Uploaded by User10473

makalah KWU

advertisement
MAKALAH KEWIRAUSAHAAN
PENGELOLAAN KEUANGAN BISNIS DAN PEMBIAYAAN
USAHA
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan
Nama Kelompok 7 :
Imam Prasetyo N
2016210477
Devi Ratna Sari
2017210105
Muhammad Irsal Pua Mbusa
2017210295
Uvis Sri Mulyani
2017210672
Heppi Buyung Ammara
2017210806
S1 MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA
2019
1
DAFTAR ISI
_Toc7501821KATA PENGANTAR----------------------------------------------------------------------------------------- 3
BAB I ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 4
PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 4
A.
Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------------------------------ 4
B.
Rumusan Masalah ------------------------------------------------------------------------------------------------- 4
C.
Tujuan ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 5
BAB II --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 6
PEMBAHASAN ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 6
A.
Manajemen Keuangan ------------------------------------------------------------------------------------------- 6
B.
Pengelolaan Keuangan untuk Star-Up Busines ------------------------------------------------------------- 6
Strategi dan Alat Pengelolaan Keuangan -------------------------------------------------------------------- 6
C.
Mengukur Kelayakan Usaha ------------------------------------------------------------------------------------ 7
D.
Manajemen Modal Kerja ---------------------------------------------------------------------------------------- 9
Pengertian Modal Kerja ----------------------------------------------------------------------------------------- 9
E.
Sumber-Sumber Pendanaan ----------------------------------------------------------------------------------- 13
F.
Financial Thermometer ----------------------------------------------------------------------------------------- 14
G.
Menetapkan Prioritas Bisnis ----------------------------------------------------------------------------------- 17
H.
Analisa Peluang Pokok------------------------------------------------------------------------------------------- 18
1.
Biaya tetap (fixed cost)--------------------------------------------------------------------------------------- 18
2.
Biaya variable (variable cost) ------------------------------------------------------------------------------- 18
3.
Biaya tetap ------------------------------------------------------------------------------------------------------ 19
4.
Pendapatan total ---------------------------------------------------------------------------------------------- 19
5.
Keuntungan ----------------------------------------------------------------------------------------------------- 19
6.
Kerugian --------------------------------------------------------------------------------------------------------- 19
7.
Titik pulang pokok --------------------------------------------------------------------------------------------- 19
BAB III ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 20
PENUTUP --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 20
A.
Kesimpulan --------------------------------------------------------------------------------------------------------- 20
B.
Saran ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 20
DAFTAR PUSTAKA ---------------------------------------------------------------------------------------------------------- 21
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususan makalah yang berjudul
“Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha”.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapai salah satu tugas mata kuliah
kewirausahaan serta untuk menambah pengetahuan tentang tata cara bewirausaha yang baik.
Surabaya, 30 April 2019
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam mempertahankan hidupnya melakukan berbagai macam cara,salah
satunya adalah melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis. Melalu kegiatan itu manusia dapat
memenuhi tuntutan hidupnya yang semakin hari semakin kompleks. Kehidupan manusia
dijaman seperti ini begitu cepat berputar. Setiap hari manusia bekerja demi mempertahankan
hidupnya,kehidupan
yang serba
cepat
membuat
manusia untuk
dapat
memnuhi
kehidupan hidupnya secara cepat pula. Pemenuhan kebutuhan hidup secara cepat telah
mendorong dan membuka peluang bagi manusia untuk melakukan kegiatan bisnis. Aktivitas
bisnis itu sendiri diawarnai oleh berbagai bentuk hubungan bisnis atau kerjasama bisnis yang
melibatkan para pelaku bisnis, hubungan bisnis atau kerja sama bisnis yang terjadi sangat
beraneka ragam tergantung pada bidang bisnis apa yang sedang dijalankan.
Dengan semakin berkembangnya aktivitas bisnis sekarang ini maka keperluan akan
modal atau dana bagi pelaku usaha juga semakin meningkat.oleh karena itu,sarana
penyediaan dana yang dibutuhkan oleh pelaku usaha atau masyarakat perlu diperluas.umunya
dana yang dibutuhkan tersebut dapat disediakan oleh lembaga perbankan melalui fasilitas
kredit. Namun, fasilitas kredit dari perbankan sangat terbatas dan tidak semua pelaku usaha
punya akses untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari bank,selain itu lembaga perbankan
ini juga memerlukan jaminan yang kadang kala tidak bisa dipenuhi oleh pelaku usaha yang
bersangkutan,maka perlu suatu upaya lain yaitu tanpa jaminan dan lebih mudah
prosesnya.upaya lain tersebut dapat dilakukan melalui lembaga pembiayaan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengelolaan keuangan untuk bisnis awal?
2. Bagaimana mengukur kelayakan usaha?
3. Bagaimana menetapkan prioritas bisnis?
4. Bagaimana melakukan analisa peluang pokok?
4
C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Mendeskripsikan pengelolaan uang untuk bisnis awal
2. Mendeskripsikan cara mengukur kelayakan usaha
3. Mendeskripsikan cara menetapkan prioritas bisnis
4. Mendeskripsikan cara melakukan analisa peluang bisnis
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan
atau mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama
perusahaan.
B. Pengelolaan Keuangan untuk Star-Up Busines
1. Strategi dan Alat Pengelolaan Keuangan
Strategi keuangan yang efektif meliputi pengelolaan dan pengawasan catatan-catatan
keuangan, perencanaa, dan pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai tujuan
memaksimalkan keuntungan pemilik modal. Efektivitas pengelolaan keuangan akan sangat
ditentukan oleh tujuan bisnis yang dimiliki oleh wirausaha dalam dokumen rencana
strategisnya.
Jika
tujuan
bisnis
adalah
membangun
skala
usaha
yang
luas,
meningkatkanmareket share dan jumlah konsumsen, maka strategi keuangan dengan
menetapkan profit
margin yang
tinggi,
hanya
menggunakan
modal
sendiri,
dan
memperbanyak asset tetap, mungkin tidak akan cocok. Untuk mendukung tujuan bisnis diatas
akan lebih tepat dibuat marjin keuntungan yang tidak terlalu besar sehingga harga cukup
kompetitif. Digunakan utang karena keterbatasan pendanaan modal sendiri, dan
menggunakan asset tetap melalui fasilitas sewa, bukan dimiliki sendiri, untuk meminimalkan
modal kerja yang dibutuhkan.
Untuk melakukan pengelolaan keuangan secara efektif, Anda dapat menggunakan
neraca (balance sheet), laporan laba rugi dan laporan aliran kas (cash flow statements).
Neraca, atau yang juga dikenal sebagai pernyataan kekayaan bersih, adalah bentuk laporan
yang menjelaskan nilai semua aset yang kita miliki (sisi aktiva) dan nilai semua kewajiban
yang kita miliki dan besarnya modal sendiri (sisi pasiva). Dari neraca tersebut, terlihat berapa
besar nilai yang berhasil ditambahkan dari modal yang disetor.
Sementara itu, laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan kinerja
pengakumulasian laba dalam kurun waktu tertentu. Nilai laba diperoleh dari pengurangan
jumlah pendapatan yang dihasilkan dengan biaya-biaya yang dibutuhkan.
Selanjutnya, laporan aliran kas adalah laporan yang merangkum kondisi kas, baik aliran
kas masuk maupun aliran kas keluar pada suatu rentang waktu tertentu (minggian, bulanan,
6
atau tahunan). Laporan aliran kas ini memberikan informasi terkait dengan perilaku
penerimaan dan pengeluaran usaha.
Tidak seperti laporan yang menggunakan dasar accrual (accrual base), laporan aliran
kas menggunakan dasar kas kas (cashe base) sehingga pos-pos seperti depresiasi, smortisasi,
dan accruals tidak akan dimasukkan dalam laporan ini.
Dalam setiap usaha, kadang kala kita perlu tahu juga tentang anggaran (budget).
Anggaran menjelaskan kondisi keuangan saat ini, sekaligus memberikan arahan untuk
mencapai tujuan-tujuan keuangan tertentu.
C. Mengukur Kelayakan Usaha
Dalam konteks keuangan sederhana, kelayakan suatu usaha adalah ketika terjadi
kondisi dimana hasil yang diperoleh lebih besar dari dana yang diinvestasikan. Semakin besar
kelebihan dari dana yang kita investasikan, akan semakin menguntungkan investasi dalam
usaha tersebut. Secara matematis, investasi yang menguntungkan tersebut dapat dituliskan
sebagai berikut :
Keuntungan = Pendapatan – Total Biaya
= (Jumlah Barang Terjual x Harga) – Total Biaya
Pendapatan investasi diperoleh dari perkalian antara jumlah barang yang terjual dengan
harga per unit barang tersebut. Sementara itu, total biaya yang digunakan dalam usaha dapat
dibagi menjadi dua, biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel cost).
Biaya tetap merupakan komponen biaya yang harus ditanggung oleh pelaku usaha yang
nilainya tidak dipengaruhi oleh aktivitas bisnis, khususnya besarnya barang yang
diproduksi/dijual. Artinya, banyak atau sedikit barang yang dihasilkan tidak menentukan
besarnya biaya tetap tersebut. Biaya tetap ini biasanya terkait dengan aspek waktu, misalnya
biaya tenaga kerja tidak langsung per bulan, biaya administrasi per bulan, biaya sewa toko
per bulan, dan biaya pemasaran. Sementara itu, biaya variabel adalah komponen biaya yang
harus ditanggung oleh pelaku usaha yang nilainya dipengaruhi oleh aktivitas/ volume bisnis.
Contoh dari biaya variabel adalah biaya tenaga kerja langsung, biaya material, biaya bahan
habis pakai, dan biaya listrik dan air. Biaya total merupakan penjumlahan antara biaya tetap
dan biaya variabel yang ada.
7
Analisis Titik Impas (Break – Even Point)
Pada bebrapa kasus, pengusaha tidak hanya ingin mengetahui berapa keuntungan yang
mungkin diperoleh. Pengusaha ingin mengetahui, dalam kondisi seperti apa dia mencapai
titik impas. Dalam pengelolaan keuangan, apa yang diinginkan oleh pengusaha tersebut akan
dengan mudah terjawab melalui perhitungan titik impas (break – even pint), yaitu kondisi
dimana nilai keuntungan bernilai nol. Secara matematis, kondisi impas terjadi ketika nilai
pendapatan sama besar dengan nilai biaya.
Keuntungan
= Pendapatan – Biaya, jika nilai keuntungan adalah nol, maka
Pendapatan
= Total Biaya
(Harga x Kuantitas) = Biaya Tetap + (Biaya variabel per unit x Kuantitas)
Kuantitas Impas
= Biaya Tetap/ (Harga – Biaya variabel per unit)
Merujuk pada contoh sebelumnya, maka kuantitas yang dibutuhkan agar terjadi kondisi
impas dapat dihitung sebagai berikut :
Kuantitas
= 1.250.000 / (15.000-12.000)
= 416,6 dibulatkan menjadi 417 unit
Penentuan Kelayakan Lanjutan
Dalam lingkungan bisnis dan keuangan, kita percaya adanya nilai waktu uang (time
value of money). Berdasarkan konsep tersebut, nilai uang yang kita terima sekarang akan
lebih berarti dibandingkan nilai uang yang sama yang akan kita terima periode yang akan
datang. Mengapa kondisi tersebut dapat terjadi? Paling tidak terdapat dua hal yang
menjelaskan konsep nilai waktu uang. Pertama, adanya infasi yang menyebabkan harga-harga
mengalami penurunan nilai secara relatif dari waktu ke waktu. Kedua, adanya biaya
kesempatan yang hilang (opportunity cost) apabila kita gagal menerima kas sesegera
mungkin.
Terkait dengan analisis kelayakan usaha, konsep nilai waktu uang dapat digunakan,
khususnya untuk analisis nilai sekarang bersih (Net Present Value) dan analisis Internal Rate
of Return (IRR).
Net Present Value (NPV)
Net Present Value adalah akumulasi nilai sekarang kas masuk dan kas keluar yang
dihasilkan oleh investasi. NPV bermanfaat untuk menentukan apakah investasi yang diambil
mampu memberikan aliran kas masuk bersih pada investor. Untuk menentukan nilai NPV
tersebut, dapat digunakan formula sebagai berikut :
8
Dimana :
NPV = net present value
CFt
= aliran kas yang diterima pada periode ke-t
r
= tingkat suku bunga yang berlaku
t
= periode waktu yang digunakan
Nilai NPV positif mengindikasikan adanya aliran kas masuk bersih (investasi sebaiknya
dilakukan), nilai NPV negatif mengidentifikasi adanya aliran kasi keluar bersih (investasi
sebaiknya tidak dilakukan), dan nilai NPV sama dengan nol mengidentifikasikan posisi
impas. Semakin besar nilai NPV menunjukkan semakin prospektifnya suatu proyek.
Internal Rate of Return (IRR)
Selain NPV, kita dapat menggunakan IRR untuk menentukan apakah suatu pilihan
investasi layak dilakukan atau tidak. IRR didefinisikan sebagai tingkat pengembangan yang
membuat NPV sama dengan nol. Artinya, pada nilai IRR, investasi akan berada pada posisi
impas. Agar suatu investasi layak dilakukan, maka nilai tingkat pengembalian yang
dihasilkan harus lebih besar dari nilai IRR tersebut.
Contoh :
Suatu investasi membutuhkan aliran kas keluar sebesar Rp. 100 juta dan dibayarkan
sekarang. Dari investasi tersebut diprediksi mampu menghasilkan aliran kas masuk selama
tiga tahun masing-masing sebesar Rp. 40 juta. Berapa nilai IRR untuk investasi tersebut ?
0
= -100 + ((40/(1+IRR)1) + ((40/(1+IRR)2) + ((40/(1+IRR)3)
IRR
= 9.7 %
Sehingga agar investasi dikatakan layak, investasi harus mampu memberikan tingkat
keuntungan lebih besar dari 9,7%.
D. Manajemen Modal Kerja
2. Pengertian Modal Kerja
Modal kerja merupakan besarnya nilai uang yang dibutuhkan untuk mrndukung
operasionalisasi suatu bisnis. Tanpa adanya sejumlah uang tersebut, operasionalisasi bisnis
akan terganggu, misalnya tidak bisa mendapatkan bahan baku, tidak bisa menyediakan
sediaan yang mencakupi, dan tidak tercukupinya kas untuk transaksi.
Jika tidak mendskusikan modal untuk bisnis, maka biasanya kita mengenal dua
terminologi, yaitu modal kerja operasional bersih (net operating working capital) dan modal
9
operasi bersih (net operating capital). Modal kerja operasi bersih berfokus pada likuiditas
yang mencakupi dalam menunjang bisnis. Untuk mendapatkan besarnya nilai modal kerja
operasi bersih, dapat digunakan formula sebagai berikut :
= Operating Current Assets – Operating Current Liabilities
= (cash, receivables, inventory) – (account payable, accruals)
Operating Current Asset merupakan aset-aset lancar yang digunakan untuk mendung
operasi bisnis, seperti kas, piutang dagang, dan sediaan. Operating Current Liability adalah
kewajiban-kewajiban lancar yang biasanya terjadi dalam bisnis pada umumnya, seperti utang
dagang dan accruals (kewajiban pembayaran yang dapat diakumulasi, seperti pajak, dan
sebagainya).
Contoh perhitungan Modal kerja Operasi Bersih UD. ARVAZETA :
= (kas + Piutang Dagang + Sediaan) – (Utang Dagang + Accruals)
= (10.000 + 25.000 + 65.000) – (70.000 + 0)
= 30.000
Jadi, agar kegiatan operasional UD. ARVAZETA dapat berjalan, diperlukan modal kerja
operasi sebesar Rp. 30.000.
Manajemen Modal Kerja
Kita telah memahami bagaiman menghitung besarnya modal kerja operasi dan modal
operasi. Pengelolaan modal kerja tersebut sangat penting dilakukan, khususnya untuk
menjamin lancarnya kegiatan operasional bisnis dan terpenuhinya kewajiban-kewajiban
jangka pendek.
Untuk melakukan pengelolaan modal kerja tersebut terdapat dua hal yang harus
diperhatikan. Pertama, siklus konversi kas (cash conversion cycle) yaitu periode yang
dibutuhkan agar kas yang diinvestasikan untuk kegiatan bisnis dapat kembali dalam bentuk
uang kas.
Seperti kita ketahui bahwa dalam kegiatan bisnis, uang yang dimiliki kita gunakan
intuk membeli material untuk produksi, kemudian material tersebut kita proses, kemudian
kita jual kepada konsumen. Adakalanya dalam proses penjualan tersebut kita memberikan
tempo pembayaran sehingga kita hars melakukan penagihan untuk mengubah penjualan
menjadi bentuk pendapatan kas.
Siklus di atas tentunya membutuhkan waktu. Semakin cepat waktu yang ada dalam
siklus tersebut, maka kita berpotensi memiliki modal kerja yang semakin hemat. Kedua,
besarnya tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan (ROIC/ Return on Invested
Capital) dan besarnya biaya modal (CoC/ Cost of Capital) .Nilai ROIC dapat diperoleh
10
dengan membandingkan besarnya Laba Bersih dengan jumlah Modal uang diinvestasikan.
ROIC menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari setiap
rupiah nominal yang diinvestasikan.
Sementara nilai biaya modal diperoleh, baik dari nilai bunga yang dibayarkan kepada
kreditor maupun dari nilai keuntungan yang diminta oleh pemegang saham. Bisnis yang sehat
akan memiliki selisih positif antara ROIC dengan CoC yang besar. Artinya, tingkat
keuntungan yang diberikan oleh bisnis tersebut lebih besar dari biaya modal yang digunakan.
Sehingga dalam konteks pengelolaan modla kerja, harus dipastikan bahwa terdapat surplus
atas selisih ROIC dengan CoC diatas.
Secara spesifik, terdapat empat area dalam pengelolaan modal kerja. Pertama, Cash
Management, yaitu upaya untuk mengoptimalkan jumlah kas yang dibutuhkan. Biasanya kas
yang harus ada untuk kebutuhan transaksi, berjaga-jaga, maupun kebutuhan spekulatif
lainnya. Kekurangan kas akan membuat bisnis dalam masalah. Usaha Anda bisa gagal
mendapat margin keuntungan atau Anda mengalami kemungkinan menutunnya image
perusahaan karena tidak mampu memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo.
Namun, terlalu banyak kas yang dimiliki juga mengidentifikasi adanya kesemapatan
yang hilang (opportunity loss) untuk mendapatkan tingkat keuntungan dari investasi. Oleh
karenanya, perlu disusun formulasi jumlah kas yang optimal. Sementara itu, untuk tujuan
operasional pengelolaan, dapat digunakan anggaran kas.
Kedua, Inventory Management yaitu upaya untuk mengelola tingkatan sendiaan
sehingga tidak terjadi over-stock yang menyebabkan kebutuhan modal kerja terlalu besar
(padahal tidak diperlukan). Atau, terjadinya under-stock yang menyebabkan permintaan
konsumen tidak terpenuhi.
Ketiga, Account receivable Mangement yaitu upaya mengelola besarnya piutang
kepada konsumen. Adakalanya untuk meningkatkan penjualan atau meningkatkan hubungan
dengan konsumen diperlukan tempo pembayaran yang lebih fleksibel (lebih panjang) kepada
konsumen. Namun, terlalu lama tempo pembayaran yang diberikan akan menyebabkan modal
kerja yang dibutuhkan meningkat.
Keempat, Account payable Mangement yaitu upaya untuk mengelola besarnya utang
dagang yang kita miliki. Semakin besar utang dagang, akan membuat makin kecilnya modal
kerja yang dibutuhkan. Hal yang sama juga berlaku untuk tempo pembayaran utang. Semakin
panjang waktu yang diberikan untuk melakukan pembayaran utang, maka modal kerja yang
dibutuhkan akan semakin sedikit.
Manajemen Utang
11
Dalam bisnis, adakalanya modal sendiri yang digunakan tidak lagi mencukupi. Oleh
karenanya, pemilik usaha dapat mengundang pihak lain untuk turut serta memiliki bisnis
tersebut, menjadi pemegang saham melalui penyertaan modal. Jika pilihan tersebut diambil,
maka konsekuensinya pemilik usaha akan berbagi kepemilikan dengan investor.
Adakalanya karena pertimbangan tertentu, seseorang enterpreneur tidak menginginkan
kondisi tersebut terjadi. Sehingga dia lebih suka mengundang pihak lain (kreditor) untuk
memberikan pinjaman dana untuk digunakan dalam bisnis. Dalam berhubungan dengan
kreditor, pebisnis tidak akan berbagi kepemilikan dengannya, tetapi sebagai konsekuensinya,
kreditor akan memberikan skema pembayaran atas dana yang digunakan tersebut.
Karena alasan tersebut, penggunaan utang dapat menjadi alternatif solusi pendanaan,
disamping secara ekonomis terbukti biaya utang lebih murah dibandingkan biaya modal
sendiri. Namun demikian, Anda harus berhati-hati sebelum berutang. Anda harus memastikan
bahwa tingkat keuntungan yang Anda hasilkan dari kegiatan bisnis tersebut mampu
digunakan untuk membayar cicilan yang disyaratkan oleh utang tersebut. Jika kondisi
tersebut tidak dipenuhi, maka penggunaan utang akan membuat modal yang Anda tanamkan
akan semakin berkurang, dan Anda berada dalam kondisi awal kebangkrutan.
Jenis-Jenis Utang
Terdapat bebrapa jenis utang yang sering kita jumpai. Berdasarkan tipenya, kita dapat
mengklasifikasikan utang ke dalam lima kelompok, yaitu :
a)
Berdasarkan periode utang : terdapat utang jangka pendek (kurang dari 1 tahun), utang
jangka menengah (1-5 tahun), dan utang jangka panjang (lebih dari 5 tahun).
b)
Berdasarkan penggunaan utang : terdapat utang kepemilikan perumahan, toko, dan
sebaginya (real estate loan), utang untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi dan konsumsi
(personal loan), dan utang lainnya (non-real astate loan).
c)
Berdasarkan ada tidaknya jaminan : terdapat utang yang mensyaratkan adanya
jaminan/ callateral tertentu (secured loan) dan utang yang tanpa mensyaratkan jaminan
(unsecured loan).
d)
Berdasarkan tingkat suku bunga : terdapat utang yang memiliki tingkat suku bunga tetap
sampai dengan jatuh tempo (fixed rate loan) dan utang dengan tingkat suku bunga berubahubah sesuai dengan kondisi saat itu (variabel rate loan).
e)
Berdasarkan tipe pembayaran : terdapat 4 jenis utang, yaitu utang dengan model
pembayaran satu kali atas nominal utang tersebut, dan biasanya diakhir periode utang (single
payment
loan),
utang
dengan
model
maksimum
plafon
pinjaman
dan
pengusaha diperkenankan meminjam maksimum sebesar plafon tersebut (line of credit),
12
utang dengan pembayaran bunga lebih besar diawal periode dan semakin lama semakin
menurun, biasanya untuk pinjaman KPR dan kepemilikan kendaraan (amortized loan), dan
utang dengan fleksibilitas pembayaran lebih besar diakhir periode (ballon payment loan).
Biaya Utang
Seperti yang dijelaskan diatas, meskipun utang memiliki kelebihan dibandingkan
sumber dana lainnya, tetapi utang juga memberikan kewajiban bagi intrepeneur yang
meminjam untuk membayarnya .biaya utang dapat terdiri dari biaya bunga dan biaya non
bunga (misalnya, appraisal, biaya provisi, biaya administrasi, dan sebagainya).untuk biaya
bunga harus dicermati oleh pembisnis adalah tipe bunga yang digunakan .secara
umum,terdapat tiga jenis tipe bunga yang sering digunakan yaitu ;
·
APR Annual Percentage Rate/Nominal Rate ,yaitu tingkat suku bunga yang berlaku
Selama satu tahun .contoh ;UD.ARVAZETA meminjam dari lembaga keuangan sebesar
Rp.1.000,000 dengan tingkat suku bunga 12%APR .artinya dalam periode satu tahun
UD.ARVAZETA
menangggung
beban
pembayaran
bunga
sebesar
12%xRp.1.000,000=Rp.120.000.
·
Periodic Rate ,yaitu tingkat bunga berdasarkan periode yang berlaku.untuk
menghitung periodic rate ,dapat digunakan rumus
Periodic rate =APR/m
APR adalah tingkat suku bunga tahunan ,dan m adalah jumlah bulanan.jadi, berdasarkan
contoh diatas ,tingkat suku bunga periodic per bulan yang harus ditanggung oleh
UD.ARVAZETA adalah 1%.
·
Effective Rate adalah tingkat suku bunga yang secara efektif harus ditanggung oleh
peminjam .tingkat suku bunga inilah yang dapat digunakan untuk melakukan perbandingan
antara beberapa pilihan pinjaman yang ditawarkan oleh lembaga keuangan .untuk
mendapatkan suku bunga efektif ,dapat digunakan formula sebagai berikut :
Eff =(1+periodic rate)m-1
E. Sumber-Sumber Pendanaan
Secara umum terdapat 4 sumber pendanaan yang dapat diakses oleh setiap entrepreneur
,yaitu :
·
Individual Deposits & Savings yaitu simpanan ,baik yang berupa tabungan ,deposito,
maupun giro yang dimiliki oleh setiap entrepreneur .jika simpanan itu digunakan untuk
berbisnis ,maka biasanya dianggap sebagai penyertaan modal sendiri.
·
Loan ,yaitu utang yang disediakan oleh pihak-pihak tertentu ,diantaranya:
13
a) Family Loan yaitu utang yang berasal dari keluarga , ayah, ibu, mertua, kakak, adik dan
sebagainya
b) Neighbors loan yaitu utang dari kolega ,saudara,dan partner bisnis secara individual
c)
Penggadaian loan yaitu memanfaatkan jasa gadai dari penggadaian untuk mendapatkan
dana segar dalam rangka menjaga likuiditas
d)
Bank loans yaitu pinjaman kepada lembaga perbankan ,baik bank umum,bank
perkreditan rakyat,maupun bank syariah
e) Venture capital yaitu pinjaman yang berasal dari lembaga-lembaga modal ventura .
f) Leasing yaitu mencari sumber pendanaan dengan memanfaatkan skema pembiayaan
yang disediakan oleh lembaga pembiayaan baik berupa operational lease maupun
financial lease
·
Suppliers yaitu fasilitas kredit yang disediakan oleh supplier untuk mengurangi
kebutuhan pendanaan usaha ,seperti pembelian kredit , tempo pembayaran ,dan
sebagainya .
·
Customers yaitu upaya menggunakan dana yang memiliki oleh konsumen untuk
pembiayaan usaha, seperti pemesanan dana pembayaran di muka (installment)
F. Financial Thermometer
Seperti tubuh manusia ,kondisi bisnis juga dapat berubah-ubah ,baik menjadi lebih baik
maupun lebih buruk .untuk mengetahui kondisi tersebut ,kita dapat menggunakan alat ukur
berupa thermometer keuangan sebagai berikut :
1. Termometer Likuiditas yaitu ukuran –ukuran yang menunjukan kemampuan bayar atas
kewajiban yang dimiliki oleh suatu usaha .terdapat dua jenis thermometer likuiditas
yaitu current ratio (CR) dan quick ratio (QR)
a.
Current ratio dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut :
CR=current asset/current liability
b.
Quick ratio dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut
QR=(Current asset-inventory)/current liability
2. Thermometer pengelolaan semangat yaitu ukuran-ukuran yang menunjukan efektivitas
pengelolaan asset yang dimiliki.terdapat empat jenis thermometer pengelolaan asset
,yaitu inventory trun over (Inv.TO),Days Sales Outstanding(DSO),Fixed Asset Trun
Over (Fato) DAN Total Asset Trun Over (TATO)
a. Nilai inventory trun over menunjukan efektifitas penggunaan persediaan dalam
mendapatkan penjualan .nilai tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut
14
inventory trun over=sales/inventory
b. Nilai days sales outstanding menunjukan efektivitas pengelolaan piutang dagang yang
dimiliki oleh intrepreneur .nilai tersebut dapat dihitung dengan formula
DSO=receivables/average sales per day
c. Nilai fixed asset trun over menunjukan efektifitas penggunaan asset-aset tetap dalam
mendapatkan penjualan .nilai tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai
berikut:
Fixed asset trun over= sales/total fxed asset
d. Nilai total asset trun over(TATO) menunjukan efektifitas penggunaan keseluruhan
asset yang dimiliki untuk membukukan penjualanb .niali tersebut dapat diperoleh
dengan formula sebagai berikut ;
TATO =sales/total asset
3. Thermometer pengelolaan utang yaitu ukuran-ukuran yang menunjukan efektifitas
pengelolaan utang terdapat dua ukuran yang sering digunakan yaitu debt ratio dan
time interest earned ratio .
a. Debt ratio menunjukan proporsi pendanaan yang dimilikin oleh suatu usaha . semakin
tinggi nilai debt ratio ,menunjukan semakin bayak utang digunakan.nilai ratio dapat
diperoleh dengan formula sebagai berikut:
Debt ratio=total liability/total asset
b. Time interest earned ratio(TIE) menunjukan kemampuan pembayaran bunga atas
utang –utang yang digunakan oleh perusahaan .semakin besar nilai rasio resebut akan
semakin baik .nilai rasio tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut ;
TIE=earnings before interest and tax/interest charges
4. Thermometer profitabilitas yaitu ukuran –ukuran yang menunjukan kemampuan bisnis
dalam menghasilkan keuntungan .secara umum ,terdapat empat thermometer yang
digunakn ,yaitu profit margin(PM),basic earning power(BEF),Return Onasset (ROA)
,dan return on equity (ROE)
a. Profit margin(PM) menunjukan kemampuan bisnis untuk dapat keuntungan dari setiap
penjualan yang dibukukan .semakin besar nial PM akan semakin baik .nilai PM
tersebut dapat diperoleh engan formula sebagai berikut ;
PM=net income/sales
b. Basic earning power (BEP) menunjukan kemampuan asset-aset yang dimiliki untuk
menghasilkan laba kotor .semakin besar nilai BEF akan semakin baik .nilai BEP
tersebut dapat diperoleh dari formula sebagai berikut :
15
BEP=earning before interest and tax /total asset
c. Return on asset (ROA) menunjukan kemampuan aset-aset yang dimiliki untuk
menghasilakn keuntungan bersih.semakin besar nilai ROA akan semakin baik .nilai
ROA tersebut dapat diperoleh dengan formula sebagai berikut:
ROA=net income /total asset
d. Return equity (ROE) menunjukan kemampuan modal sendiri untuk menghasilkan
keuntungan.semakin besar nilai ROE akan semakin baik .nilai ROE resebut dapat
diperoleh dengan formula sebagai berikut ;
ROE=net income /common equity
Tips Pengelolaan Keuangan
Tips dan trik pengelolaan modal kerja :
1. Tentukan siklus konversi kas (cash conversion cycle)
Siklus konversi kas adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kas (modal awal)
menjadi kas kembali (pendapatan). Siklus dimulai dari kas awal yang digunakan untuk
membeli persediaan guna kegiatan produksi, kemudian diproses menjadi produk yang siap
dijual, dilakukan penjualan, dan berakhir dipenagihan penjualan. Semakin cepat waktu yang
dibutuhkan untuk mengonversikan dari kas menjadi kas kembali, maka modal kerja yang
dibutuhkan akan semakin sedikit. Sebagai contoh, bisnis makanan memiliki cash conversion
cycle + / - 5 hari, sementara bisnis ritel memiliki cash conversion cycle + / - 35 hari. Dari
sudut pandang ini, tentunya masuk akal jika kebutuhan modal untuk bisnis ritel jauh lebih
besar dbanding kebutuhan modal dalam bisnis makanan.
1. Optimalkan kebijakan cash management
Tentukan jumlah kas optimal, misalnya menggunakan anggaran kas, untuk menghindari cash
shortage dan investment opportunity loss.
2. Optimalkan kebijakan inventory mangement
Semakin sedikit yang dimiliki tentu akan semakin sedikit pula modal kerja yang dibutuhkan.
Namun, terlalu sedikit memiliki sediaan, terdapat risiko todakterlayaninya permintaan
konsumen.
3. Optimalkan kebijakan manajement piutang
Sedapat mungkin kerugian besarnya piutang kepada counter-party Anda. Jika terpaksa ada,
pastikan tempo pembayaran yang jatuh temponya pendek. Dan jika terlanjur memiliki
piutang dalam jumlah yang signifikan, segera perbaiki manajemen penagihan.
16
4. Optimalkan kebijakan manjemen utang
Perbaiki posisi tawar Anda dengan supplier sehingga Anda mendapatkan fleksibilitas dalam
pembayaran serta tempo pembayaran yang lebih lama. Jika kondisi tersebut terjadi, maka
kebutuhan modal kerja dapat ditekan.
Tips dan Trik Mencari Pinjaman yang Aman :
1. Pahami benar karakteristik bisnis Anda.
2. Hitung benar kebutuhan keuangan Anda.
3. Ukur kekuatan pembayaran Anda.
4. Perkiraan besarnya bunga yang harus dibayarkan dan periode pinjaman.
5. Jika diperlukan, minta penjelasan lebih detail dan lakukan simulasi.
6. Siapkan dokumen-dokumen yang diperlukan.
G. Menetapkan Prioritas Bisnis
Dalam menentukan pembiayaan modal,wirausahawan harus menentukan jumlah
dana maupun waktu yang dibutuhkan,disamping proyeksi penjualan dan pertumbuhan
perusahaan. Perusahaan menengah kecil biasanya kesulitan modal usaha berbeda dengan
perusahaan besar yang mempunyai potensi untuk berkembang.tahapan pendanaan bisnis
adalah :
1. Pembiayaan tahap awal :
2. Pendanaan ekspansi atau pengembangan
3. Pembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts.
Pembiayaan tahap awal biasanya sangat sulit dan sangat mahal didapatkan. Sedangkan
pembiayaan ekspansi dan perkembangan lebih mudah diperoleh. Pembiayaan dalam
pengembangan bisnis sifatnya lebih sfesisik. Untuk mendapatkan modal perlu mengetahui
berapa banyak kebutuhan finansial perusahaan. Perencanaan fasilitas terdiri dari likuiditas
dan laba yang dipusatkan pada perencanaan aliran kas perusahaan dimasa depan. Proyeksi
laba juga memiliki keabsahan independent sebagai laporan rugi laba dimasa depan.
Uang merupakan bentuk kekuasaan yang fleksibel,tetapi cara untuk mendapatkan
kekuasaan tersebut bisa dilakukan dengan cara lain untuk mengganti pengeluaran uang
dengan pembagian sejumlah tertentu saham untuk menarik orang yang mungkin keahliannya
sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Sebagian besar investor pemodal mempunyai
17
ketidaksukaan yang besar terhadap resiko. Prosedur analisa dan penyaringan yang dilakukan
investor untuk meminimalisasi dua jenis resiko :
1. Resiko tidak dikenalnya wiraswastaan yang menyebabkan hilangnya modal.
2. Resiko hilangnya waktu yang digunakan untuk proyek yang tidak produktif.
H. Analisa Peluang Pokok
Analisa pulang pokok merupakan suatu teknik untuk menentukan volume penjualan
yang harus dicapai,agar tercapai posisi impas/pulang pokok (perusahaan tidak mendapat laba
tapi tidak juga menderita rugi). Analisa pulang pokok adalah proses menghasilkan informasi
yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan
berbagai tingkat produksi, unsur – unsur dasar analisa pulang pokok :
1. Biaya tetap (fixed cost)
Adalah biaya yang umumnya selalu konstan,bahkan dimasa sulit. Biaya tetap tidak
terpengaruh oleh perubahan – perubahan dalam aktivitas operasi sampai pada kondisi
tertentu,kondisi dimana sesuai dengan kapasitas yang tersedia. Contoh : misalkan anda punya
usaha toko komputer,biaya untuk menggaji karyawan yang jaga toko adalah 500 ribu
perbulan.mau yang beli komputer dalam sehari ada 10 orang atau tidak ada yang beli sama
sekali, biaya yang harus anda keluarkan tidak berubah,yaitu 500 ribu untuk menggaji
karyawan anda,oleh sebab itu 500 ribu tersebut merupakan biaya tetap.
2. Biaya variable (variable cost)
Adalah biaya yang umunya berubah – ubah sesuai dengan volume bisnis. Makin besar
volume penjualan anda,makin besar pula biaya yang harus anda keluarkan.contoh : (biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja dalam pembuatan sebuah produk adalah biaya variable)
misalnya pembuatan sebuah baglog membutuhkan biaya Rp. 1500 rupiah untuk bahan
bakunya dan 500 rupiah untuk tenaga kerja yang membuatnya. Maka biaya variable dari
baglog tersebut adalah 2000 rupah per unitnya. Total biaya variablenya bisa berubah –
ubah,bergantung berapa banya baglog yang bisa dibuat oleh si buruh. Jika si buruh ganya
mampu membuat 10 baglog,maka total biayanya adalah Rp. 2000 x 10 unit = Rp. 20.000,00.
Jika hanya mampu membuat 1 buglog maka Rp.2000 x 1 = Rp. 2000. Biaya ini dikatakan
biaya variable,kerena berubah – ubah tergantung pada volume bisnis tersebut.
18
3. Biaya tetap
Adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produksi. Dimana TC =
TFC + TVC
4. Pendapatan total
Adalah semua penerimaan produsen dari hasil penjualan barang ataupun outputnya.
5. Keuntungan
Adalah perbedaan antara hasil penjualan dengan belanja. Dalam ekologi ada dua macam
keuntungan : (a) keuntungan sinergis, didapat karena efisiensi artinya melakukan produksi
dengan cara yang lebih murah sehingga keuntungan yang didapat menjadi lebih banyak, (b)
keuntungan transfer adalah keuntungan yang didapat dengan memberikan kerugian kepada
pihak – pihak lain. Misalnya kerugian polusi,limbah dan sebagainya (relasi tak- sadar).
6. Kerugian
merupakan masalah utama yang harus dihadapi oleh wirausahawan oleh karenanya para
pengusaha harus tahu betul titik kelemahan dan kerugian tersebut
7. Titik pulang pokok
yaitu dimana perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan tidak mendapatkan kerugian.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan ,
pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi
atau perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan
menggunakan seefektif-efektifnya, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Dalam prakteknya, Manajemen keuangan adakah tindakan yang diambil dalam rangka
menjaga kesehatan keuangan organisasi/perusahaan. Untuk itu dalam membangun sistem
manajemen keuangan yang baik perulah kita untuk mengindentifikasi prinsip-prinsip
manajemen keuangan yang baik.
B. Saran
Perusahaan perlu meningkatkan kemampuan untuk mengelola dana yang ada secara
optimal. Selain itu, perusahaan hendaknya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
karyawan, manajemen perusahaan dan staf bagian keuangan mengenai pentingnya
meningkatkan efisiensi modal kerja untuk memperoleh rentabilitas ekonomi.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kasali Rhenald, dkk.2010.Kewirausahaan.Jakarta:Hikmah
http://permataqolamiy.blogspot.co.id/2015/04/pembiayaan-usaha-baru.html diakses pada 18 Maret
2017 pukul 22.03 WIB
https://ragilmujiono.blogspot.co.id/2016/09/makalah-manajemen-keuangan.html diakses pada 18
Maret 2017 pukul 22.04 WIB
21
Download