BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat tertentu kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), 2004). Dengan demikian apabila peristiwa ini terus-menerus berlangsung maka jumlah penduduk didunia akan selalu bertambah. Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif masih tinggi, pemerintah mencanangkan suatu gerakan Keluarga Berencana Nasional dengan tujuan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia. Gerakan Keluarga Berencana Nasional ini disebarkan ke seluruh daerah di Indonesia termasuk di Kecamatan Medan Johor (BKKBN, 2008). Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan. Dengan telah berubahnya paradigma dalam pengelolaan masalah kependudukan dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta hak reproduksi. Maka pelayanan Keluarga Berencana harus menjadi lebih berkualitas serta memperhatikan tingkat pengetahuan dan hak-hak dari klien/ masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Saifuddin, 2003). Berdasarkan hasil presurvey di BKKBN pada tahun 2009 di Sumatra Utara Jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 1.982.810 peserta, pasangan yang menjadi Universitas Sumatera Utara peserta KB aktif pada Mei 2009 sebanyak 1.266.071. Sementara PUS yang bukan peserta KB ada sebanyak 716.739 yakni 73.863 jumlah pasangan usia subur yang sedang hamil, 213.653 jumlah pasangan usia subur yang ingin mempunyai anak segera (IAS), 249.586 jumlah pasangan usia subur tidak ingin anak lagi (TIAL), 179.637 jumlah pasangan usia subur yang ingin anak ditunda (BKKBN, 2009). Dari data yang diperoleh dari pemberdayaan wanita dinas kesehatan kota Medan peserta KB aktif pada bulan November 2009 di kecamatan Medan Johor sebanyak 78,6% dari 20.830 PUS. Dari data diatas menunjukkan program KB sudah mencapai target (Dinkes, 2009). Pada rencana pembangunan nasional ditegaskan bahwa selain pengendalian kelahiran dan penurunan kematian, diperlukan peningkatan kualitas program KB agar terwujud penduduk Indonesia yang berkualitas. Dengan demikian sangan tepat apabila dalam paradigm baru program KB difokuskan pada upaya-upaya baru yang lebih efektif untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Sebagai perwujudan pelaksanaan paradigm baru program KB nasional, maka visi mewujudkan NKKBS telah diganti dengan “Visi Keluarga Berkualitas tahun 2015”. (Depker RI, 2005). Pengetahuan mengenai cara memilih alat kontrasepsi yang tepat merupakan hal penting dalam upaya perlindungan terhadap kesehatan reproduksi perempuan. Minimnya pengetahuan tersebut akan berdampak terhadap peningkatan angka kematian ibu hamil dan bersalin, angka kehamilan yang tidak diinginkan, dan angka kejadian penyakit menular seksual, serta angka kejadian gangguan kesehatan akibat efek samping kontrasepsi. (BKKBN, 2006) Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan KB pada ibu-ibu rumah tangga terhadap penggunaan kontrasepsi di Kelurahan Gedung Johor Lingkungan X, Kecamatan Medan Johor. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana hubungan pengetahuan KB pada ibu-ibu rumah tangga Universitas Sumatera Utara terhadap penggunaan kontrasepsi di Kelurahan Gedung Johor Lingkungan X, Kecamatan Medan Johor Tahun 2012” 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan pengetahuan KB pada ibu-ibu rumah tangga terhadap penggunaan kontrasepsi di Kelurahan Gedung Johor Lingkungan X, Kecamatan Medan Johor. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui angka penggunaan kontrasepsi pada ibu rumah tangga di Kelurahan Gedung Johor Lingkungan X, Kecamatan Medan Johor. 2. Mengetahui jenis-jenis kontrasepsi yang digunakan ibu rumah tangga di Kelurahan Gedung Johor Lingkungan X, Kecamatan Medan Johor. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1. Bagi peneliti Menambah wawasan penulis khususnya tentang jenis-jenis kontrasepsi dan cara-cara pemasangan kontrasepsi. 2. Bagi responden Diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu rumah tangga mengenai kontrasepsi. 3. Bagi peneliti lain Diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu referensi untuk penelitian yang lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara