Menjadi KOAS memang bukan lah yang mudah. Salah satu tahap ini harus gue lalui demi menjadi dokter, sebuah pekerjaan yang dari dulu selalu gue mimpikan. Dalam tahap ini gue akan belajar mengenai pasien dan mempraktikan ilmu yang sudah didapatkan saat masa perkuliahan dulu. Kehidupan koas yang terkenal susah tidak sedikitpun membuat semangat gue meredup bahkan gue semakin menjadi tertantang. Well, sebelum gue lanjut cerita panjang mengenai kehidupan per-koas-an, gue akan menjelaskan terlebih dahulu apa itu koas. KOAS atau dalam bahasa inggris tulisan yang benar adalah COASS (Co-Asisten) merupakan seorang asisten dari dokter yang menjaga dan merawat pasien mereka mulai dari masuk rumah sakit sampai pulang dengan sehat wal afiat. Para koas ini tahan banting, bermental baja dan tidak pernah menyerah. Hidup mereka selama 2 tahun harus dihabiskan di rumah sakit. Mereka juga tak mengenal libur. Liburan itu hanyalah hal fiksi yang selalu diharapkan tapi tak pernah datang. Seringkali koas dimarahin, dibentak, dijadikan sumber kesalahan dan diadu domba. Namun hal tersebut tidak pernah membuat mental mereka goyah, bukan karena mereka kuat tetapi karena mereka memang diharuskan untuk kuat dalam kondisi apapun. Pekerjaan utamanya adalah belajar, tetapi berdasarkan apa yang gue alami, cara belajar koas berbeda jauh dengan cara belajar di bidang profesi lainnya. Hal tersebut mungkin terjadi karena koas belajar langsung dari pasien yang merupakan manusia hidup. Hal itu membuat sedikit kesalahan tidak akan pernah ditoleransi oleh konsulen, apalagi kesalahan yang membuat keadaan pasien semakin parah. Selain itu hal yang paling berbeda adalah jam kerja dimana koas di-push untuk bekerja seberat-beratnya dan dibawah tekanan mental serta batin yang sangat menyiksa. Over jam kerja mulai dari 32-48 jam dengan rest hanya 12 jam seringkali didapatkan pada saat koas. Mau tidak mau hal tersebut harus dihadapi. Ditambah lagi adanya tekanan dari pasien, konsulen, residen, perawat ataupun teman sejawat. Hal tersebut tidak jarang membuat koas down dan beberapa harus memerlukan pengobatan kejiwaan jika sudah mulai muncul gejala-gejala depresi. Saat di stase saraf dan penyakit dalam, gue bahkan pernah tidak tidur selama 2 hari yang membuat gue tidak bisa lagi membedakan yang mana dunia nyata ataupun mimpi. Saat masih diharuskan terjaga, tiba-tiba terpejam selama 1 detik dan langsung masuk ke dunia mimpi. Benar-benar pengalaman yang tidak pernah bisa gue lupakan. Menurut informasi yang gue dapatkan, teman kelompok di saat menjalani kehidupan sebagai koas menentukan kebahagiaan yang akan didapatkan selama masa itu. Beruntung gue menemukan 8 manusia yang sama gilanya dengan kelakuan gue. Delapan orang gila yang terdiri dari 2 laki-laki dan 5 perempuan. Ada ijul, luthfi, nadia, egi, aruni, rizka, nevi dan ka icha. Icha gue panggil kakak karena dia satu angkatan di atas gue, tetapi menunda setahun untuk mengambil koas. Makhluk-makhluk inilah yang akan senantiasa menemani perjalanan hidup gue selama 2 tahun ke depan. Teman baru untuk tertawa, menangis, curhat dan bersenang-bersenang. Pertemuan yang kita alami ini bagai ditentukan oleh takdir, hal ini karena kita menjadi satu kelompok dipilih berdasarkan undian. Undian yang diambil bergilir berurutan dari nilai IPK tertinggi hingga terendah, akhirnya terkumpul lah 9 makhluk absurd ini dalam 1 kelompok yakni Kelompok H atau kita sebut kelompok ikeH. Penantian yang panjang harus gue alami sebelum memasuki dunia koas. Kelompok gue menjadi kelompok terakhir dalam memasuki siklus koas angkatan. Hal itu membuat gue harus menunggu 2,5 bulan untuk masuk ke stase pertama. Waktu yang lumayan lama untuk menikmati liburan ataupun pulang kampung, menikmati masa-masa sebelum 2 tahun terkurung di jeruji rumah sakit. Tetapi menjadi kelompok yang terakhir memasuki siklus koas juga memberikan beberapa keuntungan salah satunya adalah bisa melakukan persiapan lebih matang untuk menjalani koas entah dari segi ilmu maupun barangbarang yang harus dimiliki saat koas. Gambar KOAS baru starter pack Koas Aplusan atau tentiran merupakan nyawa bagi para koas. Informasi yang diberikan oleh senior mengenai semua hal tentang stase tersebut