BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Risiko, Manajemen Risiko, dan Manajemen Risiko Finansial Risiko adalah kerugian akibat kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Risiko diidentifikasikan berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu risiko karena pergerakan harga saham, nilai tukar atau suku bunga yang dikategorikan sebagai risiko pasar. Seperti diketahui bahwa risiko yang selalu ada dalam perusahaan menyangkut dua hal, yaitu masalah yang diharapkan dan ketidakpastian. Kalau hasil yang dicapai itu pasti, maka jelas tidak ada risiko dalam arti hasil yang diperoleh sesuai dengan harapan. Biasanya, orang mengatakan bahwa krisis moneter datang seperti pencuri, tidak terantisipasi. Sebagian kecil lainnya mengatakan bahwa indikasi krisis moneter sudah muncul sejak lama. Kondisi harga selalu bergerak. Potensi pergerakan harga ini memunculkan risiko potensial. Kebanyakan posisi finansial yang awalnya tidak berisiko, pada periode berikutnya posisi tersebut dapat memunculkan risiko yang besar. Manajemen risiko bukan berarti menekan risiko seminimum mungkin. Dengan manajemen risiko yang baik diharapkan dapat memproyeksikan seberapa jauh risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan serta pengendalian yang diperlukan. Manajemen risiko mempunyai tiga tahapan, yaitu: mengidentifikasi, mengukur memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha. Ukuran risiko adalah VAR. Lembaga finansial atau investor dapat memanajemeni risiko dengan beberapa cara, yaitu mengurangi risiko, misalnya melakukan lindung nilai (hedging), menyediakan cadangan untuk menopang risiko (self insurance) dan mentransfer risiko kreditnya kepada pihak ketiga dengan instrument derivatif. Bank dapat mentransfer risiko kreditnya kepada pihak lain dengan menggunakan credit derivatives. Hal yang perlu ditekankan dalam manajemen risiko adalah bahwa manajemen risiko bukan sekedar mengidentifkasi, mengukur dan menyediakan cadangan, namun aktivitas keseharian harus mencerminkan semangat manajemen risiko tersebut. Pola hidup sehat adalah salah satu implementasi manajemen risiko. Universitas Sumatera Utara 10 2.2. Pengertian Saham Pengertian saham secara umum dan sederhana adalah “surat berharga yang dapat dibeli atau dijual oleh perorangan atau lembaga di pasar tempat surat tersebut diperjualbelikan”. Risiko saham adalah peluang terjadinya kerugian atau kerusakan pada saham, jika ingin memperoleh hasil yang besar, akan dihadapkan pada risiko yang besar pula. Contohnya dalam investasi saham Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar. 2.2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gejolak Harga Saham Faktor-faktor yang menyebabkan harga saham dapat dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Faktor makro adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi secara keseluruhan. Tingkat suku bunga yang tinggi, inflasi, tingkat produktivitas nasional, politik dan lain sebagainya dapat memiliki dampak penting pada potensi keuntungan perusahaan hingga pada akhirnya juga akan mempengaruhi harga sahamnya. 2. Faktor mikro adalah faktor-faktor yang berdampak secara langsung pada perusahaan itu sendiri. Perubahan manajemen, harga dan ketersediaan bahan mentah, produktivitas pekerja dan lain sebagainya yang akan dapat mempengaruhi kinerja keuntungan perusahaan tersebut secara individual. 2.3 Ukuran Statistik Statistika sebagai pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara mengumpulkan data, pengolahan dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang telah dilakukan (Sudjana 2005:3). Metode statistika digunakan untuk memperkirakan kemungkinan kejadian di masa depan. Tidak ada kepastian dalam perkiraan statistik karena masa depan tidak diketahui dan tidak dapat diketahui. Dengan demikian metode tersebut berguna untuk memperkirakan perubahan faktor risiko yang bisa menciptakan risiko kerugian finansial. Ada sejumlah konsep statistik dan ukuran Universitas Sumatera Utara 11 yang perlu diketahui ketika menganalisa distribusi menggunakan statistik. Satu distribusi yang penting adalah distribusi normal yang digunakan pada metode Value at Risk, yang memilki sejumlah sifat yang berguna untuk memperkirakan risiko. 2.3.1 Uji Normalitas Melakukan uji normalitas data terhadap setiap variabel bebas. Uji normalitas terhadap data dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang diambil berdistribusi normal atau tidak. Uji yang digunakan adalah uji Liliefours yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:466) dengan langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: 1. Mengurutkan setiap data dari data terendah sampai data terbesar. 2. Mengolah data menjadi bahan baku Z dengan menggunakan rumus: ̅ Di mana: Zi = nilai Distribusi Normal s = simpangan Baku 𝑋 = rata-rata Xi = data setiap variabel 3. Dengan menggunakan distribusi normal baku, dihitung peluang dari F(Zi) = P(Z ≤ Zi). Untuk nilai F(Zi) dilihat dengan tabel Z. 4. Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2, …, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi, dengan menggunakan rumus: Di mana: S(Zi) = banyaknya nilai F(Zi) yang sama. n = banyak data 5. Hitung selisih F(Zi) – S(Zi). Kemudian ditentukan harga mutlaknya dan harga mutlak terbesar dinyatakan dengan L0 . 6. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol dibandingkan antara L0 dengan nilai kritis L pada uji liliefours. Universitas Sumatera Utara 12 Ambil harga L0 dengan kritis L (Ltabel pada taraf nyata α = 0,05 yang dipilih). Kriteria pengujiannya : Jika L0 ≤ Ltabel berarti data berdistribusi normal. Jika L0 ≥ Ltabel berarti data tidak berdistribusi normal. 2.3.2 Statiktika Deskriptif, Skewness dan Kurtosis Ada sujumlah konsep statistik dan ukuran yang perlu diketahui ketika menganalisa distribusi menggunakan satatistik. Statistika deskriptif salah satu ukuran statistik yang akan dibahas dalam menghitung pengukuran risiko. 1. Nilai rata-rata (Mean) ̅ Di mana: 𝑖 = data setiap variabel 𝑓𝑖 = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas 𝑖 2. Modus Modus adalah nilai yang muncul dengan frekuensi terbesar. ( ) Di mana: b = batas bawah kelas modal ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak p = panjang kelas modal 1 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih kecil sebelum tanda kelas modal 2 = frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas yang lebih besar sesudah tanda kelas modal Universitas Sumatera Utara 13 3. Median Median adalah nilai tengah dari sebuah kelompok angka tertentu yang diperingkat berdasarkan besarnya nilai angka tersebut. ( ) Di mana: b = batas bawah kelas median p = panjang kelas median n = banyak data F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median f = Frekuensi kelas median 4. Standart deviasi Standart deviasi adalah ukuran simpangan nilai tertentu dari nilai rata-ratanya. Dalam hal ini standart deviasi akan mengukur simpangan kerugian dari suatu risiko terhadap ratarata (mean) kerugian dari seluruh kejadian risiko. Rumusnya yaitu: √ ̅ Di mana: = standar deviasi = data ke i ̅ = rata-rata 5. Skewness Skewness atau kemiringan adalah tingkat ketidaksimetrian atau kejauhan simetri dari sebuah distribusi. Sebuah distribusi yang tidak simetri akan memiliki rata-rata, median dan modus yang tidak sama besarnya, sehingga distribusi akan terkonsentrasi pada salah satu sisi dan kurvanya akan miring. Universitas Sumatera Utara 14 Gambar 2.1 Bentuk Kurva Miring Positif (menceng kanan) dan Negatif (menceng kiri) Untuk mengetahui bahwa konsentrasi distribusi miring ke kanan atau miring ke kiri, dapat digunakan koefisien kemiringan pearson tipe kedua, dengan rumus: ̅ Di mana: Sk = koefisien kemiringan ̅ = rata-rata Me = median = simpangan baku Catatan: a. 𝛼3 = TK = koefisien Tingkat Kemencengan (Skewness) b. TK = 0 maka bentuk kurva simetris c. TK > 0 maka kurva positif (menceng/landai ke kanan) d. TK < 0 maka bentuk kurva negatif (menceng/landai ke kiri) Kriteria: jika -2,0 < TK < 2,0 maka data dapat diinterprestasikan berdistribusi normal atau hampir normal. 6. Kurtosis Kurtosis adalah tingkat kepuncakan dari sebuah distribusi yang biasanya diambil secara relatif terhadap suatu distribusi normal. Berdasarkan keruncingannya, kurva distribusi dapat dibedakan atas tiga macam, yaitu: a. Leptokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak relatif tinggi. Universitas Sumatera Utara 15 b. Platikurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak hampir mendatar. c. Mesokurtik merupakan distribusi yang memiliki puncak tidak tinggi dan tidak mendatar. Gambar 2.2 Jenis Kurva Untuk mengetahui keruncingan suatu distribusi dan menyelidiki apakah distribusi normal atau tidak, salah satu ukuran yang sering digunakan adalah koefisien keruncingan atau koefisien kurtosis persentil dengan rumus: Di mana: SK = simpangan kuartil K1 = kuartil satu K3 = kuartil tiga P10 = persentil sepuluh P90 = persentil 90 Universitas Sumatera Utara 16 Untuk data yang sudah dibuat tabel distribusi frekuensinya K1 dan K3 dihitung dengan rumus: ( ) Di mana: b = batas kelas Ki ialah interval di mana Ki akan terletak p = panjang kelas F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Ki f = frekuensi kelas i = 1,2,3 Untuk data yang sudah dibuat tabel distribusi frekuensinya P10 dan P90 dihitung dengan rumus : ( ) Di mana: b = batas kelas Pi ialah interval di mana Pi akan terletak p = panjang kelas F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Pi f = frekuensi kelas Pi i = 1,2,3, …,99 Universitas Sumatera Utara