Uploaded by User10200

Tugas kajian mandiri

advertisement
Nama
: Listiyana Syafitri Daulay
NPM
: 1720040003
Judul
: Pengaruh Komunikasi Antarpribadi dan Intensitas Penggunaan
Gadget terhadap Interkasi sosial Orang Tua-Anak di Kelurahan Losungbatu
Kecamatan Padangsidimpuan Utara
A. Latar belakang
Interaksi sosial menurut Gillin dan Gillin (Soekanto, 2007:55) merupakan
hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara
orang-orang dan perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara
orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial juga merupakan
kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin
ada kehidupan bersama.
Interkasi sosial merupakan hal penting dilakukan karena tanpa adanya
interkasi sosial orangtua dan anak tidak akan ada kehidupan bersama. Interkasi
sosial yang dimaksud dalam penelitian ini fokus kepada tatap muka dan berada di
tempat yang sama. Sebagian ahli berpendapat bahwa di media sosial orang
melakukan interkasi tetapi tidak tatap muka, tetapi dengan perkembangan
teknologi kini di media sosial dapat melakukan interkasi tatap muka tetapi tidak
berada pada tempat yang sama.
Hasil survei viva.co.id menjelaskan sekitar 47 persen dari orangtua
mengatakan, anaknya menghabiskan waktu seharian melihat gadget. Dalam survei
diungkapkan lebih dari setengah orangtua khawatir dengan tingkat publikasi
1
konten seksual yang ada di gadget anaknya. 52 persen orang khawatir anaknya
bertemu dengan orang asing yang ditemui di dunia maya. Dalam survei yang
dilakukan anak menghabiskan waktu rata-rata lebih dari tiga jam perhari untuk
melihat gadget (VIVA.co.id, 2015).
Data survei menunjukan bahwa anak menghabiskan waktu yang banyak
untuk melihat gadget. Ketika anak melihat gadget anak akan masuk ke dalam
dunia maya dan berinteraksi dengan sesuatu yang ada di dunia maya. Waktu untuk
berkomunikasi antarpribadi orangtua dan anak dapat berkurang dengan adanya
gadget.
Tabel 1.1
Survei pengguna gadget pada anak berdasarkan lokasinya
Tempat
Rumah
Saat pergian
Rumah makan
Rumah teman
sekolah
Sumber : (The Asian Parent, 2014)
survei
99%
71%
70%
40%
17%
Pada tabel 1.1 menjelaskan bahwa 99% anak aktif menggunaka gadget
ketika berada di rumah. Lokasi sekolah merupakan tempat terendah untuk aktif
melihat gadget karena beberapa sekolah seperti di Padangsidimpaun melarang
siswa untuk membawa gadget ke sekolah.
Sedangkan
berdasarkan
pengamatan
peneliti
anak
di
kelurahan
Losungbatu kecamatan Padangsimpuan insensitas penggunaan gadget tinggi, anak
tidak lagi menghabiskan waktu yang penuh untuk berkomunikasi orangtuanya,
2
bahkan anak lebih sering berinteraksi dengan masyarakat di dunia internet
dibandingkan dengan interkasi secara tatap muka dengan lingkungannya.
Menurut Undang Undang Nomer 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia Pasal 1 angka 5, Anak adalah yang berusia di bawah 18 (delapan belas)
tahun dan belum menikah. Usia anak yang masih di bawah 18 tidak mudah untuk
memilih konten yang positif atau negatif yang dapat berdampak pada pribadinya.
Orangtua sebagai orang yang paling bertanggung jawab pada anak, hal
mengharuskan orang tua lebih berperan dalam membentuk sikap dan kepribadian
yang dapat mempengaruhi anak.
Peneliti melihat ada perbedaan antar interkasi sosial anak dahulu dan kini.
Dahulu anak lebih banyak berkomunikasi antarpribadi dengan orangtuanya.
Interkasi sosial anak lebih terbuka dengan orangtuanya dalam segala yang
dialami. Kini anak memiliki mengurangi interaksi lebih tertutup dengan orangtua
memilih berinteraksi dengan gadget dan orang-orang yang ada di dunia maya.
Fungsi gadget diciptakan untuk mempermudah hidup manusia dan bukan
untuk menggubah manusia ke arah yang lebih negatif. Konten-konten negatif pada
gadget tidak dapat sepenuh disalahkan karena konten tersebut ditujukan pada usia
yang sesuai. Orangtua harus mengkontrol penggunaan gadget anak karena
didalam gadget terdapat kontek negatif yang dengan mudah di akses. Anak yang
sedang berproses memiliki rasa ingin tahu yang kuat ketika melihat konten yang
dianggapnya berbeda, mungkin akan menirunya.
3
Terlalu sering melihat gadget dapat berpengaruh pada komunikasi yang
dilakukan orangtua dan anak jarang dilakukan. Komunikasi sangat penting untuk
menggubah sikap dan prilaku yang bertujuan pada umpan balik yang diinginkan
orangtua. Tujuan orangtua pada umumnya sama, ingin anaknya memiliki kognitif,
afektif dan behavioral yang positif. Komunikasi antarpribadi orangtua dan anak
dapat menggubah pada hal positif dan negatif. Intensitas penggunaan gadget yang
terlalu tinggi dapat berpengaruh pada diri anak seperti tidak percaya dengan yang
ada di dunia nyata dan lingkungannya.
Di kelurahan Losungbatu kecamatan Padangsidimpuan sendiri intensitas
penggunaan gadget anak tinggi terlihat pada anak-anak yang berusia 18 tahun
telah memiliki gadget dan membawanya ketika keluar atau asik memainkannya di
rumah .
Orangtua di kelurahan Losungbatu kecamatan Padangsidimpuan umum
pekerja keras dengan menghabiskan waktu untuk bekerja kemudian setelah
bekerja melakukan kegiatan berinteraksi dengan tetangga di warung kopi atau
warung sayur. Komunikasi yang dilakukan orangtua dan anak dilakukan pada saat
keduanya berada di dalam rumah tetapi dengan adanya kehadiran gadget
membuat anak lupa akan penting komunikasi dengan orangtua. Komunikasi
antarpribadi yang tidak efektif dapat menggubah anak menjadi lebih negatif dalam
segala hal.
Sebelum mengenal gadget, anak di kelurahan Losungbatu kecamatan
Padangsidimpuan lebih suka berinterkasi secara langsung dengan lingkungan.
4
Setiap sore sebelum adanya gadget anak rajin untuk berinterkasi seperti bermain
bola bersama di sore hari, bermain volly di sore hari dan bercerita dengan
tetangga hanya untuk menjaga keharmoniasan dan silatuhrahmi. ketika berada di
rumah anak berkomunikasi dengan orangtua secara terbuka dan mendalam.
dengan hadirnya gadget di kelurahan Losungbatu kecamatan Padangsidimpuan
ada pergeseran interkasi sosial yang menyebabkan anak lebih tertutup dan
mengurangi interkasi tatap muka dilingkungannya lebih memiliki bermain gadget
di dalam rumah.
Berdasarkan pemikiran dan asumsi yang telah di uraikan diatas, maka
peneliti
tertarik
melakukan
penelitian
tentang
“Pengaruh
Komunikasi
Antarpribadi Orangtua dan Intensitas Penggunaan Gadget terhadap Interkasi
sosial anak di Kelurahan Losungbatu Kecamatan Padangsidimpuan Utara”.
B. Rumusan Masalah
1. Sejauh mana pengaruh Komunikasi antarpribadi orangtua
interkasi
sosial
anak
di
Kelurahan
Losungbatu
terhadap
Kecamatan
Padangsidimpuan Utara ?
2. Sejauh mana pengaruh Intensitas penggunaan Gadget terhadap Interkasi
sosial anak di Kelurahan Losungbatu Kecamatan Padangsidimpuan
Utara ?
3. Sejauh mana komunikasi antarpribadi orangtua dan Intensitas
penggunaan Gadget secara bersama-sama terhadap Interkasi sosial anak
di Kelurahan Losungbatu Kecamatan Padangsidimpuan Utara ?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Komunikasi antarpribadi
orangtua
terhadap interkasi sosial anak di Kelurahan Losungbatu
Kecamatan Padangsidimpuan Utara.
2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Intensitas penggunaan
Gadget terhadap Interkasi sosial anak di Kelurahan Losungbatu
Kecamatan Padangsidimpuan Utara.
3. Untuk mengetahui sejauh mana komunikasi antarpribadi orangtua dan
Intensitas penggunaan Gadget secara bersama-sama terhadap Interkasi
sosial anak di Kelurahan Losungbatu Kecamatan Padangsidimpuan
Utara.
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek teoritis, penelitian ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti mengenai komunikasi antarpribadi orangtua dan
Intensitas penggunaan Gadget di kalangan orang tua d di Kelurahan
Losungbat Kecamatan Padangsidimpuan Utara.
2. Aspek akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan
kepada Program Study Magister Ilmu Komunikasi Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara khususnya jurusan Ilmu Komunikasi
dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan
tentang komunikasi antarpribadi dan media baru.
3. Aspek praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi mahasiswa untuk penelitian selanjutnya.
6
E. Uraian Teoritis
1. Komunikasi Antarpribadi
a) Pengertian Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi interpersonal adalah proses penyampaian dan penerimaan
pesan antara pengirim pesan (sender) dengan penerima (receiver) baik secara
langsung maupun tidak langsung (Suranto, 2011: 5).
komunikasi
antarpribadi
dengan
mengamati
komponen-komponen
utamanya, dalam hal ini penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan
pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya
dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Devito, 2011: 252)
Kebanyakan orang akan mengatakan bahwa komunikasi interpersonal
melibatkan lebih sedikit orang (biasanya dua hingga tiga orang) dari pada
komunikasi secara umum. Cara mendefinisikan komunikasi interpersonal adalah
dengan berfokus pada apa yang terjadi, bukan pada di mana mereka berada atau
berapa banyak jumlah mereka (Wood, 2013: 21).
2.
Komunikasi interpesonal orang tua dengan anak
Suciati mengemukakan didalam bukunya komunikasi interpesonal orang
tua dengan anak ada beberapa bagian salah satunya fungsi keluarga bagi
perkembangan anak, pola komunikasi orang tua dengan anak dan gaya
komunikasi orang tua dengan anak :
7
a) Fungsi Keluarga bagi Perkembangan Anak
Dalam perspektif perkembangan, fungsi yang terpenting dari keluarga
adalah melakukan perawatan dan sosialisasi bagi anak. Dengan sosialisasi, anak
memperoleh keyakinan, nilai-nilai, dan prilaku yang dianggap perlu dan pantas
oleh anggota keluarga dewasa, terutama orang tua. Keluarga memang bukan satusatunya tempat melakukan sosialisasi, namun keluargalah sebagai tempat pertama
anak menjalani kehidupannya. Oleh karenanya banyak sekali penelitian yang
memilih fokus keluarga sebagai bahan kajiannya, mengingat dalam keluarga
banyak sekali terdapat faktor-faktor yang merujuk pada sukses tidaknya seorang
anak di masa depannya, baik menyangkut sukses duniawi maupun sukses ukhrawi
(Suciati, 2015: 133).
b) Pola Komunikasi Orang Tua dengan Anak
Mc Leod dan Chaffee memfokuskan studi mereka pada bagimana
lingkungan komunikasi anak-anak itu lebih pada pandangan mereka tentang
realitas sosial. Kedudukan itu telah disesuaikan bahwa anak-anak belajar suatu
gaya komunikasi melalui pengulangan dari interaksi mereka dengan teman
sebaya, guru, dan orang tua mereka. Gaya komunikasi anak-anak pertahankan
kemudian membentuk suatu struktur pengalaman interkasi interpersonal. Struktur
dari pengalaman interkasi interpersonal anak tersebut membantu mendefinisikan
kepribadian mereka, bagaimana mereka akan mempersepsi, beraksi, dan
menghadapi situasi kehidupan (Suciati, 2015: 136).
8
c) Gaya Komunikasi Orang Tua dengan Anak
Wibowo menjelasan (Suciati, 2015: 149) Pola komuniaksi anatara orang
tua dengan anak diantaranya dipengaruhi oleh gaya komunikasi yang diperankan
oleh orang tua kepada anak. Gaya komunikasi ini bisa dilihat sacara verbal (katakata) mau pun non verbal (gestur, ekspresi sejarah, paralinguistik, dan
sebagainya). Ada keunikan dari gaya komunikasi yang diperankan orang tua
keluarga yang satu dengan keluarga yang lain. Secara spesifik, gaya komunikasi
merupakan suatu kekhasan yang dimiliki setiap orang. Perbedeaan yang bisa
dilihat dalam gaya komunikasi dari masing- masing orang antara lain pada model
dalam komunikasi dari masing-masing orang lain pada model dalam
berkomunikasi, tata cara berkomunikasi, cara berekspersi serata tanggapan yang
diberikan atau ditunjukan pada saat berkomunikasi .
3. Gagdet
a) Pengertian Gadget
Istilah gadget berasal dari bahasa Inggris yang artinya perangkat elektronik
kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa Indonesia, gadget disebut “acang”.
Manumpil, dkk (2015), gadget adalah sebuah teknologi yang berkembang pesat dan
memiliki fungsi khusus diantaranya yaitu smartphone, i phone, dan blackberry.
Widiawati dan Sugiman (2014), gadget merupakan barang canggih yang
diciptakan dengan berbagai aplikasi yang dapat menyajikan berbagai media berita,
jejaring sosial, hobi, bahkan hiburan.
9
Gagdet merupakan alat elektronik yang digunakan sebagai media
informasi, media belajar dan sebagai hiburan. Manfaat gadget lainnya yaitu dapat
tersambung dengan internet. Siswa sekolah dasar sudah mengenal fungsi internet.
Sehingga banyak siswa sekolah dasar yang menyalahgunakan penggunaan
internet untuk hal negatif. Sehingga siswa harus selalu dalam pengawasan orang
tua. Orang tua memberikan gadget pada anaknya dengan tujuan untuk
mengenalkan games pada anaknya. Dibanding dnegan orang dewasa yang baru
mengenal gadget, anak lebih cepat menguasasi gadget dari pada orang dewasa.
Bahkan orang tua mereka belum tentu dapat mengoperasikan gadget yang mereka
miliki (Warisyah, 2015:131).
4. Interaksi sosial
a) Pengertian Interkasi sosial
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, oleh karena itu
interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas dalam masyarakat.
Bentuk lain dari proses sosial hanya merupakan bentukbentuk khusus dari
interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan soosiak yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang perorangan, dengan kelompok manusia
(Syahrial Syarbaini dan Rudiyanta, 2009: 25-26).
Menurut Soerjono Soekanto bentuk umum proses sosial adalah interaksi
sosial, sedangkan bentuk khususnya adalah aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi
sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis menyangkut hunbungan antara
orang perorangan, antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan
10
dengan kelompok manusia. Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya
kontak sosial dan adaanya komunikasi (Burhan Bungin, 2009: 55).
5. Teori pertukaran kasih sayang
Banyak hubungan antarpribadi diprakarsai dan dipelihara melalui
pertukaran peilaku-perilaku kasih sayang, seperti memeluk, berciuman, pegangan
tangan, atau dengan mengatakan “Aku cinta padamu”. Tentu saja pernyataanpernyataan kasih sayang sering bertindak sebagai saat yang menentukan yang
mempercepat pengembangan hubungan. Namun demikian, komunikasi penuh
kasih sayang berkontribusi tidak hanya kepada kesehatan tentang hubungan,tetapi
juga kepada kesehatan orang itu sendiri. Mengapa umat manusia terlibat dalam
perilaku penuh kasih sayang, dan mengapa hal ini di hubungkan dengan manfaatmanfaat ini, adalah di antara pertanyaan-pertanyan yang di sampaikan oleh teori
pertukaran kasih sayang atau affection exchange theory disingkat AET (Budyatna,
2015: 301).
Menurut Budyatna (2015: 302) AET merupakan teori ilmiah tujuan
utamannya ialah untuk menerangkan mengapa umat manusia mengkomunikasikan
kasih sayang terhadap satu sama lain, dan dengan konsekuensi-konsekuensi apa.
Secara paradigmatik, teori ini paling dekat cocok dalam tradisi post-positivist.
Asumsi-asumsi pokok AET bersifat realistis dalam pemikiran Neo-Darwinian
(Budyatna, 2015: 302), terutama sekali sejauh asumsi-asumsi itu mengira bahwa:
a) Reproduksi dan kelangsungan hidup keduanya merupakan tujuantujuan manusia yang unggul.
11
b) Perilaku-perilaku komunikasi dapat bertindak satu atau keduanya
tentang tujuan-tujuan yang unggul ini bahkan dalam cara-cara
spekulatif.
c) Individu-individu tidak perlu sadar tentang tujuan-tujuan evolusioner
yang perilaku-perilaku mereka lakukan.
F. Kajian yang Relevan
Tabel 1.2
No
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
1
Nurlaelah
Syarif
Pengaruh
perilaku
pengguna
smartphone
terhadap
komunikasi
interpersona
l
siswa
SMK
TI
Airlangga
Samarinda.
2
Rio
Ramadhan
i
Hasil Penelitian
Hasil analisi korelasi
diperoleh nilai r 0,548.
Artinya
perilaku
pengguna
smartphone mempunyai
hubungan yang sedang
terhadap
perubahan
komunikasi
interpersonal siswa SMK
TI Airlangga khusunya
pada siswa kelas 3.
Berdasarkan hasil analisis
yang telah dilakukan
dapat dikatakan bahwa
menerima
hipotesis
alternatif yaitu terdapat
pengaruh
signifikan
antara perilaku
pengguna
smartphone
terhadap
komunikasi
interpersonal
siswa
khususnya pada
siswa kelas 3 di SMK TI
Airlangga Samarinda.
Komunikai Hasil penelitian diperoleh
interpersona kesimpulan bahwa proses
l orang tua komunikasi antara orang
dalam
tua dan anak dalam
membentuk menanamkan
perilaku
Analisis
Peneliti
menjelas
bahwa smartphone
sangat berpengaruh
pada
komunikasi
siswa
dengan
lingkungannya yaitu
dengan tatap muka.
Tidak hanya di
Samarinda tetapi di
kota-kota
lain
seperti
kota
Padangsidimpuan
siswa umum lebih
aktif menggunakan
smartphone
dibandingkan
memperhatikan
lingkuannya. Dalam
sangat jelas teori dan
hasil yang di peroleh
untuk
dijadikan
refersi
bagi
penelitian
selanjutnya.
Pada jurnal yang di
tulis Rio terdapat
kekurangan
teoriteori
komunikasi
antarpribadi seperti
12
perilaku
positif anak
pada murid
SDIT
Cordova
Samarinda.
positif
berlangsung
secara tatap muka dan
berjalan dua arah artinya
ketika
orang
tua
mengkomunikasikan
pesan-pesan yang berisi
nilai-nilai positif yang
akan
mempengaruhi
perilaku anak ke arah
yang
positif,
dalam
menanamkan
perilaku
positif ada hal-hal yang
dapat mendukung orang
tua
untuk
memudahkannya dalam
menyampaikan
pesanpesan tentang nilai-nilai
positif tersebut
3
Rina
Syafrida
Regulasi
diri
terhadap
dan
intensitas
penggunaan
smartphone
terhadap
keterampila
n sosial
Hasil
penelitian
menunjukkan intensitas
penggunaan smartphone
berpengaruh
langsung
positif terhadap keterampilan sosial. Regulasi diri
berpengaruh
langsung
positif
keterampilan
sosial.
Regulasi
diri
berpengaruh
langsung
positif terhadap intensitas
penggunaan smartphone.
4
Ramdhan
Witarsa,
Rina Sri
Mulyani
Hadi,
Nurhanani
k,
dan
Neneng
Rini
Haerani.
Pengaruh
penggunaan
teknologi
informasi
dan
komunikasi
terhadap
kemampuan
siswa
Sekolah
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
gadget
tidak
hanya
mempengaruhi pola pikir
atau
perilaku
orang
dewasa,
tetapi
juga
mempengaruhi perilaku
anak-anak terutama siswa
SD,
gadget
sangat
mempengaruhi
teori
pertukaran
sosial atau teori
penetrasi sosial yang
dan teori lainnya
yang berhubungan
dengan
judul
penelitian. Junal ini
membahas
pentingnya
tatap
muka
dalam
komunikasi untuk
merubah perilaku.
Orangtua merupakan
hal yang penting
dalam
mengubah
perilaku
anak.
Begitu
dengan
komunikasi
tatap
muka orang tua dan
anak
di
Padangsidimpuan.
Penelitian
ini
menjelaskan secara
lengkap pengertian
dari judul yang ada
dan hasil yang jelas
sehingga
dalam
membacanya
penulisan
akan
langsung memhami.
Pada jurnal dijelas
smartphone
berpengaruh
pada
keterampilan sosial
anak baik secara
positif dan negatif.
Jurnal ini umumnya
membahas
siswa
Sekolah Dasar di
Jawa
dalam
pengguna
gadget
yang negatif pada
pola
pikir
dan
perilaku anak. Anak
yang menghabiskan
durasi tinggi dalam
13
5
Maya
Ferdiana
Rozalia
Dasar
perkembangan siswa SD
terutama perkembangan
dalam interaksi sosial.
Ketergantungan terhadap
gadget
pada
anak
disebabkan
karena
lamanya durasi dalam
menggunakan
gadget.
Bermain gadget dengan
durasi
yang
cukup
panjang dan dilakukan
setiap hari, bisa membuat
anak berkembang ke arah
pribadi yang antisosial.
Hubungan
intensitas
pemanfaata
n
gadget
dengan
prestasi
belajar
siswa kelas
V sekolah
dasar
Hasil penelitian adalah:
(1)
intensitas
pemanfaatan gadget (X)
pada kategori “sedang” ,
sebanyak 144 siswa
dengan presentase 67%
;(2) Variabel prestasi
belajar
siswa
(Y),
responden
termasuk
dalam kategori “cukup”,
sebesar 153 siswa dengan
presentase 71% ; (3) uji
korelasi product moment
yang telah dilakukan
dengan tingkat kesalahan
5% diketahui rhitung
sebesar -0,033 dan rtabel
sebesar 0,133 , pengujian
hipotesis
dalam
penelitian ini menyatakan
bahwa h0 diterima.
sehari
untuk
menggunaka gadget
dapat tidak percaya
pada lingkungan dan
antisosial.
Sementara
itu
manusia
adalah
mahluk sosial yang
membutuhkan
interkasi
dan
komunikasi
tatap
muka
dengan
manusia
lainya.
Masalah yang terjadi
pada jurnal serupa
denga yang masalah
yang
terjadi
di
Padangsidimpuan
Dewasa ini siswa
sekolah dasar ratarata
telah
mempunyai gadget
pribadi.
Orangtua
kadang tidak ingin
anaknya ketinggalan
perkembangan
teknologi
dan
dengan
mudah
membelikan
anak
gadget.
Gadget
berpengaruh positif
karena
dapat
membantu
siswa
dalam
beberapa
pelajaran.
Gadget
memiliki pengaruh
sedang bagi pretasi
siswa.
Dalam
penelitian
gadget
tidak
selalu
berpengaruh negatif
14
Daftar Pustaka
Budyatna, Muhammad. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kharisma
Putra Utama.
Bungin, Burhan. 2009. Sosiologi Komunikasi: teori, paradigma, dan diskursi
teknologi komunikasi di masyarakat. Jakarta: Kencana.
Devito, Joseph. 2011. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan: Karisma
Publishing Group.
Suciati. 2015. Komunikasi Interpersonal Sebuah Tinjauan Psikologis dan
Perspektif Islam, Yogyakarta: Buku Litera.
Soekanto, Soerjono. 2007. Sosiologi suatu Pengantar. Jakarta: P.T.Raja Grafindo.
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Syahrial Syarbaini dan Rudiyanta. 2009. Dasar-dasar Sosiologi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Undang Undang Nomer 39 tahun tahun1999 tentang hak asasi manusia pasal 1
angka 5
Wood, Julia T. 2013. Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian. Jakarta:
Selemba Empat.
Jurnal :
Manumpil, dkk. 2012. “Hubungan Penggunaan Gadget Dengan Tingkat Prestasi
Sisw Di SMA Negeri 9 manado (Online)”. e-journal keperawatan (e-Kep)
Volume 3 Nomor 2 April 2015.
Ramadhani, Rio. 2013. “Komunikai interpersonal orang tua dalam membentuk
perilaku positif anak pada murid SDIT Cordova Samarinda”. eJournal
Ilmu Komunikasi, volume 1, nomor 3, 2013: 112-121.
Rozalia, Maya Ferdiana. 2017. “Hubungan intensitas pemanfaatan gadget dengan
prestasi belajar siswa kelas V sekolah dasar”. Jurnal Pemikiran dan
Pengembangan SD Volume 5, Nomor 2, September 2017, hlm 722-731.
Syafrida, Rina. 2014. “Regulasi diri terhadap dan intensitas penggunaan
smartphone terhadap keterampilan sosial”. Jurnal Pendidikan Usia Dini,
Volume 8 Edidi 2, November 2014.
Syarif, Nurlaelah. 2015. “Pengaruh perilaku pengguna smartphone terhadap
komunikasi interpersonal siswa SMK TI Airlangga Samarinda”. eJournal
Ilmu Komunikasi, Volume 3, Nomor 2, 2015: 213 – 227.
15
Witarsa, Ramdhan dkk. 2018. “Pengaruh penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi terhadap kemampuan siswa Sekolah Dasar”. PEDAGOGIK
Vol. VI, No. 1, Februari 2018.
Website :
Alia, Siti Sarifah. 2015. “Survei: 50 Persen Bocah Zaman Sekarang Kecanduan
Gadget”. Diakses https://www.viva.co.id/ diakses tanggal 29 Mei 2018.
Badan Pusat Statistika Kota Padangsidimpuan. 2015 “Jumlah Penduduk Kota
Padangsidimpuan”.
https://padangsidimpuankota.bps.go.id/
diakses
tanggal 29 Mei 2018.
The Asian Parent. 2014. “Survey tentang Smartphone & Tablet - Hasilnya
Mengejutkan” https://id.theasianparent.com/ diakses tanggal 29 Mei 2018.
Warisyah,Yusmi.2015. Pentingnya “Pendampingan Dialogis” Orang Tua Dalam
Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Dini. Makalah disajikan dalam
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan di FKIP Universitas
Muhammadiyah Ponorogo. http://semnas.fkip.umpo.ac.id/ diakses 29 Mei
2018.
Widiawati & Sugiman. (2014). Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Daya
Kembang Anak. http://stmikglobal.ac.id/ diakses 29 Mei 2018
16
Download