Kepemimpinan perilaku dan pengelolaan organisasi

advertisement
SESSION III
LEADERSHIP EFECTIVITY
TUGAS KELOMPOK
1. Mengapa kepemimpinan pendidikan perlu
melakukan perubahan ?
2. Bagaimana peran kepemimpinan pendidikan
dalam upaya melakukan perubahan untuk
mewujudkan karakter sekolah yang efektif ?
3. Mengapa kepemimpinan pendidikan memberi
prioritas terhadap budaya dan iklim sekolah
bagi efektivitas sekolah ?
1. MENGAPA PERUBAHAN
DIPERLUKAN
Perubahan diperlukan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
dan output pendidikan, meliputi:
1. PERUBAHAN PENGELOLAAN
- Kepemimpinan perilaku dan pengelolaan organisasi
- Membangun komunikasi
- Membangun hubungan internal dan eksternal organisasi
2. PERUBAHAN INTERNAL SEKOLAH
- Pengawasan dalam pelaksanaan program
- Peran guru dalam proses belajar dan mengajar
- Penguatan dan pemberdayaan para staf agar lebih profesional
- Penyusunan rancang bangun kurikulum
- Monitoring kemajuan siswa
- Program penilaian siswa
2. PERAN KEPALA SEKOLAH
DALAM PERUBAHAN
• Memahami visi, misi dan nilai serta tujuan yang
ditetapkan.
• Menciptakan kondisi yang kondusif untuk
mendukung proses belajar dan mengajar.
• Mengantisipasi
dan
proaktif
terhadap
perubahan.
• Memelihara dan menumbuhkan nilai-nilai
keyakinan, sikap dan budaya sekolah yang baik.
3. MENGAPA BUDAYA & IKLIM PENTING
UNTUK EFEKTIVITAS SEKOLAH
A. Budaya memiliki fungsi penting dalam lembaga pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Menentukan batas, menciptakan perbedaan antar organisasi.
Memberikan identitas organisasi
Memfasilitasi pengembangan, komitmen kepada kelompok.
Meningkatkan stabilitas sistem sosial
Sebagai perekat sosial yang mengikat organisasi bersama.
Memberikan standar-standar perilaku yang seharusnya.
B.
Iklim sekolah merupakan bagian yang amat dipengaruhi oleh
komponen kepemimpinan kepala sekolah dan cara guru diperlakukan
serta tingkat dan kualitas hubungan antar elemen dalam,
penyelenggaraan sekolah, meliputi:
1.
2.
Membantu dan menghambat guru memenuhi kebutuhan dalam bekerja.
Mendorong dan membantu anggota untuk belajar memecahkan masalah dan
menggunakan kesempatan yang masuk akal.
CONTINUES
•
•
•
•
IKLIM TERBUKA
Ditandai dengan perilaku yang terbuka dan jujur dari kepala sekolah dan
seluruh personel dapat bekerjasama dengan baik dan saling menghargai.
IKLIM MENGIKAT
Ditandai dengan guru-guru yang profesional, produktif namun kepemimpinan
kepala sekolah lemah. Semua personel bersatu, berkomitmen, suportif, dan
terbuka.
IKLIM TIDAK MENGIKAT
Ditandai dengan kepala sekolah yang suportif, perhatian, fleksibel,
memfasilitasi dan tidak mengontrol , namun personel tidak kompak, tidak
toleran dan tidak berkomitmen.
IKLIM TERTUTUP
Ditandai dengan kepala sekolah yang tidak mendukung, tidak fleksibel,
menghambat, dan mengontrol, dan personel yang tidak kompak, todak
toleran, apatis dan tidak berkomitmen.
1.
PRODUKTIVITAS
1.1. DEFINISI KONSEPTUAL
• Produktivitas adalah ukuran kuantitas dan kualitas
kerja dengan mempertimbangkan
kemanfaatan
sumber daya (SDM, Keuangan, Teknologi) dengan
derajat keefektifan dan efisiensi.
• Peningkatan produktivitas dapat dilihat dari segi
kuantitas dan kualitas berarti bahwa meskipun
dilihat dari segi kuantitas tidak terjadi peningkatan,
namun jika dilihat dari segi mutu menunjukkan
peningkatan, maka dapat dikatakan peningkatan
produktivitas.
CONTINUES
• EFEKTIVITAS LEMBAGA PENDIDIKAN MELIPUTI:
1. Efektivitas fungsi kepemimpinan pendidikan, yakni
tanggung jawab terhadap pengembangan sistem
pendidikan yang menjadi wilayah kerjanya.
2. Efektivitas fungsi psikologis, yakni perubahan
perilaku siswa termasuk peningkatan pengetahuan,
pemahaman nilai, pengembangan kemampuan.
3. Efektivitas fungsi ekonomi, yakni dilihat dari
pendidikan sebagai kontribusi individu yang
memperoleh
kompetensi
terhadap
kegiatan
ekonomi.
1.2. PROSES
• Efektivitas sekolah berkaitan dengan keseluruhan proses
penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien.
• Proses yang efektif dengan indikator: kualitas program,
ketepatan penyusunan, kepuasan, kemampuan adaptasi,
semangat kerja, motivasi, ketercapaian tujuan, ketepatan.
• Proses yang efisien adalah suatu proses yang mampu
menciptakan keseimbangan antara sumber-sumber yang
dibutuhkan dengan yang tersedia guna mengurangi hambatanhambatan dalam mencapai tujuan. Efisiensi terdiri dari efisiensi
internal dan eksternal.
CONTINUES
INDIKATOR EFISIENSI
Indikator Internal : mengulang kelas; tingkat
kelulusan;
tingkat
putus
sekolah;
lama
menyelesaikan studi; angka siswa bertahan.
Indikator Ekternal : seberapa jauh pendidikan
memberikan ketrampilan yang diperlukan, dan
seberapa besar keluaran pendidikan terserap ke
pasar
kerja,
mendapatkan
pekerjaan,
dan
penghasilan yang mereka harapkan, dan mampu
menggunakan ketrampilan dalam pekerjaan.
CONTINUES
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas sekolah,
meliputi:
(1) Pembinaan dan pengawasan instruksional kepala
sekolah maupun pengawas,
(2) Peran serta masyarakat dalam penyediaan sumber
daya dan lingkungan belajar,
(3) Kegiatan organisasi guru,
(5) Kebijakan pemerintah,
(6) Manajemen.
1.3. KESIMPULAN
INDIKATOR EFEKTIVITAS LEMBAGA PENDIDIKAN
1. OUTPUT ADMINISTRASI
• Seberapa besar satuan pelayanan administratif yang
dapat diberikan dalam suatu proses pendidikan di
sekolah, baik oleh kepala sekolah, guru, dan yang
lainnya.
• Seberapa banyak jam pelajaran yang dapat
dilaksanakan secara efektif atau berapa jam
pelajaran kehadiran staf yang ada di sekolah dalam
melaksanakan tugas.
CONTINUES
2. OUTPUT PSIKOLOGIS
Seberapa besar perubahan perilaku, perubahan
kognitif, perubahan sikap, pemahaman nilai, atau
peningkatan kemampuan.
3. OUTPUT EKONOMI
Pendapatan tambahan sebagai hasil dari pendapatan
sekolah yang dapat diukur pada hasil lulusan
dengan membandingkan berapa hasil pendapatan
yang diperoleh setelah memperoleh pekerjaan
dibandingkan biaya selama mengikuti pendidikan.
KUALITAS KEPEMIMPINAN
1. Kepemimpinan yang berfikir efektif dalam menetapkan keputusan,
yakni: berfikir didasarkan atau bebas dari prasangka terhadap jenis
masukan atau orang yang memberikan masukan yang berkaitan untuk
kepentingan dirinya sendiri, kepentingan orang lain dan organisasi.
2. Kepemimpinan yang mampu mengkomunikasikan hasil berfikir, yakni:
berfikir untuk kepentingan untuk diri sendiri maupun orang lain yang
dikomunikasikan agar dapat dipahami dan dapat dilaksanakan.
3. Kepemimpinan yang mampu meningkatkan partisipasi dalam
pemecahan masalah,
yakni:
kepemimpinan yang mampu
menimbulkan, membina, memanfaatkan partisipasi dan siap dalam
menerima kegiatan pembaharuan yang bersumber dari anggota.
4. Kepemimpinan yang mampu menggali dan meningkatkan kreativitas,
yakni: kepemimpinan yang berusaha dengan cara yang lebih formal
dan cenderung bersifat ilmiah dengan menyelenggarakan diskusi
panel, seminar, lokakarya dan lainnya antar anggota.
II.
EVALUASI KEPEMIMPINAN SEKOLAH
2.1. DEFINISI KONSEPTUAL
Evaluasi adalah suatu proses membuat keputusan
yang akan digunakan sebagai dasar perencanaan.
Evaluasi ini terdiri dari penetapan tujuan,
pengumpulan bukti tentang kurangnya pertumbuhan
tujuan, membuat penilaian tentang bukti, dan
merivisi prosedur untuk meningkatkan produk,
proses, dan bahkan tujuan itu sendiri. Evaluasi
adalah prosedur dimana seorang pengawas dapat
membawa perbaikan dalam kelompoknya.
CONTINUES
Tahapan penilaian kepemimpinan sekolah dengan penilaian
baik secara sendiri maupun audit baik terhadap guru maupun
kepala sekolah.
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PENILAIAN TERHADAP KEPALA SEKOLAH MELIPUTI:
Perencanaan.
Dasar pertimbangan dalam menyusun kebijakan.
Kebijakan yang ditetapkan.
Menyusun prosedur kebijakan.
Konsistensi dalam merealisasikan kebijakan.
Pertanggung jawaban.
2.2. PENILAIAN
B. PENILAIAN TERHADAP GURU MELIPUTI:
1. Persiapan mengajar
2. Sistem belajar mengajar yang dilandasi oleh
prinsip pedagogis dan dikdatis.
2. Pengetahuan dan ketrampilan.
4. Teknik dalam menilai dirinya
5. Observasi kelas.
CONTINUES
C. PRINSIP PENILAIAN KEPEMIMPINAN
• Prinsip komprehensif : kualitas kebijakan
dan keputusan
• Prinsip kontinunitas dan kooperatif.
• Prinsip fungsional: instruktif, konsultatif,
partisipatif, delegasi, dan pengendalian.
• Prinsip diagnostik.
• Prinsip yang berdasarkan pada norma yang
sehat.
CONTINUES
D. PENILAIAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH DAPAT DILAKUKAN
DENGAN CARA :
- Penilaian pribadi: kepimpinan sekolah membutuhkan
peningkatan dan pertumbuhan pribadi serta jabatan
sehingga perlu upaya mengurangi atau meniadakan
kelemahan-kelemahannya dan meningkatkan potensi
yang ada pada dirinya.
- Penilaian kelompok: yakni kepemimpinan sekolah
mempunyai fungsi memberikan bantuan pembinaan
kepada kelompok anggotanya secara efektif untuk
mencapai tujuan.
CONTINUES
• Ada 4(empat) kategori dalam penilaian kelompok, yaitu :
1. Apakah kepemimpinan sekolah memberi kesempatan kepada
guru dan masyarakat untuk ikut bertanggung jawab dalam
memajukan program sekolah.
2. Apakah kepemimpinan sekolah berusaha memperkaya program
sekolah melalui peningkatan semua kesempatan dan kegiatan
sekolah.
3. Apakah kepemimpinan sekolah mengusahakan adanya situasi
belajar yang lebih efisien, yang hasilnya mempercepat
pertumbuhan murid.
4. Apakah ada bantuan dari sekolah untuk memajukan
kehidupan masyarakat disekitar.
III.
PERBAIKAN
BERKESINAMBUNGAN
3.1. DIFINISI KONSEPTUAL
• Perbaikan
berkesinambungan
dalam
konteks
kepemimpinan sekolah adalah suatu rancangan
dalam upaya memperbaiki kemampuan manajerial
secara terus menerus sehingga mampu bersaing.
• Untuk dapat merealisasikan pelaksanaan perbaikan
dapat ditempuh dengan:
a. Penentuan masalah dan pemecahan masalah yang
memungkinkan.
b. Pemilihan dan implementasi pemecahan masalah
yang paling efektif dan efisien.
c. Evaluasi ulang standarisasi dan proses.
3.2. PENDEKATAN PERBAIKAN
• Memperbaiki sistem pada setiap kesempatan dan terus
menerus.
• Menggunakan metode ilmiah untuk mempelajari
perubahan yang diusulkan dan akibat yang ditimbulkan.
• Respon terhadap kesalahan untuk memperbaiki sistem
dan proses.
• Membuat keputusan untuk mendukung tercapainya
tujuan strategis jangka panjang.
• Melakukan perbaikan strategik untuk memenuhi
permintaan kedepan dan konsisten melaksanakan
sistem yang ada untuk memenuhi permintaan masa kini.
CONTINUES
• Membagi wewenang dan tanggung jawab
dengan mengkomunikasikan pandangannya dan
memberdayakan anggota untuk merealisasikan.
• Fokus pada perbaikan hasil melalui perbaikan
berkesinambungan.
• Mempelajari penyebab kinerja yang buruk dan
mengubah sistem untuk memperbaiki kinerja.
• Mengasumsikan tanggung jawab sebagai alat
untuk melakukan perbaikan yang dilakukan oleh
anggota.
3.3. AKTIVITAS
• Berkomunikasi dengan semua
pihak terkait.
• Memperbaiki masalah yang riil.
• Memandang ke hulu dalam
mencari sebab suatu masalah.
• Memantau perubahan
3.4. PENDEKATAN ILMIAH
• Mengumpulkan data yang berarti.
• Mengidentifikasi sumber penyebab
masalah.
• Mengembangkan , menghasilkan
solusi yang tepat.
• Merencanakan dan melakukan
perubahan.
3
3.5. IDENTIFIKASI PERBAIKAN
• Menerapkan musyawarah mufakat
dan kemungkinan multi voting.
• Mengidentifikasi kebutuhan untuk
pelanggan
• Mempelajari penggunaan waktu.
• Melokalisasi masalah sesegera
mungkin agar tidak berkembang.
3.6. PROSES PERBAIKAN
• Penetapan standar sebagai dasar
pengendalian dan perbaikan.
• Menentukan data yang tepat untuk
perilaku lainnya.
• Mengetahui
penyebab dan alur
proses penyimpangan
• Melakukan tindakan koreksi.
3.7. STRATEGI PERBAIKAN
Menggambarkan proses yang ada.
Mambakukan proses.
Menghilangkan kesalahan dalam proses.
Merampingkan proses.
Mengurangi sumber-sumber terjadinya
variasi.
• Menerapkan pengendalian proses dan
memperbaiki rancangan
•
•
•
•
•
3.8. PEMBELAJARAN
Pendidikan.
Keteladanan.
Tanggung jawab.
Perbaikan diidentifikasi sebagai strategi
yang penting.
• Indentifikasi prioritas tindakan perbaikan
• Metode perbaikan dan pelatihan
•
•
•
•
CONTINUES
•
•
•
•
Perbaikan tata kelola.
Identifikasi hambatan perbaikan.
Mekanisme untuk membagi pelajar.
Pembelajaran sistematis : pemahaman
terhadap suatu proses, mengiliminasi
kesalahan, menghilangkan kelambatan,
mengurangi
variasi,
merencanakan
perbaikan berkesinambungan.
IV.
PENGEMBANGAN
KEPEMIMPINAN SEKOLAH
4.1. STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN
1.
2.
3.
4.
5.
Standar Isi: adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, bahan kajian,
mata pelajaran, dan silabus.
Standar Proses : standar yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
Standar Lulusan : merupakan pedoman penilaian dalam menentukan
lulus tidaknya peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan: adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta
pendidikan dalam jabatan.
Standar Sarana dan Prasarana : adalah standar nasional pendidikan
yang berkaitan dengan kriteria minimal untuk mendukung dan
menunjang proses pembelajaran.
CONTINUES
6. Standar Pengelolaan : adalah standar yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pada tingkat satuan pendidikan agar
tercapai secara efektif dan efisien.
7. Standar Pembiayaan: adalah standar yang
mengatur komponen dan besarnya biaya operasi
satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
8. Standar Penilaian Pendidikan: adalah standar yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar siswa.
4. 2. FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG KINERJA
KEPEMIMPINAN SEKOLAH
Kinerja kepemimpinan sekolah adalah prestasi yang
telah dicapai sekolah meliputi prestasi di bidang
akademik maupun non akademik yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor pendukung, meliputi :
1. Latar belakang siswa (input yang terseleksi dengan
baik).
2. Ukuran sekolah yang memadai
3. Tingkat ekonomi siswa
4. Pemimpin yang bisa memuaskan anggotanya dan wali
murid, serta guru dan karyawan yang bekerja sesuai
dengan kapabilitasnya
5. Tantangan dalam penerapan manajemen kinerja.
4.4. PENGUATAN KINERJA KEPALA SEKOLAH
DALAM ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Administrasi Pendidikan adalah :
- Keseluruhan proses yang mempergunakan dan
mengikutsertakan semua sumber potensi yang
tersedia dan yang sesuai, baik personal maupun
material.
- Berusaha untuk mencapai bersama suatu tujuan
secara efektif dan efisien.
- Secara sadar apa yang dilakukan untuk membantu,
membimbing, dan mengarahkan manusia lainnya
agar segala potensi yang dimilikinya berkembang
secara maksimal sesuai dengan harapan.
4.5. HASIL PENELITIAN PENGARUH
KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KINERJA SEKOLAH
No.
VARIABEL
PENGARUH
KORELASI
1.
Rekruitmen
0,946
89,49 %
2.
Kompetensi
0,985
97,02 %
3.
Kompensasi
0,983
96,63 %
4.
Efektivitas kinerja
0,978
95,65 %
Kesimpulan
1. Semakin baik dan konsisten dalam proses rekruitmen kepala sekolah, kinerja
sekolah akan semakin efektif.
2. Semakin tinggi kompetensi kepala sekolah, kinerja sekolah akan semakin
efektif.
3. Semakin tinggi kepuasan kepala sekolah terahap kompensasi yang diterima,
kinerja sekolah akan semakin efektif.
4.
Semakin tinggi penguatan kepala sekolah, kinerja sekolah semakin efektif.
CONTINUES
• Sistem perekrutan kepala sekolah yang konsisten
dan transparan secara signifikan akan sangat
mempengaruhi efektivitas sekolah dan kinerja
secara keseluruhan.
• Kompetensi kepala sekolah, akan sangat signifikan
mempengaruhi kinerja sekolah.
• Kompensasi kepala sekolah yang memuaskan, akan
mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja
sekolah.
• Efektivitas
kinerja
kepala
sekolah,
akan
mempengaruhi secara signifikan kinerja sekolah.
SISTEM PEREKRUTAN KEPALA SEKOLAH
INGGRIS
JENIS
(item)
SINGAPORE
AUSTRALIA
AMERIKA
JERMAN
(item)
(item)
(item)
(item)
Overall Approach
1
1
2
1
1
Selection Body
1
2
1
2
2
Marketing/Advertising
3
1
3
2
2
Job Profile
1
1
1
1
1
Prerequites
3
2
2
1
2
Selection Methods
3
1
1
1
2
Selection Criteria
2
2
1
1
2
Evaluation
1
1
2
3
1
PELAKSANAAN SELEKSI
KEPALA SEKOLAH
Inggris
Desentralisasi
Komite
Kemampuan
Amerika
Desentralisasi
Komite
Kemampuan
Singapore
Sentralisasi
Iklan
Kemampuan
Australia
Sentralisasi
Iklan
Kemampuan
Jerman
Sentralisasi
Iklan
Wawancara
Download