TEORI PRODUKSI EKONOMI MANAJERIAL KELOMPOK 7 ● ● ● ● ● ● IRMA SOVI ZULKARNIA 17210403 RIZA DWI RIMAYANTI 17210404 STEVEN CLINTON KIAMA 17210244 VITA QUR’ANITA 17210399 YANOVITA AYU 17210396 ZEIN AZHAR RAMADHAN 17210208 PENGERTIAN Produksi adalah suatu proses yang mengubah input (faktor produksi atau sumberdaya) menjadi output sehingga bertambah nilainya. Output yang dihasilkan dapat berupa barang dan jasa. Faktor produksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: ● Tanah (land) ● Tenaga Kerja (labor) ● Modal (capital) ● Kewirausahaan (entrepreneurship) Faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi juga dapat diklasifikasikan sebagai berikut: ● Input tetap, yaitu input yang jumlahnya tidak berubah dalam jangka waktu tertentu. ● Input variabel, yaitu input yang jumlahnya dapat berubah mengikuti jumlah output yang dihasilkan. Tenaga Kerja (Labor) Barang (Goods) Modal (Capital) Proses Produksi Output Tanah (land) Kewirausahaan (Entrepreneurship) Jasa (Services) FUNGSI PRODUKSI JANGKA PENDEK Fungsi produksi jangka pendek merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dengan tingkat input, dimana input yang digunakan terdiri atas input tetap (paling tidak satu) dan input variabel. Q = f (K,L) K = Kapital (modal) dan L = Labor (tenaga kerja) 1. Konsep Produksi ● ● ● Total Physical Product (TPP) Total Physical Product (TPP) adalah jumlah seluruh output yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Average Physical Product (APP) Average Physical Product (APP) adalah jumlah output rata-rata per unit input yang digunakan dalam suatu proses produksi. APP = TPP/input ● Marginal Physical Product (MPP) Marginal Physical Product (MPP) adalah perubahan jumlah output sebagai akibat perubahan 1 (satu) unit input yang digunakan dalam suatu proses produksi. MPP = ∆TPP/∆input 2. Tahap Produksi ● Tahap I Pada tahap ini TPP, APP, dan MPP naik, seperti terlihat pada jarak OL1. ● Tahap II Pada tahap ini TPP dan APP masih mengalami kenaikan, namun MPP menurun, seperti terlihat pada jarak L1 L2 . ● Tahap III Pada tahap ini TPP, APP, dan MPP turun, yaitu seperti terlihat setelah L3 . Kurva Produksi Jangka Pendek Q TPP 0 L1 L2 L3 L Q APPL 0 L1 L2 L3 L MPPL THE LAW OF DIMINISHING RETURN The Law of Deminishing Return (hukum hasil lebih yang semakin berkurang) menyatakan bahwa: “Apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (misalnya tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya produksi total (total physical product) akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu, pertambahan produksi (marginal physical product) akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total akan semakin lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun..” Tenaga Kerja (orang) Total Physical Product (TPP) / (unit) Average Physical Product (APP) / (unit) Marginal Physical Product (MPP) 1 150 150 150 2 400 200 250 3 810 270 410 4 1080 270 270 5 1290 258 210 6 1440 240 150 7 1505 215 65 8 1520 180 15 9 1440 160 -80 Tahap PERTAMA KEDUA KETIGA ELASTISITAS PRODUKSI Elastisitas produksi adalah rasio perubahan relatif jumlah output yang dihasilkan dengan perubahan relatif jumlah input yang dipergunakan. Atau dapat ditulis : Persentase perubahan output Elastisitas Produksi = Persentase perubahan input Elastisitas produksi juga dapat ditulis secara matematis sebagai berikut: dY/Y dY . X MPP (Marginal Physical Product) Elastisitas Produksi = ; = dX/X dX Y APP (Average Physical Product) Dari persamaan tersebut, nampak adanya hubungan antara elastisitas produksi dengan marginal physical product dan average physical product, sebagai berikut: ❖ Jika tingkat produksi di mana MPP > APP maka EP > 1 ❖ Jika tingkat produksi di mana MPP = APP maka EP = 1 ❖ Jika tingkat produksi di mana MPP = 0 maka EP = 0 ❖ Jika tingkat produksi di mana MPP negatif maka EP juga negatif. ❖ I = Daerah Produksi I Daerah dengan EP > 1 sampai EP = 1, disebut daerah I (irasional). Penambahan faktor produksi sebesar 1% menyebabkan penambahan produk selalu lebih besar dari 1%. ❖ II = Daerah Produksi II Daerah dengan EP = 1 sampai EP = 0, disebut daerah rasional. Penambahan faktor produksi 1% menyebabkan penambahan produk paling tinggi 1% dan paling rendah 0%. Di daerah ini dapat dicapai pendapatan maksimum. ❖ III = Daerah Produksi III Daerah dengan EP = 0 sampai EP < 0, disebut daerah irasional. Penambahan faktor produksi menyebabkan pengurangan produk (penambahan negatif) atau mengurangi pendapatan. Y TPP 0 X I Y E>1 II E=1 III E=0 E<1 APP 0 L3 X FUNGSI PRODUKSI JANGKA PANJANG Fungsi produksi jangka panjang merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan antara tingkat output dengan tingkat input, yang mana input yang digunakan seluruhnya berupa input variabel. Q = f (K,L) K = Kapital (modal) dan L = Labor (tenaga kerja) Kurva Produksi Jangka Panjang Jalur Perluasan Usaha K K Expantion Path Least Cost Combination (Keseimbangan) Isoquant Curve 3 (3000 Unit) Isoquant Curve 2 Isoquant Curve 2 (2000 Unit) Isoquant Curve 1 (1000 Unit) 0 Isocost Line 1 Isocost Line 2 Isocost Line 3 Isoquant Curve 1 L 0 Isocost Line 1 Isocost Line 2 L ● Isoquant Curve Isoquant Curve adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi faktor-faktor produksi yang dapat digunakan untuk memproduksi output dengan jumlah tertentu (sama). Ciri-cirinya: ⮚ Cembung dilihat dari titik 0 (origin). ⮚ Berlereng (slope) negatif. ⮚ Tidak saling berpotongan. ⮚ Semakin menjauhi dari titik 0 (origin), semakin tinggi jumlah barang yang diproduksi. ● Isocost Line Isocost line adalah garis yang menunjukkan berbagai kombinasi faktor-faktor produksi yang dapat dibeli (dibiayai) dengan jumlah dana yang sama. ● Least Cost Combination Least Cost Combination adalah kombinasi faktor-faktor produksi yang memberikan biaya paling rendah dalam memproduksi sejumlah output tertentu. ● Keseimbangan Produsen Keseimbangan Produsen adalah tingkat output maksimal yang dapat dihasilkan dengan dana (biaya) tertentu atau jumlah dana (biaya) minimal yang digunakan untuk menghasilkan output tertentu. ● Expantion Path Expantion Path (jalur perluasan usaha) adalah garis yang menghubungkan titik-titik keseimbangan produsen pada berbagai tingkat output. FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS Q = A Kα L β Dimana: Q – Jumlah output K = Kapital ( modal) A = Kondisi teknologi L – Labor (tenaga kerja) Fungsi produksi Cobb-Douglas memiliki 3 (tiga) sifat kondisi return to scale, yaitu: ❖ Increasing Return to Scale Merupakan kondisi di mana proporsi kenaikan output lebih dari proporsi kenaikan input, yang ditunjukkan dengan jumlah pangkat lebih dari 1 atau α + β > 1 ❖ Constant Return to Scale Merupakan kondisi dimana proporsi kenaikan output sama dengan proporsi kenaikan input, yang ditunjukkan dengan jumlah pangkat sama dengan 1 atau α + β = 1. ❖ Decreasing Return to Scale Merupakan kondisi dimana propoesi kenaikan output kurang dari proporsi kenaikan input, yang ditunjukkan dengan jumlah pangkat kurang dari 1 atau α + β < 1 Hubungan Input dan Output yang Menggambarkan Kenaikan Hasil Bertambah (Increasing Return to Scale) Faktor Produksi (X) Penambahan Faktor Produksi (ΔX) Hasil Produksi (Y) Penambahan Hasil Produksi (ΔY) MPP (ΔY/ ΔX) 1 - 18 - - 2 1 25 15 15 3 1 45 20 20 4 1 70 25 25 Universitas Darma Agung, Medan. 15 Hubungan Input dan Output yang Menggambarkan Kenaikan Hasil Tetap (Constant Return to Scale) Faktor Produksi (X) Penambahan Faktor Produksi (ΔX) Hasil Produksi (Y) Penambahan Hasil Produksi (ΔY) MPP (ΔY/ ΔX) 1 - 10 - - 2 1 20 10 10 3 1 30 10 10 4 1 40 10 10 Universitas Darma Agung, Medan. 16 Hubungan Input dan Output yang Menggambarkan Kenaikan Hasil Berkurang (Decreasing Return to Scale) Faktor Produksi (X) Penambahan Faktor Produksi (ΔX) Hasil Produksi (Y) Penambahan Hasil Produksi (ΔY) MPP (ΔY/ ΔX) 1 - 10 - - 2 1 18 8 8 3 1 24 6 6 4 1 28 4 4 Contoh: 1.Diketahui fungsi produksi dengan persamaan Q = 5K3/4L1/5. Jika pangkat dalam persamaan tersebut dijumlahkan akan diperoleh nilai kurang dari 1. yaitu 3/5 + 1/5 = 4/5. Untuk membuktikan bahwa fungsi produksi tersebut bersifat Decreasing Return to Scale, dapat dilakukan dengan mengalikan semua input dengan kelipatan yang sama, misalnya 2, maka persamaannya menjadi: Q* = 5 (2K)3/5 (2L)1/5 Q* = 5. 23/5. K3/5. 21/5. L1/5 Q* = 5. 23/5. 21/5. K3/5. L1/5 Q* = 24/5. 5. K3/5. L1/5 Q* = 24/5. Q Q* = 1,74 Q Artinya: Setiap kenaikan input K dan L sebesar 2 kali lipat menghasilkan kenaikan output yang proporsinya kurang dari 2, yaitu sebesar 1,74 kali lipat, sehingga terbukti bahwa fungsi produksi tersebut bersifat Decreasing Return to Scale. 2. Diketahui fungsi produksi dengan persamaan Q = 7Ka Lb, dengan Q = 50.000, K = 5.000.000, dan L = 500, serta a + b = 0,7 atau (b = 0,7 – a). Untuk menghitung a dan b dapat dilakukan dengan menggunakan logaritma, sebagai berikut: Q log Q log 50000 = 7 Ka Lb = log 7 + a log K + b log L = log 7 + a log 5000000 + b log 500 4,70 = 0,85 + a(6,70) + b(2,70) 4,70 = 0,85 + 6,70a + 2,70b 4,70 = 0,85 + 6,70a + 2,70(0,7-a) 4,70 = 0,85 + 6,70a + 1,89 – 2,70a 4,70 – 0,85 – 1,89 = 6,70a – 2,70a 1,96 = 4a a = 0,49 b = 0,7 – a = 0,7 – 0,49 = 0,21 Untuk menghitung MPK dan MPL dapat dilakukan dengan menurunkan secara parsial fungsi produksi tersebut terhadap K dan L. MPK = ∆Q/∆K = 7 a Ka-1 L b = 7 (0,49) (5000000)-0,51 (500)0,21 = 7 (0,49) (0,00038) (3,69) = 0,0048 Dan: MPL = ∆Q/∆L = 7 b Ka L b-1 = 7 (0,21) (5000000)0,49 (500)-0,79 = 7 (0,21) (1916,44) (0,0074) = 20,85