BAB IV PEMBAHASAN Erb’s palsy adalah salah satu kelainan trauma pada plexus brachialis bagian atas yaitu C5-C6. Sindrom ini biasanya disebabkan karena kompresi atau robekan dikarenakan trauma lahir dengan gejala klinis bisa berupa tangan dalam kondisi abduksi dan eksorotasi eksterna lengan, fleksi dan tidak bisa melakukan supinasi pada bagian lengan, hipestesia pada permukaan deltoideus radialis lengan bawah dandan juga tangan.15 Kerusakan saraf memiliki beberapa pengklasifikasian mulai dari yang paling ringan hingga yang. Paling berat. Dalam klasifikasi yang dikelompokan oleh Seddon menggambarkan tiga tipe dasar cedera dari saraf tepi, yaitu Neurapraxia, Axonotmesis, dan Neurotmesis. Kalau neurapraxia adalah penghentian sementara dari konduksi tanpa menghilangkan kontinuitas aksonal. Pada neurapraxia, ada blok fisilogi konduksi saraf pada akson yang terkena kondisi ini biasanya akan bertahan dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan, yang kedua adalah axonotmesis, yaitu menghilangnya kontinuitas relatif dari akson dan penutupnya, yaitu myelin, tetapi pelestarian kerangka jaringan ikat saraf (jaringan enkapsulasi, epineurium, dan perineurium dipertahankan), sedangkan neurotmesis adalah pemutusan total dan gangguan dari seluruh serat saraf, yaitu Serat saraf tepi berisi akson (atau dendrit panjang) dan selubung mielin (jika ada), sel schwann dan endoneurium, neurotmesis mungkin parsial atau mungkin lengkap.16 22 23 Pada kasus ibu Ny R melahirkan bayi dengan berat 4000 gram di sebuah bidan dan ternyata pada saat proses melahirkan bahu sang bayi sempat tersangkut hal ini lah yang menyebabkan terjadinya kelumpuhan pada tangan sang bayi dan juga saat lahir sang bayi memiliki kulit yang biru, tidak menangis, dan tidak bergerak, setelah ditatalaksana oleh bidan di awal sang bayi di Rujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin. Terjadinya distosia bahu pada Ibu Ny R saat melahirkan dikarenakan kondisi bayi besar masa kehamilan sehingga bahu bayi tersangkut pada bagian tulang pelvis dari sang ibu. Secara teori salah satu faktor risiko yang menyebabkan distosia adalah bayi besar masa kehamilan, untuk penyebab mengapa bayinya besar masih diduga dari riwayat anamnesis sang ibu yang mengatakan terjadi peningkatan nafsu makan pada trimester akhir, selain itu riwayat DM ataupun GDM disangkal, dan ibunya tidak menderita obesitas. setelah proses melahirkan tangan bayi sebelah kanan tidak bergerak dan diagnosis awalnya adalah erb’s palsy dikarenakan fraktur klavikula setelah dilakukan foto rontgen bahu pada bayi tersebut. Fraktur klavikula dan erb’s palsy adalah penyakit yang sering terjadi diakibatkan oleh distosia bahu saat melahirkan dalam hal ini yang terjadi bisa hanya fraktur klavikulanya saja, erb’s palsy, atau bisa karena keduanya, Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gandhi dkk dalam periode studi yang dilakukan sekitar 16 tahun ditemukan bahwa erb’s palsy terjadi pada 1,2 per 1000 kelahiran dan 7,84% erb’s palsy disebabkan oleh fraktur klavikula, 18,78% erb’s palsy disebabkan oleh distosia bahu, 9,82% terjadi tanpa fraktur klavikula dan 11, 77% terjadi dengan fraktur klavikula .17,18,19 24 Diagnosis dapat ditegakan berdasarkan apa saja kriteria diagnosis yang ditemukan saat anamnesis, melalui pemeriksaan fisik ataupun juga pemeriksaan penunjang. Pada erb’s palsy biasanya yang bisa ditemukan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik adalah lumpuh pada daerah lengan, berkurangnya pergerakan lengan pada, bentuk lengan yang abnormal. Pada pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan foto rontgen dada untuk melihat apakah ada fraktur pada bagian klavikula atau tidak dalam hal ini dari anamnesis terhadap ibu hasil foto rontgen ada patah pada bagian tulang bahunya namun untuk menilai kerusakan pada sarafnya perlu dilakukan foto three-dimensional proton-density MRI untuk menilai tingkat keparahan dari kerusakan plexus brachialis. Pada hasil anamnesis terhadap ibu bahwa pada bayinya tersebut awalnya tidak bisa bergerak ketika saat awal, namun semakin hari pergerakannya semakin meningkat walaupun agak terbatas dan juga saat sang ibu memegang tangan bayinya dan memakaikan baju ada proses melawan dari sang bayi jadi terdapat kemungkinan sistem saraf sensoris pada bagian lengan kanan masih bagus. Melihat dari hasil pemeriksaan penunjang maka diagnosis yang diambil oleh penulis adalah fraktur klavikula dengan DD Erb’s Palsy walaupun tidak menutup kemungkinan apabila dilakukan pemeriksaan MRI 3 dimensi ditemukan bukti kerusakan plexus brachialis.19,20 Selain itu pada pemeriksaan lab didapatkan hasil peningkatan kadar dari CRP. Pemeriksaan CRP adalah pemeriksaan darah dengan cara melihat kadar CRP dalam darah. CRP merupakan petanda radang (inflammatory marker) dimana substansi ini akan muncul jika tubuh mengalami respon peradangan. Kadar CRP yang tinggi di dalam darah menunjukkan adanya proses peradangan 25 pada tubuh. Selain itu pula terdapat pula peningkatan leukosit yang juga termasuk dalam sistem pertahanan tubuh. Kedua bukti tersebut adalah tanda bahwa didalam tubuh bayi tersebut terdapat respon peradangan.21 Untuk penatalaksanannya yang pertama adalah bisa melakukan pemasangan mitela pada tangan bayi agar terfiksasi dengan baik, rutin kontrol ke dokter untuk melihat perkembangan perbaikan dari fraktur klavikula, membantu pergerakan tangan dengan pelan-pelan dan rutin agar tidak terjadi atropi dan kalau perlu bisa dibantu dengan fisioterapi oleh dokter rehab medik atau fisioterapist.