Uploaded by User6168

outsourcing REV1

advertisement
PENERAPAN PERJANJIAN KERJA
BAGI PEKERJA ALIHDAYA (OUTSOURCING)
PADA SUMMIT HOTEL AND RESIDENCE BANDUNG
Disusun oleh:
Nama: Wienda Primadyansyah Rahardja
NRP : 2016811003
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN - FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2016
PENERAPAN PERJANJIAN KERJA
BAGI PEKERJA ALIHDAYA (OUTSOURCING)
PADA SUMMIT HOTEL AND RESIDENCE BANDUNG
Abstrak
Summit Hotel and Residence merupakan sebuah hunian sementara yang nyaman, eksklusif dan
berprivasi tinggi dalam bentuk kost eksklusif dan juga hotel yang terletak di jalan cibogo bawah
Bandung, Jawa Barat.Summit Hotel and Residencemenggunakan outsourcing pada bagian
security service dan cleaning service. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
mendeskripsikan penerapan perjanjian kerja bagi pekerja alihdaya (outsourcing) Pada Summit
Hotel and Residence Bandung dan untuk menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambat
dalam penerapan perjanjian kerja bagi pekerja alihdaya (outsourcing) Pada Summit Hotel and
Residence Bandung. Fokus penelitian ini mencakup, Perlindungan Hukum, Perjanjian Kerja, dan
Jaminan Sosial. Jenis Penulisan menggunakan deskriptif kualitatif.
Kata kunci : Outsourcing, Perjanjian Kerja, Penerapan.
Abstract
Summit Hotel and Residence is a cozy temporary dwelling, exclusive and has a high privacy in
the form of an exclusive boarding house and hotel located on Cibogo Bandung, West Java.
Summit Hotel and Residence use outsourcing on the part of security serviceand cleaning service.
This study aims to analyze and describe the application of agreements for outsourced workers
(outsourcing) At the Summit Hotel and Residence Bandung and to analyze the factors supporting
and inhibiting factors in the implementation of agreements for outsourced workers (outsourcing)
At the Summit Hotel and Residence Bandung. The focus of this study include, Legal Protection,
Employment Contracts, and Social Security. Writer using qualitative descriptive type.
Keywords: Outsourcing, Employment Contracts, Implementation
A. Pendahuluan
Persaingan
yang
makin
ketat
dan banyaknya jenis pekerjaan yang
menuntut perusahaan untuk lebih fleksibel
tentunya
dalam
pasar.
keahlian sehingga tidak memungkinkan
Penggunaan tenaga kerja outsourcing di
perusahaan menyediakan tenaga kerja
negara-negara maju dan di negara yang
secara keseluruhan. Banyak perusahaan
berkembang
outsourcing
merespon
permintan
merupakan
kebijakan
membutuhkan
yakni
banyak
perusahaan
jenis
yang
perusahaan yang wajar dan memang harus
bergerak di bidang penyedia tenaga kerja
dilakukan, karena besarnya perusahaan
aktif
1
menawarkan
ke
perusahaan-
perusahaan
pemberi
kerja,
sehingga
ketenagakerjaan
perusahaan yang memerlukan tenaga kerja
perlindungan
tidak
dalam
perlu
susah-susah
mencari,
yang
mengatur
terhadap
pekerja/buruh
melaksanakan
outsourcing.
menyeleksi, dan melatih tenaga kerja yang
Kalaupun ada, barang kali Permen Tenaga
dibutuhkan
Kerja
(Suhardi,
2006).
Istilah
No.
2
Tahun
1993
tentang
outsourcingsendiri berasal dari kata “out”
kesempatan kerja waktu tertentu atau
dan “source” yang berarti sumber dari
(KKWT), yang hanya merupakan salah
luar, merupakan pendekatan manajemen
satu aspek dari outsourcing (Suhardi,
yang
2006)
memberikan
kewenangan
pada
sebuah agen luar (pihak ketiga) untuk
Pekerja
kontrak
terus
bertanggung jawab terhadap proses atau
mendapatkan tingkat upah dan manfaat
jasa yang sebelumnya dilakukan oleh
yang lebih rendah ketimbang pekerja
perusahaan.
reguler atau tetap dari suatu perusahaan.
Praktek sehari-hari outsourcing
Permasalahan lain yang dirasakan oleh
selama ini diakui lebih banyak merugikan
pekerja
pekerja/buruh, karena hubungan kerja
outsourcing ini terwujud tidak adanya
selalu dalam bentuk tidak tetap/kontrak
arah dan tujuan atau rencana karir yang
(PKWT), upah lebih rendah, jaminan
jelas di dalam pekerjaan mereka.
sosial
kalaupun
ada
hanya
kontrak
di
bawah
sistem
sebatas
Tenaga kerja alih daya atau
minimal, tidak adanya job security serta
outsource di Summit Hotel and Residence
tidak adanya jaminan pengembangan karir
berasal dari PT. Vanguard Visi Garda
dan lain-lain sehingga memang benar
Depan
kalau dalam keadaan seperti itu dikatakan
penyedia jasa tenaga kerja baik dari
praktek outsourcing akan menyengsarakan
security service atau cleaning service.
pekerja/buruh dan membuat kaburnya
Dari permasalahan inilah yang melatar
hubungan industrial (Khofifah, 2010).
belakangi penulis untuk mengangkat judul
Indonesia
sebagai
perusahaan
Hal tersebut dapat terjadi karena
“Penerapan Perjanjian Kerja Bagi Pekerja
sebelum adanya UU Ketenagakerjaan No.
Alihdaya (Outsourcing) Pada Summit
13 Tahun 2003, tidak ada satupun
Hotel and Residence Bandung.
Penulis
peraturan perundang-undangan di bidang
akan
dengan
2
melakukan
wawancara
pihak-pihak
yang
bersangkutan
yaitu
Ketenagakerjaan no. 13 tahun 2003 pasal
selaku Assistant ManagerSummit Hotel
1
and Residence Bandung dan salah satu
mengandung pengertian yang bersifat
anggota karyawan dari PT. Vanguard Visi
umum, yaitu setiap orang yang mampu
Garda Depan Indonesia.
melakukan pekerjaan guna menghasilkan
Perumusan Masalah
barang
1. Bagaimana penerapan perjanjian kerja
memenuhi kebutuhan sendiri maupun
bagi pekerja alihdaya (outsourcing)
untuk masyarakat. Istilah pekerja dalam
pada Summit Hotel and Residence
praktik sering dipakai untuk menunjukan
Bandung?
status hubungan kerja seperti pekerja
2. Apa saja faktor pendukung dan faktor
penghambat
dalam
angka
2
istilah
dan/atau
Tenaga
jasa,
baik
kerja
untuk
kontrak, pekerja tetap dan sebagainya.
penerapan
Dalam dunia perburuhan saat ini,
perjanjian kerja bagi pekerja alihdaya
tenaga kerja atau buruh dibagi atas dua
(outsourcing) pada Summit Hotel and
macam, yang berkaitan erat dengan status
Residence Bandung?
kerja yaitu ;
A. Tenaga kerja Permanen atau Perjanjian
Tujuan Penelitian
1. Untuk
menganalisis
Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
penerapan
B. Tenaga
perjanjian kerja bagi pekerja alihdaya
Kerja
Kontrak/Outsourcing
(outsourcing) pada Summit Hotel and
atau Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
Residence Bandung.
(PKWT)
Perjanjian Kerja
2. Untuk menganalisis faktor pendukung
dalam
Menurut Undang-Undang Nomor
penerapan perjanjian kerja bagi pekerja
13 Pasal 1 angka (14) Tahun 2003 yang
alihdaya (outsourcing) pada Summit
menyatakan: “Perjanjian kerja adalah
Hotel and Residence Bandung.
perjanjian antara pekerja/buruh dengan
dan
faktor
penghambat
pengusaha
atau
pemberi
kerja
yang
memuat syarat-syarat kerja, hak, dan
B. Kerangka Teori
kewajiban para pihak”.
Ketenagakerjaan
Menurut
Unsur-unsur dalam Perjanjian Kerja
Undang-Undang
Menurut Djumialdji (2010:7) ada
3
3 (tiga) unsur agar suatu perjanjian kerja
demi hukum.
dapat disebut sebagai perjanjian kerja
Bentuk dan Jangka Waktu Perjanjian
yaitu:
Kerja
1. Ada orang dibawah pimpinan orang
Perjanjian
lain
kerja
dapat
dibuat
dalam bentuk lisan dan/atau tertulis (Pasal
2. Penunaian Kerja
51 ayat 1 Undang Undang No.13 Tahun
3. Adanya upah
2003 Tentang Ketenagakerjaan). Secara
Dalam Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang
normatif
sangat membantu proses pembuktian.
a) kesepakatan kedua belah pihak;
atau
Dalam Pasal 54 Undang Undang No.13
kecakapan
Tahun
melakukan perbuatan hukum;
c) adanya
pekerjaan
: a. Nama, alamat perusahaan dan jenis
usaha; b. Nama, jenis kelamin, umur dan
umum, kesusilaan, dan peraturan
alamat pekerja/buruh; c.Jabatan atau jenis
yang
pekerjaan
berlaku.
Tempat
pekerjaan;
e.
f. Syarat-syarat kerja yang memuat hak
sebagaimana
dan
dimaksud
kewajiban
pengusaha
dan
pekerja/buruh; g. Mulai dan jangka waktu
dalam ayat (1) huruf a dan b dapat
berlakunya perjanjian kerja; h. Tempat
dibatalkan.
dan tanggal perjanjian dibuat; dan i.Tanda
Perjanjian kerja yang dibuat oleh para
tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
pihak yang bertentangan dengan
ketentuan
d.
Besarnya upah dan cara pembayarannya.
Perjanjian kerja yang dibuat oleh para
pihak yang bertentangan dengan
3)
bahwa
sekurang-kurangnya membuat keterangan
bertentangan dengan ketertiban
ketentuan
Tentang
perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis
d) pekerjaan yang diperjanjikan tidak
2)
2003
Ketenagakerjaanmenyebutkan
yang
diperjanjikan; dan
perundang-undangan
menjamin
sehingga jika terjadi perselisihan akan
Perjanjian kerja dibuat atas dasar:
b) kemampuan
tertulis
kepastian hak dan kewajiban para pihak,
No.13 Tahun 2003 menyebutkan bahwa :
1)
bentuk
sebagaimana
Outsourcing
dimaksud
dalam ayat (1) huruf c dan d batal
4
Pengertian
outsourcing
secara
pelaksanaan outsourcing.
khusus didefinisikan oleh Maurice F
Greaver
pada
Berdasarkan pasal 66 UU No. 13
bukunya Strategic
Tahun
2003
outsourcing
Outsourcing, A Structured Approach to
dibolehkan
Outsourcing : Decisions and Initiatives,
penunjang, dan kegiatan yang tidak
dijabarkan sebagai berikut: “Strategic use
berhubungan langsung dengan proses
of outside parties to perform activities,
produksi. Dalam penjelasan pasal 66 UU
traditionally handled by internal staff and
No. 13 Tahun 2003, disebutkan bahwa ; “
respurces.” Yang mengandung pengertian
Yang
bahwa outsourcing dipandang sebagai
penunjang atau
tindakan mengalihkan beberapa aktivitas
berhubungan langsung dengan proses
perusahaan
produksi
dan
hak
pengambilan
hanya
(alihdaya)
dimaksud
untuk
kegiatan
dengan
kegiatan
kegiatan yang tidak
adalah
kegiatan
yang
keputusannya kepada pihak lain (outside
berhubungan diluar usaha pokok (core
provider), dimana tindakan ini terikat
business) suatu perusahaan. Kegiatan
dalam suatu kontrak kerjasama (Nurcahyo
tersebut antara lain : usaha pelayanan
: 2006).
kebersihan
Kententuan Outsourcing di Indonesia
penyedia makanan bagi pekerja/buruh
Undang-undang No 13 Tahun
(cleaning
service),
usaha
(catering), usaha tenaga pengamanan
2003 Pasal 64 tentang Ketenagakerjaan
(security),
merupakan
dipertambangan dan perminyakan, serta
dasar
diperbolehkannya
usaha
jasa
penunjang
usaha penyedia angkutan pekerja/buruh”.
strategi outsourcing di Indonesia, yang
berbunyi “Perusahaan dapat menyerahkan
C. Metode Penelitian
sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada
perusahaan lainnya melalui perjanjian
Penelitian ini akan menggunakan
pemborongan pekerjaan atau penyediaan
metode penelitian kualitatif yang menurut
jasa pekerja/buruh yang dibuat secara
Bogdan
tertulis.”
prosedur penelitian yang menghasilkan
Pekerjaan utama (core business) dan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis
pekerjaan penunjang (core non business)
maupun lisan dari orang- orang dan
dalam
perusahaan
sebagai
dasar
5
dan
Taylor
(1975)
adalah
perilaku yang dapat
diamati
(dalam
pekerja alihdaya (outsourcing) pada
Moleong, 2004). Data tersebut berasal dari
Summit Hotel and Residence
naskah wawancara, catatan lapangan, foto,
a. Perlindungan
videotape, dokumen pribadi, catatan atau
memo,
dan
dokumen
resmi
Bagi
Pekerja/Buruh
lainnya
b. Perjanjian kerja ;
(Moleong, 2004).
Jenis
Hukum
Upah, Status
Kerja, dan Jaminan Sosial
Penelitian
ini
adalah
2. Faktor
pendukung
dan
faktor
deskriptif kualitatif yaitu suatu penelitian
penghambat
yang hanya melakukan penelitian terhadap
perjanjian kerja bagi pekerja alihdaya
variable mandiri.
(outsourcing) pada Summit Hotel and
Penulis
penelitian
di
akan
Summit
melakukan
Hotel
dalam
penerapan
ResidenceBandung.
and
Sumber Data
Residencedi Jalan Cibogo Bawah no.
Dalam
penelitian
ini
untuk
23/24Bandung, Jawa Barat. Perusahaan
memperoleh informasi atau data-data yang
ini bergerak di bidang hunian sementara
dianggap perlu dan mendukung, maka
yang nyaman, eksklusif dan berprivasi
akan
tinggi dalam bentuk kost eksklusif dan
ditentukan menggunakan teknik Purposive
juga hotel. Penulis juga akan melakukan
Sampling . Adapun yang menjadi key-
penelitian di PT. Vanguard Visi Garda
informan adalah Assistant Manager dari
Depan
Summit Hotel and Residence Bandung
Indonesia
merupakan
Bandung
perusahaan penyedia
yang
jasa
dan
dibutuhkan
yang
informasi
menjadi
informan
yang
adalah
tenaga kerjasecurity service dan cleaning
diantaranya karyawan PT. Vanguard Visi
service
Garda Depan Indonesia.
untuk
Summit
Hotel
and
Residence Bandung. PT. Vanguard Visi
Garda Depan Indonesia berlokasi di Jalan
D. Hasil
Majalengka 31 B Bandung, Jawa Barat.
Pembahasan
Penelitian
dan
Pengumpulan data akan dilakukan dengan
Perlindungan Hukum Terhadap Pekerja
studi pustaka dan wawancara.
Pelaksanaan pada Summit Hotel
Fokus Penelitian
and Residence, yang dimana perlindungan
1. Proses penerapan perjanjian kerja bagi
6
hukum diberikan seadanya dan hanya
buruh kontrak 14% lebih rendah dan rata-
formalitas diatas kertas, namun didalam
rata upah pokok buruh outsourcing 17%
kenyataan tidak ada sama sekali. Pekerja
lebih rendah dari buruh tetap. Rata-rata
alihdaya atau outsourcing tetap saja
upah total buruh kontrak lebih rendah
diskriminasikan
larangan
17% dari upah buruh tetap dan rata-rata
berorganisasi dan tidak ada Lembaga
upah total buruh outsourcing 26% lebih
Kerja Sama (LKS) bipartit bagi pekerja
rendah dari upah buruh tetap.
yang hak hak normatifnya tidak dipenuhi.
Jaminan Sosial
lewat
Dalam penerapan jaminan sosial
Mengenai Perjanjian kerja ;
ini masih menuai kontraversi hal ini
Status Kerja
Tidak adanya jaminan bagi buruh
disebabkan oleh peraturan BPJS yang
bahwa pihak Hotel ataupun pihak dari
berdasarkan
penyedia jasa outsourcing bahwa akan
untuk memperoleh manfaat pensiun., para
nada perpanjangan masa kontrak bilamana
pekerja harus telah mengikuti program
kinerjanya dinilai cukup bagus. Untuk
jaminan pensiun atau membayar iuran ke
peningkatan karirnya relatif kecil sekali.
BPJS
Dalam hubungan kerja ini tidak ada
kurangnya 15 tahun. Itu artinya, sebelum
jaminan pekerjaan karena hubungan kerja
15 tahun tidak ada manfaat dana pensiun
bersifat kontrak dengan rata-rata masa
yang didapat para pekerja. Selain dana
kontrak 1 tahun, hanya mendapatkan upah
Jaminan Hari Tua (JHT), persoalaan
mínimum
dan
terkait jaminan sosial bagi para pekerja
tunjangan
yangjumlahnya
menerima
beberapa
lebih
kecil
Undang-
Undang
ketenagakerjaan
SJSN,
sekurang-
kesehatan, tunjangan yang hingga saat ini
dibandingkan yang diterima buruh tetap.
banya menuai permasalahan seperti pada
Upah
Summit Hotel and Residence. Dengan
Para
kontrak
dan
jaminan sosial dari PT. Vanguard Visi
melakukan
jenis
Garda Depan Indonesia selaku yayasan
pekerjaan yang sama di tempat yang sama
penyedia jasa keamanan dan kebersihan
dengan jam kerja yang sama dengan buruh
yang
tetap mendapatkan upah pokok dan upah
kesusahan
total yang berbeda. Rata-rata upah pokok
pekerjaoutsource.
outsourcing
pekerja
yang
7
minim
hingga
di
mengakibatkan,
kalangan
para
Faktor
pendukung
penghambat
perjanjian
dan
dalam
kerja
b. Perusahaan tidak memiliki
faktor
Description
penerapan
bagi
terjadi pada
pendukung dan faktor
bagi
Summit
dasarnya
pekerja
Hotel
Residence
pada
memiliki
hambatan
dan
Bandung
menetapakan
yang
kesulitan
core
businessatau
hampir semua pekerjaan yang ada
mendukung
adalah
di outsource kan, ini merupakan
sebagai berikut :
pelanggaran
a. Adanya dasar hukum yang sudah
undang yang berlaku.
d. Perusahaan
jelas dan sah guna menunjang dan
menjamin
dalam
pekerjaan inti produksi, sehingga
dukungan sebagai berikut :
1. Faktor
security service dan
c. Pihak Summit Hotel and Residence
outsourcingpada
and
untuk
cleaning service.
penghambat dalam penerapan perjanjian
kerja
jelas
karyawan outsource seperti yang
pekerja
outsourcing.
Faktor
yang
Job
pelaksanaan
sistem
kontrak dan outsourcing
berjalan
mematuhi
terhadap
tidak
undang-
sepenuhnya
Undang-Undang
ketenagakerjaan dan peraturan lain
yang berlaku.
dengan maksimal.
b. Selain itu para pengguna jasa selalu
disiplin
dalam
E. Kesimpulan dan Saran
membayarkan
kewajibannya.
2. Faktor
yang
menghambat
Kesimpulan
adalah
Berdasarkan hasil penelitian maka
sebagai berikut :
penulis dapat mengambil kesimpulan
a. Pihak penyedia jasa (vendor) yaitu
sebagai berikut :
PT. Vanguard Visi Garda Depan
Hubungan
kerja
kontrak
dan
Indonesia terpaksa harus menekan
outsourcing yang ditemukan penulis pada
pengeluaran perusahaanya terutama
penelitian ini menemukan bahwa praktek
upah para pekerja, hal ini disebakan
outsourcing tenaga kerja ternyata lebih
tender yang dimenangkan dengan
merugikan buruh dan menguntungkan
standar biaya yang rendah.
perusahaan.
8
a. Perlindungan Hukum
2. Faktor
yang
menghambat
Kedua Perusahaan baik dari pihakSummit
sebagai berikut :
Hotel and Residence dan PT. Vanguard
 Pihak
Visi
Garda
Depan
Indonesia
tidak
penyedia
terpaksa
memiliki Lembaga Kerja Sama (LKS)
jasa
harus
jelas bagi karyawan outsource.
 Perusahaan
terkesan tidak bertanggung jawab.
kesulitan
b. Status Kerja
menetapakan
Para Pekerja tidak memiliki kepastian
pekerjaan inti produksi
 Perusahaan
kerja, dan kenyamanan kerja. karena bisa
dan
dimana
saja
menekan
 Tidak adanya Job Description yang
kedua perusahaan ini sangat lalai dan
saja
(vendor)
pengeluaran
Bipartit , kemudian dalam beberapa kasus
kapan
adalah
dapat
core
businessatau
tidak
mematuhi
dalam
sepenuhnya
Undang-Undang
diberhentikan atau dipindahtugaskan.
ketenagakerjaan
c. Upah
Saran
Saran dari penulis sebagai bahan
Standar upah minimum dijadikan standar
upah maksimum, oleh perusahaan.
masukan agar lebih meningkatkan mutu
d. Jaminan Sosial
serta manfaat pada penelitian ini :

Jaminan sosial yang dimiliki hanyalah
Perusahaan
harus
BPJS.
tenaga
Faktor pendukung dan faktor penghambat
seharusnya
dalam penerapan perjanjian kerja bagi
dipekerjakan di kegiatan utama
pekerja
perusahaan
alihdaya
(outsourcing)
pada

Summit Hotel and Residence.
1. Faktor
yang
mendukung
kerja
menempatan
outsource
yang
tidak
boleh
Menyusun Job Description yang
jelas mengenai pekerjaan yang
adalah
sebagai berikut :
akan dilakukan oleh karyawan
Adanya dasar hukum yang sudah jelas
outsource.

dan sah guna menunjang dan menjamin
pelaksanaan
sistem
kontrak
Mencantumkan
sanksi
dengan
efek jera dalam peraturan tentang
dan
perlindungan dan persamaan hak
outsourcing
9
buruh kontrak dan outsourcing .

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung : CV. Alfa
Beta
Suhardi, Gunarto (2006). Perlindungan
Hukum Bagi Para Pekerja
Kontrak
Outsourcing.
Yogyakarta: Universitas Atmajaya
Yogyakarta.
Menerapkan sistem jaminan sosial
sebagai
wujud
tanggungjawab
Negara terhadap warga Negara.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Khakim, 2003, Pengantar Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia. PT.
Citra Aditya Bakti, Bandung.
Ambar Teguh Sulistiyanti dan Rosidah.
2003. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Dessler,
Gary.
2006.
Manajemen
Sumberdaya Manusia. Jakarta:
INDEKS
Djumialdji.2010. Perjanjian Kerja. Jakarta
: Sinar Grafika.
Kholifah, Umi. 2010. Perlindungan
Hukum Bagi Tenaga Kerja
Outsourcing
Berdasarkan
Undang- Undang No. 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Tesis Magister Hukum Untag
Semarang. Tidak dipubilkasikan.
Moelong,
L.J.
2004.
Metodologi
penelitian Kualitatif. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya
Nur Cahyo. 2006. Tesis : Pengalihan
Pekerjaan Penunjang perusahaan
dengan Sistem Outsourcing (Alih
Daya) Menurut Undang-undang
No. 13 tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan (Studi Kasus
pada Asuransi Astra Buana).
Magister Hukum Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, Depok.
Pasolong Harbani.2012. Metode
Penelitian Administrasi
Administrasi .Bandung : Alvabeta
10
Download