππ atau ππ,π adalah n(n-1)(n-2)(n-3)...(n-r+1) yang dapat diperoleh dengan aturan perkalian. Dengan notasi faktorial banyaknya permutasi r elemen yang diambil dari n elemen dapat ditulis π! sebagai P(n,r) = π−π ! Contoh : Tentukan banyaknya kata (tidak harus punya arti) yang terdiri dari 3 huruf yang dapat dibentuk dari huruf-huruf dari kata CINTA a) Apabila setiap huruf yang digunakan tidak boleh lebih dari sekali. b) Apabila setiap huruf bisa diulangi dalam sebarang penyusunan. Penyelesaian. a) Pengaturan 5 huruf yang berbeda diambil 3 dengan pengulangan tidak diperbolehkan, maka susunan ini membentuk permutasi sehingga banyaknya kata yang terbentuk= P(5,3)= 60 b) Karena boleh ada pengulangan, maka selalu ada 5 huruf yang bisa terpilih, sehingga banyaknya kata-kata = 5.5.5 = 75. Permutasi (seluruhnya) dengan beberapa unsur yang sama Teorema : Banyaknya permutasi yang berlainan dari n elemen bila n1 diantaranya berjenis pertama, n2 berjenis kedua, π! ... ,nk berjenis ke-K adalah P(n , (n1,n2,n3,...nk)) =π1!π2!π3!…ππ!, dimana n1 + n2 + n3 + ...+ nk = n Contoh 2.14 Ada berapa penyusunan kata-kata (tidak harus punya arti) yang diambil dari kata “KAKAKKU”. Penyeleaian : Permutasi dari 7 huruf dimana ada 4 huruf sama yaitu K, dan 2 huruf sama yaitu A adalah 7! P(7,(4,2,1)) =4!2!1! = 105. Jadi banyaknya penyusunan kata yang mungkin ada 105 kata. Permutasi Melingkar (Permutasi Siklis) Secara umum dikatakan bahwa : dapat Banyaknya permutasi n unsur berlainan yang disusun melingkar adalah π! = π−1 ! π Contoh : Sekelompok mahasiswa yang terdiri dari 4 orang duduk mengelilingi sebuah meja bundar. Dalam berapa cara keempat orang mahasiswa tadi dapat duduk mengelilingi meja tersebut. Penyelesaian. Keempat mahasiswa tadi dapat diatur mengelilingi meja dalam (4-1)!= 3! = 6 Kombinasi Definisi : Kombinasi adalah susunan unsur-unsur yang urutannya tidak diperhatikan. Banyaknya kombinasi π! r elemen yang diambil dari n elemen ditulis C(n,r) atau nCr atau (ππ) atau πΆππ adalah π! π−π ! dengan r ≤ n. Contoh : Suatu tim bola basket terdiri dari 5 orang akan dipilih darin 10 pemain. Berapa macam susunan yang dapat dipilih? Penyelesaian : Susunan yang dapat dipilih adalah pengambilan 5 orang dari 10 orang yang urutannya tidak diperhatikan, jadi menggunakan banyaknya kombinasi 5 orang yang dipilih dari 10 orang = C(10,5) 10! 10! = 5! 10−5 ! = 5!5! = 252 Peluang Klasik Definisi : Jika suatu percobaan menghasilkan n hasil yang tidak mungkin terjadi bersama-sama dan masing-masing mempunyai kesempatan yang sama untuk terjadi, maka peluang suatu kejadian A ditulis P(A) = π(π΄) , π dimana n(A) adalah banyaknya hasil dalam kejadian A. Contoh : Sebuah mata uang dilempar dua kali, tentukan peluang munculnya sisi gambar pada lemparan pertama dan sisi angka pada lemparan kedua. Penyelesaian : Ruang sampel dari percobaan diatas S= {(A,A), (A,G), (G,A), (G,G)} Misalkan D kejadian munculnya sisi gambar pada lemparan pertama dan sisi angka pada lemparan kedua, maka D = {(G,A)}. Karena semua titik sampel bersempatan sama untuk terjadi maka P(D) = ¼. Hukum Peluang Teorema : Bila A dan B dua kejadian sembarang, maka U P(A U B) = P(A )+ P(B)–P(A B) Contoh : Sebuah mata uang dilempar dua kali, berapa peluang munculnya paling sedikit satu sisi angka atau dua sisi angka. Penyelesaian : Banyaknya hasil yang mungkin pada percobaan diatas ada 4 yaitu AA,AG,GA, GG sehingga n=4. Misalkan B kejadian munculnya paling sedikit satu sisi angka maka B={AA, AG, GA}, misalkan U C kejadian munculnya dua sisi angka maka C ={AA}, sehingga B C ={AA}. 3 1 1 3 U Jadi P(A U B) = P(A )+ P(B)–P(A B) = 4 + 4 - 4 = 4 Hukum Peluang Teorema Bila A dan A’ kejadian yang saling berkomplemen, maka P(A’) = 1–P(A). Contoh 3.8 Suatu uang logam dilatunkan berturut-turut sebanyak 5 kali. Berapa peluangnya paling sedikit sekali muncul sisi gambar (G)? Penyelesaian : Penyelesaian. Misalkan E kejadian paling sedikit sekali muncul sisi gambar (G). Ruang sampel S mengandung 25 = 32 titik sampel, karena tiap lantunan dapat menghasilkan dua macam hasil (gambar atauangka). Dari teorema 3.2 P(E) = 1-P(E’), dengan E’ adalah kejadian bahwa tidak ada sisi gambar yang muncul. Hal ini hanya akan terjadi dalam satu cara, yaitu bila semua lantunan menghasilkan sisi angka (A). Jadi P(E’) = 1 31 1/32 , sehingga P(E) = 1- 32 = 32 Peluang Bersyarat Definisi : Peluang bersyarat B jika diketahui A ditentukan oleh π π΅ π΄ = π(π΄∩π΅) π π΄ bila π(π΄) > 0 Contoh : Diantara 10 orang laki- laki dan 10 orang wanita 2 orang laki- laki dan 3 wanita yang buta warna. Jika dipilih secara acak seorang yang buta warna, tentukan peluang yang terpilih adalah laki-laki. Penyelesaian : Pertanyaan diatas dapat ditulis kembali dengan kalimat ‘ tentukan peluang terpilih laki-laki dengan syarat buta warna’. Misalkan A adalah kejadian terpilih laki-laki, B adalah kejadian terpilih wanita, dan C adalah kejadian terpilih buta warna maka : π π΄∩πΆ = π πΆ = π πΆ π π π π΄|πΆ = π π΄∩π΅ π π = 5 20 π π΄∩πΆ π πΆ = 2 20 sehingga = 2 20 5 20 = 2 5 Kejadian Saling Bebas Definisi : Dua kejadian dikatakan saling bebas apabila kedua kejadian tersebut tidak saling mempengaruhi. Dalam bahasa matematik dua kejadian saling bebas ditulis sebagai berikut : Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika dan hanya jika π π΄ .π π΅ = π π΄ ∩ π΅ Contoh : Dua duah dadu bersisi enam satu merah dan satu biru dilempar bersama-sama. Jika A kejadian munculnya mata dadu 5 pada dadu merah dan B munculnya mata dadu 4 pada dadu biru, serta C munculnya kedua mata dadu berjumlah 8, periksa apakah A dan B bebas, A dan C bebas. Penyelesaian : Ruang sampel dari percobaan diatas dapat ditulis S= {(1,1) , (1,2), (1,3), ...(6,6)} Kejadian A = {(5,1) , (5,2) , (5,3),(5,4), (5,5), (5,6) } Kejadian B = {(1.4), (2,4) , (3,4) , (4,4), (5,5) , (6,4) } Kejadian C = {(2,6) , (3,5) , (4,4) , (5,3), (6,2)} 1 1 5 π π΄ = ,π π΅ = ,π πΆ = 6 π΄∩π΅ = 6 5,4 ; π π΄ ∩ π΅ 36 1 = 36 1 = 36 π΄ ∩ π΅ = 5,3 ; π π΄ ∩ πΆ Ternyata π π΄ ∩ π΅ = π π΄ . π π΅ dan π π΄ ∩ π΅ ≠ π π΄ . π πΆ sehingga kejadian A dan B bebas, sedangkan kejadian A dan C tidak bebas (bergantung) Teorema (Aturan Bayes) Jika kejadian-kejadian B1, B2, B3, …, Bk adalah partisi dari ruang sampel S dengan P(BI) ≠ 0 , I = 1.2,3,..,k maka untuk setiap kejadian A dalam S denga P(A) ≠ 0 berlaku Ingat B1, B2, B3, …, Bk adalah partisi dari ruang sampel S berarti B1, B2, B3, …, Bk saling lepas dan B1 U B2 U B3 U …Bk=S Contoh Jurusan matematika FMIPA UNNES ingin menyewa Bus dari 3 perusahaan, yaitu 60% bus Jawa Indah, 30% Bus Nusantara, dan 10% bus Kramat Jati. Diketahui juga 9% bus Jawa Indah tidak ber-AC, 20% bus Nusantara tidak ber-AC, dan 6% bus Kramat Jati tidak ber-AC. Jika sebuah Bus yang disewa dan ternyata tidak ber-AC, hitung peluang yang disewa adalah bus Jawa Indah. Penyelesaian. Misalkan J : kejadian yang terambil adalah bus Jawa Indah N : kejadian yang terambil adalah bus Nusantara K : kejadian yang terambil adalah bus Kramat Jati Maka P(J)=60%, P(N)= 30%, P(K)=10%, dan P(A|J)=9%, P(A|N)= 20%, P(A|K)=6% Sehingga KB 2 : STATISTIKA DESKRIPTIF PENGERTIAN STATISTIKA Statistika diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang metode atau prosedur yang berhubungan dengan pengumpulan data, organisasi data, pengujian data, pengolahan data atau penganalisaan dan penarikan kesimpulan ber-dasarkan kumpulan data tersebut PENGERTIAN STATISTIKA STATISTIKA DESKRIPTIF STATISTIKA INFERENSIAL/DEDUKTIF bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran objek yang diteliti sesuai data yang ada tanpa menarik kesimpulan maupun generalisasi bertujuan untuk penarikan kesimpulan. Objek yang diteliti dibahas dengan penekanan pada interprestasi data dan Pengambilan kesimpulan STATISTIKA STATISTIKA POPULASI DAN SAMPEL POPULASI adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya SAMPEL merupakan himpunan bagian dari populasi PARAMETER merupakan karakteristik/konstanta dari suatu populasi STATISTIK merupakan suatu harga yang dihitung dari suatu sampel SUMBER PENGAMATAN DALAM STATISTIK UNIT STATISTIK Unit Statistik adalah individu objek atau orang yang akan diteliti, disurvey atau didata SUMBER PENGAMATAN UNIT STATISTIK Unit Statistik adalah individu objek atau orang yang akan diteliti, disurvey atau didata MACAM-MACAM DATA Menurut Cara Memperolehnya • • Menurut Sifatnya • • Data Primer Data Sekunder MACAMMACAM DATA Menurut Waktu Pengumpulannya Menurut Sumbernya Menurut Sumbernya • • Data Internal Data Eksternal Data Kualitatif Data Kuantitaif • • Data Cross Section Data Berkala SYARAT DATA YANG BAIK a) b) c) d) e) Data harus obyektif artinya data sesuai dengan keadaan sebenarnya; Data harus mewakili (representatif); Kesalahan baku (standar error) harus kecil. Suatu nilai estimasi harus memiliki tingkat ketelitian yang tinggi; Data harus tepat waktu (up to date) terutama apabila data digunakan untuk tujuan pengendalian dan evaluasi; Data harus relevan dengan masalah yang akan dipecahkan artinya data yang dikumpulkan harus berhubungan dengan masalah yang diamati. PENGUMPULAN DATA Wawancara (Interview) Angket (Kuesioner) Pengamatan (Observasi) PENYAJIAN DATA Penyajian Data dengan Tabel Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data Penyajian Data dengan Diagram Grafik merupakan gambar-gambar yang menunjukkan secara visual (dapat pula berupa simbol) data berupa angka yang biasanya juga berasal dari tabel-tabel yang sudah dibuat PENYAJIAN DATA Daftar Baris Kolom Daftar Distribusi Frekuensi Diagram Lambang (Pictogram) Diagram Garis Digram Batang TABEL DAN DIAGRAM Diagram Lingkaran Diagram Peta (Kartogram) Diagram Pencar DAFTAR BARIS KOLOM Penyajian data yang dituliskan dalam bentuk matriks baris dan kolom Tabel Satu Arah Tabel Dua Arah Tabel satu arah adalah tabel yang hanya memuat keterangan mengenai satu hal atau satu karakteristik saja Tabel satu arah adalah tabel yang hanya memuat keterangan mengenai dua hal atau dua karakteristik. DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI Langkah-langkah menyusun tabel distribusi frekuensi 1. Menentukan banyak dan lebar inteval kelas. Rumus Sturges untuk menentukan banyak interval kelas, yaitu k = 1 + 3,322 log n. Sedangkan lebar interval kelas ditentukan dengan membagi jangkauan dengan banyak interval kelas yang digunakan. 2. Interval-interval kelas tersebut diletakkan dalam suatu kolom, diurutkan dari interval kelas terendah pada kolom paling atas dan seterusnya. 3. Data yang ada kemudian dimasukkan ke dalam interval kelas yang sesuai. Contoh Tabel Distribusi Frekuensi GRAFIK DISTRIBUSI FREKUENSI HISTOGRAM POLIGON OGIVE DIAGRAM LAMBANG (PICTOGRAM) Diagram lambang dipakai untuk mendapatkan gambaran kasar mengenai suatu hal kepada orang awam. Contoh Diagram Lambang DIAGRAM GARIS Diagram Garis Tunggal Diagram Garis Berganda DIAGRAM BATANG Diagram Batang Tunggal Diagram Batang Berganda Diagram Batang Tunggal Tegak Diagram Batang Berganda Tegak Diagram Batang Tunggal Mendatar Diagram Batang Berganda Mendatar DIAGRAM LINGKARAN Contoh Diagram Lingkaran DIAGRAM PETA (KARTOGRAM) Diagram Peta adalah suatu sajian data yang menggunakan peta geografis tempat data terjadi Contoh Diagram Peta DIAGRAM PENCAR Contoh Diagram Pencar Diagram Pencar adalah kumpulan data kuantitatif dari terdiri atas dua variabel, dapat disajikan dalam bentuk diagram yang dibuat dalam sistem sumbu koordinat dan gambarnya akan merupakan kumpulan titik-titik yang terpencar UKURAN PEMUSATAN Data Tidak Dikelompokkan Rata-rata Definisi 1 Jika suatu sampel berukuran n dengan elemen x1, x2, ..., xn maka rata-rata sampel adalah ππ + ππ + ππ + β― + ππ π= π atau π= π π=π ππ π Data Dikelompokkan Rata-rata Terbobot Definisi 2 Misal x1, x2, ...,xk adalah himpunan k buah nilai dan w1, w2, ..., wk adalah bobot yang diberikan pada masing-masing nilai tersebut π ππ ππ + ππ ππ + β― + ππ ππ = ππ + ππ + β― π π atau π= π π=π ππ ππ π π=π ππ Rata-rata Kelompok Definisi 3 Rata-rata dari data yang dikelompokkan adalah π= π π=π ππ ππ π π=π ππ = π π=π ππ ππ π dengan xi adalah titik tengah interval kelas ke-i, fi merupakan frekuensi interval kelas ke-i, dan n menunjukkan banyaknya data. UKURAN PEMUSATAN MODUS Data Tidak Dikelompokkan Modus yang disingkat Mo adalah nilai yang sering muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam kumpulan data tersebut. Data Dikelompokkan Untuk data yang dikelompokkan dan disusun dalam tabel distribusi frekuensi maka modus dapat dihitung dengan rumus ππ π΄π = π + π ππ + ππ dengan: b : batas bawah interval modus p : panjang interval kelas modus b1 : beda frekuensi antara interval kelas modus dengan interval kelas sebelumnya b2 : beda frekuensi antara interval kelas modus dengan interval kelas sesudahnya. UKURAN PEMUSATAN MEDIAN Data Tidak Dikelompokkan • Untuk data yang tidak dikelompokkan, jika jumlah data ganjil, maka median merupakan data paling tengah. • Untuk data dengan jumlah genap, maka setelah data disusun menurut urutan nilainya, median adalah rata-rata hitung dua data tengah. Data Dikelompokkan Rumus untuk menghitung median data berkelompok adalah π π−π π π΄π = π + π π dengan b : batas bawah interval median yaitu kelas di mana median akan terletak n : ukuran sampel atau banyak data p : panjang interval kelas median F : jumlah frekuansi interval kelas sebelum interval median f : frekuensi kelas median UKURAN LETAK KUARTIL Data Tidak Dikelompokkan Letak kuartil ke i diberi lambang Ki, ditentukan dengan rumus π(π+π) π Letak Ki = data kedengan i = 1, 2, 3. Data Dikelompokkan Untuk mengitung Kuartil data yang telah dikelompokkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi digunakan rumus berikut. π π−π π π²π = π + π π dengan i = 1, 2, 3. dengan b : batas bawah kelas Ki yaitu kelas di mana Ki akan terletak n : ukuran sampel atau banyak data p : panjang kelas Ki F : jumlah frekuansi interval kelas sebelum interval kuartil f : frekuensi kelas Ki UKURAN PENYIMPANGAN DATA JANGKAUAN/ RENTANG RENTANG ANTAR KUARTIL Rentang adalah selisih data terbesar dan terkecil. Rentang = Xmax – Xmin SIMPANGAN KUARTIL Rentang antar kuartil dapat dihitung dengan menghitung selisih antara kuartil 3 dan kuartil 1. RAK = K3 – K1 Simpangan kuartil atau deviasi kuartil atau disebut pula rentang semi antar kuartil nilainya setengah dari rentang antar kuartil. SK = ½ (K3 – K1) UKURAN PENYIMPANGAN DATA RATA-RATA SIMPANGAN Data Tidak Dikelompokkan Rata-rata simpangan adalah harga rata-rata penyimpangan tiap data terhadap rata-ratanya. Besar perbedaaan antara data dan rata-ratanya adalah harga mutlaknya. π= π π=π ππ − π π Data Dikelompokkan Rata-rata simpangan untuk data yang dikelompokkan, dihitung dengan rumus: π π=π ππ ππ − π π= π dengan xi adalah titik tengah inteval kelas ke-i, fi merupakan frekuensi interval kelas ke-i, dan n menunjukkan banyak data. UKURAN PENYIMPANGAN DATA VARIAN DAN SIMPANGAN BAKU Data Tidak Dikelompokkan Variansi untuk data yang tidak dikelompokkan, dapat dihitung dengan πΊπ = π π=π ππ − π π Simpangan Baku = π 2 = S Data Dikelompokkan Variansi untuk data yang dikelompokkan, dapat dihitung dengan π πΊπ = π π=π ππ ππ − π π Simpangan Baku = π 2 = S π KB 3 : STATISTIKA INFERENSIAL STATISTIKA INFERENSIAL Statistika inferensial adalah metode statistika yang membahas mengenai cara menganalisis data serta mengambil kesimpulan (berkaitan dengan estimasi parameter dan pengujian hipotesis). Statistik inferensial dibagi menjadi 2, yaitu : a) Non Parametris b) Parametris STATISTIKA NON PARAMETRIS Statistika nonparametris digunakan untuk menganalisis data ordinal dan nominal dari populasi yang distribusinya tidak mesti diasumsikan normal Contoh uji nonparametris : ο΅ Koefisien korelasi Spearmen ο΅ Uji Mann-Whitney ο΅ Uji Friedman STATISTIKA PARAMETRIS Statistika parametris digunakan untuk menganalisis data interval atau rasio yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Contoh analisis statistika parametris : ο΅ Uji-t ο΅ ANOVA ο΅ Regresi DISTRIBUSI NORMAL Tiga alasan yang mendasari tingkat kepentingan distribusi normal pada statistika inferensial yaitu : ο΅Distribusi normal merupakan model yang baik untuk mendekati frekuensi distribusi fenomena alam dan sosial jika sampelnya besar ο΅Ada hubungan yang kuat antara besarnya sampel dengan distribusi rata-rata yang diperoleh dari sampel-sampel acak yang diambil dari suatu populasi yang sama ο΅Distribusi normal memberikan penghampiran (aproksimasi) yang baik terhadap distribusi teoritis lainnya yang pada umumnya lebih sulit digunakan untuk memodelkan distribusi peluang GRAFIK DISTRIBUSI NORMAL SYARAT DISTRIBUSI NORMAL BAKU Adaapun syarat-syarat distribusi normal baku adalah sebagai berikut : ο΅ Unimodal ο΅ Simetrik ο΅ Identik ο΅ Asimtotik ο΅ Rata-rata nilai = 0 ο΅ Simpangan Baku nilai = 1 NORMALITAS Uji Normalitas merupakan salah satu dari uji persyaratan analisis data atau uji asumsi klasik, artinya sebelum melakukan analisis sesungguhnya, data penelitian tersebut harus diuji kenormlan distribusinya Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah data penelitian yang dilakukan memiliki distribusi normal atau tidak. Dasar pengambilan keputusan jika nilai signifikansi > 0,05 maka data tersebut berditribusi normal jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal UJI NORMALITAS Distribusi normal atau kurva normal atau pula sering disebut distribusi gauss adalah distribusi dengan variabel acak kontinu dan salah satu distribusi yang paling penting dan banyak digunakan. Beberapa cara melakukan uji normalitas : ο΅ Menggunakan analisis Chi Square ο΅ Uji Lilliefors ο΅ Kolmogorov-Smirnov. 1. Chi-Square (πΏπ ) Distribusi Chi-Square merupakan distribusi dengan variabel acak kontinu. Karakteristik Chi-Square: οΌ Nilai ChiβSquare selalu positip. οΌ Distribusi ChiβSquare dengan dk=1, 2, 3, dst. οΌ Bentuk Distribusi ChiβSquare adalah menjulur positif. Kegunaan Pengujian Chi-Square (πΏπ ) Adapun Kegunaan Pengujian Chi-Square adalah sebagai berikut : ο Untuk mengetahui kesesuaian antara frekuensi observasi variabel tertentu dengan frekuensi harapan teoritis ο Untuk mengetahui independensi antara variabel satu dengan variabel lainnya. Syarat Pengujian Chi-Square (πΏπ ) Adapun persyaratan Metode Chi Square (Uji Goodness of fit Distribusi Normal) adalah sebagai berikut : οΌ Data tersusun berkelompok atau dikelompokkan dalam tabel distribus frekuensi. οΌ Cocok untuk data dengan banyaknya angka besar ( n > 30 ) Setelah harga chi-kuadrat dihitung, maka harga tersebut dibandingkan dengan tabel harga chi-kuadrat dengan alpha 5% dan dk=k-1. Jika π₯π 2 < π₯π‘ 2 maka dapat disimpulkan bahwa sebaran data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Signifikansi Chi-Square (πΏπ ) Signifikansi uji, nilai π₯ 2 hitung dibandingkan dengan π₯ 2 tabel (Chi-Square). ο Jika π₯ 2 βππ‘π’ππ < π₯ 2 π‘ππππ maka Ho diterima ; Ha ditolak. ο Jika π₯ 2 βππ‘π’ππ > π₯ 2 π‘ππππ maka Ho ditolak ; Ha diterima. 2. Uji Lilliefors Uji Lilliefors adalah uji normalitas secara nonparametrik. Keunggulan metode Liliefors dapat digunakan dengan sampel kecil dan tidak perlu membuat tabel distribusi bergolong atau frekuensi. Langkah-langkah Uji Lilliefors Adapun langkah – langkah uji Lilliefors adalah : 1. Menentukan hipotesis H0 : Sampel random berasal dari populasi normal, yang rata-rata dan standar deviasinya tidak diketahui. Ha : Distribusi data populasi tidak normal. 2. Pengamatan X1, X2 , ... , Xn dijadikan angka baku Z1, Z2 , ... , Zn dengan menggunakan rumus ππ = ππ − π₯ ( π₯ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari π sampel ). 3. Untuk tiap angka baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang πΉ(ππ ) = π(π§ < ππ ) Langkah-langkah Uji Lilliefors 4. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2 , ... , Zn yang lebih kecil atau sama dengan ππ . Jika proporsi ini dinyatakan oleh π(ππ ), maka π ππ = ππππ¦ππππ¦π π1, π2 , . . . , ππ ≤ ππ π 5. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. 6. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut, kita sebutlah harga terbesar ini L0 Persyaratan : ο΅ Data berskala interval atau ratio (kuantitatif) ο΅ Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusi frekuensi ο΅ Dapat untuk n besar maupun n kecil. 2) Uji Lilliefors ο΅ Signifikansi Signifikasi uji, nilai πΉ π₯ − π(π₯) Signifikansi uji, nilai tabel Liliefors. πΉ π₯ terbesar − π(π₯) dibandingkan dengan nilai 1. Jika nilai terbesar < nilai tabel liliefors, Maka H0 diterima, πΉ π₯ sedangkan − π(π₯) H1 ditolak. 2. Jika nilai terbesar > dari nilai tabel liliefors, maka H0 ditolak, sedangkan H1 diterima πΉ π₯ − π(π₯) 3) ο΅ Metode Kolmogorov Smirniov Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. 3) Metode Kolmogorov Smirniov Persyaratan ο΅ Data berskala interval atau ratio (kuantitatif) ο΅ Data tunggal / belum dikelompokkan pada tabel distribusiFrekuensi ο΅ Dapat untuk n besar maupun n kecil. 3) ο΅ Metode Kolmogorov Smirniov Siginifikansi Signifikansi uji, nilai |FT – FS| terbesar dibandingkan dengan nilai tabel Kolmogorov Smirnov. ο΅ Jika nilai |FT – FS| terbesar < nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho diterima ; Hi ditolak. ο΅ Jika nilai |FT – FS| terbesar > nilai tabel Kolmogorov Smirnov, maka Ho ditolak ;Hi diterima. Manfaat Statistika Untuk Penelitian Pelaksanaan sebuah penelitian akan melalui sejumlah tahapan yang membutuhkan alat bernama statistika, terutama dalam tahap: ο΅ penentuan sampel, ο΅ pengumpulan dan penyajian data, ο΅ serta dalam tahap analisis data. Manfaat Statistika Untuk Penelitian Pelaksanaan sebuah penelitian akan melalui sejumlah tahapan yang membutuhkan alat bernama statistika, terutama dalam tahap: penentuan sampel, sampel yang digunakan dapat dianggap representative terhadap populasi ο΅ pengumpulan data dengan alat bantu yang digunakan oleh si peneliti dalam proses pengumpulan data ο΅ ο΅ penyajian data agar data yang disajikan lebih komunikatif, tahap analisis data yaitu kegiatan mengolah data menjadi sebuah kesimpulan. ο΅ ANALISIS REGRESI DAN KORELASI Jika hanya dua variabel yang dipelajari dikenal dengan analisis regresi dan korelasi sederhana. Misalkan kita punya dua variabel X dan Y, umumnya masalah hubungan X dan Y berkisar pada dua hal: ο΅ Pencarian bentuk persamaan yang sesuai guna meramal rata-rata Y jika X diketahui atau sebaliknya dianalisis dengan regresi. ο΅ Pengukuran tingkat hubungan antara variabel X dan Y dianalisis dengan korelasi. ANALISIS REGRESI LINIER Analisis regresi mempelajari bentuk hubungan antara satu atau lebih peubah/variabel bebas (X) dengan satu peubah tak bebas (Y) ANALISIS REGRESI LINIER Tujuan : ο΅Apakah seperangkat atau sekumpulan variabel prediktor signifikan dalam memprediksi variabel respon? ο΅Variabel predictor manakah yang signifikan dalam menjelaskan variable respon? Hal ini ditunjukkan dengan koefisien estimasi regresi. Koefisien estimasi inilah yang nantinya akan membentuk persamaan regresi. ANALISIS REGRESI LINIER ο΅ Bentuk Hubungan Variabel Bebas dan Terikat ο΅ Bentuk hubungan antara peubah bebas (X) dengan peubah tak bebas (Y) bisa dalam bentuk polinom derajat satu (linear) polinom derajat dua (kuadratik). Polinom derajat tiga (Kubik) dan seterusnya. Disamping itu bisa juga dalam bentuk lain misalnya eksponensial, logaritma, sigmoid dan sebagainya. Bentuk-bentuk ini dalam analisis regresi-korelasi biasanya dilakukan transformasi supaya menjadi bentuk polinom ANALISIS REGRESI LINIER ο΅ Persamaan Regresi ο΅ Dalam bentuk yang paling sederhana yaitu satu peubah bebas (X) dengan satu peubah tak bebas (Y) mempunyai persamaan: Y =a +bx ο΅ Disini a disebut intersep dan b adalah koefisien arah atau koefisien beta. ANALISIS REGRESI LINIER ο΅ Grafik Persamaan Regresi