MEMBACA UNTUK MENULIS Makalah Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Semester Genap Mata Kuliah Bahasa Indonesia Tahun Akademik 2019/2020 Disusun oleh : Aria Abdurrahman A 42315010113 Alfian Vieri K 42316010102 Pratama Aditya W 42316010105 Isna Aprilia 44116010029 PROGRAM STUDI PENYIARAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2019 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul “membaca untuk menulis”. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua. Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini. Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya. Jakarta, 14 Maret 2019 Penyusun ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1 BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................................. 2 a. Pengertian Membaca ............................................................................................... 2 b. Tujuan Membaca ..................................................................................................... 2 c. Jenis Jenis Membaca ............................................................................................... 3 d. Periode Membaca ............................................................................................................. 7 e. Teknik-teknik Membaca Cepat ............................................................................... 8 f. Langkah-langkah Membaca Cepat .......................................................................... 11 g. Model membaca cepat ..................................................................................................... 11 h. Kecepatan Efektif Membaca ........................................................................................... 12 i. Berbagai Hambatan dalam Membaca Cepat ........................................................... 12 j. Kiat Meningkatkan Kecepatan Membaca ............................................................... 14 BAB III. PENUTUP .......................................................................................................... 16 Kesimpulan ......................................................................................................................... 16 Daftar pustaka ..................................................................................................................... 17 iii BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Karena dengan membaca seseorang akan dapat memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan orang tersebut mampu memperluas daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperluas wawasannya. Dengan demikian kegiatan membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan oleh siapapun yang ingin maju dan meningkatkan diri.Membaca merupakan salah satu kunci utama untuk memasuki istana ilmu, berperan sebagai landasan yang mantap serta kegiatan yang menyajikan sumber-sumber bahan yang tak pernah kering bagi berbagai aktifitas ekpresif dan produktif dalam kehidupan seharihari.(Amir, 1996:26). Pembelajaran membaca memang mempunyai peranan penting sebab melalui pembelajaran membaca, guru dapat mengembangkan nilai-nilai moral, kemampuan bernalar dan kualitas anak didik.(Akhadiah, 1992:29).Membaca bukanlah sekedar menyuarakan lambing-lambang tertulis tanpa mempersoalkan rangkaian kata-kata atau kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami atau tidak, melainkan lebih dari itu.Tingkatan membaca seperti itu tergolong jenis membaca permulaan. Di sekolah dasar membaca dan menulis merupakan faktor utama yang perlu dilatih dari dini. Dengan membaca dan menulis kita bisa mengikuti perkembangan pembelajaran di segala bidang.Tidak hanya dalam pembelajaran bahasa saja. Dengan berdasarkan pemaparan diatas maka dirasa perlu untuk membahas teknik membaca cepat dan penerapannya dalam lingkungan akademik. 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Membaca Menurut Anderson dalam Alex A dan Achmad H.P. (2010:74) membaca adalah proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Berikutnya menurut Tarigan (2008:7) membaca adalah suastu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau media tertulis. Membaca adalah proses memahami pesan tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Sedangkan menurut Finochiaro dan Bonomo dalam Alex dan Achmad H.P. (20010:74) membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahan tertulis. 2.2.Tujuan Membaca Tujuan membaca menurut Anderson dalam Alex A dan Achmad H.P. (2010: 76) adalah: 1. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang dilakukan oleh sang tokoh. 2. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkum hal-hal yang dilakukan. 3. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, dan untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita. 4. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh 2 yang membuat mereka berhasil atau gagal, Ini disebut membaca untuk menyimpulkan atau membaca inferensi. 5. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca untuk mengelompokan atau membaca untuk mengklasifikasikan. Lebih lanjut berikut pendapat Waples dalam Nurhadi, yang menyampaikan bahwa tujuan membaca adalah: (1) mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah; (2) mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih; (3) bila dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya; (4) memperkuat nilai pribadi atau keyakinan; (5) mengganti pengalaman estetika yang sudah usang; (6) menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu. 2.3. Jenis-jenis Membaca Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks dan masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum dari membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus yang menyebabkan timbulnya jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya orang waktu membaca itu terbagi atas: 2.3.1. Membaca yang Bersuara Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup: a) Membaca nyaring dan keras Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam buku petunjuk guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut 3 membacakan. Membacakan berarti membaca untuk orang lain atau pendengar, guna menangkap serta memahami informasi pikiran dan perasaan penulis atau pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru, penyiar TV, penyiar radio, dan lain-lain. Contoh membaca nyaring: membaca puisi, drama dan membaca teks pidato. b) Membaca Teknik Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi: Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan gigi. Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tandatanda baca sehingga menimbulkan intonasi yang teratur. Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh. c) Membaca Indah Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca dengan memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca sajak dalam apresiasi sastra. 2.3.2. Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati) Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut membaca dalam hati, yang mencakupi: a) Membaca teliti. b) Membaca pemahaman. c) Membaca ide. 4 d) Membaca kritis. e) Membaca telaah bahasa. f) Membaca skimming. g) Membaca cepat. Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh. Contoh : (membaca paragraph dengan pengertian, membaca pilihan yang lebih panjang, membuat catatan [mengenai bacaan, menandai buku], membaca dalam kelas, menelaah tugas [survei, question, baca, mencerikatan kembali, meninjau kembali] ) Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang akan penulis kaji lebih dalam lagi. Contoh : (standar kesastraan, resensi kritis, drama tulis, pola-pola fiksi) Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan. Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan. Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu: Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. tujuannya untuk memerbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata. a) memerbesar daya kata, dengan mengetahui: ragam bahasa, makna konteks, bagian-bagian kata, penggunaan kamus, aneka makna, idiom, sinonim/antonym, konotasi/denotasi, derivasi. b) mengembangkan kosa kata, dengan mengertahui: bahasa kritik sastra, memetik makna dari konteks, petunjuk-petunjuk konteks Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari keserasian keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi. Dalam membaca sastra, beberapa hal yang perlui diperhatikan: a) memahami 5 bahasa ilmiyah dan bahasa sastra; b) gaya bahasa, meliputi: perbandingan, hubungan dan pernyataan (majas) Nurhadi (1987: 28) menguraikan aspek-aspek membaca kritis yang dikaitkan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom, sebagai berikut ini : 1. Kemampuan mengingat dan mengenali ditandai dengan a. mengenali ide pokok paragraf; b. mengenali tokoh cerita dan sifatnya; c. menyatakan kembali ide pokok paragraf; d. menyatakan kembali fakta bacaan; 2. Kemampuan menginterpretasi makna tersirat ditandai dengan: a. menafsirkan ide pokok paragraf; b. menafsirkan gagasan utama bacaan; c. membedakan fakta/detail bacaan; d. menafsirkan ide-ide penunjang; 3. Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep ditandai dengan: a. mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan; b. menerapkan konsep-konsep/gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yang problematis; c. menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi. 4. Kemampuan menganalisis ditandai dengan: a. memeriksa gagasan utama bacaan; b. memeriksa detail/fakta penunjang; c. mengklasifikasikan fakta-fakta; d. membandingkan antargagasan yang ada dalam bacaan; 5. Kemampuan membuat sintesis ditandai dengan: a. membuat simpulan bacaan; b. mengorganisasikan gagasan utama bacaan; c. menentukan tema bacaan; d. menyusun kerangka bacaan; 6. Kemampuan menilai isi bacaan ditandai dengan: 6 a. menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara keseluruhan; b. menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini; c. menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau fantasi pengarang; d. menentukan relevansi antara tujuan dan pengembangan gagasan; e. menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan kesimpulan yang dibuat; menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa, atau penyusunan kalimatnya. 2.4. Periode Membaca 2.4.1. Prabaca Menurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong memahami keseluruhan materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan aktivitas prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Tahap-tahap membaca itu tidak sama prosedurnya. Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca, sebab tahap-tahap itu memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pula. Aktivitas pada tahap prabaca sangat berguna bagi mahasiswa untuk membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut menurut Burns, dkk. (1996: 224) bisa berupa membuat prediksi tentang isi bacaan, dan menyusun pertanyaan tujuan. Adapun Moore (1991: 22) menyarankan kepada siswa agar pada prabaca, siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan yang dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. 2.4.2. Saat-baca Aktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah prabaca. Kegiatan ini dilakukan siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dari kegiatan membaca teks bacaan. Dalam membaca tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal memahami teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk. (1996:229-236) mengemukakan beberapa strategi dan 7 aktivitas yang dapat digunakan pada saat-baca untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Strategi dan aktivitas yang dimaksud meliputi strategi matakognitif, prosedur cloes dan pertanyaan penuntun. Sedangkan Leo (1994:8) lebih menekankan pada kegiatan membaca dengan cara menandai bagian-bagian yang dianggap penting dan atau membuat ikhtisar bacaan tersebut. 2.4.3. Pascabaca Aktivitas pada tahap pascabaca, menurut Burns, dkk. (1996: 237) digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya ke dalam skemata yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Strategi yang bisa digunakan dalam pascabaca dapat berupa pembelajaran pengayaan, pertanyaan, representasi visual, teater pembaca, penceritaan kembali dan aplikasi. 2.5. Teknik-teknik Membaca Cepat 2.5.1. Membaca Scanning Membaca tatap (scanning) atau disebut juga membaca memindai adalah membaca sangat cepat. Ketika seseorang membaca memindai, dia akan melampaui banyak kata. Menurut Mikulecky & Jeffries dalam Farida Rahim (2005: 18) membaca memindai penting untuk meningkatkan kemampuan membaca. Teknik membaca ini berguna untuk mencari beberapa informasi secepat mungkin. Biasanya kita membaca kata per kata dari setiap kalimat yang dibacanya. Dengan berlatih teknik membaca memindai, seseorang bisa belajar membaca untuk memahami teks bacaan dengan cara yang lebih cepat. Tapi, membaca dengan cara memindai ini tidak asal digunakan. Jika untuk keperluan untuk membaca buku teks, puisi, surat penting dari ahli hukum, dan sebagainya, perlu lebih detil membacanya. Scanning atau membaca memindai berarti mencari informasi spesifik secara cepat dan akurat. Memindai artinya terbang di atas halamanhalaman buku. Membaca dengan teknik memindai artinya menyapu 8 halaman buku untuk menemukan sesuatu yang diperlukan. Scanning berkaitan dengan menggerakan mata secara cepat keseluruh bagian halaman tertentu untuk mencari kata dan frasa tertentu. Teknik membaca memindai (scanning) adalah teknik menemukan informasi dari bacaan secara cepat, dengan cara menyapu halaman demi halaman secara merata, kemudian ketika sampai pada bagian yang dibutuhkan, gerakan mata berhenti. Mata bergerak cepat, meloncat-loncat, dan tidak melihat kata demi kata. 2.5.2. Membaca Skimming Pengertian membaca-layap (skimming) Mikulecky & Jeffries dalam Rahim (2005: 40) adalah membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum atau bagian suatu bacaan. Membaca layap dibutuhkan untuk mengetahui sudut pandang penulis tentang sesuatu, menemukan pola organisasi paragraf, dan menemukan gagasan umum dengan cepat. Pengertian lain dari membaca skimming adalah membaca sekilas atau membaca cepat untuk mendapatkan suatu informasi dari yang kita baca. Skimming dilakukan untuk melakukan pembacaan cepat secara umum dalam suatu bahan bacaan. Dalam skimming, proses membaca dilakukan secara melompat-lompat dengan melihat pokok-pokok pikiran utama dalam bahan bacaan sambil memahami tema besarnya. Langkah-langkah Skimming: (1) Baca judul, sub judul dan subheading untuk mencari tahu apa yang dibicarakan teks tersebut. (2) Perhatikan ilustrasi (gambar atau foto) agar Anda mendapatkan informasi lebih jauh tentang topik tersebut. (3) Baca awal dan akhir kalimat setiap paragraf. (4) Jangan membaca kata per kata. Biarkan mata Anda melakukan skimming kulit luar sebuah teks. Carilah kata kunci atau keyword-nya. (5) Lanjutkan dengan berpikir mengenai arti teks tersebut. 9 Banyak yang mengartikan skimming sebagai sekedar menyapu halaman, sedangkan pengertian yang sebenarnya adalah suatu ketrampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien. 2.6. Langkah-langkah Membaca Cepat Sebelum melatih membaca cepat, kita perlu memahami beberapa langkah membaca cepat yaitu: 2.6.1. Langkah Pertama adalah Persiapan Tahap persiapan ini dimulai dengan membaca judul. Judul ini kita coba menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan imajinasi serta pengalaman yang telah kita alami. Kita bisa menafsirkan isi bacaan dari judul yang dibaca. Hubungkan pengalaman/wawasan yang kita miliki sengan judul bahan bacaan yang akan dibaca. Kemudian perhatikan gambar dan keterangan gambar dari materi yang akan dibaca. Biasanya gambar atau ilustrasi dalam buku mengilustrasikan isi bacaan. Oleh karena itu simbol visual ini dapat membantu kita memahami isi bacaan. Selanjutnya kita perlu memperhatikan huruf cetak tebal/huruf miring. Huruf yang dicetak berbeda ini melambangkan kata/kalimat penting dalam isi bacaan. 2.6.2. Langkah Kedua adalah Pelaksanaan Jika kita telah melaksanakan tahap persiapan tadi, kita sudah bisa membayangkan gambaran umum isi bacaan dalam buku yang akan kita baca. Selanjutnya kita dapat memulai membaca cepat dengan menggunakan dua teknik tadi yaitu scaning dan skimming. Di sini kita bisa mencari kata-kata kunci yang ada dalam kalimat, selanjutnya dihubungkan melalui asosiasi dan imajinasi kita sehinga bisa dengan cepat mengambil inti sari isi bacaan tampa harus membaca seluruh isi buku. 10 2.6.3. Latihan Membaca Cepat Untuk menguasai keterampilan membaca cepat, kita perlu latihan. Latihan ini meliputi latihan otot mata, pheriperial mata, dan latihan pernapasan. 2.6.4. Melatih Otot Mata Melatih otot mata dapat dilakukan dengan cara gerakan bola mata dalam keadaan terpejam ke atas ke bawah, lalu samping kiri dan kanan. Latihan ini harus dilakukan secara continue minimal selama 14 hari, masingmasing selama lima menit tanpa harus putus. Apabila satu hari saja tidak latihan, maka otot mata akan kembali ke keadaan sebelum latihan. 2.6.5. Melatih Pheriperal Mata Melatih pheriperal mata dapat dilakukan dengan cara pandangan mata mengikuti gerakan telunjuk di depan mata. Tujuannya agar mata kita dapat menjangkau seluruh bacaan tanpa menggeleng-gelengkan kepala, karena menggelengkan kepala itu menghambat membaca cepat. 2.6.6. Melatih Pernapasan Melatih pernapasan dapat dilakukan dengan cara tarik napas panjang keluarkan secara perlahan. Kemudian latihan konsentrasi yang berhubungan dengan sikap duduk, tegak, libatkan asosiasi dan imajinasi. Di sini usahakan seolah-olah sedang berkomunikasi dengan sang penulis. 2.7. Model membaca cepat Sebelum berlatih membaca cepat, kita harus paham beberapa model membaca cepat. Ada tiga model yang biasa digunakan dalam membaca cepat, yaitu: 1. Model line by line Model line by line atau sering disebut model garis per garis. Membaca model ini kata-kalimat dalam bahan bacaan dibaca secara berurutan dari baris pertama hingga baris terakhir secara beurutan. Model ini biasanya digunakan untuk bacaan yang bersifat padat, materi bacaan yang relatif baru (masih asing), atau banyak menggunakan kata-kata atau istilah asing. 11 2. Model Spiral Membaca cepat Model Spiral. Ketika membaca kita tidak membaca seluruh isi bacaan, tetapi dibaca secara zigzag seperti spiral. Penggabungan kata/kalimat dalam bacaan menggunakan rasio dan pemikiran kita, sehingga kita menyimpulkan sendiri dari kata-kata kunci yang dibaca. 3. Model Melingkar Model melingkar atau mencari kata kunci. Di sini pembaca tidak membaca semua kata/kalimat dalam bacaan tetapi dicari kata kunci (key word). Kata-kata kunci ini menjadi acuan untuk memahami isi bacaan dan dihubungkan melalui logika dan pemikiran si pembaca. Model ini biasanya digunakan untuk membaca informasi yang sifatnya ringan. Misalnya membaca Koran, majalah, dan lain-lain. 2.8. Kecepatan Efektif Membaca Pengertian Kecepatan Efektif Membaca Kecepatan Efektif Membaca adalah perpaduan antara kecepatan mata (kemampuan visual) dengan kecepatan pemahaman (kemampuan kognitif) dalam merespon suatu bacaan. Kecepatan Efektif Membaca sangat dibutuhkan dalam praktek lapangan. Maka siswa, dosen, manajer perusahaan dan ilmuwan lainnya harus mampu menyerap isi sebuah bacaan secara cepat dan efektif. Kecepatan ini harus dilatih sejak dini agar kita tidak terbiasa berperilaku membaca secara salah, misalnya: membaca dengan mulut berkomat-kamit, membaca dengan suara berdengung seperti bebek atau mendesis seperti ular, membaca dengan bantuan tangan, penggaris atau alat tulis lainnya, dan sebagainya. 2.9. Berbagai Hambatan dalam Membaca Cepat 2.9.1. Rendahnya Motivasi Sering kali saat membaca, kita tidak memiliki motivasi yang kuat atas bahan bacaan. Motivasi yang kurang ini secara mental akan membuat 12 kita membaca dengan lambat dan otak tidak dirangsang untuk bekerja dan memahami apa yang kita baca. Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah: selalu tanyakan pada diri kita sendiri AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku?) saat membaca satu bacaan. Pakailah 5W+1H untuk mematok target kapan bahan bacaan itu akan diselesaikan. 2.9.2. Sulit berkonsentrasi Ketika kita tidak berkonsentrasi, informasi yang diterima oleh mata yang diteruskan ke otak tidak mendapat perhatian yang cukup sehingga kita kehilangan pemahaman atas bahan bacaan dan harus mengulangnya berkali-kali. Pengulangan ini disebut sebagai regresi. Kunci untuk mengatasi hambatan ini adalah mencari suasana yang menyenangkan dan nyaman saat membaca, yang jauh dari kebisingan dan mempunyai cahaya penerangan yang cukup. Agar bisa menyerap informasi dengan maksimal, posisi alfa (posisi duduk tegak, rileks, dengan kedua telapan kaki menyentuh lantai) saat membaca sangat dianjurkan. 2.9.3. Hambatan dalam Membaca Cepat dan Cara Mengatasinya a. Vokalisasi (membaca dengan bersuara) Yakni mengucapkan kata demi kata secara lengkap, bisa dengan bersuara lantang, ataupun dengan suara samar/tidak jelas (menggumam). Untuk mengetahui apakah kita mengucapkan kata-kata atau tidak, letakkan tangan di leher ketika membaca. Bila getaran terasa di jakun, itu berarti kita membaca dengan bersuara. b. Gerakan Bibir Menggerakkan bibir pada saat membaca, walaupun tanpa bersuara, juga akan membuat kecepatan baca menjadi melambat empat kali dibandingkan jika membaca dengan diam/tanpa bersuara. 13 c. Gerakan Kepala Saat masa kanak-kanak, jangkauan penglihatan kita tidak memungkinkan menguasai penampang bacaan (dari kiri hingga kanan). Karena itulah kita menggerakkan kepala dari kiri dan kanan untuk membaca baris-baris bacaan secara lengkap. Saat dewasa, jangkauan penglihatan kita telah mampu menguasai penampang tersebut secara optimal, sehingga seharusnya mata saja yang bergerak. Namun demikian, karena kebiasaan masa kecil, kita masih sering menggerak- gerakkan kepala dengan menggesernya. d. Menunjuk Dengan Jari Kebiasaan ini timbul karena saat masih belajar membaca, kita selalu menunjuk kata demi kata dengan jari, agar tak ada kata yang terlewati. Kebiasaan ini sering dipertahankan hingga dewasa, padahal sangat menghambat kecepatan baca, Karena gerakan tangan lebih lambat dari pada gerakan mata. e. Regresi Dalam membaca, mata bergerak dari kiri ke kanan untuk menangkap kata-kata yang terletak berikutnya. Namun sering mata bergerak kembali ke belakang untuk membaca ulang suatu kata atau beberapa kata sebelumnya. Kebiasaan inilah yang disebut dengan regresi. Hal ini kebanyakan dilakukan karena merasa kurang yakin dalam memahami kata atau kalimat sebelumnya. f. Subvokalisasi Yakni melafalkan kata-kata dalam batin/pikiran. Kebiasaan ini juga menghambat karena konsentrasi akan lebih terfokus pada ‘bagaimana melafalkan dengan benar’, dan bukannya ‘memahami ide’ yang terkandung dalam kata-kata tersebut. 14 2.10. Kiat Meningkatkan Kecepatan Membaca a. Membaca tanpa bersuara, gerak bibir, atau gelengan kepala b. Jangan berhenti membaca pada satu kata atau bagian yang sulit c. Jangan mengulang bacaan d. Jangan membaca kata demi kata. e. Jangan membaca bergumam f. Jangan berhenti lama di awal baris g. Membaca per satuan makna atau fungsi kalimat h. Jangan menggunakan telunjuk tangan i. Berlatih konsentarsi dengan mengatur pernafasan dan pemfokusan bacaan 15 BAB III PENUTUP Kesimpulan Pengertian membaca adalah memahami ide atau gagasan yang terkuat, tersirat bahkan tersorot dalam bacaan. Hakekat membaca adalah memahami isi bacaan secara cepat. Ternyata memahami sebuah buku, tidak harus membaca seluruh isi buku. Melalui teknik membaca cepat yang dijelaskan di atas kita bisa memahami sebuah buku dengan relatif cepat tanpa harus membaca seluruh isi buku. Untuk bisa membaca cepat ini kadang-kadang dihadapkan kepada beberapa hambatan. Kunci utama mengatasi hambatan-hambatan ini adalah ada keinginan untuk merubah kebiasaan membaca yang merugikan tadi. Jenis membaca berdasarkan cara membaca dibedakan menjadi tiga yaitu: membaca bersuara (membaca nyaring), membaca dalam hati, membaca teknik. Dan tahapan dalam membaca ada dua yaitu: mengenal huruf dan membaca suku kata. Hambatan dalam membaca cepat ada tiga yaitu: sulit kosentrasi, rendahnya motivasi, dan khawatir tidak memahami bacaan 16 DAFTAR PUSTAKA Alek A dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Harjasujana, Ahmad S. 1986. Keterampilan Membaca. Jakarta: Karunika. Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembang Kepribadian. Jakarta: Mitra Wacana Media. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. PengertianMembaca_long life education.html 17