View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia memiliki wilayah laut yang cukup luas, dengan potensi
sumberdaya melimpah, menempatkan sektor perikanan menjadi bidang
berprospek cerah untuk dikembangkan secara professional. Pembangunan
perikanan termasuk budidaya laut perlu dikembangkan, demikian halnya
infrastruktur pendukung serta kualitas sumberdaya manusianya yang senantiasa
harus ditingkatkan agar potensi sumberdaya perikanan yang dimaksud dapat
dimanfaatkan dengan tepat dan ditunjang oleh kelestarian daya dukungnya.
Pembangunan perikanan juga ditujukan untuk terwujudnya industri perikanan
mandiri melalui usaha yang mantap dalam pengelolaan, penangkapan, budidaya
laut, pengolahan, dan pemasaran sesuai dengan potensi lestari sekaligus
inventarisasi sumberdaya alam sebagai keunggulan kompetitif yang komparatif
(Haeruman, 2000).
Wilayah pesisir dan laut Sulawesi Selatan terbentang sepanjang 1979,97
km garis pantai dengan luas perairan laut diperkirakan tidak kurang dari 48.000
km2, yang mencakup kawasan laut, yakni selat Makassar, laut Flores, dan teluk
Bone serta hamparan pulau-pulau kecil dan kawasan kepulauan Spermonde dan
kawasan kepulauan Takabonerate. Sumberdaya yang dikandungnya sangat
beragam, seperti sumberdaya hayati (berbagai jenis ikan, crustacea, molusca,
karang, lamun, rumput laut, mangrove) dan non hayati (pasir putih, tambang,
mineral dan lain-lain) (Haeruman, 2000).
Salah satu ekosistem yang cukup luas di lingkungan perairan laut dangkal
adalah padang lamun. Disamping mempunyai produktivitas biologis yang tinggi
dari padang lamun, kekayaan ikan juga terkonsentrasi di padang lamun. Padang
lamun memiliki distribusi cukup luas pada daerah tropik, lingkungan ini salah satu
1
tempat yang disukai sebagai tempat berlindung, ruang hidup dan tempat mencari
makan bagi beranekaragam jenis biota termasuk ikan (Haeruman, 2000).
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang
dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal (Wood et al,
1969).Semua lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai
akar rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan
berpembuluh yang tumbuh di darat (Tomlinson, 1974). Jadi sangat berbeda
dengan rumput laut (algae).
Ada sekitar 50 jenis lamun yang ditemukan di dunia yang tumbuh pada
perairan laut dangkal yang berdasar lumpur atau pasir. Lamun ini terdiri dari dua
suku (famili) yaitu suku Potamogetonacea (9 marga, 35 jenis) dan suku
Hydrochoraticea (3 marga, 15 jenis) (Den Hartog 1970; Phillips & Menez 1988).
Dari 50 jenis lamun tersebut, ada 12 jenis yang telah ditemukan di Indonesia
yaitu Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, Halophila spinulosa, Halophila
minor, Halophila decipiens, Halodule pinifolia, Halodule uninervis. Thalasso
Dendron ciliatum, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Thalassia
hemprichii dan Enhalus acoroides. Satu spesies lagi yang baru ditemukan di
kepulauan Spermonde yaitu Halophilia sulawesi. Spesies yang paling sering
ditemukan di perairan indonesia yaitu jenis spesies Thalassia dan Enhalus (Den
Hartog, 1970).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan (Nagelkerken et al, 2000)
melaporkan bahwa beberapa spesies ikan menggunakan daerah lamun dan
mangrove sebagai daerah asuhan tempat membesarkan juvenile (nursery
ground). Kelimpahan dan kekayaan jenis (species richness) tertinggi ditemukan
di daerah padang lamun dan daerah berlumpur yang sekelilingnya ditumbuhi
oleh vegetasi mangrove.
2
Banyak studi telah dilakukan baik secara kuantitatif maupun secara
kualitatif tentang padang lamun di beberapa daerah di penjuru dunia, khususnya
di daerah pulau yang berada di wilayah Indonesia sendiri. Penelitian semacam ini
masih sangat minim.
Masyarakat yang berada di sekitar Kepulauan Kapoposang Sebagian
besar merupakan suku Bugis, yang cukup menyadari akan arti pentingnya
lingkungan hidup. Indikasi hal tersebut, terlihat dengan masih utuhnya karangkarang
di
Kepulauan
Kapoposang
dan
larangan
penangkapan
ikan
menggunakan bahan peledak oleh pemuka agama setempat. Bulan-bulan yang
berbahaya untuk melakukan pelayaran di Kepulauan Kapoposang adalah pada
bulan Desember sampai dengan Januari setiap tahunnya, dimana masyarakat
setempat menamakan bulan tersebut sebagai bulan “janda”.
Daerah
lamun
Pulau
Kapoposang
cukup
baik,
karena
selain
penduduknya yang kurang, daerah padang lamunnya masih dijaga dengan baik
oleh masyarakat di daerah tersebut, sehingga ikan–ikan yang tinggal maupun
yang mencari makan akan sangat mudah mendapatkan makanan dan ikanikannya pun dapat hidup dengan tenang.
Keberadaan ikan-ikan tersebut perlu dijaga kelestariannya, terutama
jenis-jenis ikan penting yang hidup di daerah padang lamun. Selain menjaga
kelestariannya juga perlu adanya pengelolaan salah satunya informasi mengenai
aspek biologi beberapa jenis ikan penting ini, terutama dalam hal kebiasaan
makanan, sehingga penelitian ini perlu dilakukan.
3
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan makanan
beberapa spesies ikan penting yang berada di padang lamun Thalassia
hemprichii, dan Enhallus acoroides.
Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai informasi dasar dalam upaya
pengelolaan ekosistem lamun, khususnya dalam mempertahankan produktifitas
perikanan pada ekosistem lamun.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Lamun
Lamun / seagrass adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang
dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal (Wood et al,
1969).Semua lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai
akar rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan
berpembuluh yang tumbuh di darat (Tomlinson, 1974). Jadi sangat berbeda
dengan rumput laut (algae).
Thalassia hemprichii
Gambar 1. Lamun Enhalus acoroides dan lamun Thalassia hemprichii (sumber:
http://www.seagrasswatch.org/id_seagrass.html yang diakses pada
tanggal 25 Oktober 2011).
Padang lamun merupakan bentangan tetumbuhan berbiji tunggal
(monokotil) dari kelas Angiospermae. Lamun adalah tumbuhan air yang
berbunga (spermatophyta) yang hidup dan tumbuh terbenam di lingkungan laut,
berpembuluh, berdaun, berimpang, dan berakar. Hidup terbentang pada
kedalaman 0,5-20 meter, kemudian terumbu karang.Lamun mempunyai akar
rimpang, daun, bunga dan buah.Secara ekologis, lamun mempunyai beberapa
5
fungsi penting. Lamun merupakan produktifitas primer di perairan dangkal di
seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme
(Terrados, 2003 ).
Padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun
sebagai vegetasi yang dominan. Lamun atau rumput-rumputan laut (seagrass)
adalah kelompok tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkeping
tunggal (monokotil) yang mampu hidup secara permanen di bawah permukaan
air laut (den Hartog, 1970).
Lamun
(seagrass)
merupakan
satu-satunya
tumbuhan
berbunga
(angiospermae) yang memiliki rhizoma, daun dan akar sejati yang hidup
terendam dalam laut. Umumnya berbentuk padang yang luas di dasar laut yang
dangkal dan jernih dengan sirkulasi air yang baik untuk menghantarkan zat-zat
hara dan oksigen terlarut, serta mengangkut hasil metabolisme lamun ke luar
daerah padang lamun (Bengen, 2001; Nontji, 2005; Suprihayono, 2007).
B. Fungsi dan Peran Lamun
Dari hasil penelitian para peneliti diketahui bahwa peranan lamun di
lingkungan perairan laut dangkal adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Produser Primer.
Lamun mempunyai tingkat produktivitas primer tertinggi bila dibandingkan
dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal seperti ekosistem
mangrove dan ekosistem terumbu karang (Thayer et al 1975, Qosim &
Bhattatharihi, 1971).
2. Sebagai Habitat Biota.
Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai
hewan dan tumbuh–tumbuhan (algae). Di samping itu, padang lamun
(seagrass beds) dapat juga sebagai daerah asuhan, padang penggembalaan
6
dan makanan dari berbagai jenis ikan herbivore dan ikan-ikan karang (coral
fishes) (Kikuchi & Peres, 1977).
3. Sebagai Perangkap Sedimen.
Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus
dan ombak, sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Di samping itu,
rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga
dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Jadi padang lamun
yang
berfungsi
sebagai
perangkap
sedimen
dapat
mencegah
erosi
(Gingsburg & Lowenstan 1958, Thoraug & Austin 1976).
4. Sebagai Pendaur Zat Hara.
Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan
elemen-elemen yang langka di lingkungan laut.khususnya zat–zat hara yang
dibutuhkan oleh algae epifitik.
C. Fungsi Ekologi Padang Lamun
Lamun telah beradaptasi sepenuhnya terendam dalam perairan laut dan
sangat mempengaruhi parameter fisik, kimia, dan biologi lingkungan perairan
pantai. Lamun mengubah aliran air, sirkulasi nutrisi, dan struktur jaring makanan
dan juga sebagai sumber maknan penting bagi mega herbivora seperti penyu
hijau, dan duyung, serta menyediakan habitat penting bagi banyak fauna laut,
termasuk spesies perikanan ekonomis penting (Ort et al 2006).
Phillip & Menez (1988), menyebutkan bahwa struktur komunitas lamun
setidaknya terdiri dari 3 komponen utama yang saling terkait, yaitu: (1)
Komponen tumbuhan dan hewan, (2) susunan organisme dalam ruang dan
waktu, (3) Hubungan timbal balik dengan komunitas dan dengan lingkungan
abiotik.
7
D. Komunitas Ikan Padang Lamun
Padang lamun memilki berbagai peranan dalam kehidupan ikan dimana
padang lamun dapat dijadikan daerah asuhan (nursery ground), sebagai tempat
mencari makan (feeding ground), dan daerah untuk mencari perlindungan. Untuk
spesies lamunnya sendiri dapat merupakan makanan langsung bagi ikan
(Bengen, 2001). Menurut Hutomo (1985) peranan lamun adalah sebagai daerah
asuhan, dimana sebagian besar ikan penghuni padang lamun adalah ikan-ikan
juvenil apabila telah dewasa akan menghabiskan hidupnya pada tempat lain.
Bell & Polar (1989), ikan pada habitat lamun menghuni tempat atau
ruangan yang berbeda, sehinga terdapat 2 tipe penggolongan hunian ikan pada
habitat lamun, yaitu:
1. Golongan pertama: ada 3 macam kategori ikan, yaitu : (1) yang
beristirahat di daun, (2) yang hidup di bawah tajuk daun, (3) dan yang
berada di atas daun atau dalam sedimen.
2. Golongan kedua : berdasarkan kolom air yang dihuni ikan, yaitu ; (1)
yang makan di atas tajuk daun, dan (2) yang bernaung di bawah tajuk
daun.
Selanjutnya disebutkan bahwa pilihan tempat ini diduga berhubungan
erat dengan cara makan dan morfologi ikan. Misalnya ikan yang hidupnya pada
kolom air umumnya bergerak cepat dan juga pemakan plankton, yang hidup di
atas atau di bawah tajuk daun biasanya bergerak lambat yang memakan
plankton dan biota penempel, sementara yang jenis benthik relatif menetap dan
makan sebagian besar organisme yang berasosiasi dengan tajuk yang agak ke
bawah atau substrat dasar.
Menurut Pereira et al (2010), padang lamun digunakan oleh ikan juvenil
dalam cara yang berbeda, umumnya sebagai situs pembibitan, tempat
berlindung dari predator, mengurangi kompetisi dan meningkatkan ketersediaan
8
sumber makanan, sehingga membangun hubungan konektivitas dengan
ekosistem lainnya.
Banyak ikan karang (Haemulidae, Lutjanidae, Mullidae, dan Scaridae)
dengan kepentingan ekologi bermigrasi antar daerah yang mempertahankan
konektivitas antar ekosistem pesisir. Agregasi besar ikan juvenile dan famili
Haemulidae ditemukan dekat dengan mangrove, lamun dan terumbu karang,
dimana mereka melakukan migrasi ontogenetik antar ke tiga ekosistem tersebut,
yang melibatkan perubahan dalam makanan dean perilaku (Pereira et al 2010).
Bell & Polar (1989) mengidentifikasi 7 karakteristik utama kumpulan ikan
yang berasosiasi di padang lamun dengan beberapa perubahan karakteristikkarakteristiknya adalah:
1. Keanekaragaman dan kelimpahan ikan di padang lamun biasanya lebih
tinggi daripada yang berdekatan dengan substrat kosong.
2. Lamanya asosiasi ikan lamun berbeda-beda diantara spesies ikan dan
tingkat siklus hidup.
3. Sebagian besar asosiasi ikan dengan padang lamun didapatkan dari
plankton, jadi padang lamun adalah daerah asuhan untuk banyak spesies
yang mempunyai nilai ekonomis penting.
4. Zooplankton dan epifauna krustasea adalah makanan utama ikan yang
berasosiasi dengan lamun, dengan tumbuhan, pengurai dan komponen
infauna dan jaring-jaring makanan di lamun yang dimanfaatkan oleh ikan.
5. Perbedaan yang jelas (pembagian sumberdaya) pada komposisi spesies
terjadi di banyak padang lamun.
6. Hubungan yang kuat terjadi antara padang lamun dan habitat yang
berbatasan, kelimpahan relatif dan komposisi spesies ikan di padang
lamun menjadi tergantung pada tipe (terumbu karang, estuari, mangrove)
dan jarak dari habitat yang terdekat.
9
7. Kumpulan ikan dari padang lamun yang berbeda seringkali berbeda juga,
walaupun dua habitat itu berdekatan.
E. Kebiasaan Makanan
Faktor makanan mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan
individu. Untuk merangsang pertumbuhan yang optimal, diperlukan jumlah atau
mutu makanan yang tersedia dalam keadaan cukup serta sesuai dengan kondisi
perairan. Menurut Effendie (1979) makanan dapat merupakan faktor yang
menentukan bagi populasi, pertumbuhan dan kondisi ikan, sedangkan macam
makanan setiap spesies ikan biasanya bergantung pada umur, tempat dan
waktu.
Menurut Mudjiman (1989) dalam Suwarni (1998) ikan dapat dibedakan
menjadi 5 golongan berdasarkan makanannya, yaitu : (1) pemakan tumbuhtumbuhan (herbivora / vegetaris) yaitu ikan yang makanan pokoknya terdiri dari
tumbuh-tumbuhan : (2) pemakan daging (karnivora) yaitu ikan yang makanan
berasal dari hewan : (3) pemakan segala atau campuran (omnivora) yaitu ikan
yang makanan pokoknya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan : (4)
pemakan plankton, yaitu sepanjang hidupnya makanan pokoknya berasal dari
plankton ; (5) pemakan detritus, yaitu ikan yang makanan pokoknya terdiri dari
hancuran sisa-sisa bahan organik yang sedang membusuk di air. Berdasarkan
jumlah variasi dari macam-macam makanan, ikan dapat dibedakan atas
euryphagic yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan, stenophagic yaitu
ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit atau sempit dan monophagic
yaitu ikan yang makanannya terdiri dari satu macam makanan saja (Effendie,
1997)
Kebiasaan makanan berhubungan dengan kebiasaan cara makan ikan.
Kebiasaan cara makan pada ikan seringkali dihubungkan dengan bentuk tubuh
10
yang khusus dan fungsional morfologi dari tengkorak, rahang dan alat
pencernaan makanannya. Pada ikan-ikan herbivora tidak dijumpai gigi,
mempunyai tapis insang yang lembut dan dapat menyaring fitoplankton dari air.
Ikan ini tidak mempunyai lambung yang benar, usunya panjang berliku-liku dan
berdinding tipis. Ikan karnivora mempunyai gigi untuk menyergap, menahan,
memegang, dan merobek mangsa serta jari-jari tapis insang yang disesuaikan
untuk menahan dan menggilas mangsa. Ikan omnivore mempunyai system
pencernaan antara bentuk hebivora dan karnivora, memiliki lambung dan usus
yang pendek, tebal dan elastis (Effendie, 1997).
Makanan menentukan kelimpahan ikan di suatu perairan, karena
menentukan pertumbsuhan dan kondisi ikan (Effendie, 1997). Kekurangan
makanan akan membatasi jumlah populasi ikan di suatu perairan. Di samping itu
tidak semua jenis makanan yang tersedia di perairan disukai oleh ikan dan untuk
menentukan jenis makanan ikan tertentu secara langsung adalah pekerjaan yang
tidak mudah, karena kadang-kadang usus ikan kosong. Namun demikian,
beberapa petunjuk mengenai bahan yang menjadi makanan ikan tertentu dapat
diperoleh melalui pengamatan panjang usus dan hubungannya dengan panjang
badan.
Urutan kebiasaan makanan ikan terdiri dari makanan utama yaitu
makanan yang biasa dimakan dalam jumlah besar, makanan pelengkap yaitu
makanan yang ditemukan dalamsaluran pencernaan dalam jumlah yang sedikit
dan makanan tambahan yaitu makanan yaitu makanan yang terdapat di dalam
saluran pencernaan dalam jumlah yang cukup sedikit. Selain itu, juga terdapat
makanan pengganti yaitu makanan yang hanya dikonsumsi jika makanan utama
tidak ada (Nikolsky, 1963).
11
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan
July 2011. Analisis kebiasaan makan dilakukan di Laboratorium Biologi
Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Gambar 2. Peta lokasi penelitian (Nadiarti, 2011).
B. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel ikan yang
ditangkap di Pulau Kapoposang, dan juga tissu yang digunakan sebagai lap
untuk alat-alat yang digunakan pada saat di laboratorium.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mistar ukur dengan
ketelitian 1 mm untuk mengukur panjang total tubuh ikan. Bobot kering ikan
12
ditimbang dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,001 g.
Untuk membedah ikan contoh digunakan dissecting-set, plastik sampel untuk
menyimpan saluran pencernaan, spidol untuk memberi tanda pada sampel.
Alat yang digunakan pada saat pembedahan usus di laboratorium yaitu
diantaranya hemositometer untuk menaruh sampel yang dipakai meneliti jenis
makanan pada usus yang diteliti, cover glas yang digunakan sebagai penutup
hemositometer, mikroskop berfungsi untuk melihat jenis makanan, pipet tetes
digunakan untuk mengambil sampel yang ditaruh di cawan petri, cawan petri
digunakan sebagai tempat menaruh sampel.
C. Prosedur Penelitian
Penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan jaring insang dan
jaring pantai pada daerah padang lamun yang memiliki tutupan lamun tertinggi
pada
masing–masing
lokasi
penelitian.
Hasil
tangkapan
selanjutnya
diidentifikasi dan di ukur panjang totalnya. Selanjutnya, setiap jenis ikan diukur
panjang totalnya sebelum dibedah dan dihitung jumlah individu setiap jenis.
Setiap individu ikan kemudian dibedah untuk dikeluarkan lambungnya. Ikan
yang telah dikeluarkan lambungnya kemudian dikeringkan pada suhu 70oC
sampai mencapai bobot kering tetap atau Ash Fee Dry Weight (AFDW). Analisis
isi lambung dilakukan terhadap 10 jenis ikan terpenting berdasarkan nilai indeks
biologi. Ikan yang mempunyai nilai 10 ke atas dianggap paling penting dalam
komunitas.
D. Analisis kebiasaan makanan
Untuk metode ini, semua individu organisme serta benda–benda lainnya
yang terdapat di dalam alat pencernaan makanan dihitung satu demi satu., dan
dipisahkan jenis demi jenis. Jenis organisme yang ditemukan dalam usus
diidentifikasi menggunakan buku panduan plankton (sachlan, 1972). Jika masing13
masing jumlah kelompok makanan telah diketahui, kelompok makanan itu dapat
di perbandingkan antara satu dengan yang lainnya, kemudian ditarik kesimpulan
terbatas
tentang
macam-macam
makanan
yang
terdapat
didalam
alat
pencernaan tersebut.
Nī€Ŋ
ni
x100%
Ni
Dimana: N: Jumlah jenis makanan dalam bentuk %
ni: jumlah makanan ke-i
Ni: total jumlah makanan dalam usus
E. Perhitungan Dengan Menggunakan Hemositometer
Pengambilan sampel contoh yaitu dengan cara usus ikan dibedah dan
dikeluarkan isi ususnya. Selanjutnya isi usus ikan diencerkan dengan volume air
sebanyak 5 ml. Kemudian dilakukan 3 kali pengulangan untuk pengamatan
sampel isi usus yang telah diencerkan, sehingga jumlah individu makanan yaitu :
𝑛
× đ‘Ŗ𝑜𝑙đ‘ĸ𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 × 104
𝑏𝑎𝑛đ‘Ļ𝑎𝑘𝑛đ‘Ļ𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔đ‘ĸ𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jenis Ikan yang Berasosiasi Dengan Padang Lamun
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka dapat dilihat
berbagai jenis Ikan yang berasosiasi dengan padang lamun yang berada pada
kedua lokasi yaitu pada padang lamun Thalassia hemprichii dan Enhalus
acoroides seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis ikan yang berasosiasi di padang lamun yang terdapat pada kedua
lokasi penelitian
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Jenis ikan
Apogon bandanensis
Caranx papuensis
Gerres oyena
Hemiramphus far
Lethrinus atkinsoni
Neoniphon argenteus
Scarus frenatus
Sphyraena qenie
Tylosurus crocodiles
Atherinomorus lacunonsus
Chaerodon anchorago
Lethrinus lentjan
Saurida gracilis
Siganus canaliculatus
Siganus guttatus
Plectorhincus gibbosus
Tylosurus acus melanotus
Thalassia hemprichii
X
X
X
X
X
X
X
X
X
-
Enhalus acoroides
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Pada Tabel 1. dapat dilihat jenis-jenis ikan yang berasosiasi dengan
lamun Thalassia hemprichii yang ditemukan pada saat penelitian yaitu ikan
Apogon bandanensis, Hemiramphus far, Tylosurus crocodilus, Sphyraena qenie,
Neoniphon argenteus, Caranx papuensis, Gerres oyena, Lethrinus atkinsoni, dan
Scarus frenatus. Beberapa jenis ikan yang berasosiasi pada lamun Enhalus
acoroides yang ditemukan pada saat penelitian antara lain adalah ikan jenis
15
Tylosurus crocodilus, Siganus canaliculatus, Lethrinus lentjan, Siganus
guttatus, Plectorhincus gibbosus, Tylosurus acus melanotus, Saurida gracilis,
Atherinomorus
lacunonsus,
dan
Chaerodon
anchorago.
Ikan
Tylosurus
crocodilus dijumpai pada kedua daerah padang lamun.
Keberadaan berbagai jenis ikan yang ditemukan baik pada lamun
Thalassia hemprichii maupun di lamun Enhalus acoroides tersebut disebabkan
selain ikan-ikan tersebut mencari makan, juga menjadikan padang lamun
sebagai tempat berlindung dan berkembangbiak. Pada lokasi penelitian lamun
Thalassia hemprichii, dan Enhalus acoroides sebagian ikan menjadikan lamun
sebagai makanannya. Padang lamun memilki berbagai peranan dalam
kehidupan ikan dimana padang lamun dapat dijadikan daerah asuhan (nursery
ground), sebagai tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah untuk
mencari perlindungan. Untuk spesies lamunnya sendiri dapat merupakan
makanan langsung bagi ikan (Bengen, 2001).
B. Jenis-Jenis Makanan Pada Spesies Ikan yang Ditemukan di Lamun
Thallasia hemprichii
1. Ikan Apogon bandanensis
Jenis makanan yang ditemukan dalam usus pada ikan Apogon
bandanensis sangat beragam macamnya. Berbagai macam makanan yang
ditemukan dalam ususnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Pada Tabel 2 dalam usus ikan Apogon bandanensis terdapat plankton
jenis Volvox sp. yang mendominasi sebanyak 1170 individu, Volvox sp. ini juga
paling banyak dimakan oleh spesies-spesies lain selain Apogon bandanensis.
Selain Volvox sp. juga jenis lain seperti Polyendrium trigonum sebanyak 8
individu, cacing dan jenis-jenis plankton lain yang hanya berjumlah 1 individu.
Jenis-jenis plankton lain yang ditemukan selain Volvox sp. dan juga Polyendrium
16
trigonum, yaitu Selenastrum sp. yang berjumlah 2 individu. Diatomae vulgare,
Chaerodon sp., Surirella biseriata, Platidorina sp., Schoederia setigera,
Pleodorina sp., Charachium longipes yang semua berjumlah masing-masing 1
individu, serta Raphidium polymorphum yang berjumlah 3 individu.
Fenomena ini menunjukkan bahwa sebagian besar komunitas ikan yang
berada pada ekosistem padang lamun tidak secara langsung menjadikan lamun
sebagai bahan makanannya, namun memakan biota laut yang berasosiasi pada
ekosistem lamun seperti larva, ikan, bivalvia, gastropoda, cephalopoda atau
berbagai jenis zooplankton (Latuconsina, 2011).
Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang
tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer.
Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus ikan Apogon
bandanensis
Ukuran ikan
(mm)
30
80
85
90
Total
Jenis Makanan
Selenastrum sp.
Diatomae vulgare
Volvox sp.
Chaerodon sp.
Polyedrium trigonum
Volvox sp.
Raphidium polymorphum
Cacing
Pleodorina sp.
Characium longipes
Selenastrum sp.
Surirella biseriata
Platydoria sp.
Schoederia setigera
Volvox sp.
Volvox sp.
Jumlah
(Ind/ml)
16666.67
16666.67
200000.00
16666.67
133333.33
11850000
50000.00
16666.67
16666.67
16666.67
16666.67
16666.67
16666.67
16666.67
3866667.00
3583333.00
19850000.00
Persentasi Jenis
Makanan (%)
0.0840
0.0840
1.0076
0.0840
0.6717
59.6977
0.2519
0.0840
0.0840
0.0840
0.0840
0.0840
0.0840
0.0840
19.4794
18.0521
100
17
2. Ikan Caranx papuensis
Pada ikan Caranx papuensis yang berukuran 210 mm ditemukan
berbagai jenis makanan dan dengan jumlah makanan yang berbeda-beda dalam
ususnya. Jenis makanan yang ditemukan dalam usus Caranx papuensis berupa
plankton jenis Eudorina wallichii, Nitschin closterium, dan Volvox sp.. Ditemukan
jenis makanan lain seperti lamun sebanyak 2 buah. Untuk jenis makanan yang
paling banyak ditemukan yaitu plankton
Eudorina wallichii sebanyak 84000
individu/ml. Plankton yang ditemukan hanya 2000 individu/ml saja yaitu Nitschin
closterium. Untuk plankton jenis Volvox sp. ditemukan sebanyak 2 individus.
3. Ikan Gerres oyena
Pada ikan jenis Gerres oyena, telihat dalam ususnya makanan berupa
plankton Xanthidium sansibarense sebanyak 2 individu, Pleodoria sp. sebanyak
3 individu, Eudorina wallichii sebanyak 1 individu, dan Scenedesmus obliquus
sebanyak 1 individu. Selain itu ditemukan jenis makanan lain yaitu serpihan
lamun sebanyak 1 buah.
Hasil penelitian Latuconsina (2011), menemukan jumlah jenis ikan yang
memakan lamun (herbivora) relatif sedikit jika dibandingkan dengan yang
memakan plankton, ikan atau lainnya.
4. Ikan Hemiramphus far
Untuk ikan jenis Hemiramphus far baik yang berukuran 350 mm maupun
yang berukuran 390 mm, terlihat dalam ususnya, hanya satu jenis makanan saja
yang mendominasi atau 100%. Jenis makanan yang mendominasi dalam
ususnya yaitu lamun. Tidak ada jenis makanan lain yang ditemukan dalam
ususnya kecuali lamun. Dalam artian spesies Hemirampus far hanya memakan
lamun saja.
18
Menurut Hemingga & Duarte (2000), padang lamun dengan kerapatan
yang tinggi menyediakan perlindungan bagi ikan dari serangan predator dan
meningkatkan luas perrmukaan bagi perlekatan hewan dan tumbuhan renik yang
merupakan makanan utama bagi ikan.
5. Ikan Lethrinus atkinsoni
Pada ikan Lethrinus atkinsoni yang masing-masing berukuran 85 mm dan
105 mm, ditemukan berbagai jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah
makanan yang berbeda-beda, seperti yang terlihat pada Tabel 3.
Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang
tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer.
Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Lethrinus atkinsoni
Ukuran ikan
(mm)
85
105
Total
Jenis Makanan
Polyendrium lobulatum
Eunotia ehrenbergii
Melosira sulina
Hemidiscus hardmanianus
serpihan cangkang kerang
Pleodorina sp.
Jumlah
(Ind/ml)
366666.7
16666.67
16666.67
16666.67
33333.33
16666.67
466666.77
Persentasi Jenis
Makanan (%)
78.5714
3.5714
3.5714
3.5714
7.1429
3.5714
100
Untuk ikan jenis Lethrinus atkinsoni pada Tabel 3, dalam ususnya
ditemukan serpihan cangkang kerang sebanyak 2 buah, dan juga ditemukan
jenis maknanan lain seperti plankton. Untuk jenis plankton yang ditemukan dalam
ususnya adalah Pleodorina sp., Eunotia ehrenbergii, Melosira sulina, dan
Hemidiscus hardmanianus yang hanya mendominasi masing-masing berjumlah 1
19
individu untuk tiap-tiap spesies plankton yang ditemukan dalam usus ikan
tersebut. Tidak ditemukan jenis makanan lainnya.
6. Ikan Neoniphon argenteus
Pada ikan Neoniphon argenteus yang masing-masing berukuran 65 mm
dan 175 mm, ditemukan berbagai jenis makanan dan dengan jumlah makanan
yang berbeda-beda dalam ususnya, seperti yang terlihat pada Tabel 4.
Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang
tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer.
Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Neoniphon argenteus
Ukuran
ikan (mm)
65
175
Jenis Makanan
Volvox sp.
Serpihan lamun
Sisik
Volvox sp.
Raphidium polymorphum
Total
Jumlah
(Ind/ml)
33333.33
Persentasi Jenis
Makanan (%)
10.0000
66666.67
50000.00
116666.70
20.0000
15.0000
35.0000
66666.67
333333.33
20.0000
100
Pada Tabel 4 untuk jenis ikan Neoniphon argenteus terlihat dalam
ususnya adalah sisik ikan sebanyak 3 buah, plankton Raphidium polymorphum
sebanyak 4 individu dan Volvox sp. sebanyak 7 individu dan juga serpihan lamun
sebanyak 4 buah. Hanya terdapat sedikit jenis makanan yang ditemukan dalam
usus ikan Neoniphon argenteus, tidak sebanyak yang ditemukan dalam usus
pada ikan Apogon bandanensis.
Perbedaan jumlah makanan dikarenakan selain perbedaan ukuran tubuh
juga dikarenakan berbagai jenis makanan yang dimakan. Berdasarkan jumlah
variasi dari macam-macam makanan, ikan dapat dibedakan atas euryphagic
20
yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan, stenophagic yaitu ikan
pemakan makanan yang macamnya sedikit atau sempit dan monophagic yaitu
ikan yang makanannya terdiri dari satu macam makanan saja (Effendie, 1997).
7. Ikan Scarus frenatus
Pada ikan Scarus frenatus yang berada pada lamun Thalassia hemprichii,
dan masing-masing berukuran 110 mm, 115 mm, dan 120 mm ditemukan
berbagai jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan yang
berbeda-beda, seperti yang terlihat pada Tabel 5.
Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang
tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer.
Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Scarus frenatus
Ukuran
ikan (mm)
110
115
120
Total
Jenis Makanan
Pleodorina sp.
Schoederia setigera
Raphidium polymorphum
Pleodorina sp.
Rattulus rattus
Hydrodiction reticulatum
Polyedrium trigonum
Pleodorina sp.
Botryococcus braunii
Laudaria annulata
Jumlah
(Ind/ml)
1250000.00
Persentasi Jenis
Makanan (%)
24.5902
50000.00
16666.67
1783333.00
16666.67
0.9836
0.3279
35.0820
0.3279
16666.67
33333.33
1400000.00
500000.00
16666.67
5083333.00
0.3279
0.6557
27.5410
9.8361
0.3279
100
Pada Tabel 5, dalam usus ikan Scarus frenatus ditemukan berbagai jenis
plankton, tetapi tidak ditemukan jenis makanan lain selain plankton. Dalam
ususnya ditemukan jenis plankton yang berbeda-beda seperti Rattulus rattus,
Hydrodiction reticulatum, dan Raphidium polymorphum yang masing-masing
21
ditemukan
individu saja. Jenis plankton lain yang paling banyak ditemukan
seperti Pleodorina sp. sebanyak 266 individu. Ini berbeda dengan penelitian
Randal (1967) yang menyatakan bahwa spesies-spesies pemakan lamun
terpenting adalah ikan kakaktua family Scaridae, yaitu Genera Scarus dan
Sparisoma. Seringkali ditemukan sejumlah besar potongan-potongan lamun
pada ikan-ikan tersebut. Sebagai contoh pada spesies Scarus guacamaia yang
panjangnya 516 mm.
Untuk hasil analisa isi ususnya hampir semua jenis ikan disdominasi
plankton dan lamun, artinya kedua jenis makanan ini melimpah, dan secara
umum keragaman sumber makanan pada lokasi lamun Thalassia hemprichii
sangat sedikit karena didominasi oleh kedua jenis makanan ini.
8. Ikan Sphyraena qenie
Jenis ikan Sphyraena qenie yang masing masing berbeda ukuran yaitu
baik ukuran 265 mm, 320 mm, maupun yang berukuran 362 mm hanya
memakan satu jenis makanan saja dan tidak terlihat jenis makanan yang lain
seperti plankton dan juga lamun atau benda lainnya yang masuk. Sphyraena
qenie hanya memakan jenis makanan berupa ikan. Menurut Hemingga & Duarte
(2000), untuk sebagian besar ikan, komponen dominan dari makanannya adalah
plankton dan udang-udangan atau epifauna.
9. Ikan Tylosurus crocodilus
Pada ikan Tylosurus crocodilus yang masing-masing berukuran berbedabeda ditemukan berbagai jenis makanan dan dengan jumlah makanan yang
berbeda-beda dalam ususnya, seperti yang terlihat pada Tabel 6.
Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang
tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer.
Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 6.
22
Tabel 6. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Tylosurus crocodilus
Ukuran
ikan(mm)
Jenis Makanan
Volvox sp.
Raphidium polymorphum
Serpihan lamun
Sclenastrum sp.
Pandoryna morum
Volvox sp.
Serpihan lamun
Cocconcus placentula
Volvox sp.
Serpihan lamun
Ephitemia argus
Characium longipes
Volvox sp.
Stauroneis parvulum
370
410
420
430
Total
Jumlah
(Ind/ml)
483333.3
16666.67
50000.00
16666.67
83333.33
916666.70
50000.00
166666.70
1366667.00
16666.67
16666.67
66666.67
66666.67
16666.67
3333333.33
Persentasi Jenis
Makanan (%)
14.5000
0.5000
1.5000
0.5000
2.5000
27.5000
1.5000
5.0000
41.0000
0.5000
0.5000
2.0000
2.0000
0.5000
100
Pada Tabel 6, terlihat dalam usus Tylosurus crocodilus terdapat jenis
makanan berupa Volvox sp. yang ditemukan sebanyak 207 individu, jenis
plankton lain seperti Cocconcus placentula sebanyak 10 individu. Ada juga
beberapa plankton yang hanya ditemukan masing-masing 1 individu yaitu
Stauroneis parvulum, Raphidium polymorphum, Selenastrum sp.,dan juga
Ephitemia argus. Spesies Tylosurus crocodilus juga memakan lamun.
Penelitian Latuconsina (2011), menemukan juga 2 jenis ikan yang bersifat
omnivora yaitu: Acriecthys tomentosus dan Paracentropogon longsipinis karena
ditemukan
berbagai
jenis
makanan
termasuk
potongan
lamun
dalam
lambungnya.
23
B. Jenis-Jenis Makanan Pada Spesies Ikan yang Ditemukan di Lamun
Enhallus acoroides.
1. Ikan Atherinomorus lacunonsus
Pada ikan Atherinomorus lacunonsus yang masing-masing berukuran 80
mm, 100 mm, dan 125 mm dan berada pada lamun Enhalus acoroides,
ditemukan berbagai jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan
yang berbeda-beda (Tabel 7).
Tabel 7. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Atherinomorus
lacunonsus
Ukuran
ikan (mm)
80
100
125
Total
Jenis makanan
Raphidium polymorphum
Volvox sp.
Dimerphococcus lunatus
Nitzschin lorenziana
Cyclotella operculata
Volvox sp.
Cyolotella operculata
Pandorina morum
Scenedesmus obliquus
Nitzschin lorenziana
Raphidium polymorphum
Volvox sp.
Chorella sp.
Eudorina wallichii
Plantydorinn sp.
Cyolotella operculata
Lamun
Jumlah
(Ind/ml)
33333.33
1833333.33
50000.00
16666.67
66666.67
483333.33
316666.70
600000.00
16666.67
150000.00
66666.67
5450000.00
83333.33
16666.67
16666.67
16666.67
50000.00
9266667.00
Persentasi Jenis
Makanan (%)
0.3597
19.7842
0.5396
0.1799
0.7194
5.2158
3.4173
6.4748
0.1799
1.6187
0.7194
58.8129
0.8993
0.1799
0.1799
0.1799
0.5396
100
Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang
tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer.
Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 7.
24
Pada Tabel 7, dalam usus ikan Atherinomorus lacunonsus, ditemukan
beberapa jenis plankton dan juga lamun. Jenis plankton yang ditemukan dalam
usus Atherinomorus lacunonsus adalah Volvox sp. sebanyak 466 individu dari
total keseluruhan pada ukuran ikan yang berada pada tabel. Selain itu terdapat
plankton jenis lain yaitu Chorella sp., Eudorina wallichii, Planthydorinn sp.,
Scenedesmus
obliquus,
Nitzschin
lorensiana,
Raphidium
polymorphum,
Dimerphococcus lunatus. Ditemukan juga jenis makanan lain yang berada dalam
ususnya yaitu potongan lamun atau serpihan lamun.
2. Ikan Chaerodon anchorago
Pada
ikan
jenis
Chaerodon
anchorago,
ditemukan
jenis-jenis
makanannya berupa lamun dan pasir dalam ususnya. Tidak ditemukan jenis
makanan lain. Ini membuktikan bahwa ikan ini pemakan herbivora atau pemakan
tumbuh-tumbuhan.
3. Ikan Lethrinus lentjan
Pada ikan jenis Lethrinus lentjan, dalam ususnya ditemukan jenis
makanan seperti plankton dan lamun. Jenis plankton yang ditemukan adalah
Volvox sp. yang mendominasi dan memiliki jenis yang melimpah yang ditemukan
sebanyak 19 individu, dan Nitzschin curvula sebanyak 4 individu. Selain itu juga
ditemukan lamun dalam usus ikan tersebut.
sMenurut Hemingga & Duarte (2000), umumnya invertebrata kecil
merupakan mangsa penting bagi fauna ikan padang lamun. Untuk sebagian
besar ikan, plankton, dan udang-udangan epifauna adalah komponen dominan
dari makanannya. Diantara krustasea, amphipoda, copepoda, dan udang telah
menjadi kategori makanan paling penting.
25
4. Ikan Saurida gracilis
Pada ikan Saurida gracilis yang masing-masing berukuran 205 mm, dan
220 mm yang berada pada lamun Enhalus acoroides, ini ditemukan berbagai
jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan yang berbedabeda.
Pada saat penelitian terlihat dalam usus ikan Saurida gracilis beberapa
jenis plankton yaitu Scenedesmus obliquus sebanyak 2 individu, Raphidium
polymorphum sebanyak 1 individu, dan Volvox sp. ditemukan sebanyak 14
individu, Volvox sp. ini pula yang mendominasi plankton yang ditemukan dalam
usus Saurida gracilis.
5. Ikan Siganus canaliculatus
Pada ikan Siganus canaliculatus yang masing-masing berukuran 230
mm, dan 260 mm, pada lamun Enhalus acoroides, ditemukan berbagai jenis
makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan yang berbeda-beda,
seperti yang terlihat pada (Tabel 8).
Tabel 8. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Siganus canaliculatus
Ukuran
ikan (mm)
230
260
Total
Jenis makanan
Jumlah (Ind/ml)
Serpihan lamun
Nitzschia closterium
Oocystus naegelii
Raphidium polymorphum
Serpihan lamun
16666.67
16666.67
16666.67
50000.00
16666.67
116666.70
Persentasi Jenis
Makanan (%)
14.2857
14.2857
14.2857
42.8571
14.2857
100
26
Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang
tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer.
Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 8.
Pada Tabel 8, dalam usus ikan Siganus canaliculatus, terlihat jenis
makanan seperti plankton dan serpihan lamun. Jenis-jenis plankton yang
ditemukan adalah Nitzschia closterium, Oocystus naegelii yang hanya berjumlah
1 individu.
Menurut Kordi (2009), ikan baronang (Siganus canaliculatus) tergolong
ikan herbivora dengan makanan utamanya berupa lamun, alga ataupun lumut.
Ikan ini juga pada tingkat larva memakan plankton dan menjadi herbivora pada
saat mulai aktif mencari makan.
Hasil penelitian Merta (1982) dalam Azkab (1987) pada Siganus
canaliculatus di Teluk Banten, mendapatkan bahwa ikan ini merupakan pemakan
lamun yang terdiri dari Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis,
Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, dan Syringodium isoetifolium.
Organisme lain yang terdapat dalam isi lambungnya adalah alga, gastropoda,
amphipoda, dan benda-benda yang tidak dikenal.
6. Ikan Siganus guttatus
Pada ikan jenis Siganus guttatus yang berukuran 260 mm, dalam
ususnya ditemukan plankton Raphidium polymorphum sebanyak 21 individu.
Sedangkan pada ikan yang berukuran 230 mm, ditemukan serpihan lamun
sebanyak 1 buah.
Lamun merupakan makanan bagi berbagai jenis ikan, hasil penelitian
Hutomo (1985) diteluk Banten memperlihatkan bahwa meskipun jumlah spesies
pemakan lamun sedikit tetapi bila didominasi oleh Siganus spp yang
27
kelimpahannya cukup tinggi, maka fungsi lamun sebagai makanan ikan cukup
berarti.
7. Ikan Plectorhincus gibbosus
Pada ikan Plectorhincus gibbosus yang ditemukan pada lamun Enhalus
acoroides, yang masing-masing berukuran 260 mm, dan 320 mm ini ditemukan
berbagai jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan yang
berbeda-beda, seperti yang terlihat pada Tabel 9.
Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang
tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer.
Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Plectorhincus gibbosus
Ukuran
ikan (mm)
265
320
Jenis makanan
Serpihan lamun
Pasir
Serpihan lamun
Scenedesmus obliquus
Polyendrium lobulatum
Total
Jumlah
(Ind/ml)
16666.67
16666.67
50000.00
16666.67
16666.67
116666.70
Persentasi Jenis
Makanan (%)
14.2857
14.2857
42.8571
14.2857
14.2857
100
Pada Tabel 9 untuk ikan jenis Plectorhincus gibbosus ditemukan dalam
ususnya terdapat berbagai macam jenis makanan diantaranya yaitu: serpihan
lamun, pasir, dan berbagai jenis plankton. Jenis plankton yang terdapat dalam
ususnya yaitu: Scenedesmus obliquus sebanyak 1 individu dan Polyendrium
lobulatumsebanyak 1 individu.
Hasil penelitian yang telah dilakukan Latuconsina (2011), membuktikan
bahwa pentingnya padang lamun sebagai pendukung produktivitas perikanan
28
disekitarnya baik sebagai tempat pembesaran ikan maupun sebagai tempat
mencari makan.
8. Ikan Tylosurus acus melanotus
Pada ikan jenis Tylosurus acus melanotus, makanannya berupa plankton
jenis Volvox sp. sebanyak 5 individu dan Botryococcus braunii sebanyak 1
individu. Tidak terdapat jenis makanan lain yang ditemukan dalam ususnya.
Tylosurus acus melanotus ini juga masuk ke dalam ikan-ikan penting yang
ditemukan di lamun Enhalus acoroides. Terlihat bahwa Tylosurus acus
melanotus merupakan jenis pemakan plankton.
9. Ikan Tylosurus crocodilus
Pada ikan Tylosurus crocodilus yang masing-masing berukuran 410 mm,
460 mm, 510 mm, dan 535 mm, pada lamun Enhalus acoroides, ditemukan
berbagai jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan yang
berbeda-beda (Tabel 10).
Tabel 10 memperlihatkan jenis makanan pada ikan Tylosurus crocodilus
berupa plankton jenis Volvox sp. sebanyak 29 individu. Jenis plankton lain yang
paling banyak ditemukan yaitu Scenedesmus obliquus sebanyak 86 individu,
selebihnya hanya ditemukan 1 individu saja yaitu Nitzschin lorenziana. Terdapat
juga jenis makanan lain yang ditemukan dalam ususnya seperti potongan ikan,
dan larva cacing. Ikan Tylosurus crocodilus ini tidak hanya memakan plankton
saja, tetapi ikan tersebut juga memakan ikan dan larva cacing.
Zooplankton dan epifauna, krustasean adalah makanan utama ikan yang
berasosiasi dengan lamun dengan tumbuhan pengurai dan komponen infauna
dari jaring-jaring makanan di lamun yang dimanfaatkan oleh ikan (Bell dan
Pollard, 1989).
29
Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang
tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer.
Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Tylosurus crocodilus
Ukuran
ikan (mm)
410
460
510
535
Total
Jenis makanan
Ikan
Larva cacing
Pleodorina sp.
Volvox sp.
Ikan
Raphidium polymorphum
Nitzschin lorenziana
Volvox sp.
Scenedesmus obliquus
Jumlah
(Ind/ml)
16666.67
116666.7
150000.00
450000.00
16666.67
33333.33
16666.67
33333.33
1433333.33
2266667.00
Persentasi Jenis
Makanan (%)
0.7353
5.1471
6.6176
19.8529
0.7353
1.4706
0.7353
1.4706
63.2353
100
D. Penggolongan Jenis Makanan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat
penggolongan jenis makanan dari ikan-ikan yang ditemukan di padang lamun
Thalassia hemprichii pada Tabel 11.
Dari Tabel 11 dapat kita lihat bahwa pada usus ikanTylosurus crocodillus
dan Neoniphon argenteus terdapat avertebrata, tumbuhan, dan fitoplankton.
Selain itu ada juga spesies ikan lain yang hanya memakan dua jenis makanan
seperti terlihat pada Tabel 11 untuk ikan jenis spesies Charanx papuensis dan
Gerres oyena, hanya memakan dua jenis makanan saja yaitu tumbuhan dan
fitoplankton.
30
Tabel 11. Penggolongan jenis makanan dari ikan-ikan yang berada pada lamun
jenisThalassia hemprichii
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Spesies
Apogon bandanensis
Charanx papuensis
Gerres oyena
Hemiramphus far
Lethrinus atkinsoni
Neoniphon argenteus
Scarus frenatus
Sphyraena qenie
Tylosurus crocodiles
Keterangan :
A. Avertebrata
C. fitoplankton
Ukuran (mm)
30 – 95
210
105
350 – 390
85 – 105
65 – 175
110 – 120
265 – 365
370 – 430
B. tumbuhan
D. lain lain
A
X
X
X
X
B
X
X
X
X
X
C
X
X
X
X
X
X
X
D
-
( - ) tidak ada
( X) adas
Untuk ikan jenis spesies Lethrinus atkinsoni, spesies ini juga memakan
dua jenis makanan tetapi berupa avertebrata dan fitoplankton. Untuk jenis
spesies Apogon bandanensis, Hemiramphus far, Sphyraena qenie, dan Scarrus
frenatus mereka hanya memakan satu jenis makanan saja dengan jenis
makanan yang berbeda untuk setiap spesies yang berbeda pula. Menurut
Efendie (1997), perbedaan jenis dan jumlah makanan yang paling sedikit
dimakan oleh ikan disebabkan jenis makanan kesukaan ikan tersebut.
Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
didapatkan
pada
Tabel
12
memperlihatkan penggolongan jenis makanan yang ditemukan dalam usus ikanikan yang didapatkan dilokasi penelitian yaitu pada daerah lamun Enhalus
acoroides.
Pada Tabel 12, dapat kita lihat dengan jelas untuk ikan Tylosurus
crocodilus yang berukuran antara 41 – 53,5 cm mereka memakan jenis makanan
seperti avertebrata dan fitoplankton. Untuk jenis spesies ikan Tylosurus
acusmelanotus dan Saurida gracilis mereka hanya memakan satu jenis makanan
saja dengan jenis makanan yang sama pula yaitu fitoplankton. Untuk ikan jenis
31
Plectorhincus gibbosus ditemukan dalam ususnya seperti lamun, fitoplankton,
dan terdapat juga jenis lainnya seperti pasir laut.
Lamun merupakan makanan bagi berbagai spesies ikan. Hasil penelitian
Hutomo (1985) di teluk Banten memperlihatkan bahwa meskipun jumlah spesies
pemakan lamun sedikit tetapi didominasi Siganus spp kelimpahannya cukup
tinggi,sehingga fungsi lamun sebagai makanan ikan cukup berarti.
Tabel 12. Penggolongan Jenis makanan dari ikan-ikan yang berada pada lamun
Enhalus acoroides.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Spesies
Atherinomorus lacunonsus
Chaerodon anchorago
Lethrinus lentjan
Saurida gracilis
Siganus canaliculatus
Siganus guttatus
Plectorhincus gibbosus
Tylosurus acus melanotus
Tylosurus crocodiles
Keterangan :
A. Avertebrata
C. fitoplankton
B. tumbuhan
D. lain– lain
Ukuran (mm)
80 – 125
230
330
205 – 220
230 – 260
230 – 260
265 – 320
840
410 – 535
A
X
X
B
X
X
X
X
X
-
C
X
X
X
X
X
X
X
X
D
X
X
-
( - ) tidak ada
( X ) ada
E. Penggolongan Jenis Plankton Berdasarkan Klas
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat
penggolongan jenis plankton berdasarkan famili dari ikan-ikan yang ditemukan
di padang lamun Thalassia hemprichii (Tabel 13).
Pada Tabel 13 untuk ikan jenis Apogon bandanensis dalam ususnya
terdapat plankton sebanyak 99,8324% dan paling mendominasi, Diatomae
sebanyak 0,0840%. Pada usus Hemirampus far tidak ditemukan Plankton. Pada
ikan Tylosurus crocodilus dalam ususnya terlihat plankton jenis Diatomae
32
sebanyak 5,0632% yang tidak sebanyak Chlorophyta yaitu 91,9832%. Terdapat
juga jenis makanan lain sebanyak 2,9535%.
Tabel 13. Penggolongan Jenis Plankton Berdasarkan Klas Dalam Usus Ikan-Ikan
Pada Lamun Thalassia Hemprichii Dalam Bentuk Persen (%)
Nama ikan
Apogon bandanensis
Caranx papuensis
Gerres oyena
Hemiramphus far
Lethrinus atkinsoni
Neoniphon argenteus
Scarus frenatus
Sphyraena qenie
Tylosurus crocodiles
Keterangan:
A. Chlorophyta
B. Diatomae
C. Desmidiacae
D. Xanthophyta
A
B
99,8324 0,0840
93,617
2,1277
62,5
82,1428 10,7142
65
35
89,5083 0,3279
91,9832 5,0632
C
25
-
D
E
F
0,0840
4,2553
12,500
100
7,1429
9,8361 0,3279
100
2,9535
E. Rotatoria
F. Lain lain
(-) Tidak ada
Dari kesembilan ikan yang ada pada Tabel 13, jenis Chlorophyta tertinggi
berada pada ikan Apogon bandanensis yaitu sebesar 99,8324% dan yang
terendah berada pada ikan Gerres oyena yaitu sebesar 65%. Untuk jenis
Diatomae tertinggi berada pada ikan Lethrinus atkinsoni yaitu sebesar 10,7142%
dan yang paling terendah berada pada ikan Apogon bandanensis yaitu sebesar
0,0840%. Pada Tabel 13 dapat dilihat jenis makanan lain-lain yang tertinggi
berada pada ikan jenis Gerres oyena yaitu sebesar 12,5% dan terendah berada
pada ikan jenis Apogon bandanensis yaitu sebesar 0,0840%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat
penggolongan jenis plankton berdasarkan klas dari ikan-ikan yang ditemukan di
padang lamun Enhalus acoroides pada (Tabel 14).
33
Tabel 14. Penggolongan Jenis Plankton Berdasarkan Klas Dalam Usus Ikan-Ikan
Pada Lamun Enhalus acoroides Dalam Bentuk Persen (%)
Nama ikan
Atherinomorus lacunonsus
Chaerodon anchorago
Lethrinus lentjan
Saurida gracilis
Siganus canaliculatus
Siganus guttatus
Plechtorhincus gibbosus
Tylosurus acus melanotus
Tylosurus crocodiles
Keterangan:
A. Chlorophyta
B. Diatomae
C. Xanthophyta
A
B
93,0451
6,391
79,1667 16,6667
100
57,1428 14,2857
95,45
28,5714
83,33
91,453
0,8547
C
16,67
-
D
0,5639
100
4,1667
28,5714
4,54
71,4285
7,6923
D. Lain lain
(-) Tidak ada
Terlihat pada Tabel 14, jenis plankton yang ditemukan dalam usus ikan
klas Chlorophyta, menduduki peringkat tertinggi berada pada ikan Saurida
gracilis yaitu sebesar 100% sedangkan yang menduduki peringkat terendah
berada pada ikan jenis Plechtorhincus gibbosus yaitu sebesar 28,5714%. Famili
Diatomae tertinggi ditemukan pada ikan jenis Lethrinus atkinsoni yaitu sebesar
16,6667% dan terendah berada pada ikan jenis Tylosurus crocodilus yaitu
sebesar 0,8547ss%. Ditemukan klas Xanthophyta dalam usus ikan Tylosurus
acus melanotus.
34
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Jenis ikan yang mendominasi di lamun Thallasia hemprichii, adalah ikan jenis
Apogon bandanensis, dikarenakan jumlah individu ini yang paling banyak
tertangkap.
2. Jenis ikan yang mendominasi di lamun Enhalus acoroides, adalah ikan jenis
Tylosurus crocodilus, dikarenakan jumlah individu ini yang paling banyak
tertangkap.
3. Ikan-ikan yang termasuk ke dalam pemakan tumbuhan atau herbivora pada
lamun Thalassia hemprichii yaitu ikan jenis Hemiramphus far, sedangkan
pemakan
plankton
yaitu
ikan
jenis
Apogon
bandanensis,
Caranx
papuensis,Gerres oyena, Sphyraena qenie, Lethrinus atkinsoni, dan Scarus
frenatus. Jenis ikan yang pemakan segala atau omnivor yaitu ikan jenis
Tylosurus crocodilus dan Neoniphon argenteus.
4. Ikan-ikan yang termasuk ke dalam pemakan tumbuhan atau herbivor pada
lamun Enhalus acoroides yaitu ikan jenis Siganus canaliculatus, Siganus
guttatus, Chaerodon anchorago, Atherinomorus Lacunonsus, sedangkan
pemakan plankton yaitu ikan jenis Lethrinus lentjan, Tylosurus acus
melanotus, Saurida gracilis, dan Tylosurus crocodilus. Jenis ikan yang
pemakan segala atau omnivor yaitu ikan jenis Plectorhicus gibbosus.
5. Pada alat pencernaan beberapa jenis ikan penting yang didapatkan di lamun
Thallasia hemprichii, umumnya diperoleh plankton jenis spesies Volvox sp dan
Raphidium polymorphum.
35
6. Pada salat pencernaan beberapa jenis ikan penting yang didapatkan di lamun
Enhalus acoroides, rata-rata spesies ikan yang didapatkan memakan plankton
jenis spesies Volvox sp dan Raphidium polymorphum.
B. Saran
Diperlukan penelitian lanjutan tentang kebiasaan makanan beberapa jenis
ikan penting dengan waktu dan tempat yang berbeda untuk keperluan
pengelolaan perikanan dimasa yang akan datang.
36
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010http://www.google.co.id/search?hl=id&biw=1024&bih=407&tbm=isc
h&sa=1&q=gambar+lamun+Thalassia+hemprichii&oq=gambar+lamun+Th
alassia+hemprichii&aq=f&aqi=&aql=1&gs_sm=e&gs_upl=3363l14615l0l16
025l38l30l0l20l0l7l9075l29929l3-1.7-1.0.6l8l0
Azkab, M.H. 1987. Peranan Lamun di Lingkungan Laut Dangkal.Oseana Volume
XII, Nomor 1: 13-23.P3O-LIPI, Jakarta.
Bell, J.D., and Pollard. 1989. Ecology of Fish Assemblages and Fisheries
associated with seagrass. In Larkum et al. (eds). Biologi of
seagrass.Aquatic plant Studies 2.Elsevier Science Pub. B.V. Amsterdam.
pp. 565-609.
Bengen D.G. 2001. Ekologi dan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serta
Pengelolaannya
Secara
Terpadu
dan
Berkelanjutan.Prosiding
Pengelolaan Wilayah PesisirTerpadu. Bogor 23 Oktober – 3 November
2001. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPBL)-IPB.Bogor.
Den Hartog, C,1970,Seagrass of the World,North-Holland Publ.Co, Amesterdam.
Effendie, M,K, 1979,Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor, 112
Hal.
Effendie, MK, 1997,Biologi Perikanan,Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta,
163 Hal.
Ginsburg, R, and H,A, lowestan 1958, The Influence of Marine Bottom
Communities on the Depositional Environments of Sediment, j, Geol. 66
(3): 310-318.
Haeruman, 2000,Ilmu Usaha Tani.PenebarSwadata, Jakarta.
Hemingga, A.M & C.M. Duarte. 2000. Seagrass Ecology. Candbridge University
Press. New York.
Hutomo, M. 1985. Telaah Ekologik Komunitas Ikan padang lamun (Seagrass,
Antophyta) di perairan Teluk Banten. Disertasi Fakultas Pasca Sarjana
IPB. Bogor.
Kikuchi danj,p,calumpong, 1983,Sea Grass From the Philipines.
Kikuchi, T, and J, M, peres 1977, Cosumer Ecology of Seagraa Beds, In mc and
C, Helferich (eds.) Seagrass Ecosystem, A scientific Perspective, Mar,
Sci, Vol, 4 Marcel Dekker Inc, New York: 357 pp.
Kordi.M.G.H. 2009. Budidaya Ikan Laut di Keramba Jaring Apung. Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
37
Latuconsina, Husain, 2011. Distribusi Spasial_Temporal Komunitas Ikan padang
lamun Di Perairan Teluk Ambon Dalam. Tesis Program Pasca Sarjana
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Merryanto, Y. 2000. Struktur Komunitas Ikan dan Asosiasinya Dengan Padang
lamun Di Perairan Teluk Awur Jepara. Thesis Sekolah Pasca Sarjana
IPB. Bogor.
Nadiarti. 2011. Strategy Design for Seagrass Ecosystem Management Based on
Productivity Approach of Fisheries Resources in the Spermonde
Archipelago, Indonesia. (Dissertasion draft). Bogor: School of Graduate
Studies, Bogor Agricultural University.
Nikolsky, G,V, 1963,The Ecology of Fishes, Academy Press London, 153 p.
Nontji, A. 2005.Laut Nusantara. (edisi revisi). Djambatan Jakarta.
Orth, R.J., J.B.T.Carruthers., W.C.Dennison., C.M.Duarte., J.W.Forqurean., K.L.
Heck., A.R.Hughes., G.A. Kendrick W.J.Kenworthy.,S.Olyarnik.,
F.T.Short., M.Wicott., & S.L. Williams. 2006. A Global Crisis For Seagrass
Ecosystem. BioScience Vol. 56 No. 12: 987-996.
Pereira , P.H.C., B.P Ferreira dan S.M.Rezende. 2010. Community structure of
the inchtyofauna associated with seagrass beds (Halodule Wrightii) in
Formoso River estuary – Pernambuco, Brazil.Anais da academia
Brasileira de Ciencias (2010) 82(3): 617-628.
Phillips, R, C, and E, G, menez 1988, Seagrasses, Smithsonion Institution Press.
Washington DC, 104 pp.
Randall, J.E 1967. Foot Habits of Reef Fishes of The West Indies, Stud.Trop.
Ocean. Miami.
Sachlan, M. 1972. Planktonologi. Correspondence Course Centre. Jakarta. 103
Hal.
Sanders, L.H. 1960.Benthics Studies In Buzzards Bay III.The Structure Of The
Soft Bottom Community. Limnol. Oceanogr. 5 : 138-153.
Subramanyan, C.B. andS.H. Drake. 1975. Studies On The Animal Komunities In
Two North Florida Salt Marshes Part 1. Fish Comunities. Bul. Mar. Sci. 25
(4): 445 – 465.
Suwarni, 1998, Hubungan Kelompok Ukuran Panjang Ikan Belosoh (Glossogobin
giuris) dengan Karakteristik Habitat di Danau Tempe, Kabupaten Wajo.
Program PascaSarjana, IPB,Bogor.
Supriharyono, 2007.Konservasi Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir Tropis.
Pustaka Pelajar. Yogjakarta.
38
Terrados, J. and C.M. Duarte. 2003. Seagrass Ecosystem, Southeast Asian.
Thayer, G., W, S, M, adams and M, W, La Croix 1975, Structural and Functional
Aspects of a Recently Established Zostera Marina Community, In : l, e,
Onin (ED.), Estuarine Research Vol, I, Academic Press, New York:207
pp.
Thomaschik, T, ajmah, Nontji, and M, K, moosa, 1997, The Echology of
Indonesia Seas Part Two. PeriplusEditio.
Thomlinson, P, B, 1974, Vegetative Morphology and Meristem Dependence the
Foundation of Productivity in Seagrass, Aquaculture 4: 107-130.
Wood, E, J, F, W, E, Odum and J, C, zieman 1969. Influence of Seagrass On the
Productivity of Coastal Lagoons, In : Memoirs Symposium International
Costeras (UNAM-UNESCO) Nov’.
39
LAMPIRAN
40
Download