MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Bab III Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah praktek BABS dari 59,6% menjadi 0% pada tahun 2019. Untuk menghitung kebutuhan kegiatan pada akhir perencanaan maka diasumsikan bahwa tingkat pertumbuhan BABS setara dengan tingkat pertumbuhan penduduk yaitu 1.97% pertahun sehingga praktek BABS pada akhir perencanaan adalah 0% dari prediksi jumlah penduduk tahun 2019 yaitu 230.428 jiwa atau 46.086 KK. 3.1.1 Sarana dan Prasarana (Fisik) Air Limbah Rencana Sistem Setempat (On-site): sistem individual maupun komunal. Sistem individual dan komunal yang akan dibangun meliputi: stimulan Jamban keluarga bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, MCK++, Septiktank komunal baik yang berbasis masyarakat maupun berbasis kelembagaan dan pembangunan IPLT. Untuk lingkungan Sekolah Dasar dan Menengah akan dilakukan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi. Pembangunan jamban keluarga bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah, MCK++, Septiktank Komunal, dan pembangunan IPLT akan difokuskan pada daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Rencana Sistem Terpusat (Off-site): IPAL kawasan dan skala kota Pembangunan sistem terpusat akan dibangun pada skala kawasan yang diprioritaskan untuk kawasan perkotaan yang meliputi kawasan bisnis/pasar/pertokoan, kawasan perkantoran, kawasan perumahan padat penduduk, maupun pada kawasan kumuh berpenghasilan rendah. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 1 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Dokumen Memorandum Program Sanitasi ini dilengkapi dengan tabel-tabel rencana investasi program, rencana pelaksanaan periode sampai akhir 5 (lima) tahun ke depan, dan peta-peta pokok yang dapat menjelaskan arah pengembangan dan struktur ruang perkotaannya. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 2 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Gambar 3.1: Peta Lokasi Infrastruktur Air Limbah Existing MCK MCK Existing MCK POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 MCK Bani Amas MCK BP2 MCK Tirta Kercana MCK Bhakti Mulya MCK Jl. Basuki Rachmat Halaman 3 Bab III MCK Dharma Bhakti MCK Desa Sebente MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Gambar 3.2 : Peta Lokasi Infrastruktur Air Limbah sampai Akhir Perencanaan - Stimulan Jamban Keluarga - Sanitasi Sekolah - MCK ++ - IPAL - Stimulan Jamban Komunal/Tangki Keluarga Septik Komunal - Sanitasi Sekolah - IPAL Komunal - MCK ++Puskesmas - Stimulan Jamban Keluarga - Sanitasi Sekolah - MCK ++ - IPAL - Komunal/Tangki Stimulan Septik Komunal Jamban Keluarga - Sanitasi Sekolah - -Stimulan MCK ++ -Jamban IPAL Komunal Keluarga Puskesmas - Sanitasi Sekolah - MCK ++ - Stimulan Jamban Keluarga - Sanitasi Sekolah - MCK ++ - IPAL Komunal - Stimulan Jamban Ternak - Stimulan Keluarga Jamban - Sanitasi Sekolah Keluarga - MCK ++ - Sanitasi - IPAL Industri Sekolah Rumah Tangga POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 - MCK ++ - IPAL Pasar Ikan - Stimulan Jamban Keluarga - Sanitasi Sekolah - MCK ++ - Stimulan Jamban Keluarga - Sanitasi Sekolah - MCK ++ - Stimulan Jamban Keluarga - Sanitasi Sekolah - IPAL Komunal/Tangki Septik Komunal - IPAL Komunal Ternak - MCK ++ - - Stimulan Jamban Keluarga - Sanitasi Sekolah - MCK ++ - IPAL Industri Rumah Tangga - IPAL Komunal Ternak - IPAL Komunal Puskesmas - Stimulan Jamban Keluarga - Sanitasi Sekolah - MCK ++ - Stimulan Jamban Keluarga Sanitasi Stimulan- Jamban Keluarga Sekolah MCK ++ Sanitasi -Sekolah MCK ++ IPLT Kel. Bumi Emas IPAL Industri Rumah Tangga IPAL Komunal Halaman 4 Bab III Ternak IPAL Rumah Potong Hewan - Stimulan Jamban Keluarga - Sanitasi Sekolah - MCK ++ - - Stimulan Jamban IPAL Komunal Keluarga Ternak - Sanitasi Sekolah - MCK ++ - IPAL Komunal Tangki Septik Komunal Perencan aan MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 3.1.2 Kegiatan Pendukung (Non-Fisik) Air Limbah Studi dan Perencanaan Teknis Kegiatan studi dan perencanaan teknis yang diperlukan dalam rangka mendukung kegiatan fisik khususnya yang berbasis kelembagaan meliputi penyusunan masterplan sistem air limbah skala kabupaten, penyusunan NSPK/outlineplan sistem air limbah skala kabupaten, studi kelayakan, studi lingkungan dan desain rinci. Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis ini akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku. Kelembagaan, Peraturan dan Per Undang-Undangan, serta Komunikasi Aspek kelembagaan, peraturan dan per undang-undangan serta komunikasi merupakan keharusan dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi. Kelembagaan yang akan dibentuk berupa kelembagaan formal dan kelembagaan yang bersifat non-formal atau berbasis masyarakat. Kelembagaan yang akan dibentuk berupa UPTD untuk Pengelola IPLT, KSM/BKM untuk Pengelola stimulan jamban keluarga, MCK++, pembangunan IPAL/Tangki Septik Komunal dan Pembentukan Kaderkader ditingkat kelurahan. Peraturan atau regulasi akan mengatur pengelolaan air limbah secara keseluruhan yang akan dilakukan di Kabupaten Bengkayang berupa penyusunan Peraturan Daerah (Perda), meliputi : Perda pengelolaan air limbah, Perda Pengelolaan B3, Perda dalam penyelenggaraan sistem air limbah rumah tangga, dan Perda Ijin Pembuangan Limbah Cair (IPLC). Komunikasi yang akan dilakukan berupa kampanye, sosialisasi, edukasi, pemicuan baik secara langsung melalui kader-kader sanitasi maupun melalui siaran radio, televisi, leflet dan sebagainya. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 5 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Tabel 3.1. Rencana Kegiatan Air Limbah No 1 Uraian Kegiatan 2 Detail Lokasi 3 Jumlah Penduduk terlayani Satuan 4 Tahun Pelaksanaan 2015 2016 2017 2018 2019 Total Volume 6 7 8 9 10 11 12 Kegiatan Sasaran BABS 0% 1 Penyusunan Masterplan Sistem Air Limbah Skala Kota/Kabupaten Kab. Bengkayang 224.407 Dokumen - 1 - - - 1 2 Penyuluhan dan kampanye Bebas "BABS" (sasaran MBR dan Non MBR) Kab. Bengkayang 224.407 Paket 1 1 1 1 1 5 3 Sosialisasi Rencana Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin kepada masyarakat oleh Dinas Terkait Kab. Bengkayang 224.407 Paket 1 1 1 1 1 5 4 Stimulan Jamban Keluarga untuk MBR/Miskin Kab. Bengkayang 5 Program Pembangunan MCK ++ Kab. Bengkayang 224.407 Paket - 7 7 7 7 28 6 Program Pembangunan IPAL Komunal Kab. Bengkayang 224.407 Unit - 1 1 1 1 4 7 Program Pembangunan IPLT Program pemicuan STBM (Stimulan pembangunan jamban bagi masyarakat yang terpicu) Kab. Bengkayang 224.407 Paket - - - 1 - 1 17 Kecamatan 224.407 Paket 17 17 17 17 68 8 POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 224.407 Paket Halaman 6 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 3.2 2014 Rencana Kegiatan Persampahan Sasaran pelayanan persampahan wilayah perkotaan dari 6% menjadi 70% dan untuk wilayah pedesaan dari 0 % menjadi 50 % pada akhir perencanaan. Sasaran yang lain adalah pengurangan sampah wilayah perkotaan dari sumbernya menjadi 5% pada akhir perencanaan. Pelayanan persampahan akan diprioritaskan untuk daerah perkotaan. Salah satu rencana kegiatan persampahan adalah pengurangan sampah dari sumbernya dengan pola 3R sedangkan rencana penangan sampah dilakukan dengan melakukan pengadaan sarana dan prasarana persampahan meliputi pewadahan, alat angkut, maupun pembebasan lahan untuk TPS maupun TPA. 3.2.1 Sarana dan Prasarana (Fisik) Persampahan Rencana Pengurangan Sampah (3R) Rencana Pengurangan Sampah dari sumbernya dengan pola 3R (Reduce, Reuse, Recyle) dilakukan antara lain dengan pengadaan tempat sampah terpilah ditempat umum, pengadaan keranjang sampah komposter (takakura). Rencana Penanganan Sampah Rencana penanganan sampah meliputi pewadahan, alat angkut, TPS dan TPA atau kegiatan pemisahan, kegiatan penyimpanan dan kegiatan pemrosesan di tempat, kegiatan pengumpulan, kegiatan transfer dan transport, maupun kegiatan pemrosesan akhir. Untuk Kabupaten Bengkayang direncanakan antara lain dengan pengadaan gerobak sampah bersekat, pengadaan mobil pick up sampah, pembangunan dan rehabilitasi TPS, pembangunan transfer depo, pengadaan alat angkut stasiun antara dan TPA, pembangunan fisik peningkatan TPA Makmagan, maupun pembebasan lahan. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 7 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Gambar 3.3: Peta Lokasi Infrastruktur Persampahan Existing - TPA Makmagan Sistem Open Dumping Existing - TP S POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 8 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Gambar 3.4: Peta Lokasi Infrastruktur Persampahan sampai Akhir Perencanaan - - Sanitasi Sekolah TPA Makmagan system Controll Landfill Unit Transfer Depo TPST 3R - - Sanitasi Sekolah Sanitasi Sekolah - Sanitasi Sekolah Sanitasi Sekolah Sanitasi Sekolah Sanitasi Sekolah Perencanaan - Sanitasi Sekolah - - Sanitasi Sekolah Sanitasi Sekolah - Sanitasi Sekolah Sanitasi Sekolah - - Sanitasi Sekolah - Sanitasi Sekolah POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Sanitasi Sekolah - Sanitasi Sekolah Pengadaan container terpilah Pembangunan Landasan Bak Kontainer Amroll Truk Pengadaan Amroll Truk Halaman 9 Bab III Sanitasi Sekolah MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 3.2.2 Kegiatan Pendukung (Non Fisik) Persampahan Studi dan Perencanaan Teknis Kegiatan studi dan perencaan teknis yang diperlukan dalam rangka mendukung kegiatan fisik khususnya yang berbasis kelembagaan meliputi : 1. Penyusunan Masterplan Persampahan, 2. Penyusunan NSPK Pengelolaan Persampahan, 3. Studi tentang kualitas dan kuantitas sampah di Kabupaten Bengkayang, 4. Studi Manajemen Pengelolaan Persampahan, 5. Penyusunan Rencana Usaha (Business Plan) Persampahan, 6. Penyusunan Revisi PERDA Pengelolaan Persampahan Kabupaten Bengkayang, 7. Penyusunan Kebijakan Kerjasama Pengelolaan Persampahan. 8. Penyusunan studi kelayakan Peningkatan TPA Makmagan 9. Penyusunan UKL/UPL atau AMDAL Peningkatan TPA Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis ini akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku. Kelembagaan, Peraturan dan Komunikasi Kelembagaan, peraturan dan komunikasi merupakan keharusan dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi. Kelembagaan yang diharapan dalam pengelolaan sampah adalah kelembagaan yang sesuai dengan amanat PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, PP 41/2007 tentang Pemerintah Daerah, PP 23/2004 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, serta Pemendagri 61/2009 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Kelembagaan yang akan dibentuk berupa kelembagaan formal dan kelembagaan yang bersifat non-formal atau berbasis masyarakat. Kelembagaan yang akan dibentuk berupa UDPK untuk pengelola TPA, TPS, TPST 3R dan pembentukan kader-kader di tingkat kelurahan, pembentukan kelompok masyarakat baru di tingkat RT/RW tentang pengolahan sampah dan pembentukan kader warga peduli lingkungan di setiap kelurahan. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 10 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Peraturan atau regulasi yang akan mengatur pengelolaan Persampahan secara keseluruhan yaitu berupa PERDA (Peratuan Daerah). Perangkat peraturan tersebut digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kelembagaan pengelolaan sampah, antara lain : - Aspek Pembiayaan - Aspek Peraturan - Aspek Peran Serta masyarakat - Memisahkan regulator dan operator pengelola sampah. Komunikasi yang akan dilakukan berupa kampanye, sosialisasi, edukasi, pemicuan baik secara langsung melalui kader-kader sanitasi maupun melalui siaran radio, televisi dan leflet. Untuk rencana Program Pengelolaan Sampah dari sumbernya kegiatan yang akan dilakukan antara lain : sosialisasi kebijakan pengelolaan persampahan, penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan kelompok masyarakat, kampanye pengurangan sampah dari sumbernya, tata cara dan gerakan pemilahan sampah dari sumbernya, pelatihan 3R bagi aparat pengelola persampahan, pelatihan pengolahan sampah (TAKAKURA) di Puskesmas dan Puskesmas Pembantu. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 11 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Tabel 3.2. Rencana Kegiatan Persampahan No Uraian Kegiatan 1 1 2 3 4 5 2 Penyusunan Masterplan Persampahan Skala Kab. Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan Skala Kab Sosialisasi Kebijakan Pengelolaan Persampahan Peningkatan Peran serta Masyarakat dalam pengelolaan persampahan Penyuluhan tentang persampahan kepada masyarakat dan kelompok masyarakat Detail Lokasi 3 Jumlah Penduduk terlayani Tahun Pelaksanaan Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Total Volume 4 6 7 8 9 10 11 12 Kab. Bengkayang 224.407 224.407 224.407 paket paket paket 1 1 - 1 - - - 1 1 1 Kab. Bengkayang 224.407 paket - 1 1 1 1 4 Kab. Bengkayang 224.407 unit - 1 - - - 1 Kab. Bengkayang Kab. Bengkayang 6 Kampanye pengurangan sampah dari sumbernya tatacara dan gerakan pemilihan sampah dari sumbernya Kab. Bengkayang 224.407 unit - 1 - - - 1 7 Pengadaan Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah Tangga. Kab. Bengkayang 224.407 unit - - 1 1 1 3 8 Pengadaan Tempat Sampah terpilah ditempat umum/jalan Kab. Bengkayang 224.407 unit 1 1 1 1 1 5 9 Pembentukan Pokmas baru ditingkat RT/RW tentang pengolahan sampah dan Pembentukan kader warga peduli lingkungan di setiap kelurahan Kab. Bengkayang 224.407 unit - - 1 1 1 3 10 Pelatihan 3R bagi aparat pengelola persampahan Kab. Bengkayang 224.407 unit - 1 - - - 1 11 Pelatihan pengolahan sampah (TAKAKURA) di Pustu 17 Puskesmas, 50 Puskesmas Pembantu 224.407 paket 10 10 10 10 10 50 12 Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader desa dan RT/RW Kab. Bengkayang 224.407 unit - - 1 - - 1 13 Pengadaan Gerobag Sampah bersekat Kec. Bengkayang 26.019 unit 28 30 30 30 30 148 14 Pengadaan Gerobag Sampah bermotor bersekat Kec. Bengkayang 26.019 unit 15 Pengadaan Truk Sampah Kec. Bengkayang 26.019 unit - 1 - - - 16 Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan Kab. Bengkayang 224.407 paket 1 1 1 1 1 POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 12 Bab III 20 20 40 1 5 MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 17 Peningkatan Operasional & Pemeliharaan Prasarana & sarana persampahan Kab. Bengkayang 224.407 paket 1 1 1 1 1 5 18 Pengadaan Kontainer (terpilah) Kab. Bengkayang 224.407 unit 5 6 10 10 5 36 19 Pengadaan Amroll Truck Kec. Bengkayang 26.019 unit - 4 4 5 5 18 20 Pembangunan Unit Transfer Depo Kec. Lumar, Makmagan 26.466 paket - - 1 - - 1 21 Pembangunan TPA Sistem Controll Landfill Kec. Lumar, Makmagan 224.407 paket - - - 1 - 1 22 Pengadaan Bulldozer Kec. Lumar, Makmagan 224.407 unit - - 1 - 1 23 Pengadaan Excavator Type 320D Kec. Lumar, Makmagan 224.407 unit - - - 1 - 1 24 Pengadaan Loader Kec. Lumar, Makmagan 224.407 unit - - - 1 - 1 25 Pengadaan Dumptruck Type Isuzu ELF 120PS Kab. Bengkayang 224.407 unit - - - - 2 2 26 Pembangunan TPST 3R Kec. Lumar, Makmagan 224.407 unit - - - - 1 1 POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 13 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 3.3 2014 Rencana Kegiatan Drainase 3.3.1 Sarana dan Prasarana (Fisik) Drainase Rencana Pembangunan Saluran Drainase Adapun kegiatan fisik yang akan dilakukan antara lain : pembangunan saluran drainase primer, sekunder dan tertier meliputi 17 kecamatan tersebar di 124 desa/kelurahan di Kabupaten Bengkayang. Pemeliharaan saluran dan gorong-gorong drainase primer dan pengerukan sedimen saluran dan gorong-gorong drainase primer di seluruh wilayah Kabupaten Bengkayang. Rencana Program Perlindungan dan Konservasi SDA, meliputi, kegiatan peningkatan konservasi daerah tangkapan air, yaitu pembangunan sumur resapan dan pembuatan biopori. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 14 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Gambar 3.5: Peta Lokasi Infrastruktur Drainase Existing Existing - Drainase Jalan Temiak Sio POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 - Pembangunan saluran Drainase Jl. Guna Baru Rangkang, Jl. Raya Karya Bhakti Kel. Bumi Emas, pada SLTP Tirta Kencana, Jl. Sosial – Pasukayu, Jl. Bambang Ismoya, Jl. Sekip Lama, Kantor Dinas PU, Gang Halaman 15 Bab III Delima, - Rehabilitasi saluran Drainase Jl. Guna Baru Trans Rangkang - Pembangunan Box Culvert Jl. MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Gambar 3.6: Peta Lokasi Infrastruktur Drainase sampai Akhir Perencanaan - Pembangunan Saluran Drainase Primer - Pembangunan Saluran Drainase Primer - Pembangunan - Pembangunan Saluran Drainase Primer - Pembangunan Sumur Resapan Saluran Drainase Primer - Pembangunan Saluran Drainase Primer - Pembangunan Saluran Drainase Primer - Pembangunan Saluran Drainase Primer - Pembangunan Saluran Drainase Primer Perencana an - Pembangunan - Pembangunan Saluran Drainase Primer - Pembangunan Saluran Drainase Primer Saluran Drainase Primer - Pembangunan Saluran Drainase Primer - Pembangu nan Saluran - Pembangunan - Pembangunan Drainase Saluran Drainase Saluran Drainase Primer Primer POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014Primer - Pembangunan Saluran Drainase Primer. - Pemeliharaan Saluran Halaman Drainase Primer16 Bab III - Pembangunan Sumur Resapan - Pembangunan Saluran Drainase Primer MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 3.3.3 Kegiatan Pendukung (Non-Fisik) Drainase Studi dan Perencanaan Teknis Kegiatan studi dan perencaan teknis yang diperlukan dalam rangka mendukung kegiatan fisik khususnya yang berbasis kelembagaan meliputi : penyusunan Masterplan Sistem Drainase skala kota/kawasan, DED Sistem Drainase skala kota/kawasan, Review masterplan sistem drainase dan penyusunan data base sistem drainase kota/kawasan. Selain itu juga menyusun PERDA tentang Pengelolaan Sistem Drainase. Kebutuhan dan jenis dari studi dan perencanaan teknis ini akan disesuaikan dengan kebutuhan atau persyaratan yang berlaku. Kelembagaan, Peraturan dan Komunikasi Kelembagaan, peraturan dan komunikasi merupakan keharusan dalam rangka mendukung keberlanjutan program sanitasi. Kelembagaan yang akan dibentuk berupa kelembagaan formal dan kelembagaan yang bersifat non-formal atau berbasis masyarakat, yaitu Kelompok Masyarakat Pengelola Sistem Drainase Lingkungan Mandiri. Peraturan atau regulasi yang akan mengatur pengelolaan Persampahan secara keseluruhan yaitu berupa PERDA (Peratuan Daerah). Komunikasi yang akan dilakukan antara lain berupa : 1. Sosialisasi rencana pembanguan saluran dan gorong-gorong drainase primer. 2. Supervisi pembangunan saluran dan gorong-gorong drainase primer. 3. Sosialisasi Perda pengelolaan sistem drainase. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 17 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Tabel 3.3. Rencana Kegiatan Drainase No Uraian Kegiatan 1 1 2 Detail Lokasi 3 Masterplan Sistem Drainase Skala Kabupaten Kab. Bengkayang Perencanaan Teknis Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer Sosialisasi Rencana Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer Supervisi Pembangunan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer Pemeliharaan Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer Pengerukan Sedimen Saluran dan Gorong-gorong Drainase Primer Penyusunan Perda tentang Pengelolaan Sistem Drainase 17 Kec, di 124 Desa/Kelurahan 17 Kec, di 124 Desa/Kelurahan 17 Kec, di 124 Desa/Kelurahan 17 Kec, di 124 Desa/Kelurahan 9 2 3 4 5 6 Tahun Pelaksanaan Jumlah Penduduk terlayani Satuan 4 Total Volume 2015 2016 2017 2018 2019 6 7 8 9 10 12 13 224.407 dokumen - 1 - - - 1 224.407 dokumen 3 4 4 2 3 16 paket 1 1 1 1 1 5 m' 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 5.000 paket 2 3 3 2 2 12 224.407 224.407 224.407 Kec. Bengkayang 26.019 paket 1 1 1 1 1 5 Kec. Bengkayang 26.019 paket 1 1 1 1 1 5 Kab. Bengkayang 224.407 paket - 1 - - - 1 Sosialisasi Perda Pengelolaan Sistem Drainase Kab. Bengkayang 224.407 paket - - 1 - - 1 10 Pembentukan Kelompok Masyarakat Pengelola Sistem Drainase Lingkungan Mandiri Kab. Bengkayang 224.407 kelompok - 1 3 6 9 19 11 Pembangunan sumur resapan Kec. Bengkayang, Kec. Sanggau Ledo 1200 unit - 20 20 20 20 80 12 Pembuatan biopori Kab. Bengkayang 600 sekolah - 5 5 5 5 20 7 8 POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 18 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 3.4 Rencana Kegiatan PHBS terkait sanitasi Adapun rencana kegiatan PHBS terkait sanitasi yang akan dilakukan meliputi kegiatan promosi kesehatan dan kerjasama dengan mass media, antara lain : 1. Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi : CTPS, Stop BABS, rumah sehat dan membuang sampah pada tempatnya melalui siaran radio ataupun TV Lokal. 2. Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat serta daerah ODF, seperti pembuatan banner, stiker, spanduk, dan lain-lain. Untuk rencana kegiatan pengembangan lingkungan sehat dan penyediaan sarana fisik untuk mendukung PROHISAN, meliputi kegiatan pemasaran/marketing sanitasi, stimulan pembangunan jamban bagi keluarga miskin yang terpicu, pemicuan desa yang belum melaksanakan STBM, monitoring dan evaluasi STBM, verifikasi daerah ODF, deklarasi dan reward daerah ODF POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 19 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Tabel 3.4. Rencana Kegiatan PHBS terkait sanitasi No Uraian Kegiatan 1 2015 2016 2017 2018 2019 Instansi Pengelol a 3 Jumlah Penduduk terlayani (jiwa) 4 6 7 8 9 10 11 Kab. Bengkayang 224.407 1 1 1 1 1 Dinkes 1 1 1 1 1 - 4 4 4 4 - 17 17 17 17 - 17 17 17 17 - 17 17 17 17 - 17 17 17 17 - 7 7 7 7 - 20 20 20 20 - 20 20 20 20 - 2 3 3 3 - 1 1 1 1 Detail Lokasi 2 Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan sehat (PHBS) meliputi CPTS, Stop BABs, rumah sehat dan membuang sampah pada tempatnya melalui siaran radio atau TV lokal. Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat serta daerah ODF, seperti banner, stiker, spanduk, dll. 1 2 Kab. Bengkayang 224.407 3 Pemasaran/marketing sanitasi 17 Kec, di 124 Desa/Kelurahan 224.407 4 Stimulan pembangunan jamban bagi masyarakat miskin yang terpicu 17 Kec, di 124 Desa/Kelurahan 224.407 5 Pemicuan desa yang belum melaksanakan STBM 224.407 6 Monitoring dan evaluasi STBM 7 Verifikasi daerah ODF 8 Deklarasi dan Reward daerah ODF (Open Defecation Free) Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun (CPTS) non permanen di poskesdes 17 Kec, di 17 Desa/Kelurahan 17 Kec, di 17 Desa/Kelurahan 17 Kec, di 124 Desa/Kelurahan 17 Kec, di 17 Desa/Kelurahan 17 Kec, di 17 Desa/Kelurahan 17 Puskesmas, 124 Posyandu 17 kecamatan 224.407 9 10 Pembangunansarana cuci tangan pakai sabun (CPTS) non permanen di posyandu 11 Pembangunan sarana cuci tangan pakai sabun (CPTS) di tempat-tempat umum (terminal, pasar dan alun-alun) Pembangunan pra sarana dan sarana sanitasi dasar di Ponpes 12 POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Desa 224.407 224.407 224.407 224.407 Tahun Pelaksanaan 224.407 Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes Halaman 20 Bab III Dinkes Dinkes MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 3 Kecamatan, 3 Puskesmas 13 Pembangunan IPAL Komunal Puskesmas 14 Stimulan Pembangunan rumah sehat 15 Lomba PHBS sekolah dan Ponpes Kab. Bengkayang 16 Lomba desa Sehat 17 18 19 2014 20.000 Dinkes - 3 3 3 3 - 1 1 1 1 Dinkes 224.407 - 1 1 1 1 Dinkes Kab. Bengkayang 224.407 - 1 1 1 1 Dinkes Lomba Kader Kesehatan Lingkungan Kab. Bengkayang 224.407 - 1 1 1 1 Dinkes Stimulan untuk kader kesehatan dan Posyandu Lokalatih dan penyegaran Kader Kesehatan Lingkungan, kader posyandu, SKD tentang PHBS dan teknik komunikasi Kab. Bengkayang 224.407 - 1 1 1 1 Dinkes - 1 1 1 1 224.407 24 24 24 24 28 224.407 24 24 24 24 28 224.407 24 24 24 24 28 4 desa 224.407 Kab. Bengkayang 17 Puskesmas, 224 desa 17 Puskesmas, 124 komunitas 17 Puskesmas, 124 komunitas 20 Pendampingan penyusunan Rencana Kegiatan STBM 21 Pemicuan STBM 22 Pelatihan kader 23 Pemberdayaan/pelatihan lembaga dan organisasi masyarakat perdesaan 17 Puskesmas, 124 desa 224.407 24 24 24 24 28 24 Pemantauan Kualitas Air Bersih 17 Puskesmas, 124 desa 224.407 24 24 24 24 28 POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 21 Bab III Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes Dinkes MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 3.5 Akses Sumber Pendanaan Non-Pemerintah Akses sumber pendanaan untuk pembangunan sanitasi dapat bersumber dari : 1. Sumber pendanaan Pemerintah atau Dana Publik. Dana ini mengalir dari Pusat, Provinsi lalu ke Pemerintah Kabupaten/Kota, dan biasanya didapat dari pajak. Biasanya dana ini berbentuk hibah atau pinjaman. 2. Sumber pendanaan Non-Pemerintah. Sumber pendanaan ini terdiri dari : a. Dana Pembangunan Asing (Overseas Development Aid/ODA). Hibah dan pinjaman luar negeri dari lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti Bank Dunia dan ADB. b. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Organisasi Berbasis Masyarakat (OBM). c. Sektor Swasta / Badan Usaha. Pemerintah perlu mempelajari berapa banyak yang bisa diperoleh dari sumber lain dari setiap kegiatan individual. Dengan demikian, pemakaian dana publik bisa dibatasi hanya untuk yang benar-benar diperlukan. Tetapi di seluruh dunia, terutama di negara kaya, investasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) masih dilakukan oleh beberapa tingkat pemerintahan, mengingat pentingnya AMPL bagi kesehatan masyarakat, mutu kehidupan dan lain-lain. Ini juga dilakukan di permukiman kelas menengah atas di negara berkembang dan berpenghasilan menengah, walaupun sektor swasta (pengembang) juga mendanai prasarana AMPL. Tetapi memang investasi Pemerintah di daerah kumuh dan perdesaan masih kecil. Untuk mengatasi masalah sanitasi di tempat-tempat tertentu, bantuan pembangunan dan dari LSM/OBM merupakan instrumen penting. Tetapi sumber ini tidak mampu memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah negara berkembang. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 22 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Peran sektor swasta masih belum besar tapi berpotensi, meskipun masih perlu banyak pekerjaan dan pengembangan kelembagaan untuk memobilisasi dana swasta. Saat ini, kontribusi dari penerima manfaat, yang diorganisir ataupun tidak diorganisir dari kalangan masyarakat, sudah menunjukan arti penting sumber dana dan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Sumber-sumber berikut diidentifikasi mempunyai potensi relatif baik untuk diakses guna peningkatan pendanaan sanitasi. Walaupun Pemerintah dalam berbagai tingkatan harus melakukan berbagai macam tindakan pendukung untuk dapat mewujudkan potensi pendanaan ini. Bentuk–bentuk dukungan Pemerintah yang dapat mewujudkan sumber pendanaan potensial dapat dilihat pada Bab IV. Tabel 3.5 berikut ini adalah ringkasan dari sumber–sumber pendanaan potensial untuk pembangunan sanitasi. Tabel 3.5 Sumber pendanaan dengan potensi terbesar untuk pembangunan sanitasi Pemerintah Pusat 1 Pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten/Kota 2 3 1. APBN 1. Hibah Provinsi 1. APBD 2. Hibah dari Pemerintah Pusat 2.SILPA 3. Pinjaman Luar Negeri (donor) 3.Pinjaman 2. Investasi Partisipasi Pemda (saham, dll) 3. Dana Cadangan SILPA, Dana Pembanguna n Masyarakat 4.Pinjaman 5.Hibah 4. DAK & DAU 5. Dekon/TP 6.Dana Khusus POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Lembaga Donor 4 1. Pinjaman, Kredit Mikro 2.Hibah Swasta 5 1.Pinjaman Bank (Komersial Kredit mikro, dana bergulir) 2. Investasi Swasta termasuk PPP, PSP. 3.Bentuk khusus Investasi Swasta (kredit pemasok, sewa, BOT special) 4.CSR/Hibah 5.Tarif/ Kontribusi Pengguna 6. Kemitraan Pemerintah dan Swasta (KPS) Halaman 23 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Sumber : Buku Panduan, Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi A. Pinjaman Donor (luar negeri) Pada level Pemerintah Pusat, pinjaman luar negeri yang telah didapat berasal dari beberapa sumber berikut: • Tiga lembaga pembiayaan internasional (IFI): Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan Bank Jepang untuk Kerja sama Internasional–JBIC dan JICA, • Donor bilateral dan multilateral, dan • Bank komersial. Kegiatan sanitasi biasanya memerlukan pinjaman jangka panjang dengan suku bunga rendah, mengingat pemulihan biayanya yang lambat. Kegiatan yang paling layak dibiayai pinjaman luar negeri adalah persampahan dan air limbah berskala kota/besar (sewerage sistem). Menimbang pengalaman yang tidak mengenakkan di masa lalu berkaitan dengan pinjaman asing untuk pembiayaan infrastruktur, yaitu kinerja pelunasan utang yang buruk dari Pemerintah di tingkat yang lebih rendah dan perusahaan daerah, maka saat ini Pemerintah Pusat cenderung membatasi pemakaian instrumen ini hanya pada kegiatan yang dilaksanakan melalui Kemitraan Pemerintah-Swasta (KPS) dan kegiatan–kegiatan yang membutuhkan bantuan Teknis (TA). Tabel 3.6. Daftar Pendek Sumber Pendanaan Negara-negara donor, lembagalembaga keuangan internasional, LSM dan lain-lain yang potensial No. Uraian 1 2 1. 2. ADB akan membiayai pinjaman program berupa program MDGs, yaitu Program Reformasi Infrastruktur dan Program Keuangan Pemerintah Daerah dan Reformasi Tata-kelola Pemerintahan. Untuk kedua program ini, Pemerintah Jepang akan memberikan dana pendamping. Bank Dunia, dalam kaitannya dengan sanitasi, saat ini memberikan fasilitas POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 24 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 3. 4. 5. 6. 2014 pinjaman langsung, berupa : 1) “Third water Supply and Sanitation for Low Income Community Project”, dan 2) “Water Resource Management Programs“ untuk kelompok masyarakat melalui program PNPM. Dalam waktu dekat, Bank Dunia akan membantu Pemerintah dalam memberikan fasilitas pinjaman berupa kegiatan: 1) Pembangunan dan implementasi program air minum dan sanitasi melalui mekanisme penggantian biaya berbasis kinerja (OBA); 2) Pinjaman kepada pengembangan kebijakan infrastruktur (IDPL); dan 3) Fasilitas pinjaman untuk bantuan teknis, knowledge management, dan pengembangan kelembagaan. Pada saat bersamaan, Bank Dunia melalui kumpulan dana donor (trust fund) dari donor bilateral (AusAID, USAID, JICA, negeri Belanda) membiayai investasi air minum dan water resource management. Fasilitas pendanaan lain dari Bank Dunia adalah membentuk Indonesia Infrastructure Financing Facility (IIFF) atau perusahaan yang menyalurkan pinjaman dengan bunga komersial pada kegiatan infrastruktur, memberikan peningkatan kapasitas kredit yang akan diberikan bersamaan dengan Indonesia Guarantee Fund untuk investasi di sektor air minum dan sanitasi. Sedangkan pinjaman kegiatan hanya akan diperuntukkan bagi rehabilitasi dan rekonstruksi daerah terdampak tsunami (Aceh dan Pulau Nias) dan untuk kegiatan reguler dari ketiga International Financial Institution (IFI) di atas. Sumber : Buku Panduan, Sumber dan Mekanisme Pendanaan Sektor Sanitasi Pinjaman luar negeri yang khusus membiayai sanitasi, hingga saat ini relatif masih sulit diakses. Namun demikian, dengan sedikit langkah terobosan, bukan tidak mungkin nantinya bisa diakses. Kendala utama yang berupa pemulihan biaya, dapat diantisipasi dengan digabungnya kegiatan sanitasi (air limbah) dengan air minum, asalkan PDAM Kabupaten/Kota telah dinyatakan sehat, sehingga dapat mengajukan pinjaman baru. Pinjaman ini selanjutnya dipakai untuk pengembangan sarana air minum dan air limbah. Apalagi kabupaten/kota yang telah memiliki sarana sanitasi terpusat akan lebih mudah mengakses pinjaman donor. Untuk sektor persampahan, tampaknya tidak sesulit air limbah, walaupun pengelolaannya kebanyakan melibatkan sektor swasta. B. Pendanaan bersumber dari sektor swasta POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 25 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 Kemitraan Pemerintah-Swasta (KPS) Secara realistis sulit untuk meraih target MDG, bidang sanitasi dengan periode yang tersisa hingga 2015, apabila hanya mengandalkan dana publik tanpa keterlibatan sektor swasta. Maka, Pemerintah Pusat menganggap sektor swasta sebagai sumber dana yang potensial. Perpres 67/2005 mengatur KPS berdasarkan sejumlah prinsip, seperti kepentingan kedua pihak dan pentingnya analisis lebih dulu mengenai semua aspek terkait. Untuk mempromosikan KPS, Pemerintah Daerah harus membuat peraturan untuk mendukung implementasi KPS di daerah, agar kegiatan bersama berjalan adil dan transparan dan bermanfaat bagi kedua pihak. Beberapa alasan mengapa KPS dipilih sebagai model kerja sama adalah: efisiensi dana Pemerintah, akses sanitasi yang lebih baik, dan meningkatkan mutu dan efisiensi layanan. Dari sudut pandang investor swasta, KPS harus menekankan hal-hal berikut ini: • Tingkat pengembalian investasi yang mencukupi (memerlukan periode kontrak yang cukup panjang), • Perjanjian kerja sama harus memuat masalah keuangan secara detil mencakup: tarif, pembagian risiko dan penyelesaian konflik, • Kriteria kinerja yang jelas, dan terstandarisasi, • Stabilitas keuangan, ekonomi dan politik, termasuk analisis mengenai “risiko politik”. Hingga saat ini KPS untuk sanitasi baru menyentuh subsektor persampahan, terutama dalam pengelolaan TPA (Bekasi, Denpasar, Surakarta). Faktor utama penyebab KPS di bidang sanitasi masih kurang diminati, adalah tingkat pemulihan biayanya yang rendah. Selain itu, peraturan pendukung di daerah juga belum ada. Sebagian besar opsi KPS yang dapat dilakukan di sektor sanitasi memerlukan peranan Pemerintah yang besar. Misalnya dalam opsi kontrak layanan, kontrak manajemen, kontrak sewa dan BOT. Pemerintah juga masih harus POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 26 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 membayar biaya investasi di awal dan sering juga termasuk sebagian biaya operasi dan perawatan (O&M). Sehingga keuntungan finansial dari KPS menjadi lebih kecil. Bentuk lain Partisipasi Sektor Swasta–PSP (Partisipasi sektor swasta) Bentuk kerja sama lain yang lebih luwes dan lebih cocok untuk pihak swasta dan Pemerintah dalam membiayai kegiatan sanitasi berukuran kecil dan sedang adalah partisipasi sektor swasta. Sebelum perjanjian kerja sama KPS dilakukan, beberapa isu berikut harus disepakati agar menjadi dasar kerja sama yaitu: komitmen Pemda dalam pembangunan sanitasi, manfaat sosioekonomi, kesiapan kelembagaan, kesiapan calon pengelola kegiatan, adanya standar kinerja operasi, sistem informasi manajemen untuk memantau, dan mekanisme untuk menangani konflik. Bentuk–bentuk KPS yang lazim diaplikasikan di Indonesia adalah : Investasi langsung (tunai atau non tunai), misalnya melalui BUMD; Operasi bersama; Perluasan kredit ke perusahaan swasta untuk modal kerja dan investasi; BOT dan Build Transfer Operate (BTO); sub-kontrak, outsourcing; dan Usaha bersama. KPS sektor sanitasi yang ada masih untuk persampahan (pengelolaan TPA). Namun jika Pemda sudah memiliki atau membentuk Badan Investasi di daerah (sebagai penyedia dana investasi) dan lembaga penjamin kredit daerah, lembaga ini dapat menyediakan modal dan/atau memperlancar akses ke dana pembangunan sanitasi. Namun hingga kini, kedua lembaga masih belum terbentuk di daerah. Sumber Pendanaan CSRoyeyakan CSR didasarkan pada UU No. 40/2007. Peraturan ini mengatur cara bagaimana perusahaan, terutama yang usahanya berkaitan dengan eksploitasi POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 27 Bab III MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN BENGKAYANG 2014 sumberdaya alam harus melaksanakan program sosial yang diwajibkan, dengan sasaran masyarakat yang membutuhkan. Tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dengan berbagai cara. Program CSR yang dijalankan oleh perusahaan di Indonesia mencakup bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan lingkungan (pengelolaan limbah padat dan pengelolaan air limbah), dan sektor kredit mikro, juga kegiatan bermanfaat sosial lainnya. Perusahaan harus menyediakan bukan hanya dana tapi juga bantuan aktif dan lain-lain. Sementara mitra lokal yang berbasis masyarakat akan memantau pelaksanaan program. Walau terlihat sederhana, program CSR perlu disusun dengan cermat dan perhatian diberikan pada beberapa faktor yang dapat menyebabkan target tidak dapat diraih. Semua pihak harus merumuskan dengan jelas manfaat apa yang ingin mereka peroleh, dan harus membuat kompromi sebelum program dimulai agar nanti perbedaan harapan tidak menimbulkan konflik. CSR dapat berupa hibah dari perusahaan kepada Pemda maupun langsung kepada masyarakat. Kontribusi pengguna (tarif) PP No. 65/ 2001 merinci wewenang Pemda di bidang ini. Pada prinsipnya tarif dan retribusi dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu: 1. Retribusi Jasa Umum, yaitu retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemda untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum, serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 2. Retribusi Jasa Usaha. Adalah retribusi yang disediakan Pemda yang menganut prinsip komersial. Pada dasarnya dapat disediakan oleh pihak swasta. 3. Retribusi Perizinan. Adalah retribusi atas kegiatan tertentu Pemda dalam pemberian izin. Misalnya retribusi penerbitan izin seperti bangunan, kegiatan komersial, dan eksploitasi sumberdaya alam. POKJA PPSP Kabupaten Bengkayang 2014 Halaman 28 Bab III