Nama : Listiyana Syafitri Daulay NPM : 1720040003 Judul : Pengaruh Komunikasi Antarpribadi dan Intensitas Penggunaan Gadget terhadap Interkasi sosial Orang Tua-Anak di Kelurahan Losungbatu Kecamatan Padangsidimpuan Utara A. Latar belakang Interaksi sosial menurut Gillin dan Gillin (Soekanto, 2007:55) merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang dan perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial juga merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interkasi sosial merupakan hal penting dilakukan karena tanpa adanya interkasi sosial orangtua dan anak tidak akan ada kehidupan bersama. Interkasi sosial yang dimaksud dalam penelitian ini fokus kepada tatap muka dan berada di tempat yang sama. Sebagian ahli berpendapat bahwa di media sosial orang melakukan interkasi tetapi tidak tatap muka, tetapi dengan perkembangan teknologi kini di media sosial dapat melakukan interkasi tatap muka tetapi tidak berada pada tempat yang sama. Hasil survei viva.co.id menjelaskan sekitar 47 persen dari orangtua mengatakan, anaknya menghabiskan waktu seharian melihat gadget. Dalam survei diungkapkan lebih dari setengah orangtua khawatir dengan tingkat publikasi 1 konten seksual yang ada di gadget anaknya. 52 persen orang khawatir anaknya bertemu dengan orang asing yang ditemui di dunia maya. Dalam survei yang dilakukan anak menghabiskan waktu rata-rata lebih dari tiga jam perhari untuk melihat gadget (VIVA.co.id, 2015). Data survei menunjukan bahwa anak menghabiskan waktu yang banyak untuk melihat gadget. Ketika anak melihat gadget anak akan masuk ke dalam dunia maya dan berinteraksi dengan sesuatu yang ada di dunia maya. Waktu untuk berkomunikasi antarpribadi orangtua dan anak dapat berkurang dengan adanya gadget. Tabel 1.1 Survei pengguna gadget pada anak berdasarkan lokasinya Tempat Rumah Saat pergian Rumah makan Rumah teman sekolah Sumber : (The Asian Parent, 2014) survei 99% 71% 70% 40% 17% Pada tabel 1.1 menjelaskan bahwa 99% anak aktif menggunaka gadget ketika berada di rumah. Lokasi sekolah merupakan tempat terendah untuk aktif melihat gadget karena beberapa sekolah seperti di Padangsidimpaun melarang siswa untuk membawa gadget ke sekolah. Sedangkan berdasarkan pengamatan peneliti anak di kelurahan Losungbatu kecamatan Padangsimpuan insensitas penggunaan gadget tinggi, anak tidak lagi menghabiskan waktu yang penuh untuk berkomunikasi orangtuanya, 2 bahkan anak lebih sering berinteraksi dengan masyarakat di dunia internet dibandingkan dengan interkasi secara tatap muka dengan lingkungannya. Menurut Undang Undang Nomer 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 angka 5, Anak adalah yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah. Usia anak yang masih di bawah 18 tidak mudah untuk memilih konten yang positif atau negatif yang dapat berdampak pada pribadinya. Orangtua sebagai orang yang paling bertanggung jawab pada anak, hal mengharuskan orang tua lebih berperan dalam membentuk sikap dan kepribadian yang dapat mempengaruhi anak. Peneliti melihat ada perbedaan antar interkasi sosial anak dahulu dan kini. Dahulu anak lebih banyak berkomunikasi antarpribadi dengan orangtuanya. Interkasi sosial anak lebih terbuka dengan orangtuanya dalam segala yang dialami. Kini anak memiliki mengurangi interaksi lebih tertutup dengan orangtua memilih berinteraksi dengan gadget dan orang-orang yang ada di dunia maya. Fungsi gadget diciptakan untuk mempermudah hidup manusia dan bukan untuk menggubah manusia ke arah yang lebih negatif. Konten-konten negatif pada gadget tidak dapat sepenuh disalahkan karena konten tersebut ditujukan pada usia yang sesuai. Orangtua harus mengkontrol penggunaan gadget anak karena didalam gadget terdapat kontek negatif yang dengan mudah di akses. Anak yang sedang berproses memiliki rasa ingin tahu yang kuat ketika melihat konten yang dianggapnya berbeda, mungkin akan menirunya. 3 Terlalu sering melihat gadget dapat berpengaruh pada komunikasi yang dilakukan orangtua dan anak jarang dilakukan. Komunikasi sangat penting untuk menggubah sikap dan prilaku yang bertujuan pada umpan balik yang diinginkan orangtua. Tujuan orangtua pada umumnya sama, ingin anaknya memiliki kognitif, afektif dan behavioral yang positif. Komunikasi antarpribadi orangtua dan anak dapat menggubah pada hal positif dan negatif. Intensitas penggunaan gadget yang terlalu tinggi dapat berpengaruh pada diri anak seperti tidak percaya dengan yang ada di dunia nyata dan lingkungannya. Di kelurahan Losungbatu kecamatan Padangsidimpuan sendiri intensitas penggunaan gadget anak tinggi terlihat pada anak-anak yang berusia 18 tahun telah memiliki gadget dan membawanya ketika keluar atau asik memainkannya di rumah . Orangtua di kelurahan Losungbatu kecamatan Padangsidimpuan umum pekerja keras dengan menghabiskan waktu untuk bekerja kemudian setelah bekerja melakukan kegiatan berinteraksi dengan tetangga di warung kopi atau warung sayur. Komunikasi yang dilakukan orangtua dan anak dilakukan pada saat keduanya berada di dalam rumah tetapi dengan adanya kehadiran gadget membuat anak lupa akan penting komunikasi dengan orangtua. Komunikasi antarpribadi yang tidak efektif dapat menggubah anak menjadi lebih negatif dalam segala hal. Sebelum mengenal gadget, anak di kelurahan Losungbatu kecamatan Padangsidimpuan lebih suka berinterkasi secara langsung dengan lingkungan. 4 Setiap sore sebelum adanya gadget anak rajin untuk berinterkasi seperti bermain bola bersama di sore hari, bermain volly di sore hari dan bercerita dengan tetangga hanya untuk menjaga keharmoniasan dan silatuhrahmi. ketika berada di rumah anak berkomunikasi dengan orangtua secara terbuka dan mendalam. dengan hadirnya gadget di kelurahan Losungbatu kecamatan Padangsidimpuan ada pergeseran interkasi sosial yang menyebabkan anak lebih tertutup dan mengurangi interkasi tatap muka dilingkungannya lebih memiliki bermain gadget di dalam rumah. Berdasarkan pemikiran dan asumsi yang telah di uraikan diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orangtua dan Intensitas Penggunaan Gadget terhadap Interkasi sosial anak di Kelurahan Losungbatu Kecamatan Padangsidimpuan Utara”. B. Rumusan Masalah 1. Sejauh mana pengaruh Komunikasi antarpribadi orangtua interkasi sosial anak di Kelurahan Losungbatu terhadap Kecamatan Padangsidimpuan Utara ? 2. Sejauh mana pengaruh Intensitas penggunaan Gadget terhadap Interkasi sosial anak di Kelurahan Losungbatu Kecamatan Padangsidimpuan Utara ? 3. Sejauh mana komunikasi antarpribadi orangtua dan Intensitas penggunaan Gadget secara bersama-sama terhadap Interkasi sosial anak di Kelurahan Losungbatu Kecamatan Padangsidimpuan Utara ? 5 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Komunikasi antarpribadi orangtua terhadap interkasi sosial anak di Kelurahan Losungbatu Kecamatan Padangsidimpuan Utara. 2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Intensitas penggunaan Gadget terhadap Interkasi sosial anak di Kelurahan Losungbatu Kecamatan Padangsidimpuan Utara. 3. Untuk mengetahui sejauh mana komunikasi antarpribadi orangtua dan Intensitas penggunaan Gadget secara bersama-sama terhadap Interkasi sosial anak di Kelurahan Losungbatu Kecamatan Padangsidimpuan Utara. D. Manfaat Penelitian 1. Aspek teoritis, penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai komunikasi antarpribadi orangtua dan Intensitas penggunaan Gadget di kalangan orang tua d di Kelurahan Losungbat Kecamatan Padangsidimpuan Utara. 2. Aspek akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan kepada Program Study Magister Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara khususnya jurusan Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan tentang komunikasi antarpribadi dan media baru. 3. Aspek praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi mahasiswa untuk penelitian selanjutnya. 6 E. Uraian Teoritis 1. Komunikasi Antarpribadi a) Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara langsung maupun tidak langsung (Suranto, 2011: 5). komunikasi antarpribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Devito, 2011: 252) Kebanyakan orang akan mengatakan bahwa komunikasi interpersonal melibatkan lebih sedikit orang (biasanya dua hingga tiga orang) dari pada komunikasi secara umum. Cara mendefinisikan komunikasi interpersonal adalah dengan berfokus pada apa yang terjadi, bukan pada di mana mereka berada atau berapa banyak jumlah mereka (Wood, 2013: 21). 2. Komunikasi interpesonal orang tua dengan anak Suciati mengemukakan didalam bukunya komunikasi interpesonal orang tua dengan anak ada beberapa bagian salah satunya fungsi keluarga bagi perkembangan anak, pola komunikasi orang tua dengan anak dan gaya komunikasi orang tua dengan anak : 7 a) Fungsi Keluarga bagi Perkembangan Anak Dalam perspektif perkembangan, fungsi yang terpenting dari keluarga adalah melakukan perawatan dan sosialisasi bagi anak. Dengan sosialisasi, anak memperoleh keyakinan, nilai-nilai, dan prilaku yang dianggap perlu dan pantas oleh anggota keluarga dewasa, terutama orang tua. Keluarga memang bukan satusatunya tempat melakukan sosialisasi, namun keluargalah sebagai tempat pertama anak menjalani kehidupannya. Oleh karenanya banyak sekali penelitian yang memilih fokus keluarga sebagai bahan kajiannya, mengingat dalam keluarga banyak sekali terdapat faktor-faktor yang merujuk pada sukses tidaknya seorang anak di masa depannya, baik menyangkut sukses duniawi maupun sukses ukhrawi (Suciati, 2015: 133). b) Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak Mc Leod dan Chaffee memfokuskan studi mereka pada bagimana lingkungan komunikasi anak-anak itu lebih pada pandangan mereka tentang realitas sosial. Kedudukan itu telah disesuaikan bahwa anak-anak belajar suatu gaya komunikasi melalui pengulangan dari interaksi mereka dengan teman sebaya, guru, dan orang tua mereka. Gaya komunikasi anak-anak pertahankan kemudian membentuk suatu struktur pengalaman interkasi interpersonal. Struktur dari pengalaman interkasi interpersonal anak tersebut membantu mendefinisikan kepribadian mereka, bagaimana mereka akan mempersepsi, beraksi, dan menghadapi situasi kehidupan (Suciati, 2015: 136). 8 c) Gaya Komunikasi Orang Tua dengan Anak Wibowo menjelasan (Suciati, 2015: 149) Pola komuniaksi anatara orang tua dengan anak diantaranya dipengaruhi oleh gaya komunikasi yang diperankan oleh orang tua kepada anak. Gaya komunikasi ini bisa dilihat sacara verbal (katakata) mau pun non verbal (gestur, ekspresi sejarah, paralinguistik, dan sebagainya). Ada keunikan dari gaya komunikasi yang diperankan orang tua keluarga yang satu dengan keluarga yang lain. Secara spesifik, gaya komunikasi merupakan suatu kekhasan yang dimiliki setiap orang. Perbedeaan yang bisa dilihat dalam gaya komunikasi dari masing- masing orang antara lain pada model dalam komunikasi dari masing-masing orang lain pada model dalam berkomunikasi, tata cara berkomunikasi, cara berekspersi serata tanggapan yang diberikan atau ditunjukan pada saat berkomunikasi . 3. Gagdet a) Pengertian Gadget Istilah gadget berasal dari bahasa Inggris yang artinya perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa Indonesia, gadget disebut “acang”. Manumpil, dkk (2015), gadget adalah sebuah teknologi yang berkembang pesat dan memiliki fungsi khusus diantaranya yaitu smartphone, i phone, dan blackberry. Widiawati dan Sugiman (2014), gadget merupakan barang canggih yang diciptakan dengan berbagai aplikasi yang dapat menyajikan berbagai media berita, jejaring sosial, hobi, bahkan hiburan. 9 Gagdet merupakan alat elektronik yang digunakan sebagai media informasi, media belajar dan sebagai hiburan. Manfaat gadget lainnya yaitu dapat tersambung dengan internet. Siswa sekolah dasar sudah mengenal fungsi internet. Sehingga banyak siswa sekolah dasar yang menyalahgunakan penggunaan internet untuk hal negatif. Sehingga siswa harus selalu dalam pengawasan orang tua. Orang tua memberikan gadget pada anaknya dengan tujuan untuk mengenalkan games pada anaknya. Dibanding dnegan orang dewasa yang baru mengenal gadget, anak lebih cepat menguasasi gadget dari pada orang dewasa. Bahkan orang tua mereka belum tentu dapat mengoperasikan gadget yang mereka miliki (Warisyah, 2015:131). 4. Interaksi sosial a) Pengertian Interkasi sosial Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, oleh karena itu interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas dalam masyarakat. Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentukbentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan soosiak yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, dengan kelompok manusia (Syahrial Syarbaini dan Rudiyanta, 2009: 25-26). Menurut Soerjono Soekanto bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hunbungan antara orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan 10 dengan kelompok manusia. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan adaanya komunikasi (Burhan Bungin, 2009: 55). 5. Teori pertukaran kasih sayang Banyak hubungan antarpribadi diprakarsai dan dipelihara melalui pertukaran peilaku-perilaku kasih sayang, seperti memeluk, berciuman, pegangan tangan, atau dengan mengatakan “Aku cinta padamu”. Tentu saja pernyataanpernyataan kasih sayang sering bertindak sebagai saat yang menentukan yang mempercepat pengembangan hubungan. Namun demikian, komunikasi penuh kasih sayang berkontribusi tidak hanya kepada kesehatan tentang hubungan,tetapi juga kepada kesehatan orang itu sendiri. Mengapa umat manusia terlibat dalam perilaku penuh kasih sayang, dan mengapa hal ini di hubungkan dengan manfaatmanfaat ini, adalah di antara pertanyaan-pertanyan yang di sampaikan oleh teori pertukaran kasih sayang atau affection exchange theory disingkat AET (Budyatna, 2015: 301). Menurut Budyatna (2015: 302) AET merupakan teori ilmiah tujuan utamannya ialah untuk menerangkan mengapa umat manusia mengkomunikasikan kasih sayang terhadap satu sama lain, dan dengan konsekuensi-konsekuensi apa. Secara paradigmatik, teori ini paling dekat cocok dalam tradisi post-positivist. Asumsi-asumsi pokok AET bersifat realistis dalam pemikiran Neo-Darwinian (Budyatna, 2015: 302), terutama sekali sejauh asumsi-asumsi itu mengira bahwa: a) Reproduksi dan kelangsungan hidup keduanya merupakan tujuantujuan manusia yang unggul. 11 b) Perilaku-perilaku komunikasi dapat bertindak satu atau keduanya tentang tujuan-tujuan yang unggul ini bahkan dalam cara-cara spekulatif. c) Individu-individu tidak perlu sadar tentang tujuan-tujuan evolusioner yang perilaku-perilaku mereka lakukan. F. Kajian yang Relevan Tabel 1.2 No Nama Peneliti Judul Penelitian 1 Nurlaelah Syarif Pengaruh perilaku pengguna smartphone terhadap komunikasi interpersona l siswa SMK TI Airlangga Samarinda. 2 Rio Ramadhan i Hasil Penelitian Hasil analisi korelasi diperoleh nilai r 0,548. Artinya perilaku pengguna smartphone mempunyai hubungan yang sedang terhadap perubahan komunikasi interpersonal siswa SMK TI Airlangga khusunya pada siswa kelas 3. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa menerima hipotesis alternatif yaitu terdapat pengaruh signifikan antara perilaku pengguna smartphone terhadap komunikasi interpersonal siswa khususnya pada siswa kelas 3 di SMK TI Airlangga Samarinda. Komunikai Hasil penelitian diperoleh interpersona kesimpulan bahwa proses l orang tua komunikasi antara orang dalam tua dan anak dalam membentuk menanamkan perilaku Analisis Peneliti menjelas bahwa smartphone sangat berpengaruh pada komunikasi siswa dengan lingkungannya yaitu dengan tatap muka. Tidak hanya di Samarinda tetapi di kota-kota lain seperti kota Padangsidimpuan siswa umum lebih aktif menggunakan smartphone dibandingkan memperhatikan lingkuannya. Dalam sangat jelas teori dan hasil yang di peroleh untuk dijadikan refersi bagi penelitian selanjutnya. Pada jurnal yang di tulis Rio terdapat kekurangan teoriteori komunikasi antarpribadi seperti 12 perilaku positif anak pada murid SDIT Cordova Samarinda. positif berlangsung secara tatap muka dan berjalan dua arah artinya ketika orang tua mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi nilai-nilai positif yang akan mempengaruhi perilaku anak ke arah yang positif, dalam menanamkan perilaku positif ada hal-hal yang dapat mendukung orang tua untuk memudahkannya dalam menyampaikan pesanpesan tentang nilai-nilai positif tersebut 3 Rina Syafrida Regulasi diri terhadap dan intensitas penggunaan smartphone terhadap keterampila n sosial Hasil penelitian menunjukkan intensitas penggunaan smartphone berpengaruh langsung positif terhadap keterampilan sosial. Regulasi diri berpengaruh langsung positif keterampilan sosial. Regulasi diri berpengaruh langsung positif terhadap intensitas penggunaan smartphone. 4 Ramdhan Witarsa, Rina Sri Mulyani Hadi, Nurhanani k, dan Neneng Rini Haerani. Pengaruh penggunaan teknologi informasi dan komunikasi terhadap kemampuan siswa Sekolah Hasil penelitian menunjukkan bahwa gadget tidak hanya mempengaruhi pola pikir atau perilaku orang dewasa, tetapi juga mempengaruhi perilaku anak-anak terutama siswa SD, gadget sangat mempengaruhi teori pertukaran sosial atau teori penetrasi sosial yang dan teori lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian. Junal ini membahas pentingnya tatap muka dalam komunikasi untuk merubah perilaku. Orangtua merupakan hal yang penting dalam mengubah perilaku anak. Begitu dengan komunikasi tatap muka orang tua dan anak di Padangsidimpuan. Penelitian ini menjelaskan secara lengkap pengertian dari judul yang ada dan hasil yang jelas sehingga dalam membacanya penulisan akan langsung memhami. Pada jurnal dijelas smartphone berpengaruh pada keterampilan sosial anak baik secara positif dan negatif. Jurnal ini umumnya membahas siswa Sekolah Dasar di Jawa dalam pengguna gadget yang negatif pada pola pikir dan perilaku anak. Anak yang menghabiskan durasi tinggi dalam 13 5 Maya Ferdiana Rozalia Dasar perkembangan siswa SD terutama perkembangan dalam interaksi sosial. Ketergantungan terhadap gadget pada anak disebabkan karena lamanya durasi dalam menggunakan gadget. Bermain gadget dengan durasi yang cukup panjang dan dilakukan setiap hari, bisa membuat anak berkembang ke arah pribadi yang antisosial. Hubungan intensitas pemanfaata n gadget dengan prestasi belajar siswa kelas V sekolah dasar Hasil penelitian adalah: (1) intensitas pemanfaatan gadget (X) pada kategori “sedang” , sebanyak 144 siswa dengan presentase 67% ;(2) Variabel prestasi belajar siswa (Y), responden termasuk dalam kategori “cukup”, sebesar 153 siswa dengan presentase 71% ; (3) uji korelasi product moment yang telah dilakukan dengan tingkat kesalahan 5% diketahui rhitung sebesar -0,033 dan rtabel sebesar 0,133 , pengujian hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa h0 diterima. sehari untuk menggunaka gadget dapat tidak percaya pada lingkungan dan antisosial. Sementara itu manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan interkasi dan komunikasi tatap muka dengan manusia lainya. Masalah yang terjadi pada jurnal serupa denga yang masalah yang terjadi di Padangsidimpuan Dewasa ini siswa sekolah dasar ratarata telah mempunyai gadget pribadi. Orangtua kadang tidak ingin anaknya ketinggalan perkembangan teknologi dan dengan mudah membelikan anak gadget. Gadget berpengaruh positif karena dapat membantu siswa dalam beberapa pelajaran. Gadget memiliki pengaruh sedang bagi pretasi siswa. Dalam penelitian gadget tidak selalu berpengaruh negatif 14 Daftar Pustaka Budyatna, Muhammad. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kharisma Putra Utama. Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi: teori, paradigma, dan diskursi teknologi komunikasi di masyarakat. Jakarta: Kencana. Devito, Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan: Karisma Publishing Group. Suciati. 2015. Komunikasi Interpersonal Sebuah Tinjauan Psikologis dan Perspektif Islam, Yogyakarta: Buku Litera. Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: P.T.Raja Grafindo. Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. Syahrial Syarbaini dan Rudiyanta. 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Undang Undang Nomer 39 tahun tahun1999 tentang hak asasi manusia pasal 1 angka 5 Wood, Julia T. 2013. Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian. Jakarta: Selemba Empat. Jurnal : Manumpil, dkk. 2012. “Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Tingkat Prestasi Sisw Di SMA Negeri 9 manado (Online)”. e-journal keperawatan (e-Kep) Volume 3 Nomor 2 April 2015. Ramadhani, Rio. 2013. “Komunikai interpersonal orang tua dalam membentuk perilaku positif anak pada murid SDIT Cordova Samarinda”. eJournal Ilmu Komunikasi, volume 1, nomor 3, 2013: 112-121. Rozalia, Maya Ferdiana. 2017. “Hubungan intensitas pemanfaatan gadget dengan prestasi belajar siswa kelas V sekolah dasar”. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 722-731. Syafrida, Rina. 2014. “Regulasi diri terhadap dan intensitas penggunaan smartphone terhadap keterampilan sosial”. Jurnal Pendidikan Usia Dini, Volume 8 Edidi 2, November 2014. Syarif, Nurlaelah. 2015. “Pengaruh perilaku pengguna smartphone terhadap komunikasi interpersonal siswa SMK TI Airlangga Samarinda”. eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015: 213 – 227. 15 Witarsa, Ramdhan dkk. 2018. “Pengaruh penggunaan teknologi informasi dan komunikasi terhadap kemampuan siswa Sekolah Dasar”. PEDAGOGIK Vol. VI, No. 1, Februari 2018. Website : Alia, Siti Sarifah. 2015. “Survei: 50 Persen Bocah Zaman Sekarang Kecanduan Gadget”. Diakses https://www.viva.co.id/ diakses tanggal 29 Mei 2018. Badan Pusat Statistika Kota Padangsidimpuan. 2015 “Jumlah Penduduk Kota Padangsidimpuan”. https://padangsidimpuankota.bps.go.id/ diakses tanggal 29 Mei 2018. The Asian Parent. 2014. “Survey tentang Smartphone & Tablet - Hasilnya Mengejutkan” https://id.theasianparent.com/ diakses tanggal 29 Mei 2018. Warisyah,Yusmi.2015. Pentingnya “Pendampingan Dialogis” Orang Tua Dalam Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini. Makalah disajikan dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan di FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo. http://semnas.fkip.umpo.ac.id/ diakses 29 Mei 2018. Widiawati & Sugiman. (2014). Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Daya Kembang Anak. http://stmikglobal.ac.id/ diakses 29 Mei 2018 16