HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MASA REPRODUKSI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA KELOMPOK BERISIKO Correlation Between Mother’s Knowledge Of Reproductive Period And The Use Of Contraception In Risk Group **Dwi Fujidhianty Riman, *Marry H. Rimporok, *Sri Wahyuni **Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan *Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Manado Email: [email protected] ABSTRAK Pendahuluan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Penggunaan alat kontrasepsi adalah usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk mengukur jumlah anak dan mengatur jarak kehamilan sehingga terbentuk keluarga yang sehat dan sejahtera.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang masa reproduksi dengan penggunaan alat kontrasepsi pada kelompok berisiko di Wilayah Kerja Puskesmas Belang. Metode penelitian menggunakan metode Cross Sectional, dengan sampel ibu-ibu pada masa reproduksi yang berusia 40-45 tahun berjumlah 55 responden diambil dengan teknik Purposive Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian kuisioner. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan program computer SPSS versi 16.0. Uji yang digunakan yaitu uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan (α) = 0,05. Hasil dalam penelitian ini melalui hasil uji chi square didapat nilai p sebesar 0,000 (p<0,05). Kesimpulan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang masa reproduksi dengan penggunaan alat kontrasepsi pada kelompok berisiko. Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, Masa Reproduksi, Kontrasepsi ABSTRACT Knowledge is the result of human sensing, or the result of one’s knowing the object through its senses (eyes, nose, ears and so on). The use of contraception is an effort made by the family the number of children they had and to regulate the distance of each pregnancy to form a health an prosperous family.This research aims to acknowledge the Correlation between Mother’s knowledge of reproductive period and the use of contraception in risk groups in the working area of Belang Public health care. The research was conducted using the Cross Sectional method, with samples of Mothers during reproduction period between 40-45 years old with 55 respondents taken with Purposive Sampling technique.Collecting data is done by giving questionnaires and then processed by using SPSS version 16.0 computer program. The uses is Chi Square with significance level ( α ) = 0,05. The conclusions in the study through Chi Square test results obtained p value equal to 0,000 (p< 0,05) showed that there is significance correlation between mother’s knowledge of reproductive period and the use of contraception in risk groups in the working area of Belang Public health care. Keywords: Mother’s knowledge, Reproductive Period, Contraception Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia dimana dalam hal ini Indonesia menduduki posisi No. 4 penduduk terbanyak di dunia (World Population Data Sheet, 2016). Berdasarkan data yang disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tjahjo Kumolo, jumlah penduduk Indonesia per 30 Juni 2016 sebanyak 257.912.349 jiwa. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini masih di angka 1,49 persen. Maka dalam satu tahun penduduk indonesia bertambah sekitar 4 juta jiwa, sebagaimana dikatakan Kepala BKKBN Pusat dr Surya Chandra. Artinya, di bulan Juli 2017 jumlah penduduk Indonesia lebih dari 262 juta jiwa (Deni,2017). Untuk menurunkan angka pertumbuhan penduduk, maka pemerintah menyelenggarakan program KB. Keluarga berencana (KB) memungkinkan pasangan usia subur untuk mengantisipasi kelahiran, mencapai jumlah anak yang mereka inginkan, dan mengatur jarak dan waktu kelahiran mereka. Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan infertilitas (WHO, 2016). Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di Indonesia pada tahun 2014 dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 47.019.002. Peserta KB baru sebesar 7.761.961 (16,15%) dan peserta KB aktif sebanyak 35.202.908 (74,87%) (Depkes RI, 2014). Data yang ditemukan pada saat PK/PKL di Desa Ponosakan Indah menunjukkan bahwa dari 144 KK terdapat 64 KK PUS yang terdata dimana diantaranya 34 PUS pengguna KB dan 30 PUS yang tidak menggunakan KB PUS yang tidak menggunakan KB berusia >35 th dan ketika ditanya alasan kenapa tidak menggunakan KB, masyarakat menjawab bahwa usia mereka sudah tidak mungkin untuk hamil jadi tidak perlu menggunakan KB. Padahal jika pada usia seperti terjadi kehamilan, maka akan sangat beresiko bagi ibu dan janin (Data Primer Bulan Februari Tahun 2018). Hal ini menunjukan bahwa masyarakat kurang mengetahui tentang masa reproduksi. Karena menurut BKKBN (2011), wanita usia subur adalah wanita usia 18-49 tahun dengan keadaan organ reproduksi berfungsi dengan baik, baik dengan status belum kawin, kawin ataupun janda (Hasan, 2012). Menurut Depkes (2014), wanita subur adalah wanita usia 15-49 tahun dengan keadaan organ reproduksi berfungsi dengan baik, baik dengan status belum kawin, kawin ataupun janda. Menurut dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, saat hamil di atas usia 35 tahun, data dari penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan risiko keguguran, kelahiran prematur, kematian dalam rahim, diabetes selama kehamilan, kemungkinan perdarahan, darah tinggi karena kehamilan, persalinan dengan operasi caesar, hingga kelainan janin (Sukmasari,2016). Menurut Data Profil di Puskesmas Belang pada bulan Juni, diperoleh data yaitu 369 pasangan usia subur yang termasuk dalam 4 T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak anak dan terlalu rapat). Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Masa Reproduksi Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Kelompok Berisiko Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan ibu tentang masa reproduksi dengan penggunaan alat kontrasepsi pada kelompok berisiko. Metode Jenis penelitian ini adalah penelitian menggunakan metode Cross Sectional, jumlah populasi ada 369 PUS dengan sampel ibu-ibu pada masa reproduksi yang berusia 40-45 tahun berjumlah 55 responden diambil dengan teknik Purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian kuisioner. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan program computer SPSS versi 16.0. Uji yang digunakan yaitu uji chi square dengan tingkat kemagnaan (α) = 0,05. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai bulan September 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas Belang. Hasil Hasil penelitian dianalisis dengan univariat dan bivariat untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari masing – masing variabel. Untuk mengetahui ada hubungan pengetahuan ibu tentang masa reproduksi dengan penggunaan alat kontrasepsi pada kelompok berisiko dengan menggunakan uji chi-square untuk mengetahui perbedaan dua variable. Karakteristik Responden Berdasarkan dari hasil tabel 1 menunjukkan bahwa data responden berdasarkan : Pendidikan dari 55 responden yang menjadi subjek penelitian yaitu hampir setengah responden berpendidikan SMA sebanyak 20 responden dengan presentase 36,4%. Dan sebagian kecil responden berpendidikan AKADEMI/PT sebanyak 4 responden dengan presentase 7,3%. Pekerjaan dari 55 responden yang menjadi subjek penelitian yaitu hampir seluruh responden bekerja sebagai IRT sebanyak 45 responden dengan presentase 81,8%. Dan sebagian kecil responden bekerja sebagai PNS sebanyak 4 responden dengan presentase 7,3%. Usia dari 55 responden yang menjadi subjek penelitian yaitu hampir setengah responden berusia 44 tahun sebanyak 14 responden dengan presentase 25,5%. Dan sebagian kecil responden berusia 43 tahun sebanyak 11 responden dengan presentase 20%. Berdasarkan dari hasil tabel 2 menunjukkan bahwa data responden berdasarkan pengetahuan dari 55 responden yang menjadi subjek penelitian yaitu Sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 29 responden dengan presentase 52,7%. Dan hampir setengah responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 26 responden dengan presentase 47,3%. Berdasarkan dari hasil tabel 3 menunjukkan bahwa data responden berdasarkan penggunaan alat kontrasepsi dari 55 responden yang menjadi subjek penelitian yaitu sebagian besar responden yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 37 responden dengan presentase 67,3%. Dan hampir setengah responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 18 responden dengan presentase 32,7%. Berdasarkan tabel 4, menunjukan, pengetahuan ibu baik dengan penggunaan alat kontrasepsi YA sebanyak 25 responden dengan presentase 96,2% dan yang TIDAK sebanyak 1 responden dengan presentase 3,8%. Sedangkan pengetahuan ibu kurang baik dengan penggunaan alat kontrasepsi YA sebanyak 12 responden dengan presentase 41,4% dan yang TIDAK sebanyak 17 responden dengan presentase 58,6%. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh ibu yang berpengetahuan baik menggunakan alat kontrasepsi dan sebagian besar ibu yang berpengetahuan kurang baik tidak menggunakan alat kontrasepsi. Dari analisa hubungan kedua variabel diatas dengan menggunakan uji chi square didapatkan signifikansi dari hubungan dua variabel tersebut adalah nilai p = 0.000, yang menunjukan nilai tersebut kurang dari nilai α sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang masa reproduksi dengan penggunaan alat kontrasepsi pada kelompok berisiko. Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan, pekerjaan, umur (n=55) No Karakteristik Responden 1 Pendidikan SD SMP SMA AKADEMI/PT Pekerjaan IRT WIRAUSAHA PNS Umur 40 41 42 43 44 45 2 3 Banyaknya Responden Frekuensi Persen (F) (%) 19 12 20 4 34,5% 21,8% 36,4% 7,3% 45 6 4 81,8% 10,9% 7,3% 11 7 12 4 14 7 20% 12,7% 21,8% 7,3% 25,5% 12,7%m Sumber Data Primer 2018 Tabel 2 Distribusi responden menurut pengetahuan ibu tentang masa reproduksi (n=55) Pengetahuan Ibu Baik Kurang Baik Total Sumber Data Primer 2018 Banyak Responden Frekuensi Presentase (%) 26 47,3 % 29 52,7 % 55 100 % Tabel 3 Distribusi resoponden menurut penggunaan alat kontrasepsi (n=55) Penggunaan Alat Kontrasepsi Ya Tidak Total Banyak Responden Frekuensi Presentase (%) 37 67,3 % 18 32,7 % 55 100 % Sumber Data Primer 2018 Tabel 4 Tabulasi Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Masa Reproduksi Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Kelompok Berisiko (n=55) Penggunaan Alat Kontrasepsi Ya Tidak Total 25 96,2 % 12 41,4 % 1 3,8 % 17 58,6 % 26 100% 29 100% 37 67,3 % Uji Chi-square α = 0,05 18 32,7 % 55 100% Pengetah uan Ibu Baik Kura ng Baik Total p-value OddRatio 0.000 35,417 Pembahasan Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan bulan September 2018 di Wilayah kerja Puskesmas Belang yang bertujuan untuk meneliti mengenai ada atau tidaknya hubungan pengetahuan ibu tentang masa reproduksi dengan penggunaan alat kontrasepsi pada kelompok berisiko di Wilayah Kerja Puskesmas Belang dengan jumlah responden sebanyak 55 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan Deskriptif Analitik dengan rancangan Cross Sectional dan menggunakan uji Chi-Square. Hasil uji didapatkan nilai p = 0.000 yang menunjukan nilai tersebut kurang dari nilai α sehingga didapatkan kesimpulan yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu tentang masa reproduksi dengan penggunaan alat kontrasepsi pada kelompok beresiko. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang berpengetahuan baik akan menggunakan alat kontrasepsi. Nilai OR yang didapatkan yaitu sebesar 35,417. Hal ini menunjukan bahwa responden yang berpengetahuan baik berpeluang 35 kali untuk menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan responden yang berpengetahuan kurang baik. Menurut Notoadmodjo (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang yaitu pendidikan, pekerjaan, dan umur. Faktor pertama yaitu pendidikan,dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah responden berpendidikan SMA. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.berlangsung seumur hidup (Undang-Undang Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sintem Pendidikan Nasional) Menurut teori yang disampaikan oleh Notoadmodjo (2012) yaitu semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka akan semakin mudah untuk menerima informasi tentang obyek atau yang berkaitan dengan pengetahuan. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat mengenai kesehatan. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal. Peneliti berasumsi bahwa pendidikan merupakan faktor paling berpengaruh terhadap pengetahuan. Hal ini dikarenakan pendidikan yang tinggi akan membuat seseorang lebih berfikir luas sehingga bisa dengan mudah menerima dan mencerna sebuah pengetahuan atau pengalaman baru yang didapatkan, dengan begitu pengetahuan seseorang akan meningkat. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Farahan M.S, 2014 pada penelitiannya yang berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Wanita Usia Subur dan Dukungan Petugas di Desa Bebandem Kabupaten Karangasem Bali didapatkan hasil yaitu semakin tinggi tingkat pendidikan wanita PUS, penghasilan keluarga, pengetahuan dan dukungan petugas, maka cenderung semakin tinggi penggunaan KB. (Nurul, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Yustiani (2013) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan termasuk hal penggunaan alat kontrasepsi.Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi pengetahuan seseorang sehingga responden yang berpendidikan rendah akan berkorelasi dengan rendahnya pengetahuan responden tentang alat kontrasepsi (Sunarsih dkk 2014). Faktor kedua yaitu pekerjaan dimana pada penelitian didapatkan hasil yaitu hampir seluruh responden memiliki pekerjaan sebagai IRT. Menurut Notoadmodjo (2012), pekerjaan adalah serangkaian pekerjaan tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing, dimana status pekerjaan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Peneliti berasumsi bahwa pekerjaan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang karena dapat menambah informasi yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan seseorang. Sebab, ketika seseorang bekerja, dia bisa bertemu dan berkomunikasi dengan banyak orang sehingga bisa saling bertukar informasi yang dimiliki. Faktor yang ketiga yaitu umur, dimana hampir setengah responden berumur 44 tahun. Menurut Notoatmodjo (2012) bahwa usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya serta menambah banyak pengalaman sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Peneliti berasumsi bahwa ketika seseorang bertambah usia, maka pemikirannya menjadi lebih matang sehingga dia bisa lebih mudah mencerna sebuah informasi dan menimbang apakah informasi tersebut layak diterima atau tidak. Pemikiran yang matang tersebut juga membuat seseorang lebih mudah untuk menerima informasi dari manapun sehingga bisa menambah pengetahuan orang tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti berasumsi bahwa pendidikan, pekerjaan, dan usia memiliki peran penting terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Dan seseorang yang berpengetahuan baik akan mendorong seseorang untuk lebih sadar terhadap pentingnya kesehatan yaitu salah satunya menggunakan alat kontrasepsi dibandingkan seseorang yang berpengetahuan kurang baik. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan pengetahuan ibu tentang masa reproduksi dengan penggunaan alat kontrasepsi pada kelompok berisiko. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka penulis memberikan saran yaitu diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan wawasan untuk menyelesaikan masalah di bidang alat kontrasepsi. Kepustakaan Data PK/PKL Desa Ponosakan Indah , Februari 2018. Deni, S. (02 Agustus, 2017). Jumlah Penduduk Indonesia Lebih dari 262 Juta Jiwa. Tribun Jateng. Diakses pada tanggal 06 Juni jam 20:00 dari website http://jateng.tribunnews.com/2017/08/02 /data-terkini-jumlah-pendudukindonesia-lebih-dari-262-juta-jiwa Depkes RI. (2014). Diakses pada tanggal 06 Juni jam 20:30 dari website http://eprints.ums.ac.id/37661/4/BAB% 20I.pdf Hasan, M. Hubungan Pengguanaan Alat Kontrasepsi Hormonal Dengan Obesitas Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Puskesmas Wawonasa Singkil Manado Notoadmodjo. (2012). Diakses pada tanggal 06 Juni jam 21:00 dari website: http://repository.ump.ac.id/3268/3/Tri% 20Hanggara%20Yoga%20Pamungkas% 20BAB%20II.pdf Nurul, F. (2014). Gambaran Tingkat Pengetahuan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Wanita Usia Subur dan Dukungan Petugas di Desa Bebandem Kabupaten Karangasem Bali. E-Jurnal Medika, Vol. 5 No. 4 hal 1 . Diakses pada tanggal 06 Juni jam 21:30 melalui website https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/arti cle/view/19960 Profil Kesehatan Puskesmas Belang, Juni 2018. Sukmasari, R. (2016) Tanggapan Dokter Jika Wanita Hendak Punya Anak Lagi di Usia 40 Tahun. (2016). Diakses pada tanggal 06 Juni jam 22:00 melalui website https://health.detik.com/ibuhamil/3215850/tanggapan-dokter-jikawanita-hendak-punya-anak-lagi-di-usia40-tahun Sunarsih, dkk. (2014). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Kelurahan Campang Raya Bandar Lampung Tahun 2014 Undang-Undang Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sintem Pendidikan Nasional World Population Data Sheet. (2016). Diakses pada tanggal 06 Juni jam 22:20 dari website https://assets.prb.org/pdf16/prbwpds2016-web-2016.pdf Yustiani, (2013). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga dengan Persepsi Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu