6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Periklanan a. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Periklanan
a. Pengertian Periklanan
Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah
organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak
target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah,
direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan
umum (Monle dan Johnson, 2007: 3).
Menurut (Mass dkk, 2005: 7) seperti di kutip oleh (Agus, 2012: 77),
periklanan bukan sekedar bisnis menggambar atau bisnis komputer grafis
dan menyampaikan pesan tanpa makna, periklanan merupakan bisnis ide
dan kreativitas serta imajinasi terukur. Memang dukungan grafis komputer
dan menggambar merupakan daya dukung yang luar biasa di dalam dunia
periklanan, namun untuk mengekspresikan citra yang tersampaikan kepada
pasar sasaran memerlukan ide dan kreativitas yang berangkat dari upaya
mengenali kelompok sasaran untuk mencapai tujuan periklanan.
6
7
Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form of
nonpersonal communication about an organization, product, service, or
idea by an identified sponsor” (setiap bentuk komunikasi nonpersonal
mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu
sponsor yang diketahui). Adapun maksud ‘dibayar’ pada definisi tersebut
menunjukkan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada
umumnya harus di beli. Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan
melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat
mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat
bersamaan. Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada
umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik
yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response
advertising). Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan, pemasang iklan
harus
betul-betul
mempertimbangkan
bagaimana
audiensi
akan
menginterprestasikan dan memberikan respons terhadap pesan iklan yang
di maksud. Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling
dikenal dan paling banyak di bahas orang, hal ini kemungkinan karena
daya jangkaunya yang luas. Iklan juga menjadi instrumen promosi yang
sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang
atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas (Morissan, 2010: 18).
Institut
Praktisi
Periklanan
Inggris
mendefinisikan,
periklanan
merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan
8
kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau
jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya.
Periklanan merupakan cara menjual melalui penyebaran informasi.
Periklanan itu merupakan proses komunikasi lanjutan yang membawa para
khalayak ke informasi terpenting yang memang perlu mereka ketahui
(Jefkins, 1997: 15).
Perusahaan jasa periklanan terdiri dari beberapa divisi, yaitu Finance,
Marketing, Media, Kreatif, dan juga Produksi.
a. Tujuan Periklanan
Tujuan periklanan yaitu menjual atau meningkatkan penjualan barang,
jasa atau ide. Tujuan periklanan yang riil adalah mengadakan komunikasi
secara efektif. Yang menjadi targetnya adalah masyarakat atau pasar, jadi
bukan hanya individu. Secara umum tujuan periklanan adalah untuk
meningkatkan penjualan yang menguntungkan.
b. Fungsi Periklanan
Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana
beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan
organisasi lainnya (Terence A. Shimp, 2003: 357), yaitu :
1. Informing ( memberikan informasi )
Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek – merek baru,
mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta
memfasilitasi
penciptaan
citra
merek
yang
positif.
Periklanan
menampilkan peran informasi bernilai lainnya baik untuk merek yang
9
diiklankan maupun konsumennya dengan mengajarkan manfaat – manfaat
baru dari merek – merek yang telah ada.
2. Persuading ( mempersuasi )
Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan
untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan. Terkadang persuasi
berbentuk
mempengaruhi
permintaan
primer
yakni,
menciptakan
permintaan bagi keseluruhan kategori produk. Lebih sering, iklan berupaya
untuk membangun permintaan sekunder, permintaan bagi merek
perusahaan yang spesifik.
3. Reminding ( mengingatkan )
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para
konsumen. Saat kebutuhan muncul, yang berhubungan dengan produk
yang di iklankan, dampak periklanan di masa lalu memungkinkan merek
pengiklan untuk hadir di benak konsumen sebagai suatu kandidat merek
yang akan dibeli. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat
konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek
yang mungkin tidak akan dipilihnya.
4. Adding Value ( memberi nilai tambah )
Terdapat tiga cara mendasar di mana perusahaan bisa memberi nilai
tambah bagi penawaran – penawaran mereka: inovasi, penyempurnaan
kualitas, atau mengubah persepsi konsumen. Ketiga komponen nilai
tambah tersebut benar-benar independen.
10
Inovasi tanpa kualitas adalah semata-mata hal yang baru. Persepsi
konsumen tanpa kualitas dan/atau inovasi adalah semata-mata reklame
yang berlebihan. Dan keduanya, inovasi dan kualitas, jika tidak
diterjemahkan ke dalam persepsi-persepsi konsumen, seperti suara pohon
terkenal yang tumbang di hutan yang kosong.
Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan mempengaruhi
persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek
dipandang sebagai lebih elegan, lebih bergaya, lebih bergengsi, dan bisa
lebih unggul dari tawaran pesaing.
5. Bantuan untuk Upaya Lain Perusahaan
Periklanan hanyalah salah satu anggota atau alat dari tim atau bauran
bauran komunikasi pemasaran. Periklanan pada suatu saat adalah pencetak
skor yang berhasil mencetak gol melalui dirinya sendiri. Peran penting lain
dari periklanan adalah membantu perwakilan penjualan. Iklan mengawali
proses penjualan produk-produk perusahaan dan memberikan pendahuluan
yang bernilai bagi wiraniaga sebelum melakukan kontak personal dengan
para pelanggan yang prospektif. Upaya, waktu, dan biaya periklanan dapat
dihemat karena lebih sedikit waktu yang diperlukan untuk memberi
infomasi kepada prospek tentang keistimewaan dan keungtungan produk.
11
B. Konsep 4P
a. Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau strategi pemasaran merupakan kombinasi dari
berbagai tahapan atau elemen yang diperlukan mulai dari tahap
perencanaan sampai dengan eksekusi atau pelaksanaan keseluruhan
operasi pemasaran. Istilah tersebut tidak dikacaukan dengan istilah lainnya
yang mirip, yakni bauran produk (product mix) yang merupakan cakupan
atau jenis-jenis produk barang dan jasa yang dipasarkan oleh satu
perusahaan yang satu sama lain saling terkait. Selain itu masih ada pula
istilah lainnya yang agak mirip namun juga berbeda, yakni bauran media
(media mix) yang merupakan jenis-jenis media periklanan yang digunakan
secara sekaligus dalam suatu kegiatan kampanye periklanan (Jefkins,
1997: 8).
Konsep dasar 4P dalam bauran pemasaran untuk pertama kalinya
diperkenalkan oleh E. Jerome McCarthy, yang kemudian dikembangkan
oleh Philip Kotler, dan kini digunakan secara luas oleh para dosen
pemasaran dan juga praktisi. Prinsip 4P ini pada dasarnya membagi bauran
pemasaran menjadi empat bagian utama yakni product (produk), place
(tempat), price (harga), dan promotion (promosi). Unsur periklanan masuk
ke dalam elemen promosi. Konsep 4P ini merupakan versi bauran yang
mendasar dan sederhana, bahkan terlalu sederhana sehingga cenderung
dapat menyesatkan. Oleh karena itu, memerlukan konsep bauran
pemasaran lainnya yang lebih logis (Jefkins, 1997: 9).
12
Konsep bauran pemasaran yang logis dan yang lebih masuk akal harus
mencakup berbagai hal secara komprehensif, mulai dari titik awal sampai
dengan titik akhir. Artinya, kegiatan bauran pemasaran itu sendiri meliputi
keseluruhan upaya pemasaran hingga akhir. Bertolak dari kerangka
berpikir komprehensif seperti itu, maka akan dapat dengan mudah
menemukan keterkaitan yang erat antara periklanan dengan elemenelemen pemasaran lainnya (Jefkins, 1997: 9).
b. Positioning
Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan
bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, merek atau perusahaan
di dalam otaknya, di dalam khayalnya, sehingga khalayak memiliki
penilaian tertentu. Dengan demikian, positioning harus dilakukan dengan
perencanaan yang matang dan langkah yang tepat. Positioning menjadi
penting bagi perusahaan karena tingkat kompetisi yang cukup tinggi saat
ini. Persepsi terhadap perusahaan atau produk memegang peranan penting
dalam
konsep
positioning
karena
khalayak
menafsirkan
media
bersangkutan melalui persepsi yaitu hubungan-hubungan asosiatif yang di
simpan melalui proses sensasi. Dalam menyusun suatu pernyataan
positioning , pengelola pemasaran harus mengetahui bagaimana audiensi
membedakan produk bersangkutan terhadap produk saingan lainnya
(Morissan, 2010: 72).
13
Sebagaimana dinyatakan oleh Hiebing & Cooper (1997) seperti di kutip
oleh (Morissan, 2010: 73), positioning didefinisikan sebagai ‘membangun
persepsi produk di dalam pasar sasaran relatif terhadap persaingan.’
C. Marketing ( pemasaran )
Arti umum marketing adalah suatu sistem kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi, dan
mendistribusikan barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai
target pasar dan sesuai dengan tujuan bisnis perusahaan. Marketing juga
berarti menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan kebutuhan para
pelanggan untuk mencapai tujuan perusahaan berupa profit yang
berkelanjutan. Ada empat tahap dalam marketing, yaitu manajemen
analisis situasi marketing, perencanaan strategi marketing, pengembangan
program marketing, serta pembuatan strategi pelaksanaan dan pengelolaan.
Siklus ini akan berulang secara terus-menerus sampai mencapai target
yang ditentukan oleh tim marketing yaitu top manajemen perusahaan
(Wijayanti, 2012: 2).
1. Analisis situasi berhubungan dengan pasar dan competitor, segmentasi
pasar, dan lebih mendalami situasi pasar secara luas.
2. Perencanaan strategi marketing meliputi target konsumen dan strategi
positioning, strategi marketing relationship, dan perencanaan produkproduk baru.
14
3. Pengembangan program marketing meliputi produk dan servis,
distribusi, harga, dan strategi promosi yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk memenuhi target kebutuhan konsumen.
4. Strategi pelaksanaan dan pengelolaan didesain dan diorganisir,
pelaksanaan strategi marketing dan pengawasan pelaksanaan.
Marketing (pemasaran) sebenarnya lebih dari sekedar mendistribusikan
barang dari para produsen pembuatnya ke para konsumen pemakainya.
Pemasaran sesungguhnya meliputi semua tahapan, yakni mulai dari
penciptaan produk hingga ke pelayanan purna jual setelah transaksi
penjualan itu sendiri terjadi (Jefkins, 1997: 1).
Lembaga pemasaran terkemuka yang ada di Inggris, yakni BCIM,
mendefinisikan istilah pemasaran sebagai proses manajemen yang
bertanggung jawab terhadap identifikasi, antisipasi, serta pemenuhan
kebutuhan konsumen, dan dalam waktu bersamaan, menciptakan
keuntungan bagi perusahaan (Jefkins, 1997: 4).
Dari sudut pandang lama, Marketing atau pemasaran adalah cara
mendesain produk, mengujinya, membuatnya, memberi brand, mengemas,
menentukan harga, dan mempromosikannya (Nancy dkk, 2011: 36).
Menurut Kotler and Keller (2006: 6) seperti dikutip oleh Yevis Marty
Oesman, Marketing adalah suatu proses sosial dimana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
penciptaan, penawaran dan pertukaran produk atau jasa secara bebas yang
bernilai bagi yang lain.
15
Definisi yang paling sederhana, pemasaran adalah proses mengelola
hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah
menarik pelanggan baru dengan menjanjikan keunggulan nilai serta
menjaga dan menumbuhkan pelanggan yang ada dengan memberikan
kepuasan. Didefinisikan secara luas, pemasaran adalah proses sosial dan
manajerial di mana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan
yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup
menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang
menguntungkan. Karena itu, pemasaran (marketing) didefinisikan sebagi
proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan
membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Tujuan pemasaran
adalah membuat penjualan tidak diperlukan lagi (Kotler dan Amstrong,
2008: 5).
D. Marketing Periklanan
Marketing merupakan motor penggerak dalam biro iklan. Mulai dari
pencarian order iklan sampai pada pengawasan pengerjaan iklan dilakukan
oleh marketing. Adapun tahapan-tahapan dari proses kerja marketing yaitu
sebagai berikut :
1. Mengajukan surat penawaran kepada calon klien
Surat penawaran ini dapat diberikan secara langsung kepada
instansi-instansi atau perusahaan-perusahaan maupun dapat dikirim
16
melalui email. Setelah beberapa hari dapat ditindaklanjuti dengan
menghubungi dan memfollow up untuk mengambil keputusan dari
pemimpin instansi atau perusahaan calon klien tersebut.
2. Mengadakan hubungan langsung kepada calon klien
Melalui hubungan langsung ini, marketing dapat memberikan
penawaran yang lebih detail mengenai jasa iklan yang akan ditawarkan,
sehingga informasi-informasi yang didapat, baik dari pihak biro iklan
maupun dari calon klien lebih lengkap, dengan demikian akan lebih
menyakinkan calon klien.
3. Melakukan telemarketing
Telemarketing dilakukan dalam waktu 2 x 24 jam sejak surat
penawaran diberikan ke instansi atau perusahaan, yaitu dengan
menghubungi calon klien melalui alat komunikasi handphone untuk
mengetahui apakah calon klien menerima atau menolak penawaran
iklan yang diberikan. Telemarketing ini dilakukan setiap hari. Dalam
proses ini, marketing dapat memberikan saran-saran untuk klien serta
menerjemahkan keinginan klien yang selanjutnya dikoordinasikan
dengan tim kreatif mengenai desain iklan yang dibuat.
4. Melakukan kerja sama dengan divisi internal
Marketing mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk
melakukan koordinasi dengan tim kreatif dan tim media. Penentuan
deadline iklan akan dilakukan dan diberitahukan kepada masing-masing
departemen agar jadwal diketahui oleh masing-masing departemen.
17
5. Menginformasikan kepada klien mengenai perkembangan pengerjaan
iklan
Marketing memberikan informasi kepada klien mengenai sejauh
mana perkembangan pengerjaan iklannya. Hal ini juga penting untuk
mengetahui apakah iklan yang direncanakan sesuai dengan permintaan
klien. Selain itu, marketing juga menyampaikan hambatan atau
permasalahan yang mungkin timbul dalam pengerjaan iklan.
6. Memastikan persetujuan dari klien terhadap proof terakhir
Marketing harus memastikan bahwa desain sudah mendapat
persetujuan dari klien sebelum ditayangkan. Marketing memeriksa
desain iklan terakhir yang meliputi copy, visual dan detail-detailnya
sebelum diserahkan kepada klien untuk disetujui.
7. Memastikan media yang digunakan untuk penayangan iklan
Setelah desain disetujui oleh klien, maka tahap selanjutnya adalah
memastikan kepada klien mengenai media yang akan digunakan untuk
penayangan iklan.
8. Menyerahkan bukti tayang
Setelah iklan ditayangkan pada media yang dipilih, maka
marketing akan memberikan bukti kepada klien. Biasanya berupa foto
sebelum dan sesudah iklan ditayangkan. Hal ini sebagai bukti
pertanggungjawaban biro iklan terhadap klien bahwa iklan benar –
benar dimuat dimedia yang diinginkan klien.
18
9. Memeriksa faktur penagihan
Setelah iklan ditayangkan atau pesanan laiinya jadi, maka
pemeriksaan terhadap faktur dan pembiayaan iklan harus dilakukan,
untuk selanjutnya dilakukan penagihan kepada klien. Penagihan
dilakukan oleh bagian finance.
Download