KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA Alma Agustin Anastasia Irawati Purnamasari Ridha Wahdatul Fuadah Shiva Fauziah Achmad Siti Imtitsalul Lathifah “DI JUAL” ATAU “DIJUAL”? Pemilik sebuah rumah memasang pengumuman “DI JUAL T ANPA PERANTARA” Dalam kaidah PUEBI, penggunaan “di” yang dipisah berfungsi sebagai preposisi (kata depan) yang menerangkan tempat atau waktu; “di malam hari”, “di Jakarta”, “di rumah”. Penggunaan kata “di” banyak ‘dikacaukan’ karena dianggap fungsinya sama saja. “DI JUAL” seharusnya ditulis “DIJUAL” karena “di” sebagai prefiks/awalan pasif untuk menerangkan bahwa “rumah tersebut dijual”. “PHOTO COPY”, “FOTOCOPY”, ATAU “FOTOKOPI”? “PHOTO COPY” dan “FOTOCOPY” Manakah yang benar? Kedua penulisan tersebut salah karena tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. “PHOTO COPY” merupakan istilah dalam bahasa inggris Kemudian dipadankan dalam bahasa Indonesia menjadi “FOTOKOPI” “HATI – HATI” ATAU “HATI-HATI”? Sebuah pengumuman resmi dari Jasa Raharja “HATI – HATI” Apakah penulisan tersebut benar? Penulisan tersebut salah karena tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. “HATI – HATI” merupakan kata pengulangan yang seharusnya ditulis “HATI-HATI” karena tanda hubung seharusnya ditempelkan langsung pada kata-katanya. Fungsi tanda hubung untuk menghubungkan dua kata atau memisahkan suku kata. “STANDART”, “STANDARD”, ATAU “STANDAR”? “STANDART”, “STANDARD”, atau “STANDAR”? Manakah yang benar dalam bahasa Indonesia? Penulisan “STANDART” merupakan kesalahan “STANDARD” merupakan istilah dalam bahasa Inggris Kemudian dipadankan dalam bahasa Indonesia menjadi “STANDAR” TERTIB DI JALAN CERMINAN BERBUDAYA Pada iklan layanan masyarakat “TERTIB DI JALAN CERMINAN BUDAYA” terdapat kesalahan penghilangan. Kesalahan penghilangan “adalah” dan “dari”. “dari” merupakan preposisi atau kata depan yang menyatak an tempat permulaan (dalam ruang, waktu, deretan, dan sebagainya), “adalah” merupakan kata tugas yang berfungsi sebagai penghubung pernyataan inti dan/atau pernyataan penjelas. Perbaikan kata “TERTIB DI JALAN ADALAH CERMINAN DARI BUDAYA”