BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berbicara pada masalah pertumbuhan dan perkembangan suatu bangsa tidak hanya bergantung pada pertumbuhan ekonomi atau kestabilan politik, tetapi sebagian besar terletak pada kemampuan dan kemauan serta semangat sumber daya manusia sebagai aset utama dan terbesar dalam mengembangkan potensi bangsa. Kita semua sadar bahwa mereka yang hidup pada masa sekarang selalu menginginkan kehidupan yang lebih baik dari hari kemarin. Padahal apabila kita menatap ke masa depan tentu saja banyak sekali perbedaan, seperti halnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Iptek merupakan sumber penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan kemajuan kehidupan masyarakat di sebagian besar negara dunia yang mana perkembangannya akan menghasilkan hal-hal yang baru dengan laju yang pesat, baik berupa barang maupun jasa; layanan komunikasi baru tata cara kegiatan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, pasar yang semakin terbuka dan bebas yang menyebabkan arus barang dan jasa serta tenaga kerja akan melintas batas negara tanpa hambatan. Keadaan ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara, sebagai titik berat pembangunan nasional yang seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia semakin menentukan dalam dibandingkan dengan sumber daya lainnya. Dalam memenangkan persaingan perkembangan demikian, tantangan masa mendatang adalah mengupayakan daya saing dan keunggulan kompetitif yang mengandalkan keterampilan dan kreativitas SDM, kemampuan teknologi, dan kemampuan manajemen dengan tetap memanfaatkan keunggulan komparatif yang telah dimiliki. Uraian di atas menunjukkan betapa besar tantangan yang harus dihadapi sekarang dan masa depan. Sehubungan dengan hal tersebut, pengembangan kewirausahaan (entrepreneurship) sangat penting bagi mahasiswa. Oleh sebab itu, 1 diperlukan penguatan pola pikir akan pentingnya minat memulai berwirausaha yang dimulai dari mimpi untuk menjadi wirausahawan yang berhasil. 1.2 Rumusan masalah 1.2.1 Apa saja pentingnya minat berwirausaha? 1.2.2 Bagaimana upaya untuk menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa? 1.2.3 Bagaimana langkah-langkah untuk memulai wirausaha? 1.3 Tujuan penulisan 1.3.1 Untuk mengetahui pentingnya minat berwirausaha. 1.3.2 Untuk mengetahui upaya yang diperlukan untuk menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa. 1.3.3 Untuk menambah wawasan seseorang mengenai langkah-langkah untuk memulai berwirausaha. 1.4 Manfaat penulisan Makalah ini dibuat agar kita mengetahui akan pentingnya minat berwirausaha, uapaya yang diperlukan untuk menumbuhkan minat berwirausaha dilkalangan mahasiswa serta langkah- langkah yang digunakan oleh seseorang untuk memulai kegiatan berwirausaha. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Wirausaha Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan. Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprendre yang artinya memulai atau melaksana-kan. Wiraswasta/wirausaha berasal dari kata: Wira: utama, gagah berani, luhur; swa: sendiri; sta: berdiri; usaha: kegiatan produktif. 2 Dari asal kata tersebut, wiraswasta pada mula-nya ditujukan pada orangorang yang dapat berdiri sendiri. Di Indonesia kata wiraswasta sering diartikan sebagai orang-orang yang tidak bekerja pada sektor pemerintah yaitu; para pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang bekerja di perusahaan swasta, sedangkan wirausahawan adalah orang-orang yang mempunyai usaha sendiri. (Hidayati,2011). 2.2 Pengertian Minat Menurut Slamet (dalam Djaali, 2009) minat adalah rasa suka dari rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri sendiri. Sedangkan minat menurut Witherington didefinisikan sebagai kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Minat terhadap suatu obyek, aktivitas, situasi maupun kepada orang lain, antara individu yang satu dengan individu yang lain dapat berbeda- beda, tergantung seberapa besar ketertarikannya terhadap suatu obyek, aktivitas, situasi ataupun orang lain tersebut . Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan salah satu bentuk ketertarikan atau rasa suka terhadap sesuatu baik berupa objek, aktivitas, keadaan yang dapat mempengaruhi seseorang dalam memenuhi setiap kebutuhannya. 2.3 Pengertian Minat Berwirausaha Menurut Subandono (2007:18), minat wirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung resiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut. Sedangkan menurut Subandono (2007: 18) dalam penelitiannya menyatakan bahwa minat wirausaha adalah kecenderungan hati dalam diri subjek untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung risiko dan mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut. Minat wirausaha berasal dari dalam diri seseorang untuk menciptakan sebuah bidang usaha. 3 Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa minat berwirausaha adalah kemampuan seseorang pada ketertarikan untuk meningkatkan kemampuan dalam berbisnis dalam usahanya mengatur, mengelola, mengawasi dan melakukan pengendalian pada bisnisnya. Kesuksesan atau kegagalan seseorang dalam berwirausaha menjadi tolak ukur seseorang untuk mengetahui minat berwirausaha. Menurut Hurlock (2008) bahwa minat adalah suatu dorongan yang ada dalam diri individu untuk melakukan apa yang diinginkan dan melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan dan mendatangkan kepuasaan, maka aspek- aspek dari minat tersebut adalah: a. Aspek kognitif. Konsep yang dikembangkan mengenai bidang yang disukai. Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik dirumah, disekolah dan masyarakat serta berbagai jenis media massa. b. Aspek afektif Konsep emosional yang dinyatakan dalam sikap terhadap yang ditemukan. Pada konsep ini sikap terhadap suatu penemuan menjadi salah satu aspek untuk mendapat sesuatu yang dapat menguntungkan. Sedangkan menurut Pintrick dan Schunk (1996) mengungkapkan aspek-aspek minat sebagai berikut : 1. Sikap umum terhadap aktivitas (general attitude toward the activity), yaitu perasaan suka tidak suka, setuju tidak setuju dengan aktivitas, umumnya terhadap sikap positif atau menyukai aktivitas. 2. Kesadaran spesifik untuk menyukai aktivitas ( specivic for or living the activity), yaitu memutuskan untuk menyukai suatu aktivitas atau objek. 3. Merasa senang dengan aktivitas (enjoyment of the activity), yaitu individu merasa senang dengan segala hal yang berhubungan dengan aktivitas yang diminatinya. 4. Aktivitas tersebut mempunyai arti atau penting bagi individu (personal importence or significance of the activity to the individual). 5. Adanya minat intriksik dalam isi aktivitas ( intrinsic interes in the content of the activity), yaitu emosi yang menyenangkan yang berpusat pada aktivitas itu sendiri. 4 6. Berpartisipasi dalam aktivitas (reported choise of or participant in the activity) yaitu individu memilah atau berpartipasi dalam aktivitas. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa aspek- aspek yang berpengaruh terhadap minat berwirausaha merupakan cara untuk mengetahui seberapa besar kemampuan seseorang dalam upaya memenuhi keinginan sesuai dengan ketertarikannya sehingga menghasilkan keuntungan dan kepuasan. 2.4 Tujuan Berwirausaha Berikut ini adalah beberapa tujuan seseorang berwirausaha: 1. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi orang lain dan membantu mereka untuk menjadi pengusaha mandiri. 2. Menciptakan jaringan bisnis yang baru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja di sekitarnya. 3. Meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan juga masyarakat di sekitar usaha yang dijalankan dengan membuka lapangan kerja. 4. Menularkan dan mengembangkan semangat berwirausaha kepada orang lain. 5. Membantu para pengusaha muda untuk berkreasi dan berinovasi. 6. Membangun bisnis yang besar berawal dari bisnis yang kecil. Bisnis tidak melulu harus dengan modal materi yang besar namun juga disertai dengan modal moril yang tinggi. (www.maxmanroe.com, 2019). BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pentingnya Minat Berwirausaha 1. Wirausaha sebagai Potensi Pembangunan Semakin maju suatu negara dan semakin banyak orang yang terdidik, dunia wirausaha semakin dirasakan penting. Hal ini karena pembangunan akan lebih mantap jika ditunjang oleh wirausahawan yang andal. Wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu wirausaha tersebut. Saat ini, kita menghadapi kenyataan bahwa jumlah 5 wirausahawan Indonesia masih sedikit dan mutunya belum sepenuhnya baik, sehingga persoalan pembangunan wirausaha Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan. Adapun manfaat wirausaha secara lebih terperinci, antara lain: (1) menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapa mengurangi pengangguran; (2) sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya; (3) menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang patut dicontoh dan diteladani karena seorang wirausaha adalah orang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain; (4) menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu memperjuangkan lingkungan; (5) memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya; (6) mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan; (7) memberi contoh tentang cara bekerja keras, tanpa melupakan perintah-perintah agama, dekat kepada Allah SWT (8) hidup secara efisien, tidak berfoya-foya, dan tidak boros; (9) memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan. Dari banyaknya manfaat wirausaha di atas, ada dua darma bakti wirausaha terhadap pembangunan bangsa, yaitu: (1) sebagai pengusaha, memberikan darma baktinya dalam melancarkan proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat; (2) sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing. Sekalipun banyak darma bakti yang dapat disumbangkan oleh wirausaha terhadap pembangunan bangsa, tidak banyak orang yang berminat menekuni profesi tersebut. Hal ini disebabkan latar belakang pandangan negatif dalam masyarakat terhadap profesi wirausaha. Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga mereka kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat agresif, ekspansif, suka bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya. Pandangan 6 semacam ini dianut oleh sebagian besar penduduk yang tidak tertarik. Mereka tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni bidang ini, dan berusaha mengalihkan perhatian anak-anaknya untuk menjadi pegawai negeri, apalagi jika anaknya sudah lulus perguruan tinggi. Mereka mengatakan, “Untuk apa sekolah tinggi, jika hanya menjadi pedagang“. Pandangan ini sudah tertanam kuat di lubuk hati sebagian besar rakyat kita, sejak zaman penjajahan Belanda sampai beberapa dekade masa kemerdekaan. Landasan filosofis inilah yang menyebabkan rakyat Indonesia tidak termotivasi terjun ke dunia bisnis. Kita tertinggal jauh dari negara tetangga yang seakan-akan memiliki spesialisasi dalam profesi bisnis. Mereka mengembangkan bisnis besar-besaran mulai industri hulu sampai ke industri hilir, meliputi usaha jasa, perbankan, perdagangan besar (grosir), perdagangan eceran besar (swalayan), eceran kecil (retail), eksportir, importir, dan berbagai bentuk usaha lainnya dalam berbagai jenis komoditas. Hal itulah yang mendorong para remaja mulai tertarik dan melirik profesi bisnis yang cukup menjanjikan masa depan cerah. Dengan latar belakang profesi orangtua yang beragam, mereka mulai mengarahkan pandangannya pada bidang bisnis. Hal ini juga didorong oleh kondisi persaingan di antara pencari kerja yang mulai ketat. Lowongan pekerjaan mulai tersa sempit. 2. Kebutuhan akan Wirausaha PBB menyatakan bahwa suatu negara akan mampu membangun apabila 2% dari jumlah penduduknya bergerak dalam bidang wirausaha. Dengan demikian, jika negara kita berpenduduk 200 juta jiwa, wirausahawannya lebih kurang sebanyak 4 juta . Katakanlah jika kita hitung semua wirausahawan Indonesia mulai dari pedagang kecil sampai perusahaan besar mencapai 3 juta, tentu bagian terbesarnya adalah kelompok kecil yang belum terjamin mutunya dan belum terjamin kelangsungan hidupnya (kontinuitasnya). Siapa yang dapat digolongkan wirausahawan? Menurut JA Schumpeter, wirausahawan adalah seorang inovator, individu yang mempunyai semangat, kemampuan, dan pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang lamban dan malas. Seorang wirausahawan mempunyai peran untuk mencari kombinasi baru, 7 yang merupakan gabungan dari lima hal, yaitu: (1) pengenalan barang dan jasa baru; (2) metode produksi baru; (3) sumber bahan mentah baru; (4) pasar-pasar baru; (5) organisasi industri baru. Keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh negara Jepang ternyata disponsori oleh wirausahawan yang telah berjumlah 2% tingkat sedang, berwirausaha kecil sebanyak 20% dari jumlah penduduknya. Inilah kunci keberhasilan pembangunan negara Jepang (Heidjrachman Ranu Pandojo). Jika negara kita harus menyediakan 3 juta wirausahawan besar dan sedang, kita masih harus mencetak 30 juta wirausahawan kecil. Ini adalah peluang besar yang menantang generasi muda untuk berkreasi. Mengadu keterampilan membina wirausahawan dalam rangka turut berpartisipasi membangun negara. (Rusdiana,2018). 3.2 Upaya menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa Menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : (1) tercapainya capaian pembelajaran dalam kurikulum yang berkaitan dengan kewirausahaan berupa penciptaan produk baru hasil karya mahasiswa; (2) mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ; (3) membuat inkubator bisnis sebagai wadah bagi para pengusaha muda; (4) kunjungan industri sebagai bahan tambahan ilmu bagi mahasiswa untuk mengembangkan produk yang akan diciptakan; (5) keanggotaan dalam Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN); (6) partisipasi mahasiswa dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan keilmuan tentang kewirausahaan seperti menjadi panitia Seminar nasional Kewirausahaan, panitia Kuliah Umum Kewirausahaan dan mengikuti berbagai pelatihan kewirausahaan. (Wanta,2018). 3.3 Langkah- langkah memulai wirausaha Berikut ini ditampilkan beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan apabila seorang mahasiswa ingin memulai wirausaha. 8 1) Pilih bidang usaha yang Anda minati dan memiliki hasrat dan pengetahuan di dalamnya. Tips pertama ini sangatlah membantu bagi mahasiswa yang cenderung memiliki keinginan yang tinggi sekaligus mudah jenuh. Tidak mudah memang, terutama jika kita sudah lama dan terbiasa berada dalam zona aman. Seringkali kesibukan kerja membunuh instink kita untuk berkreasi maupun mengasah minat dan kesukaan yang mampu mendatangkan uang. Jika anda telah menentukan minat, maka segeralah asah pengetahuan dan perbanyak bacaan serta ketrampilan mengenai bidang usaha yang hendak Anda tekuni. Kadang-kadang hal-hal yang kita rasakan kuasai, ternyata setelah berada di lapangan berbeda drastis dengan yang kita pikirkan. Seorang yang sehari-hari mengerjakan pekerjaan keahlian tertentu, belum tentu bisa sukses berbisnis dalam bidang tersebut, karenanya perlu sekali belajar dari orang-orang yang telah sukses merintis usaha di bidang tersebut. 2) Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan. Seringkali tawaran-tawaran peluang bisnis dan dukungan pengembangan bisnis datang dari rekan-rekan di dalam jaringan tersebut. Namun anda tetap harus hati-hati, karena tidak pernah ada yang namanya makan siang gratis, siapapun itu, anda harus tetap berhati-hati dan mempersiapkan akan datangnya hal-hal yang tidak terduga. Hal ini juga sejalan dengan prinsip seorang pebisnis “uang tidak mengenal tuan”. Bisa saja hari ini anda adalah big boss, namun esok lusa anda menjadi pengangguran karena didepak oleh karyawan sendiri yang bekerja sama dengan partner bisnis anda atau bahkan investor anda. 3) Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa anda. Kebanyakan orang tidak sadar, ketika memulai berbisnis, terjebak di dalam fenomena banting harga. Padahal, ada kalanya, harga bukan segalanya. Anda harus bisa mencari celah dan ceruk pasar yang unik. Anda harus menentukan posisi anda di dalam peta persaingan usaha. Jika anda menilai terlalu tinggi jasa/produk anda, sementara hal yang anda tawarkan itu tidak punya keunggulan yang sangat spesifik dan memiliki nilai tambah, maka orang akan berpaling kepada usaha sejenis dengan harga dan kualitas yang jauh lebih baik. 9 Misalkan anda memulai usaha bisnis jasa pembuatan desain web (web desainer). Tentukan, apakah anda ingin bersaing berdarah-darah di usaha web murah meriah, atau anda akan spesifik kepada desainnya, atau anda akan spesifik kepada faktor security (keamanannya) atau kepada tingkat kesulitan dan kompleksitas pengelolaan databasenya. 4) Jaga kredibilitas dan brand image. Seringkali kita ketika memulai berusaha, melupakan faktor nama baik, kredibilitas dan pandangan orang terhadap produk/jasa kita. Padahal, ini yang paling penting dalam berbisnis. Mengulur-ulur pembayaran kepada supplier atau peminjam modal, adalah tindakan yang sangat fatal dan berakibat kepada munculnya nama anda di dalam daftar hitam jaringan bisnis usaha yang anda tekuni. Misalnya salah satu usaha bisnis, seringkali bertindak arogan dan mengabaikan keluhan para pelanggannya, padahal bukan hanya sekali dua kali orang-orang melakukan komplain, akibatnya, kehilangan pelanggan adalah hal nyata yang akan terjadi dan bahkan kehilangan pasar potensial dan pangsa pasar yang dikuasainya. 5) Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk modal kerja dan penambahan investasi alat-alat produksi/jasa. Banyak orang yang jika sudah untung besar dan berada di atas, melupakan faktor persiapan akan hal tak terduga maupun merencanakan pengembangan usaha. Padahal bisnis adalah sama dengan hidup, harus selalu bertahan dan berjuang. Banyak pengusaha dan pengrajin kita, ketika sudah kebanjiran order dan menerima banyak uang, malah mendahulukan membeli mobil mewah ataupun mobil sport. Hal ini tidak salah, namun akan lebih baik jika keuntungan itu disisihkan untuk laba ditahan dan penambahan modal kerja. Dengan demikian usaha bisa lebih berkembang, dan mendapatkan kepercayaan dan pinjaman modal dari bank menjadi lebih mudah. Karena anda dipercaya oleh pihak bank mampu mengelola perusahaan secara profesional. Sebaiknya untuk keperluan sehari-hari, pemilik perusahaan mencadangkan alokasi dana secukupnya saja untuk biaya hidup dan keperluan pribadi dalam 10 bentuk gaji tetap komisaris/pemilik. Atau disisihkan sebagian saja dari laba tahunan, namun jangan menganggu arus kas perusahaan untuk kepentingan pribadi yang tidak ada urusannya dengan produktivitas usaha. Selain point di atas, kiat memulai wirausaha juga dapat diadopsi menurut seorang pakar bisnis sekaligus motivator yaitu Tum Desem Waringin. Berikut ini adalah langkah-langkah teknis yang dapat dilakukan untuk memulai bisnis : 1) Bangun Ide bisnis dengan menulis Impian dan hobby kita. Tuliskan 10 mimpi dan hobby kita, lalu seleksi menjadi 3 yang paling membuat kita sangat ambisius dan enjoy untuk menjalankannya. Seleksi lagi menjadi 1 mimpi yang membuat kita menjadi harus untuk mewujudkannya. Sehingga 1 mimpi tersebut benar-benar dijadikan sebagai Visi/Goal/Target yang harus diraih. 2) Berikan alasan yang sangat kuat untuk mewujudkan mimpi tersebut. Bayangkan kenikmatan apa yang akan kita dapat apabila mimpi tersebut terwujud dan kesengsaraan apa yang akan kita terima kalau mimpi tersebut tidak terwujud. 3) Mulai lah untuk mewujudkan mimpi tersebut dengan bertindak dan cari tema yang tepat dan tulis misi / Langkah pencapaian dan tuangkan menjadi konsep usaha yang jelas. 4) Lakukan riset baik di internet maupun di kenyataan sehari-hari, Visi dan Misi yang kita tulis harus terdefinisi dengan jelas, specific dan marketabel sesuai bidangnya. 5) Tuliskan dan rancang strategi yang akan dijalankan 6) Gunakan faktor pengungkit OPM (Other People’s Money) OPE (Other People’s Experience) OPI (Other People Idea) OPT (Other People’s Time) OPW (Other People’s Work) 11 7) Cari pembimbing (pilih yang sudah sukses di bidang tersebut), untuk pembanding dan mengurangi resiko kegagalan dalam melakukan langkah-langkah pencapaian goal tersebut. 8) Buatlah sebuah TEAM yang kompak untuk membantu mewujudkan goal tersebut T = Together E = Everybody A = Achieve M = Miracle 9) Optimalkan jaringan, relasi dan network yang kita punya untuk mencapai goal/visi kita tersebut. 10) Buat jaringan baru yang tak terhingga dengan membuat relasi dan silaturahmi sebanyak-banyaknya. 11) Gunakan alat bantu untuk mempercepat pencapaian misal website, jejaring sosial, advertisement, promosi, dll 12) Buat system yang ideal untuk bisnis tersebut. S = Save, Y =Your, S = Self, T = Timing, E = Energy, M = Money Data membuktikan bahwa, 94% kegagalan usaha karena system bukan orangnya perbanyak menggunakan 5 W = Why Why Why Why Why dan 4 H = How How How How How. 12 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.1.1 Pentingnya Minat Berwirausaha 1. Wirausaha sebagai Potensi Pembangunan a. Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. b. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah sangat terbatas. c. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasan. d. Manfaat adanya wirausaha: 1) Manambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran. 2) Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan, kesejahteraan, dan sebagainya. 3) Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang patut dicontoh, diteladani, karena seorang wirausaha itu adalah orang terpuji, jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain. 4) Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu menjaga dan membangun lingkungan. 5) Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial, sesuai dengan kemampuannya. 6) Berusaha mendidik karyawannya menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun dalam menghadapi pekerjaan. 13 7) Memberi contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan perintah-perintah agama, dekat kepada Allah Swt. 8) Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros. 9) Memelihara kerserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan lingkungan. e. Dua darmabakti wirausaha terhadap pembangunan bangsa, yaitu: 1) Sebagai pengusaha, memberikan darma baktinya melancarkan proses produksi, distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat. 2) Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa asing. 2. Kebutuhan Akan Wirausaha a. Suatu negara akan mampu membangun apabila memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah penduduk. (sumber PBB) b. Negara Indonesia berpenduduk 200 juta jiwa, maka wirausahawannya harus 4 juta jiwa. c. Wirausahawan adalah seorang inovator, mempunyai naluri untuk melihat peluang, mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk menaklukkan cara berfikir lamban dan malas. d. Seorang wirausahawan mempunyai peran untuk mencari kombinasi-kombinasi baru, yaitu: 1) Pengenalan barang dan jasa baru, 2) Metode produksi baru, 3) Sumber barang mentah baru, 4) Pasar baru, 5) Organisasi industri baru. 14 4.1.2 Upaya menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiwa Menumbuhkan minat berwirausaha dikalangan mahasiswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain : (1) tercapainya capaian pembelajaran dalam kurikulum yang berkaitan dengan kewirausahaan berupa penciptaan produk baru hasil karya mahasiswa; (2) mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ; (3) membuat inkubator bisnis sebagai wadah bagi para pengusaha muda; (4) kunjungan industri sebagai bahan tambahan ilmu bagi mahasiswa untuk mengembangkan produk yang akan diciptakan; (5) keanggotaan dalam Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN); (6) partisipasi mahasiswa dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan keilmuan tentang kewirausahaan seperti menjadi panitia Seminar nasional Kewirausahaan, panitia Kuliah Umum Kewirausahaan dan mengikuti berbagai pelatihan kewirausahaan. 4.1.3 Langkah-langkah memulai wirausaha Berikut ini ditampilkan beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan apabila seorang mahasiswa ingin memulai wirausaha. 1) Pilih bidang usaha yang Anda minati dan memiliki hasrat dan pengetahuan di dalamnya. 2) Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan. 3) Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa anda. 4) Jaga kredibilitas dan brand image. 5) Berhemat dalam operasional secara terencana serta sisihkan uang untuk modal kerja dan penambahan investasi alat-alat produksi/jasa. 4.2 Saran Kita sebagai mahasiswa dituntut untuk dapat melakukan kegiatan berwirausaha yang kreatif, inovatif supaya dapat bersaing dalam pasar bebas yang terjadi pada sekarang ini. Diperlukan sebuah pola pikir yang benar mengenai pentingnya minat untuk berwirausaha, upaya yang dilakukan untuk menumbuhkan minat tersebut diikuti dengan langkah- langkah yang harus ditempuh untuk memulai berwirausaha. 15 DAFTAR PUSTAKA Brian, Rio.(2019). Pengertian Kewirausahaan: Definisi, Ciri-ciri, dan Tujuan Berwirausaha. Diakses pada https://www.maxmanroe.com/pengertiankewirausahaan.html tanggal 24 Maret 2019 pukul 21.42 WIB. Djaali. 2009. Pikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayati, Ernani. 2011. “Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil”.JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.13, NO. 1, MARET 2011: 8-16. KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN.2013.Modul Pembelajaran Kewirausahaan. Jakarta: Kemendikbud RI. Rusdiana. 2018. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: Pustaka Setia. Subandono,aris.2007.”Pengaruh Pembelajaran Life Skill Diklat Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa SMKN1 Semarang”.Skripsi Fakultas. Wanta, Citra Savitri. 2018. “Upaya Menumbuhkan Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Prodi Manajemen di UBP Karawang”. Jurnal Manajemen & Bisnis vol.3 No.1.hal: 111-112. 16