PERINGATAN !!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh 1. Skripsi digital ini hanya digunakan sebagai bahan referensi 2. Cantumkanlah sumber referensi secara lengkap bila Anda mengutip dari Dokumen ini 3. Plagiarisme dalam bentuk apapun merupakan pelanggaran keras terhadap etika moral penyusunan karya ilmiah 4. Patuhilah etika penulisan karya ilmiah Selamat membaca !!! Wassalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh UPT PERPUSTAKAAN UNISBA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DENGAN SELF ESTEEM PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI BANDUNG CANCER SOCIETY SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung Disusun oleh: Cynthia Ayuningthias Sudrajat 10050006020 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BANDUNG 2012 MOTTO “Indeed, I have rewarded them this Day for their patience; they are indeed the ones who are successful.” (AL-Qur’an; Al-Mu'minoon 23:111) Kupersembahkan karya ini Sebaai bukti baktiku pada orang-orang yang menyayangiku : Mama dan Papa, dan semua yang menyayangiku Terimakasih atas semua yang telah diberikan ABSTRAK Cynthia Ayuningthias Sudrajat. Hubungan antara Dukungan Suami dengan Self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Kanker Payudara adalah pertumbuhan sel-sel payudara yang menyimpang sehingga pertumbuhannya menjadi tak terkendali serta dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain yang dapat menimbulkan berbagai perubahan seperti perubahan fisik, perubahan psikologis, pola hidup bahkan hingga perubahan kehidupan keluarga. Perubahan yang terjadi akan menimbulkan perubahan pada self esteem yang dimiliki penderita kanker payudara, sehingga dibutuhkan dukungan dari orang terdekat seperti suami, namun tidak semua bentuk dukungan dapat dipersepsi secara positif oleh penderita, terdapat kondisi dimana dukungan yang diberikan justru dipersepsi negatif, sehingga menurunkan self esteem penderita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ”Seberapa erat hubungan antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.” Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya dukungan suami bagi penderita kanker,sehingga dapat memberikan pengetahuan pada suami tentang pentingnya dukungan sosial guna membantu kesembuhan istrinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi. Subjek penelitian adalah penderita kanker di Bandung Cancer Society yang mengidap kanker payudara dan masih memiliki suami. Teknik sampling yang digunakan teknik purposive sampling, sampling yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 15 orang dari populasi 50 orang. Pengambilan data dilakukan menggunakan alat ukur angket yang berbentuk skala dengan skala Likert yang item-itemnya disusun berdasarkan penurunan aspekaspek dukungan sosial dari Sarafino serta self esteem dari Coopersmith. Data yang diperoleh berupa data ordinal, oleh karena itu pengolahan data menggunakan rank Spearman. Hasil pengolahan data didapatkan rs = 0,716. Disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Koefisien korelasi 0,716 termasuk kedalam derajat korelasi cukup tinggi yang artinya semakin tinggi dukungan suami semakin tinggi self esteem istri penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Dukungan suami aspek jaringan yang memiliki nilai korelasi yang paling tinggi yaitu 0,796 sedangkan dukungan yang memiliki korelasi paling rendah adalah dukungan suami aspek instrumental dengan nilai korelasi 0,532. Keyword : Dukungan Suami, Self Esteem i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillahi rabbil’alamin. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, barokah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul : Hubungan antara Dukungan Suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi tugas akhir sebagai syarat kelulusan Sarjana Fakultas Psikologi di Universitas Islam Bandung. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna dan penuh dengan kekurangan. Namun demikian diharapkan semoga penelitian ini dapat berguna bagi siapa saja yang membaca dan membutuhkan. Penulis menyadari bahwa semua keberhasilan ini tidak diperoleh dengan mudah tanpa perjuangan yang sungguh-sungguh dan tentunya dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Kedua Orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil dengan penuh kesabaran hingga penelitian ini dapat terselesaikan. Serta melimpahkan kasih sayang yang melimpah ruah sehingga menjadikan inspirasi dan kekuatan bagi penulis dalam menyelesaikan penelitian ini ii 2. Adikk-adikku tersayang yang telah menghadirkan suka cita di dalam kehidupan penulis. 3. Bapak H.Agus Sofyandi Kahfi,Drs,M.Si selaku dosen pembimbing I yang banyak meluangkan waktunya untuk motivasi, bimbingan, bantuan, arahan dan petunjuk serta penuh kesabaran, dan perhatiannya dalam membimbing. 4. Ibu Indri Utami S.,MPsi selaku dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya serta memberikan masukan-masukan, bimbingan, bantuan, motivasi, dan arahan yang sangat berarti dalam proses penulisan. 5. Bapak Drs.Alfin Ruzhendi M.Si selaku Dosen Wali. Terima kasih atas segala nasehat dan bimbingannya selama penulis menempuh studi di Universitas Islam Bandung 6. Bapak. Dr. H. Umar Yusuf, M.Si,Psi selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung 7. Seluruh Dosen, Staff, dan Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung yang selama ini telah banyak membantu dan memberikan ilmu yang berharga pada penulis 8. Ibu Yanti Setiawadi selaku ketua dari yayasan Bandung Cancer Society yang telah memberikan ijin untuk penelitian juga untuk bantuan dan dukungan yang tak terkira untuk penulis. 9. Ibu Yani, Ibu Teresa, Ibu Indri, Ibu Ferry, Ibu Vera dan anggota BCS lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terimakasih atas dukungan dan sambutan hangat selama peneliti melakukan penelitian di BCS iii 10. Seluruh anggota Bandung Cancer Society yang telah menjadi subjek penelitian ini. Terimakasih banyak untuk kesediaanya menjadi bagian dari penelitian ini. Terimakasi atas pelajaran hidup yang sangat luar biasa berarti. 11. Syahdi Pramadita. Terima kasih atas segala dukungan juga kasih sayangnya selama ini. 12. Sahabat-sahabatku Riza, Annisa, Yuri, Yudith, Hilda, Shinta, Nadia, Indari, Lisa, dan Ghea. Terima kasih atas suka cita, canda tawa, persahabatan, dukungan, kasih sayang, serta nasihat yang berarti untuk penulis. 13. Untuk Desi Lina, teman baik serta parter satu tempat penelitian atas dukungan serta bantuannya dalam melaksanakan penelitian ini. 14. Teman-teman Psikologi, 2006 yang tidak dapat disebutkan satu per satu Akhir kata penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi kita semua. Amin ya Rabbal’alamin Wassalamu’alaikum Wr.Wb Bandung, Juli 2012 Penulis iv DAFTAR ISI ABSTRAK i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI v DAFTAR BAGAN DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah 1 1.2. Identifikasi Masalah 7 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 10 1.4. Kegunaan Penelitian 10 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Dukungan Sosial 11 2.1.1. Definisi Dukungan Sosial 11 2.1.2. Bentuk Dukungan Sosial 12 2.1.3. Hal-hal yang menentukan penerimaan dukungan sosial 14 2.1.4. Pengaruh dukungan sosial terhadap kesehatan 15 v 2.2. Self esteem 17 2.2.1. Definisi Self esteem 17 2.2.2. Perkembangan Self esteem 19 2.2.3. Proses terbentuknya Self esteem 22 2.2.4. Aspek-aspek Self esteem 24 2.2.5. Aspek-aspek yang menghambat Self esteem 26 2.2.6. Tingkatan Self esteem 28 2.3. Kanker Payudara 31 2.3.1. Pengertian kanker payudara 31 2.3.2. Stadium kanker payudara 34 2.3.3. Pengobatan kanker payudara 36 2.4. Bandung Cancer Society 37 2.5. Kerangka berpikir 38 2.6. Hipotesis 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 44 3.2. Identifikasi Variabel 45 3.3. Variabel Penelitian 45 3.4. 3.3.1. Dukungan suami 45 3.3.2. Self esteem 47 Populasi dan sampel penelitian 49 vi 3.5. Alat ukur 49 3.5.1.Alat ukur dukungan suami 50 3.5.2.Alat ukur Self esteem 53 3.6. Pengujian alat ukur 57 3.6.1. Uji Validitas alat ukur 58 3.6.2. Uji Reliabilitasalat ukur 60 3.7. Tekik analisis 62 3.7.1.Koefisien korelasi rank Spearman 62 3.7.2.Uji signifikansi 64 3.7.3.Perhitungan Median 65 3.8. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 66 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Statistik 69 4.1.1. Hipotesis statistic yang Diajukan 70 4.1.2. Kriteria Pengujian 70 4.2. Hasil pengolahan data 71 4.2.1. Hasil uji hubungan antara dukungan suami dengan self esteem menggunakan korelasi rank spearman 71 4.2.2. Hasil uji hubungan antara dk suami (aspek emosi) dengan self esteem menggunakan korelasi rank spearman 72 4.2.3. Hasil uji hubungan antara dk suami (aspek penghargaan) dengan self esteem menggunakan korelasi rank spearman 74 vii 4.2.4. Hasil uji hubungan antara dk suami (aspek instrumental) dengan self esteem menggunakan korelasi rank spearman 75 4.2.5. Hasil uji hubungan antara dk suami (aspek informasi) dengan self esteem menggunakan korelasi rank spearman 77 4.2.6. Hasil uji hubungan antara dk suami (aspek jaringan) dengan self esteem menggunakan korelasi rank spearman 78 4.3. Data penelitian berdasatkan perhitungan median 81 4.4. Gambaran Self esteem penderita kanker payudara 4.5. di Bandung Cancer Society 84 Pembahasan 87 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan 93 5.2. Saran 94 DAFTAR PUSTAKA vi LAMPIRAN-LAMPIRAN viii DAFTAR BAGAN Kerangka Pikir 42 ix DAFTAR TABEL Kisi-kisi Alat Ukur Dukungan suami 50 Kisi-kisi Alat Ukur Self Esteem 54 Tabel Reabilitas Guiltford 61 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Dukungan Suami dengan 71 Self esteem Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Dukungan Emosional 73 dengan Self esteem Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Dukungan Penghargaan 74 dengan Self esteem Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Dukungan Instrumental 76 dengan Self esteem Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Dukungan Informasi 77 dengan Self esteem Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Dukungan Jaringan 79 dengan Self esteem Ringkasan Hasil perhitungan korelasi rank Spearman 80 Tabulasi Silang antara Dukungan suami dengan self esteem 86 x DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Alat Ukur Dukungan suami dan self esteem Lampiran 2 : Data Mentah Dukungan suami Lampiran 3 : Data Mentah self esteem Lampiran 4 : Validitas Alat Ukur Dukungan suami Lampiran 5 : Validitas Alat Ukur self esteem Lampiran 6 : Data Mentah Dukungan Istri Setelah Uji Validitas Lampiran 7 : Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara Dukungan suami dengan self esteem Lampiran 8 : Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara Dukungan suami per Aspek dengan self esteem xi Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan harta yang paling berharga. Karena tanpa kesehatan, seseorang tidak dapat menjalani hidup ini dengan semestinya. Misalnya ketika seseorang sakit, hal-hal sederhana seperti makan pun menjadi sulit. Oleh karena itu, banyak orang yang menjaga kesehatanya misalnya dengan berolahraga dan makan makanan yang bergizi. Semua itu hanya sebagai tindakan preventif karena sebagai manusia kita wajib berusaha. Namun, ketika penyakit datang salah satu cara yang dapat dilakukan seseorang adalah mengobatinya agar sehat kembali. Dewasa ini berbagai hal dapat menjadi sumber penyakit. Penyakit pun beraneka ragam, ada penyakit yang bisa disembuhkan dengan mudah seperti flu, batuk, dan diare. Ada juga penyakit yang sulit disembuhkan bahkan sampai menyebabkan kematian seperti AIDS dan kanker. Kanker adalah penyakit yang sulit disembuhkan. Penyakit Kanker pun tidak mengenal status sosial dan dapat menyerang siapa saja. Kanker muncul akibat pertumbuhan tidak normal dari selsel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam perkembangannya, selsel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. (Family’s doctor, 2006). Kanker sering dikenal masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor 1 Bab I Pendahuluan 2 adalah segala benjolan abnormal yang bukan radang. Tumor dapat bersifat jinak (benigna) dan dapat bersifat ganas (maligna). Tumor ganas disebut juga kanker. Kematian yang disebabkan oleh kanker pada tahun 1989, hampir mencapai angka 500.000. Angka itu, 2 % dari keseluruhan kematian. Jumlah ini merupakan urutan kedua setelah kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung (gizinet.com). Menurut hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan RI, kematian yang disebabkan kanker meningkat dari tahun ke tahun ialah: 4,5% pada tahun 1989, 4,6% di tahun 1992, dan 4,9% di tahun 1995 (gizinet.com). Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahun jumlah penderita kanker di dunia bertambah sebanyak 6,25 juta orang. Dalam 10 tahun mendatang diperkirakan 9 juta orang akan meninggal setiap tahun akibat kanker. Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terdapat 100 penderita kanker yang baru dari setiap 100.000 penduduk. Di sisi lain, bila ditinjau dari aspek gender, maka jumlah kaum perempuan yang menderita penyakit kanker menduduki proporsi yang lebih banyak dibandingkan kaum laki-laki. Kenyataan ini paling tidak dapat dilihat dari hasil pendataan yang dilakukan oleh Departement Kesehatan Republik Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia, dan Ikatan Ahli Patologi Indonesia bahwa 64,4% penderita kanker adalah kaum perempuan dan sisanya sebanyak 36,6% adalah pria. (Mangunkusuma, 1995). Di seluruh dunia, diperkirakan jumlah kasus baru 1.550.346 per tahun, dimana 580.000 di antaranya terjadi di negara maju. Maka sisanya yang hampir mencapai satu juta orang itu terjadi di negara berkembang, Bab I Pendahuluan 3 salah satunya di Indonesia. Diprediksi, pada 2020 akan terjadi satu koma lima belas juta kasus baru dan 70% nya terjadi di negara berkembang, akibatnya terjadi 411.000 kematian dan 55% nya terjadi di negara berkembang. Selain itu, data sistem informasi rumah sakit (SIRS) tahun 2007 juga menyebutkan bahwa kejadian kanker payudara di Indonesia mencapai 21,69 % lebih tinggi dari kanker leher rahim yang angkanya hanya mencapai 17,5%. Menurut American Cancer Society, Kanker payudara adalah pertumbuhan sel-sel payudara yang menyimpang sehingga pertumbuhannya menjadi tak terkendali serta dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Gejala awalnya sebetulnya cukup mudah dideteksi, yakni adanya benjolan di payudara. Pada kondisi yang lebih lanjut bisa terjadi lekukan kulit payudara ke dalam dan timbul kerutan yang secara sepintas mirip keriputnya kulit jeruk, karena itu diistilahkan dengan “Peau d’orange”. Gejala lain adalah puting susu tertarik ke dalam, pembengkakan lengan atas, dan keluarnya cairan dari puting susu, berupa cairan putih atau darah. Menurut WHO (World Health Organization) kanker payudara merupakan kanker nomor satu yang paling sering menyerang perempuan diseluruh dunia. Tragisnya angka kematian penderita kanker payudara di Indonesia cukup tinggi. Pasalnya, sebagian besar penderita kanker payudara di Indonesia baru datang berobat setelah stadium lanjut. Jika sudah pada stadium lanjut ini, maka akan sulit mencapai hasil pengobatan yang optimal (Setyawan, 2004). Manusia mempunyai sifat yang holistik, dalam artian manusia adalah makhluk fisik yang sekaligus psikologis yang mana kedua aspek ini saling Bab I Pendahuluan 4 berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Sehingga apa yang terjadi dengan kondisi fisik manusia akan mempengaruhi pula kondisi psikologisnya, dengan kata lain setiap penyakit fisik yang dialami seseorang, tidak hanya menyerang manusia secara fisik saja tetapi juga membawa masalah bagi kondisi psikologisnya. Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh (Hadjam 2000) terhadap pasien kanker menemukan bahwa pasien yang mengalami kanker memperlihatkan adanya stres yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya Hal itu pula yang terjadi pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society, selain merasakan rasa sakit pada tubuhnya, Penderita kanker payudara juga merasakan dampak psikologis pada dirinya. Menurut hasil wawancara yang dilakukan kepada delapan orang penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society, penderita menjadi lebih sensitive kepada orang lain, merasa tidak berharga, sering menyalahkan Tuhan atas penyakit yang diderita , dan merasa tidak kompeten lagi untuk melakukan pekerjaan apapun. Penderita bahkan merasa tidak layak sebagai istri karena payudara sebagai simbol feminitas sudah tak ada dan merasa tidak berharga karena penyakit ini. Menghadapi penderitaan fisik dan mental akibat penyakit yang parah seperti kanker, umumnya pasien memiliki penerimaan diri yang rendah, harga diri yang rendah, merasa putus asa, bosan, cemas, frustasi, tertekan, dan takut kehilangan Bab I Pendahuluan 5 seseorang (Charmaz dalam Radley, 1994). Adanya permasalahan psikologis yang dialami oleh para penderita mengindikasikan bahwa kanker payudara yang dialaminya merupakan suatu kondisi yang sangat menekan dan hal ini menyebabkan self esteem yang rendah. Dalam menentukan tinggi rendahnya self esteem, dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek power, competence, significance, dan virtue. Self esteem yang rendah dapat dibuktikan dengan hal-hal yang dirasakan penderita seperti penderita merasa tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol tingkah laku suami,anak dan orang lain mengindikasikan rendahnya salah satu aspek dalam self esteem yaitu power. Begitu juga penderita merasa kehilangan simbol feminitasnya dan merasa tidak berguna lagi untuk suami yang artinya rendahnya aspek significance. Penderita juga merasa malas dalam menjalankan ibadah, mudah menyakiti hati orang lain, dan tidak dapat bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat yang mengindikasikan rendahnya aspek virtue dalam dirinya. Penderita juga merasa sejak menderita kanker payudara, penderita tidak mampu lagi melaksanakan tugas sebagai istri dan ibu sebagaimana mestinya, karena terjadi penurunan kondisi fisik, hal ini menyebabkan aspek competence dalam self esteem individu rendah. Dalam keadaan psikologi yang kurang baik seperti yang terjadi pada penderita kanker payudara dalam uraian di atas tentunya membutuhkan dukungan sosial untuk membuatnya bangkit dari keadaan yang kurang baik, dukungan sosial yang diharapkan tentunya dari orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, dan orangorang yang ada di sekelilingnya terutama dari suami sebagai orang terdekat dalam Bab I Pendahuluan 6 relasi keluarga. Menurut sebuah studi di jurnal Psycho-Onkologi pada bulan Mei di Tahun 2007, evaluasi peran teman, keluarga dan penyedia layanan kesehatan. itu sangat penting untuk memahami reaksi yang tidak mendukung. Dukungan sosial menjadi krusial bagi pemulihan fisik dan emosional penderita kanker payudara. Selain itu menurut Journal of Clinical Oncology pada edisi Maret 2006, Para peneliti meneliti hubungan dukungan sosial dan kelangsungan hidup setelah diagnosis kanker payudara, dilaporkan bahwa lebih dari dua ribu delapan ratus penderita kanker payudara yang tidak mendapatkan dukungan sosial memiliki dua kali kemungkinan untuk meninggal akibat kanker payudara dibandingkan dengan wanita yang mendapat dukungan sosial. Ini membuktikan dukungan social memiliki salah satu aspek penting untuk kondisi kesehatan penderita kanker payudara. Menurut Sarafino dukungan sosial yang diberikan suami dapat berupa emotional support yang meliputi meliputi ekspresi empati, dan perhatian pada istri yang menderita kanker payudara. Kedua, esteem support yaitu suami membuat istri memiliki perasaan berharga dan bernilai waupun menderita kanker payudara, instrumental support yaitu dukungan suami meliputi bantuan secara langsung yang diperoleh istri berupa menemani istri selama perawatan, dan menyelesaikan tugas dirumah yang tak dapat dikerjakan istri sejak sakit , informational support yaitu pemberian nasehat, pengarahan, saran, dan umpan balik kepada istri yang sedang menderita kanker payudara. Network support yaitu dukungan yang diberikan suami berupa memberikan kesempatan istri untuk Bab I Pendahuluan 7 berinteraksi dengan orang-orang yang mengalami hal serupa dengan istri sehingga dapat membentuk keyakinan istri bahwa tidak hanya dia yang mengami penyakit kanker payudara dan membuat istri lebih percaya bahwa dirinya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dukungan suami yang dihayati oleh istri diharapkan memberikan peranan bagi perkembangan self esteem istri yang menderita kanker payudara. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, dari delapan orang yang diwawancara, enam orang menyatakan mendapatkan dukungan suami membuat penderita memiliki perasaan berharga dan memiliki harapan untuk sembuh yang besar mengingat tidak ingin meninggalkan orang yang dicintainya. Namun, dua diantaranya menyatakan walaupun mendapatkan dukungan sosial suami penderita masih merasa bahwa dirinya tidak memiliki harapan untuk sembuh, tidak memiliki masa depan, dan menyerah dengan kondisi fisiknya. Hal tersebut mengindikasikan penderita memiliki self esteem rendah walaupun penderita telah mendapatkan dukungan suami. Berdasarkan uraian diatas, maka topik penelitian yang akan diajukan adalah : Hubungan antara dukungan sosial suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society (BCS) 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan uraian diatas, Pada penelitian ini terdapat dua variable penelitian yaitu dukungan suami dan self esteem. Mengacu pada teori, Dukungan Bab I Pendahuluan 8 sosial suami merupakan perasaan nyaman, perhatian, penghargaan, serta pertolongan yang diterima oleh istri dari suami (Sarafino, 1994, 102). Menurut Sarafino, dukungan sosial terbagi dalam lima aspek yaitu pertama, emotional support meliputi ekspresi empati, dan perhatian pada istri yang menderita kanker payudara. Kedua, esteem support yaitu suami membuat istri memiliki perasaan berharga dan bernilai waupun menderita kanker payudara, instrumental support yaitu dukungan suami meliputi bantuan secara langsung yang diperoleh istri berupa menemani istri selama perawatan, dan menyelesaikan tugas dirumah yang tak dapat dikerjakan istri sejak sakit , informational support yaitu pemberian nasehat, pengarahan, saran, dan umpan balik kepada istri yang sedang menderita kanker payudara. Network support yaitu dukungan yang diberikan suami berupa memberikan kesempatan istri untuk berinteraksi dengan orang-orang yang mengalami hal serupa dengan istri sehingga dapat membentuk keyakinan istri bahwa tidak hanya dia yang mengalami penyakit kanker payudara dan membuat istri lebih percaya bahwa dirinya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dukungan suami yang dihayati oleh istri diharapkan memberikan peranan bagi perkembangan self esteem istri yang menderita kanker payudara. Menurut Coopersmith, self esteem merupakan evaluasi atau penilaian yang dibuat mengenai kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, dan keberhargaan dirinya sendiri. Self esteem dalam penelitian ini adalah bagaimana penderita kanker payudara Bab I Pendahuluan 9 mengevaluasi dirinya, bahwa dirinya mampu melakukan sesuatu, berarti, dapat sukses dan merasa bahwa dirinya adalah orang yang berharga walaupun dengan penyakit yang sedang dideritanya. Penderita memiliki perasaan mampu mengontrol tingkah laku suami anak dan orang lain berkaitan dengan salah satu aspek dalam self esteem yaitu power. Begitu juga penderita memiliki pandangan positive terhadap dirinya dan merasa berharga walaupun penderita kehilangan simbol feminitasnya, hal ini juga berkaitan dengan aspek significance. Selain itu Penderita juga masih rajin dalam menjalankan ibadah, tidak menyakiti hati orang lain, dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat ini juga berkaitan dengan aspek virtue. Penderita juga masih dapat melakukan aktivitasnya sebagai ibu dan istri walaupun dengan penyakit yang dideritanya. Hal ini berkaitan dengan aspek competence Menurut coopersmith Salah satu aspek yang mendukung self esteem yaitu banyaknya jumlah penerimaan, penghargaan, dan perhatian yang diterima seseorang dari orang yang signifikan dalam hidupnya dalam penelitian ini adalah dukungan yang diberikan suami. Namun bagaimana dukungan ini membuat self esteem penderita menjadi tinggi yaitu penderita merasa berharga,dan bernilai sehingga memunculkan keinginan untuk mencapai kesembuhan yang besar atau dapat juga membuat self esteem tetap rendah karena merasa dukungan itu tidak berarti banyak untuk membuat penderita mencapai kesembuhan. Dengan melihat uraian yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar keeratan hubungan antara Bab I Pendahuluan 10 dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan data empirik tentang derajat keeratan hubungan antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada Bandung Cancer Society, sehingga dapat mengambil tindakan preventif maupun kuratif melalui penyuluhan-penyuluhan mengenai kanker payudara yang isinya tidak hanya membahas masalah fisiologis namun juga membahas masalah psikologis yang terjadi pada penderita kanker payudara. Selain itu penelitian ini juga dapat memberikan pengetahuan pada suami dari penderita untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya dukungan sosial darinya guna membantu kesembuhan istri. Bab II Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN TEORITIS Variabel yang diangkat dalam penelitian ini adalah dukungan sosial suami dengan Self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Supaya terdapat pemahaman yang sama mengenai dukungan sosial suami dan Self esteem juga mengenai informasi tentang kanker payudara 2.1 Dukungan Sosial 2.1.1 Definisi Dukungan Sosial Menurut fitrahnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat yang hidup di tengah-tengah masyarakat dan menjadi bagian dari suatu kelompok tertentu. Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat berdiri sendiri. Tentunya, manusia membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang-orang sekitarnya terutama pada masa-masa sulit. Bantuan dan dukungan yang diberikan oleh orangorang di sekitarnya biasa disebut dengan dukungan sosial. Berikut adalah beberapa definisi dukungan sosial dari beberapa sumber: a. Dukungan sosial adalah keterikatan antara individu dengan keluarga, yang membantu memperbaiki kemampuan adaptasi individu dalam mengatasi tantangan, stres, dan penderitaan (Kaplan & Killilea dalam Kaplan, 1993). 11 Bab II Tinjauan Teoritis b. Dukungan sosial adalah adanya atau tersedianya orang-orang yang dapat diandalkan, serta memperhatikan, mencintai, dan menganggap bahwa kita adalah orang yang berarti (Sarason, Sarason, & Pierce, 1990). c. Dukungan sosial adalah perasaan sebagai anggota dari suatu jaringan sosial komunikasi dan kewajiban mutual. Orang-orang dalam jaringan sosial yang dirasakan adalah mereka yang dapat dipercaya, yang kita tahu bahwa mereka dapat dipercaya, serta menghargai, memperhatikan, dan mencintai kita (Cobb dalam Kaplan, 1993). d. Dukungan sosial adalah perasaan pada individu bahwa ia diberi kenyamanan, diperhatikan, dihargai, dan dibantu oleh orang atau kelompok lain (Sarafino, 1994). 2.1.2 Bentuk Dukungan Sosial Dukungan sosial yang diterima individu terbagi dalam lima bentuk (Cohen & Mckay, 1984; Cutrona & Russel, 1990; House, 1984; Schafer, Coyne & Lazarus, 1981; Wills, 1984; dalam Sarafino, 1994:107-108) yaitu : 1. Dukungan Emosi (emotional support) Dukungan ini berbentuk ekspresi empati, perhatian, dan kepedulian terhadap orang yang bersangkutan, melibatkan perilaku yang menyebabkan orang lain menjadi nyaman dan merasa aman dalam situasi penuh tekanan, meyakinkan seseorang bahwa ia diperhatikan, didukung, menjadi bagian dan dicintai. 12 Bab II Tinjauan Teoritis 2. Dukungan penghargaan (esteem support) Dukungan ini mempresentasikan perilaku yang menunjang perasaan berharga dan perasaan percaya diri dari seseorang, meliputi pengungkapan atas penghargaan akan hal-hal positif dari diri seseorang, membesarkan hati atau persetujuan atas ide-idenya atau perasaannya, perbandingan positif yang dimilikinya dengan orang lain di sekelilingnya. 3. Dukungan instrument (instrumental support) Dukungan ini berupa alat atau bahan pembantu yang nyata, memberikan sumber-sumber yang tepat untuk menghadapi situasi penuh tekanan yang dirasakan seseorang, memberi bantuan langsung atau menolong pada saat seseorang sedang mengalami masalah. 4. Dukungan informasi (informational support) Dukungan ini tampak dalam penyediaan saran atau petunjuk, nasihat, bimbingan, keterangan atau informasi, arahan atau umpan balik mengenai pemecahan yang memungkinkan tentang suatu masalah. 5. Dukungan jaringan (network support) Dukungan ini menyediakan perasaan menjadi anggota dari suatu perkumpulan orang-orang yang saling berbagi kepentingan dan aktivitas sosial. Bentuk dukungan yang diterima dan dibutuhkan oleh seseorang akan berbeda- beda, tergantung pada situasi dan kondisi yang dialami. Diperlukan adanya kesesuaian antara kebutuhan dengan persepsinya mengenai bentuk dukungan yang diterimanya. Jika terjadi kesesuaian, maka bentuk dukungan itulah yang paling 13 Bab II Tinjauan Teoritis efektif baginya. Sarafino (1994) menjelaskan bahwa dukungan sosial bukan berarti pelaksanaan keseluruhan bentuk dukungan sosial. Pelaksanaan salah satu dari kelima bentuk dukungan sosial, sudah dapat diartikan memberikan dukungan sosial. 2.1.3 Hal-hal yang menentukan penerimaan dukungan sosial Tidak semua orang dapat memperoleh dukungan sosial yang mereka perlukan, terdapat banyak factor yang dapat menentukan apakah seseorang menerima dukungan sosial atau tidak (Broadhead et al, 1983, Conel & D’Augelli,1990,Wortman & Dunkel-Schetter,1987 dalam Sarafino,1994) Faktor-faktor tersebut adalah : 1. Faktor yang berkaitan dengan potensi penerimaan dukungan, seperti: a. Senang atau tidak senang menerima dukungan b. Mampu atau tidak mampu membiarkan orang lain tau apa yang diperlukan c. Assertiveness untuk meminta tolong d. Perasaan nyaman atau tidak nyaman dalam menceritakan rahasia kepada orang lain e. Tahu atau ketidaktahuan mengenai siapa yang ditanyai f. Menarik atau tidaknya atau mengundang atau tidaknya untuk dibantu 2. Faktor-faktor yang berkaitan dengan pemberi dukungan, misalnya: a. Ada atau tidaknya sumber yang diperlukan b. Ada atau tidaknya sensifitas akan kebutuhan orang lain 3. Komposisi dan stukutur dari jaringan social 14 Bab II Tinjauan Teoritis Merupakan pertalian yang dimiliki dalam keluarga dan masyarakat (Mitchell,1969,Schefer,Lyne & Lazarus,1981 dalam Sarafino,1994) Misalnya setiap jaringan social berbeda-beda dalam ukuran (jumlah orang yang memiliki kontak teratur) sehingga kontak, komposisi, dan intimasi (kedekatan hubungan dengan individu) orang yang memiliki jaringan social dengan pertalian kualitas dan kuantitasnya tinggi, biasanya lebih memiliki kesempatan untuk menerima dukungan sosial. Konsep operasional dari dukungan sosial adalah “perceived support” (dukungan yang dirasakan) yang memiliki dua elemen dasar, yaitu: a. Persepsi bahwa ada sejumlah orang lain dimana seseorang dapat mengendalikannya pada saat dibutuhkan b. Derajat kepuasan terhadap dukungan yang ada 2.1.4 Pengaruh dukungan sosial terhadap kesehatan Untuk menjelaskan bagaimana dukungan sosial dapat mempengaruhi kesehatan dan kondisi seseorang. Para peneliti telah mengajukan dua buah teori yaitu “Buffering Hypotesis” dan “Direct Hypotesis” dan telah didapat bukti yang konsisten dari penelitian-penelitian yang dilakukan Cohen & Wills,1985, Payne & Jones, 1987; Tholts,1982,Worthman & Dunkel-Schetter,1987 dalam Sarafino 111-112) “Buffering Hypotesis”, menurut teori ini dukungan sosial akan mempengaruhi kesehatan dengan melindungi individu dari efek negatif yang disebabkan adanya stres yang tinggi. Fungsi perlindungan tersebut hanya akan efektif bila individu 15 Bab II Tinjauan Teoritis 16 dihadapkan stressor yang kuat. Bila stressor yang dialami tidak terlalu tinggi maka kurang dapat melindungi individu. Terdapat dua cara dimana “Buffering”ini bekerja (Cohen & Wills,1985), yaitu sebagai berikut: 1. Meliputi proses penilaian kognitif, yaitu ketika individu menghadapi stressor yang kuat, maka individu yang memiliki level dukungan sosial yang tinggi akan menganggap situasi yang dihadapinya sebagai situasi yang tidak menekan dibandingkan mereka yang kurang mendapatkan dukungan sosial. Individu yang tingkat dukungan sosialnya tinggi dapat mengharapkan dukungan dari seseorang yang dikenalnya akan dapat menolong dirinya. Kesimpulannya mereka menilai bahwa mereka akan dapat menghadapi masalah dan memutuskan bahwa situasi tersebut tidak terlalu menimbulkan stress bagi dirinya. 2. Memodifikasi respon individu terhadap stress setelah mereka menilai bahwa situasi yang mereka hadapi adalah situasi yang penuh stress. Individu yang memiliki dukungan sosial akan memiliki seseorang yang menyediakan waktu untuk membantu menyelesaikan masalah, meyakinkan bahwa masalah yang dihadapinya bukanlah segalanya, atau menyemangati mereka untuk melihat “sisi baik” dari keadaan yang sedang mereka hadapi atau melihat “keuntungan yang dimiliki”. Individu yang kurang mendapatkan dukungan sosial tidaklah mendapatkan keuntungan seperti yang diatas. Maka efek negative dari stress akan lebih Bab II Tinjauan Teoritis mempengaruhinya dibandingkan dengan mereka yang mendapatkan dukungan sosial. Teori yang kedua adalah “The Direct Effect Hypotesis” yang menyatakan bahwa dukungan sosial akan memberikan pengaruh positif terhadap kesehatan dan kondisi individu tanpa dipengaruhi oleh besarnya stress yang dialami. Jadi, keuntungan dukungan akan sama baiknya di bawah stressor yang kuat ataupun yang lemah Terdapat beberapa cara dimana ”Direct Effect” dapat berperan sebagai contoh, Individu mendapatkan dukungan yang besar dapat lebih besar merasakan bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok dan memiliki ”Self esteem” dibandingkan mereka yang kurang mendapatkan dukungan. Dukungan ini juga dapat membuat individu menjalani cara hidup yang lebih sehat. 2.2 SELF ESTEEM 2.2.1 Definisi Self-esteem Diri atau self merupakan abstraksi yang dikembangkan individu mengenai atribut,kapasitas, dan aktifitas-aktifitas yang dimiliki. Abstraksi ini direpresentasikan dengan symbol “aku” sebagai gagasan individu tentang dirinya, Konsep ini terbentuk dari pengalaman-pengalaman berdasarkan proses interaksi antara individu dengan lingkungan yang menghasilkan abstraksi mengenai diri, fisik,dan social 17 Bab II Tinjauan Teoritis 18 Dalam psikologi sosial, istilah Self esteem digunakan sebagai bagian dari dimensi afektif dalam self concept, sedangkan dimensi kognitif dalam self concept disebut self image. Para ahli sering menggunakan Self esteem untuk menandakan bagaimana seseorang mengevaluasi dirinya. Evaluasi ini akan memperlihatkan bagaimana penilaian individu tentang penghargaan dirinya, percaya akan kemampuannya, dan adanya pengakuan atau penerimaan dari orang lain. Kata Esteem berasal dari bahasa latin aestimare, yang berarti ”to estimate or to appraise” (menilai). Berikut adalah definisi self-esteem dari beberapa tokoh: 1. ”Self esteem refer to evaluation which the individual makes and customarily maintains with regard to himself: it expresses an attitude of approval or disapproval, and indicates the extent to which individual believes himself to be capable, significant, succesful, and worthy. In short, Self esteem is a personal judgement of worthiness that is expressed in attitudes the individual holds toward himself” Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima, menolak, juga indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartian, kesuksesan, dan keberhargaan. (Coopersmith 1967:4-5) 2. Self-esteem secara singkat dapat didefinisikan sebagai komponen evaluatif terhadap diri sendiri, yang melibatkan affect (perasaan), attitudes (sikap), serta appraisal (penilaian) atau judgment (Rosenberg www.bsos.umd.edu/socy/grad/socypsy/_rosenberg.html). dalam Bab II Tinjauan Teoritis 3. Self-esteem merupakan gambaran mengenai seberapa positif atau negatif individu menilai dirinya (Steinberg, 2002). 4. Self esteem merupakan “hipotetical construct” yang di dalamnya terkandung pengertian mengenai apakah seseorang menerima dirinya, menghormati, memandang dirinya sebagai orang yang berarti (Burns, 1979). 5. Self esteem adalah “personal judgement” mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya (Jerald G. Bachman, 1977) 6. Self esteem adalah keyakinan dalam diri, bahwa individu memiliki kemampuan untuk berpikir dan menghadapi tantangan hidup; serta keyakinan akan adanya hak untuk meraih kesuksesan, kebahagiaan, dan memperoleh kebutuhan atau keinginan (Branden, 1994). Secara singkat Self esteem adalah ”personal judgement” mengenai perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Self esteem adalah sejauh mana individu menilai dirinya sebagai orang yang memiliki kemampuan, berarti, berharga, dan kompeten. 2.2.2 Perkembangan Self esteem Semua orang membangun suatu self image tentang diri mereka yang menuntun dan mengatur penyesuaian diri mereka trhadap dunia luar, image ini 19 Bab II Tinjauan Teoritis 20 membangun interaksi dengan lingkungan dengan merefleksikan penilaian, peferensi, dan shortcoming setting keluarga dan setting sosial tertentu. (Rogers dalam Coopersmith,1967) Lebih lanjut, Coopersmith (1967:37) menerangkan empat factor utama yang memberi peranan pada perkembangan Self esteem, yaitu: a. Banyaknya jumlah penghargaan, penerimaan, dan perhatian yang diterima seseorang dari significant others dalam kehidupannya. Pada kenyataannnya seseorang menilai dirinya seperti apa yng dinilai oleh orang lain. Setiap individu akan berbeda dalam memberikan makna terhadap keberhasilan yang ingin dicapai dalam beberapa area pengalaman. Perbedaan ini merupakan fungsi dari nilai-nilai yang diinternalisasi dari orang tua dan figur signifikan lainnya dalam hidup b. Sejarah dan kegagalan seseorang Keberhasila memiliki makna yang berbeda-beda pada tiap orang. Pemaknaan yang berbeda-beda terhadap keberhasilan ini disebabkan oleh faktor individu dalam memandang kesuksesan dalam suatu seting sosial tertentu kemungkinan lebih memaknakan keberhasilan dalam bentuk pekerjaan, kekuasaan, penghormatan, independensi,dan kemandirian pada konteks social lain, yang lebih dikembangkan makna keberhasilan dalam bentuk kemiskinan, Bab II Tinjauan Teoritis ketidakberdayaan, penolakan, keterikatan kepada suatu bentuk ikatan social dan ketergantungan. Hal ini tidak berarti bahwa masyarakat memiliki nilainilai tertentu mengenai apa yang dianggap berhasil atau gagal dan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut oleh individu c. Nilai-nilai dan aspirasi Setiap individu akan berbeda dalam menentukan cara bagaimana mereka mencapai tujuan yang ingin diraihnya, individu bebas memilih nilainilai. Tetapi karena individu menghabiskan waktu bertahun-tahun dirumah, kelompok teman sebaya dan dilingkungan masyarakat. Hal ini yang akan membawa individu untuk menerima standar nilai yang berbeda, namun, akan tetap menggunakan standar tersebut sebagai prinsip dasar untuk menilai keberartian dirinya. Penilaian diri meliputi perbandingan antara performance dan kapasitas actual dengan aspirasi dan standar personalnya. Jika standar tersebut tercapai, khususnya dalam area tingkah laku yang bernilai, maka individu akan mengumpulkan bahwa dirinya adalah orang yang berharga. d. Sikap-sikap individual dalam merespon evaluasi terhadap dirinya Banyak pengalaman yang merupakan sumber evaluasi diri yang negatif dan sebaliknya banyak pula pengalaman yang menghasilkan penilaian 21 Bab II Tinjauan Teoritis diri yang positif. Individu yang memiliki defenses mampu mengatasi stimulus yang mencemaskan, mampu menjaga ketenangan diri, dan Tingah lakunya efektif Individu dengan Self esteem tinggi memiliki suatu bentuk mekanisme pertahanan diri tertentu yang memberikan individu tersebut kepercayaan diri pada penilaian dan kemampuan dirinya, serta meningkatkan perasaan mampu untuk menghadapi situasi yang menyulitkan 2.2.3 Proses terbentuknya Self esteem Proses terbentuknya Self esteem diawali dengan penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang merupakan hasil interpretasi subjektif individu terhadap umpan balik yang berarti dalam kehidupannya (guru, teman sebaya, atau terutama orang tua) dan perbandingan dengan standar atau nilai kelompok atau budaya (Burns,1974:54) dengan demikian perlakuan dan penilaian orang tua pada masa-masa sebelumnya juga akan mempengaruhi Self esteem individu pada masa akhir (Coopersmith,1967:5) Di dalam Self esteem terkandung pengertian “apa dan siapa diri saya” segala sesuatu yang berhubungan dengan seseorang, selalu mendapat penilaian berdasarkan kriteria dan standar tertentu. Atribut-atribut yang melekat dalam diri individu akan mendapat feedback dari orang lain dalam proses interaksi yang merupakan proses 22 Bab II Tinjauan Teoritis dimana individu menguji performance, kapasitas, dan atribut-atribut dirinya yang memperlihatkan standar dannilai diri yang terinternalisasi dari masyarakat dan orangorang signifikan. Hal ini yang kemudian membetuk gambaran diri. Self esteem mencakup dua proses psikologi yang mendasar (Burns,1993:70-71): 1. Proses dari evaluasi diri (Self evaluation) 2. Proses dari penghargaan diri (Self Worth) Masing-masing proses tersebut saling melengkapi satu sama lain. (Brisset, 1992 dalam Coopersmith,1967) menyatakan bahwa self worth lebih mendasar pada manusia daripada self evaluation. Self esteem dalam hubungannya dengan self evaluation mengacu kepada pembuatan conscious judgement berkenaan dengan arti dan nilai pentingnya seseorang atau segi-segi yang ada pada seseorang. Apapun yang berhubungan dengan kondisi dalam diri seseorang menjadi dasar bagi proses evaluasi yang melibatkan suatu atau kombinasi dari beberapa tujuan, misalnya prestise atau prestasi. 23 Bab II Tinjauan Teoritis 2.2.4 Aspek-aspek Self esteem Ada beberapa pendapat tentang aspek Self esteem (Branden,1969,Brisset 1976 dan Frey,1984 dalam Coopersmith,1967:40) berpendapat bahwa Self esteem mempunyai dua aspek yaitu: 1. Perasaan kompetensi (Perasaan seseorang bahwa ia kompeten untuk hidup) 2. Perasaan berarti (worthy) yaitu perasaan bahwa ia berarti, berharga umtuk hidup Kemudian (Felker,1974 Coopersmith,1967) mnambahkan satu aspek lagi yaitu feeling of belonging, yaitu perasaan dimiliki atau diterima orang lain. (Coopersmith 1967:38-41) memperkenalkan aspek Self esteem yang dapat menimbulkan perasaan sukses yaitu kebajikan (ketaatan terhadap norma dan moral) aspek ini merupakan tambahan dari ketiga aspek yang telah diutarakan (Branden.Brisset,Frey,Felker). Coopersmith (1967:40) mengemukakan aspek-aspek yang terkandung dalam Self esteem menjad 4 komponen yaitu: 1. Power (kekuasaan) Kekuasaan dalam arti kemampuan untuk bisa mengatur dan mengontrol tingkah laku orang lain. Kemampuan ini ditandai 24 Bab II Tinjauan Teoritis dengan adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima individu dari orang lain dan besarnya sumbangan dari pikiran atau pendapat dan kebenarannya 2. Significance (Keberartian) Keberartian yaitu adanya kepedulian, perhatian, dan afeksi yang diterima individu dari orang lain. Hal tersebut merupakan penghargaan dan menarik minat dari orang lain dan penerimaan dan popularitasnya. Keadaan tersebut ditandai dengan kehangatan, keikutsertaan,perhatian, kesukaan orang lain terhadapnya. 3. Virtue (kebajikan) Kebajikan yaitu kemampuan mentaati standar moral dan etika. Ditandai dengan ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang harus dihindari dan melakukan tingkah laku yang diperbolehkan atau diharuskan oleh moral,etika,dan agama. 4. Competence (Kemampuan) Kemampuan dalam arti sukses menuruti tuntutan prestasi ditandai dengan keberhasilan individu dalam mengerjakan bermacammacam tugas dengan baik dari level yang tinggi dan usia yang berbeda 25 Bab II Tinjauan Teoritis 2.2.5 Aspek yang menghambat Self esteem Proses perkembangan Self esteem tidak selalu berjalan mulus tanpa hambatan. Terdapat beberapa factor yang menghambat perkembangan Self esteem menurut Nathaniel Branden (1969), aspek-aspek yang menghambat perkembangan Self esteem adalah 1. Perasaan takut Perasaan takut disini adalah perasaan takut yang berarti fear, dalam kehidupannya sehari-hari individu harus menempatkan diri ditengah-tengah realita. Cara individu menempatkan diri ini berbeda bagi setiap individu. Ada yang menghadapi fakta-fakta kehidupan dengan penuh keberanian, akan tetapi ada juga yang menghadapi dengan perasaan tidak berdaya. Pangkal dari perasaan tidak berdaya ini adalah tanggapan negative diri sendiri, sehingga keluarnya merupakan seseuatu yang negative bagi dirinya. Tanggapan ini menjadikan individu sebagai “his own prisoner” , maka ia akan selalu hidup dalam ketakutan. Ketakutan ini akan mempengaruhi seluruh alam perasaannya sehingga terjadilah guncangan dalam keseimbangan kepribadian. Yaitu suatu keadaan emosi yang labil. Dalam keadaan begitu makan individu tidak dapat berfikir secara wajar, jalan pikirannya palsu dan segala sesuatu diluar diri dipersepsi secara salah. Dengan 26 Bab II Tinjauan Teoritis 27 demikian tindakan-tindakannya menjadi tidak adekuat sebab diarahkan untuk menutupi defisiensi dirinya. Keadaan ini lamakelamaan tidak dapat dipertahankan lagi, yang akhirnya akan menimbulkan anxiety sehingga jelaslah bahwa keadaan ini kurang menunjang perkembangan Self esteem 2. Perasaan bersalah Ada dua macam perasaan bersalah yaitu pertama perasaan bersalah yang dialami individu oleh karena melanggar nilai-nilai moralnya sendiri dan kedua, individu menghayati kesalahannya sebagai suatu pelanggaran terhadap nilai-nilai kehidupannya yang telah ditanamkan dalam dirinya oleh orang yang menguasainya yaitu orang yang individu anggap sebagai orang yang ia hargai maupun sebagai yang ia takuti. Perasaan salah pertama dimiliki oleh individu yang mempunyai pegangan hidup berdasarkan kesadaran dan keyakinan diri atau dengan kata lain individu sendiri telah menentukan kriteria mengenai moral yang baik dan buruk bagi dirinya Perasaan salah kedua adalah merasa salah terhadap suatu kekuasaan seperti umpamanya orang tua. perasaan salah ini bila diatasi dengan cara yang salah seperti dengan cara defensif, di Bab II Tinjauan Teoritis coba untuk dilupakan dan dihilangkan dalam alam bawah sadar, lama kelamaan secara komunikatif akan bertambah besar sehingga suatu ketika egonya menjadi tidak berdaya untuk membendung perasaan-perasaan salah yang ada dalam alam bawah sadarnya. Perasaan ini kemudian menjelma dalam bentuk anxiety yang merupakan unsur penghambat bagi perkembangan kepercayaan akan diri sendiri akhirnya. Keadaan ini akan mengancam individu, yang bila terus menerus dialami akan menjadi patologis. Jelas bahwa dalam keadaan demikian Self esteem kurang bisa berkembang. 2.2.6 Tingkatan Self esteem Tingkat Self esteem antar individu dengan yang lainnya berbeda selanjutnya (Coopersmith 1967:10) berdasarkan penelitiannya tentang Self esteem terhadap 1748 remaja dan menggunakan tiga buah indeks Self esteem yaitu self evaluation, pengamatan guru disekolah, dan projective test, untuk mendapatkan data mengenai Self esteem ini ia mencarinya dari test laboratorium (untuk mengukur tentang memori subjek, tingkat aspirasi, respon terhadap strees) tes klinis dan wawancara yang muncul, ia kemudia mengulas krakteristik umum yang tampak pada individu dengan berbagai tingkat Self esteem, yaitu: 28 Bab II Tinjauan Teoritis 1. Self esteem tinggi Individu yang memiliki Self esteem tinggi yaitu individu yang puas dengan karakter dan kemampuan diri. Adanya penerimaan dan penghargaan diri yang positif, ini memberikan rasa aman dalam menyesuaikan diri atau bereaksi terhadap stimulus dari lingkungan sosial Individu mempercayai persepsi diri sendiri. Sehingga, tidak terpaku pada kesukaran-kesukaran personal. Pendekatan mereka terhadap orang lain menunjukan harapan-harapan yang secara positif dapat mereka terima. Mereka tidak sensitif terhadap kritik dan lingkungannya. Tapi, menerima dan mengharapkan masukan verbal dan non verbal dari orang lain untuk menilai dirinya. Mereka mempertimbangkan diri mereka sebagai individu yang bernilai, penting, dan berharga. Mereka mempercayai pandangan serta pengalaman diri sebagai nyata (real) dan benar (true), terdapat kekonsistenan akan persepsi dan pandangan yang mereka miliki serta mampu mengendalikan pengaruh dari orang lain. 2. Tingkat Self esteem rendah Individu memiliki “lack of confidence” dalam menilai kemampuan dan atribut-atribut dalam dirinya. Adanya penghargaan diri yang buruk ini, membuat individu tidak mampu untuk mengekspresikan diri dalam lingkungan sosialnya. Mereka tidak puas dengan karakteristik dan 29 Bab II Tinjauan Teoritis 30 kemampuan-kemampuan dirinya sehingga ketidakpastian dan ketidakyakinan diri ini menumbuhkan rasa tidak aman terhadap keberadaan diri mereka dilingkungannya. Kondisi ini mempengaruhi penyesuaian diri mereka di lingkungan sosialnya. Mereka merupakan individu yang pesimis yang perasaannya dikendalikan oleh peristiwaperistiwa eksternal. Merasa tidak mampu dalam menghadapi sesuatu yang menuntut kemampuannya. Sehingga, individu cenderung dependen,pasif, dan tidak mau berpartisipasi serta bersikap konform terhadap lingkungannya. Individu merasa terasing, tidak disayangi, tidak mampu mengekspresikan atau mempertahankan diri mereka dan terlalu lemah untuk mengatasi kekurangan mereka. Peka terhadap kritik, terbenam di dalam masalah-masalahnya menyembunyikan diri dari interaksi social yang mungkin akan konfromitas lebih lanjut tentang ketidak kompetenan yang mereka bayangkan. Perbedaan gaya berespon terhadap diri sendiri dan orang lain menyatakan kondisi Self esteem yang tinggi-rendah. Mereka mungkin mengalami peristiwa yang sama, namun dengan perbedaan tingkat Self esteem ini akan signifikan berhubungan dengan pola-pola dan gaya berespon seseorang dalam beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Bab II Tinjauan Teoritis 2.3. Kanker Payudara 2.3.1. Pengertian kanker payudara Payudara atau mammae merupakan suatu bentuk unik dari makhluk menyusui, sehingga makhluk menyusui disebut mamalia. Payudara berisikan darah dan pembuluh-pembuluh getah bening. Pembuluh getah bening ini, terkumpul menjadi satu, yaitu kelenjar getah bening. Kumpulan kelenjar getah bening ini, ditemukan di bawah lengan, diatas tulang selangka dan dada. Payudara merupakan kelenjar tuboalveolar yang bercabang-cabang dan terdiri dari 15-20 lobus. Payudara sendiri terdiri dari 3 unsur yaitu 1. Kelenjar yang merupakan penghasil air susu 2. Saluran kelenjar, yang menyalurkan air susu 3. Jaringan penunjang, yang merupakan anyaman yang mengikat kelenjar-kelenjar menjadi satu kesatuan sehingga tidak tercerai-berai Hal tersebut menyebabkan sejak zaman dahulu sampai saat ini, payudara dianggap sebagai symbol kewanitaan dan kesuburan bagi seorang wanita, selain berfungsi sebagai penghasil air susu, payudara juga mempunyai fungsi sebagai: 1. Simbol kewanitaan 2. Fungsi erotik atau seksual terhadap lawan jenis 31 Bab II Tinjauan Teoritis Oleh karena itu, adanya penyakit atau pembedahan pada payudara menimbulkan ketakutan bagi setiap wanita, misalnya saja pada penderita kanker payudara Kanker payudara adalah pertumbuhan sel-sel payudara yang menyimpang sehingga pertumbuhannya menjadi tak terkendali serta dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Gejala awalnya sebetulnya cukup mudah dideteksi, yakni adanya benjolan di payudara. Pada kondisi yang lebih lanjut bisa terjadi lekukan kulit payudara ke dalam dan timbul kerutan yang secara sepintas mirip keriputnya kulit jeruk, karena itu diistilahkan dengan “Peau d’orange”. Gejala lain adalah puting susu tertarik ke dalam, pembengkakan lengan atas, dan keluarnya cairan dari puting susu, berupa cairan putih atau darah. Menurut WHO (World Health Organization) kanker payudara merupakan kanker nomor satu yang paling sering menyerang perempuan diseluruh dunia. Tragisnya angka kematian penderita kanker payudara di Indonesia cukup tinggi. Pasalnya, sebagian besar penderita kanker payudara di Indonesia baru datang berobat setelah stadium lanjut. Jika sudah pada stadium lanjut ini, maka akan sulit mencapai hasil pengobatan yang optimal (Setyawan, 2004). Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut: 32 Bab II Tinjauan Teoritis 33 1. Non-invasif karsinoma o Non-invasif duktal karsinoma o Lobular karsinoma in situ 2. Invasif karsinoma o o Invasif duktal karsinoma Papilobular karsinoma Solid-tubular karsinoma Scirrhous karsinoma Special types Mucinous karsinoma Medulare karsinoma Invasif lobular karsinoma Adenoid cystic karsinoma karsinoma sel squamos karsinoma sel spindel Apocrin karsinoma Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia Tubular karsinoma Sekretori karsinoma Lainnya 3. Paget's Disease Bab II Tinjauan Teoritis 2.3.2. Stadium Kanker Payudara Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons). Pada sistem TNM TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan 34 Bab II Tinjauan Teoritis pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut: • T (tumor size), ukuran tumor: o T 0: tidak ditemukan tumor primer o T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang o T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm o T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm o T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama • N (node), kelenjar getah bening regional (kgb): o N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla o N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan o N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan o N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum • M (metastasis), penyebaran jauh: o M x: metastasis jauh belum dapat dinilai o M 0: tidak terdapat metastasis jauh o M 1: terdapat metastasis jauh 35 Bab II Tinjauan Teoritis Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut: • Stadium 0: T0 N0 M0 • Stadium 1: T1 N0 M0 • Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0 • Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0 • Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0 • Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0 • Stadium III C: Tiap T N3 M0 • Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1 2.3.3. Pengobatan kanker payudara Penanganan kanker payudara pada dasarnya terbagi atas pengobatan yang bersifat kuratif, yaitu suatu cara pengobatan dengan mengambil tumor atau jaringan yang rusak saja. Tindakan kuratif dilakukan untuk mencegah metastasis ke daerah lain. Selain itu, ada juga pengobatan yang bersifat paliatif. Merupakan tindak lanjut dari kuratif dengan mengangkat tumor beserta selruh jaringan disekitarnya yang memiliki potensi untuk tumbuh kanker kembali. Penggunaan dari kedua sifat 36 Bab II Tinjauan Teoritis pengobatan tersebut tergantung pada stadium klinis dari kanker yang diderita seseorang. 2.4. Bandung Cancer Society (BCS) Bandung Cancer Society (BCS) adalah lembaga sosial yang mempunyai kepedulian terhadap masalah sosial yang berkembang di masyarakat khususnya penyakit kanker. Sejak tahun 2007, BCS melakukan pendampingan dan pemberdayaan terhadap sekelompok penderita kanker. Visi dari Bandung Cancer Society ini adalah menjadi pusat untuk berkumpul, berbagi pengalaman dan informasi khususnya yang berkaitan dengan kanker, sedangkan misinya adalah meningkatkan kepedulian terhadap penderita kanker khususnya di Bandung dan sekitarnya dengan cara memberi bsntuan secara moril. Kegiatan Bandung Cancer Society dalam pendampingan dan pemberdayaan kelompok kanker, antara lain: 1. Mengunjungi penderita kanker yang akan atau sedang mengalami pengobatan 2. Mengadakan pertemuan rutin dua bulan sekali 3. Mengadakan pertemuan untuk kelompok kanker tertentu 4. Mengadakan ceramah dengan mengundang pembicara khusus 5. Aksi sosial 6. Mengadakan penyuluhan tentang kanker 37 Bab II Tinjauan Teoritis 7. Rekreasi dan olah raga bersama 2.5. Kerangka berpikir Kanker payudara adalah pertumbuhan sel-sel payudara yang menyimpang sehingga pertumbuhannya menjadi tak terkendali serta dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kanker Payudara merupakan kanker nomor satu yang paling sering menyerang perempuan diseluruh dunia. Kanker payudara juga merupakan kanker pertama yang paling sering menyebabkan kematian. Selain mendapatkan permasalahan pada fisiknya dikarenakan kanker yang dideritanya, terdapat permasalahan psikologis. Permasalahan Psikologis muncul pertama kali ketika pasien diberitahu bahwa dirinya menderita penyakit kanker payudara. Dari hasil wawancara dengan penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society, didapat data bahwa setelah mengalami sakit penderita menjadi lebih sensitif kepada orang lain, merasa tidak berharga, sering menyalahkan Tuhan atas penyakit yang diderita , dan merasa tidak kompeten lagi untuk melakukan pekerjaan apapun. Penderita bahkan merasa tidak layak sebagai istri karena payudara sebagai simbol feminitas sudah tak ada dan merasa tidak berharga karena penyakit ini. Kondisi fisik dan psikologis yang buruk ini akan menyebabkan takut berkepanjangan yang akan menyebabkan kecemasan ataupun ketidakpastian hidup, kadang juga merasa putus asa. Kondisi ini dirasakan berat bagi penderita kanker payudara dan penderita memerlukan dukungan. Hal ini 38 Bab II Tinjauan Teoritis sejalan dengan Teori ”Buffering Hypothesis” , Dukungan sosial akan mempengaruhi kesehatan dengan melindungi individu dari efek negatif yang disebabkan karena adanya stress yang tinggi. Meliputi proses penilaian kognitif, yaitu ketika individu menghadapi stessor yang kuat, maka individu yang memiliki level dukungan sosial yang tinggi akan menganggap situasi yang dihadapinya sebagai situasi yang tidak menekan dibandingkan mereka yang kurang mendapatkan dukungan sosial., (Cohen & Wills, 1985; Worthman & Dunkel-Schetter,1987) Salah satu dukungan yang paling mudah didapatkan adalah dukungan suami sebagai orang terdekat dalam suatu relasi perkawinan. Dukungan suami merupakan perasaan nyaman, perhatian, penghargaan, serta pertolongan yang diterima oleh istri dari suami (Sarafino, 1994). Menurut Sarafino, dukungan sosial terbagi dalam lima aspek yaitu pertama, emotional support dari suami yang dimana dalam penelitian ini meliputi menghibur ketika istri yang menderita kabker payudara merasa sedih. Kedua, esteem support yaitu suami mendengarkan pendapat istri walaupun istri menderita kanker payudara. instrumental support yaitu dukungan suami meliputi bantuan secara langsung seperti mengantar istri ke dokter. informational support yaitu dukungan suami meliputi suami meberikan info-info seputar kesehatan kepada istri. Network support yaitu dukungan yang diberikan suami berupa memberikan kesempatan istri untuk berinteraksi dengan orang-orang yang mengalami hal serupa dengan istri sehingga dapat membentuk keyakinan istri bahwa tidak 39 Bab II Tinjauan Teoritis hanya dia yang mengalami penyakit kanker payudara dan membuat istri lebih percaya bahwa dirinya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Adanya dukungan suami diharapkan penderita menilai bahwa ada orang yang dapat diandalkan bila penderita membutuhkan bantuan, ada yang memberi support untuk sembuh, dan memberikan kekuatan dalam menghadapi penyakit yang sedang di deritanya, hal ini berkaitan dengan proses self evaluation sehingga membentuk suatu penilaian mengenain dirinya. Bagaimana penderita kanker payudara percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan, dirinya diakui dan diterima oleh orang lain atau hal ini biasa dikenal dengan sebutan Self esteem Dukungan sosial suami diharapkan dapat memberi kontribusi bagi perkembangan Self esteem istri. Menurut Coopersmith, Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya, terutama mengenai sikap menerima dan menolak, dan indikasi besarnya kepercayaan individu kemampuannya, keberartiannya, kesuksesan, dan keberhargaan. Secara singkat, Self esteem merupakan perasaan berharga atau berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya. Orang-orang dengan Self esteem tinggi pada penderita kanker payudara adalah ketika penderita mampu menahan diri agar tidak sensitif terhadap orang lain, merasa berharga, dapat menyelesaikan pekerjaannya sendiri, lebih menderkatkan diri kepada Tuhan. Sebaliknya penderita yang memiliki Self esteem rendah, ketika penderita menjadi lebih sensitif terhadap orang lain, merasa tidak berharga, 40 Bab II Tinjauan Teoritis 41 merasa tidak kompeten melakukan pekerjaan apapun, seringkali menyalahkan Tuhan atas penyakit yang diderita Self esteem yang tinggi akan membantu penderita kanker payudara untuk memiliki pandangan positive untuk kesembuhannya dan membuat hidup penderita kanker lebih produktif walau mengidap kanker payudara. Self esteem yang sehat sangatlah penting karena bagaimana seseorang mengevaluasi mengenai dirinya berpengaruh dalam setiap aspek kehidupan seperti dalam pekerjaan, dealam hubungan dengan lawan jenis, dan hubungan dengan orang lain. Self esteem juga merupakan pondasi membuat seseorang dapat menikmati kehidupannya. (Nathaniel Branden, 1987;10) Secara skematis, kerangka berpikir ini dapat digambarkan pada bagan berikut: Bab II Tinjauan Teoritis 42 Stressor: Didiagnosa mengidap kanker Wanita penderita kanker payudara: -lebih sensitif kepada orang lain -merasatidak berharga -menyalahkan tuhan atas penyakit yang dideritanya -merasa tidak kompeten untuk melakukan pekerjaan apapun Dukungan sosial Suami meliputi: -menghibur ketika penderita merasa sedih -mau mendengarka n pendapat istri -mengantar istri ke dokter -memberikan nfo seputar kesehatan -mengijinkan istri berkumpul dengan sesame penderita kanker positf negatif Self esteem Tinggi: -mampu menahan diri agar tidak sensitif terhadap orang lain -merasa berharga -dapat menyelesaikan pekerjaannya sendiri -lebih menderkatkan diri kepada Tuhan Self esteem Rendah: -menjadi lebih sensitif terhadap orang lain -merasa tidak berharga -merasa tidak kompeten melakukan pekerjaan apapun -seringkali menylahkan Tuhan atas penyakit yang diderita Bab II Tinjauan Teoritis 2.6. Hipotesis Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut ”semakin tinggi dukungan suami maka semakin tinggi Self esteem Penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society.” 43 Bab III Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana keeratan hubungan antara dukungan suami dengan Self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental dengan menggunakan metode korelasional Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variable. Dengan teknik korelasi ini seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variabel lain. Besarnya atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi ( Arikunto, 2003 : 326). Tujuan Penelitian korelasional adalah untuk menditeksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi. Ciri-ciri penelitian korelasional: a. Penelitian ini cocok dilakukan dengan variabel-variabel yang diteliti rumit atau tak dapat diteliti dengan metoda eksperimen. b. Studi yang dilakukan memungkinkan untuk pengukuran beberapa variabel dan saling hubungan secara serentak dalam keadaan realistik 44 Bab III Metodologi Penelitian 45 c. Apa yang diperoleh adalah taraf tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada tidaknya saling hubungan tersebut. Berbeda dengan penelitian eksperimen yang dapat memperoleh ada tidaknya efek tertentu. 3.2. Identifikasi Variabel Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah : Variabel Pertama: Dukungan sosial suami Variabel Kedua : Self-esteem 3.3 Varibel Penelitian 3.3.1. Dukungan suami 3.3.1.1 Definisi konseptual Dukungan sosial adalah perasaan nyaman, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima seseorang dari orang atau kelompok lain (Sarafino, 1994). Lima aspek yang terkandung dalam dukungan sosial yaitu dukungan emosional (emotional support), penghargaan (esteem support), bantuan langsung (instrumental support), pemberian informasi (informational support), diterima menjadi bagian komunitas (network support). Pada penelitian ini, dukungan sosial yang dimaksud Bab III Metodologi Penelitian 46 adalah dukungan yang berasal dari suami sebagai orang terdekat dalam relasi keluarga dari penderita kanker payudara. 3.3.1.2 Definisi operasional Dukungan sosial suami dalam penelitian ini adalah derajat penghayatan istri tentang pemahaman dan pengertian yang diberikan suami terhadap apa yang dirasakan istri. dan kesediaan suami untuk memberikan bantuan verbal maupun non verbal dan bantuan yang berupa tindakan maupun materi sehingga timbul keyakinan bahwa dirinya diperhatikan, dihargai, dan dicintai. Dukungan tersebut meliputi: 1. Emotional support derajat penghayatan istri tentang suami dapat memahami dan mengerti apa yang dirasakan istri (empati), kepedulian serta kesediaan untuk mendengarkan isi hati mereka (caring) dan memberikan semangat untuk berjuang melawan penyakitnya. 2. Esteem support, derajat penghayatan istri meliputi ekspresi penghargaan yang dihayati positif oleh istri yang menderita kanker payudara dari suaminya, memberikan pujian dan menghargai pendapat yang istri ajukan. 3. Instrumental support, derajat penghayatan istri meliputi pemberian dukungan yang terlihat langsung secara nyata, seperti bantuan finansial, menemani istri selama perawatan, serta membantu istri menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Bab III Metodologi Penelitian 47 4. Informational support yaitu, derajat penghayatan istri meliputi suami memberikan informasi serta memberikan nasihat atau umpan balik atau saran yang berkaitan dengan penyakit kanker. 5. Network support, derajat penghayatan istri meliputi suami membuat istri merasa diterima menjadi bagian dari kelompok, membuat istri memiliki teman berbagi pengalaman dan beraktifitas. 3.3.2. Self-esteem 3.3.2.1 Definisi konseptual Self esteem merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima, menolak, juga indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kemampuannya, keberartian, kesuksesan, dan keberhargaan. (Coopersmith 1967:4-5) 3.3.2.2 Definisi operasional Self esteem yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tinggi rendahnya evaluasi atau penilaian yang dibuat istri yang menderita kanker payudara mengenai kebiasaan memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak dan indikasi besarnya kepercayaan individu terhadap kekuasaan, keberartian, kebajikan, serta kemampuan yang dimilikinya dalam menghadapi penyakit kanker yang dideritanya. Adapun yang dapat diukur dari aspek-aspek self esteem yaitu: Bab III Metodologi Penelitian 48 1. Power (kekuasaan) Yaitu tinggi rendahnya evaluasi penderita kanker payudara untuk dapat mengontrol tingkah lakunya sendiri dan orang lain, serta adanya pengakuan dan penghormatan yang diterima individu dari orang lain 2. Significance (Keberartian) Yaitu tinggi rendahnya evaluasi penderita kanker payudara mengenai adanya kepedulian,perhatian, dan cinta yang diterimanya dari orang lain ditandai dengan kehangatan, keikutsertaan,perhatian dan kesukaan orang lain yang dirasakannya 3. Virtue (Kebajikan) Yaitu tinggi rendahnya evaluasi dari kebiasaan penderita kanker akan ketaatan dalam menjalankan ibadah, tidak menyakiti hati orang lain, dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat. 4. Competence (kemampuan) Yaitu tinggi rendahnya evaluasi penderita kanker mengenai keyakian dirinya dapat mengerjakan berbagai macam tugas sesuai dengan peran dan usianya, mampu mencapai prestasi tanpa dipengaruhi orang lain, juga masih aktif di lingkungan sosial dan masih memiliki kepercayaan diri untuk bersaing dengan lingkungannya. Bab III Metodologi Penelitian 49 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian 3.4.1 Populasi Penelitian Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya. (Arikunto, 2003 : 128). Populasi dalam penelitian ini adalah 50 penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Dari jumlah populasi tersebut, untuk memperkecil peluang kesalahan diambil jumlah sampel sebanyak 15 orang dengan karakteristik sampel yang dijadikan subjek penelitian adalah sebagai berikut : a. Anggota Bandung Cancer Society yang mengidap kanker payudara b. usia 29-40 tahun, karena pada rentang usia tersebut merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola kehidupan dan harapan baru seperti tugastugas perkembangan untuk mendapatkan pekerjaan atau menjalin suatu hubungan untuk menikah. 3.5 Alat Ukur 3.5.1 Alat Ukur Dukungan Suami Alat ukur dukungan suami yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori dukungan sosial yang dikemukakan oleh Sarafino (1994). Alat ukur yang digunakan jenisnya Kuesioner (angket). Bab III Metodologi Penelitian 50 Menurut Suharsimi Arikunto Kuisioner adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara menjawab juga dilakukan tertulis (Arikunto,2003:135). Kuesioner ini terdiri dari item-item yang mewakili dimensi-dimensi dukungan suami, yaitu: dukungan emosi (emotional support), dukungan penghargaan (esteem support), dukungan instrumental (instrumental support), dukungan informasi (informational support), dan dukungan jaringan (network support). Kisi-kisi alat ukur dukungan suami dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.5.1 Kisi-Kisi Alat Ukur Dukungan Suami Aspek Indikator Dukungan Emosi Derajat tentang + penghayatan kesediaan istri 8, 20,27, 46,48 7, 15, 17 suami memahami apa yang dirasakan istri Derajat penghayatan tentang kesediaan istri 34, 39 suami mendengarkan isi hati istri 25, 67,69 Bab III Metodologi Penelitian 51 Derajat penghayatan tentang kesediaan istri 44, 68 16, 47 suami memberikan semangat Dukungan Derajat penghayatan Penghargaan tentang kesediaan istri 36,28 21,10 suami memberikan Pujian Derajat penghayatan tentang kesediaan istri 9, 38, 45 1,19, 41 suami menghargai pendapat istri Dukungan Derajat penghayatan instrumental tentang kesediaan istri 3,5, 29,33,50 suami memberikan bantuan materil selama perawatan Derajat penghayatan tentang kesediaan memberikan bantuan selama perawatan istri 13,18,52,56 suami moril 51,55,57 Bab III Metodologi Penelitian 52 Derajat penghayatan tentang kesediaan istri 30,66 53.54 suami membantu tugas istri Dukungan Derajat penghayatan informasi tentang kesediaan istri 4, 6, 22 37, 59 ,62 ,64 suami memberikan informasi Derajat penghayatan tentang kesediaan istri 11, 12, 23, 42, 2,61,63 suami 58 memberikan nasihat, umpan balik atau saran Dukungan Derajat penghayatan jaringan tentang kesediaan istri 14,24,40,60 31, 35,65 suami membuat istri merasa menjadi bagian dari kelompok Derajat penghayatan tentang kesediaan istri 26, 32 suami membuat istri memiliki teman berbagi beraktifitas pengalaman dan 43, 49 Bab III Metodologi Penelitian 53 Sistem penilaian yang dipakai, sesuai dengan metode skala likert, dengan empat pilihan jawaban yang telah disediakan untuk setiap item yaitu : SS (Sangat Sesuai), S ( Sesuai ), KS ( Kurang Sesuai ), TS ( Tidak Sesuai ). • Bobot nilai yang diberikan untuk item positif adalah sebagai berikut : Nilai 4 untuk jawaban SS ( Sangat Sesuai ) Nilai 3 untuk jawaban S ( Sesuai ) Nilai 2 untuk jawaban KS ( Kurang Sesuai ) Nilai 1 untuk jawaban TS ( Tidak Sesuai ) • Bobot nilai yang diberikan untuk item negatif adalah sebagai berikut : Nilai 1 untuk jawaban SS ( Sangat Sesuai ) Nilai 2 untuk jawaban S ( Sesuai ) Nilai 3 untuk jawaban KS ( Kurang Sesuai ) Nilai 4 untuk jawaban TS ( Tidak Sesuai ) 3.5.2 Alat Ukur Self esteem Variabel self-esteem diukur dengan menggunakan kuisioner yang diadaptasi dari Self esteem inventory dari Coopersmith. Item-item pada skala tersebut dimodifikasi sesuai dengan kondisi subjek Pengukuran variabel Self esteem menggunakan teknik skala Likert. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survey. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Bab III Metodologi Penelitian 54 Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia. Kisi-kisi alat ukur Self esteem penderita kanker payudara dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.5.2 Kisi-kisi Alat Ukur Self esteem kanker payudara Aspek Power Indikator + Penderita merasa mampu 1,9,11,21, 25 4,30,34 mengontrol tingkah lakunya sendiri dan orang lain Penderita merasa adanya 3,17,29 pengakuan serta penghormatan yang diterima nya dari suami, anak, dan orang lain 2,32 Bab III Metodologi Penelitian 55 Significance Penderita kanker payudara 5,13,19,31,35,39 merasa adanya kepedulian dan perhatian 10,22,26,36,40,46,4 8,50,52 yang diberikan oleh orang lain serta merasa dirinya dicintai oleh orang lain Penderita masih rajin dalam 15,23,41 12,14,36 menjalankan ibadah, tidak menyakiti hati orang lain, Virtue dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat. Competence Penderita merasa mampu 7,27,37,43 mengerjakan 6,16,20,42 berbagai macam tugas sesuai dengan peran yang dimilikinya dan usianya Penderita merasa mampu 49,51,53,54 mencapai suatu prestasi tanpa dipengaruhi orang lain 18,28,44 Bab III Metodologi Penelitian 56 Penderita masih aktif berada di lingkungan sosial dan 8,24 33,45,47 masih memiliki kepercayaan diri untuk bersaing dengan lingkungannya Sistem penilaian yang dipakai, sesuai dengan metode skala likert, dengan empat pilihan jawaban yang telah disediakan untuk setiap item yaitu : SS ( Sangat Sesuai ), S ( Sesuai ), KS ( Kurang Sesuai ), TS ( Tidak Sesuai ). o Bobot nilai yang diberikan untuk item positif adalah sebagai berikut : Nilai 4 untuk jawaban SS ( Sangat Sesuai ) Nilai 3 untuk jawaban S ( Sesuai ) Nilai 2 untuk jawaban KS ( Kurang Sesuai ) Nilai 1 untuk jawaban TS ( Tidak Sesuai ) o Bobot nilai yang diberikan untuk item negatif adalah sebagai berikut : Nilai 1 untuk jawaban SS ( Sangat Sesuai ) Nilai 2 untuk jawaban S ( Sesuai ) Nilai 3 untuk jawaban KS ( Kurang Sesuai ) Nilai 4 untuk jawaban TS ( Tidak Sesuai ) Bab III Metodologi Penelitian 57 3.6 Pengujian Alat Ukur Setelah alat pengukur selesai disusun dan diulas, selanjutnya kita harus melakukan uji coba di lapangan. Di dalam melaksanakan uji coba, kita menyajikan pertanyaan atau pernyataan yang telah kita susun kepada sekelompok responden. Hasil-hasil uji-coba ini kemudian akan digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur yang telah kita susun memiliki validitas dan reliabilitas. Suatu alat pengukur yang baik harus memiliki validitas dan reliabilitas. Pada umumnya tandatanda yang dipergunakan untuk menyatakan validitas dan reliabilitas suatu alat ukur adalah melalui perhitungan angka-angka koefisien korelasi dari 0 sampai 1,00. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi item berdasarkan norma Guilford (Subino, 1987:115), adalah: Tabel 3.6 Derajat Korelasi Guilford (1965) Koefisien Derajat Hubungan 0,00- 0,20 Korelasi lemah sekali 0,21-0,40 Korelasi rendah 0,41-0,70 Korelasi cukup berarti 0,71-0,90 Korelasi cukup tinggi 0,90-1,00 Korelasi sangat tinggi Bab III Metodologi Penelitian 58 3.6.1 Uji Validitas Alat Ukur Validitas adalah pengujian yang bertujuan untuk menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan, mampu mengukur apa yang akan diukur. (Arikunto,2003:219). Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila tes tersebut memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud tes tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran merupakan tes yang memiliki validitas yang rendah. Hal lain yang penting dalam konsep validitas adalah kecermatan dalam pengukuran. Tes yang validitasnya tinggi tidak saja akan menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, tetapi juga dengan kecermatan yang tinggi dalam mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada dalam atribut yang akan diukur Untuk melihat derajat validitas alat ukur, digunakan teknik korelasi dengan metoda rank Spearman dimana dihitung nilai korelasi antara skor tiap item dengan skor total. Untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut memiliki validitas, ada beberapa langkah yang harus dilakukan (Siegel,1994:263) 1. Membuat rangking pada kedua unit variabel yang akan diuji korelasinya masing-masing dengan urutan nilai skor terkecil sampai terbesar Bab III Metodologi Penelitian 59 2. Mencari nilai di dengan cara mengurangirangking variabel satu dengan rangking variabel dua untuk setiap variabel 3. Menghitung nilai di2 untuk setiap subjek dengan menjumlahkan angka 2 tersebut untuk seluruh subjek sehingga didapat di2 4. Mencari koefisien korelasi setiap item dengan menggunakan rumus koefisien korelasi dari rank Spearman (rs) sebagai berikut ∑X rs = 2 2 + ∑ Y 2 − ∑ d12 ∑ X .∑Y 2 2 Dimana: rs = koefisien korelasi rank Spearman ∑x = faktor korelasi variabel x ∑y = factor korelasi variable y d1 = selisih variabel x dan y Untuk melihat rs tabel digunakan tabel P, dengan demikian item yang memiliki nilai korelasi lebih besar dari nilai korelasi rs tabel dikatakan sebagai item yang valid. Bab III Metodologi Penelitian 60 3.6.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur Konsep reliabilitas berlandaskan pada konsistensi skor yang dicapai individu yang sama dalam atribut psikologis yang sama, walaupun diukur pada waktu yang berbeda ataukah menggunakan instrument yang berbeda. (Noor,2009:148) Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam menguji reliabilitas adalah teknik belah dua (Split half ), dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menyajikan alat pengukur kepada sejumlah responden, kemudian dihitung validitas itemnya. Item-item yang valid dikumpulkan menjadi satu, yang tidak valid dibuang. 2. Membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua belahan. Belahan pertama berisi item yang bernomor ganjil sedangkan belahan kedua berisi item yang bernomor genap. 3. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan. Langkah ini akan menghasilkan dua skor total untuk masing-masing responden yaitu skor total belahan pertama dan skor belahan kedua. 4. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor total belahan kedua dengan teknik korelasi rank spearman dengan menggunakan metode SPSS 18.0, maka didapatlah nilai rs tt. 5. Setelah didapat angka korelasinya (rs tt), lalu cari angka reliabilitas untuk keseluruhan item yang disebut rstot dengan rumus : Bab III Metodologi Penelitian 61 rs tot = 2(rs tt ) 1 + rs tt Keterangan : rs tot = Angka reliabilitas keseluruhan item rs tt = Angka korelasi belahan pertama dengan belahan kedua. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi item berdasarkan norma Guilford (Subino,1987:115), adalah: Tabel 3.6.2 Derajat Korelasi Guilford (1965) Koefisien Derajat Hubungan 0,00-0,20 Derajat reliabilitas hampir tak ada 0,21-0,40 Derajat reliabilitas rendah 0,41-0,70 Derajat reliabilitas sedang 0,71-0,90 Derajat reliabilitas tinggi 0,91-1,00 Derajat reliabilitas tinggi sekali Bab III Metodologi Penelitian 62 3.7 Teknik Analisis 3.7.1 Koefisien Korelasi rank Spearman Untuk menguji signifikansi hubungan antara kedua variabel dalam penelitian ini, digunakan perhitungan statistik The Spearman rank-Order Correlation Coefisien. Korelasi rank Spearman ini merupakan pengukuran dengan menggunakan skala ordinal. Alasan menggunakan teknik korelasi rank Spearman adalah : - Data dalam penelitian ini berpasangan. - Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data ordinal. - Teknik statistik berbentuk non-parametrik. Adapun langkah-langkah perhitungannya (Siegel,1994: 253-257 )adalah sebagai berikut : 1. Beri ranking observasi-observasi pada variabel X (Dukungan Sosial) mulai 1 sampai N, juga observasi-observasi pada variabel Y (Self Esteem) mulai 1 sampai N. 2. Daftarlah N subjek, beri setiap subjek ranking pada variabel X (Dukungan Sosial) dan variabel Y (Self Esteem). Bab III Metodologi Penelitian 63 3. Tentukan harga di untuk setiap subjek dengan mengurangkan ranking Y (Self Esteem) pada ranking X (Dukungan Sosial), kemudian kuadratkan harga itu untuk menentukan harga di2 masing-masing subjek. 4. Jumlahkan harga di2 untuk mendapatkan Σdi2. 5. Menghitung rs dengan ketentuan : Apabila tidak terdapat data yang berangka sama, maka rumus yang digunakan adalah : rs = ( 1 − 6∑ di 2 ) N −N 3 Keterangan : rs = Koefisien korelasi rank Spearman N = Total pengamatan di 2 = Beda antara dua pengamatan berpasangan a. Apabila terdapat ranking yang berangka sama, maka perlu dilakukan koreksi dengan menghitung faktor koreksi T, yaitu dengan rumus : Tx dan Ty = t3 − t 12 Keterangan : t = Banyaknya observasi yang berangka sama pada suatu ranking tertentu. Bab III Metodologi Penelitian 64 b. Bila ranking yang berangka sama berjumlah banyak, maka rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah : rs ∑X = 2 3.7.2 2 + ∑ Y 2 − ∑ di 2 ∑ X .∑ Y 2 2 Dimana : ∑X2 = N3 − N − ∑ Tx 12 ∑Y 2 = N3 − N − ∑ Ty 12 Uji Signifikansi (rs) Uji signifikansi ini digunakan untuk menentukan apakah variabel-variabel berkorelasi (berhubungan). Signifikansi diuji dari rank yang bersangkutan. Untuk sampel berjumlah besar (N ≥ 10), uji signifikansi rs tersebut menggunakan rumus sebagai berikut (Siegel, 1994 : 262-263) : t = rs N −2 ( ) 1 − rs 2 Kriteria penolakan Ho jika t hit > t tabel, dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan dk = N-2. Untuk melihat t tabel dipergunakan tabel B (Tabel Harga-harga Kritis t) untuk tes satu sisi. Untuk mengetahui berapa persentase variabel satu memberikan kontribusi terhadap variabel dua maka digunakan Coeficient determination (kekuatan koreksi) dengan rumus sebagai berikut : d = rs x100% 2 Bab III Metodologi Penelitian 65 3.7.3 Perhitungan Median Kriteria untuk menentukan penilaian tinggi rendahnya dukungan sosial dan tinggi rendahnya self esteem digunakan perhitungan median karena data berskala ordinal. Skor tinggi adalah bila skor berada diatas median dan skor rendah apabila skor berada dibawah median atau sama dengan median. Ketentuan untuk perhitungan median (Sudjana,2005:78) adalah sebagai berikut: 1. Perhitungan median dari distribusi tak tergolong. Nilai median dan bilangan dari data yang terletak di tengah-tengah setelah diurut dari nilai terkecil sampai nilai terbesar. 2. Perhitungan median dari distribusi tergolong dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah berikut : a. Tentukan kelas median b. Menentukan limit median, yaitu dengan batas bawah kelas median dan dengan batas atas kelas median yang ada dibawahnya kemudian dijumlah dan dibagi dua. c. Menentukan interval, caranya : Tentukan range, yaitu selisih antara data yang terbesar dengan data yang terkecil. Tentukan kelas interval dengan menggunakan aturan struges : P = 1 + 3,3 log (N). Bagi range dengan kelas interval. Bab III Metodologi Penelitian 66 Menetukan F median. Menetukan f median. Masukkan semua nilai di atas ke dalam rumus berikut : b + p( 12 N − F) Me = f Keterangan : Me = Median b = Batas bawah kelas median p = Panjang kelas median F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median f = Frekuensi kelas median N = Ukuran sampel atau banyaknya data. 3.8 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Prosedur Pelaksanaan Penelitian yang dilakukan terbagi dalam 4 tahap yaitu : 1. Tahap Persiapan a) Melakukan observasi awal di Bandung Cancer Society untuk membicarakan masalah perizinan dan menemukan masalah yang dihadapi oleh penderita kanker. b) Melakukan studi kepustakaan c) Mempersiapkan surat izin yang diperlukan untuk melakukan penelitian dari pihak Fakultas Psikologi UNISBA Bab III Metodologi Penelitian 67 d) Menyusun usulan rancangan penelitian sesuai dengan masalah yang akan diteliti e) Menetapkan populasi dan sampel penelitian f) Membuat alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian g) Melakukan uji coba alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian 2. Tahap Pelaksanaan a) Menemui pengurus Bandung Cancer Society untuk mendapatkan izin mengambil data dari responden b) Memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan dan memohon kesediaan subjek untuk dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini, kemudian mereka diberikan petunjuk mengenai tata cara pengisian angket c) Melaksanakan pengambilan data yaitu subjek diminta untuk mengisi angket yang telah disediakan dan dilakukan secara individual 3. Tahap Pengolahan Data a) Mengumpulkan angket yang telah diisi oleh responden b) Melakukan skoring dengan menilai setiap hasil angket yang telah diisi oleh responden dan merangking data yang diperoleh pada setiap alat ukur tersebut Bab III Metodologi Penelitian 68 c) Menghitung dan mentabulasi data yang diperoleh d) Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian dan korelasi antara variabel penelitian 4. Tahap Pembahasan a) Menginterpretasikan hasil analisis statistik yang dibahas berdasarkan teori dan kerangka pikir yang digunakan b) Merumuskan kesimpulan hasil penelitian dengan mengajukan saransaran yang ditujukan untuk perbaikan dan kesempurnaan penelitian Bab IV Hasil dan pembahasan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini disajikan hasil penelitian mengenai hubungan antara dukungan sosial suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Jumlah total butir pernyataan yang diajukan pada variabel dukungan suami ada sebanyak 69 item, namun yang valid hanya 59 item. Demikian juga pada variabel self esteem, jumlah total butir pernyataan yang diajukan ada sebanyak 54 item dan yang valid hanya 47 item. 4.1 Pengujian Statistik Pada pengujian statistik akan diuji hubungan dukungan sosial suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Jenis korelasi yang digunakan untuk menguji dukungan sosial suami dengan self esteem adalah koefisien korelasi rank Spearman. Koefisien korelasi rank Spearman digunakan untuk mengetahui seberapa besar keeratan hubungan antara dua variable penelitian dengan skala ordinal. 69 70 Bab IV Hasil dan pembahasan 4.1.1 Hipotesis Statistik yang Diajukan Ho : ρs = 0 Tidak terdapat hubungan yang positif antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. H1 : ρs ≠ 0 Terdapat hubungan positif antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society 4.1.2 Kriteria Pengujian Kriteria uji berdasarkan metoda statistika yang digunakan untuk menghitung hubungan antar variabel dukungan suami dengan Self esteem penderita kanker didasarkan pada perbandingan thitung dengan ttabel. Tolak Ho yang menyatakan terdapat hubungan antara dukungan sosial suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society jika thitung > ttabel. Pada taraf signifikansi @ = 0,05 dan dk = N-2 dengan melihat pada table B (table harga-harga kritis t) untuk tes satu sisi. 71 Bab IV Hasil dan pembahasan 4. 2 Hasil pengolahan data 4.2.1 Hasil Uji Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Self Esteem Menggunakan Korelasi rank Spearman Berikut hasil pengujian hubungan dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society, seperti terangkum dalam tabel 4.2.1 Tabel 4.2.1 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Antara Dukungan Suami Dengan Self Esteem Keeratan Rs thitung ttabel D Hubungan 0,716 3,698 2,160 51,3% Cukup tinggi Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.2.1 diperoleh thitung > ttabel sehingga ada alasan yang kuat untuk menolak Ho dan menerima H1 dengan rs = 0,716, yang menurut table Guilford (dalam, Subino,1987:115) termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi cukup tinggi. 72 Bab IV Hasil dan pembahasan Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai korelasi yang terjadi menunjukkan bahwa peningkatan dukungan suami akan meningkatkan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society atau semakin tinggi dukungan suami diberikan maka semaking tinggi self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai determinasi (d) sebesar 51,3% menunjukkan bahwa dukungan suami memberikan kontribusi sebesar 51,3% terhadap self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. 4.2.2 Hasil Uji Hubungan Antara Dukungan Suami (Aspek Emosional) Dengan Self Esteem Menggunakan Korelasi Rank Spearman Berikut hasil pengujian hubungan antara dukungan suami (aspek emosional) dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society, seperti terangkum dalam tabel 4.2.2 73 Bab IV Hasil dan pembahasan Tabel 4.2.2 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Antara Dukungan Suami (Aspek Emosional) Dengan Self Estem Keeratan rs thitung ttabel D Hubungan 48,% 0,697 3,505 Cukup 2,160 berarti Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.2.2 diperoleh thitung > ttabel sehingga ada alasan yang kuat untuk menolak Ho ditolak dan menerima H1 dengan rs = 0,697, yang menurut table Guilford (dalam, Subino,1987:115) termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi cukup berarti Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan suami (aspek emosional) dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai korelasi yang terjadi menunjukkan bahwa peningkatan dukungan suami (aspek emosional) akan meningkatkan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society atau semakin tinggi dukungan suami (aspek emosional) yang diberikan 74 Bab IV Hasil dan pembahasan maka semakin tinggi self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai determinasi (d) sebesar 48,6% menunjukkan bahwa dukungan suami (aspek emosional) memberikan kontribusi sebesar 48,6% terhadap self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. 4.2.3 Hasil Uji Hubungan Antara Dukungan Suami (Aspek Penghargaan) Dengan Self Esteem Menggunakan Korelasi Rank Spearman Berikut hasil pengujian hubungan antara dukungan suami (aspek penghargaan) dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society, seperti terangkum dalam tabel 4.2.3 Tabel 4.2.3 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Antara Dukungan suami (Aspek Penghargaan) Dengan Self Estem Keeratan rs thitung ttabel D Hubungan 0,751 4,101 2,160 56,4% Cukup tinggi Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.2.3 diperoleh thitung > ttabel sehingga ada alasan yang kuat untuk menolak Ho dan menerima H1 dengan rs = 75 Bab IV Hasil dan pembahasan 0,751, yang menurut table Guilford (dalam, Subino,1987:115) termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi cukup tinggi. Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan suami (aspek penghargaan) dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai korelasi yang terjadi menunjukkan bahwa peningkatan dukungan suami (aspek penghargaan) akan meningkatkan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society atau semakin tinggi dukungan sosial (aspek penghargaan) yang diberikan maka semakin tinggi self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai determinasi (d) sebesar 56,4% menunjukkan bahwa dukungan suami (aspek penghargaan) memberikan kontribusi sebesar 56,4% terhadap self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. 4.2.4 Hasil Uji Hubungan Antara Dukungan Suami (Aspek Instrumental) Dengan Self Esteem Menggunakan Korelasi Rank Spearman Berikut hasil pengujian hubungan antara dukungan suami (aspek instrumental) dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society, seperti terangkum dalam tabel 4.2.4 76 Bab IV Hasil dan pembahasan Tabel 4.2.4 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Antara Dukungan suami (Aspek Instrumental) Dengan Self Estem Keeratan Rs thitung ttabel D Hubungan 28,3% 0,532 2,265 Cukup 2,160 berarti Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.2.4 diperoleh thitung > ttabel sehingga ada alasan yang kuat untuk menolak Ho dan menerima H1 dengan rs = 0,532, yang menurut table Guilford (dalam, Subino,1987) termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi cukup berarti. Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan suami (aspek instrumental) dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai korelasi yang terjadi menunjukkan bahwa peningkatan dukungan suami (aspek instrumental) akan meningkatkan self esteem pada penderita kanker di Bandung Cancer Society atau 77 Bab IV Hasil dan pembahasan semakin tinggi dukungan sosial suami (aspek istrumental) yang diberikan maka semakin tinggi self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai determinasi (d) sebesar 28,3% menunjukkan bahwa dukungan suami (aspek instrumental) hanya memberikan kontribusi sebesar 28,3% terhadap self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society 4.2.5 Hasil Uji Hubungan Antara Dukungan Suami (Aspek Informasi) Dengan Self Esteem Menggunakan Korelasi Rank Spearman Berikut hasil pengujian hubungan antara dukungan suami (aspek informasi) dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society, seperti terangkum dalam tabel 4.2.5 Tabel 4.2.5 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Antara Dukungan suami (Aspek Informasi) Dengan Self Estem Keeratan Rs thitung ttabel D Hubungan 0,738 3,943 2,160 54,5% Cukup tinggi Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.2.5 diperoleh thitung > ttabel sehingga ada alasan yang kuat untuk menolak Ho ditolak dan menerima H1 78 Bab IV Hasil dan pembahasan dengan rs = 0,738, yang menurut table Guilford (dalam, Subino,1987:115) termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi cukup tinggi. Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan suami (aspek informasi) dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai korelasi yang terjadi menunjukkan bahwa peningkatan dukungan suami (aspek informasi) akan meningkatkan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society atau semakin tinggi dukungan sosial (aspek informasi) diberikan maka semakin tinggi self esteem penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai determinasi (d) sebesar 54,5% menunjukkan bahwa dukungan suami (aspek instrumental) memberikan kontribusi sebesar 54,5% terhadap self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. 4.2.6. Hasil Uji Hubungan Antara Dukungan Suami (Aspek Jaringan) Dengan Self Esteem Menggunakan Korelasi Rank Spearman Berikut hasil pengujian hubungan antara dukungan suami (aspek jaringan) dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society, seperti terangkum dalam tabel 4.2.6. 79 Bab IV Hasil dan pembahasan Tabel 4.2.6 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman Antara Dukungan Suami (Aspek Jaringan) Dengan Self Estem Keeratan Rs thitung ttabel D Hubungan 0,796 4,742 2,160 63,4% Cukup tinggi Berdasarkan hasil pengolahan data pada table 4.2.6 diperoleh thitung > ttabel sehingga ada alasan yang kuat untuk menolak Ho ditolak dan menerima H1 dengan rs = 0,796, yang menurut table Guilford (dalam,Subino,1987:115) termasuk ke dalam kriteria derajat korelasi cukup tinggi. Melalui hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara dukungan suami (aspek jaringan) dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai korelasi yang terjadi menunjukkan bahwa peningkatan dukungan suami (aspek jaringan) akan meningkatkan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society atau semakin tinggi dukungan suami (aspek jaringan) diberikan maka semakin tinggi self esteem penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Nilai determinasi (d) 80 Bab IV Hasil dan pembahasan sebesar 63,4% menunjukkan bahwa dukungan suami (aspek jaringan) memberikan kontribusi sebesar 63,4% terhadap self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Secara keseluruhan, tabel hasil perhitungan korelasi rank Spearman (rs) antara dukungan suami beserta aspek-aspeknya dengan self esteem dirangkum sebagai berikut: Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Perhitungan Korelasi rank Spearman antara Dukungan sosial suami dengan Self Esteem beserta Aspek-aspeknya Hubungan Rs Dukungan sosial suami dengan self esteem 0,716 Dukungan sosial suami aspek emotional support dengan self esteem Dukungan sosial suami aspek esteem support dengan self esteem Dukungan sosial suami aspek instrumental support dengan self esteem Dukungan sosial suami aspek informational support dengan self esteem Dukungan sosial suami aspek network support dengan self esteem 0,697 0,751 0,532 0,738 0,796 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai korelasi (rs) antara aspek network support pada dukungan suami lebih tinggi dibandingkan dengan nilai korelasi (rs) 81 Bab IV Hasil dan pembahasan aspek-aspek lainnya pada dukungan suami dengan self esteem. Dengan demikian, hubungan antara dukungan suami pada aspek network support dengan self esteem lebih tinggi dibandingkan hubungan antara dukungan suami pada aspek lainnya dengan self esteem. Sedangkan aspek instrumental support pada dukungan suami lebih rendah dibandingkan dengan nilai korelasi (rs) aspek-aspek lainnya pada dukungan suami dengan self esteem. Dengan demikian, hubungan antara dukungan suami pada aspek instrumental support dengan self esteem lebih rendah dibandingkan hubungan antara dukungan suami pada aspek lainnya dengan self esteem 4.3 Data Penelitian Berdasarkan Perhitungan Median Melalui gambaran dukungan suami terhadap istri penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society dapat diketahui bagaimana para suami memberikan dukungan terhadap istrinya yang penderita kanker payudara. Sebagaimana telah diketahui sebelumnya bahwa terdapat hubungan yang tinggi dan positif antara dukungan suami dengan self esteem, artinya dukungan suami sangat dibutuhkan dalam membantu penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Gambaran dukungan suami dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu tinggi dan rendah yang mengacu pada nilai median. Nilai median yang digunakan pada penelitian ini bukan berdasarkan norma kelompok, tetapi didasarkan pada nilai ideal (rentang skor maksimum dan skor minimum). Hal ini dilakukan agar penilaian lebih objektif, karena prinsip dari 82 Bab IV Hasil dan pembahasan median adalah membagi data menjadi 2 kelompok yang sama maka jika menggunakan norma kelompok secara otomatis data akan mengelompok dengan proporsi yang sama. Berikut ini disajikan hasil perhitungan nilai median untuk variabel dukungan suami dan aspek-aspeknya: Variabel Dukungan suami dengan jumlah item (valid) = 59 • Skor maksimum = 59 × 4 = 236 • Skor minimum = 59 × 1 = 59 • Median = 147,5 Aspek emosi dengan jumlah item (valid) = 16 • Skor maksimum = 16 × 4 = 64 • Skor minimum = 16 × 1 = 16 • Median = 40 Aspek penghargaan dengan jumlah item (valid) = 9 • Skor maksimum = 9 × 4 = 36 • Skor minimum = 9 × 1 = 9 • Median = 22,5 Aspek instrumental dengan jumlah item (valid) = 14 • Skor maksimum = 14 × 4 = 56 • Skor minimum = 14 × 1 = 14 • Median = 35 83 Bab IV Hasil dan pembahasan Aspek informasi dengan jumlah item (valid) = 12 • Skor maksimum = 12 × 4 = 48 • Skor minimum = 12 × 1 = 12 • Median = 30 Aspek jaringan dengan jumlah item (valid) = 8 • Skor maksimum = 8 × 4 = 32 • Skor minimum = 8 × 1 = 8 • Median = 20 Dukungan suami dikategorikan tinggi jika jumlah skor jawaban responden lebih besar dari nilai median, sebaliknya dikategorikan rendah jika jumlah skor jawaban responden lebih kecil atau sama dengan nilai median. Berikut gambaran persepsi para istri penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society mengenai dukungan suami. 84 Bab IV Hasil dan pembahasan 4, (26.7%) Tinggi Rendah 11, (73.3%) Gambar 4.3.1 Gambaran Persepsi Istri Mengenai Dukungan suami Pada gambar 4.3.1 dapat dilihat mayoritas istri penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society merasa mendapatkan dukungan yang tinggi dari suaminya. Hanya sebanyak 4 orang atau sebesar 26,7% responden yang merasa kurang mendapatkan dukungan dari suaminya. 4.4 Gambaran Self Esteem Penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society Sama halnya dengan dukungan suami, self esteem penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society juga dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu tinggi dan rendah. Dikategorikan tinggi jika jumlah skor jawaban rerponden lebih besar dari median, sebaliknya dikategorikan rendah jika jumlah skor jawaban responden lebih kecil atau sama dengan nilai median. Berikut perhitungan nilai median untuk variabel self esteem penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. 85 Bab IV Hasil dan pembahasan Variabel Self esteem dengan jumlah item (valid) = 47 • Skor maksimum = 47 × 4 = 188 • Skor minimum = 47 × 1 = 47 • Median = 117,5 Melalui pembagian menggunakan nilai median tersebut diperoleh gambaran self esteem penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society sebagai berikut: 3, (20.0%) Tinggi Rendah 12, (80.0%) Gambar 4.4 Gambaran Self Esteem Istri penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society Pada gambar 4.4 dapat dilihat sebagian besar penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society memiliki self esteem yang tinggi. hanya sebanyak 3 orang atau sebesar 20% responden memiliki self esteem yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dukungan suami yang tinggi, penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society memiliki self esteem yang tinggi. 86 Bab IV Hasil dan pembahasan Tabel 4.8 Tabulasi silang antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Self Esteem Total Dukungan Rendah Tinggi Suami f % f % f % Tinggi - - 11 73,3 11 73,3 Rendah 3 20,0 1 6,7 4 26,7 Total 3 20,0 12 80,0 15 100 Pada tabel 4.8 dapat dilihat bahwa seluruh penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society yang mendapatkam dukungan suami tinggi memiliki self esteem yang tinggi. Sedangkan dari 4 orang yang mersakan dukungan suami rendah terdapat 3 orang yang memiliki elfesteem rendah dan hanya 1 orang yang memiliki self esteem yang tinggi. 87 Bab IV Hasil dan pembahasan 4.5 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung cancer Society. Hal ini dapat dibuktikan dengan thitung > ttabel. Koefisien korelasi 0,716 termasuk kedalam derajat korelasi cukup tinggi yang menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat antara dukungan sosial suami dengan self esteem, yang artinya semakin tinggi dukungan sosial suami semakin tinggi pula self esteem istri penderita kanker payudara. Selanjutnya, dari hasil pengolahan data juga didapat d=51,3 % yang menunjukkan variabel dukungan sosial suami memberikan kontribusi dalam mengarahkan terbentuknya korelasi dengan variabel self esteem sebesar 51,3% sedangkan 48,7% ditentukan oleh variabel lain. Bila dilihat dari pengolahan data median dukungan sosial suami dari 15 orang penderita kanker payudara yang diteliti, terdapat 11 penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society yang menghayati positif terhadap dukungan yang diberikan dari suami, artinya penderita kanker merasakan bahwa ada orang yang dapat diandalkan ketika penderita kanker membutuhkan bantuan. Sedangkan 4 orang penderita kanker payudara lainnya menghayati negatif terhadap dukungan sosial suami dan merasakan dukungan tersebut kurang mendukung dirinya, artinya suami tidak dapat diandalkan ketika penderita kanker membutuhkan bantuan. 88 Bab IV Hasil dan pembahasan Dilihat dari hasil tabulasi silang perhitungan median antara dukungan sosial suami dengan self esteem terdapat 73% (11orang) yang menghayati dukungan social tinggi dan memiliki self esteem yang tinggi pula, sedangkan yang menghayati dukungan social suami rendah hanya ada 6,7% (1orang) yang memiliki self esteem tinggi, selain itu ada juga yang menghayati dukungan sosial rendah juga memiliki self esteem rendah sebanyak 20% (3orang) yang artinya semakin tinggi dukungan suami maka semakin tinggi pula self esteem pada penderita kanker payudara. Penghayatan positif terhadap dukungan suami membuat penderita kanker payudara merasa dicintai, diperhatikan, percaya bahwa dirinya dihargai dan bernilai. Hal ini akan menentukan evaluasi atau penilaian penderita kanker terhadap dirinya. Menurut Coopersmith (1967) dengan banyaknya jumlah penghargaan seperti dukungan yang diberikan oleh suami dan perhatian yang diterima seseorang dari significant other dalam kehidupannya dapat berperan dalam perkembangan self esteem. Hal diatas jika dikaitkan dengan fenomena pada penderita kanker yang menghayati mendapatkan dukungan suami tinggi membuat penderita kanker memiliki harapan untuk sembuh yang besar mengingat tidak ingin meninggalkan orang-orang yang dicintainya. Kondisi di atas juga didukung dengan pendapat (Sarafino,1994) yang menyatakan dengan adanya dukungan suami diharapkan penderita kanker payudara menilai bahwa ada suami yang dapat diandalkan bila 89 Bab IV Hasil dan pembahasan penderita membutuhkan bantuan, ada yang memberi support untuk sembuh, dan memberikan kekuatan dalam menghadapi penyakit yang sedang di deritanya. Dukungan sosial merupakan perasaan pada individu bahwa ia diberi kenyamanan, diperhatikan, dihargai, dan dibantu oleh orang atau kelompok lain (Sarafino, 102). Dalam penelitian ini dukungan sosial yang dimaksud adalah dukungan yang diberikan oleh suami. Terdapat lima jenis dukungan sosial suami yaitu, dukungan emosional, dukunan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan dukungan jaringan. Dukungan emosional dari suami meliputi ekspresi empati, dan perhatian pada istri yang menderita kanker payudara. Dukungan penghargaan dari suami meliputi suami membuat istri memiliki perasaan berharga dan bernilai walaupun menderita kanker payudara, dukungan instrumental dari suami meliputi bantuan secara langsung yang diperoleh istri berupa menemani istri selama perawatan, dan menyelesaikan tugas dirumah yang tak dapat dikerjakan istri sejak sakit , dukungan informasi dari suami meliputi pemberian nasehat, pengarahan, saran, dan umpan balik kepada istri yang sedang menderita kanker payudara. Dukungan jaringan dari suami meliputi memberikan kesempatan istri untuk berinteraksi dengan orang-orang yang mengalami hal serupa dengan istri sehingga dapat membentuk keyakinan istri bahwa tidak hanya dia yang mengalami penyakit kanker payudara dan membuat istri lebih percaya bahwa dirinya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi 90 Bab IV Hasil dan pembahasan Untuk memperoleh data yang lebih rinci tentang hubungan dukungan sosial suami dengan self esteem pada penderita kanker di Bandung Cancer Society, maka berikut ini akan dibahas mengenai korelasi dari aspek-aspek yang ada pada dukungan sosial dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Bila dilihat dari pengolahan data statistik, dukungan sosial aspek jaringan memiliki korelasi paling tinggi dengan self esteem yaitu sebesar rs=0,796 yang termasuk kedalam derajat korelasi cukup tinggi yang menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat antara dukungan sosial suami aspek jaringan dengan self esteem, yang artinya semakin tinggi dukungan sosial suami aspek jaringan semakin tinggi pula self esteem istri penderita kanker payudara. Dengan adanya dukungan jaringan seperti membuat penderita kanker payudara merasa diterima dalam suatu komunitas, mengajak mereka berbagi pengalaman atau melakukan aktivitas bersama-sama, membuat penderita kanker tidak merasa menjadi satu-satunya yang mengalami penderitaan di dunia ini. Bila kita lihat pula dukungan suami aspek instrumental memiliki korelasi yang paling rendah dengan self esteem dibandingkan dengan aspek yang lainnya yaitu sebesar rs=0,532. Dukungan suami aspek instrumental memberikan kontribusi sebesar 28,3% dalam kaitannya dengan pembentukan self esteem. Dengan adanya dukungan instrumental seperti pemberian dukungan yang terlihat langsung secara nyata, seperti bantuan finansial, menemani istri selama 91 Bab IV Hasil dan pembahasan perawatan, serta membantu istri menyelesaikan pekerjaan rumah tangga akan mengurangi stress istri yang menderita kanker payudara. Dari hasil pengolahan data dan uraian-uraian di atas, dapat dilihat bahwa setiap aspek dukungan memberikan kontribusi untuk membantu individu dalam menilai dirinya sendiri. Dukungan jaringan serta penghargaan yang tinggi membuat penderita kanker merasa mampu, berharga dan dapat membantu penderita kanker dalam mengambil keputusan suatu masalah. Namun tanpa dukungan instrumental, penderita kanker merasa tidak mendapatkan bantuan yang sifatnya nyata dan langsung dalam bentuk finansial, waktu, tenaga sehingga bantuan dapat langsung menyelesaikan masalah atau mengurangi beban stress penderita kanker. Begitu juga dengan dukungan emosional yang akan membuat penderita kanker merasa tidak dicintai, dipedulikan dan diperhatikan. Apabila aspek jaringan dalam dukungan suami yang paling tinggi korelasinya karena bentuk dukungan yang diterima dan dibutuhkan oleh seseorang akan berbeda-beda, tergantung pada situasi dan kondisi yang dialami. Diperlukan adanya kesesuaian antara kebutuhan dengan persepsinya mengenai bentuk dukungan yang diterimanya. Jika terjadi kesesuaian, maka bentuk dukungan itulah yang paling efektif baginya menurut (Sarafino 1994) dalam penelitian ini dukungan suami aspek jaringan sangat tinggi berkontribusi dalam perkembangan self esteem karena dukungan suami aspek jaringan ini membuat penderita merasa diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang-orang yang mengalami hal serupa dengannya sehingga dapat membentuk keyakinan istri bahwa tidak hanya 92 Bab IV Hasil dan pembahasan dia yang mengalami penyakit kanker payudara dan membuat istri lebih percaya bahwa dirinya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Adanya dukungan suami diharapkan penderita menilai bahwa ada orang yang dapat diandalkan bila penderita membutuhkan bantuan, ada yang memberi support untuk sembuh, dan memberikan kekuatan dalam menghadapi penyakit yang sedang di deritanya, hal ini berkaitan dengan proses self evaluation sehingga membentuk suatu penilaian mengenai dirinya. Bagaimana penderita kanker payudara percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan, dirinya diakui dan diterima oleh orang lain atau hal ini biasa dikenal dengan sebutan Self esteem Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa pada penderita yang menghayati positif dukungan sosial maupun penghayatan yang negatif terhadap dukungan sosial dari suami, keduanya sama-sama berpotensi untuk membentuk self esteem yang tinggi maupun yang rendah Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara dukungan suami dengan self esteem penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat hubungan positif antara dukungan suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society dengan nilai korelasi sebesar 0,716 dan termasuk dalam kriteria korelasi cukup tinggi. Hubungan positif mencerminkan bahwa dukungan suami yang tinggi akan membuat self esteem penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society juga tinggi atau dukungan suami memberikan kontribusi positif terhadap self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. 2. Diantara kelima aspek dukungan suami, aspek jaringan memiliki hubungan yang paling tinggi dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Artinya suami membuat istri merasa menjadi bagian dari kelompok serta membuat istri memiliki teman berbagi pengalaman dan beraktifitas memberikan kontribusi yang paling besar dalam meningkatkan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. 93 Bab V Simpulan dan Saran 95 3. Aspek instrumental pada dukungan suami memiliki hubungan yang paling rendah dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Artinya bantuan yang diberikan suami berupa bantuan finansial serta memberikan bantuan langsung selama perawatan memberikan kontribusi yang paling kecil dalam meningkatkan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. 5.2 Saran Memperhatikan data-data yang telah diperoleh dari hasil penelitian bahwa, dukungan sosial suami mempunyai hubungan dengan korelasi yang cukup berarti dengan self esteem pada penderita kanker payudara di Bandung Cancer Society. Berikut ini diajukan saran-saran yang diharapkan dapat menjadi masukan: 1. Bagi pihak Bandung Cancer Society diharapkan menjadi data awal untuk mengedukasi suami atau orang-orang yang mendampingi penderita kanker payudara bahwa pengobatan kanker bias ditinjau bukan hanya dari segi biomedik, tetapi juga harus dilihat sebagai satu kesatuan dalam biopsikososial. Untuk aspek biologis, tentunya dokter yang dapat menangani. Namun, untuk asppek psikologis dan social, suami dan pihak terkait di Bandung Cancer Society dapat ikut berperan. Sebagai contoh, dari hari hasil penlitian di dapat, bahwa penderita kekurangan dukungan pada aspek instrumental. Oleh karena itu, suami agar lebih memprioritaskan pemberian dukungan aspek instrumental. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil pengolahan data yang didapat, dukungan instrumentalah yang memiliki korelasi paling Bab V Simpulan dan Saran 95 rendah dengan aspek lainnya. Dengan meningkatkan dukungan instrumental maka self esteem penderita akan meningkat pula sehingga tumbuhlah semangat untuk sembuh dari penyakitnya. 2. Untuk penelitian selanjutnya, para peneliti disarankan untuk mengembangkan variabel dukungan sosial tidak hanya terbatas dari dukungan social suami, tetapi bisa juga dukungan dari anak atau dari kelompok dimana penderita menjadi anggotanya. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2003. Manajemen Penelitian. Cetakan keenam. Yogyakarta : PT. Rieneka Cipta Branden,Nathaniel.1988.How to Raise Your Self Esteem. United States of America: Bantam Books Barker, C., Nancy, P., and Robert, E . 2002. Research Method in Clinical Psychology 2nd Edition. New York : John Willey and Son Inc. Coopersmith, Stanley. 1967. The Anteceendents of Self Esteem. San Fransisco: Freeman Press. Gould, Elizabeth. 2009. Cancer Survivors. Bandung: Mizan Media Utama Noor, Hasanuddin. 2009. Psikometri Aplikasi dalam Penyusunan Instrumen Pengukuran Perilaku. Bandung : Penerbit Fakultas Psikologi Unisba Sarafino, Edward P. 1990. Health Psychology “Biopsychologycal Interaction”. New York: Jhon Willey and Son Inc. Siegal, Sidney. 1994. Statistik Non Parametrik : Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Cetakan ketujuh. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Edisi Keenam. Bandung. Tarsito vi Sumber internet: Arora, N.K., L.J. Finney Rutten, D.H. Gustafson, R. Moser, and R.P. Hawkins. "Perceived Helpfulness and Impact of Social Support Provided by Family, Friends and Health Care Providers to Women Newly Diagnosed with Breast Cancer." Psycho-Oncology. 16:5(2006): 474-86. (subscription). Eggers, Karen. Telephone interview, 2 Jul. 2008. Kroenke, C.H., L.D. Kubzansky, E.S. Schernhammer, M.D. Holmes, D. Michelle, and I. Kawachi. "Social Networks, Social Support, and Survival after Breast Cancer Diagnosis." Journal of Clinical Oncology. 24:7(2006): 1105-11. Massie, Mary Jane, M.D. Telephone interview, 14 Jul. 2008. Saslow, Debbie, Ph.D. Telephone interview, 3 Jul. 2008. "Talking to Other Relatives and Friends." breastcancer.org. 25 Jul. 2008. 29 Jul. 2008. family’s doctor gizinet.com vi Lampiran Lampiran 1 UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG FAKULTAS PSIKOLOGI BANDUNG Dengan Hormat, Saya selaku mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Bandung yang sedang mengadakan penelitian, mengharapkan bantuan saudara meluangkan waktunya untuk mengisi daftar pernyataan yang terlampir berikut ini.. Penelitian ini untuk melihat bagaimana hubungan antara dukungan sosial suami dengan self esteem pada penderita kanker payudara. Oleh karena itu, saya mengharapkan saudara bersedia memberikan jawaban yang benar dan jujur sesuai dengan keadaan yang saudara alami. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian yang saya lakukan. Saya menjamin bahwa segala sesuatu yang disampaikan akan menjadi kerahasiaan bagi saya. Saya sangat menghargai kesediaan saudara untuk meluangkan waktunya. Atas perhatian, bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Semoga jerih payah serta sumbangan pendapat anda dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan mendatang Peneliti, Cynthia Ayuningthias UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA FAKULTAS PSIKOLOGI BANDUNG BAGIAN I PETUNJUK PENGISIAN Di bawah ini akan ada beberapa pernyataan mengenai bagaimana dukungan sosial yang diberikan suami. Baca dan pahamilah setiap pernyataan baik-baik. Anda diminta untuk menilai, apakah pernyataan tersebut sesuai dengan keaadaan diri anda atau tidak. Pilihlah jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia di sebelah kanannya. Pilihan jawaban yang tersedia adalah: SS Jika pertanyaan tersebut “ SANGAT SESUAI “ dengan keadaan diri anda. S Jika pertanyaan tersebut “ SESUAI “ dengan keadaan diri anda. KS Jika pertanyaan tersebut “ KURANG SESUAI “dengan keadaan diri anda. TS Jika pertanyaan tersebut “ TIDAK SESUAI “dengan keadaan diri anda. Sebagai Contoh : No 1 Pernyataan SS S R KS Suami melarang saya menyampaikan pendapat ketika ada diskusi X keluarga Berarti bahwa jawaban anda untuk pernyataan tersebut adalah Sangat Sesuai karena anda suami anda melarang anda menyampaikan pendapat dalam diskusi keluarga. Perlu diketahui bahwa tidak ada jawaban yang salah. Jawaban yang diminta adalah jawaban yang anda anggap paling menggambarkan keadaan diri anda saat ini. Jawablah dengan teliti dan sungguh-sungguh untuk memudahkannya isilah secara berurutan dan diharapkan tidak ada pernyataan yang terlewati. =SELAMAT BEKERJA= TS Alat ukur dukungan suami Pernyataan 1. Suami melarang saya menyampaikan pendapat ketika ada diskusi keluarga 2. Suami mengabaikan saya ketika saya membutuhkan saran yang berkaitan dengan kondisi kesehatan saya. 3. Suami menyediakan makanan yang baik bagi kesehatan saya. 4. Suami memberitahu tempat pelayanan kesehatan yang harus didatangi jika saya sakit. 5. Suami menyediakan anggaran khusus unuk biaya pengobatan saya 6. Suami memberikan informasi mengenai kelompok dampingan penderita penyakit kanker yang sebaiknya saya ikuti. 7. Suami mengabaikan kondisi kesehatan saya saat ini. 8. Suami menghibur saya ketika saya merasa sedih. 9. Suami mengikutsertakan saya dalam memutuskan jalan keluar suatu masalah 10. Suami tidak berkomentar apapun ketika berat badan saya naik 11. Suami memberi nasehat agar melupakan penyakit saya, sehingga saya lebih optimis dalam menjalani hidup. 12. Ketika saya lupa untuk periksa kesehatan secara rutin, Suami mengingatkan saya. SS S KS TS Pernyataan SS 13. Suami bersedia mengantarkan ke dokter ketika saya memintanya. 14. Suami mengikuti pertemuan antar penderita kanker yang saya ikuti agar lebih dapat memahami keadaan saya 15. Suami tidak pernah kesehatan saya. menanyakan kondisi 16. Suami menyalahkan saya karena menderita kanker, sehingga membuat perasaan saya sedih. 17. Suami tidak mengetahui jadwal kunjungan saya ke dokter untuk periksa kesehatan 18. Suami menyediakan obat ketika saya sakit 19. Suami hanya pura-pura mendengarkan pendapat saya. 20. Suami menemani saya, ketika saya merasa kesepian. 21. Suami jarang memberikan pujian, ketika saya melakukan kebaikan 22. Suami memberi tahu saya informasi terbaru mengenai kanker payudara yang dia peroleh 23. Suami memberi saran agar saya menghentikan kebiasaan yang kurang baik bagi kesehatan 24. Suami mengajak saya untuk bergabung dalam komunitas penderita kanker 25. Suami mengabaikan keluhan saya, ketika saya merasa cemas dengan kondisi badan saya. 26. Suami mengijinkan saya untuk mengikuti talkshow dengan para praktisi atau dokter yang menangani masalah kanker payudara. S KS TS Pernyataan 27. Ketika saya merasakan sakit, Suami mencoba untuk berusaha memperhatikan saya 28. Suami memuji saya ketika berat badan saya naik 29. Suami mengeluh ketika saya membutuhkan biaya pengobatan yang besar. 30. Suami menawarkan bantuannya, ketika melihat saya sedang kesulitan dengan pekerjaan saya. 31. Suami tidak pernah mengikutsertakan saya dalam acara keluarga karena kondisi kesehatan saya 32. Suami mendorong saya untuk terbuka pada semua orang tentang penyakit yang saya derita 33. Suami mengeluh bahwa pengeluaran ekonomi keluarga menjadi bertambah karena biaya pengobatan saya 34. Suami melihat hasil pemeriksaan kesehatan saya, setelah saya pulang dari dokter. 35. Suami memisahkan barang-barang yang biasa saya pakai, dengan barang-barang yang dia pakai. 36. Meskipun saya sedang sakit, suami memuji saya ketika berbuat kebaikan. 37. Saya mencari sendiri informasi tentang kanker paudara karena suami tidak berusaha mencarinya 38. Suami memberi kebebasan untuk membuat keputusan yang berkaitan dengan pengobatan penyakit saya. 39. Sesibuk apapun suami saya, suami masih menyediakan waktu untuk menanyakan kondisi saya SS S KS TS Pernyataan SS 40. Suami mengijinkan saya berlibur dengan temanteman saya. 41. Suami meremehkan pendapat yang saya utarakan 42. Suami menyarankan saya pengobatan agar lebih sehat mengikuti terapi 43. Suami melarang saya bercerita tentang penyakit kanker payudara saya kepada orang lain. 44. Ketika saya merasa hidup saya telah hancur akibat kanker payudara, suami akan menenangkan saya. 45. Suami mau mendengarkan pendapat saya dalam acara diskusi keluarga. 46. Ketika wajah saya tidak ceria, suami menanyakan keadaan saya. 47. Suami tidak mengatakan apa pun, ketika saya merasa bahwa masa depan menjadi suram karena menderita kanker payudara. 48. Suami menyarankan agar saya segera periksa ke dokter ketika melihat kesehatan saya menurun. 49. Suami menganggap bahwa mengikuti talkshow yang membahas tentang penyakit kanker hanya buang-buang waktu saja. 50. Suami mengeluh ketika saya membutuhkan biaya pengobatan yang besar. 51. Saya pergi berobat sendiri karena suami tidak mau menemani. 52. Suami mengingatkan saya jika sudah waktunya minum obat. S KS TS Pernyataan 53. Suami saya membiarkan saya membereskan sendiri pekerjaan rumah tangga meskipun saya capek 54. Suami berdiam diri metika melihat saya kerepotan dengan pekerjaan rumah tangga. 55. Suami tidak memperhatikan atau memperdulikan jadwal minum obat saya. 56, Suami bersedia menunggui saya jika saya diopname di Rumah Sakit. 57. Suami mengeluhkan waktu yang terpakai saat menunggui saya di Rumah Sakit. 58, Suami menasihati saya agar disiplin menjalani pengobatan. 59. Suami diam saja ketika saya bertanya mengenai rencana pengobatan yang baik bagi saya. 60. Suami membuat acara liburan untuk saya dan teman-teman. 61. Suami tidak memberikan saran untuk menghadapi masalah atau situasi yang membuat saya tertekan 62. Suami membiarkan saya pergi ke seminar tentang penyakit kanker sendirian. 63. Suami tidak menyadari perubahan fisik saya setelah sakit 64. Suami hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang kanker payudara 65. Suami menyuruh saya lebih banyak diam dirumah karena kondisi kesehatan saya. 66 Suami berinisiatif agar membagi tugas rumah tangga dengannya. 67 Suami acuh ketika istri bercerita SS S KS TS 68 69 Pernyataan Suami selalu ada ketika saya ingin ditemani selama perawatan Suami fokus pada hal lain ketika istri sedang bercerita tentang keluhannya akan penyakit yang diderita SS S KS TS UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA FAKULTAS PSIKOLOGI BANDUNG BAGIAN I PETUNJUK PENGISIAN Di bawah ini akan ada beberapa pernyataan mengenai bagaimana anda memandang diri anda sendiri. Baca dan pahamilah setiap pernyataan baik-baik. Anda diminta untuk menilai, apakah pernyataan tersebut sesuai dengan keaadaan diri anda atau tidak. Pilihlah jawaban dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang tersedia di sebelah kanannya. Pilihan jawaban yang tersedia adalah: SS Jika pertanyaan tersebut “ SANGAT SESUAI “ dengan keadaan diri anda. S Jika pertanyaan tersebut “ SESUAI “ dengan keadaan diri anda. KS Jika pertanyaan tersebut “ KURANG SESUAI “dengan keadaan diri anda. TS Jika pertanyaan tersebut “ TIDAK SESUAI “dengan keadaan diri anda. Sebagai Contoh : No 1 Pernyataan SS S R KS Ketika rapat keluarga, saya menggunakan hak saya untuk X berpendapat Berarti bahwa jawaban anda untuk pernyataan tersebut adalah Sangat Sesuai karena anda merasa puas dengan keadaan diri anda saat ini. Perlu diketahui bahwa tidak ada jawaban yang salah. Jawaban yang diminta adalah jawaban yang anda anggap paling menggambarkan keadaan diri anda saat ini. Jawablah dengan teliti dan sungguh-sungguh untuk memudahkannya isilah secara berurutan dan diharapkan tidak ada pernyataan yang terlewati. =SELAMAT BEKERJA= TS Alat ukur self esteem Pernyataan 1. 2. Ketika rapat keluarga, saya menggunakan hak saya untuk berpendapat Orang lain tidak percaya saya dapat melakukan suatu pekerjaan karena saya sakit 3. Saya merasa orang lain menerima saya apa adanya 4. Anak-anak sering melawan kepada saya 5. Saya masih merasa menarik walaupun saya kehilangan salah satu simbol kewanitaan saya 6. Semenjak sakit, saya mengabaikan anak-anak saya 7. Walaupun saya sakit, saya masih mengatur urusan rumah tangga 8. Saya mengisolasi diri dari lingkungan sosial saya 9. Saya bisa menahan diri agar tidak menangis di depan orang lain ketika menceritakan tentang penyakit saya 10. Saya rendah diri di dalam lingkungan sosial saya 11. Suami masih meminta pendapat saya ketika suami mendapatkan masalah 12. Ketika kesal saya sering membentak-bentak orang tanpa alasan yang jelas 13. Saya populer diantara lingkungan sosial saya 14. Saya seringkali menyalahkan Tuhan atas penyakit saya 15. Saya selalu jujur kepada orang lain mengenai kondisi kesehatan saya. 16. Saya menolak ketika suami mengajak berhubungan suami istri karena saya merasa minder 17. Orang lain masih mengandalkan saya dalam menyelesaikan suatu tugas SS S KS TS Pernyataan SS 18. Ketika akan berobat saya harus disuruh orang lain 19. Saya merasa bahwa saya masih menjadi diri sendiri meskipun ada banyak perubahan fisik 20. Saya mudah menyerah ketika menjalani pengobatan 21. Anak-anak mengikuti aturan yang saya buat dirumah 22. Saya merasa tidak berharga 23. Ketika berhubungan dengan orang lain saya berlaku sopan 24. Saya lebih senang berteman dengan penderita kanker 25. Saya dapat mengendalikan diri saya sendiri untuk tidak bekerja terlalu lelah. 26. Saya memilih mengundurkan diri dari tempat saya bekerja 27. Saya membantu anak-anak saya ketika anak-anak saya membutuhkan bantuan mengandalkan orang 28. Saya menyelesaikan masalah saya lain untuk 29. Saya merasa orang lain selalu percaya terhadap apa yang saya lakukan 30. Anak saya mengabaikan nasihat-nasihat yang saya berikan 31. Ketika ada undangan suatu acara, kehadiran saya selalu ditunggu-tunggu 32. Suami dan anak sudah tidak mendengarkan pendapat saya lagi 33. Saya masih mengikuti berbagai macam kegiatan seperti ketika saya masih sehat S KS TS Pernyataan 34. Saya mudah tersinggung menasihati saya SS ketika orang lain 35. Saya masih merasa dicintai oleh suami 36. Saya melalaikan ibadah saya karena saya marah kepada Tuhan 37. Jika saya mengalami masalah, saya memikirkan langkah-langkah apa menyelesaikan masalah itu sudah untuk 38. Saya merasa tidak diterima di lingkungan sosial 39. Anak-anak saya tetap menyayangi saya ketika saya sakit 40. Saya sering memikirkan untuk mengakhiri hidup saya 41. Saya sering berdo’a untuk kesembuhan saya 42. Ketika saya mendapatkan masalah, saya bingung bagaimana menyelesaikannya 43. Saya mampu memenuhi kebutuhan biologis suami walaupun saya sakit 44. Saya menyerahkan semua urusan kepada orang lain 45. Saya tetap meluangkan waktu untuk bergaul dengan teman-teman saya 46. Saya merasa kurang mendapatkan perhatian di rumah 47. Walaupun saya diistimewakan sakit, saya tidak ingin 48. Saya merasa sering dikecewakan 49. Walaupun saya sakit, saya tetap mengurus suami dan anak sendirian S KS TS Pernyataan 50. Ada tidaknya saya dalam suatu acara tidak memiliki pengaruh yang besar bagi orang-orang sekitar 51. Saya dapat mengambil keputusan sendiri 52. Saya berharap tidak menderita kanker payudara 53. Saya dapat menahan diri atas rasa bosan dalam menjalani pengobatan. 54. Saya dapat menyelesaikan tugas rumah tangga tanpa dibantu suami SS S KS TS Lampiran 2 Data Hasil Skoring Kuesioner Dukungan Suami Nomor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 4 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 4 1 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 2 4 2 3 3 4 4 4 4 3 2 3 2 4 2 4 3 4 2 4 3 2 2 3 3 5 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 1 4 3 Nomor Responden 6 7 8 9 10 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 4 2 4 4 2 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 1 4 3 4 3 3 4 3 4 1 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 1 2 2 4 3 4 4 3 4 4 4 2 2 4 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 1 3 4 2 2 4 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 4 1 3 3 2 3 4 2 4 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 1 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 1 4 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 11 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 12 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 1 3 4 2 4 4 13 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 14 4 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 1 4 3 3 4 2 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 2 4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 15 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 Nomor Responden Nomor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 43 2 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 44 2 3 2 3 3 1 3 4 3 4 2 4 3 4 3 45 2 3 2 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 2 46 3 4 2 2 2 3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 47 2 4 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 48 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 4 4 4 49 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 50 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 51 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 52 3 3 3 3 3 2 2 4 3 4 2 4 4 3 4 53 2 3 2 2 4 3 2 1 4 4 3 4 3 3 3 54 2 3 2 2 3 4 2 3 4 4 2 4 3 3 3 55 2 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 3 3 56 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 2 4 4 4 4 57 3 4 2 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 58 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 59 2 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 60 2 4 3 2 3 3 2 4 3 3 2 4 2 3 3 61 2 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 62 2 3 2 3 4 2 2 3 2 4 2 4 3 2 3 63 2 2 2 2 4 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 64 3 2 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 3 2 3 65 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 1 2 3 1 2 66 2 3 2 2 3 2 1 4 3 4 2 4 3 3 3 67 3 3 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 68 2 3 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 3 4 4 69 2 4 3 4 3 4 1 3 4 4 3 4 3 1 3 Total* 142 203 147 180 197 186 138 221 194 229 146 221 195 187 191 Ganjil* 70 105 78 96 103 99 71 112 101 115 73 111 97 91 97 Genap* 72 98 69 84 94 87 67 109 93 114 73 110 98 96 94 Tidak Valid *Dihitung dari item yang valid Lampiran 3 Data Hasil Skoring Kuesioner Self Esteem Nomor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 1 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 4 2 2 2 1 4 4 2 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 1 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 2 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 1 3 2 3 4 4 4 2 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 6 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 Nomor Responden 7 8 9 10 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 11 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 12 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 13 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 3 4 4 3 14 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 15 2 1 3 3 2 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 Nomor Responden Nomor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 43 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 44 2 3 3 3 4 4 2 4 3 4 2 3 3 3 3 45 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 46 2 4 3 3 1 4 3 4 3 4 2 4 3 2 4 47 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 48 3 4 1 3 3 4 2 3 2 4 2 3 1 2 4 49 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 50 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 2 3 2 1 2 51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 52 1 1 1 2 1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 1 53 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 54 2 2 3 3 3 4 2 3 3 3 1 3 3 3 2 Total* 110 144 141 142 151 177 117 160 152 159 106 159 137 137 144 Ganjil* 56 69 70 72 75 92 58 82 76 80 52 79 70 70 70 Genap* 54 75 71 70 76 85 59 78 76 79 54 80 67 67 74 Tidak Valid *Dihitung dari item yang valid HASIL KATEGORISASI VARIABEL & ASPEK DUKUNGAN SOSIAL Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Median : Self Esteem Dukungan Suami Aspek Emosi Aspek Penghargaan Aspek Instrumental Aspek Informasi Aspek Jaringan Total Skor Kriteria Total Skor Kriteria Total Skor Kriteria Total Skor Kriteria Total Skor Kriteria Total Skor Kriteria Total Skor Kriteria 110 Rendah 142 Rendah 42 Tinggi 23 Tinggi 34 Rendah 27 Rendah 16 Rendah 144 Tinggi 203 Tinggi 56 Tinggi 29 Tinggi 49 Tinggi 39 Tinggi 30 Tinggi 141 Tinggi 147 Rendah 39 Rendah 22 Rendah 36 Tinggi 30 Rendah 20 Rendah 142 Tinggi 180 Tinggi 51 Tinggi 27 Tinggi 39 Tinggi 37 Tinggi 26 Tinggi 151 Tinggi 197 Tinggi 51 Tinggi 31 Tinggi 47 Tinggi 41 Tinggi 27 Tinggi 177 Tinggi 186 Tinggi 53 Tinggi 29 Tinggi 43 Tinggi 36 Tinggi 25 Tinggi 117 Rendah 138 Rendah 39 Rendah 22 Rendah 30 Rendah 28 Rendah 19 Rendah 160 Tinggi 221 Tinggi 61 Tinggi 35 Tinggi 49 Tinggi 45 Tinggi 31 Tinggi 152 Tinggi 194 Tinggi 55 Tinggi 30 Tinggi 46 Tinggi 38 Tinggi 25 Tinggi 159 Tinggi 229 Tinggi 63 Tinggi 34 Tinggi 55 Tinggi 47 Tinggi 30 Tinggi 106 Rendah 146 Rendah 39 Rendah 23 Tinggi 36 Tinggi 31 Tinggi 17 Rendah 159 Tinggi 221 Tinggi 63 Tinggi 34 Tinggi 53 Tinggi 46 Tinggi 25 Tinggi 137 Tinggi 195 Tinggi 56 Tinggi 31 Tinggi 50 Tinggi 37 Tinggi 21 Tinggi 137 Tinggi 187 Tinggi 52 Tinggi 27 Tinggi 49 Tinggi 36 Tinggi 23 Tinggi 144 Tinggi 191 Tinggi 54 Tinggi 27 Tinggi 48 Tinggi 39 Tinggi 23 Tinggi 117.5 147.5 40 22.5 35 30 20 Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Kuesioner Dukungan Sosial Correlations Spearman's rho Total.DS Item.1 Item.2 Item.3 Item.4 Item.5 Item.6 Item.7 Item.8 Item.9 Item.10 Item.11 Item.12 Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Total.DS 1.000 . 15 .588 .011 15 .747 .001 15 .678 .003 15 .629 .006 15 .312 .129 15 .675 .003 15 .595 .010 15 .838 .000 15 .686 .002 15 -.124 .330 15 .755 .001 15 .794 Correlations Item.13 Item.14 Item.15 Item.16 Item.17 Item.18 Item.19 Item.20 Item.21 Item.22 Item.23 Item.24 Item.25 Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Total.DS .000 15 .619 .007 15 .444 .049 15 .551 .017 15 .748 .001 15 -.337 .109 15 .544 .018 15 .341 .107 15 .834 .000 15 .742 .001 15 .631 .006 15 -.020 .472 15 .700 .002 15 .690 .002 15 Correlations Item.26 Item.27 Item.28 Item.29 Item.30 Item.31 Item.32 Item.33 Item.34 Item.35 Item.36 Item.37 Item.38 Item.39 Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) Total.DS .677 .003 15 .732 .001 15 .534 .020 15 .629 .006 15 .901 .000 15 -.155 .291 15 .527 .022 15 .574 .013 15 .732 .001 15 .750 .001 15 .863 .000 15 .098 .364 15 .572 .013 15 .730 .001 Correlations Item.40 Item.41 Item.42 Item.43 Item.44 Item.45 Item.46 Item.47 Item.48 Item.49 Item.50 Item.51 Item.52 Item.53 N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Total.DS 15 .030 .458 15 .623 .007 15 .640 .005 15 .514 .025 15 .697 .002 15 .791 .000 15 .673 .003 15 .361 .093 15 .755 .001 15 .124 .330 15 .158 .287 15 .204 .233 15 .734 .001 15 .532 Correlations Item.54 Item.55 Item.56 Item.57 Item.58 Item.59 Item.60 Item.61 Item.62 Item.63 Item.64 Item.65 Item.66 Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Total.DS .021 15 .741 .001 15 .735 .001 15 .694 .002 15 .719 .001 15 .615 .007 15 .629 .006 15 .730 .001 15 .456 .044 15 .795 .000 15 .648 .004 15 -.128 .325 15 .357 .096 15 .947 .000 15 Correlations Total.DS Item.67 Correlation Coefficient .573 Sig. (1-tailed) .013 N 15 Item.68 Correlation Coefficient .556 Sig. (1-tailed) .016 N 15 Item.69 Correlation Coefficient .520 Sig. (1-tailed) .023 N 15 Tidak Valid : rkritis 0,30 (Barker et al, 2002;70) Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Dukungan Sosial (Berdasarkan Item Yang Valid) Correlations Spearman's rho Ganjil.DS Genap.DS rtot = 2 ( 0.858) 1 + 0.858 = 0.924 Ganjil.DS Genap.DS Correlation Coefficient 1.000 .858 Sig. (1-tailed) . .000 N 15 15 Correlation Coefficient .858 1.000 Sig. (1-tailed) .000 . N 15 15 Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Self Esteem Correlations Spearman's rho Total.SE Item.1 Item.2 Item.3 Item.4 Item.5 Item.6 Item.7 Item.8 Item.9 Item.10 Item.11 Item.12 Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Total.SE 1.000 . 15 .670 .003 15 .390 .075 15 .614 .007 15 .689 .002 15 .529 .021 15 .614 .007 15 .421 .059 15 .744 .001 15 -.138 .311 15 .801 .000 15 .524 .022 15 .451 Correlations Item.13 Item.14 Item.15 Item.16 Item.17 Item.18 Item.19 Item.20 Item.21 Item.22 Item.23 Item.24 Item.25 Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Total.SE .046 15 .606 .008 15 .551 .017 15 .333 .112 15 .525 .022 15 -.279 .157 15 .579 .012 15 .699 .002 15 .734 .001 15 .612 .008 15 .744 .001 15 -.312 .129 15 .583 .011 15 .700 .002 15 Correlations Item.26 Item.27 Item.28 Item.29 Item.30 Item.31 Item.32 Item.33 Item.34 Item.35 Item.36 Item.37 Item.38 Item.39 Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) Total.SE .789 .000 15 .595 .010 15 .647 .005 15 .638 .005 15 .797 .000 15 -.046 .435 15 .840 .000 15 .650 .004 15 .705 .002 15 .738 .001 15 .689 .002 15 .372 .086 15 .727 .001 15 .616 .007 Correlations Item.40 Item.41 Item.42 Item.43 Item.44 Item.45 Item.46 Item.47 Item.48 Item.49 Item.50 Item.51 Item.52 Item.53 N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Correlation Coefficient Total.SE 15 .736 .001 15 -.175 .266 15 .568 .014 15 .424 .058 15 .852 .000 15 .446 .048 15 .683 .002 15 .638 .005 15 .572 .013 15 -.114 .343 15 .608 .008 15 -.114 .343 15 .589 .010 15 .600 Correlations Sig. (1-tailed) N Item.54 Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Tidak Valid : rkritis 0,30 (Barker et al, 2002;70) Total.SE .009 15 .666 .003 15 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Self Esteem (Berdasarkan Item Yang Valid) Correlations Spearman's rho rtot = 2 ( 0.903) 1 + 0.903 Ganjil.SE Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N Genap.SE Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N = 0.949 Ganjil.SE Genap.SE 1.000 .903 . .000 15 15 .903 1.000 .000 . 15 15 Lampiran 6 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara Dukungan suami dengan self esteem NONPAR CORR /VARIABLES=Self.Esteem Dukungan.Suami /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE . Nonparametric Correlations [DataSet0] Correlations Spearman's rho Self.Esteem Dukungan.Suami Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Self.Esteem 1.000 . 15 .716** .003 15 Dukungan. Suami .716** .003 15 1.000 . 15 Lampiran 7 Hasil Uji Korelasi Rank Spearman antara Dukungan suami per Aspek dengan self esteem NONPAR CORR /VARIABLES=Self.Esteem Emosi /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE . Nonparametric Correlations [DataSet0] Correlations Spearman's rho Self.Esteem Emosi Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Self.Esteem 1.000 . 15 .697** .004 15 Emosi .697** .004 15 1.000 . 15 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). NONPAR CORR /VARIABLES=Self.Esteem Penghargaan /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE . Nonparametric Correlations [DataSet0] Correlations Spearman's rho Self.Esteem Penghargaan Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Self.Esteem Penghargaan 1.000 .751** . .001 15 15 .751** 1.000 .001 . 15 15 NONPAR CORR /VARIABLES=Self.Esteem Instrumental /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE . Nonparametric Correlations [DataSet0] Correlations Spearman's rho Self.Esteem Instrumental Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Self.Esteem 1.000 . 15 .532* .041 15 Instrumental .532* .041 15 1.000 . 15 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). NONPAR CORR /VARIABLES=Self.Esteem Informasi /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE . Nonparametric Correlations [DataSet0] Correlations Spearman's rho Self.Esteem Informasi Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Self.Esteem Informasi 1.000 .738** . .002 15 15 .738** 1.000 .002 . 15 15 NONPAR CORR /VARIABLES=Self.Esteem Jaringan /PRINT=SPEARMAN TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE . Nonparametric Correlations [DataSet0] Correlations Spearman's rho Self.Esteem Jaringan Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Self.Esteem Jaringan 1.000 .796** . .000 15 15 .796** 1.000 .000 . 15 15