I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah laut yang cukup luas, dengan potensi sumberdaya melimpah, menempatkan sektor perikanan menjadi bidang berprospek cerah untuk dikembangkan secara professional. Pembangunan perikanan termasuk budidaya laut perlu dikembangkan, demikian halnya infrastruktur pendukung serta kualitas sumberdaya manusianya yang senantiasa harus ditingkatkan agar potensi sumberdaya perikanan yang dimaksud dapat dimanfaatkan dengan tepat dan ditunjang oleh kelestarian daya dukungnya. Pembangunan perikanan juga ditujukan untuk terwujudnya industri perikanan mandiri melalui usaha yang mantap dalam pengelolaan, penangkapan, budidaya laut, pengolahan, dan pemasaran sesuai dengan potensi lestari sekaligus inventarisasi sumberdaya alam sebagai keunggulan kompetitif yang komparatif (Haeruman, 2000). Wilayah pesisir dan laut Sulawesi Selatan terbentang sepanjang 1979,97 km garis pantai dengan luas perairan laut diperkirakan tidak kurang dari 48.000 km2, yang mencakup kawasan laut, yakni selat Makassar, laut Flores, dan teluk Bone serta hamparan pulau-pulau kecil dan kawasan kepulauan Spermonde dan kawasan kepulauan Takabonerate. Sumberdaya yang dikandungnya sangat beragam, seperti sumberdaya hayati (berbagai jenis ikan, crustacea, molusca, karang, lamun, rumput laut, mangrove) dan non hayati (pasir putih, tambang, mineral dan lain-lain) (Haeruman, 2000). Salah satu ekosistem yang cukup luas di lingkungan perairan laut dangkal adalah padang lamun. Disamping mempunyai produktivitas biologis yang tinggi dari padang lamun, kekayaan ikan juga terkonsentrasi di padang lamun. Padang lamun memiliki distribusi cukup luas pada daerah tropik, lingkungan ini salah satu 1 tempat yang disukai sebagai tempat berlindung, ruang hidup dan tempat mencari makan bagi beranekaragam jenis biota termasuk ikan (Haeruman, 2000). Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal (Wood et al, 1969).Semua lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di darat (Tomlinson, 1974). Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae). Ada sekitar 50 jenis lamun yang ditemukan di dunia yang tumbuh pada perairan laut dangkal yang berdasar lumpur atau pasir. Lamun ini terdiri dari dua suku (famili) yaitu suku Potamogetonacea (9 marga, 35 jenis) dan suku Hydrochoraticea (3 marga, 15 jenis) (Den Hartog 1970; Phillips & Menez 1988). Dari 50 jenis lamun tersebut, ada 12 jenis yang telah ditemukan di Indonesia yaitu Syringodium isoetifolium, Halophila ovalis, Halophila spinulosa, Halophila minor, Halophila decipiens, Halodule pinifolia, Halodule uninervis. Thalasso Dendron ciliatum, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides. Satu spesies lagi yang baru ditemukan di kepulauan Spermonde yaitu Halophilia sulawesi. Spesies yang paling sering ditemukan di perairan indonesia yaitu jenis spesies Thalassia dan Enhalus (Den Hartog, 1970). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan (Nagelkerken et al, 2000) melaporkan bahwa beberapa spesies ikan menggunakan daerah lamun dan mangrove sebagai daerah asuhan tempat membesarkan juvenile (nursery ground). Kelimpahan dan kekayaan jenis (species richness) tertinggi ditemukan di daerah padang lamun dan daerah berlumpur yang sekelilingnya ditumbuhi oleh vegetasi mangrove. 2 Banyak studi telah dilakukan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif tentang padang lamun di beberapa daerah di penjuru dunia, khususnya di daerah pulau yang berada di wilayah Indonesia sendiri. Penelitian semacam ini masih sangat minim. Masyarakat yang berada di sekitar Kepulauan Kapoposang Sebagian besar merupakan suku Bugis, yang cukup menyadari akan arti pentingnya lingkungan hidup. Indikasi hal tersebut, terlihat dengan masih utuhnya karangkarang di Kepulauan Kapoposang dan larangan penangkapan ikan menggunakan bahan peledak oleh pemuka agama setempat. Bulan-bulan yang berbahaya untuk melakukan pelayaran di Kepulauan Kapoposang adalah pada bulan Desember sampai dengan Januari setiap tahunnya, dimana masyarakat setempat menamakan bulan tersebut sebagai bulan “janda”. Daerah lamun Pulau Kapoposang cukup baik, karena selain penduduknya yang kurang, daerah padang lamunnya masih dijaga dengan baik oleh masyarakat di daerah tersebut, sehingga ikan–ikan yang tinggal maupun yang mencari makan akan sangat mudah mendapatkan makanan dan ikanikannya pun dapat hidup dengan tenang. Keberadaan ikan-ikan tersebut perlu dijaga kelestariannya, terutama jenis-jenis ikan penting yang hidup di daerah padang lamun. Selain menjaga kelestariannya juga perlu adanya pengelolaan salah satunya informasi mengenai aspek biologi beberapa jenis ikan penting ini, terutama dalam hal kebiasaan makanan, sehingga penelitian ini perlu dilakukan. 3 B. Tujuan dan Kegunaan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebiasaan makanan beberapa spesies ikan penting yang berada di padang lamun Thalassia hemprichii, dan Enhallus acoroides. Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai informasi dasar dalam upaya pengelolaan ekosistem lamun, khususnya dalam mempertahankan produktifitas perikanan pada ekosistem lamun. 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Lamun Lamun / seagrass adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal (Wood et al, 1969).Semua lamun adalah tumbuhan berbiji satu (monokotil) yang mempunyai akar rimpang (rhizoma), daun, bunga dan buah seperti halnya dengan tumbuhan berpembuluh yang tumbuh di darat (Tomlinson, 1974). Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae). Thalassia hemprichii Gambar 1. Lamun Enhalus acoroides dan lamun Thalassia hemprichii (sumber: http://www.seagrasswatch.org/id_seagrass.html yang diakses pada tanggal 25 Oktober 2011). Padang lamun merupakan bentangan tetumbuhan berbiji tunggal (monokotil) dari kelas Angiospermae. Lamun adalah tumbuhan air yang berbunga (spermatophyta) yang hidup dan tumbuh terbenam di lingkungan laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, dan berakar. Hidup terbentang pada kedalaman 0,5-20 meter, kemudian terumbu karang.Lamun mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah.Secara ekologis, lamun mempunyai beberapa 5 fungsi penting. Lamun merupakan produktifitas primer di perairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi banyak organisme (Terrados, 2003 ). Padang lamun merupakan ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai vegetasi yang dominan. Lamun atau rumput-rumputan laut (seagrass) adalah kelompok tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) dan berkeping tunggal (monokotil) yang mampu hidup secara permanen di bawah permukaan air laut (den Hartog, 1970). Lamun (seagrass) merupakan satu-satunya tumbuhan berbunga (angiospermae) yang memiliki rhizoma, daun dan akar sejati yang hidup terendam dalam laut. Umumnya berbentuk padang yang luas di dasar laut yang dangkal dan jernih dengan sirkulasi air yang baik untuk menghantarkan zat-zat hara dan oksigen terlarut, serta mengangkut hasil metabolisme lamun ke luar daerah padang lamun (Bengen, 2001; Nontji, 2005; Suprihayono, 2007). B. Fungsi dan Peran Lamun Dari hasil penelitian para peneliti diketahui bahwa peranan lamun di lingkungan perairan laut dangkal adalah sebagai berikut: 1. Sebagai Produser Primer. Lamun mempunyai tingkat produktivitas primer tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal seperti ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang (Thayer et al 1975, Qosim & Bhattatharihi, 1971). 2. Sebagai Habitat Biota. Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel berbagai hewan dan tumbuh–tumbuhan (algae). Di samping itu, padang lamun (seagrass beds) dapat juga sebagai daerah asuhan, padang penggembalaan 6 dan makanan dari berbagai jenis ikan herbivore dan ikan-ikan karang (coral fishes) (Kikuchi & Peres, 1977). 3. Sebagai Perangkap Sedimen. Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Di samping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Jadi padang lamun yang berfungsi sebagai perangkap sedimen dapat mencegah erosi (Gingsburg & Lowenstan 1958, Thoraug & Austin 1976). 4. Sebagai Pendaur Zat Hara. Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka di lingkungan laut.khususnya zat–zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifitik. C. Fungsi Ekologi Padang Lamun Lamun telah beradaptasi sepenuhnya terendam dalam perairan laut dan sangat mempengaruhi parameter fisik, kimia, dan biologi lingkungan perairan pantai. Lamun mengubah aliran air, sirkulasi nutrisi, dan struktur jaring makanan dan juga sebagai sumber maknan penting bagi mega herbivora seperti penyu hijau, dan duyung, serta menyediakan habitat penting bagi banyak fauna laut, termasuk spesies perikanan ekonomis penting (Ort et al 2006). Phillip & Menez (1988), menyebutkan bahwa struktur komunitas lamun setidaknya terdiri dari 3 komponen utama yang saling terkait, yaitu: (1) Komponen tumbuhan dan hewan, (2) susunan organisme dalam ruang dan waktu, (3) Hubungan timbal balik dengan komunitas dan dengan lingkungan abiotik. 7 D. Komunitas Ikan Padang Lamun Padang lamun memilki berbagai peranan dalam kehidupan ikan dimana padang lamun dapat dijadikan daerah asuhan (nursery ground), sebagai tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah untuk mencari perlindungan. Untuk spesies lamunnya sendiri dapat merupakan makanan langsung bagi ikan (Bengen, 2001). Menurut Hutomo (1985) peranan lamun adalah sebagai daerah asuhan, dimana sebagian besar ikan penghuni padang lamun adalah ikan-ikan juvenil apabila telah dewasa akan menghabiskan hidupnya pada tempat lain. Bell & Polar (1989), ikan pada habitat lamun menghuni tempat atau ruangan yang berbeda, sehinga terdapat 2 tipe penggolongan hunian ikan pada habitat lamun, yaitu: 1. Golongan pertama: ada 3 macam kategori ikan, yaitu : (1) yang beristirahat di daun, (2) yang hidup di bawah tajuk daun, (3) dan yang berada di atas daun atau dalam sedimen. 2. Golongan kedua : berdasarkan kolom air yang dihuni ikan, yaitu ; (1) yang makan di atas tajuk daun, dan (2) yang bernaung di bawah tajuk daun. Selanjutnya disebutkan bahwa pilihan tempat ini diduga berhubungan erat dengan cara makan dan morfologi ikan. Misalnya ikan yang hidupnya pada kolom air umumnya bergerak cepat dan juga pemakan plankton, yang hidup di atas atau di bawah tajuk daun biasanya bergerak lambat yang memakan plankton dan biota penempel, sementara yang jenis benthik relatif menetap dan makan sebagian besar organisme yang berasosiasi dengan tajuk yang agak ke bawah atau substrat dasar. Menurut Pereira et al (2010), padang lamun digunakan oleh ikan juvenil dalam cara yang berbeda, umumnya sebagai situs pembibitan, tempat berlindung dari predator, mengurangi kompetisi dan meningkatkan ketersediaan 8 sumber makanan, sehingga membangun hubungan konektivitas dengan ekosistem lainnya. Banyak ikan karang (Haemulidae, Lutjanidae, Mullidae, dan Scaridae) dengan kepentingan ekologi bermigrasi antar daerah yang mempertahankan konektivitas antar ekosistem pesisir. Agregasi besar ikan juvenile dan famili Haemulidae ditemukan dekat dengan mangrove, lamun dan terumbu karang, dimana mereka melakukan migrasi ontogenetik antar ke tiga ekosistem tersebut, yang melibatkan perubahan dalam makanan dean perilaku (Pereira et al 2010). Bell & Polar (1989) mengidentifikasi 7 karakteristik utama kumpulan ikan yang berasosiasi di padang lamun dengan beberapa perubahan karakteristikkarakteristiknya adalah: 1. Keanekaragaman dan kelimpahan ikan di padang lamun biasanya lebih tinggi daripada yang berdekatan dengan substrat kosong. 2. Lamanya asosiasi ikan lamun berbeda-beda diantara spesies ikan dan tingkat siklus hidup. 3. Sebagian besar asosiasi ikan dengan padang lamun didapatkan dari plankton, jadi padang lamun adalah daerah asuhan untuk banyak spesies yang mempunyai nilai ekonomis penting. 4. Zooplankton dan epifauna krustasea adalah makanan utama ikan yang berasosiasi dengan lamun, dengan tumbuhan, pengurai dan komponen infauna dan jaring-jaring makanan di lamun yang dimanfaatkan oleh ikan. 5. Perbedaan yang jelas (pembagian sumberdaya) pada komposisi spesies terjadi di banyak padang lamun. 6. Hubungan yang kuat terjadi antara padang lamun dan habitat yang berbatasan, kelimpahan relatif dan komposisi spesies ikan di padang lamun menjadi tergantung pada tipe (terumbu karang, estuari, mangrove) dan jarak dari habitat yang terdekat. 9 7. Kumpulan ikan dari padang lamun yang berbeda seringkali berbeda juga, walaupun dua habitat itu berdekatan. E. Kebiasaan Makanan Faktor makanan mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan individu. Untuk merangsang pertumbuhan yang optimal, diperlukan jumlah atau mutu makanan yang tersedia dalam keadaan cukup serta sesuai dengan kondisi perairan. Menurut Effendie (1979) makanan dapat merupakan faktor yang menentukan bagi populasi, pertumbuhan dan kondisi ikan, sedangkan macam makanan setiap spesies ikan biasanya bergantung pada umur, tempat dan waktu. Menurut Mudjiman (1989) dalam Suwarni (1998) ikan dapat dibedakan menjadi 5 golongan berdasarkan makanannya, yaitu : (1) pemakan tumbuhtumbuhan (herbivora / vegetaris) yaitu ikan yang makanan pokoknya terdiri dari tumbuh-tumbuhan : (2) pemakan daging (karnivora) yaitu ikan yang makanan berasal dari hewan : (3) pemakan segala atau campuran (omnivora) yaitu ikan yang makanan pokoknya berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan : (4) pemakan plankton, yaitu sepanjang hidupnya makanan pokoknya berasal dari plankton ; (5) pemakan detritus, yaitu ikan yang makanan pokoknya terdiri dari hancuran sisa-sisa bahan organik yang sedang membusuk di air. Berdasarkan jumlah variasi dari macam-macam makanan, ikan dapat dibedakan atas euryphagic yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan, stenophagic yaitu ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit atau sempit dan monophagic yaitu ikan yang makanannya terdiri dari satu macam makanan saja (Effendie, 1997) Kebiasaan makanan berhubungan dengan kebiasaan cara makan ikan. Kebiasaan cara makan pada ikan seringkali dihubungkan dengan bentuk tubuh 10 yang khusus dan fungsional morfologi dari tengkorak, rahang dan alat pencernaan makanannya. Pada ikan-ikan herbivora tidak dijumpai gigi, mempunyai tapis insang yang lembut dan dapat menyaring fitoplankton dari air. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang benar, usunya panjang berliku-liku dan berdinding tipis. Ikan karnivora mempunyai gigi untuk menyergap, menahan, memegang, dan merobek mangsa serta jari-jari tapis insang yang disesuaikan untuk menahan dan menggilas mangsa. Ikan omnivore mempunyai system pencernaan antara bentuk hebivora dan karnivora, memiliki lambung dan usus yang pendek, tebal dan elastis (Effendie, 1997). Makanan menentukan kelimpahan ikan di suatu perairan, karena menentukan pertumbsuhan dan kondisi ikan (Effendie, 1997). Kekurangan makanan akan membatasi jumlah populasi ikan di suatu perairan. Di samping itu tidak semua jenis makanan yang tersedia di perairan disukai oleh ikan dan untuk menentukan jenis makanan ikan tertentu secara langsung adalah pekerjaan yang tidak mudah, karena kadang-kadang usus ikan kosong. Namun demikian, beberapa petunjuk mengenai bahan yang menjadi makanan ikan tertentu dapat diperoleh melalui pengamatan panjang usus dan hubungannya dengan panjang badan. Urutan kebiasaan makanan ikan terdiri dari makanan utama yaitu makanan yang biasa dimakan dalam jumlah besar, makanan pelengkap yaitu makanan yang ditemukan dalamsaluran pencernaan dalam jumlah yang sedikit dan makanan tambahan yaitu makanan yaitu makanan yang terdapat di dalam saluran pencernaan dalam jumlah yang cukup sedikit. Selain itu, juga terdapat makanan pengganti yaitu makanan yang hanya dikonsumsi jika makanan utama tidak ada (Nikolsky, 1963). 11 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan July 2011. Analisis kebiasaan makan dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Gambar 2. Peta lokasi penelitian (Nadiarti, 2011). B. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel ikan yang ditangkap di Pulau Kapoposang, dan juga tissu yang digunakan sebagai lap untuk alat-alat yang digunakan pada saat di laboratorium. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi mistar ukur dengan ketelitian 1 mm untuk mengukur panjang total tubuh ikan. Bobot kering ikan 12 ditimbang dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,001 g. Untuk membedah ikan contoh digunakan dissecting-set, plastik sampel untuk menyimpan saluran pencernaan, spidol untuk memberi tanda pada sampel. Alat yang digunakan pada saat pembedahan usus di laboratorium yaitu diantaranya hemositometer untuk menaruh sampel yang dipakai meneliti jenis makanan pada usus yang diteliti, cover glas yang digunakan sebagai penutup hemositometer, mikroskop berfungsi untuk melihat jenis makanan, pipet tetes digunakan untuk mengambil sampel yang ditaruh di cawan petri, cawan petri digunakan sebagai tempat menaruh sampel. C. Prosedur Penelitian Penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan jaring insang dan jaring pantai pada daerah padang lamun yang memiliki tutupan lamun tertinggi pada masing–masing lokasi penelitian. Hasil tangkapan selanjutnya diidentifikasi dan di ukur panjang totalnya. Selanjutnya, setiap jenis ikan diukur panjang totalnya sebelum dibedah dan dihitung jumlah individu setiap jenis. Setiap individu ikan kemudian dibedah untuk dikeluarkan lambungnya. Ikan yang telah dikeluarkan lambungnya kemudian dikeringkan pada suhu 70oC sampai mencapai bobot kering tetap atau Ash Fee Dry Weight (AFDW). Analisis isi lambung dilakukan terhadap 10 jenis ikan terpenting berdasarkan nilai indeks biologi. Ikan yang mempunyai nilai 10 ke atas dianggap paling penting dalam komunitas. D. Analisis kebiasaan makanan Untuk metode ini, semua individu organisme serta benda–benda lainnya yang terdapat di dalam alat pencernaan makanan dihitung satu demi satu., dan dipisahkan jenis demi jenis. Jenis organisme yang ditemukan dalam usus diidentifikasi menggunakan buku panduan plankton (sachlan, 1972). Jika masing13 masing jumlah kelompok makanan telah diketahui, kelompok makanan itu dapat di perbandingkan antara satu dengan yang lainnya, kemudian ditarik kesimpulan terbatas tentang macam-macam makanan yang terdapat didalam alat pencernaan tersebut. NīŊ ni x100% Ni Dimana: N: Jumlah jenis makanan dalam bentuk % ni: jumlah makanan ke-i Ni: total jumlah makanan dalam usus E. Perhitungan Dengan Menggunakan Hemositometer Pengambilan sampel contoh yaitu dengan cara usus ikan dibedah dan dikeluarkan isi ususnya. Selanjutnya isi usus ikan diencerkan dengan volume air sebanyak 5 ml. Kemudian dilakukan 3 kali pengulangan untuk pengamatan sampel isi usus yang telah diencerkan, sehingga jumlah individu makanan yaitu : đ × đŖđđđĸđđ đđđđđđđđđđđ × 104 đđđđĻđđđđĻđ đđđđđĸđđđđđđ đ đđđđđ 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Jenis Ikan yang Berasosiasi Dengan Padang Lamun Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, maka dapat dilihat berbagai jenis Ikan yang berasosiasi dengan padang lamun yang berada pada kedua lokasi yaitu pada padang lamun Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides seperti yang terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis ikan yang berasosiasi di padang lamun yang terdapat pada kedua lokasi penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Jenis ikan Apogon bandanensis Caranx papuensis Gerres oyena Hemiramphus far Lethrinus atkinsoni Neoniphon argenteus Scarus frenatus Sphyraena qenie Tylosurus crocodiles Atherinomorus lacunonsus Chaerodon anchorago Lethrinus lentjan Saurida gracilis Siganus canaliculatus Siganus guttatus Plectorhincus gibbosus Tylosurus acus melanotus Thalassia hemprichii X X X X X X X X X - Enhalus acoroides X X X X X X X X X Pada Tabel 1. dapat dilihat jenis-jenis ikan yang berasosiasi dengan lamun Thalassia hemprichii yang ditemukan pada saat penelitian yaitu ikan Apogon bandanensis, Hemiramphus far, Tylosurus crocodilus, Sphyraena qenie, Neoniphon argenteus, Caranx papuensis, Gerres oyena, Lethrinus atkinsoni, dan Scarus frenatus. Beberapa jenis ikan yang berasosiasi pada lamun Enhalus acoroides yang ditemukan pada saat penelitian antara lain adalah ikan jenis 15 Tylosurus crocodilus, Siganus canaliculatus, Lethrinus lentjan, Siganus guttatus, Plectorhincus gibbosus, Tylosurus acus melanotus, Saurida gracilis, Atherinomorus lacunonsus, dan Chaerodon anchorago. Ikan Tylosurus crocodilus dijumpai pada kedua daerah padang lamun. Keberadaan berbagai jenis ikan yang ditemukan baik pada lamun Thalassia hemprichii maupun di lamun Enhalus acoroides tersebut disebabkan selain ikan-ikan tersebut mencari makan, juga menjadikan padang lamun sebagai tempat berlindung dan berkembangbiak. Pada lokasi penelitian lamun Thalassia hemprichii, dan Enhalus acoroides sebagian ikan menjadikan lamun sebagai makanannya. Padang lamun memilki berbagai peranan dalam kehidupan ikan dimana padang lamun dapat dijadikan daerah asuhan (nursery ground), sebagai tempat mencari makan (feeding ground), dan daerah untuk mencari perlindungan. Untuk spesies lamunnya sendiri dapat merupakan makanan langsung bagi ikan (Bengen, 2001). B. Jenis-Jenis Makanan Pada Spesies Ikan yang Ditemukan di Lamun Thallasia hemprichii 1. Ikan Apogon bandanensis Jenis makanan yang ditemukan dalam usus pada ikan Apogon bandanensis sangat beragam macamnya. Berbagai macam makanan yang ditemukan dalam ususnya dapat dilihat pada Tabel 2. Pada Tabel 2 dalam usus ikan Apogon bandanensis terdapat plankton jenis Volvox sp. yang mendominasi sebanyak 1170 individu, Volvox sp. ini juga paling banyak dimakan oleh spesies-spesies lain selain Apogon bandanensis. Selain Volvox sp. juga jenis lain seperti Polyendrium trigonum sebanyak 8 individu, cacing dan jenis-jenis plankton lain yang hanya berjumlah 1 individu. Jenis-jenis plankton lain yang ditemukan selain Volvox sp. dan juga Polyendrium 16 trigonum, yaitu Selenastrum sp. yang berjumlah 2 individu. Diatomae vulgare, Chaerodon sp., Surirella biseriata, Platidorina sp., Schoederia setigera, Pleodorina sp., Charachium longipes yang semua berjumlah masing-masing 1 individu, serta Raphidium polymorphum yang berjumlah 3 individu. Fenomena ini menunjukkan bahwa sebagian besar komunitas ikan yang berada pada ekosistem padang lamun tidak secara langsung menjadikan lamun sebagai bahan makanannya, namun memakan biota laut yang berasosiasi pada ekosistem lamun seperti larva, ikan, bivalvia, gastropoda, cephalopoda atau berbagai jenis zooplankton (Latuconsina, 2011). Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer. Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus ikan Apogon bandanensis Ukuran ikan (mm) 30 80 85 90 Total Jenis Makanan Selenastrum sp. Diatomae vulgare Volvox sp. Chaerodon sp. Polyedrium trigonum Volvox sp. Raphidium polymorphum Cacing Pleodorina sp. Characium longipes Selenastrum sp. Surirella biseriata Platydoria sp. Schoederia setigera Volvox sp. Volvox sp. Jumlah (Ind/ml) 16666.67 16666.67 200000.00 16666.67 133333.33 11850000 50000.00 16666.67 16666.67 16666.67 16666.67 16666.67 16666.67 16666.67 3866667.00 3583333.00 19850000.00 Persentasi Jenis Makanan (%) 0.0840 0.0840 1.0076 0.0840 0.6717 59.6977 0.2519 0.0840 0.0840 0.0840 0.0840 0.0840 0.0840 0.0840 19.4794 18.0521 100 17 2. Ikan Caranx papuensis Pada ikan Caranx papuensis yang berukuran 210 mm ditemukan berbagai jenis makanan dan dengan jumlah makanan yang berbeda-beda dalam ususnya. Jenis makanan yang ditemukan dalam usus Caranx papuensis berupa plankton jenis Eudorina wallichii, Nitschin closterium, dan Volvox sp.. Ditemukan jenis makanan lain seperti lamun sebanyak 2 buah. Untuk jenis makanan yang paling banyak ditemukan yaitu plankton Eudorina wallichii sebanyak 84000 individu/ml. Plankton yang ditemukan hanya 2000 individu/ml saja yaitu Nitschin closterium. Untuk plankton jenis Volvox sp. ditemukan sebanyak 2 individus. 3. Ikan Gerres oyena Pada ikan jenis Gerres oyena, telihat dalam ususnya makanan berupa plankton Xanthidium sansibarense sebanyak 2 individu, Pleodoria sp. sebanyak 3 individu, Eudorina wallichii sebanyak 1 individu, dan Scenedesmus obliquus sebanyak 1 individu. Selain itu ditemukan jenis makanan lain yaitu serpihan lamun sebanyak 1 buah. Hasil penelitian Latuconsina (2011), menemukan jumlah jenis ikan yang memakan lamun (herbivora) relatif sedikit jika dibandingkan dengan yang memakan plankton, ikan atau lainnya. 4. Ikan Hemiramphus far Untuk ikan jenis Hemiramphus far baik yang berukuran 350 mm maupun yang berukuran 390 mm, terlihat dalam ususnya, hanya satu jenis makanan saja yang mendominasi atau 100%. Jenis makanan yang mendominasi dalam ususnya yaitu lamun. Tidak ada jenis makanan lain yang ditemukan dalam ususnya kecuali lamun. Dalam artian spesies Hemirampus far hanya memakan lamun saja. 18 Menurut Hemingga & Duarte (2000), padang lamun dengan kerapatan yang tinggi menyediakan perlindungan bagi ikan dari serangan predator dan meningkatkan luas perrmukaan bagi perlekatan hewan dan tumbuhan renik yang merupakan makanan utama bagi ikan. 5. Ikan Lethrinus atkinsoni Pada ikan Lethrinus atkinsoni yang masing-masing berukuran 85 mm dan 105 mm, ditemukan berbagai jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan yang berbeda-beda, seperti yang terlihat pada Tabel 3. Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer. Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Lethrinus atkinsoni Ukuran ikan (mm) 85 105 Total Jenis Makanan Polyendrium lobulatum Eunotia ehrenbergii Melosira sulina Hemidiscus hardmanianus serpihan cangkang kerang Pleodorina sp. Jumlah (Ind/ml) 366666.7 16666.67 16666.67 16666.67 33333.33 16666.67 466666.77 Persentasi Jenis Makanan (%) 78.5714 3.5714 3.5714 3.5714 7.1429 3.5714 100 Untuk ikan jenis Lethrinus atkinsoni pada Tabel 3, dalam ususnya ditemukan serpihan cangkang kerang sebanyak 2 buah, dan juga ditemukan jenis maknanan lain seperti plankton. Untuk jenis plankton yang ditemukan dalam ususnya adalah Pleodorina sp., Eunotia ehrenbergii, Melosira sulina, dan Hemidiscus hardmanianus yang hanya mendominasi masing-masing berjumlah 1 19 individu untuk tiap-tiap spesies plankton yang ditemukan dalam usus ikan tersebut. Tidak ditemukan jenis makanan lainnya. 6. Ikan Neoniphon argenteus Pada ikan Neoniphon argenteus yang masing-masing berukuran 65 mm dan 175 mm, ditemukan berbagai jenis makanan dan dengan jumlah makanan yang berbeda-beda dalam ususnya, seperti yang terlihat pada Tabel 4. Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer. Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Neoniphon argenteus Ukuran ikan (mm) 65 175 Jenis Makanan Volvox sp. Serpihan lamun Sisik Volvox sp. Raphidium polymorphum Total Jumlah (Ind/ml) 33333.33 Persentasi Jenis Makanan (%) 10.0000 66666.67 50000.00 116666.70 20.0000 15.0000 35.0000 66666.67 333333.33 20.0000 100 Pada Tabel 4 untuk jenis ikan Neoniphon argenteus terlihat dalam ususnya adalah sisik ikan sebanyak 3 buah, plankton Raphidium polymorphum sebanyak 4 individu dan Volvox sp. sebanyak 7 individu dan juga serpihan lamun sebanyak 4 buah. Hanya terdapat sedikit jenis makanan yang ditemukan dalam usus ikan Neoniphon argenteus, tidak sebanyak yang ditemukan dalam usus pada ikan Apogon bandanensis. Perbedaan jumlah makanan dikarenakan selain perbedaan ukuran tubuh juga dikarenakan berbagai jenis makanan yang dimakan. Berdasarkan jumlah variasi dari macam-macam makanan, ikan dapat dibedakan atas euryphagic 20 yaitu ikan pemakan bermacam-macam makanan, stenophagic yaitu ikan pemakan makanan yang macamnya sedikit atau sempit dan monophagic yaitu ikan yang makanannya terdiri dari satu macam makanan saja (Effendie, 1997). 7. Ikan Scarus frenatus Pada ikan Scarus frenatus yang berada pada lamun Thalassia hemprichii, dan masing-masing berukuran 110 mm, 115 mm, dan 120 mm ditemukan berbagai jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan yang berbeda-beda, seperti yang terlihat pada Tabel 5. Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer. Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Scarus frenatus Ukuran ikan (mm) 110 115 120 Total Jenis Makanan Pleodorina sp. Schoederia setigera Raphidium polymorphum Pleodorina sp. Rattulus rattus Hydrodiction reticulatum Polyedrium trigonum Pleodorina sp. Botryococcus braunii Laudaria annulata Jumlah (Ind/ml) 1250000.00 Persentasi Jenis Makanan (%) 24.5902 50000.00 16666.67 1783333.00 16666.67 0.9836 0.3279 35.0820 0.3279 16666.67 33333.33 1400000.00 500000.00 16666.67 5083333.00 0.3279 0.6557 27.5410 9.8361 0.3279 100 Pada Tabel 5, dalam usus ikan Scarus frenatus ditemukan berbagai jenis plankton, tetapi tidak ditemukan jenis makanan lain selain plankton. Dalam ususnya ditemukan jenis plankton yang berbeda-beda seperti Rattulus rattus, Hydrodiction reticulatum, dan Raphidium polymorphum yang masing-masing 21 ditemukan individu saja. Jenis plankton lain yang paling banyak ditemukan seperti Pleodorina sp. sebanyak 266 individu. Ini berbeda dengan penelitian Randal (1967) yang menyatakan bahwa spesies-spesies pemakan lamun terpenting adalah ikan kakaktua family Scaridae, yaitu Genera Scarus dan Sparisoma. Seringkali ditemukan sejumlah besar potongan-potongan lamun pada ikan-ikan tersebut. Sebagai contoh pada spesies Scarus guacamaia yang panjangnya 516 mm. Untuk hasil analisa isi ususnya hampir semua jenis ikan disdominasi plankton dan lamun, artinya kedua jenis makanan ini melimpah, dan secara umum keragaman sumber makanan pada lokasi lamun Thalassia hemprichii sangat sedikit karena didominasi oleh kedua jenis makanan ini. 8. Ikan Sphyraena qenie Jenis ikan Sphyraena qenie yang masing masing berbeda ukuran yaitu baik ukuran 265 mm, 320 mm, maupun yang berukuran 362 mm hanya memakan satu jenis makanan saja dan tidak terlihat jenis makanan yang lain seperti plankton dan juga lamun atau benda lainnya yang masuk. Sphyraena qenie hanya memakan jenis makanan berupa ikan. Menurut Hemingga & Duarte (2000), untuk sebagian besar ikan, komponen dominan dari makanannya adalah plankton dan udang-udangan atau epifauna. 9. Ikan Tylosurus crocodilus Pada ikan Tylosurus crocodilus yang masing-masing berukuran berbedabeda ditemukan berbagai jenis makanan dan dengan jumlah makanan yang berbeda-beda dalam ususnya, seperti yang terlihat pada Tabel 6. Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer. Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 6. 22 Tabel 6. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Tylosurus crocodilus Ukuran ikan(mm) Jenis Makanan Volvox sp. Raphidium polymorphum Serpihan lamun Sclenastrum sp. Pandoryna morum Volvox sp. Serpihan lamun Cocconcus placentula Volvox sp. Serpihan lamun Ephitemia argus Characium longipes Volvox sp. Stauroneis parvulum 370 410 420 430 Total Jumlah (Ind/ml) 483333.3 16666.67 50000.00 16666.67 83333.33 916666.70 50000.00 166666.70 1366667.00 16666.67 16666.67 66666.67 66666.67 16666.67 3333333.33 Persentasi Jenis Makanan (%) 14.5000 0.5000 1.5000 0.5000 2.5000 27.5000 1.5000 5.0000 41.0000 0.5000 0.5000 2.0000 2.0000 0.5000 100 Pada Tabel 6, terlihat dalam usus Tylosurus crocodilus terdapat jenis makanan berupa Volvox sp. yang ditemukan sebanyak 207 individu, jenis plankton lain seperti Cocconcus placentula sebanyak 10 individu. Ada juga beberapa plankton yang hanya ditemukan masing-masing 1 individu yaitu Stauroneis parvulum, Raphidium polymorphum, Selenastrum sp.,dan juga Ephitemia argus. Spesies Tylosurus crocodilus juga memakan lamun. Penelitian Latuconsina (2011), menemukan juga 2 jenis ikan yang bersifat omnivora yaitu: Acriecthys tomentosus dan Paracentropogon longsipinis karena ditemukan berbagai jenis makanan termasuk potongan lamun dalam lambungnya. 23 B. Jenis-Jenis Makanan Pada Spesies Ikan yang Ditemukan di Lamun Enhallus acoroides. 1. Ikan Atherinomorus lacunonsus Pada ikan Atherinomorus lacunonsus yang masing-masing berukuran 80 mm, 100 mm, dan 125 mm dan berada pada lamun Enhalus acoroides, ditemukan berbagai jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan yang berbeda-beda (Tabel 7). Tabel 7. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Atherinomorus lacunonsus Ukuran ikan (mm) 80 100 125 Total Jenis makanan Raphidium polymorphum Volvox sp. Dimerphococcus lunatus Nitzschin lorenziana Cyclotella operculata Volvox sp. Cyolotella operculata Pandorina morum Scenedesmus obliquus Nitzschin lorenziana Raphidium polymorphum Volvox sp. Chorella sp. Eudorina wallichii Plantydorinn sp. Cyolotella operculata Lamun Jumlah (Ind/ml) 33333.33 1833333.33 50000.00 16666.67 66666.67 483333.33 316666.70 600000.00 16666.67 150000.00 66666.67 5450000.00 83333.33 16666.67 16666.67 16666.67 50000.00 9266667.00 Persentasi Jenis Makanan (%) 0.3597 19.7842 0.5396 0.1799 0.7194 5.2158 3.4173 6.4748 0.1799 1.6187 0.7194 58.8129 0.8993 0.1799 0.1799 0.1799 0.5396 100 Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer. Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 7. 24 Pada Tabel 7, dalam usus ikan Atherinomorus lacunonsus, ditemukan beberapa jenis plankton dan juga lamun. Jenis plankton yang ditemukan dalam usus Atherinomorus lacunonsus adalah Volvox sp. sebanyak 466 individu dari total keseluruhan pada ukuran ikan yang berada pada tabel. Selain itu terdapat plankton jenis lain yaitu Chorella sp., Eudorina wallichii, Planthydorinn sp., Scenedesmus obliquus, Nitzschin lorensiana, Raphidium polymorphum, Dimerphococcus lunatus. Ditemukan juga jenis makanan lain yang berada dalam ususnya yaitu potongan lamun atau serpihan lamun. 2. Ikan Chaerodon anchorago Pada ikan jenis Chaerodon anchorago, ditemukan jenis-jenis makanannya berupa lamun dan pasir dalam ususnya. Tidak ditemukan jenis makanan lain. Ini membuktikan bahwa ikan ini pemakan herbivora atau pemakan tumbuh-tumbuhan. 3. Ikan Lethrinus lentjan Pada ikan jenis Lethrinus lentjan, dalam ususnya ditemukan jenis makanan seperti plankton dan lamun. Jenis plankton yang ditemukan adalah Volvox sp. yang mendominasi dan memiliki jenis yang melimpah yang ditemukan sebanyak 19 individu, dan Nitzschin curvula sebanyak 4 individu. Selain itu juga ditemukan lamun dalam usus ikan tersebut. sMenurut Hemingga & Duarte (2000), umumnya invertebrata kecil merupakan mangsa penting bagi fauna ikan padang lamun. Untuk sebagian besar ikan, plankton, dan udang-udangan epifauna adalah komponen dominan dari makanannya. Diantara krustasea, amphipoda, copepoda, dan udang telah menjadi kategori makanan paling penting. 25 4. Ikan Saurida gracilis Pada ikan Saurida gracilis yang masing-masing berukuran 205 mm, dan 220 mm yang berada pada lamun Enhalus acoroides, ini ditemukan berbagai jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan yang berbedabeda. Pada saat penelitian terlihat dalam usus ikan Saurida gracilis beberapa jenis plankton yaitu Scenedesmus obliquus sebanyak 2 individu, Raphidium polymorphum sebanyak 1 individu, dan Volvox sp. ditemukan sebanyak 14 individu, Volvox sp. ini pula yang mendominasi plankton yang ditemukan dalam usus Saurida gracilis. 5. Ikan Siganus canaliculatus Pada ikan Siganus canaliculatus yang masing-masing berukuran 230 mm, dan 260 mm, pada lamun Enhalus acoroides, ditemukan berbagai jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan yang berbeda-beda, seperti yang terlihat pada (Tabel 8). Tabel 8. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Siganus canaliculatus Ukuran ikan (mm) 230 260 Total Jenis makanan Jumlah (Ind/ml) Serpihan lamun Nitzschia closterium Oocystus naegelii Raphidium polymorphum Serpihan lamun 16666.67 16666.67 16666.67 50000.00 16666.67 116666.70 Persentasi Jenis Makanan (%) 14.2857 14.2857 14.2857 42.8571 14.2857 100 26 Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer. Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 8. Pada Tabel 8, dalam usus ikan Siganus canaliculatus, terlihat jenis makanan seperti plankton dan serpihan lamun. Jenis-jenis plankton yang ditemukan adalah Nitzschia closterium, Oocystus naegelii yang hanya berjumlah 1 individu. Menurut Kordi (2009), ikan baronang (Siganus canaliculatus) tergolong ikan herbivora dengan makanan utamanya berupa lamun, alga ataupun lumut. Ikan ini juga pada tingkat larva memakan plankton dan menjadi herbivora pada saat mulai aktif mencari makan. Hasil penelitian Merta (1982) dalam Azkab (1987) pada Siganus canaliculatus di Teluk Banten, mendapatkan bahwa ikan ini merupakan pemakan lamun yang terdiri dari Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halophila ovalis, Cymodocea rotundata, Halodule uninervis, dan Syringodium isoetifolium. Organisme lain yang terdapat dalam isi lambungnya adalah alga, gastropoda, amphipoda, dan benda-benda yang tidak dikenal. 6. Ikan Siganus guttatus Pada ikan jenis Siganus guttatus yang berukuran 260 mm, dalam ususnya ditemukan plankton Raphidium polymorphum sebanyak 21 individu. Sedangkan pada ikan yang berukuran 230 mm, ditemukan serpihan lamun sebanyak 1 buah. Lamun merupakan makanan bagi berbagai jenis ikan, hasil penelitian Hutomo (1985) diteluk Banten memperlihatkan bahwa meskipun jumlah spesies pemakan lamun sedikit tetapi bila didominasi oleh Siganus spp yang 27 kelimpahannya cukup tinggi, maka fungsi lamun sebagai makanan ikan cukup berarti. 7. Ikan Plectorhincus gibbosus Pada ikan Plectorhincus gibbosus yang ditemukan pada lamun Enhalus acoroides, yang masing-masing berukuran 260 mm, dan 320 mm ini ditemukan berbagai jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan yang berbeda-beda, seperti yang terlihat pada Tabel 9. Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer. Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Plectorhincus gibbosus Ukuran ikan (mm) 265 320 Jenis makanan Serpihan lamun Pasir Serpihan lamun Scenedesmus obliquus Polyendrium lobulatum Total Jumlah (Ind/ml) 16666.67 16666.67 50000.00 16666.67 16666.67 116666.70 Persentasi Jenis Makanan (%) 14.2857 14.2857 42.8571 14.2857 14.2857 100 Pada Tabel 9 untuk ikan jenis Plectorhincus gibbosus ditemukan dalam ususnya terdapat berbagai macam jenis makanan diantaranya yaitu: serpihan lamun, pasir, dan berbagai jenis plankton. Jenis plankton yang terdapat dalam ususnya yaitu: Scenedesmus obliquus sebanyak 1 individu dan Polyendrium lobulatumsebanyak 1 individu. Hasil penelitian yang telah dilakukan Latuconsina (2011), membuktikan bahwa pentingnya padang lamun sebagai pendukung produktivitas perikanan 28 disekitarnya baik sebagai tempat pembesaran ikan maupun sebagai tempat mencari makan. 8. Ikan Tylosurus acus melanotus Pada ikan jenis Tylosurus acus melanotus, makanannya berupa plankton jenis Volvox sp. sebanyak 5 individu dan Botryococcus braunii sebanyak 1 individu. Tidak terdapat jenis makanan lain yang ditemukan dalam ususnya. Tylosurus acus melanotus ini juga masuk ke dalam ikan-ikan penting yang ditemukan di lamun Enhalus acoroides. Terlihat bahwa Tylosurus acus melanotus merupakan jenis pemakan plankton. 9. Ikan Tylosurus crocodilus Pada ikan Tylosurus crocodilus yang masing-masing berukuran 410 mm, 460 mm, 510 mm, dan 535 mm, pada lamun Enhalus acoroides, ditemukan berbagai jenis makanan dalam ususnya dan dengan jumlah makanan yang berbeda-beda (Tabel 10). Tabel 10 memperlihatkan jenis makanan pada ikan Tylosurus crocodilus berupa plankton jenis Volvox sp. sebanyak 29 individu. Jenis plankton lain yang paling banyak ditemukan yaitu Scenedesmus obliquus sebanyak 86 individu, selebihnya hanya ditemukan 1 individu saja yaitu Nitzschin lorenziana. Terdapat juga jenis makanan lain yang ditemukan dalam ususnya seperti potongan ikan, dan larva cacing. Ikan Tylosurus crocodilus ini tidak hanya memakan plankton saja, tetapi ikan tersebut juga memakan ikan dan larva cacing. Zooplankton dan epifauna, krustasean adalah makanan utama ikan yang berasosiasi dengan lamun dengan tumbuhan pengurai dan komponen infauna dari jaring-jaring makanan di lamun yang dimanfaatkan oleh ikan (Bell dan Pollard, 1989). 29 Jenis makanan yang ditemukan dalam usus dari setiap jenis ikan yang tertangkap, telah dikonversi dengan menggunakan perhitungan hemositometer. Sehingga jumlah makanan yang telah dikonversi, dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Jenis-jenis makanan yang terdapat dalam usus Tylosurus crocodilus Ukuran ikan (mm) 410 460 510 535 Total Jenis makanan Ikan Larva cacing Pleodorina sp. Volvox sp. Ikan Raphidium polymorphum Nitzschin lorenziana Volvox sp. Scenedesmus obliquus Jumlah (Ind/ml) 16666.67 116666.7 150000.00 450000.00 16666.67 33333.33 16666.67 33333.33 1433333.33 2266667.00 Persentasi Jenis Makanan (%) 0.7353 5.1471 6.6176 19.8529 0.7353 1.4706 0.7353 1.4706 63.2353 100 D. Penggolongan Jenis Makanan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat penggolongan jenis makanan dari ikan-ikan yang ditemukan di padang lamun Thalassia hemprichii pada Tabel 11. Dari Tabel 11 dapat kita lihat bahwa pada usus ikanTylosurus crocodillus dan Neoniphon argenteus terdapat avertebrata, tumbuhan, dan fitoplankton. Selain itu ada juga spesies ikan lain yang hanya memakan dua jenis makanan seperti terlihat pada Tabel 11 untuk ikan jenis spesies Charanx papuensis dan Gerres oyena, hanya memakan dua jenis makanan saja yaitu tumbuhan dan fitoplankton. 30 Tabel 11. Penggolongan jenis makanan dari ikan-ikan yang berada pada lamun jenisThalassia hemprichii No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Spesies Apogon bandanensis Charanx papuensis Gerres oyena Hemiramphus far Lethrinus atkinsoni Neoniphon argenteus Scarus frenatus Sphyraena qenie Tylosurus crocodiles Keterangan : A. Avertebrata C. fitoplankton Ukuran (mm) 30 – 95 210 105 350 – 390 85 – 105 65 – 175 110 – 120 265 – 365 370 – 430 B. tumbuhan D. lain lain A X X X X B X X X X X C X X X X X X X D - ( - ) tidak ada ( X) adas Untuk ikan jenis spesies Lethrinus atkinsoni, spesies ini juga memakan dua jenis makanan tetapi berupa avertebrata dan fitoplankton. Untuk jenis spesies Apogon bandanensis, Hemiramphus far, Sphyraena qenie, dan Scarrus frenatus mereka hanya memakan satu jenis makanan saja dengan jenis makanan yang berbeda untuk setiap spesies yang berbeda pula. Menurut Efendie (1997), perbedaan jenis dan jumlah makanan yang paling sedikit dimakan oleh ikan disebabkan jenis makanan kesukaan ikan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan pada Tabel 12 memperlihatkan penggolongan jenis makanan yang ditemukan dalam usus ikanikan yang didapatkan dilokasi penelitian yaitu pada daerah lamun Enhalus acoroides. Pada Tabel 12, dapat kita lihat dengan jelas untuk ikan Tylosurus crocodilus yang berukuran antara 41 – 53,5 cm mereka memakan jenis makanan seperti avertebrata dan fitoplankton. Untuk jenis spesies ikan Tylosurus acusmelanotus dan Saurida gracilis mereka hanya memakan satu jenis makanan saja dengan jenis makanan yang sama pula yaitu fitoplankton. Untuk ikan jenis 31 Plectorhincus gibbosus ditemukan dalam ususnya seperti lamun, fitoplankton, dan terdapat juga jenis lainnya seperti pasir laut. Lamun merupakan makanan bagi berbagai spesies ikan. Hasil penelitian Hutomo (1985) di teluk Banten memperlihatkan bahwa meskipun jumlah spesies pemakan lamun sedikit tetapi didominasi Siganus spp kelimpahannya cukup tinggi,sehingga fungsi lamun sebagai makanan ikan cukup berarti. Tabel 12. Penggolongan Jenis makanan dari ikan-ikan yang berada pada lamun Enhalus acoroides. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Spesies Atherinomorus lacunonsus Chaerodon anchorago Lethrinus lentjan Saurida gracilis Siganus canaliculatus Siganus guttatus Plectorhincus gibbosus Tylosurus acus melanotus Tylosurus crocodiles Keterangan : A. Avertebrata C. fitoplankton B. tumbuhan D. lain– lain Ukuran (mm) 80 – 125 230 330 205 – 220 230 – 260 230 – 260 265 – 320 840 410 – 535 A X X B X X X X X - C X X X X X X X X D X X - ( - ) tidak ada ( X ) ada E. Penggolongan Jenis Plankton Berdasarkan Klas Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat penggolongan jenis plankton berdasarkan famili dari ikan-ikan yang ditemukan di padang lamun Thalassia hemprichii (Tabel 13). Pada Tabel 13 untuk ikan jenis Apogon bandanensis dalam ususnya terdapat plankton sebanyak 99,8324% dan paling mendominasi, Diatomae sebanyak 0,0840%. Pada usus Hemirampus far tidak ditemukan Plankton. Pada ikan Tylosurus crocodilus dalam ususnya terlihat plankton jenis Diatomae 32 sebanyak 5,0632% yang tidak sebanyak Chlorophyta yaitu 91,9832%. Terdapat juga jenis makanan lain sebanyak 2,9535%. Tabel 13. Penggolongan Jenis Plankton Berdasarkan Klas Dalam Usus Ikan-Ikan Pada Lamun Thalassia Hemprichii Dalam Bentuk Persen (%) Nama ikan Apogon bandanensis Caranx papuensis Gerres oyena Hemiramphus far Lethrinus atkinsoni Neoniphon argenteus Scarus frenatus Sphyraena qenie Tylosurus crocodiles Keterangan: A. Chlorophyta B. Diatomae C. Desmidiacae D. Xanthophyta A B 99,8324 0,0840 93,617 2,1277 62,5 82,1428 10,7142 65 35 89,5083 0,3279 91,9832 5,0632 C 25 - D E F 0,0840 4,2553 12,500 100 7,1429 9,8361 0,3279 100 2,9535 E. Rotatoria F. Lain lain (-) Tidak ada Dari kesembilan ikan yang ada pada Tabel 13, jenis Chlorophyta tertinggi berada pada ikan Apogon bandanensis yaitu sebesar 99,8324% dan yang terendah berada pada ikan Gerres oyena yaitu sebesar 65%. Untuk jenis Diatomae tertinggi berada pada ikan Lethrinus atkinsoni yaitu sebesar 10,7142% dan yang paling terendah berada pada ikan Apogon bandanensis yaitu sebesar 0,0840%. Pada Tabel 13 dapat dilihat jenis makanan lain-lain yang tertinggi berada pada ikan jenis Gerres oyena yaitu sebesar 12,5% dan terendah berada pada ikan jenis Apogon bandanensis yaitu sebesar 0,0840%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat dibuat penggolongan jenis plankton berdasarkan klas dari ikan-ikan yang ditemukan di padang lamun Enhalus acoroides pada (Tabel 14). 33 Tabel 14. Penggolongan Jenis Plankton Berdasarkan Klas Dalam Usus Ikan-Ikan Pada Lamun Enhalus acoroides Dalam Bentuk Persen (%) Nama ikan Atherinomorus lacunonsus Chaerodon anchorago Lethrinus lentjan Saurida gracilis Siganus canaliculatus Siganus guttatus Plechtorhincus gibbosus Tylosurus acus melanotus Tylosurus crocodiles Keterangan: A. Chlorophyta B. Diatomae C. Xanthophyta A B 93,0451 6,391 79,1667 16,6667 100 57,1428 14,2857 95,45 28,5714 83,33 91,453 0,8547 C 16,67 - D 0,5639 100 4,1667 28,5714 4,54 71,4285 7,6923 D. Lain lain (-) Tidak ada Terlihat pada Tabel 14, jenis plankton yang ditemukan dalam usus ikan klas Chlorophyta, menduduki peringkat tertinggi berada pada ikan Saurida gracilis yaitu sebesar 100% sedangkan yang menduduki peringkat terendah berada pada ikan jenis Plechtorhincus gibbosus yaitu sebesar 28,5714%. Famili Diatomae tertinggi ditemukan pada ikan jenis Lethrinus atkinsoni yaitu sebesar 16,6667% dan terendah berada pada ikan jenis Tylosurus crocodilus yaitu sebesar 0,8547ss%. Ditemukan klas Xanthophyta dalam usus ikan Tylosurus acus melanotus. 34 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Jenis ikan yang mendominasi di lamun Thallasia hemprichii, adalah ikan jenis Apogon bandanensis, dikarenakan jumlah individu ini yang paling banyak tertangkap. 2. Jenis ikan yang mendominasi di lamun Enhalus acoroides, adalah ikan jenis Tylosurus crocodilus, dikarenakan jumlah individu ini yang paling banyak tertangkap. 3. Ikan-ikan yang termasuk ke dalam pemakan tumbuhan atau herbivora pada lamun Thalassia hemprichii yaitu ikan jenis Hemiramphus far, sedangkan pemakan plankton yaitu ikan jenis Apogon bandanensis, Caranx papuensis,Gerres oyena, Sphyraena qenie, Lethrinus atkinsoni, dan Scarus frenatus. Jenis ikan yang pemakan segala atau omnivor yaitu ikan jenis Tylosurus crocodilus dan Neoniphon argenteus. 4. Ikan-ikan yang termasuk ke dalam pemakan tumbuhan atau herbivor pada lamun Enhalus acoroides yaitu ikan jenis Siganus canaliculatus, Siganus guttatus, Chaerodon anchorago, Atherinomorus Lacunonsus, sedangkan pemakan plankton yaitu ikan jenis Lethrinus lentjan, Tylosurus acus melanotus, Saurida gracilis, dan Tylosurus crocodilus. Jenis ikan yang pemakan segala atau omnivor yaitu ikan jenis Plectorhicus gibbosus. 5. Pada alat pencernaan beberapa jenis ikan penting yang didapatkan di lamun Thallasia hemprichii, umumnya diperoleh plankton jenis spesies Volvox sp dan Raphidium polymorphum. 35 6. Pada salat pencernaan beberapa jenis ikan penting yang didapatkan di lamun Enhalus acoroides, rata-rata spesies ikan yang didapatkan memakan plankton jenis spesies Volvox sp dan Raphidium polymorphum. B. Saran Diperlukan penelitian lanjutan tentang kebiasaan makanan beberapa jenis ikan penting dengan waktu dan tempat yang berbeda untuk keperluan pengelolaan perikanan dimasa yang akan datang. 36 DAFTAR PUSTAKA Anonim.2010http://www.google.co.id/search?hl=id&biw=1024&bih=407&tbm=isc h&sa=1&q=gambar+lamun+Thalassia+hemprichii&oq=gambar+lamun+Th alassia+hemprichii&aq=f&aqi=&aql=1&gs_sm=e&gs_upl=3363l14615l0l16 025l38l30l0l20l0l7l9075l29929l3-1.7-1.0.6l8l0 Azkab, M.H. 1987. Peranan Lamun di Lingkungan Laut Dangkal.Oseana Volume XII, Nomor 1: 13-23.P3O-LIPI, Jakarta. Bell, J.D., and Pollard. 1989. Ecology of Fish Assemblages and Fisheries associated with seagrass. In Larkum et al. (eds). Biologi of seagrass.Aquatic plant Studies 2.Elsevier Science Pub. B.V. Amsterdam. pp. 565-609. Bengen D.G. 2001. Ekologi dan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serta Pengelolaannya Secara Terpadu dan Berkelanjutan.Prosiding Pengelolaan Wilayah PesisirTerpadu. Bogor 23 Oktober – 3 November 2001. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPBL)-IPB.Bogor. Den Hartog, C,1970,Seagrass of the World,North-Holland Publ.Co, Amesterdam. Effendie, M,K, 1979,Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor, 112 Hal. Effendie, MK, 1997,Biologi Perikanan,Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta, 163 Hal. Ginsburg, R, and H,A, lowestan 1958, The Influence of Marine Bottom Communities on the Depositional Environments of Sediment, j, Geol. 66 (3): 310-318. Haeruman, 2000,Ilmu Usaha Tani.PenebarSwadata, Jakarta. Hemingga, A.M & C.M. Duarte. 2000. Seagrass Ecology. Candbridge University Press. New York. Hutomo, M. 1985. Telaah Ekologik Komunitas Ikan padang lamun (Seagrass, Antophyta) di perairan Teluk Banten. Disertasi Fakultas Pasca Sarjana IPB. Bogor. Kikuchi danj,p,calumpong, 1983,Sea Grass From the Philipines. Kikuchi, T, and J, M, peres 1977, Cosumer Ecology of Seagraa Beds, In mc and C, Helferich (eds.) Seagrass Ecosystem, A scientific Perspective, Mar, Sci, Vol, 4 Marcel Dekker Inc, New York: 357 pp. Kordi.M.G.H. 2009. Budidaya Ikan Laut di Keramba Jaring Apung. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. 37 Latuconsina, Husain, 2011. Distribusi Spasial_Temporal Komunitas Ikan padang lamun Di Perairan Teluk Ambon Dalam. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin. Makassar. Merryanto, Y. 2000. Struktur Komunitas Ikan dan Asosiasinya Dengan Padang lamun Di Perairan Teluk Awur Jepara. Thesis Sekolah Pasca Sarjana IPB. Bogor. Nadiarti. 2011. Strategy Design for Seagrass Ecosystem Management Based on Productivity Approach of Fisheries Resources in the Spermonde Archipelago, Indonesia. (Dissertasion draft). Bogor: School of Graduate Studies, Bogor Agricultural University. Nikolsky, G,V, 1963,The Ecology of Fishes, Academy Press London, 153 p. Nontji, A. 2005.Laut Nusantara. (edisi revisi). Djambatan Jakarta. Orth, R.J., J.B.T.Carruthers., W.C.Dennison., C.M.Duarte., J.W.Forqurean., K.L. Heck., A.R.Hughes., G.A. Kendrick W.J.Kenworthy.,S.Olyarnik., F.T.Short., M.Wicott., & S.L. Williams. 2006. A Global Crisis For Seagrass Ecosystem. BioScience Vol. 56 No. 12: 987-996. Pereira , P.H.C., B.P Ferreira dan S.M.Rezende. 2010. Community structure of the inchtyofauna associated with seagrass beds (Halodule Wrightii) in Formoso River estuary – Pernambuco, Brazil.Anais da academia Brasileira de Ciencias (2010) 82(3): 617-628. Phillips, R, C, and E, G, menez 1988, Seagrasses, Smithsonion Institution Press. Washington DC, 104 pp. Randall, J.E 1967. Foot Habits of Reef Fishes of The West Indies, Stud.Trop. Ocean. Miami. Sachlan, M. 1972. Planktonologi. Correspondence Course Centre. Jakarta. 103 Hal. Sanders, L.H. 1960.Benthics Studies In Buzzards Bay III.The Structure Of The Soft Bottom Community. Limnol. Oceanogr. 5 : 138-153. Subramanyan, C.B. andS.H. Drake. 1975. Studies On The Animal Komunities In Two North Florida Salt Marshes Part 1. Fish Comunities. Bul. Mar. Sci. 25 (4): 445 – 465. Suwarni, 1998, Hubungan Kelompok Ukuran Panjang Ikan Belosoh (Glossogobin giuris) dengan Karakteristik Habitat di Danau Tempe, Kabupaten Wajo. Program PascaSarjana, IPB,Bogor. Supriharyono, 2007.Konservasi Sumberdaya Hayati di Wilayah Pesisir Tropis. Pustaka Pelajar. Yogjakarta. 38 Terrados, J. and C.M. Duarte. 2003. Seagrass Ecosystem, Southeast Asian. Thayer, G., W, S, M, adams and M, W, La Croix 1975, Structural and Functional Aspects of a Recently Established Zostera Marina Community, In : l, e, Onin (ED.), Estuarine Research Vol, I, Academic Press, New York:207 pp. Thomaschik, T, ajmah, Nontji, and M, K, moosa, 1997, The Echology of Indonesia Seas Part Two. PeriplusEditio. Thomlinson, P, B, 1974, Vegetative Morphology and Meristem Dependence the Foundation of Productivity in Seagrass, Aquaculture 4: 107-130. Wood, E, J, F, W, E, Odum and J, C, zieman 1969. Influence of Seagrass On the Productivity of Coastal Lagoons, In : Memoirs Symposium International Costeras (UNAM-UNESCO) Nov’. 39 LAMPIRAN 40