Uploaded by Tri Destanto

Aku dan Kamu

advertisement
Aku dan Kamu
Ini adalah kisah ku dan seorang sahabat ya sudah ku kenal sejak aku masih
kecil. Dia adalah Andra,sahabat ku dari waktu aku SD. Aku bersahabat dengan
nya karena dia adalah tetanggaku,Ibuku dan Ibu Andra cukup dekat,sehingga
aku dan Andra sering main bersama sama.
Oh ya,namaku adalah Vannya. Vannya Gita Putri,aku dari Lampung,dan
sekarang sedang menyelesaikan kuliah di universitas swasta di Bandar Lampung.
Pertemanan aku dan Andra adalah hal yang paling berharga dalam hidupku.
Andra adalah orang pertama yang aku cari saat aku sedih,susah,dan terkadang
bahagia, hehe. Sampai pada saat itu tiba,aku dan Andra menjadi jauh.
“Vannya!!!” teriak Andra dari luar rumah. Ya,Andra memang suka melakukan
hal itu. Walaupun kami berbeda sekolah tapi sejak SMP sampai saat ini,aku selalu
berangkat sekolah bersama dengan Andra.
“lo bisa santai ga sih Ndra! Berisik tau! Assalamualikum kek!” jawabku sebal.
“eh Andra” sapa Ibu dengannya.
“assalamualikum tante” sapa Andra kepada ibu dengan senyum manis nya.
“ah giliran sama Ibu aja dia ramah” sautku jutek.
“walaikumsallam..” jawab ibu singkat.
“ya udah bu,aku dan Andra jalan dulu ya takut telat. Assalamualikum”
“pamit ya tante,assalamualikum” pamit ku dan Andra.
“walaikumsallam,hati-hati ya kalian”
Akupun langsung naik ke motor Andra,dan Andra pun memacu motor nya
meninggalkan rumahku.
Saat motor sampai ke depan sekolah ku,aku langsung turun dari motor
Andra.
“terima kasih Andra,nanti lo gak usah susul gue ya Ndra,gue mau pergi dulu.”
Ucapku pada Andra
“lah,mau kemana? Nanti dicari Ibu lhoo..” saut nya.
“gue nanti tlp Ibu,gue mau cari tugas sekolah sama Bulan,nanti gue balik sama
Bulan kok jadi Ibu ga akan marah, ya udah sana nanti telat. Dadaaaaaaaaah”
akupun berlari masuk ke sekolah meninggalkan Andra yg bengong di depan
gerbang.
*TEEEEEEEETTTTT* bel pulang sekolah pun berbunyi.
Aku dan Bulan pergi untuk mencari bahan-bahan tugas yg di suruh pak Parmo
kerjakan.
Setelah bahan tugas,aku dan Bulan langsung pulang kerumahku karena aku
dan Bulan akan mengerjakan tugas nya dirumahku. Sesampai dirumah aku melihat
ada Andra disana.
“lah Ndra? Lu ngapain disini?” tanyaku heran.
“ibu nelpon gue nanyain lo katanya lo belum pulang” katanya ketus.
“astaga! Gue lupa nelpon Ibu” kataku sambil berlari kedalam rumah mencari ibu.
“assalamualikum...ibu,maaf Vannya lupa nelpon ibu,Vannya pergi sama Bulan cari
bahan tugas” dengan wajah bersalah aku bicara pada ibu.
“walaikumsallam..astaga Vannya,telpon ibu dong nak,ibu khawatir. Ibu telpon ke
nomormu tapi ga aktif” jawab ibu cemas
“iya maaf bu,aku lupa cas hp ku semalam”
Sementara aku dan ibu ngobrol,di depan Bulan dan Andra ngobrol berdua.
“eh Andra” sapa Bulan
“hay Lan”
“udah lama?” tanya Bulan pada Andra
“gak kok baru aja,gara-gara nyokap nya Vannya tuh ribut nyariin Vannya”
katanya.
Ya,aku tau Bulan sudah lama suka sama Andra,disaat aku suruh dia untuk sama
Andra dia selalu menolak,alasan nya Andra gak pernah menunjukan rasa atau
antusias dengan Bulan.
Setelah berbicara dengan ibu aku kembali keluar rumah menemui Bulan
dan Andra.
“laaah diem-diem aja,Ndra lu ada cewek cantik di depan muka lu berdiri bukan
nya suruh duduk kek!” omelku dengan Andra
“eh iya,duduk Lan”
“Ah telat! Gue udah mau ajak Bulan ke kamar,lu balik sanaa,nanti dicariin ibu lu
lagi” aku memotong ajakan Andra ke Bulan.
“yeeee,yaudah gue balik ya. Pamitin sama ibu” Andra pun pamit.
“iya..” jawabku singkat.
Andra pun pergi dengan motor kesayangan nya,yang diikuti mata Bulan sampai
Andra menghilang dari balik gerbang rumahku.
“ditatap mulu neng” ledekku ke Bulan yang membuat nya tersadar dari pandangan
nya ke Andra.
“ah lu rese” akupun tertawa melihat tingkah Bulan.
Setelah menyelesaikan tugas aku dan Bulan pun ngobrol berdua.
“eh Van,Andra itu udah punya pacar belum sih?” tanya Bulan.
“setau gue sih belum,tapi gak tau kalo diem-diem dia punya pacar” jawabku.
“yaaaaaaah...” jawab Bulan sedikit kecewa.
“lu suka” tembakku yang membuat Bulan terkejut.
“hmmm..sedikit” jawab Bulan
“nanti coba deh gue tanyain yaaa..” jawabku singkat.
Ntah kenapa ada rasa cemburu di dalam hatiku saat Bulan bertanya tentang
Andra.
Setelah melewati banyak hari-hari di hidupku,aku mendapat kabar kalau Bulan
dan Andra first date. Aku yang mendengar nya merasakan bahagia mendengar
nya walaupun ada rasa resah yang tiba-tiba datang saat mendengar mereka first
date berdua.
Semenjak aku mendengar Bulan dan Andra first date,aku dan Andra tidak pernah
berangkat ke sekolah lagi sama-sama. “mungkin dia pergi sama Bulan” fikirku
dalam hati.
Hingga di suatu pagi Andra datang menjemputku sekolah.
“hay” sapa nya padaku. Akupun terkejut melihat Andra berada di depanku.
“loh Andra? Ngapain?” tanyaku
“lu sekolah kan? Ayo sama-sama” ajaknya padaku.
“Bulan?”
“kenapa Bulan?” tanya nya kebingungan.
“kok lu gak sama Bulan?” tanyaku.
“lah emang kenapa gue harus sama Bulan?”
“bukan nya kalian pacaran????” tanyaku penasaran.
“ah gosip nya udah sampe kuping lu toh. Engga lah Van,gue gak jadian sama
dia,lagian kalo gue jadian gue pasti kasih tau lu. Udah ayo jalan nanti telat”
Aku yg bengong dengan jawabnya seperti terhipnotis untuk ikut Andra naik
motor nya. Ada rasa bingung sekaligus senang dalam hatiku mendengar Bulan dan
Andra ternyata gak pacaran. “ah Vannya! Kok lu seneng sih,seharusnya sedih
Bulan ga sama Andra” ucapku pada diriku sendiri.
Sesampai di sekolah aku langsung mencari Bulan,tapi ternyata Bulan sakit.
“kok Bulan gak kasih tau aku sih” gumamku
“Vannya” tiba-tiba Bio memanggilku. Bio adalah pria yg banyak dikagumi cewek di
sekolah ku,dan ada gosip katanya dia suka aku lho..hehe
“eh Bio,kenapa?” sapaku
“cari siapa?” tanya nya.
“cari Bulan,tapi sakit katanya” jawabku.
“mau jenguk gak nanti?”
“ya pasti lah io,aku pulang sekolah mau tempat Bulan” kataku
“bareng ya? Aku juga mau jenguk Bulan” tawar Bio padaku.
Akupun mengangguk menyetujui tawaran Bio.
Selepas pulang sekolah akupun langsung mencari Bio untuk pergi ke tempat Bulan
sama-sama. Tetapi dari jauh aku lihat Andra menungguku.
“ndra” panggilku.
“eh udah pulang,yuk naik” ajak Andra pulang.
“maaf ndra,lu balik aja duluan. Gue mau jenguk Bulan dulu,dia sakit” kataku.
“ya udah bareng gue aja” tawar Andra padaku. Akupun bingung mau menjawab
apa. Belum sempat aku jawab Andra,tiba-tiba Bio datang untuk mengajakku
menjenguk Bulan.
“ayo Van,aku daritadi cariin kamu” sapa Bio padaku.
“eh iya” jawabku gugup.
“Ndra,lu balik aja duluan ya,gue sama Bio jenguk Bulan nya” ucapku pada Andra.
Tidak sepatah kata keluar dari mulut Andra,dia langsung pergi meninggalkan aku
yg mematung.
Seampai di rumah Bulan aku bertemu dengan mbak Minah,pembantu Bulan.
“mbak,Bulan mana?” tanyaku
“mbak Bulan ke dokter tadi mbak Van,sama ibu” jawabnya. Aku bingung karena
aku lihat ada mobil mama Bulan di garasi rumah nya. Akhirnya aku ngomong ke Bio
kalau Bulan gak ada. Aku dan Bio pamit dengan mbak Minah dan langsung pulang.
Setelah sampai rumah aku pun langsung izin masuk dengan Bio.
“terima kasih ya io,mau mampir?” tawarku.
“gak usah van,aku langsung aja,udah sore” pamitnya. Setelah Bio pergi aku
langsung masuk kamar dan telpon Bulan tapi gak di angkat. Aku bingung,aku pun
telpon Andra. Tapi gak di angkat juga. Akhirnya aku pun tertidur.
Setelah melewati hari yang membingungkan. Akupun bertemu dengan Bulan di
sekolah.
“Lan,kok lu ga ngomong kalo sakit,dan kenapa telpon gue ga di angkat” omelku.
Tapi gak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Bulan yang menjawab
pertanyaanku. Aku semakin bingung.
Setelah pulang sekolah aku langsung telpon Andra,tapi Andra gak angkat
tlp aku. Hingga akhirnya aku datang kerumah Andra.
“assalamualikum..”
“walaikumsallam” saut mbak Dhena,kakak Andra.
“eh ada Vannya” sapanya.
“eh mbak Dhen,ada Andra gak?” tanyaku.
“ada di taman belakang,kesana aja” akupun memberikan isyarat ok pada mbak
Dhena dan langsung pergi ke taman belakang rumah Andra.
“andraaa!!!! Kok ga angkat telpon gue siih” omelku pada Andra yg membuatnya
terkejut.
“lah lu ngapain?” tanya nya heran.
“lagi sedih” kataku menunjukan muka sedih. “kenapa?” tanya Andra.
“Bulan kenapa ya,kok kaya marah sama gue” kataku sedih.
“jangan-jangan karena gue”
“hah?”tanyaku yg tidak mendengar omongan Andra.
“ah engga” katanya.
Akhirnya aku ngobrol dengan Andra hingga malam.
Setelah hampir 1 Bulan,Bulan gak menyapaku,tiba-tiba Andra ngajak untuk
ketemu di taman deket rumahku. Sesampai di taman aku lihat Andra dan Bulan
disana. Aku kaget dan bingung dengan yg terjadi saat ini.
“ok,Van,Lan. Gue disini mau ngomong sama kalian. Jangan ada yg ngomong kalo gue
belum selesai ya” kata Andra padaku dan Bulan. Kami pun serentak mengangguk.
“ok,gue disini mau ngomong kalo gue gak mau jadi bahan buat kalian berantem.
Lan,omongan kita waktu itu,murni karena memang gue gak bisa sama-sama dengan
lu,bukan karena Vannya. Gue gak mau kalo lu sama gue,lu gak bisa bahagia sama
gue. Jadi gue mohon lu sama Vannya jangan berantem dan ribut lagi” ucap Andra
pada kami.
“eh tunggu,maksudnya apaan?” potongku bingung.
“jangan potong omongan gue dulu Van. Buat lu Van,lu orang baik,Bulan juga. Kalian
bersahabat dengan baik. Gue gak mau lu sama Bulan berantem karena gue.
Van,gue minta maaf kalo gue harus pergi,gue dapet beasiswa untuk lanjutin kuliah
gue di London. Dan gue akan berangkat seminggu lagi” ucap Andra padaku. Aku
kaget bukan kepalang,lidah aku kaku,gak kerasa air mataku keluar membasahi
pipiku.
“kok lu ga bilang sih Ndra!!!” jawabku marah. Andra Cuma bisa diem. Dan tiba-tiba
Bulan meluk aku.
Ya,hari itu adalah hari tersedih aku. Walaupun aku dan Bulan baikan,tapi Andra
pergi.
Disaat aku sibuk dengan ujian untuk kelulusankudi SMA,Andra kasih tau
kalo dia akan pergi. Konsentrasi ku bubar.
“apa aku ngomong aja ya” ucapku dalam hati. “tapi gak usah ah,malu kalo dia
nganggep aku becanda” jawabku mengurungkan niat.
The day. Yap,hari ini adalah hari Andra pergi ke London untuk waktu yang
lama.
“sayang ada Andra” kata Ibu kepadakua.
“iya bu” jawabku. Akupun keluar kamar dan melihat Andra berdiri di tepi kolam
renang depan kamarku. Dia tersenyum melihatku,entah kenapa senyum nya
semakin membuat aku berat melepasnya.
“hay” sapaku pada Andra.
“hay,gue mau pamit” katanya.
“hah?! Sekarang?!?!” kataku terkejut. Dia pun mengangguk.
“kan kemarin gue bilang,seminggu lagi,gimana sih” akupun terdiam dan merenung.
Dalam hatiku berkata “Andra janga pergi”
“makan
yg
benar,jaga
kesehatan,jangan
nakal,minum
vitamin,kan
disana
sendirian,nanti kalo sakit ga ada yg urusin loh,terus cepet pulang. Dan jangan
lupain gue” ucapku pada Andra.
“kalo mau cari yg urusin cari cewek lah disana hahaha” canda nya padaku,yang
tidak aku sambut sebagai bercanda.
“iya iya boss,nanti kalo udah sampai gue telpon ya,lu jangan nakal disini,nurut
sama ayah sama ibu,sama mas angga juga. Jangan telat ya kalo gak ada gue yg
anter” jawabnya seraya mengacak-acak rambutku. “andraaaa janga pergiii”
ucapku dalam hati.
“ya udah gue pamit ya” pamitnya padaku seraya tersenyum. Membuat air mataku
tiba-tiba membasahi pipi. “cengeng” ucap Andra sambil memelukku. Ya mungkin
itu pelukan sebagai sahabat.
Setelah Andra pergi,aku dan Bulan menjadi baik lagi. Melewati masa masa
sekolah yang memusingkan,mengurus ujian yang harus aku lewati. Aku iseng
bertanya dengan ayah,apakah aku bisa kuliah di London juga. Dan ayah gak
memberikan aku izin,karena aku anak perempuan satu-satuny dan tidak boleh
jauh-jauh dari ayah. Dan aku dekat dengan Bio.
Suatu malam,aku sedang belajar untuk ujian yang akan aku tempuh dihari
senin. Tiba-tiba hp ku berbunyi dan tertera nama ‘BIO’ disitu. Sedikit kecewa
karena aku menunggu telpon dari Andra bukan Bio.
“hallo” sapaku
“hay Van,belum tidur” tanya nya basa-basi. “kalo udah tidur gak akan angkat
telpon” jawabku singkat yang diikuti tawa Bio,mungkin dia fikir aku bercanda.
Dan disaat ngobrol tiba-tiba bio nembak aku.
“kamu mau gak jadi pacarku?” tanya nya.
“hah? Kenapa kamu tembak aku?” tanyaku penasaran.
“dari dulu aku suka kamu,tapi aku ga berani untuk ungkapin,ekarang aku fikir ini
saat yang tepat” jelasnya padaku.
“Bio,aku butuh waktu. Bisa kasih aku waktu?” tanyaku.
“bisa kok,aku tunggu ya jawaban kamu”
“ok Bio,aku istirahat dulu ya,lelah habis belajar.” Pamitku.
“baik,selamat malam” ucap Bio. Akupun langsung mematikan telpon nya.
Entah kenapa yang ada di fikiran aku adalah “kenapa sudah seminggu Andra gak
telpon ya”
Sudah hampir 1 bulan Andra gak kasih kabar ke aku,saat mami Andra
datang kerumah akupun bertanya apakah ada kabar dari Andra,dan jawaban nya
adalah “setiap hari andra telpon tante” jawaban itu membuat aku sedih. Memang
aku bukan siapa-siapa tapi apa salah nya untuk menghubungi aku? Bukankah dia
ngomong kalo akan sering menghubungiku?
Disaat aku sedang bingung dengan hilangnya Andra tanpa kabar Bio
meminta jawaban atas pertanyaan nya. Karena aku merasa sedih dan merasa
Andra gak mempunyai rasa denganku, akhirnya aku menerima Bio menjadi
pacarku. Ya,hari ini aku resmi menjadi kekasih Bio,walaupun aku masih
memikirkan Andra.
“lu jadian sama Bio?” tanya Bulan terkejut. Aku hanya mengangguk.
“oh ya,Andra hubungin lu gak?” tanyaku pada Bulan,aku tau ini akan membuat
Bulan tersinggung.
“engga tuh,semenjak kita ketemu terakhir,gue sama Andra gak pernah
berhubungan” jawab nya. “lu tau gak ada cewek yg disuka banget sama Andra?
Sampai dia gak bisa pindah kelain hati?” tanya bulan. Aku menggeleng. Faktanya
aku dan Andra memang bersahabat tapi kami tidak pernah cerita tentang
pasangan kami ataupun perasaan kami.
“memang siapa?” tanyaku penasaran.
“biar Andra yang ngomong sendiri” jawab Bulan. Akupun bingung.
Sudah hampir 2 bulan aku jadian dengan Bio,tapi aku ga ada rasa apapun
dengan Bio,yang ada di otakku hanya ‘Andra apa kabar ya?’
Hari ini adalah hari pengumumanku,dan aku dinyatakan LULUS! Bahagia
rasanya,akhirnya aku bisa merasakan bangku kuliah,walaupun akhirnya aku tau
kalau kuliah tak seenak yang dibayangkan. Tapi setidaknya aku bisa bebas dari
seragam sekolah,hehe.
Saat aku sedang merayakan kelulusanku dengan Bulan,Bio,dan temantemanku yang lain,tiba-tiba ada sesosok pria yang datang kerumahku. Ya,dia
adalah Andra. Betapa terkejut nya aku tiba-tiba ada Andra datang.
“Andra!!!!!” teriakku seraya berhamburan lari kearahnya. Dia hanya tersenyum.
“selamat ya Van,finally gak pakai seragam lagi ya” ucap nya. Andra,aku rindu.
Ucapku dalam hati.
“kok lu ga bilang-bilang kalo pulang” ucapku sambil cemberut.
“hehe iya mendadak di london lagi holiday,daripada ga ada kerjaan disana ya balik
aja” jelasnya.
“oh ya sini yuk ngumpul,ada Bulan juga” ajakku ke Andra.
“ada Bio?” aku terkejut dengan pertanyaan Andra,kenapa dia tanya Bio?
“ada,kenapa Ndra?” tanyaku penasaran.
“gak papa kok,enjoy aja ya,gue masih ada urusan lagi nih,pamit dulu ya” tiba-tiba
Andra langsung pergi meninggalkanku yang mematung kebingungan.
Kenapa ya kok Andra tiba-tiba pergi saat tau ada Bio dirumahku? Tanyaku
dalam hati. Ditengah ramai nya teman-temanku yang sedang merayakan
kelulusanku hatiku bertanya dengan tingkah laku Andra. Padahal aku mau
menanyakan kepadanya kenapa dia tiba-tiba menghilang tanpa kabar.
2 hari setelah kelulusanku aku kembali bertemu dengan Andra.
“hai Ndra” sapaku.
“hai Van” jawab nya singkat. Tiba-tiba bibirku kaku,aku bingung mau memulai kata
darimana. Aku hanya memperhatikan nya yang sibuk dengan ponsel nya.
“kenapa kemarin lu pulang?” tanyaku membuka obrolan.
“oh iya,kemarin gue udah janjian sama kawan-kawan gue,dan gak sengaja mampir
sebentar kerumah lu,karena tau lu lulus” jelas nya sambil tetap menatap layar
ponsel.
“oh” jawabku singkat. Tidak ada kata-kata lagi yang keluar dari mulut Andra. Aku
dan Andra hanya diam membisu.
“ya udah ya Ndra,gue balik dulu,mau pergi sama Bio” pamitku.
“hah?” reaksi Andra berbeda dengan saat dia menjawab pertanyaanku
sebelumnya. Dia seperti kaget saat aku menyebut nama Bio.
“iya mau pergi sama Bio,bye” akupun pergi meinggalkan Andra yang diam terpaku
menatapku pergi.
Setelah aku sampai rumah aku hanya berdiam diri di kamar. Aku tidak
pergi dengan Bio,aku hanya ingin melihat apakah Andra cemburu. Nyatanya,tidak.
Berhar-hari setelah aku dan Andra bertemu aku tidak pernah lagi bertemu
dengannya. Walaupun aku bertemu dengan nya saat aku ingin pergi. ‘aku harus
bertemu Andra’ ucapku dalam hati. Keesokan hari nya aku berniat bertemu
dengan Andra,namun ternyata dari semalam Andra tidak pulang kerumah.
Setelah hampir 3 hari Andra tidak pulang akhirnya dia kembali kerumah.
“dari mana lu? Kok gak pulang” tanyaku.
“abis pergi sama kawan-kawan kepuncak. Biasa lah reuni” jelasnya.
“ada cewek?” tanyaku curiga.
“ada lah kan satu kelas yang pergi. Memang kenapa?” tanya Andra kebingungan.
Aku hanya menggeleng,malu karena kenapa aku harus bertanya hal seperti itu ke
Andra.
“capek?” tanyaku mengalihkan pertanyaan sebelumnya.
“menurut luu?” tanyanya dengan nada yang kesal.
“yeee biasa aja kali,ya udah sana istirahat” ucapku.
“gak pergi sama Bio?” tanya Andra.
“enggak,Bio lagi sibuk sama pendaftaran kuliah nya” jawabku.
“oh” jawab Andra singkat. Akhirnya Andra pamit untuk membersihkan diri dan
akupu n ngobrol dengan kak Dhena. Setelah menunggu cukup lama dan Andra
tidak juga keluar akhirnya aku memutuskan untuk pamit pulang dengan kak
Dhena.
“Tuhan,kapan aku ada waktu untuk berbicara dengan Andra”
Disaat aku sedang memikirkan tentang waktuku berbicara dengan Andra.
Tba-tiba Bulan menelponku.
“lu lagi di Mall ya?? Kok gak janjian sih,gue juga lagi disini,tapi lu sama Bio gue
panggil gak jawab” ucapnya. Akupun kebingungan dengan pertanyaan Bulan.
“hah? Gue dirumah Lan,abis dari rumah Andra” jawabku kebingungan.
“lah yang gue liat sama Bio siapa dong? Tadi gue liat Bio sama cewek,gue fikir itu
lo. Tapi pas gue panggil gak nengok” jelas Bulan.
“gue kesana” jawabku singkat lalu aku mematikan telpon nya dan berlari kerumah
Andra. Sebenarnya aku tidak peduli sekalipun Bio selingkuh. Aku sudah tau watak
Bio sejak awal.
“ANDRA!!” teriakanku mungkin membuat 1 perumahan bangun.
“kenapa sih Van? Kok teriak-teriak” protes Andra padaku.
“anterin ke mall Ndra! Kata Bulan dia liat Bio sama cewek lain” ucapku sedih.
Walaupun aku sudah tau sifat Bio namun tetap saja ada rasa sakit yang aku
rasakan karena merasa ditipu.
“hah? Ya udah ayo” ajak Andra yang seperti nya agak emosi mendengar ucapanku.
Sesampai di mall aku dan Andra langsung menemui Bulan di tempat aku dan
Bulan janjian bertemu.
“dimana Bio,Lan?” tanyaku penasaran. Bulan menunjuk 1 meja yang berada tepat
di depan aku,Bulan,dan Andra duduk. Aku hanya bisa diam melihat Bio dan
perempuan lain itu. Perlakuan mereka bukan seperti teman atau saudara.
Walaupun aku tak peduli tapi ada rasa kecewa yang tak bisa disembunyikan.
Tiba-tiba Andra berdiri dari kursi nya dan langsung pergi menuju meja Bio.
“lo kalo udah gak suka sama Vannya,lo tinggalin dia. Lo gak usah sok ganteng
dengan selingkuh begini!” bentak Andra tiba-tiba ke Bio. Disaat itu semua
pengunjung restoran diam terpaku menatap Andra yang mulai emosi. Karena aku
tak mau hal yang tidak diinginkan terjadi aku langsung berusaha menahan Andra.
“udah Ndra,udah” kataku menahan Andra. Tak terasa air mata jatuh dipipiku.
Bukan karena Bio,tapi aku takut Andra melakukan suatu hal.
“biarin Van,gue gak mau lu disakitin sama laki-laki macem ini” jawab Andra penuh
emosi. Bio hanya bisa terdiam malu.
“Io,gue selama ini diem,percaya sama lu. Gue selalu setia sama lu. Gue gak pernah
macem-macem tapi lu khianati gue?” ucapku pada Bio.
“van..” ucap Bio
“cukup ya Io,gue mau kita putus!” ucapku. Lalu aku menarik Andra dan Bulan
untuk pergi meninggalkan Bio sialan itu.
“jangan pernah lu temuin Vannya lagi!” ancam Andra ke Bio.
“terima kasih ya Lan,lu udah kasih tau yang sebenarnya”ucapku pada Bulan seraya
memeluknya. Bulan hanya mengangguk dan memelukku.
Akhirnya aku dan Andra pulang. Disepanjang jalan pulang aku dan Andra
diam seribu bahasa. Dan akupun menangis mengingat kejadian tadi.
“kita mau kemana Ndra? Gue mau pulang” tanyaku yang kebingungan melihat arah
jalan yang bukan mengarah kerumah. Setelah jalan cukup jauh,mobil Andra
berhenti tepat di depan sebuah taman.
“turun yuk” ajak Andra padaku.
“lu tenangin dulu fikiran lu. Gue gak mau ibu sama ayah liat lu sedih” ucapnya. Aku
hanya mengangguk mengiyakan ucapannya.
“gue pesen jagung bakar dulu ya” lanjut nya.
“bilang aja lu laper” jawabku sinis.
“jagung bakar manis ya!” sambungku meminta Andra untuk memesankan jagung
juga. Andra hanya tertawa geli mendengar permintaanku.
“laper juga kan lu”ucap Andra sambil memberikan jagung bakar nya untukku.
“terima kasih” jawabku. Sambil memakan jagung dan meminum susu panas aku dan
Andra menghabiskan malam berdua. Tidak ada lagi kesedihan dihatiku. Andra
kamu hebat bisa membuat aku tersenyum malam ini,terima kasih.
Hari ini adalah hari yang memalaskan untuk aku bangun. Mengingat
kejadian kemarin membuatku malas melakukan apapun. ‘Hm..WA Andra ah’ ucapku
dalam hati.
“morning!” setelah WA Andra akupun keluar kamar dan pergi ke ruang makan
untuk makan.
“selamat sayang” sapa ibu.
“pagi ibu” ucapku seraya tersenyum. Sambil memakan roti coklat kesukaanku,aku
membuka WA ku tetapi tidak ada jawaban dari Andra. Setelah makan akupun
kembali ke kamar,setelah duduk sebentar akupun langsung mandi. Setelah mandi
aku melihat WA ku kembali,tetapi tidak ada jawaban dari Andra.
“mau kemana?” tanya ibuku
“tempat Andra” jawabku singkat. Akupun berlari kerumah Andra.
“assalamualikum” sapaku.
“walaikumsallam” mami Andra pun membalas
“tante,Andra ada?” tanyaku
“oh Andra pergi tuh dari pagi tapi tante gak tau kemana” jawab nya.
“oh gitu ya udah aku pamit ya tante” ucapku pada mami Andra.
“mau ada yg disampaikan?” tanya mami Andra padaku.
“gak ada kok tante hehe mau main aja” jawabku. Setelah itu aku pamit dan
kembali pulang.
Tidak ada balasan WA dan sedang pergi,Andra kemana ya. Seharian aku
memikirkan Andra namun tidak ada kabar apapun.
Seharian aku menunggu kabar Andra. Namun tidak ada jawaban nya dari
nya.
Tiba-tiba pukul 23.35 WIB Andra membalas pesanku.
“hay Van,maaf baru bales gue abis belanja untuk perlasatan gue balik ke London
besok” akupun terkejut melihat pesan dari Andra. Akupun langsung datang
kerumah Andra.
“Ndra...” panggilku. Tapi yang keluar adalah kak Dhena.
“hay Van,Andra belum balik” ujar kak Dhena.
“oh belum ya kak,aku fikir udah pulang. Ya udah kak aku pamit” ucapku pamit
dengan kak Dhena.
Akupun membalas pesan Andra.
“kenapa sih Ndra,kok gak pernah bilang dari jauh hari,gue mau ketemu” ucapku.
“ya udah keluar sekarang,gue di depan” balas Andra. Aku yang sedang berjalan
dari rumah Andra menuju rumah langsung berlari untuk menemui Andra.
“lah kok gak dari dalam rumah?” tanya Andra bingung.
“iya,gue dari rumah lu” jawabku singkat.
“Ndra kenapa pergi nya harus buru-buru gue kan belum main sama lu” ucapku
sedih.
“ya kan holiday gue udah selesai Van,gue harus kuliah. Lu kesana dong jenguk gue.
Mami mau kesana tuh bulan depan. Lu bareng mami aja” tawar nya.
Sebenarnya aku mau aja sih..tapi bagaimana dengan kuliahku. Fikir ku dalam hati.
“Ndra,kenapa sih waktu di London lu gak pernah hubungin gue? Dan kenapa lu
disini seperti menghindar dari gue?” ucapku yang keluar begitu saja dari
mulutku.’ah Vannya!’
“iya,gue waktu itu denger kabar kalo lu dan Bio lagi deket,makanya gue gak mau
ganggung kalian. Dan iba-tiba gue denger lagi lu jadian sama Bio. Semakin gue gak
mau hubungin lu Van” jelasnya.
“tapi,kenapa Ndra?”
“lu gak perlu tau kenapa Van,gue Cuma mau lu bahagia,sama siapapun lu saat ini
atau nanti” jawabnya. Aku hanya bisa menangis. “gue bahagia sama lu Ndra”
ucapku dalam hati.
“gue besok pergi. Lu jaga diri baik-baik,jangan sampai ada yang beani nyakitin lu
ya Van,gue gak mau” ucapan Andra membuat aku semakin berat untuk ditinggal
dia kembali ke London.
“lu pesawat jam berapa besok?” tanyaku.
“jam 7 malam” jawab nya singkat.
“gue mau besok seharian sama lu sebelum lu pergi,titik” ucapku tegas.
“tapi Van,lu kan besok urus kuliah”
“gue bisa urus sama lu kan?” bantahku. Andra hanya mengangguk menyetujui nya.
“udah malem,pulang ya,besok pagi gue susul” ucap Andr. Aku pun mengangguk
danturun dari mobil Andra. Ingin rasanya cepat pagi biar aku dan Andra bisa
bersama sama.
*TEEEEEEETT* *TEEEEETT* alarm jamku berbunyi. Biasa nya aku malas untuk
bangun,setelah mematikan alarm aku akan tidur lagi. Tapi karena hari ini aku akan
bertemu
dengan
Andra
aku
buru-buru
bangun,mandi,sarapan,dan
sedikit
berdandan. Hihi.
“morning” sapaku pada Andra yang sudah menunggu di deoan rumahku.
“morning” jawabnya dengan senyuman nya yang selalu membuatku bahagia.
“langsung jalan?” tawar nya. Aku mengiyakan dan langsung pamit dengan ayah dan
ibu. Setelah itu aku dan Andra langsung pergi. Setelah aku mengurus
pendaftaran
kuliahku,akku
dan
Andra
langsung
berjalan-jalan
bersama.
Kemanapun asal dengan Andra aku bahagia.
“memang dasar cewek murahan! Baru juga putus udah jalan aja sama cowok
lain”tiba-tiba ada suara cowok yang memaki dari belakangku. Ya,dia adalah Bio.
“apa-apaan nih??” tanyaku kesal.
“lo yang apa-apan,lo baru putus dari gue tapi udah jalan sama cowok lain aja,dasar
cewek murahan!”
*BUUUKKK* tiba-tiba pukulan keras mendarat dipipi Bio.
“lu kalo ngomong sama perempuan bisa di jaga gak? Lu lahir dari perempuan tapi
lu gak bisa hargaiin perempuan?!” ya,Andra berdiri dan meninju Bio yang sedang
memakiku. Aku langsung menahan Andra dan mengajak Andra pergi.
“diem Van! Dari lu ketahuan selingkuh dari Vannya gue udah mau buat lu bonyok.
Tapi Vannya nahan gue. Sekarang gue buat lu harus kerumah sakit!” ucap Andra
dengan nada yang sangat tinggi.
“udah Ndra,udah. Ayo pergi aja,jangan dilaawan” ajakku yang menangis menahan
Andra untuk berbuat nekat.
“kalo gak karena Vannya nahan gue,lu udah abis sama gue. Lu tunggu aja akibat
nya. Jangan sampai muka lu ada didepan gue dan Vannya lagi” ancam Andra
dengan Bio.
Bio hanya bisa diam melihat Andra yang semakin terbawa emosi. Aku menarik
andra keluar dari caffee tersebut. Sesampai di dalam mobil aku menangis sejadijadinya.
“gue gak mau lu kenapa-napa Ndra. Gue gak mau lu berantem” maki ku pada
Andra.
“gue sakit Van lihat lo di rendahin sama anak sialan itu” jawabnya. Tiba-tiba
Andra memelukku.
“maafin gue ya Van kalo buat lu khawatir,gue gak mau ada yang sakitin lu. Stop
nangis. Ayo kita seneng-seneng lagi ya,malem ini gue harus ninggalin lu dalam
keadaan bahagia” ucap Andra sambil menghapus air mataku. Akupun mengangguk.
“don’t go,Ndra” ucapku pada Andra.
“gue ga akan pernah pergi dari lu Van. Lu gak usah takut” jawab andra sambil
tetap memelukku. Setelah itu aku dan Andra mencoba mendinginkan suasana
dengan bejalan-jalan di taman. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 3 sore.
“pulang yuk,gue harus siap-siap nih” ajak Andra padaku. Akupun mengangguk. Aku
dan Andra bergegas pulang kerumah Andra,sesampai dirumah Andra,aku
membantu Andra untuk packing.
Setelah selesai Andra pun bergegas untuk berangkat ke bandra untuk kembali ke
London.
“gue pergi dulu,jangan nangis. Kalo ada apa-apa kabarin gue ya” pamit Andra
padaku.
“iya Ndra” jawabku dengan air mata yang terus membasahi pipiku. Andra pun
memeluk dan mencium keningku. “Ya Tuhan,seandainya waktu bisa di hentikan
saat ini,sebentar saja..”
Andra pun berangkat ke bandara bersama Papi,Mami,dan kak Dhena. Aku
langsung bergegas pulang.
“bu,ada salam dari Andra. Dia berangkat ke London baru aja” ucpku
menyampaikan titip salam Andra ke ibuku.
“oh sudah berangkat ya,ya sudah. Kamu gak usah sedih,nanti juga Andra pulang”
hibur ibuku.
“ya sudah bu,aku mau istirahat dulu. Capek banget” pamitku pada ibu. Akuoun
langsung bergegas pergi ke dalam kamar. Sesampai dikamar aku menangis sejadijadinya. Menangisi Andra yang pergi,dan kejadian tadi siang.
Setelah 1 bulan kejadian sebelumnya,aku melawati banyak kejadian hidup
yang membuatku merasa ini adalah proses dari kehidupanku menuju dewasa.
Mungkin.
Hari ini adalah hari pengumuman ku apakah aku diterima di universitas negeri
atau tidak. Dan ternyata tidak. Aku tidak di terima di universitas negeri di
Lampung. Hatiku hancur,aku menangis sejadi-jadinya. Aku kecewa dengan diriku
sendiri,aku marah dengan diriku.
“ya udah nak,gak usah kecewa masih banyak kampus swasta yang bagus,atau kalau
kamu mau kamu bisa mendaftar lagi tahun depan” hibur ibu padaku.
“tapi bu,kenapa aku gak masuk bu. Aku sudah berusaha belajar sudah berusaha
semampuku tapi kenapa aku bisa tidak terpilih” ucapku kecewa.
“ya udah gak usah di sesali,kamu gak kuliah disana bukan berarti masa depanmu
tidak ada nak.” Ucap ibu. Akupun mengangguk dan kembali kekamar.
Sudah hampir 2 hari aku hanya dikamar. Keluar kamarpun aku hanya untuk
makan. Aku tak bernafsu untuk melakukan apapun.
“sayang ada tante Ira” teriak ibu padaku. Oh ya,tante Ira adalah mami Andra.
Akupun bergegas keluar untuk menemui Tante ira.
“halo tante” sapaku pada tante Ira.
“halo sayang<apa kabar?” tanya nya padaku.
“not good tante” ucapku dengan wajah yang sedih.
“sayang,besok minggu tante Ira akan berangkat ke London untuk menjenguk
Andra,ibu berfikir kenapa kamu tidak melihat –lihat kampus disana? Siapa tau
ada yang cocok. Sekalian bikin surprise untuk Andra” ucap ibu tiba-tiba yang
mengagetkanku.
“aku ikut begitu maksudnya?” tanyaku.
“iya sayang,tiket dan yang lain nya sudah tante urus. Pokoknya Vannya ikut aja”
jelas tante Ira menyambung ucapan ibu. Aku hanya mengangguk setuju. Toh aku
bisa liburan dan yang penting adalah bertemu Andra. Hatiku mulai sedikit tumbuh
bunga. Hehe.
Hari ini adalah hari dimana aku berangkat ke London bersama tante Ira
dan kak Dhena. Saat ini aku sudah berada di bandara dan sedang check in
pesawat. Aku akan menempuh perjalan sekitar 14,5 jam dengan pesawat.
Perjalanan yang melelahkan namun akan terbayar dengan bertemu dengan Andra.
Saat ini aku sudah ada di dalam perjalanan. Perjalanan yang sangat
melelahkan,aku sudah melewati separuh jalan menuju London.
Selama di
perjalanan aku mengobrol dengan kak Dhena,tidur,menonton,dan makan.
LONDON! Yes,saat ini kakiku sudah menginjak London. Betapa bahagia nya
aku. Aku mulai bisa tersenyum saat ini.
“nanti kita disusul siapa te?” tanyaku kepada Tante Ira.
“sama Andra dong sayang” jawabnya. Akupun langsung tersenyum lebar saat
mendengar akan di jempu oleh Andra
Setelah mengurus semua visa dan imigrasi aku,tante Ira dan kak Dhena pun
keluar untuk bertemu Andra. Aku deg-degan.
“ANDRAA!” teriak kak Dhena tiba-tiba. Ada sosok laki-laki dari kejauhan yang
melambaikan tangan ke arah kami. Akupun tersenyum. Tapi,muka Andra seperti
kaget melihat ada aku di tengah tante Ira dan kak Dhena. Andra pun mendekati
kami,sepertinya Andra tidak sendiri. Ya,dia bersama temannya,atau pacarnya ya?
Ucapku dalam hati.
“mami,kak Dhena” Andra datang memeluk mereka. Aku hanya tersenyum di
samping mereka.
“hay Van” sapa Andra padaku,dan aku langsung memeluknya.
“kenalin ini Sonya,dia juga mahasiswa Indonesia yang kuliah di London” Andra
memperkenalkan perempuan di sebelahnya dengan kami.
“sonya” ucapnya menyalami Tante Ira,kak Dhena,dan aku.
“ya udah kita makan yuk” aja Sonya pada kami. Seketika kebahagiaanku hanyut
menghilang melihat sonya menggandeng tangan Andra.
Andra melihatku dengan tatapan bersalah.
“ayo Van” ajak kak Dhena menggandeng tanganku. Akupun mengangguk dan
membals gandengan tangan kak Dhena. Selama perjalanan aku hanya diam,hanya
tante Ira yang menjawab pertanyaan Sonya dan kak Dhena sekali-kali. Beberapa
kali pun Andra memandangku dari balik spion dalam mobil. ‘Andra kenapa kamu
buat aku kecewa lagi’
Sesampai di tempat makan,Sonya langsung memesankan makanan untuk
kami. Mungkin dia seharusnya menjadi tour guide. Sebenarnya aku lapar tapi aku
tak bernafsu makan. Setelah makan aku membuka ponselku dan mencari hotel.
Aku tidak mau tidur di apartement nya Andra kalau aku harus melihat Sonya
setiap hari disana.
“oh ya Vannya katanya mau kuliah disini” tanya Sonya tiba-tiba padaku
memecahkan konsentrasiku pada layar hpku.
“hmm..belum tau,baru ihat-lihat dulu” ucapku singkat.
“oh ya Ndra,apartement lu di jalan apa ya” tanyaku pada Andra. Setelah Andra
memberikan alamat apartement nya akupun mencari hotel murah disekitar
apartement Andra,agar mudah untuk bertemu dengan kak Dhena dan tante Ira.
“tante,aku udah ada hotel nih,deket apart Andra kok” ujarku pada tante Ira.
“loh kamu gak nginep di apart Andra aja? Bareng tante” ucap tante Ira padaku.
Sepertinya dia tidak enak telah mengajakku kesini tapi aku harus menyewa hotel
sendiri.
“gak papa kok te,aku sudah booking juga hotelnya” jawabku. Tante Ira tidak bisa
berkata apa-apa lagi. Andra pun hanya diam.
Setelah makan,kamipun pergi ke apartement Andra. Dari apart Andra aku
melihat hotelku,berjalan kaki sebentarpun aku akan sampai.
Setelah sampai di Apartement Andra,aku duduk sebentar dan pamit dengan
tante Ira dan kak Dhena. “aku pamit ya te,kak. Besok kalau mau pergi jangan lupa
kabarin aku” ucapku pada kak dhena dan tante Ira.
“biar Andra anter ya Van” ucap tante Ira.
“gak usah tante,aku mau mampir beli kartu untuk naik bus dan train dulu” ucapku
menolak tawaran tante Ira.
“udah gue anter aja,sekalian gue anter beli card nya. Ini udah malem. Untuk
warga asing agak bahaya” potong Andra.
“Son,kamu balik aja,besok ketemuan di kampus ya” ucap Andra pada Sonya.
Apartement Andra dan Sonya hanya berbeda gedung saja.
“kamu gak anter aku?” tanya Sonya sambil menatap aneh kepadaku.
“kamu sudah tau jalan son,Vannya belum” ucap Andra.
“it’s okay kok Ndra gue bisa sendiri” jawabku. Akupun langsung salam dengan
tante Ira dan memeluk kak Dhena.
“i love you Van” bisik kak Dhena tia-tiba yang membuat mataku berkaca-kaca.
Akupun langsung bergegas pergi. Tetapi sepertinya Andra benar-benar tidak
mengizinkanku pergi sendiri. Tiba-tiba ia menyusulku.
“kalau gak mau jalan barengan juga gak papa. Yang penting gue anter lu” ucap
Andra padaku.
“Sonya?” tanyaku dengan nada tak enak.
“dia udah lama di London,dia tau jalan pulang” jawabnya.
Sepanjang jalan aku dan Andra hanya diam. Seharusnya aku bahagia disini,tapi
kenapa aku sedih lagi.
“maafin gue Van” tiba-tiba Andra membuka obrolan denganku.
“kenapa harus minta maaf?” tanyaku.
“gue udah buat lu kecewa” jelasnya.
“gak kok Ndra,biasa aja. Gue tau lu berhak bahagia” jawabku.
“udah Ndra. Gue lagi cari tiket untuk besok balik ke Indo. Gue gak akan kuliah
disini. Gue akan minta maaf dengan tante Ira kalau gue harus balik duluan”
jelasku pada Andra.
“jangan Van,gue mau ajak lu jalan” tawar Andra.
“gue gak mau ganggu lu sama Sonya,Ndra. Cukup” ujarku. Andra hanya bisa diam
mendengar ucapanku.
Setelah membeli kartu untuk aku naik bus dan kereta di London akupun
langsung bergegas ke hotel dan Andra tetap mengikutiku.
“udah Ndra,gue udah sampai hotel. Lu sekarang balik. Udah malem” ucapku pada
Andra.
“besok jam 8 pagi gue susul ya. Kan lu mau cari kampus” tawarnya pdaku.
“gak perlu Ndra,gue mau jalan sendiri” ucapku menolak.
Andra pun mengangguk pasrah. Akupun langsung masuk ke dalam hotel. Setelah
check-in dan masuk ke kamar akupun langsung membersihkan diri dan bersiap
tidur tapi sialnya aku tak bisa tidur malam ini.
Jam sudah menunjukan pukul 03.00 malam tapi tetap mataku tidak bisa
tidur,ntah aku mengalami jetlag atau perasaanku sedang hancur malam ini. Tibatiba hpku berbunyi,saat aku melihat hpku,ternyata kak Dhena yang menelponku.
“halo kak”jawabku dengan nada seperti orang bangun tidur.
“halo Van,kamu baru bangun?” tanya nya.
“iya kak,memang ini jam berapa?”
“jam 2 siang Vannya” jawab kak Dhena yang membuat aku langsung melonjak dari
kasur.
“astaga aku kesiangan ya!” teriak ku.
“semalam aku gak bisa tidur kak,makanya kesiangan,hehe. Kak Dhena dimana?”
tanyaku.
“masih di apart Andra,nunggu Andra selesai kuliah. Kamu kesini ya” ucapnya
padaku.
“aku gak kesana deh kayaknya kak,aku mau jalan-jalan aja” tolakku dengan halus.
“lah kok jalan-jalan gak ajak kak Dhena. Kak Dhena sama mami ikut ya” pintanya.
“ada Sonya?” jawabku sepontan.
“gak ada kok Van,ya udah kamu siap-siap. 15 menit kakak sama mami sampe”
ujarnya pdaku. Akupun langsung mengiyakan ajakan nya. Selagi tidak harus
melihat Andra dan Sonya aku sih mau.
Setelah menunggu di lobby hotel kak Dhena dan Tante Ira pun sampai di
hotel.
Aku,kak Dhena dan tante Ira berjalan-jalan di sekitar London menggunakan
transportasi umum di London,tentunya dengan bantuan google,hehe.
“Van,kenapa sih kamu akhirnya memutuskan untuk tidur di hotel?” tiba-tiba tante
Ira bertanya padaku.
“gak papa kok te,aku hanya ga enak dengan Sonya” jawabku.
“tapi kan kamu gak tau,apakah Sonya dan Andra pacaran,bersahabat,atau hanya
teman biasa” jelas tante Ira padaku. Aku hanya diam. Benar juga,tapi aku mulai
merasa tidak enak saat Sonya bergandeng mesra dengan Andra.
“aku gak masalah dengan hubungan mereka tante,tapi aku hanya gak mau aja
ngeganggu mereka” jelasku. Tante Ira hanya mengangguk. Aku tau,mereka
merasa tak enak padaku.
Saat makan malam tiba,tante Ira dan Andra janjian untuk bertemu dan
makan malam bersama. Aku mendengar kalo tante Ira tidak mengizinkan Andra
membawa Sonya. Karena sepertinya Andra sedang dengan Sonya.
“tante,aku pamit ya balik ke hotel. Kalo tante mau makan malam gak papa. Aku
pamit aja” akupun memutus perdebatan tante Ira dengan Andra di telpon.
“gak sayang,kamu harus ikut makan malam. Tapi Van”
“ada sonya?” potongku pada tante Ira. Tante Ira pun mengangguk.
“aku gak masalah kok tante kalo ada Sonya. Ya udah ayo kita makan dimana”
ucapku pada tante Ira sambil tersenyum. Aku harus menghibur diriku untuk
membuktikan aku baik-baik saja.
Saat tiba di restaurant yang di setujui untuk makan malam kami pun
langsung masuk ke dalam. Di salah satu meja aku melihat ada Andra disana
bersama Sonya.
“hay” sapa Sonya dan Andra pada kami.
“hay” sapa tante Ira dan kak Dhena,aku hanya tersenyum. Setelah itu kamipun
memesan makanan,aku membuat seolah tidak ada apa-apa walaupun sulit.
Andra dan Sonya sesekali bercanda yang diikuti tawa dari tante Ira dan kak
Dhena.
‘Tuhan,kapan ini berakhir’ ucapku dalam hati.
“aku permisi ke toliet sebentar” pamitku pada mereka. Aku tak mampu menahan
airmataku.
Aku mau pulang...
“ar u okay,Van?” tanya Sonya padaku. Aku hanya mengangguk dan
tersenyum.
“i think,i’m sick. I’m going back to hotel. So sorry” ucapku pada mereka.
“aku anter” tiba-tiba Andra berdiri.
“aku juga” kak Dhena ikut berdiri.
“no,it’s okay. Aku gak papa” tolak ku.
“please Van! Kamu pucet banget” ucap Andra padaku.
“iya,kita ke urgent care aja ya” ajak Sonya.
“NO! Aku baik-baik aja,aku hanya mau kembali ke hotel” bentakku pada Sonya.
Akupun langsung pergi meninggalkan mereka.
“mom,mami sama Sonya balik ke apartement aku ya. Aku sama kak Dhena susulin
Vannya” ucap Andra pada mami.
“Ndra mami mau tau keadaan Vannya” ucap mami pada Andra.
“no mam,mami istirahat di apart,biar aku dan Andra yang urus Vannya” ucap kak
Dhena pada mami. Mami hanya bisa mengangguk mengikuti perintah Andra dan
Dhena.
‘maafkan tante,Vannya’ ucap tante Ira dalam hati.
Setelah
berlari
keluar
dari
restaurant,aku
merasakan
kakiku
bergetar,badanku lemas,akupun terduduk di parking area. Aku melihat Andra dan
kak Dhena mengejarku.
“kamu gak papa Van?” tanya kak Dhena khawatir. Aku hanya mengangguk
berusaha meyakinkan mereka aku baik-baik saja.
“ayo Ndra,bawa ke hotel. Disana ada penghangat. Vannya mulai kedinginan” ucap
kak Dhena yang panik. Andra pun langsung menggendongku. Setelah taxi kami
datang,kami pun langsung ke hotel ku. Setelah sampi di hotel aku di dekatkan ke
pemanas oleh kak Dhena. Kak Dhena pun memelukku.
“so sorry kak,udah nyusahin” ucapku penuh sesal.
“gak papa sayang,aku tau perasaan kamu. Udah istirahat jangan banyak gerak
dulu” ucap kak Dhena padaku. Akupun mengangguk. Setelah aku tertidur,Andra
menggendongku naik ke atas kasur. Akupun tertidur.
“Ndra,gue harus balik,kawanin mami. Lu malem ini tidur disini. Jagain Vannya.
Tapi inget! Lo jangan macem-macem!” ucap kak Dhena pada Andra.
“iya kak” ucap Andra dengan nada sedu. Sepertinya dia sangat khawatir padaku.
“tau jalan kak?” tanya Andra pada kak Dhena.
“tau kok,kan kakak ada maps. Lagian ini masih belum terlalu malam. Ya udah kamu
jaga Vannya ya,kalo ada apa-apa telpon kakak” kak Dhena pun pamit pergi
meninggalkanku yang tertidur dan Andra yang menjagaku.
Waktu menunjukan pukul 03.00 malam. Aku pun terbangun dari tidurku.
Dengan keadaan badan yang sedikit lebih membaik dari sebelumnya. Akuun
terkejut meilhat Andra tertidur di sofa kamar hotel.
“ANDRA! Lu ngapain?” teriakku yang membuat Andra bangun.
“lu udah bangun? Alhamdulillah..”ucap nya
“lu tadi pas makan malem tiba-tiba pamit pulang,dengan keadaan pucet. Gue sama
kak Dhena kejer lu,di parking area lu jatuh pingsan. Gue sama kak Dhena bawa lu
bali, terus lu di hangatin sama kak Dhena dikasih minum hangat dan obat-obatan
yang kak Dhena bawa. Terus lu tidur deh.”jelasnya padaku.
“kak Dhena mana?” tanyaku dengan panik.
“kak Dhena balik,ke apartement gue. Mami disana sama Sonya doang” jelasnya.
Aku hanya bisa terdiam. Selemah itu jiwa dan hatiku.
“Van,lu kenapa?” tanya Andra tiba-tiba. Aku hanya menggeleng. Akupun duduk di
dekat penghangat,rasanya nyaman duduk di dekat penghangat. Apalagi cuaca
London sedang dingin.
“Ndra,gue mau balik” pintaku pada Andra.
“tapikan lu belum liat kampus disini”
“iya Ndra,gue gak mau kuliah disini,gue mau balik” ucapku pada Andra.
“please” pintaku memohon. Andra hanya bisa mengangguk menyetujui keinginanku.
“besok gue telpon temen gue yang punya travel agent untuk beli tiket balik buat
lu” jelasnya. Aku hanya diam.
Tiba-tiba Andra mendekatiku. “susu coklat?” tanya nya. Akupun menerima susu
coklat panas dari Andra.
“terima kasih”.
Tiba-tiba Andra memelukku dari belakang.
“Van,gue sayang lo” ucapnya. Akupun sontak kaget dengan ucapan Andra.
“ngaco lu Ndra” jawabku padanya.
“gue serius Van” jawab Andra padaku.
“Sonya?”
“dia memang pacarku,tapi aku menerima nya karena umurnya tak lagi panjang Van.
Dia terkena kanker Van,hidupnya disini tak sehat. Aku kasian” jelasnya. Aku
hanya diam menegak ludah. Tenggorokanku terasa kering. Air mataku pun
mengalit,aku merasa egois dengan perasaanku sendiri.
“aku bingung Van,harus gimana. Aku hanya ingin membahagiakan Sonya di sisa
umurnya. Akupun mau bahagia sama kamu” lanjutnya.
“Ndra,aku bahagia lihat kamu segitunya dengan orang yang kamu tau hiduonya
gak akan lama. Aku dukung kamu Ndra,tapi maaf Ndra. Aku gak bisa lihat kamu
sama orang lain,aku sayang kamu,Ndra” ucapku begitu saja pada Andra.
Aku dan Andra,malam itu kami berdua saling menyatakn rasa. Ya,rasa yang
mungkin sudah kami pendam sejak lama. Yang hanya ku dan Andra yang tau.
Aku dan Andra menghabiskan malam yang membahagiakan berdua. Saling
berpelukan di depan penghangat dan segelas susu coklat. Seandainya waktu bisa
dihentikan.
Aku dan Andra tertidur di depan penghangat. Tiba-tiba kami dikejutkan
dengan suara ketukan pintu. Akupun membuka nya. Ternyata tante Ira,kak Dhena
dan Sonya ada di depan pintu.
“udah baikan sayang?” tanya tante Ira.
“jauh lebih baik tante” ucapku seraya tersenyum.
“astaga Andra masih tidur” ucap kak Dhena pada Andra yang tertidur di depan
pemanas.
“semalam dia buatin aku susu coklat panas kak,dia ngurusin aku kok malem ini”
jelasku.
Setelah Andra bangun. Diapun mendapat telpon kalau tiket pulang ku sudah siap.
“kamu pulang sekarang Van?” tanya tante Ira terkejut.
“iya tante,aku merasa hanya menyusahkan tante,kak Dhena,dana Andra saja
disini” sesalku pada mereka.
“no sayang,kamu gak nyusahin kok,please tunda ya” mohon tante Ira.
“enjoy London tante,aku gak papa kok” ucapku. Raut muka tante Ira pun
bersedih.
Setelah beberes dan menyelesaikan packing,lalu berpamitan dengan tante
Ira,kak Dhena dan Sonya,akupun langsung ke bandara bersama Andra. Dan
mampir sebentar untuk beli oleh-oleh.
Setelah sampai bandara akupun pamit dengan Andra.
“aku pulang” pamitku.
“iya,hati-hati ya,kabarin kalo udah sampe dimanapun kamu” jelas Andra.
Kamipun berpelukan. Melepas rasa yang selama ini kami pendam. Hanya saja aku
tak mau buat Sonya bersedih. Akupun memutuskan untuk melupakan Andra.
Setidaknya kami sudah saling mengungkapkan rasa.
*5 YEARS AGO*
Setelah melewati banyak masalah dalam hidupku. Susah senang dalam
hidupku,kini aku adalah mahasiswa tingkat akhir. Perjuanganku dipendidikan akan
segera berakhir. Aku melewati masa-masa ini dengan kekuatanku sendiri.
Semenjak pulang dari London,aku tak lagi berhubungan dengan Andra. Bahkan
Andra pulang ke Indonesia pun aku tak pernah bertemu. Terakhir aku tau kabar
Sonya yang meninggal karena kanker nya sudah terlalu parah. Setelah itu aku tak
tau lagi kabarnya. Tante Iran pun sudah pindah rumah. Walaupun tak terlalu jauh
tapi aku sudah jarang bahkan tidak pernah betemu.
“Vannya!!! Ada tamu” panggil ibu padaku. Akupun langsung keluar,mungkin itu
Syarif pacarku. Saat aku sampai di depan pintu aku melihat sosok lain. Sosok
yang lebih dewasa. Sosok yang membuatku terdiam terpaku. Andra. Ya dia adalah
Andra.
Dia menggendong seorang bayi perempuan yang lucu.
“hay Ndra” sapaku dengan gugup.
“hay Van,lama gak ketemu” ucapnya seraya tersenyum.
“kamu semakin dewasa” ucapku.
“ya..sudah menjadi ayah harus berusaha dewasa” ucapnya yang membuat
jantungku berasa berhenti berdetak. Ayah??! Maksudnya???
“ha? Kamu kapan nikah?” tanyaku dengan gemetar.
“2 tahun yang lalu Van,aku mengundangmu dan keluargamu. Tapi hanya ibu yang
datang” ujarnya. Aku pun terdiam terpaku. Kenapa ibu tidak memberitahuku.
“pasti ini anak kamu,boleh aku gendong? Dimana istrimu?” tanyaku. Andrapun
memberikan bayi mungil itu untuk aku gendong.
“ada dirumah mami” jawabnya singkat. Aku berusaha melupakan semua nya dan
bermain dengan bayi lucu itu. Tiba-tiba ada sosok perempuan yang asing
bagiku,datang mendekatiku dan Andra.
“abi,jangan lama-lama bawa Vara keluar” ucapnya pada Andra. Aku bisa menebak
dia adalah istri Andra.
“iya
mi,oh
ya
kenalin
ini
sahabatku
dari
kecil,Vannya”
ucap
Andra
memperkenalkanku pada istrinya.
“hay,Vannya” sapaku.
“hay,Aisyah” jawabnya seraya tersenyum. Senyum nya membuatku sedikit lega.
Setidaknya aku mengikhlaskan Andra dengan wanita baik seperti ini. Akupun
memberikan bayi nya keapada istri Andra.
“Andra pernah ceritain kamu,kamu orang nya baik sekali. Kamu tau gak,kenapa
kami memberikan nama Vara pada bayi kami?” tanya istri Andra padaku. Akupun
hanya menggeleng.
“karena itu artinya adalah Vannya dan Andra” ucapnya sambil tersenyum. Astaga
aku tak menyangka ada wanita yang begitu tegar mencintai pria yang
menceritakan kisah cinta masa lalu nya dan mengikhlaskan suaminya memberikan
nama seorang wanita yang pernah dicintai suaminya.
“aku bahagia saat ini dengan Andra. Kisahmu dan Andra adalah masa lalu yang
harus dikenang. Tapi kamu dan Andra berhak bahagia.” Ucap nya padaku. Akupun
mengangguk,menyeka air mata yang keluar dari mataku. Akupun langsung
memeluk istri Andra.
“kamu wanita luar bisa. Aku titip Andra. Aku sangat mencintainya,aku tau dia
berhak bahagia dengan siapapun itu,dan aku yakin bahagia Andra ada di kamu”
ucapku.
Setelah selesai berbincang banyak dengan Andra dan istrinya,mereka pun
memutuskan untuk berpamitan pulang. Melihat Andra menghilang pergi dengan
wanita lain yang sudah menjadi istrinya adalah hal yang paling menyakitkan
sekaligus membahagiakan untukku. Akupun masuk kerumah dan mencari ibu.
“kenapa ibu tidak memberitahu Andra menikah?” tanyaku.
“ibu gak mau anak ibu sedih. Ibu mau Andra dan kamu bahagia. Tante Ira udah
cerita kamu di london dan kenapa kamu pulang duluan.” Ujarnya. Aku hanya bisa
terdiam mendengar penjelasan ibu.
Mungkin benar,sekalipun aku tau Andra menikah aku gak akan menemui nya.
Setelah melewati masa itu,aku sudah mulai melupakan Andra. Meninggalkan
jejak nya Andra di dalam kisah masa laluku. Memulai menatap kedepan.aku
keterima bekerja di salah satu perusahaan dijakarta. Memutuskan bertunangan
dengan Syarif. Dan melanjutkan S2 ku di London bersama Syarif.
*5 TAHUN KEMUDIAN*
Hari ini,tepat hari ini. Aku dan Syarif merayakan hari pernikahan kami yang ke 2
tahun.
Setelah dikaruniai 1 orang anak laki-laki aku dan Syarif memutuskan
untuk hidup dan menetap di London. Menghabiskan masa tua kami di London. Kota
yang mempunyai cerita tersendiri untuk diriku sendiri. Aku dan Andra sama-sama
bahagia. Dengan jalan kami masing-masing.
-the end-
Download