Uploaded by User7827

protective

advertisement
Apakah yang dimaksud dengan “protective” dan
“empowering”?
Berawal dari pertanyaan apakah cara kita sebagai orangtua dalam melindungi anak, membuat
anak tidak memperoleh keterampilan yang baik untuk menjadi mandiri dan berani
bereksplorasi. Lalu, juga muncul pertanyaan lanjutan, apa yang dimaksud dengan anak yang
mandiri dan berani bereksplorasi? Bagaimana orangtua dapat membantu anak memiliki
keterampilan ini, yang tentunya menjadi tujuan pengasuhan kita bersama.
Berikut ini adalah catatan dari obrolan bersama Psikolog Tari Sandjojo pada talkshow
“Protective VS Empowering Parents” Sabtu, 9 Mei 2015, di Rumah Main Cikal Bintaro.
1. Apa tujuan pengasuhan ortu? Kemandirian dan keberanian anak dalam bereksplorasi
dan mencoba hal baru adalah tujuan pengasuhan yang ingin dicapai oleh semua ortu,
baik saat anak telah melewati masa usia dini, saat masa pra remaja, remaja dan juga
dewasa dan kelak menjadi orangtua juga seperti kita.
2. Pencapaian tujuan pengasuhan ini membutuhkan proses yang tentunya dapat dimulai
sejak dini, dengan dukungan yang tepat dari orangtua.
3. Protective parents, atau orangtua yang ingin melindungi anak dari situasi yang tidak
enak, tentunya adalah sikap yang alami, namun apakah sikap tersebut tepat dalam
situasi yang dibutuhkan anak?
4. Melindungi anak dalam konteks keamanan tentunya sangat penting, terutama saat anak
berada dalam usia yang secara tahap perkembangan belum bisa melindungi diri sendiri.
Misalnya, boleh main sepeda tapi hanya di jalanan di depan rumah. Atau kalau
menyeberang jalan harus ditemani oleh orangtua.
5. Melindungi anak dalam konteks kemandirian, membutuhkan orangtua yang apresiatif
terhadap pencapaian-pencapaian kecil dalam keseharian anak.
6. Pada anak usia dini, misal di usia 2 tahun, apakah kita memberikan cukup banyak
kesempatan pada anak untuk mandiri saat makan? Memberikan anak kesempatan untuk
makan mandiri meski berantakan dan kemudian ia belajar dari situasi ini? Dan yang
paling penting, apakah kita menunjukkan penghargaan atas kemampuan yang
ditunjukannya tersebut?
7. Pada saat anak menginjak usia 4-5 tahun, apakah kita cukup memberikan otoritas pada
anak untuk mencoba mandi sendiri dan belajar dari situasi mandi yang tidak bersih dan
bersih?
8. Pada saat anak masuk usia sekolah, di masa mereka sedang belajar bertanggungjawab
dengan barang-barang pribadi dan tugas-tugasnya, apakah kita “melindungi” anak dari
kesalahan dengan cara mengambilkan PR yang tertinggal di rumah atau membiarkan
anak menjalani konsekuensi dan belajar situasi ini?
9. Saat anak sudah cukup bersar di usia 8-10 tahun, apakah kita sudah mulai memberikan
tanggung jawab lebih besar yang berkaitan dengan lebih banyak orang misalnya: ia
bertanggung jawab membereskan belanjaan bulanan dan memasukkannya ke dalam
lemari hingga rapi?
10. Empowering parents adalah orangtua yang memberikan power atau otoritas kepada
anak dan membuatnya percaya atas kekuatan dan keberdayaan dirinya.
11. Salah satu ciri utama empowering parents adalah menyadari pentingnya anak memiliki
persepsi yang baik atas dirinya. Anak memiliki kepercayaan diri yang baik untuk mau
mencoba hal-hal yang “sulit”.
12. Persepsi baik anak atas dirinya salah satunya diperoleh dari respon tepat orangtua saat
anak gagal dan berhasil. Tidak sekedar memuji (“Pinter deh” atau “Hebat!”), tapi
mengelaborasi perilakunya, misalnya, “Terimakasih ya sudah berusaha membersihkan
bekas tumpahan air di meja” atau “Enak ya kalau mainan selalu dikembalikan ke
tempatnya, gampang kan nyarinya?”
13. Hukuman dan ceramah panjang lebar untuk anak yang melakukan kesalahan tidak
membantu proses belajar, karena ia akan memiliki persepsi buruk atas dirinya.
Dukungan dibutuhkan agar anak mau mencoba lagi.
14. Pujian yang spesifik pada usaha anak saat ia berhasil, membuat anak memiliki persepsi
baik atas usahanya dan tidak ragu mengulanginya lagi serta berpotensi untuk mencoba
hal yang lebih sulit lagi karena memiliki kepercayaan diri.
15. Kepercayaan orangtua atas kemampuan anak untuk mandiri sangat bergantung dari halhal kecil yang dibangun sejak dini. Perlu orangtua yang percaya bahwa anaknya bisa
sebelum anak percaya dirinya bisa.
Download