Kelompok Potensi pembangunan Wilayah laut dan pesisir, 1. sumberdaya tak dapat pulih (non-renewable resources); 2. sumberdaya dapat pulih (renewable resources); 3. jasa lingkungan (environmental services). Ekosistem Estuaria Perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar Perubahan secara fisik akibat pasang-surut membawa pengaruh besar secara fisiologi terhadap organisme. Ekosistem Mangrove Ekosistem Mangrove Sering juga disebut hutan payau atau hutan pasang surut, merupakan perpaduan antara daratan dan lautan atau ekosistem peralihan antara darat dan laut. . - Melindungi pantai dari gempuran ombak, - Sebagai filter untuk mengurangi efek yang merugikan dari perubahan lingkungan utama - Penyerap logam berat dan pestisida -Sumber makanan bagi biota laut (pantai) dan biota darat. Bahan organik tinggi - Tempat pemijahan (spawning ground), - Pengasuhan (nursery ground), - Pembesaran / mencari makan (feeding ground) Luas hutan Mangrove di Indonesia: 2.496.185 ha, total spesies 89 jenis, 35 spesies tanaman, 9 spesies perdu, 9 spesies liana, 29 spesies epifit, 5 spesies terna dan 2 spesies parasitic (Dahuri et al, 1996). Ekosistem Padang Lamun Padang lamun (seagrass beds) adalah tumbuhan berbunga yang telah menyesuaikan diri hidup terbenam di dalam laut dangkal. 60 jenis lamun dunia, ( 13 di Indonesia) Terdapat banyak jenis biota laut hidup berasosiasi dengan lamun, seperti teripang, bintang laut, bulu babi, kerang, udang, dan kepiting. Duyung (Dugong dugon) Fungsi lainnya, menangkap sedimen, menstabilkan substrat dasar dan menjernihkan air, bahan baku pupuk Ekosistem Terumbu Karang Selain berperan melindungi pesisir atau pantai dari abrasi akibat hempasan ombak dan gelombang pasang, tingginya produktifitas pada ekosistem ini sehingga secara ekologis ekosistem ini menjadi tempat pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery mound), dan pembesaran atau mencari makan (feeding ground) dari beberapa ikan hias, dan ikan-ikan serta biota laut lainnya yang mempunyai nilai ekonomis luas terumbu karang Indonesia 75.000 km2 yaitu sekitar 12 sampai 15 % luas terumbu karang dunia. 7 % terumbu karang yang kondisinya sangat baik, 33 % baik, 46 % rusak, 15 % kondisinya sudah kritis (Supriharyono, 2000). POTENSI EKONOMIS WILAYAHLAUT DAN PESISIR Potensi sumberdaya perikanan yang dikembangkan untuk usaha marikultur: 1. budidaya berbasis laut (marine base aquaculture) 2. budidaya tambak (land based aquaqulture). Potensi sumberdaya ikan (SDI) yang dapat dihasilkan dari usaha perikanan budidaya yaitu sekitar 57,7 juta ton per tahun, dan baru diproduksi sebesar 1,6 juta ton atau baru dimanfaatkan sekitar 0,3% (FAO, 2003). Industri Bioteknologi Kelautan Bioteknologi: pendayagunaan ilmu-ilmu dasar dan rekayasa dalam upaya pemanfaatan substansi biologis (bioactive substances) secara terkendali dan terarah untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk kehidupan manusia dan lingkungannya Kekayaan keanekaragaman hayati pesisir dan laut untuk bioteknologi yang bermanfaat bagi manusia sebagai sumber bahan baku industry pangan, farmasi, kosmetik, dan obat-obatan. Nilai ekonomi dari potensi bioteknologi kelautan diperkirakan mencapai US$ 40 milyar (Dahuri, 2003). Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) = bentuk pengalihan energy yang tersimpan dari sifat fisika air laut menjadi energy listrik. Suhu air laut akan menurun sesuai dengan bertambahnya kedalaman. Perbedaan suhu air di permukaan dengan suhu air di kedalaman dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energy listrik. Pariwisata Bahari Wisata bahari dalam pengertian sebagai pariwisata modern, yakni wisata yang berbasis ramah lingkungan, pemanfaatan potensi lokal dan kepedulian kelestarian alam menjadi faktor terdepan wisata bahari per tahun baru mencapai 2 Milyar dolar AS. The Great Reef di Australia , . Dengan panjang garis pantai hanya 2,1 km, negara bagian Australia mampu menghasilkan devisa sebesar 2 Milyar dolar. Pertambangan dan Energy 42 cekungan berpotensi mengandung minyak dan gas bumi. Dari 40 cekungan itu 12 telah diteliti secara insentif dan 30 belum terjamah. Diperkirakan ke 42 cekungan itu berpotensi menghasilkan 106,2 milyar barel minyak, namun baru 16,7 milyar barel yang diketahui Sumber daya non-konvensional adalah sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan laut Indonesia, yang karena alasan teknis maupun ekonomis belum layak (feasible) untuk dimanfaatkan. Misalnya: deep sea mineral resources, deep sea fisheries, deep seawater industries, dan hydrothermal vents. Sumber daya non-konvensional Sumber daya nonkonvensional adalah sumber daya alam dan jasa-jasa lingkungan laut Indonesia, yang karena alasan teknis maupun ekonomis belum layak (feasible) untuk dimanfaatkan. Misalnya: deep sea mineral resources, deep sea fisheries, deep seawater industries, dan hydrothermal vents. Barang Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) Sejak abad ke XV telah banyak laporan sejarah menyebutkan peranan penting Malaka, terutama letaknya yang strategis sebagai pintu gerbang pelayaran kuno. 487 lokasi potensi BMKT yang tersebar di 21 wilayah perairan Indonesia (Gatra, 2006). POTENSI SUMBERDAYA ALAM KELAUTAN (DEWAN MARITIM 2006) POTENSI PERIKANAN U$ 31, 93 MILYAR WILAYAH PESISIR U$ 56,00 MILYAR BIOTEKNOLOGI U$ 40,00 MILYAR WISATA BAHARI U$ 2,00 MILYAR MINYAK BUMI U$ 23,25 MILYAR TRANSPORTASI LAUT U$ 20,00 MILYAR ____________________ U$ 173, 18 MILYAR Kuiz Jelaskan potensi laut dan pesisir secara: - Ekonomi - Ekologi