LAMPIRAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN HALUSINASI SP 1 Nama klien : Ny. S Hari/tangga : selasa, 08 Mei 2018 SP ke/ pertemuan ke : 1/pertemuan ke 1 Ruangan : Abimanyu RS Marzoeki Mahdi A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien DS : klien mengatakan sering mendengar suara-suara orang yang menyuruhnya bunuh diri dan mengatakan ingin menurunkan/menggoyahkan keimanan kli8en, klien juga mengatakan titik-titik kecil saat suara-suara muncul, suara muncul saaat klien ingin tidur siang/malam. DO : klien terlihat cemas, kadang terdiam 2. Diagnosa keperawatan : Halusinasi 3. Tujuan : 1.) klien dapat membina hubungan saling percaya a.) Ekspresi wajah bersahabat b.) Menunjukkan rasa senang c.) Klien bersedia diajak berjabat tangan d.) Klien bersedia menyebutkan nama e.) Ada kontak mata f.) Klien bersedia untuk berdampingan dengan perawat g.) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapi 2.) klien dapat mengenali halusinasinya 3.) klien dapat mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik 4. Tindakan keperawatan Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik : a. Sapa klien dengan ramah b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian kepada klien dengan memperhatikan kebutuhan dasar klien Membantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi Melatih klien cara menghardik Menganjurkanklien untuk memasukkan kegiatan ke dalam JKH Memberikan pujian atas keberhasilan klien B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1. Fase Orientasi a. Salam terapeutik “Slamat pagi ibu, perkenalkan nama saya .... senang dipanggil .... saya mahasiswa keperawatan dari Poltekkes Jakarta 1. Saya akan merawat ibu dari jam 7 sampai jam 2 siang nanti, nama ibu siapa ? senang dipanggil apa ?” b. Evaluasi “Bagai mana perasaan ibu pada pagi hari ini?” c. Kontrak Topik “Bagaimana kalaw kita bercakap cakap tentang yang sering dialami ibu agar saya mengetahui keadaan ibu” Waktu “Mau berapa lama kita berbincang bincang bu” Tempat “Dimana ibu mau berbincang bincang?Bagaimana kalaw disini saja Tujuan “Nah bu, kita akan bercakap-cakap tentang halusinasi dan suara-suara yang ibu dengar, agar saya dapat membantu ibu untuk mengurangi/menghilangkan suara tersebut dengan cara menghardik” 2. Fase kerja “Apakah ibu sering mendengar seseorang berbicara kepada ibu tapi tidak ada wujudnya?” “Apa yang srring dia bicarakan?” “Apakah ibu sering mendengar atau hanyasewaktu waktu?” “Kapan paling sering ibu mendengarnya?” “Berapa kali sehari ibu mendengarnya ?” “Pada keadaan apa, apakah waktu sendiri?” “Apakah yang ibu rasakan pada saat mendengar suara itu?” “Apakah yang ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara tersebut hilang? Bagaiman kalaw kita belajar cara cara untuk mencegah suara suara itu muncul? “Ada empat cara untuk mencegah suara itu muncul. Pertama dengan menghardik suara tersebut, kedua dengan cara minum obat secara teratur, ketiga dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain, ke empat dengan cara melakukan kegiatan yang sudah dijadwalkan. “Bagaimana kalau kita elajar cara yang pertama terlebih dahulu. Caranya sebagai berikut: Saat suara itu muncul, Ibu langsung menutup kedua telinga dengan tangan lalu bilang “pergi pergi saya tidak mau mendengar,jangan ganggu saya, kamu suara palsu” begitu diulang sampai suara itu tak terdengar lagi. 3. Fase Terminasi a. Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap cakap dan latihan tadi?” b. Evaluasi Objektif “Sekarang coba ibu ulangi cara tadi yang kita pelajari dan peragakan cara menghardik. Bagus sekali bu ! c. Kontrak Topik : “Baiklah, kalau suara suara tadi muncul, silahkan coba cara tersebut ! Bagaiman kalaw kita buat jadwal latihannya lagi ? Bagaimana kalaw nani kita belajar cara mengendalikan suara suara yang ibu dngar dengan cara keduanya? Waktu : “Ibu mau bertemu lagi jam berapa ? Bagaimana kalau tiga puluh menit lagi ? Berapa lama kita mau latihaan ? Tempat : “Dimana tempatnya ? Baiklah sampai jumpa d. Rencana tindak lanjut Rencana tindak lanjut pada SP,Klien diberikan jadwal aktifitas sehari hari yang harus dilakukan oleh klien. “Baik ibu jangan lupa ibu masaukkan ke dalam JKH. Bila ibu mampu melakukan sendiri tulis M, bila dibantu tulis B, berapa kali mau latihan dan jam berapa saja”. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP II HALUSINASI Nama klien : Ny. S Hari/tangga : selasa, 08 Mei 2018 SP ke/ pertemuan ke : 2/pertemuan ke 2 Ruangan : Abimanyu RS Marzoeki Mahdi A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien DS : klien mengatakan sering mendengar suara-suara orang yang menyuruhnya bunuh diri dan mengatakan ingin menurunkan/menggoyahkan keimanan kli8en, klien juga mengatakan titik-titik kecil saat suara-suara muncul, suara muncul saaat klien ingin tidur siang/malam. DO : klien terlihat lebih tenang, tapi masih sering mondar-mandir 2. Diagnosa keperawatan : Halusinasi 3. Tujuan : 1.) klien dapat membina hubungan saling percaya a.) Ekspresi wajah bersahabat b.) Menunjukkan rasa senang c.) Klien bersedia diajak berjabat tangan d.) Klien bersedia menyebutkan nama e.) Ada kontak mata f.) Klien bersedia untuk berdampingan dengan perawat g.) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapi 2.) klien dapat mengetahui pentingnya minum obat secara teratur 4. Tindakan keperawatan Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik : a. Sapa klien dengan ramah b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian kepada klien dengan memperhatikan kebutuhan dasar klien Menjelaskan tentang obat-obatan yang sedang diminum Menganjurkanklien untuk memasukkan kegiatan ke dalam JKH Memberikan pujian atas keberhasilan klien B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1. Fase Orientasi a. Salam Terapeutik “Selamat pagi bu..., masih ingat dengan saya ? ya saya perawat....” b. Evaluasi “Bagai mana perasaan ibu pada pagi hari ini ? apakah suara-suaranya masih muncul ? apakah sudah dipakai cara yang telah kita pelari kemarin ? berkurangkah suara-suara tersebut ? bagus kalau begitu !” c. Kontrak Topik : “ ibu apakah pagi ini sudah minum obat ? baik. Sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang ibu minum dan pentingnya minum obat secara teratur”. Waktu : “Mau berapa lama kita berbincang bincang bu ? baiklah 15 menit saja” Tempat : “Dimana ibu mau berbincang bincang?Bagaimana kalau disini saja” Tujuan : “nah bu, tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan ibu dan ketaatan serta motivasi untuk ibu minum obat secara teratur” 2. Fase Kerja “Ibu sudah minum obat ? apa bedanya setelah minunm obat secara teratur ? apakah suara-suara tersebut berkurang/hilang ? minum obat sangat penting supaya suara-suara itu tidak muncul lagi.” “Ada 3 obat yang ibu minum, pertama berwarna putih (Clozapine) gunanya untuk menghilangkan suara-suara, yang kedua warnanya kuning (Risperidone) gunanya untuk menghilangkan suara-suara juga, yang ketiga berwarna putih juga (Trihexyphenidile) untuk merilekskan badan ibu agar tidak kaku. Kalau suarasuaranya sudah hilang, ibu harus tetap minum obat, sebab jika putus obat, dapat kambuh dan sulit untuk kembalika ke keadaan semula. Sebelum ibu meminum obat lihat dulu label yang menempel di bungkus obat, apakah benar nama ibu yang tertulis disitu. Selain itu perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara meminum obanya. Ibu harus meminum obat secara teratur dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. 3. Fase Terminasi a. Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tentang obat ? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara ? bagus sekali bu ! b. Evaluasi objektif “coba ibu sebutkan apa saja yang sudah kita pelajari tadi !” c. Kontrak Topik : “Baiklah, kalau suara suara tadi muncul, silahkan coba cara tersebut ! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya lagi ? Bagaimana kalau nani kita belajar cara mengendalikan suara suara yang ibu dngar dengan cara ketiga, yaitu dengan cara bercaka[p-cakap dengan orang lain.” Waktu : “Ibu mau bertemu lagi jam berapa ? Bagaimana kalau tiga puluh menit lagi ? Berapa lama kita mau latihan ? Tempat : “Dimana tempatnya ? Baiklah sampai jumpa d. Rencana tindak lanjut Rencana tindak lanjut pada SP,Klien diberikan jadwal aktifitas sehari hari yang harus dilakukan oleh klien. “Baik ibu jangan lupa ibu masaukkan ke dalam JKH. Bila ibu mampu melakukan sendiri tulis M, bila dibantu tulis B, berapa kali mau latihan dan jam berapa saja”. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP III HALUSINASI Nama klien : Ny. S Hari/tangga : Rabu, 09 Mei 2018 SP ke/ pertemuan ke : 3/pertemuan ke 2 Ruangan : Abimanyu RS Marzoeki Mahdi A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien DS : klien masih mengeluhkan suara-suara yang muncul messkipun sudah berkurang, tetapi klien masih kesulitan untuk tidur, klien mengatakan titik-titik hitam juga masih muncul saat klien kesepian. DO : klien terlihat sedikit cemas, dan terlihat seperti ada yang dipikirkan 2. Diagnosa keperawatan : Halusinasi 3. Tujuan : 1.) klien dapat membina hubungan saling percaya a.) Ekspresi wajah bersahabat b.) Menunjukkan rasa senang c.) Klien bersedia diajak berjabat tangan d.) Klien bersedia menyebutkan nama e.) Ada kontak mata f.) Klien bersedia untuk berdampingan dengan perawat g.) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapi 2.) klien dapat mengontrol halusinasi dnegan cara bercakap-cakap 4. Tindakan keperawatan Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik : a. Sapa klien dengan ramah b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian kepada klien dengan memperhatikan kebutuhan dasar klien Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan ke dalam JKH Memberikan pujian atas keberhasilan klien B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1. Fase Orientasi a. Salam Terapeutik “Selamat pagi bu..., masih ingat dengan saya ? ya saya perawat....” b. Evaluasi “Bagai mana perasaan ibu pada pagi hari ini ? apakah suara-suaranya masih muncul ? apakah sudah dipakai cara yang telah kita pelari kemarin ? berkurangkah suara-suara tersebut ? bagus kalau begitu !” c. Kontrak Topik : “ sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ke tiga yaitu dengan cara bercakap-cakap” Waktu : “Mau berapa lama kita berbincang bincang bu ? baiklah 15 menit saja” Tempat : “Dimana ibu mau berbincang bincang?Bagaimana kalau disini saja” Tujuan : “nah bu, tujuannya untuk mengontrol halusinasi” 2. Fase Kerja “cara ke tiga yaitu dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi jika ibu mendengar suara-suara, langsung saja W cari teman untuk diajak berbicara. Minta teman W untuk berbicara dengan W. contohnya begini bu : tolong berbicara dengan saya.. saya mulai mendengar suara-suara. Ayo kita ngobrol ! Atau ibu minta pada ibu perawat untuk berbicara dengannya seperti “ bu tolong berbicara dengan saya karena saya mulai mendengar suara-suara” Coba ibu praktekkan, bagus sekali bu ! coba sekali lagi bu, nah bagus sekali ! 3. Fase Terminasi a. Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang dan latihan bercakap-cakap dengn orang lain ? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara ? bagus sekali bu ! b. Evaluasi objektif “coba ibu peragakan apa saja yang sudah kita pelajari tadi !” c. Kontrak Topik : “Baiklah, kalau suara suara tadi muncul, silahkan coba cara tersebut ! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya lagi ? Bagaimana kalau nani kita belajar cara mengendalikan suara suara yang ibu dngar dengan cara ke empat, yaitu dengan cara melakukan aktivitas” Waktu : “Ibu mau bertemu lagi jam berapa ? Bagaimana kalau tiga puluh menit lagi ? Berapa lama kita mau latihan ? Tempat : “Dimana tempatnya ? Baiklah sampai jumpa d. Rencana tindak lanjut Rencana tindak lanjut pada SP,Klien diberikan jadwal aktifitas sehari hari yang harus dilakukan oleh klien. “Baik ibu jangan lupa ibu masaukkan ke dalam JKH. Bila ibu mampu melakukan sendiri tulis M, bila dibantu tulis B, berapa kali mau latihan dan jam berapa saja”. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN SP IV HALUSINASI Nama klien : Ny. S Hari/tangga : Rabu, 09 Mei 2018 SP ke/ pertemuan ke : 4/pertemuan ke 3 Ruangan : Abimanyu RS Marzoeki Mahdi A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien DS : klien masih mengeluhkan suara-suara yang muncul messkipun sudah berkurang, tetapi klien masih kesulitan untuk tidur, klien mengatakan titik-titik hitam juga masih muncul saat klien kesepian. DO : klien terlihat sedikit cemas, dan terlihat seperti ada yang dipikirkan 2. Diagnosa keperawatan : Halusinasi 3. Tujuan : 1.) klien dapat membina hubungan saling percaya a.) Ekspresi wajah bersahabat b.) Menunjukkan rasa senang c.) Klien bersedia diajak berjabat tangan d.) Klien bersedia menyebutkan nama e.) Ada kontak mata f.) Klien bersedia untuk berdampingan dengan perawat g.) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapi 2.) klien dapat mengontrol halusinasi dnegan cara melakukan aktivitas harian 4. Tindakan keperawatan Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik : a. Sapa klien dengan ramah b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian kepada klien dengan memperhatikan kebutuhan dasar klien Mengajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas harian Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan ke dalam JKH Memberikan pujian atas keberhasilan klien B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1. Fase Orientasi a. Salam Terapeutik “Selamat pagi bu..., masih ingat dengan saya ? ya saya perawat....” b. Evaluasi “Bagaimana perasaan ibu pada pagi hari ini ? apakah suara-suaranya masih muncul ? apakah sudah dipakai cara yang telah kita pelari kemarin ? berkurangkah suara-suara tersebut ? bagus kalau begitu !” c. Kontrak Topik : “ sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ke empat yaitu dengan cara melakukan aktivitas harian” Waktu : “Mau berapa lama kita berbincang bincang bu ? baiklah 15 menit saja” Tempat : “Dimana ibu mau berbincang bincang?Bagaimana kalau disini saja” Tujuan : “nah bu, tujuannya untuk mengontrol halusinasi” 2. Fase Kerja “Coba ibu tuliskan kegiatan yang dilakukan dari bangun tidur sampai tidur malam. Caranya ibu tulis dulu jam dikolom kegiatan kemudian kegiatan ibu di kolom ke dua. Contohnya begini : jam 05:00 bangun tidur kemudian sholat subuh. Ya begitu ! coba sekarang ibu teruskan sampai tidur malam. Ya bagus bu. Ibu sudah selesai menulis kegiatan ibu mukai dari bangun tidur sampai ibu mau tdiur malam. Sekarang jam 10.00 jadwalnya menyapu halaman, mari kita latihan menyapu halaman” ( beri contoh dan latih kklien mengerjakan dengan benar, berikan pujian atas keberhasilan klien). 3. Fase Terminasi a. Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang dan latihan melakukan aktivitas harian ? b. Evaluasi objektif “Sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara ? Coba ibu peragakan apa saja yang sudah kita pelajari tadi ! Bagus sekali bu” c. Kontrak Topik : “Baiklah, kalau suara suara tadi muncul, silahkan coba cara tersebut ! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya lagi ?” Waktu : “Ibu mau bertemu lagi jam berapa ? Bagaimana kalau tiga puluh menit lagi ? Berapa lama kita mau latihan ? Tempat : “Dimana tempatnya ? Baiklah sampai jumpa d. Rencana tindak lanjut Rencana tindak lanjut pada SP,Klien diberikan jadwal aktifitas sehari hari yang harus dilakukan oleh klien. “Baik ibu jangan lupa ibu masaukkan ke dalam JKH. Bila ibu mampu melakukan sendiri tulis M, dan jam berapa saja”. bila dibantu tulis B, berapa kali mau latihan STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) I RISIKO PERILAKU KEKERASAN Pertemuan ke 1 Nama klien : Ny. S Hari/tangga : kamis, 11 Mei 2018 SP ke/ pertemuan ke : 1/pertemuan ke 4 Ruangan : Abimanyu RS Marzoeki Mahdi A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien DS : klien mengatakan emsoinya masih labil dan akan marah jika diganggu, klien mengatakan emosinya suka tertahan. DO : klien terlihat cemas, klien kadang terlihat bengong. 2. Diagnosa Keperawatan : RPK 3. Tujuan Khusus a. Klien dapat terbina hubungan saling percaya b. Klien mampu mengidentifikasi penyebab, tanda gejala , perilaku kekerasan yang dilakukan, serta akibat dari perilaku kekerasan yang dialami klien c. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan menarik napas dalam d. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan memukul bantal e. Klien mampu memasukkan kegiatan yang dilakukan kedalam jadwal kegiatan harian klien 4. Tindakan Keperawatan a. Membina hubungan saling percaya b. Mendiskusikan penyebab, tanda gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan, serta akibat dari perilaku kekerasan yang dialami klien c. Mengajarkan klien cara mengontrol perilaku kekerasan dengan menarik napas dalam d. Mengajarkan klien cara mengontrol perilaku kekerasan memukul bantal/kasur B. STRATEGI PELAKSANAAN 1. Orientasi a. Salam “Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya … . Saya mahasiswa Akper Poltekkes Jakarta 1 yang sedang prakti di rumah sakit ini. Saya senang dipanggil .. Nama ibu siapa dan senangnya dipanggil apa?” b. Evaluasi validasi “Bagaimana perasaan ibu hari ini? Masih ada perasaan kesal atau marah” c. Kontrak Topik: Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah mbak” Waktu: “Berapa lama mbak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit? Tempat: “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, bu? Bagaimana kalau di kamar saja?” Tujuan : Tujuan kita berbincang-bincang untuk mengetahui penyebab ibu marah serta cara mengontol rasa kesal/marah tersebut agar ibu tidak melukai diri maupun orang disekitar inu” 2. Fase Kerja “Coba ibu ceritakan apa yang menyebabkan ibu merasa kesal dan marah?” “Biasanya kalau ibu merasa kesal dan marah apa tanda dan gejala yang ibu rasakan?” “Saat ibu merasa kesal dan marah, apa yang ibu lakukan untuk meluapkan kekesalan tersebut?” “Setelah melakukan itu apakah rasa kesal dan marahnya hilang?” “Apa dampaknya setelah ibu melakukan hal tersebut? Apakah menguntungkan atau merugikan?” “Nah, marahnya tidak hilang, dampaknya juga merugikan ibu. Oleh karena itu suster akan mengajarkan cara mengontrol emosi agar tidak melukai ibu serta orang disekitar ibu” “Untuk sekarang suster akan mengajarkan cara mengontol kesal dan marah ibu dengan cara tarik napas dalam dan pukul bantal/kasur” “Cara yang pertama dengan tarik napas dalam. Jadi kalau ibu sedang merasa kesal dan marah, ibu langsung cari tempat duduk dan rilekskan badan ibu. Kemudian lakukan napas dalam dengan cara ibu menarik napas dalam dari hidung, kemudian tahan selama 3 detik. Setelah itu, hembuskan perlahan-lahan keluar melalui mulut. Seperti ini bu saya contohkan (suster memberi contoh).” “Coba sekarang ibu lakukan!” “Ya bagus bu, benar seperti itu bu” “Nah, sekarang dengan cara yang kedua yaitu dengan pukul bantal atau kasur. Jadi ketika ibu sedang merasa kesal atau marah, ibu bisa langsung menuju kamar. Kemudian ibu bisa lampiaskan kekesalan ibu dengan memukul bantal/kasur tujuannya ini agar ibu tidak melukai diri sendiri dan orang lain. Seperti ini bu saya contohkan (suster member contoh)” “Coba sekarang ibu lakukan! Ya bagus sekali bu” 3. Terminasi a. Evaluasi Subjektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?” b. Evaluasi Objektif “Nah coba sekarang sebutkan lagi penyebab penyebab ibu merasa jadi kesal dan marah?” “Sebutkan tanda dan gejala yang ibu rasakan saat kesal dan marah?” “Sebutkan perilaku yang ibu lakukan saat ibu kesal dan marah? Dan sebutkan dampak dari perilaku tersebut” “Tadikan kita sudah belajar dua cara untuk mengontrol rasa kesal dan marah ibu, coba sebutkan!” “Bagaimana cara mengontrol marah dengan tarik napas dalam?” “bagaimana cara mengontrol marah dengan pukul bantal?” “Coba sekarang ibu peragakan cara mengontrol napas dalam dengan tarik napas dalam dan pukul bantal!” “Bagus sekali ibu sudah bisa melakukannya!” c. Rencana Tindak Lanjut “Nah kita sudah belajar dua cara untuk mengontrol kesal dan marah. Bagaimana jika ibu berlatih cara tesebut dan dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian ibu?” “mau jam berapa bu? Jam setengah tiga? Baik kalau brgitu” d. Kontrak Topik : “Ibu besok suster akan datang lagi ya untuk memngajarkan cara menggontrol marah dan kesal ibu dengan minum obat” Tempat : “tempatnya mau dimana bu?” “dikamar saja?” ”baik kalau begitu” Waktu : “ mau jam berapa bu? Sama seperti hari ini saja bagaimana?” Tujuan : “tujuannya agar ibu dapat mengetahui cara mengontol rasa kesal dan marah ibu dengan cara yang positif” “kalau begitu suster pamit dulu, sampai jumpa besok” STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) II RISIKO PERILAKU KEKERASAN Pertemuan ke 2 Nama klien : Ny. S Hari/tangga : kamis 11 Mei 2018 SP ke/ pertemuan ke : 2/pertemuan ke 4 Ruangan : Abimanyu RS Marzoeki Mahdi A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien DS : klien mengatakan emosinya masih labil, dan akan marah jika diganggu, klien mengatakan masih sulit untuk menyalurkan emosi dan amarahnya DO : klien kadang terlihat bengong, emosi masil labil, klien terlihat cemas. 2. Diagnosa Keperawatan : RPK 3. Tujuan Khusus a. Klien mampu mempertahankan hubungan saling percaya b. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat c. Klien mampu mengenal jenis obat, dosis obat, waktu minum obat, serta kegunaan obat tersebut d. Klien mampu menjelaskan pentingnya minum obat secara teratur sesuai terapi yang diberikan 4. Tindakan Keperawatan a. Mempertahankan hubungan saling percaya b. Menjelaskan klien jenis obat, dosis obat, waktu minum obat, serta kegunaan obat yang diberikan sesuai terapi c. Menjelaskan klien pentingnya minum obat secara teratur sesuai terapi yang diberikan B. STRATEGI PELAKSANAAN 1. Orientasi a. Salam “Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?” “wah hebat ibu masih ingat dengan saya. Sesuai janji saya kemarin hari ini saya akan menjelaskan cara mengontrol marah dan kesal ibu dengan minum obat” b. Evaluasi validasi “Bagaimana perasaan ibu hari ini? Masih ada perasaan kesal atau marah” c. Kontrak Topik: Baiklah kita akan berbincang-bincang tentang cara mengontrol kesal dan marah ibu dengan minum obat” Waktu: “Berapa lama mbak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit? Tempat: “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, bu? Bagaimana kalau di kamar saja?” Tujuan : Tujuan kita berbincang-bincang untuk mengenal obat yang diberikan sesuai terapi agar ibu dapat minum secara teratur sehingga dapat mengontol rasa kesal/marah” 2. Fase Kerja “Sebutkan cara-cara mengontrol rasa kesal dan marah yang sudah kita pelajari?” “ibu adakah bedanya setelah minum obat secara teratur?” “apakah dengan minum obat ibu merasakan lebih tenang?” “ya benar sekali ibu, minum obatitu penting agar dapat menenangkan pikiran sehingga ibu bisa mengontrol rasa kesal dan marah ibu” “Apakah ibu sudah mengenal jenis obat yang diberikan? Belum? Kalau begitu saya jelaskan sekarang ya bu” “Ini yang warna … namanya obatnya … diminum x/hari pada jam … dosisnya… kegunaan obat ini untuk … Selanjutnya yang warna … namanya obatnya … diminum x/hari pada jam … dosisnya… kegunaan obat ini untuk … ” “Nah obat-obat ini harus ibu minum secara teratur sesuai yang dianjurkan dokter agar tidak menimbulkan efek samping. Oabt-obatan ini ibu minum dan jangan sampai putus obat sebelum ibu konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Efek yang ditimbulkan jika ibu putus obat, ibu bisa persisten obat. Oleh karena itu ibu harus minum obat secara teratur sesuai dengan yang dianjurkan dokter” 3. Terminasi a. Evaluasi Subjektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?” b. Evaluasi Objektif “Nah coba sekarang sebutkan lagi nama obat, waktu minumnya, dosisnya, kegunaan obat tersebut!” “Coba ibu sebutkan kembali manfaat minum obat secara tertatur serta pentingnya tidak boleh putus obat!” “Bagus sekali ibu” c. Rencana Tindak Lanjut “Nah kita sudah belajar cara untuk mengontrol kesal dan marah dengan minum obat. Bagaimana jika kegiatan minum obat ini dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian ibu?” “Baik kalau begitu” d. Kontrak Topik : “Ibu besok suster akan datang lagi ya untuk memngajarkan cara spiritual dalam menggontrol marah dan kesal iibu” Tempat : “tempatnya mau dimana bu?” “dikamar saja?” ”baik kalau begitu” Waktu : “ mau jam berapa bu? Sama seperti hari ini saja bagaimana?” Tujuan : “tujuannya agar ibu dapat mengetahu cara mengontol rasa kesal dan marah ibu dengan cara yang positif” “kalau begitu suster pamit dulu, sampai jumpa besok” STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) IV RISIKO PERILAKU KEKERASAN Pertemuan ke 4 Nama klien : Ny. S Hari/tangga : sabtu, 12 Mei 2018 SP ke/ pertemuan ke : 4/pertemuan ke 5 Ruangan : Abimanyu RS Marzoeki Mahdi A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien DS : klien mengatakan emosinya sudah tidak memuncak lagi hanya sedikit labil saat pengambilan keputusan. DO : klien terlihat lebih tenang, ekspresi wajah berseri, masih sering terlihat bengong 2. Diagnosa Keperawatan : RPK 3. Tujuan Khusus a. Klien mampu mempertahankan hubungan saling percaya b. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara ibadah c. Klien mampu memasukkan kegiatan ibadah kedalam jadwal kegiatan harian klien 4. Tindakan Keperawatan a. Mempertahankan hubungan saling percaya b. Membantu klien melatih cara mengontrol kesal dan marah dengan cara ibadah c. Membantu klien memasukkan kegiatan ibadah kedalam jadwal kegiatan harian B. STRATEGI PELAKSANAAN 1. Orientasi a. Salam “Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?” “wah hebat ibu masih ingat dengan saya. Sesuai janji saya kemarin hari ini saya akan menjelaskan cara mengontrol marah dan kesal ibu dengan ibadah” b. Evaluasi validasi “Bagaimana perasaan ibu hari ini? Masih ada perasaan kesal atau marah” c. Kontrak Topik: Baiklah kita akan berbincang-bincang tentang cara mengontrol kesal dan marah ibu dengan ibadah” Waktu: “Berapa lama mbak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit? Tempat: “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, mbak? Bagaimana kalau di kamar saja?” Tujuan : Tujuan kita berbincang-bincang tentang kegiatan ibadah yang bisa ibu lakukan sehingga dapat mengontol rasa kesal/marah” 2. Fase Kerja “mbak agamanya apa?” “Islam, kalau begitu, coba sebutkan kegiatan ibadah yang suka ibu lakukan!” “Sholat, Mengaji, Bagus! Yang mana yang mau dicoba?” “Sholat, baik kalau begitu. Menurut ibu manfaat sholat itu apa? Atau bagaimana rasanya setelah kita menjalankan ibadah sholat? Lebih tenang, rileks, segar” “Nah kalau ibu sedang merasa kesal dan marah coba ibu langsung duduk dan tarik napas dalam, kemudian istigfar. Jika tidak reda juga rebahkan badan ibu di kasur agar badan ibu lebih rileks. Jika tidak reda juga ibu ke kamar mandi, ambil air wudhu kemudian sholat” “Coba ibu sebutkan macam sholat 5 waktu dan jam berapa waktu sholatnya? Ya benar sekali!” “Coba ibu sebutkan cara-cara berwudhu! Bagus sekali” “Nah, Coba ibu sebutkan tata cara sholat yang ibu tahu! Ya, sudah benar. Bagus sekali!” “Ibu bisa lakukan sholat 5 waktu secara teratur agar ibu dapat mengontrol rasa kesal dan marah ibu” 3. Terminasi a. Evaluasi Subjektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?” b. Evaluasi Objektif “Nah coba sekarang sebutkan lagi manfaat sholat, macam macam sholat, cara berwudhu dan cara sholat?!” “Bagus sekali ibu” c. Rencana Tindak Lanjut “Nah kita sudah belajar cara untuk mengontrol kesal dan marah dengan cara ibadah yaitu sholat. Bagaimana jika kegiatan sholat ini dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian ibu?” “Baik kalau begitu” d. Kontrak Topik : “Ibu besok suster akan datang lagi ya untuk memngajarkan cara spiritual dalam mengecek jadwal kegiatan harian ibu” Tempat : “tempatnya mau dimana bu?” “dikamar saja?” ”baik kalau begitu” Waktu : “ mau jam berapa bu? Sama seperti hari ini saja bagaimana?” Tujuan : “tujuannya agar ibu dapat mengontol rasa kesal dan marah ibu dengan cara yang positif” “kalau begitu suster pamit dulu, sampai jumpa besok” STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL SP I Nama klien : Ny. S Hari/tangga : Senin,14 Mei 2018 SP ke/ pertemuan ke : 1/pertemuan ke 6 Ruangan : Abimanyu RS Marzoeki Mahdi A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien DS : Klien mengatakan malas bercakap-cakap dengan yang lain. DO : Klien terlihat sedang sendiri duduk diruangan dengan pandangan lesu, Kaki serta tangannya dilipat. Saat saya menghampiri, klien menjawab seperlunya 2. Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial 3. Tujuan : 1.) klien dapat membina hubungan saling percaya a.) Ekspresi wajah bersahabat b.) Menunjukkan rasa senang c.) Klien bersedia diajak berjabat tangan d.) Klien bersedia menyebutkan nama e.) Ada kontak mata f.) Klien bersedia untuk berdampingan dengan perawat g.) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapi 2.) klien menyadari penyebab isolasi sosial 3.) klien mengetahui dan kerugian berinteraksi dengan orang lain 4.) klien dapat berkenalan dengan 1 orang 4. Tindakan keperawatan Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik : a. Sapa klien dengan ramah b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian kepada klien dengan memperhatikan kebutuhan dasar klien Menyadarkan penyebab isolasi sosial Menggali keuntungan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain Mengajarkan cara berkenalan dengan 1 orang Menganjurkan klien untuk memasukkan kegiatan ke dalam JKH Memberikan pujian atas keberhasilan klien B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1. Fase Orientasi a. Salam terapeutik “Slamat pagi ibu, perkenalkan nama saya .... senang dipanggil .... saya mahasiswa keperawatan dari Poltekkes Jakarta 1. Saya akan merawat ibu dari jam 7 sampai jam 2 siang nanti, nama ibu siapa ? senang dipanggil apa ?” b. Evaluasi “Bagai mana perasaan ibu pada pagi hari ini?” c. Kontrak Topik “Bagaimana kalau kita bercakap cakap tentang penyebab ibu kurang suka bergaul, apa saja keuntungan bergaul, dan apa saja kerugian bila tidak bergaul dengan orang lain, dan cara berkenalan dengan satu orang Waktu “Mau berapa lama kita berbincang bincang bu” Tempat “Dimana ibu mau berbincang bincang?Bagaimana kalau disini saja” Tujuan “Nah bu, kita akan bercakap-cakap agar ibu tidak sendirian lagi” 2. Fase Kerja “ibu, siapa yang paling dekat dengan ibu ? siapa yang jarang bercakap-cakap dengan ibu ? Apa yang membuat ibu jarang bercakap-cakap denganya ?” “Apa yang ibu rasakan selama dirawat disini ? Oh... ibu S merasa sendirian ? Siapa saja yang ibu kenal di ruangan ini ? Belum ada ? Apa yang menyebabkan ibu tidak mempunyai teman disini dan tidak mau bergabung atau ngobrol dengan teman-teman yang ada disini ? “Kalau ibu tidak mau bergaul dengan teman-teman atau orang lain, tanda-tandanya apa saja ? mungkin ibu S selalu menyendiri ya... terus apalagi bu... (sebutkan) “Ibu tahu keuntungan kalau kita mempunyai banyak teman ? coba sebutkan apa saja ? keuntungan dari mempunyai banyak teman itu adalah... (sebutkan) “Nah kalau kerugian dari tidak mempunyai banyak teman ibu tahu tidak ? coba sebutkan apa saja ? Ya ibu kerugian dari tidak mempunyai banyak teman adalah... (sebutkan). Jadi banyak juga ruginya ya kalau kita tidak punya banyak teman. “Kalau begitu mau kan ibu berkenalan dan bergaul dengan orang lain ? Bagus. Bagaimana kalau sekarang kita belajar berkenalan dengan orang lain. “Begini ibu, untuk berkenalan dengan orang lain caranya adalah : pertama kita mengucapkan salam sambil berjabat tangan, perkenalkan nama lengkap, lalu nama panggilan yang disukai, asal kita dan hobby kita. Contohnya seperti ini “ assalamualaikum, perkenalkan nama saya Febriana, saya lebih senang dipanggil Febri, asal saya dari Bandung dan hobby nya membaca. “Selanjutnya ibu menanyakan nama lengkap orang yang diajak kenalan, nama panggilan yang disukai, menanyakan juga asal dan hobbynya. Contohnya seperti ini: “nama ibu siapa ? Senang dipanggil apa ? Asalnya dari mana dan hobbynya apa”Ayo ibu dicoba ! misalnya saya belum kenal dengan ibu. Coba berkenalan dengan saya ! ya bagus sekali ! coba sekali lagi bu. Bagus sekali ! “Setelah ibu berkenalan dengan orang tersebut, ibu S bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan misalkan tentang cuaca, hobi, keluarga, pekerjaan dan sebagainya. 3. Fase Terminasi a. Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap cakap dan latihan tadi?” b. Evaluasi Objektif “Sekarang coba ibu sebutkan keuntungan mempunyai teman dan kerugian tidak mempunyai teman, dan peragakan cara berkenalan dengan satu orang. Bagus sekali bu ! c. Kontrak Topik : “Baik bu sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, bagaimana kalau 2 jam lagi sekitar jam 11 saya akan datang kesini lagi untuk melatih ibu berkenalan dengan perawat lain yaitu teman saya perawat .... “ Waktu : “Ibu mau bertemu lagi jam berapa ? Bagaimana kalau tiga puluh menit lagi ? Berapa lama kita mau latihaan ? Tempat : “Dimana tempatnya ? Baiklah sampai jumpa d. Rencana tindak lanjut Rencana tindak lanjut pada SP,Klien diberikan jadwal aktifitas sehari hari yang harus dilakukan oleh klien. “Baik ibu jangan lupa ibu masaukkan ke dalam JKH. Bila ibu mampu melakukan sendiri tulis M, bila dibantu tulis B, berapa kali mau latihan dan jam berapa saja”. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL SP II Nama klien : Ny. S Hari/tangga : Senin,14 Mei 2018 SP ke/ pertemuan ke : 2/pertemuan ke 7 Ruangan : Abimanyu RS Marzoeki Mahdi A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien DS : Klien mengatakan sulit bercakap-cakap dengan yang lain. DO : Klien terlihat sedang sendiri di sudut ruangan dengan pandangan yang lemah. Kaki serta tangannya dilipat. Saat saya menghampiri, klien hanya menjawab seadanya. 2. Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial 3. Tujuan : 1.) klien dapat membina hubungan saling percaya h.) Ekspresi wajah bersahabat i.) Menunjukkan rasa senang j.) Klien bersedia diajak berjabat tangan k.) Klien bersedia menyebutkan nama l.) Ada kontak mata m.) Klien bersedia untuk berdampingan dengan perawat n.) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapi 2.) klien dapat berkenalan dengan 2 orang 4. Tindakan keperawatan Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik : a. Sapa klien dengan ramah b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian kepada klien dengan memperhatikan kebutuhan dasar klien Mengajarkan cara berkenalan dengan 2 orang B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1. Fase Orientasi a. Salam terapeutik “selamat siang, sesuai dengan janji saya 2 jam yang lalu sekarang saya datang lagi. Ibu masih ingatkan dengan saya ? coba siapa ? iya bagus. Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara berkenalan dengan perawat lain. b. Evaluasi Bagaimana perasaan ibu saat ini ? Apakah ibu sudah bisa cara berkenalan dengan orang lain ? apakah ibu sudah mempraktikkannya dengan pasien lain ? Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan tersebut ? Coba ibu praktikkan lagi cara berkenalan dengan saya. Ya bagus c. Kontrak Topik “Baik sekarang kita akan berlatih berkenalan dengan dua orang, pertama yaitu perawat lain dan yang ke dua ke pasien lain. Waktu “Mau berapa lama kita berbincang bincang bu” Tempat “Dimana ibu mau berbincang bincang?Bagaimana kalau disini saja” Tujuan “Nah bu, kita akan bercakap-cakap agar ibu tidak sendirian lagi” 2. Fase Kerja “Ibu, sudah tahu ya tadinya caranya berkenalan ? ya bagus “ “Tadi caranya bagaimana ya bu ? yang pertama dilakukan adalah... (sebutkan). Bagus bu” “Sekarang kita keruangnya suster ... ya.” (Bersama-sama mendekati suster ...) “Selamat pagi suster..., ini ibu ... ingin berkenalan dengan suster...” “Baiklah ibu , sekarang ibu bisa berkenalan dengan suster ... seperti yang sudah kita praktikkan. Ya bagus ibu “ “Ada lagi yang ingin ibu S tanyakan kepada suster D. Coba tanyakan tentang keluarganya” “Kalau memang tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi perkenalan ini. lalu ibu bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan suster..., misalnya jam 1 siang nanti ” “Baiklah suster..., karena ibu ... sudah selesai brkenalan, saya dan ibu akan kembali ke ruangan ibu ... . Selamat pagi (bersama-sama pasien meninggalkan ruangan suster ... ) ” “Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan dengan suster ... . Ibu merasa senang ? iya, ibu jadi mempunyai banyak teman ya. 3. Fase Terminasi a. Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap cakap dan latihan tadi?” b. Evaluasi Objektif “Sekarang coba peragakan cara berkenalan dengan dua orang. Bagus sekali bu !” c. Kontrak Topik : “Baik bu sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, Besok pagi pagi kita ketemu lagi ya, kita akan berkenalan dengan tiga orang atau lebih” Waktu : “Ibu mau bertemu lagi jam berapa ? Bagaimana kalau jam 09.00 pagi ? Berapa lama kita mau latihan ? Tempat : “Dimana tempatnya ? Baiklah sampai jumpa” d. Rencana tindak lanjut Rencana tindak lanjut pada SP,Klien diberikan jadwal aktifitas sehari hari yang harus dilakukan oleh klien. “Baik ibu jangan lupa ibu masaukkan ke dalam JKH. Bila ibu mampu melakukan sendiri tulis M, bila dibantu tulis B, berapa kali mau latihan dan jam berapa saja”. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL SP III Nama klien : Ny. S Hari/tangga : Senin ,14 Mei 2018 SP ke/ pertemuan ke : 3/pertemuan ke 7 Ruangan : Abimanyu RS Marzoeki Mahdi A. Proses Keperawatan 1. Kondisi klien DS : Klien mengatakan sulit bercakap-cakap dengan yang lain. DO : Klien terlihat sedang sendiri di kursi makan dengan pandangan yang lemas, Kaki serta tangannya dilipat. 2. Diagnosa keperawatan : Isolasi Sosial 3. Tujuan : 1.) klien dapat membina hubungan saling percaya a.) Ekspresi wajah bersahabat b.) Menunjukkan rasa senang c.) Klien bersedia diajak berjabat tangan d.) Klien bersedia menyebutkan nama e.) Ada kontak mata f.) Klien bersedia untuk berdampingan dengan perawat g.) Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapi 2.) klien dapat berkenalan dengan 3 orang atau kelompok 4. Tindakan keperawatan Membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik : a. Sapa klien dengan ramah b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian kepada klien dengan memperhatikan kebutuhan dasar klien Mengajarkan cara berkenalan dengan 3 orang atau kelompok B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan 1. Fase Orientasi a. Salam terapeutik “selamat siang, sesuai dengan janji saya, sekarang saya datang lagi. Ibu masih ingatkan dengan saya ? coba siapa ? iya bagus. Tujuan saya sekarang ini akan mengajarkan cara berkenalan dengan perawat lain. b. Evaluasi Bagaimana perasaan ibu saat ini ? Apakah ibu sudah bisa cara berkenalan dengan orang lain ? apakah ibu sudah mempraktikkannya dengan pasien lain ? Bagaimana perasaan ibu setelah berkenalan tersebut ? Coba ibu praktikkan lagi cara berkenalan dengan saya. Ya bagus c. Kontrak Topik “Baik sekarang kita akan berlatih berkenalan dengan tiga orang atau kelompok” Waktu “Mau berapa lama kita berbincang bincang bu” Tempat “Dimana ibu mau berbincang bincang?Bagaimana kalau disini saja” Tujuan “Nah bu, kita akan bercakap-cakap agar ibu tidak sendirian lagi” 2. Fase Kerja “Ibu S, sudah tahu ya tadi caranya berkenalan ? ya bagus ” “Tadi caranya bagaimana ya bu ? yang pertama dilakukan adalah...(sebutkan) Bagus bu. “Sekarang kita hampiri teman-teman ibu yang sedang duduk disana ya. (Bersamasama mendekati klien lain yang sedang duduk menonton televisi” “Selamat pagi ibu-ibu, ini ibu ... ingin berkenalan dengan ibu-ibu disini” “Baiklah ibu ... , sekarang ibu bisa berkenalan dengan ibu-ibu disini semuanya seperti yang sudah kita praktikkan. Ya bagus ibu” “Ada lagi yang lain ibu ... tanyakan kepada teman-teman ibu. Coba tanyakan tentang keluarganya ” “Kalau memang tidak ada lagi yang ingin dibicarakan, ibu bisa sudahi perkenalan ini. Lalu ibu bisa buat janji untuk bertemu lagi dengan teman-teman semua, misalnya jam 1 siang nanti” “Baiklah ibu-ibu, karena ibu sudah selesai berkenalan, saya dan ibu ... akan kembali ke ruangan ibu ... . Selamat pagi (bersama-sama pasien meninggalkan ibu-ibu) ” “Bagaimana persaan ibu setelah berkenalan dengan teman-teman semua. Ibu merasa senang ? iya, ibu jadi mempunyai banyak teman ya ” 3. Fase Terminasi a. Evaluasi subjektif “Bagaimana perasaan ibu S setelah kita berkenalan dengan ibu-ibu tadi ?” b. Evaluasi objektif “Coba ibu S sebutkan lagi cara berkenalanya. Ya bagus bu, jadi sekarang teman ibu sudah berapa ? namanya siapa saja ? iya bagus sekali bu” c. Kontrak Topik : “Baik bu sekarang bincang-bincangnya sudah selesai, Besok pagi pagi kita ketemu lagi ya, kita akan melakukan kegiatan dengan orang lain” Waktu : “Ibu mau bertemu lagi jam berapa ? Bagaimana kalau jam 09.00 pagi ? Berapa lama kita mau latihan ? Tempat : “Dimana tempatnya ? Baiklah sampai jumpa” d. Rencana tindak lanjut Rencana tindak lanjut pada SP,Klien diberikan jadwal aktifitas sehari hari yang harus dilakukan oleh klien. “Baik ibu jangan lupa ibu masaukkan ke dalam JKH. Bila ibu mampu melakukan sendiri tulis M, bila dibantu tulis B, berapa kali mau latihan dan jam berapa saja”. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) I GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH Pertemuan ke 1 Nama klien Ny. S Hari/tangga : selasa, 15 Mei 2018 SP ke/ pertemuan ke : 1/pertemuan ke 7 Ruangan : Abimanyu RS Marzoeki Mahdi A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien DS : klien mengatakan merasa dibedakan oleh ibunya dari saudara-saudara sekandung, klien mengatakan tidak menyukai tanda lahir hitam dilengannya, bentuk struktur giginya, dan proporsi tubuhnya yang kurus, klien mengtakan tidak dapat berfikir atau belajar dengan baik. DO : respon klien lambat, kontak mata kurang, kurang bertenaga, tampak cemas tidak tenang, kerap menunduk saat dikeramaian, kurang konsisten dalam merespon, sering memalingkan pandangan. 2. Diagnosa Keperawatan : HDR 3. Tujuan Khusus a. Klien mampu membina hubungan saling percaya b. Klien mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan c. Klien mampu memilih kemampuan yang akan dilakukan d. Klien mampu melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan yang dimilikinya e. Klien mampu memasukkan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadwal kegiatan harian 4. Tindakan Keperawatan a. Membina hubungan saling percaya b. Membantu klien melatih cara menilai kemampuan yang dapat digunakan c. Membantu klien memilih kemampuan yang akan dilakukan d. Membantu klien kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan yang dimilikinya e. Membantu klien memasukkan kegiatan yang telah dilakukan ke dalam jadwal kegiatan harian B. STRATEGI PELAKSANAAN 1. Orientasi a. Salam “Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya … . Saya mahasiswa Akper Poltekkes Jakarta 1 yang sedang prakti di rumah sakit ini. Saya senang dipanggil … . Nama ibu siapa dan senangnya dipanggil apa?” b. Evaluasi validasi “Bagaimana perasaan ibu hari ini?” c. Kontrak Topik: Baiklah kita akan berbincang-bincang tentang cara aspek positif serta kegiatan sehari-hari yang masih dapat ibu lakukan di rumah sakit” Waktu: “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit? Tempat: “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, bu? Bagaimana kalau di kamar saja?” Tujuan : Tujuan kita berbincang-bincang untuk mengetahui askpek dan kemampuan positif yang masih bisa dilakukan di rs” 2. Fase Kerja “Coba ibu sebutkan apa saja kemampuan positif yang ibu punya” “Bagus, apa lagi? Saya buat daftar ya” “Kegiatan apa saja yang sering ibu lakukan di rumah?” “Memasak, mencuci pakaian,…….. bagus itu bu” “kalau tidak salah ibu juga suka ……….” “Wah bagus ibu, kelebihan apa lagi yang ibu punya dan ibu sukai?” “…………,…………. Bagus sekali bu” “Dari lima kegiatan tersebut, mana yang masih bisa di kerjakan dirs” “Sekarang coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dilakukan dirs” “…….. , ……….. “ “bagus itu, kalau begitu bagaimana kalau sekarang kita latihan …… sekarang?” “Nah ayo bu ssekarang ibu lakukan ………. saya akan dampingi” “Bagus sekali ya bu hasilnya, ibu Hebat” 3. Terminasi a. Evaluasi Subjektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang dan melatih kegiatan ……..?” b. Evaluasi Objektif “Nah coba sekarang sebutkan lagi kemampuan kemampuan positif yang ibu punya?” “Bagus sekali ibu” c. Rencana Tindak Lanjut “Nah kita sudah mengetahui kemampuan kemampuan positif yang ibu punya, tadi juga kita sudah berlatih melakukan kegiatan ….. Bagaimana jika kegiatan ini dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian ibu?” “Baik kalau begitu” d. Kontrak Topik : “Ibu besok suster akan datang lagi ya untuk melatih kemampuan positif selanjutnya yang ibu punya ” Tempat : “tempatnya mau dimana bu?” “dikamar saja?” ”baik kalau begitu” Waktu : “ mau jam berapa bu? Sama seperti hari ini saja bagaimana?” Tujuan : “tujuannya untuk melatih kemampuan …………. Agar meningkatkan rasa percaya diri ibu” “kalau begitu suster pamit dulu, sampai jumpa besok” STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) II GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH Pertemuan ke 2 Nama klien Ny. S Hari/tangga : selasa, 15 Mei 2018 SP ke/ pertemuan ke : 2/pertemuan ke 7 Ruangan : Abimanyu RS Marzoeki Mahdi A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien DS : klien mengatakan merasa dibedakan oleh ibunya dari saudara-saudara sekandung, klien mengatakan tidak menyukai tanda lahir hitam dilengannya, bentuk struktur giginya, dan proporsi tubuhnya yang kurus, klien mengtakan tidak dapat berfikir atau belajar dengan baik. DO : respon klien lambat, kontak mata kurang, kurang bertenaga, tampak cemas tidak tenang, kerap menunduk saat dikeramaian, kurang konsisten dalam merespon, sering memalingkan pandangan. 2. Diagnosa Keperawatan : HDR 3. Tujuan Khusus a. Klien mampu memperthankan hubungan saling percaya b. Klien mampu melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan yang dimilikinya c. Klien dapat melatih kemampuan positif yang dipilih dan memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian 4. Tindakan Keperawatan a. Membina hubungan saling percaya b. Membantu klien melati kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan yang dimilikinya c. Membantu klien melatih kemampuan positif yang dipilih dan memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian B. STRATEGI PELAKSANAAN 1. Orientasi a. Salam “Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?” “wah hebat ibu masih ingat dengan saya. Sesuai janji saya kemarin hari ini saya akan mendampingi ibu untuk melatih kemampuan positif yang ibu punya. Sekarang kita kita akan melakukan……………….” b. Evaluasi validasi “Bagaimana perasaan ibu hari ini?” c. Kontrak Topik: Baiklah kita akan melatih kemampuan positif yang telah ibu pilih kemarin” Waktu: “Berapa lama bapak mau kita melakukan kegiatan tersebut?” Bagaimana kalau 20 menit? Tempat: “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, bu? Bagaimana kalau di kamar saja?” Tujuan : Tujuan kita melatih kemampuan positif yang ibu punya untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu” 2. Fase Kerja “Nah ibu, ini alat alatnya sudah suster siapkan untuk………………… . ibu boleh melakukannya sesuai keinginan ibu, saya akan temani ibu selama melakukan kegiatan. Apa ibu sudah siap?” “Kalau ibu sudah siap ibu boleh mulai melakukan kegiatan ……….. sekarang” “Sudah selesai ibu? Coba saya lihat… Wah bagus sekali bu” 3. Terminasi a. Evaluasi Subjektif “Bagaimana perasaan ibu setelah kita melatih kegiatan ……..?” b. Evaluasi Objektif “Nah coba sekarang ibu sebutkan manfaat dari kegiatan ini?” “Bagus sekali ibu” c. Rencana Tindak Lanjut “Nah kita sudah melatih kemampuan kemampuan positif yang ibu punya. Bagaimana jika kegiatan ini dimasukkan kedalam jadwal kegiatan harian ibu?” “Baik kalau begitu” d. Kontrak Topik : “Ibu besok suster akan datang lagi ya untuk mengecek apa ibu sudah melakukan kegiatan ini yang sudah ibu masukkan di jadwal kegiatan harian ibu ” Tempat : “tempatnya mau dimana bu?” “dikamar saja?” ”baik kalau begitu” Waktu : “ mau jam berapa bu? Sama seperti hari ini saja bagaimana?” Tujuan : “tujuannya untuk mengecek apakah ibu sudah mampu melakukan kegiatan tersebut …………. Agar meningkatkan rasa percaya diri ibu” “kalau begitu suster pamit dulu, sampai jumpa besok”