PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Edisi 2 indeks >> Investor Memanfaatkan 1 Mengajak Fasilitas Transaksi Derivatif 3 4 5 I Tr i w u l a n II l 2016 Implementasi ‘Institutional Delivery’ Butuh Persiapan yang Matang Divisi OTI, Memastikan Sistem Berjalan Sempurna Menuju Percepatan Penyelesaian Transaksi Bursa T+2 6 7 Kegiatan KLIK Kuartal I Tahun 2016 Statistik 8 Kilas Peristiwa a rt i ke l u tama Mengajak Investor Memanfaatkan Fasilitas Transaksi Derivatif Sebagai back office perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia (BEI), KPEI ikut mendorong agar investor memanfaatkan fasilitas perdagangan derivatif sebagai sarana hedging. Ada liquidity provider yang kini menyediakan kuotasi harga untuk membeli dan menjual produk LQ 45 Futures yang saat ini telah aktif ditransaksikan. S ejak awal Februari 2016, BEI telah memperdagangkan kembali produk derivatif Kontrak Berjangka Indeks Efek (KBIE) yakni LQ 45 Futures. Fasilitas perdagangan derivatif ini terutama disediakan untuk investor sebagai sarana hedging. Selain tentunya juga sebagai alternatif investasi untuk para investor yang sudah memahami potensi keuntungan dan risiko berinvestasi di produk ini. Ibarat membeli mobil, saat ini mobilnya sudah dilengkapi safety belt, tinggal apakah pengendaranya mau menggunakan safety belt atau tidak, demikian diungkapkan Sunan­ dar, Direktur KPEI. “Kalau dulu, ada Salah satu yang mobil tapi kalau ingin pakai safety membuat pasar belt harus beli dulu safety belt nya derivatif mati di Singapura, baru dipa­sang di sini. suri lantaran Sekarang sudah difa­ silitasi, jadi tidak ada penggerak pasar tidak perlu jauh-jauh mengaman­ atau liquidity kan risiko ke negara orang,” ujar­ provider (market nya memberikan per­umpamaan. maker). Produk derivatif sebetulnya sudah lama ada di BEI, cuma tidak dimanfaatkan karena tidak ada yang aktif bertransaksi di pasar derivatif. Salah satu yang membuat pasar derivatif mati suri lantaran tidak ada penggerak pasar atau liquidity provider (market maker). Reaktivasi pasar derivatif dibuat untuk menggiatkan kembali perdagangan derivatif di bursa. Inisiatif ini dilaksanakan oleh KPEI dan BEI serta mendapat dukungan penuh dari OJK dan para pelaku pasar. Pengembangan inisiatif ini telah melewati pro­ ses yang cukup panjang, meliputi spesifikasi kontrak, KPEI Newsletter KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 1 1 4/11/2016 9:52:51 AM I Edisi 2 Triwulan II l 2016 artikel utama EDITORIAL Para stakeholders KPEI, kami kembali menghadirkan KPEI Newsletter Edisi II tahun 2016. Pada edisi ini, bagian headline akan membahas Peluncuran Sistem Kliring dan Penyelesaian Derivatif yang baru sebagai upaya mendorong investor memanfaatkan fasilitas perdagangan derivatif sebagai sarana hedging. Selain itu juga disajikan artikel tentang persiapan Implementasi Institutional Delivery dan kajian Percepatan Siklus Penyelesaian Transaksi Bursa T+2. Untuk kolom profil, kami perkenalkan Divisi Operasional Teknologi Informasi sebagai divisi yang mendukung bisnis operasional KPEI dan juga kegiatan KLIK selama triwulan 1 di 2016. Akhir kata, kami meng­ ucapkan selamat membaca dan semoga pembaca mendapatkan pengetahuan lebih mengenai KPEI dan kegiatan perusahaan melalui KPEI Newsletter ini. Hormat kami, Redaksi Ralat KPEI Newsletter edisi I 2016 hal 5 kalimat 1 paragraf 3 seharusnya tertulis “Tahapan CSS diawali dengan mengajukan proposal ke Direksi, supaya kuesioner yang dibuat lebih terarah, selanjutnya dikirim ke AK khususnya bagian operasional” l KPEI Newsletter edisi I 2016 hal 5 kalimat 2 dan 3 paragraf 4 dihapus. l Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Penasihat: Direksi PT KPEI Penanggung Jawab: Sekretaris Perusahaan Dewan Redaksi: Dewan Redaksi : Suryadi, Diah Sugiretno, Arie Budieningsih, Andre Taufan Pratama, Vinsensia Selvia Muga, Rivanie Novalia, Liana Sofiani Alamat Redaksi & Sirkulasi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 021-5155115 Fax. 021-5155120 Toll Free 0800-100-KPEI (5734) email: [email protected] website www.kpei.co.id an transaksi antar ke-8 AK tersebut. Selama masa soft launching, para li­ qui­dity provider bisa mempersiapkan diri mereka yang karena kewajiban­­nya me­ nyampaikan kuotasi jual dan beli pada satu produk derivatif, mereka akan terpapar risiko. Bagaimana me­ reka memitigasi risiko? “Mereka harus melakukan close out dari posisi yang mereka miliki. Close out nya bisa di pasar derivatif yang sama dengan beberapa liquidity provider atau melakukan arbitrage ke produk lainnya bahmekanisme kliring dan kan bisa ke luar negeri” penyelesaian sampai de­ Tantangan lanjut Sunandar. ngan level nasabah, meka­ terbesar Namun yang ter­pen­­­ nisme manajemen risiko, pengembangan ting dari tersedianya fasi­ hingga aturan baru soal pasar derivatif litas ini adalah sara­na lin­ liquidity provider. KPEI di pasar modal dung nilai bagi investor. memfasilitasi reaktivasi Indonesia Tanpa fasilitas hedging, perdagangan derivatif ini dibenarkan andaikan ada investor Sunandar adalah dengan membangun sis­ yang berinvestasi di sasoal edukasi tem kliring dan penyeleham, saat pasar bergerak kepada investor turun, jika tak mau me­ saian baru berikut dengan dan masyarakat. ngalami kerugian, ia hasistem manajemen risiko. Jika sebelumnya ma­ singrus menunggu pasar naik masing produk derivatif punya sistem kembali yang tak bisa dipastikan kasendiri, untuk reaktivasi tersebut dibapan terjadi. Dengan adanya pasar deringun sistem terpadu, sehingga bila ada vatif, potensi kerugian bisa ditutup produk derivatif baru tinggal dilakudengan melakukan transaksi di pasar derivatif. “De­ ngan mengambil posisi kan penyesuaian. kontrak di pasar derivatif, baik harga Ada delapan AK yang saat ini tersaham naik atau turun, investor tetap libat dalam perdagangan KBIE, yakni mendapatkan peluang keuntungan,” Binaartha Parama (AR), Valbury Asia kata Sunandar. Securities (CP), RHB Securities IndoneSebagai back office, KPEI menanti sia (DR), Henan Putihrai (HP), Pacific evaluasi dari BEI hingga saatnya pa­ 2000 Securities (IH), Trimegah Securisar derivatif ini secara resmi diluncurties Tbk (LG), Nikko Securities Indonesia (RB), dan Universal Broker Indonesia kan. Yang jelas sistem dan mekanisme (TF). Dari ke-8 AK ini, empat diantarapenyelesaian transaksi secara tunai dalam waktu T+1 untuk perdagangan nya menjadi liquidity provider, yakni KBIE bisa dilaksanakan KPEI dengan AR, DR, HP, dan TF. Selama Februari baik sejak dimulai awal Februari lalu. 2016, total nilai transaksi KBIE di BEI Nantinya, sistem KPEI pun akan siap sebanyak Rp22,85 miliar dengan total mengakomodasi produk derivatif lain nilai penyelesaian (gain/loss) sebesar yang akan diperdagangkan di BEI. Rp137 juta, atau rata-rata nilai transakSetelah KBIE, BEI akan memfasilitasi si Rp1,14 miliar per hari dan rata-rata perdagangan stock option dan Indo­ nilai penyelesaian Rp6,8 juta per hari. Saat ini aktivitas transaksi KBIE nesia Government Bond Futures Index masih dalam tahap soft launching. (IGBF). Tantangan terbesar pengem“Mereka perlu memahami mekanisme bangan pasar derivatif di pasar modal perdagangan dan penyelesaian tranIndonesia dibenarkan Sunandar adasaksi derivatif sebelum mereka secara lah soal edukasi kepada investor dan pararel memberi edukasi kepada nasamasyarakat. Kalau investor paham fa­ silitas ini, maka ada potensi mereka bahnya. Karena produk derivatif memlebih banyak berinvestasi karena ada butuhkan edukasi yang lebih dalam pengaman untuk menjaga tingkat risi­ dibanding produk saham,” papar Suko yang bisa mereka tolerir.F nandar. Saat ini transaksi masih sebatas antar perusahaan efek dan penyelesai­ [tim redaksi] 2 KPEI Newsletter KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 2 4/11/2016 9:52:52 AM I Edisi 2 Triwulan II l 2016 artikel khusus Implementasi ‘Institutional Delivery’ Butuh Persiapan yang Matang peraturan ini sudah dirumuskan sejak tahun 2015, sehingga proses saat ini Mulai bulan Mei 2016, KPEI akan mengimplementasikan lebih pada upa­ya pematangan menuju mekanisme institutional delivery. Penerapan mekanisme finalisasi. institutional delivery ini akan meningkatkan efisiensi Menurut Kepala Unit Pengembang­ proses maupun biaya dalam penyelesaian transaksi bursa. an Bisnis & Proyek Wihartanto, pada 3 Maret 2016, telah dilakukan uji coba koneksi antar sistem KPEI. Ini merupakan tahapan persiapan terakhir sebelum implementasi. Selanjutnya pada bulan April 2016, akan dilakukan tahapan pengujian kembali pada sistem e-CLEARS yang melibatkan AK dan BK. Diharapkan dengan pengujian ini, semua pihak dapat mengakses sistem e-CLEARS. Target yang ingin dicapai pada uji coba ini, tidak lain untuk memastikan bahwa koneksi bisa berjalan sesuai harapan. “Selain itu, juga untuk memastikan bahwa fungsi-fungsi yang sudah dikembangkan se­ suai dengan konsep bisnis alah satu inisiatif strategis yang pembuatan kajian, lalu serta modul-modul yang diusung PT Kliring Penjaminan penyusunan requirement, Prinsipnya, tidak wajib semua sudah dikembangkan bisa Efek Indonesia (KPEI) tahun 2016 pengembangan dan pe­ BK harus siap digunakan secara optiadalah implementasi mekanisme insti­ ngu­ jian sistem, berlanlive pada bulan tutional delivery. Mekanisme ini berjut de­ ngan penyusunan mal sesuai dengan tujuan Mei karena bisa peraturan dan prosedur, pengembangannya oleh tujuan memfasilitasi secara langsung menyusul pada kegiat­ an sosialisasi dan para pelaku,” ujar Wiharpenyelesaian transaksi bursa dari natahap berikutnya. tahapan akhir live sistem. sabah institusi yang u­mum­nya menemtanto. Sejak tahun 2014 samPerlu dicatat bahwa patkan aset mereka di Bank Kustodian implementasi sistem ini meng­gunakan (BK). Mekanisme ini juga membantu pai dengan awal 2016 ini, persiapan koneksi jaringan terpadu pasar mo­ mendorong efisiensi biaya dan proses menuju implementasi semakin intens, dal, bukan jaringan publik. Dengan bagi Anggota Kliring (AK). salah satunya de­ngan melakukan kedemikian, kenyamanan dan keamanan Implementasi institutional delive­ giatan Focus Group Discussion (FGD) pengguna, terutama BK, bisa dijamin. ry akan menghubungkan BK dengan dan sosiali­sasi. KPEI te­lah menyelengSejauh ini, lanjut Wihartanto, tidak ada KPEI secara langsung sehingga alur garakan FGD dengan mengundang target pasti berapa BK yang harus siap pemin­ dahbukuan terkait penyelesai­ AK dan BK pada 10 November dan terhubung de­ ngan sistem KPEI saat an transaksi bursa, dapat dilakukan 18 November 2014. Selanjutnya, KPEI live. “Prinsipnya, tidak harus menunggu antara BK dengan KPEI. Sebelum pemelakukan sosialisasi pada 13 Mei 2015 semua BK harus siap. Jadi tidak ma­salah dan dilanjutkan sosialisasi secara teknis mindahbukuan tersebut terjadi, AK kalau ada yang belum siap, karena bisa pada 4-5 Februari 2016. Saat sosialisasi mengirim instruksi dan konfirmasi atas menyusul pada tahap berikutnya. Jadi teknis berlangsung, banyak tanggaposisi hak dan kewajiban mereka yang tidak wajib semua BK harus siap live harus di­serahkan/diterima ke/dari KPEI pan yang di­sampaikan oleh BK. Sejauh pada bulan Mei,” terang Wihartanke BK, dan selanjutnya BK melakukan ini BK belum terhubung secara sistem afirmasi ke AK. Semua proses tersebut dengan KPEI. Untuk merealisasikan itu, to. Sampai dengan berita ini diturun­ dapat dilakukan melalui sistem yang para BK ini harus melewati proses perkan, masih ada ren­tang waktu sebulan telah disediakan oleh KPEI. sampai dengan jatuh tempo target izinan, baik dari kantor regional mauSesuai agenda, implementasi ins­ untuk live pada awal Mei 2016. Seiring pun kantor pusat masing-masing bank. titutional delivery akan berlangsung dengan perkembangan industri pasar Tentu saja butuh waktu untuk me­ pada April tahun ini. Proses persia­ modal yang makin maju dan modern, ngantongi izin dimaksud. Sementara pan implementasi institutional delive­ pene­ rapan mekanisme ini merupakan itu, rancangan peraturan pendukung ry sesungguhnya sudah berlangsung kebutuhan yang strategis.F masih dimin­takan tanggapan terakhir sejak tahun 2013. Diawali de­ ngan kepada AK, BK, dan SRO. Rancangan [tim redaksi] S KPEI Newsletter KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 3 3 4/11/2016 9:52:52 AM I Edisi 2 Triwulan II l 2016 P rofil Divisi OTI, Memastikan Sistem Berjalan Sempurna Keberadaan teknologi informasi memegang peranan penting bagi keberlangsungan industri pasar modal. Memastikan sistem KPEI berjalan sempurna, aman, dan lancar menjadi tanggung jawab Divisi OTI. B agi industri pasar modal, tek­ nologi informasi memegang peranan penting. Saat ini se­ luruh transaksi di pasar modal Indonesia sudah menggunakan online tra­ ding, itu artinya sangat mengandalkan teknologi informasi. Andaikata tidak ada teknologi yang membantu, betapa beratnya pekerjaan yang ditanggung oleh per­usahaan. Sementara itu, dapat dibayangkan bagaimana jadi­ nya, jika sistem yang digunakan tidak berfungsi atau mengalami gangguan. Sedi­ kit gangguan tersebut bukan tidak mung­ kin akan mempengaruhi banyak hal. Oleh karena itu, salah satu bagian dari struktur orga­ ni­ sasi KPEI yaitu Divisi Ope­ rasional Teknologi Informasi atau OTI menjadi salah satu divisi yang sangat penting. Divisi yang memiliki 17 personel ini bertanggung jawab atas pengelolaan sistem yang dipergunakan oleh internal KPEI maupun pihak luar. Untuk memastikan sistem berjalan lancar dan baik, Divisi OTI menjadi satu-satunya divisi KPEI yang memiliki dua jam kerja/shift. Untuk shift pagi dimulai pada 06.3015.30 sedangkan shift kedua mulai dari jam 10.00-19.30. Menurut Kepala Divisi OTI Aditya Gadiri HP, dua jadwal kerja tersebut diperlukan untuk memastikan sistem berjalan dengan benar. “Tugas kami adalah memantau, meskipun memang dalam pelaksanaannya sudah diotomasi, tapi tidak ada yang bisa menjamin sistem berjalan benar, harus tetap diawasi,” jelas Aditya. Untuk memastikan semua sistem berjalan sempurna, divisi ini terbagi atas tiga unit kerja, supaya pemisahan kerja lebih terarah. Ketiga unit tersebut adalah Unit Operasional dan Ad- ministrasi Sistem (OAS), Unit Dukungan Teknis (DTE) dan Unit Dukungan Aplikasi (DAP). Unit OAS, bertugas mengelola operasional terhadap sistem-sistem khususnya core business application di KPEI. Selain itu, masih terkait dengan aplikasi bisnis utama KPEI, Unit OAS juga menjalankan fungsi penanganan masalah dan permintaan data serta permintaan atas penyediaan pengujian,” tutur Abdul Hadie Kepala Unit OAS. Dari fungsi operasional tersebut, terdapat 3 (tiga) aspek penting yang berkaitan yakni hardware (server storage) dan opera­ ting system, database, serta aplikasi. Unit kedua adalah Unit DTE. Unit yang dikepalai oleh Galuh Dian Maulana ini, menangani infrastruktur sistem. Mulai dari infrastuktur jaringan, infrastruktur software, infrastruktur telekomunkasi, data center, desktop manage­ ment, license management, termasuk juga helpdesk yang tugasnya mengelola request dari karyawan KPEI yang lain. Satu unit lagi dalam Divisi OTI yang tak kalah pentingnya adalah Unit DAP. Bagian ini bertugas menyusun aplikasi yang bersifat office application. Seperti, sistem keuangan, Human Resourc­ es, apli­ kasi legal, internal audit, dan website. Seperti dijelaskan oleh Kepala Unit DAP Shandy Martanto, ada 24 aplikasi yang menjadi tanggung jawab dan harus dikelola unit ini. “Melakukan pengembangan produk software dan aplikasi, khususnya di internal. Setelah aplikasi tersebut selesai, kami juga melakukan supporting terhadap aplikasi tersebut,” kata Shandy. Fungsi lainnya, lanjut Shandy, yaitu melakukan pemeliharan terhadap aplikasi tersebut. Unit DAP juga bertugas memantau perkembangan aplikasi ke depan. Hal ini, menurut Shandy, untuk mengetahui keadaaan saat ini dan memprediksi ke depannya. Sementara itu, jika bicara soal pe­ ngalaman menjaga sistem KPEI, Adit­ya menceritakan pe­ ristiwa website KPEI yang pernah dibobol hacker. Peristiwa tersebut terjadi pada 2012, ada hack­ er yang meretas website KPEI. Alasan­nya, hacker ini ingin merusak reputasi karena waktu itu KPEI akan menerapkan STP (Straight Through Pro­ cessing). Penerapan STP ini, menjadi perubahan drastis di pasar modal yang dipelopori oleh KPEI. “Saat itu tujuan hacker i­ ngin menunjukan kalau KPEI tidak bisa mengelola web­ site-nya dengan baik dan aman,” tutur Aditya. Oleh karena itu, ditambahkan oleh Abdul Hadie, KPEI mulai berbe­nah di area security. Perlindungan sistem dan data dibuat berlapis-lapis. Pengujian rutin untuk menghadang hacker pun secara regular dilakukan setahun sekali. Hal ini terbukti ampuh menghalau hacker yang ingin meretas sistem KPEI. Satu hal yang menjadi kunci dalam menghadapi masalah sistem informasi, bagi Divisi OTI adalah availability atau keberlangsungan sistem. “Saat trouble, recovery atau pemulihan itu yang utama bukan pusing mencari penyebabnya. Sebisa mungkin dicari cara sistem itu available kembali, dan dapat diakses,” pungkas Aditya.F [tim redaksi] 4 KPEI Newsletter KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 4 4/11/2016 9:52:52 AM I Edisi 2 Triwulan II l 2016 edukasi Menuju Percepatan Penyelesaian Transaksi Bursa T+2 “Harapan utama adalah peningkatan likuiditas, kalau investor menerima Mengikuti international best practice, KPEI tengah haknya lebih cepat maka dapat segera mempersiapkan diri mempercepat proses penyelesaian dimanfaatkan oleh investor. Harapantransaksi bursa dari T+3 menjadi T+2. nya akan diinvestasikan lagi di pasar modal, se­ hingga bisa meningkatkan nilai transaksi” katanya. Berdasarkan hasil kajian, dengan percepatan waktu siklus penyelesaian dari T+3 menjadi T+2 akan mengura­ ngi jumlah dan durasi (hari) atas out­ standing position anggota kliring. Hal ini akan menurunkan exposure atas kli­ring dan penyelesaian transaksi yang mendorong penurunan kebutuhan col­ lateral untuk menjamin penyelesai­ an transaksi. Percepatan penyelesaian transaksi ini juga diharapkan dapat mengurangi kebutuhan untuk penempat­ an modal yang besar, keter­ sediaan dana tunai, penyediaan fasilitas kre­dit, dan penem­ patan agun­ pelaku pasar keuangan, egulator pasar modal di an. Perubahan ini juga secara kolektif berpenga­ seluruh dunia saat ini sedang Implementasi akan memberikan manruh terhadap risiko sistemempersiapkan percepatan percepatan siklus penyelesaian dari T+n menjadi mik sistem keuangan. faat pada investor di pasar penyelesaian T+2. European Commission (EC) bahBeberapa negara re­ modal. Sebab de­ngan perT+2 diharapkan dapat mengurangi cepatan ini, ada peningkagi­onal seperti Hongkong, kan menargetkan seluruh Uni Eropa berbagai risiko India, Korea Selatan, Ta­ (UE) untuk mempersingkat waktu tan kepastian, ke­ amanan seperti risiko kredit, dan jaminan, sehingga iwan sudah memakai pe­ penyelesaian dari T+3 menjadi T+2, risiko counterparty, risiko default dapat dinyelesaian transaksi T+2. sesuai dengan rekomendasi Central Se­ risiko operasional Singapura akan segera hindari. curities Depository Regulation (CSDR). dan risiko menerapkan hal serupa Dengan percepat­an Percepatan ini diharapkan bisa berlaku penyelesaian. di tahun ini. Sedangkan ini, KPEI ingin mencip­ di seluruh negara-negara Eropa selamAustralia telah mentakan harmonisasi de­ bat-lambatnya pada triwulan I/2016. ngan praktek dan tren pasar di reBeberapa negara UE yang sudah mecanangkan untuk mempersingkat waktu penyelesaian T+3 menjadi T+2 untuk gional dan glo­ bal. Menurut Doni, nerapkan penyelesaian menjadi T+2, implementasi pada akhir Maret 2016. tantangan terbesar dari penerapan seperti Jerman, Slovenia dan Bulgaria. Sementara di Indonesia, tren ini ini, yaitu memba­ngun awareness dan Di Amerika Serikat (AS) sendiri, saat juga tengah dikaji untuk segera diterkesiapan pelaku. Namun dengan ada­ ini praktiknya masih T+3 dan beren­ nya sosialisasi dan besarnya manfaat cana untuk mempercepat transaksi apkan di Tanah Air sesegera mungkin. dari percepatan transaksi, diharapkan menjadi T+2 pada triwulan III/2017 Selain mengikuti praktik yang berpelaku akan menyambut baik per­ berdasarkan usulan Depository Trust & laku di dunia, perubahan ini memiliki ubahan ini. Untuk itu, KPEI telah me­ Clearing Corporation (DTCC). Semensejumlah keunggulan dibandingkan nyiapkan bebe­rapa hal dalam rangka dengan penerapan T+3. Implementasi tara itu, AS mentargetkan percepatan implementasi penyelesaian T+2 seperti percepatan penyelesaian T+2 diharap­ penyelesaian T+1 pada 2020 nanti yang perubahan proses operasional dan re­ kan dapat mengurangi berbagai risiko dilakukan secara bertahap. Tujuan AS gulasi, penyesuaian sistem dan tek­ seperti risiko kredit, risiko counter­ melakukan percepatan penyelesaian nologi, melakukan edukasi kepada untuk mengurangi risiko di sistem party, risiko operasional, dan risiko investor terkait dampak penyelesaian keuangannya. Hal ini dikarenakan vo­ penyelesaian. Percepatan ini, menurut T+2, serta kesiap­ an staf operasional lume perdagangan harian yang sangat Doni Irawan Kepala Unit Riset dan KPEI sendiri.F besar di pasar keuangan AS, sehingga Perencanaan Strategis, juga diharapjumlah eksposur kredit yang dimiliki kan dapat meningkatkan likuiditas. [tim redaksi] R KPEI Newsletter KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 5 5 4/11/2016 9:52:52 AM I Edisi 2 Triwulan II l 2016 edukasi Kegiatan KLIK Kuartal I Tahun 2016 Penyusunan program kerja dan anggaran untuk kegiatan KLIK selama 2016. I mplementasi KLIK secara konsisten di KPEI menunjukkan semangat para KLIK’ers dalam menjalankan budaya berbagi pengetahuan sangatlah tinggi. Perusahaan meyakini bahwa selain teknologi informasi, sumber daya manusia memiliki peran penting dalam menjalankan operasional pekerjaan sehari-hari. Adanya manajemen sumber daya manusia berbasis penge­ tahuan, diyakini dapat mendukung siklus proses pencapaian kinerja bisnis yang baik. Adanya siklus yang terus memperbaharui dan menyesuaikan pe­ ngetahuan dan informasi yang diterima dari berbagai pihak, dan dibagikan secara internal dapat menghasilkan solusi kreatif yang unggul. Kegiatan KLIK diharapkan dapat menjembatani masalah yang muncul dari para pekerja yang merasa belum mengetahui atau memiliki informasi yang cukup dalam pekerjaannya. Se­ perti tahun-tahun sebelumnya, setiap awal tahun KLIK Team dan PIC COP menyusun suatu program kerja dan anggaran untuk setahun kedepan. Program kerja ini digunakan sebagai acuan oleh KLIK’ers. Selain menyusun program kerja dan anggaran untuk tahun 2016, juga dilakukan restrukturi­ sasi organisasi KM dengan tujuan regenerasi dengan melibatkan karyawan baru sebagai anggota pengganti. Diharapkan dengan restrukturisasi ini, ide kreatif yang baru dan segar dapat muncul untuk memajukan KLIK menjadi lebih baik. Salah satu program kerja KLIK Team yang akan dilaksanakan di tahun ini adalah sosialisasi KM Portal. Portal ini sebagai media komunikasi antar KLIK’ers. Melalui kegiatan ini, diharap­ kan para KLIK’ers dapat lebih aktif dan menggunakannya secara optimal. Sela­in itu, masih melanjutkan program pelatihan Microsoft Office kepada Of­ fice Support (OS), KLIK Team membe­ rikan materi tentang Ms. Word. Disini, peserta OS belajar membuat, meng­ edit, mengahapus dan merapikan tulisan/text dengan berbagai penggunaan fungsi standar lainnya. Sementara itu, terkait kegiatan COP, COP Hobi-Fotografi mengawali kegiatannya dengan menyelenggarakan hunting Foto Bersama di Ranca Upas-Ciwidey, Bandung pada 12-14 Februari 2016. Kegiatan yang dijadi­ kan sebagai ajang pembelajaran bagi anggota yang berstatus aktif ini diikuti oleh 14 orang. Antusiasme dari anggota COP Fotografi sangat terlihat jelas, terbukti hasil jepretan foto yang ter- kumpul memiliki kualitas gambar dan angle yang bagus dan sesuai. Kegiatan menarik lainnya, berasal dari COP Bahasa yang kembali mengadakan KPEI’S Fun Corner (KFC) dengan topik yang sedang hangat diperbincangkan saat ini, yaitu kontroversi transportasi online vs konvensional. Acara yang dilaksanakan pada 18 Maret 2016 ini, banyak menerima argumen yang seru, tajam, dan informatif. Situasi tersebut menjadi lebih atrak­ tif ketika seluruh peserta berusaha mengemukakan pendapatnya dengan berbahasa inggris. Sebagian besar peserta setuju dengan kehadiran transportasi online, karena banyak manfaat yang didapat dibanding dengan kekurangannya. Keseruan juga terjadi di COP Hobi-Seni (COP Art Station-COPAS). COPAS menawarkan jenis tarian baru kepada anggotanya, yakni tari modern “ZUMBA”. Ini menambah jenis tarian yang sedang diikuti anggotanya saat ini, yang sebelumnya hanya ada tari tradisional “BALI”. Dengan adanya 2 (dua) pilihan jenis tari, diharapkan dapat menarik minat KLIK’ers lainnya untuk bergabung.F [tim redaksi] 6 KPEI Newsletter KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 6 4/11/2016 9:52:53 AM I Edisi 2 Triwulan II l 2016 statistik PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA Transaksi Bursa Penyelesaian Transaksi Bursa Frekuensi (kali) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (lembar) Total Efisiensi Nilai (Rp) Volume (%) Nilai (%) 14,492,497 306,726,113,354 348,183,064,516,515 98,224,351,600 149,604,469,120,400 51.19 43.74 Tertinggi harian 310,951 11,078,434,285 9,510,367,966,493 2,638,508,900 4,877,064,124,300 57.16 53.40 Rata-rata harian 237,582 5,028,296,940 5,707,919,090,435 1,610,235,272 2,452,532,280,662 50.71 43.81 Terendah harian 167,677 2,775,034,553 3,442,627,882,620 1,040,929,000 1,454,152,213,400 43.43 37.10 * Data sampai dengan 31 Maret 2016 Alternate Cash Settlement (ACS) ACS Volume (Lembar) Nilai (Rp) Fasilitas Intraday Jumlah AK (ACS) AK AK Serah Terima Total 13,266,300 9,417,780,750 12 25 Tertinggi harian 10,490,000 4,982,750,000 2 7 Rata-rata harian 217,480 154,389,848 0 0 - - - - Terendah harian Penggunaan (Rp) Biaya (Rp) Total Penggunaan 39,991,926,874,086 1,110,886,858 Rata-Rata Bulanan 13,330,642,291,362 370,295,619 655,605,358,592 18,211,260 Rata-Rata Harian * Data sampai dengan 31 Maret 2016 Data sampai dengan 31 Maret 2016 POSISI DANA JAMINAN Jenis Pasar Nilai (Rp) Prosentase Ekuiti 2,095,494,713,408 65.76% 596,213,204 0.02% 1,087,103 0.00% Hasil Pengelolaan Dana Jaminan Ekuiti, Kontrak Berjangka dan Surat Utang 1,090,329,058,909 34.22% Total 3,186,421,072,624 100.00% Derivatif-Kontrak Berjangka Surat Utang POSISI CADANGAN JAMINAN Nilai (Rp) Cadangan Jaminan 138,190,522,987 * Data sampai dengan 31 Maret 2016 KOMPOSISI AGUNAN ONLINE Jenis Instrumen Uang Saham Obligasi Total Nilai Agunan (Rp) Prosentase 221,702,319,235.96 3.264% 6,374,028,901,131.81 93.84% 196,656,418,108.00 2.90% 6,792,387,638,475.77 100.00% * Data per 31 Maret 2016 KOMPOSISI AGUNAN OFFLINE Jenis Instrumen Nilai Agunan (Rp) Prosentase Bank Garansi 6,224,546,300,000 80.16% Deposito 1,295,762,666,365 16.69% 233,740,970,136 3.01% 11,500,000,000 0.15% Dana Minumum Kas Saham Bursa Total 7,765,549,936,501 100.00% * Data per 31 Maret 2016 TRANSAKSI PINJAM MEMINJAM EFEK Total Bulan Nilai (Rp) Rata-Rata Harian Volume (lembar) Frekuensi (kali) Nilai (Rp) Volume (lembar) Jumlah Hari Januari 13,934,556,000 8,645,800 10 449,501,806 278,897 31 Februari 9,182,783,000 5,893,200 13 316,647,690 203,214 29 Maret 10,049,055,000 1,544,700 10 324,163,065 49,829 31 Total 33,166,394,000 16,083,700 33 364,465,868 176,744 91 * Data sampai dengan 31 Maret 2016 KPEI Newsletter KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 7 7 4/11/2016 9:52:54 AM I Edisi 2 Triwulan II l 2016 kilas peristiwa Pembukaan Sekolah Pasar Modal. Pada 17 Feb­ ru­ari 2016 Sekolah Pasar Modal (SPM) 2016 telah resmi dibuka oleh Direksi SRO bersama perwakilan Anggota Kliring sebagai mitra. Acara pembukaan terse­ but se­ kaligus membuka sesi 1 perdagangan efek di Main Hall BEI, yang disaksikan oleh para peserta SPM 2016. Pembukaan Perdagangan Bursa 2016 Pada 4 Januari 2016, Presiden RI Bapak Joko Widodo membuka perdagangan bursa 2016 di Main Hall BEI. Pembukaan perdagangan dihadiri oleh beberapa Menteri Kabinet Kerja, Perwakilan Anggota DPR RI, Gubernur BI, Gubernur DKI, Pejabat OJK, Komisaris dan Direksi SRO serta undangan lainnya. Sosialisasi Peraturan Keanggotan Kontrak Berjangka dan Opsi KPEI bersama BEI melakukan sosialisasi Peraturan Keanggotaan Kontrak Berjangka dan Opsi pada 7 Januari 2016 di Gedung BEI. Sosialisasi yang ditujukan kepada Anggota Bursa atau Anggota Kliring ini dihadiri oleh Direksi SRO. Dalam sosialisasi tersebut, disediakan sesi tanya jawab untuk para undangan. 13th Annual PASLA/RMS Conference on Asian Securities Lending. Pan Asia Securities Lending Association/ Risk Management Association (PASLA/RMA) mengadakan konferensi ke-13 pada 1-3 Maret 2016 di Singapore. Perwakilan KPEI yang menghadiri kegiatan tersebut adalah Ibu Indriani Darmawati, Direktur KPEI, Bapak Antonius Herman Azwar, Kepala Divisi Kliring Penyelesaian & Pinjam Meminjam Efek, dan Bapak Roni Gunardi, Kepala Divisi Penjaminan & Pengelolaan Risiko. Konferensi Pers Pesta Reksa Dana 2016 Dalam rangka sosialisasi Pesta Reksa Dana 2016, KPEI bersama BEI dan KSEI menyelenggarakan konferensi pers pada 25 Januari 2016 di Main Hall BEI. Diharapkan, pihak media dapat membantu menyebarluaskan kepada ma­ syarakat umum tentang kegiatan Pesta Reksa Dana 2016. IOSCO Growth and Emerging Markets – Committee Meeting 2016 KPEI bersama BEI dan KSEI mendukung OJK dalam penyelenggaraan kegia­ t­an IOSCO Growth and Emerging Markets (GEM) Committee Meeting 2016 pada 20-22 Januari 2016. Acara yang bertempat di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Bali, ini dihadiri lebih 100 peserta perwakilan dari 38 negara dengan tingkat perekonomian berkembang di seluruh dunia. Sosialisasi Mekanisme Institutional Delivery Pada 4-5 Februari 2016, KPEI menyelenggarakan sosialisasi mekanisme Institusional Delivery secara teknis kepada Anggota Kliring dan Bank Kustodian di Ruang Seminar BEI. Pada kesempatan tersebut, Bapak Hasan Fawzi, Direktur Utama dan Bapak Sunandar, Direktur KPEI memberikan kata sambutan sebelum sosialisasi dimulai. Kunjungan Sosial ke-3 Yayasan Binaan KPEI. Pada 29 Maret 2016, KPEI melakukan kunjungan sosial ke-3 yayasan binaan KPEI di Bantar Gebang, Bekasi. Kunjungan sosial ini bertemakan “Berbagi Kebahagiaan”, dengan diisi berbagai permainan menarik oleh karyawan baru KPEI, sekaligus penyerahan bingkisan kepada anakanak dan bapak ibu guru maupun pengurus yaya­ san. Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk menum­ buh­kan jiwa sosial dan untuk mengenal lebih dekat ke­ luar­ga besar yayasan binaan KPEI kepada karyawan baru. Konferensi Pers Implementasi Perdagangan Derivatif-Kontrak Berjangka. Untuk mendukung pengembangan pasar modal Indo­ nesia, KPEI bersama BEI mengaktifkan kembali perda­gangan produk derivatif Kontrak Berjangka Indeks Efek LQ-45 pada tanggal 1 Februari 2016 di Main Hall BEI. 8 KPEI Newsletter KPEI News Q2 _2016 Final ok.indd 8 4/11/2016 9:52:56 AM