PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010 - NOVEMBER 2011 Nama : Lulu Ul Jannah NPM : 10208754 Jurusan : Manajemen Pembimbing : 1.Dr . Emmy Indrayani 2.Titi Nugraheni.,SE., MM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, hampir setiap investasi mengandung resiko atau ketidakpastian. Pemodal atau investor tidak tau dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang akan dilakukannya. Dalam keadaan seperti itu dikatakan bahwa pemodal tersebut menghadapi resiko dalam investasi yang akan dilakukannya, yang dapat ia lakukan adalah memperkirakan berapa keuntungan yang akan diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Investasi yang hanya dilakukan pada satu sekuritas dapat menyebabkan investor menanggung resiko sebesar resiko yang terkandung pada investasi tersebut tanpa dapat menyebarkan resiko. Oleh karena itu, investor dapat membentuk portofolio yang optimal. Pembentukan portofolio yang optimal dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan menggunakan model single indeks model . Model indeks tunggal atau model satu faktor (single index models) yang dikembangkan oleh William Sharpe pada tahun 1963 ini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan di model markowitz. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berapakah tingkat keuntungan yang diharapkan dan resiko yang ada pada setiap saham yang dibentuk dengan model indeks tunggal ? 2. Bagaimana komposisi portofolio optimal saham yang dibentuk dengan model indeks tunggal ? 1.3 Batasan masalah dalam penelitian ini : 1. Data yang digunakan adalah harga penutupan saham bulanan selama periode pengamatan yaitu Desember 2010 - November 2011 2. Variabel yang digunakan adalah saham-saham yang konsisten masuk kedalam Jakarta Islamic Index ( JII ) selama periode Desember 2010 – November 2011 3. Model yang digunakan dalam pembentukan portofolio optimal dalam penelitian ini adalah Model Indeks Tunggal. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Tingkat keuntungan yang diharapkan dan resiko yang ada pada setiap saham yang dibentuk dengan model indeks tunggal . 2. Komposisi portofolio optimal saham yang dibentuk dengan model indeks tunggal 1.5 Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi penulis, serta sebagai bahan pertimbangan antara ilmu yang dipelajari dalam teori dengan praktek di lingkungan perusahaan. 2. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi investor yang akan menginvestasikan dananya pada Bursa Efek Indonesia agar mendapatkan return optimal dengan risiko tertentu. Serta sebagai bahan pertimbangan bagi investor untuk pengambilan keputusan dalam menentukan portofolio optimal. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ) 3.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham syariah yang masuk ke dalam Jakarta Islamic Index yang berjumlah 30 saham, untuk sampel dalam penelitian ini berjumlah 21 saham yang dipilih berdasarkan pada kriteria tertentu yaitu saham tersebut harus konsisten terdaftar pada Jakarta Islamic Index selama Desember 2010- November 2011. 3.3 Data/Variabel Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa : 1. Harga penutupan setiap 21 saham dari 1 Desember 2010 – 1 November 2011. 2. Data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulanan dari 1 Desember 2010 – 1 November 2011. 3. Tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang berjangka waktu 1 bulan. Data yang digunakan yaitu dari bulan Desember 2010-November 2011 3.4 Metode Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang berkaitan, dan telah dipublikasikan seperti melalui internet. 3.5 Alat Analsis Data Alat analisis yang digunakan yaitu analisis portofolio menggunakan model indeks tunggal (Single Indeks Model).Analisis yang dilakukan dengan model indeks tunggal dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Menghitung return, return ekspektasi pasar, risiko pasar IHSG. 2. Menghitung return, return ekspektasi saham dan risiko saham. 3. Menghitung Alpha dan Beta masing-masing sekuritas. 4. Menghitung kesalahan residu dan varian dari tiap sekuritas. 5. Menentukan Portofolio Optimal dengan langkah berikut ini : a. Menghitung excess return to beta ( ERB ) b. Menentukan besarnya titik pembatas (Cut off point) 6. Menentukan besarnya proporsi dari setiap sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal. 7. Menghitung return dan risiko portofolio BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Rumus Return Pasar : Rumus Return Ekspektasi : Dari perhitungan IHSG tersebut diperoleh tingkat pengembalian pasar (expected market return) yang positif yaitu 0.0010132 atau 0.10132 % per bulan dan varian pasar sebesar 0.0029004 atau 0.29004 % per bulan. Dengan expected return market yang positif, dapat disimpulkan bahwa pasar modal memberikan return bagi investor. Untuk menentukan return bebas risiko per bulan yaitu dengan cara mencari rata-rata return bebas risiko per tahun dibagi 12 bulan. Berikut adalah hasil perhitungan dari suku bunga SBI : Berdasarkan hasil perhitungan disamping didapatkan rata-rata risk free rate per tahun sebesar 6.65% artinya apabila investor menanamkan dananya pada SBI berjangka satu bulan, maka secara rata-rata per tahun investor akan memperoleh bunga sebesar 6.65 % dari dana yang ditanamkannya. Hasil Perhitungan Realized Return, Expected Return, Standar Deviasi dan Varian serta kovarian saham individual Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan terhadap 21 saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index ( JII ), terdapat 10 saham yang memiliki tingkat pengembalian yang positif dan 11 saham yang memiliki return negative. Saham yang expected returnnya positif adalah saham yang layak untuk dijadikan alternatif dalam berinvestasi. Menghitung ERB Rumus ERB : ERB E ( Ri ) R f i Dari perhitungan yang telah dilakukan dari 21 saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index ( JII ), terdapat 15 saham yang memiliki ERB yang negative dan 6 saham yang memiliki ERB positif yaitu saham ASII, CPIN, ASRI, ENRG, BSDE, dan KLBF . Menghitung Ci Rumus cut off point i E ( R ) R . 2 i f i m . 2 ei j 1 Ci 2 i 2 1 m i 2 j 1 e i Ai Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan terhadap 6 saham yang merupakan kandidat saham yang akan membentuk portofolio yang optimal, saham ASRI memiliki nilai Ci sebesar 0.0000026 , saham CPIN memiliki nilai Ci sebesar 0.0079473, saham ASII sebesar 0.0106909, saham ENRG sebesar 0.0103194, saham BSDE sebesar 0.0090169, dan saham sebesar KLBF 0.0080078. Setelah nilai Ci telah diperoleh maka kita akan membandingkannya dengan nilai ERB yang telah diperoleh. B i ERi RBR i ei 2 2 i 2 ei Perbandingan Ci dan ERB Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa ada 3 saham yang memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam pembentukan portofolio yang optimal, karena nilai ERB dari masing-masing saham tersebut lebih besar dari nilai Ci nya. Saham-saham tersebut adalah : ASRI dengan nilai ERB 0.0168224 dan nilai Ci sebesar 0.0000026, CPIN dengan nilai ERB 0.0132283 dan nilai Ci sebesar 0.0106909, dan ASII dengan nilai ERB 0.0132283 dan nilai Ci sebesar 0.0106909, untuk penentuan unique cut-off point (C*) yang merupakan nilai Ci tertinggi (optimum) berada pada angka 0.0106909 atau pada saham ASII ( PT. Astra International Tbk ). Menentukan Proporsi Dana Rumus Zi : Zi Berdasarkan pada perhitungan yang telah dilakukan maka untuk komposisi proporsi dana untuk membentuk portofolio yang optimal pada periode Desember 2010–November 2011 adalah menempatkan dana sebesar 45% kedalam saham ASRI ( PT. Alam Sutera Reality Tbk ), 39% kedalam saham ASII (PT. Astra International Tbk) dan 15% kedalam saham CPIN (Charoen Pokphand Indonesia Tbk) i E ( Ri ) R f C i ei 2 * Return Portofolio Rumus E(Rp) : Dapat dilihat dari hasil perhitungan pada tabel diatas menunjukkan bahwa return portofolio sebesar 0.03123012 atau 3. 123012 % per bulan. Return tersebut merupakan return yang cukup menjajikan, karena return portofolio tersebut diatas tingkat pengembalian pasar E(Rm) yang besarnya adalah 0.0010132 atau 0.0132%, dan masih berada diatas tingkat pengembalian bebas risiko yang besarnya adalah 0.55% per bulan. Risiko Portofolio Dari hasil perhitungan tabel diatas tersebut didapatkan varians portofolio (σp2) sebesar 0.0027768 , sedangkan risiko yang merupakan akar kuardrat dari varian portofolio didapatkan sebesar 0.0526957 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan maka dapat di peroleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Setelah dilakukan perhitungan menggunakan metode single index model, pada periode Desember 2010-November 2011 terdapat 3 saham yang memenuhi kriteria membentuk portofolio optimal, yaitu saham ASRI ( PT. Alam Sutera Reality Tbk ) dengan tingkat pengembalian (return) sebesar 0.0372245 dan risiko sebesar 0.0158856 , saham ASII (PT. Astra International Tbk) dengan tingkat pengembalian (return) sebesar 0.0206115 dan risiko sebesar 0.0053863, dan saham CPIN (Charoen Pokphand Indonesia Tbk) dengan tingkat pengembalian (return) sebesar 0.0406127 dan risiko sebesar 0.0302102. 2. Komposisi dana yang optimal terhadap saham yang tercatat di JII periode Desember 2010 – November 2011 adalah - Saham ASRI ( PT. Alam Sutera Reality Tbk ) 45%, - Saham ASII ( PT. Astra International Tbk ) 39% - Saham CPIN ( Charoen Pokphand Indonesia Tbk ) 15% 5.2 Implikasi Bagi investor Diharapkan Investor untuk berinvestasi kedalam Saham ASRI (PT. Alam Sutera Reality Tbk), ASII ( PT. Astra International Tbk ) dan CPIN ( Charoen Pokphand Indonesia Tbk ), hal ini masih relevan selama kondisi pasar belum menunjukkan perubahan yang besar dari kondisi Desember 2010- November 2011. Portofolio yang optimal tersebut juga menjanjikan tingkat pengembalian sebesar 3.123012% per bulan dan risiko yang harus dihadapi sebesar 5.26957 %. Risiko yang diperoleh setelah pembentukan portofolio optimal ini lebih kecil dibandingkan jika berinvestasi dengan saham individual.