ISSN : 1858-330X PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS Lansio, M. Said., Subaer1, Nurhayati1 Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar 1 Abstrak Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan (research development), dimana produk yang diinginkan adalah perangkat pembelajaran yang valid, praktis dan efektif. Produk tersebut terdiri atas empat komponen, yaitu: (1) silabus, (2) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), (3) buku siswa dan (4) lembar kegiatan siswa (LKS). Pengembangan model perangkat yang digunakan mengacu pada model Kemp, yang terdiri atas beberapa tahap, yaitu: (1) problem pembelajaran, (2) karakteristik siswa, (3) analisis tugas, (4) merumuskan tujuan pembelajaran, (5) menyusun urutan materi, (6) strategi pembelajaran, (7) penyampaian pembelajaran, (8) penyusunan instrumen evaluasi, (9) pemilihan media atau sumber pembelajaran, (10) pelayanan pendukung, (11) evaluasi formatif dan sumatif dan (12) revisi. Sedangkan ditinjau dari metode yang digunakan, penelitian ini menggunakan pendekatan discovery dengan menggunakan metode eksperimen dan simulasi, untuk melihat ada peningkatan keterampilan proses sains siswa dalam pokok bahasan fluida statis setelah dikembangkan model perangkat pembelajaran yang digunakan. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sungguminasa kelas XIIPA. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis pengembangan. Berdasarkan hasil validasi dan uji coba di lapangan maka dihasilkan suatu pengembangan model perangkat pembelajaran melalui pendekatan discovery yang valid, praktis dan efektif. Sedangkan statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis mendeskripsikan hasil keterampilan proses sains siswa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) semua komponen perangkat pembelajaran (silabus, BS, LKS, dan RPP) memenuhi kriteria kevalidan, (2) hasil ketercapaian keberhasilan keterampilan proses sains siswa lebih besar secara signifikan baik dengan menggunakan metode eksperimen maupun metode simulasi dan (3) respon siswa terhadap perangkat pembelajaran fisika melalui pendekatan discovery berdasarkan hasil angket respon siswa diperoleh bahwa terdapat 94,28% siswa yang memberi respon positif terhadap proses pembelajaran, 88,57% siswa yang memberi respon positif pada buku siswa dan 91,43% siswa yang memberi respon positif terhadap LKS. Dengan demikian menurut kriteria ini pada uji coba siswa merespon positif pembelajaran. Dari hasil penelitian tersebut dapat dikatakan bahwa keterampilan proses sains siswa dapat ditingkatkan secara signifikan melalui pendekatan discovery dengan menggunakan metode ekperimen dan simulasi. Model perangkat pembelajaran fisika melalui pendekatan discovery terdiri dari beberapa fase atau langkah-langkah pembelajaran yaitu tahap eksplorasi, fase pengenalan konsep dan fase aplikasi konsep. Kegiatan pembelajarannya berdasarkan pada masalah kemudian siswa melakukan penyelidikan atau percobaan sampai menemukan konsep atau prinsip yang telah ditetapkan dan memberikan kesempatan siswa mengemukakan gagasannya dan menemukan pola keteraturan pada fenomena yang diselidiki,.dengan bantuan minimal dari guru, akhirnya siswa dapat sampai pada pemahaman konsep dan aplikasi konsep. KATA KUNCI: discovery, keterampilan proses, metode eksperimen, pengembangan perangkat, simulasi. I. PENDAHULUAN Berbagai kualitas upaya pembelajaran penelitian tentang kesulitan dan kesalahan siswa untuk fisika meningkatkan telah banyak dilakukan, baik oleh pemerintah maupun oleh berbagai pihak yang peduli terhadap pembelajaran fisika sekolah. Berbagai upaya tersebut antara lain dalam bentuk: (1) penataran guru, (3) (2) kualifikasi pembaharuan pendidikan kurikulum, (4) guru, penerapan model atau metode pembelajaran baru, (5) dalam belajar fisika. Namun berbagai upaya tersebut belum mencapai hasil yang optimal, karena berbagai kendala di lapangan. Akibatnya, sampai saat ini kualitas pembelajaran fisika di Indonesia masih rendah. Beberapa sekolah juga memiliki permasalahan klasik yang pada umumnya sama dengan permasalahan yang telah dipaparkan di atas. Melalui pengamatan langsung di sekolah JSPF Vol. 8, Januari 2009 | 13 ISSN : 1858-330X SMA Negeri 1 Sunggunimasa Kab. Gowa, yang pemahaman dan penguasaan siswa terhadap dilakukan oleh guru sebagai peneliti tampak pokok bahasan tersebut, karena pembelajaran adanya masalah dalam pembelajaran materi. fisika dengan pendekatan discovery memberikan Fasilitas yang ada di beberapa sekolah seperti kesempatan kepada siswa untuk menemukan laboratorium yang lengkap, tidak dioptimalkan kembali sebagaimana mestinya. Peralatan laboratorium fisika, sehingga siswa memiliki pemahaman yang tidak baik tentang konsep-konsep fisika tersebut. terawat, kemasan rusak pabrik bahkan masih menunjukkan bahwa dalam tidak adanya aktivitas yang dilakukan. Keterampilan proses Dengan dan merekonstruksi demikian, konsep-konsep pembelajaran discovery diharapkan memberikan kontribusi yang besar sains dalam bagi pemahaman siswa. pembelajaran fisika adalah salah satu pilihan Faktor penting yang turut menunjang yang tepat, apalagi dipadukan dengan suatu pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan perangkat pembelajaran yang mengacu kepada discovery adalah perangkat yang sesuai dengan kemampuan siswa untuk menemukan sendiri pendekatan tersebut. Di sisi lain pembelajaran untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. discovery merupakan pendekatan pembelajaran Dengan memanfaatkan KIT IPA yang tersedia, yang umumnya masih relatif baru di sekolah siswa dapat berhadapan langsung dengan alat- sehingga perangkat pembelajaran yang dapat alat IPA. Peneliti memandang bahwa dengan mendukung pelaksanaannya di kelas masih keberadaan KIT IPA di sekolah dapat memicu sangat terbatas. Hal ini mendorong peneliti untuk minat belajar dan dapat meningkatkan hasil mengembangkan belajar fisika. dengan Melalui penggunaan KIT IPA secara optimal, alat tersebut dipandang cukup afektif dan efisien perangkat pendekatan discovery pembelajaran untuk pokok bahasan Fluida Statis di Kelas XI SMA Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa. dalam rangka mengantarkan peserta didik untuk Pengembangan pembelajaran pada gilirannya akan meningkatkan hasil belajar diharapkan membawa perubahan yang berarti fisika. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari guna peningkatan keterampilan proses sains. lapangan, penyebab rendahnya kualitas kegiatan Kegiatan belajar dan mengajar merupakan hal belajar yang paling pokok dari keseluruhan proses. motivasi siswa adalah berimplikasi terhadap kurangnya keterampilan sehingga dituntut menciptakan hubungan timbal proses balik menunjukkan siswa. betapa Hal di atas antara guru, siswa dan masyarakat pentingnya sekitarnya. Dengan menggunakan metode yang kesiapan, kemampuan dan motivasi seorang sesuai, siswa lebih diharapkan dapat mencapai guru dalam proses belajar mengajar. Untuk itu tujuan belajar. Oleh karena itu, seorang guru guru hendaknya haruslah bahwa fisika peneliti Peran utama guru adalah pengelola pengajaran, dimiliki belajar kurangnya oleh yang yang dalam karena dirancang perangkat menyerap materi pelajaran dengan mudah, yang mengajar yang model menguasai berbagai model menggunakan mengajar kegiatan belajar mengajar. bidang studi khususnya topik yang diajarkan. itu, dengan sesuai dengan metode pembelajaran sebagai metode mengajar dalam Untuk yang beberapa karakteristik menerapkan Dalam penelitian ini akan digunakan dua pendekatan discovery dalam pembelajaran fisika metode yang berbeda yaitu metode eksperimen di sekolah, diharapkan dapat meningkatkan dan metode simulasi. Metode ini dipilih karena JSPF Vol. 8, Januari 2009 | 14 ISSN : 1858-330X sangat cocok digunakan oleh siswa sebagai Fungsi model pembelajaran adalah sebagai metode penemuan untuk memahami konsep- pedoman bagi perancang pengajaran dan para konsep yang ada. Disamping itu keterbatasan guru jumlah alat yang dipersiapkan di laboratorium Pemilihan sekolah kurang cukup untuk menerapkan metode dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan eksperimen saja disamping tidak semua materi diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam dapat dieksperimenkan dengan mudah, tetapi pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan ada juga materi-materi tertentu yang dapat peserta didik. diajarkan menggunakan kedua metode tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas, dalam melaksanakan model Dalam pembelajaran. pembelajaran pengembangan pembelajaran dikenal sangat perangkat beberapa model dirumuskan masalah: pengembangan perangkat pembelajaran, yaitu: 1. Bagaimana model perangkat pembelajaran Model Kemp, Model Prosedur Pengembangan fisika melalui pendekatan discovery dengan Sistem Instruksional (PPSI), Model Dick-Carey, menggunakan Model Four-D, Model Thiagarajan, Semmel dan metode eksperimen dan metode simulasi (permainan)?. Semmel (Trianto, 2007:53). Dalam penelitian ini 2. Apakah ada peningkatan keterampilan proses peneliti menggunakan model pengembangan sains yang signifikan dengan menerapkan perangkat model Kemp. Pengembangan sistem model perangkat pembelajaran fisika melalui pembelajaran pendekatan discovery dengan menggunakan bimbingan metode eksperimen dan metode simulasi berfikir tentang masalah-masalah umum dan (permainan)?. tujuan-tujuan 3. Apa kelebihan kekurangan kepada Kemp para memberikan pemakainya pengajaran. Menurut untuk Trianto model (2008:86), unsur-unsur pengembangan pembela- melalui jaran menurut Kemp terdiri atas: (1) problem pendekatan discovery dengan menggunakan pembelajaran, (2) karakteristik siswa, (3) Analisis metode eksperimen dan metode simulasi tugas, (4) merumuskan tujuan pembelajaran, (5) (permainan)?. menyusun perangkat dan model pembelajaran fisika urutan materi, (6) strategi pembelajaran, (7) Penyampaian pembelajaran, II. LANDASAN TEORI (8) penyusunan instrumen evaluasi, (9) pemilihan Menurut Joice dan Weil (dalam Trianto, media atau sumber pembelajaran,(10) pelayanan 2007:1) menyatakan bahwa: ”Models of teaching pendukung, (11) evaluasi formatif dan evaluasi are really models of learning. As we help student sumatif dan (12) revisi. acquire information, ideas, skills, value, ways of Perangkat pembelajaran yang akan thinking and means of expression themselves, divalidasi dalam pengembangan ini adalah: we are also teaching them how to learn.” Hal ini silabus, berarti adalah keterampilan proses sains dan instrumen tes yang tradisional proses dan instrumen pendukung dapat membantu siswa untuk mendapatkan atau lainnya seperti angket respon siswa, lembar memperoleh informasi, ide, ketrampilan, cara pengamatan pengelolaan pembelajaran, lembar berpikir, dan mereka pengamatan pembelajaran keterampilan proses sendiri. Selain mengajarkan sains, dan lembar pengamatan keterlaksanaan bahwa sesungguhnya model belajar merupakan mengekspresikan itu kita bagaimana mereka belajar. juga model diri RPP, BS, LKS, instrumen tes perangkat pembelajaran JSPF Vol. 8, Januari 2009 | 15 ISSN : 1858-330X a. Keterampilan Proses Sains Untuk Keterampilan-keterampilan proses sains proses mengelola diatas, semua maka keterampilan dibutuhkan suatu adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari keterampilan mengelola kelas yang berhubungan siswa pada saat mereka melakukan discovery dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi ilmiah. Pada saat mereka terlibat aktif dalam belajar yang optimal, misalnya menunjukkan penyelidikan menggunakan sikap tanggap, membagi perhatian, memberikan berbagai macam keterampilan proses, bukan pertanyaan, memusatkan perhatian kelompok, hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan- menuntut tanggung jawab, member petunjuk- keterampilan petunjuk yang jalas dan sebagainya (Prabowo, ilmiah, mereka proses bersama-sama sains dengan dikembangkan fakta-fakta, konsep- konsep, dan prinsip-prinsip sains. Menurut Nur (dalam Khaeruddin proses pengamatan (observasi), b. Pendekatan Discovery Sujiono, 2005:34) Pendekatan discovery adalah pendekatan tersebut adalah mengajar yang memerlukan proses mental untuk dan keterampilan 2003:42). pengklasifi-kasian, menemukan konsep atau Dengan penginferensian, peramalan, pengkomu-nikasian, demikian, pengukuran, memungkinkan siswa melakukan proses mental penggunaan bilangan, rancangan prinsip. pembelajaran penginterpretasian data, melakukan ekspe-rimen, seperti pengontrolan variabel, perumusan hipotesis, dan mengukur, megumpulkan pendefenisian secara operasional. membuat dugaan, Untuk mengajarkan keterampilan proses itu kepada siswa, perlu siswa itu benar-benar melakukan pengamatan, pemanipulasian variabel dan itu pendekatan ini mengolong-golongkan, hasil pengamatan, memerikan, membuat kesimpulan dan sebagainya. Penerapannya dalam pembelajaran, guru pengukuran, memberikan informasi yang dipertanyakan dan sebagainya. selalu Ringkasnya, ia bertindak sebagai ilmuwan. Oleh karena mengamati, harus lebih banyak melalui tahap-tahap pembelajaran akhirnya sampai pada informasi yang diberikan. Ada lima tahapan yang ditempuh dalam melibatkan siswa dengan obyek-obyek konkrit, melaksanakan yaitu siswa aktif berbuat. Pendekatan proses (Sabri, 2007:12) memberi siswa pemahaman yang valid tentang 1. perumusan masalah hakikat sains. Siswa dapat menghayati keasyikan 2. menetapkan jawaban sementara sains dan dapat lebih baik memahami fakta-fakta 3. mencari informasi dan konsep-konsep. 4. menarik kesimpulan jawaban Pengembangan keterampilan proses sains pendekatan discovery yakni: 5. mengaplikasikan kesimpulan generalisasi pada siswa merupakan usaha yang bermanfaat. Keterampilan proses sains membuat siswa merasakan hakikat sains dan memungkinkan III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat research and siswa “berbuat” sains. Dan dengan “berbuat” development sains, siswa belajar fakta-fakta dan konsep- pengembangannya mengikuti prosedur penelitian konsep menggunakan tindakan kelas (classroom action research). keterampilan proses dalam mengajarkan sains, Model pengembangan yang akan digunakan siswa belajar “proses” dan “produk” sains (Nur M, adalah model pengembangan Kemp. sains. Jadi, dengan yang langkah-langkah 1998:21). JSPF Vol. 8, Januari 2009 | 16 ISSN : 1858-330X Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga yaitu: Teknik analsis data dilakukan sebagai berikut: 1. Analisis perangkat pembelajaran n A i X 1. Variabel perlakuan/bebas adalah: a. model perangkat melalui pembelajaran pendekatan discovery fisika dengan metode eksperimen. b. model perangkat melalui pembelajaran pendekatan discovery fisika dengan , dengan : i 1 n X = rerata total Ai = rerata aspek ke-i n = banyaknya aspek Kategori validitas Nurdin (2007: 143) sebagai berikut: metode simulasi (permainan). 2. Variabel terikat adalah keterampilan proses sains fisika. 3. Variabel kontrol adalah tes hasil belajar dan kemampuan guru mengelola KBM. 3,5 M 4 sangat valid 2,5 M 3,5 valid 1,5 M 2,5 cukup valid M 1,5 tidak valid Sebagai subjek dalam uji coba perangkat pembelajaran adalah siswa kelas XIIPA2. Pemilihan subjek ini dilakukan oleh guru mitra sebagai peneliti dengan M= Ki untuk mencari validitas setiap kriteria M= Ai untuk mencari validitas setiap aspek mempertimbangkan perbedaan kemampuan fisika dan jenis kelamin M = X untuk mencari validitas keseluruhan aspek siswa, sehingga terdapat keseimbangan antara siswa laki-laki dan perempuan, serta siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. 2. Analisis keterlaksanaan perangkat dan pengelolaan pembelajaran dirumuskan: n Instrumen-instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah: (1) lembar validasi perangkat dan instrumen pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Buku Siswa (BS), Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen tes tradisional proses dan keterampilan instrumen proses sains lembar siswa. observasi Penilaian vaidasi ini terdiri dari 4 kategori, yaitu sangat kurang (nilai 1), kurang (nilai 2), baik (nilai 3), dan baik sekali (nilai 4), (2) lembar observasi pengamatan keterlaksanaan perangkat pembelajaran dan kemampuan guru mengelola proses pembelajaran, (3) angket respon siswa terhadap proses pembelajaran dan perangkat BS dan LKS, dan (4) lembar observasi pengamatan keterampilan proses dan tes tradisional proses. A i X i 1 , dengan : n X = rerata total, Ai = rerata aspek ke-i, n = banyaknya aspek. Kategori keterlaksanaan setiap aspek atau keseluruhan aspek keterlaksanaan perangkat yang dikutip dari Sahid (2008) sebagai berikut: 1,5 K 2,0 terlaksana seluruhnya 0,5 K 1,5 terlaksana sebagian 0,0 K 0,5 tidak terlaksana Keterangan: K = Ai untuk mencari keterlaksanaan setiap aspek K = X untuk mencari keseluruhan aspek keterlaksanaan JSPF Vol. 8, Januari 2009 | 17 ISSN : 1858-330X Tingkat reliabilitas oleh dua orang pengamat pada lembar pengamatan KB menggunakan analisis statistik ”Persentage of Agreement”, (Trianto, 2008:173) Keterangan: KB = Ketuntasan Belajar yaitu: R T x100% Ti A x 100% A D T = jumlah skor yang diperoleh siswa (Borich, 1994: 385) Ti = jumlah skor total Keterangan: R = Reliabilita, A = Agreements, IV. HASIL DAN PEMBAHASAN dan D = Disagreements. Instrumen dikatakan baik jika mempunyai koefesien reliabilitas 0,75 atau 75%. 4.1 Ketercapaian tujuan pengembangan perangkat 3. Analisis angket respon siswa, dirumuskan: PRS A x100% B a. Kevalidan Hasil analisis validasi silabus diperoleh Keterangan. PRS M = 3,33 yang berarti valid, RPP diperoleh yang M = 3,48 yang berarti valid, buku siswa diperoleh memberikan respons positif untuk M = 3,38 yang berarti valid dan LKS diperoleh setiap kategori. M = 3,53 yang berarti valid. Kesimpulan dari dua A = proporsi siswa yang memilih. validator rata-rata menyatakan bahwa perangkat B = persentase banyak siswa pembelajaran = jumlah siswa (responden). yang dikembangkan dapat digunakan dengan revisi kecil. Demikian juga Kriteria pembelajaran efektif jika respons siswa terhadap pembelajaran sekurang-kurangnya 80% pertanyaan secara direspon dari apabila semua positif oleh minimal 60% siswa. instrumen yang lainnya berada dalam batas interval (3,5 keseluruhan 4), artinya rata-rata yang divalidasi berada pada kategori sangat valid. b. Kepraktisan Berdasarkan 4. Analisis observasi tes keterampilan proses hasil analisis validasi instrumen di atas diperoleh rata-rata sangat valid. dan tes tradisional proses Secara umum hasil uji coba di lapangan untuk Kemampuan siswa dapat dikelompokkan kriteria kepraktisan telah memenuhi kriteria, dalam skala lima berdasarkan teknik kategorisasi komponen kepraktisan buku siswa dan LKS standar ditentukan oleh dua hal yaitu berdasarkan yang ditetapkan oleh departemen pendidikan dan kebudayaan yaitu: 1. Kemampuan 85%-100% penilaian ahli (expert judgment) dan berdasarkan dikategorikan sangat tinggi 2. Kemampuan 65%-84% dikategorikan tinggi 3. Kemampuan 55%-64% dikategorikan sedang hasil pengamatan keterlaksanaan perangkat pembelajaran pada saat proses pembelajaran dilakukan di kelas atau di laboratorium. Berdasarkan penilaian umum terhadap 4. Kemampuan 35%-44% dikategorikan rendah semua 5. Kemampuan 0%-34% dikategorikan sangat umumnya semua validator memberikan penilaian rendah. Ketuntasan belajar siswa (individual) dapat dihitung dengan rumus: komponen yang divalidasi, pada bahwa komponen yang dinilai dinyatakan dapat digunakan dengan revisi kecil atau tanpa revisi. Hasil penilaian dua orang pengamat terhadap JSPF Vol. 8, Januari 2009 | 18 ISSN : 1858-330X keterlaksanaan perangkat pembelajaran fisika 1. Merevisi pembagian waktu bagi siswa untuk sesuai dengan RPP yang telah dikembangkan dan divalidasi oleh ahli menunjukkan rata-rata beraktivitas dalam pembelajaran. 2. Menyesuaikan teknik dan strategi pada K = 1,80 yang berarti berada pada rentang 1,5 M 2 terlaksana yang menunjukkan seluruhnya, sehingga bahwa materi yang diajarkan pada siklus II. 3. Meminimalkan anggota kelompok dalam satu perangkat kelompok. Pada siklus I, setiap kelompok terdiri dari 6 orang, kemudian tersebut memenuhi kriteria kepraktisan. pada siklus II dikurangi menjadi 4 orang. c. Keefektifan Beberapa perangkat 4. Menyebar siswa yang memiliki kemampuan kriteria yang keefektifan, efektif: (1) diperoleh tinggi pada siklus I ke dalam kelompok persentase siswa yang memiliki kemampuan sedang ketercapaian indikator keberhasilan (ketuntasan belajar) keterampilan proses yaitu 85% siswa untuk rentang skor (0-100), (2) dan rendah pada siklus II. 5. Lebih memotivasi siswa untuk meningkatkan siswa keterampilan proses sainsnya pada siklus II. memberikan respons positif terhadap penerapan 6. Menambah pendekatan discovery yang meliputi: respons melakukan terhadap simulasi. proses pembelajaran (94,28%), respons terhadap buku siswa (88,57%) dan respons terhadap dalam eksperimen dan Dengan pemberian tindakan atau perlakuan pembelajaran proses sains melalui pendekatan discovery pada dengan menggunakan perangkat pembelajaran siklus II, mengalami peningkatan yang signifikan. fisika berada dalam kategori tinggi. Setelah Ini dilakukan uji coba kriteria di atas sudah terpenuhi perangkat pembelajaran sehingga diperoleh perangkat yang efektif. discovery dapat mengelola dan kegiatan siswa secara positif, terlihat bahwa skor keterampilan guru (91,43%), bagi (3) kemampuan LKS waktu Secara deskriptif hasil penelitian ini dapat mengungkapkan bahwa terdapat peningkatan proses sains bahwa eksperimen maupun metode simulasi. Hal ini Hasil analisis deskriptif keterampilan proses sains dapat ditunjukkan pada Tabel 1. dibawah ini: Statistik pada dua siklus, terjadi peningkatan terhadap seluruh aspek keterampilan proses yang telah ditetapkan. Subjek Skor Dengan melakukan kegiatan refleksi, maka dapat dilakukan bentuk-bentuk tindakan atau solusi yang dilakukan sebagai salah satu tujuan Berikut keterampilan 4.3 Analisis kuantitatif terlihat jelas pada saat pelaksanaan observasi tindakan. meningkatkan pendekatan melalui dengan pendekatan discovery baik pada metode penelitian melalui model Sungguminasa Kab. Gowa. pengembangan model perangkat pembelajaran dari pengembangan proses sains siswa kelas XIIPA2 SMA Negeri 1 4.2 Keberhasilan keterampilan proses keterampilan berarti beberapa tindakan refleksi yang dilakukan adalah sebagai Nilai Statistik Metode Metode eksperimen simulasi Siklus Siklus Siklus Siklus II I I II 35 35 35 35 63,33 100,00 70,00 91,10 Skor minimum 43,30 76,67 46,70 67,80 Rentang skor 20,00 23,33 23,33 23,33 Skor rata-rata 56,50 88,48 57,80 84,50 4,50 6,24 5,0 6,20 maksimum Standar deviasi berikut: JSPF Vol. 8, Januari 2009 | 19 ISSN : 1858-330X Terjadinya peningkatan keterampilan proses pembelajaran khususnya pendekatan discovery sains siswa pada siklus II baik pada metode di lapangan ditemukan beberapa kelebihan dan eksperimen maupun metode simulasi karena kekurangan dari dua metode mengajar yang adanya digunakan. refleksi pada akhir kegiatan pembelajaran siklus I. Kelebihan metode eksperimen yaitu: (1) 4.4 Analisis Deskriptif Hasil Tes Tradisional Proses siswa dapat belajar lebih terarah, senang dan antusias, (2) motivasi dan kepercayaan diri siswa dalam belajar lebih meningkat di karenakan Hasil analisis kuantitatif diperoleh mereka merasa sudah menemukan, (3) Siswa berdasarkan skor tes tradisional proses siswa tidak setelah menghafalnya dalam setiap permasalahan sebab pembelajaran pada berdasarkan data selama berlangsung. Hasil analisis dua siklus pembelajaran mereka mengandalkan secara spontan kemampuan langsung dapat tes mengkontruk sendiri konsep yang dimilikinya, (4) tradisional proses siswa dapat ditunjukkan pada dapat membantu peserta didik mengembangkan Tabel 2. dibawah ini kemampuan berpikir, menyelesaikan masalah No 1 2 3 4 Statistik Rata-rata Standar deviasi Maksimum Minimum deskriptif lagi Keberhasilan tes tradisional proses Siklus Siklus I II 60,51 85,00 9,3 8,36 dan keterampilan intelektual dan (5) memacu 82,14 35,17 (1) Siswa belum terbiasa untuk mengikuti proses 100,00 71,43 keinginan siswa untuk mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka menemukan jawabannya. Kelemahan metode eksperimen antara lain: pembelajaran yang berbasis keterampilan proses Tabel 2. menunjukkan bahwa skor rata-rata yang mengharuskan mereka agar dapat aktif tes tradisional proses sains pada siklus I adalah menemukan sendiri suatu konsep, (2) siswa 60,51 (kriteria sedang) dengan standar deviasi belum 9,3 dan pada siklus II skor rata-rata menjadi membuat 85,00 (kriteria sangat tinggi) dengan standar awalnya guru terlibat langsung memberikan deviasi 8,36 dari skor ideal (maksimal) yang masalah, dicapai yakni 100 sedangkan skor terendah yang belajarnya mungkin dicapai adalah 71,43. Dari Tabel 2. juga berdiskusi, berpikir kritis atau menyelesaikan menunjukkan adanya peningkatan keberhasilan masalah, (4) siswa harus dituntut memiliki atau tes tradisional proses pada skor maksimum keterampilan awal untuk melakukan eksperimen dari 82,14 pada siklus I menjadi 100,00 pada serta siklus II. Hal ini menjadi indikator bahwa terjadi eksperimen yang akan dilakukan, (5) dalam peningkatan keterampilan proses sains setelah melakukan diterapkan model perangkat pembelajaran fisika ditemukan beberapa keterbatasan alat maupun melalui pendekatan discovery. bahan sehingga melibatkan siswa untuk harus mampu mempersiapkan masalah (3) sendiri siswa cukup metode untuk sehingga pada menggunakan lama penguasaan diri untuk waktu menemukan, prosedur eksperimen, kerja dari biasanya lebih awal mengetahui fungsi alat dan bahan 4.5 Temuan-temuan khusus yang digunakan, dan (6) jangka waktu untuk Dari uji coba yang telah dilakukan di lapangan tergambar bahwa dalam melakukan eksperimen cukup lama. proses JSPF Vol. 8, Januari 2009 | 20 ISSN : 1858-330X Kelebihan metode simulasi yaitu: (1) siswa dijadikan sebagai alathiburan, sehingga tujuan dapat belajar lebih bermakna dan memungkinkan pembelajaran menjadi terabaikan, dan(6) faktor dapat menyimpan memori jangka panjang lebih psikologis seperti rasa malu dan takut sering lama, (2) melalui penyajian simulasi (permainan) mempengaruhi siswa dalam melakukan simulasi. maka metode ini dapat meningkatkan dan mengembangkan kreativitas dan motivasi siswa, V. SIMPULAN (3) siswa belajar menyelesaikan masalah sendiri secara mandiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka harus selalu menganalisis Berdasarkan kepada siswa pendekatan discovery dengan menggunakan pengalaman- metode eksperimen dan metode simulasi dilakukan mampu mengambil inisiatif sendiri, (5) ketika yang tentunya langkah-langkah pembelajaran ikut bertanggung jawab atas terjadinya proses skemata efektif masing-masing dan ke suatu kejadian percobaan sampai menemukan konsep yang atau prinsip yang telah ditetapkan. d. memberikan yang problematik menemukan harus memiliki suatu konsep atau pengalaman pembelajaran dengan metode simulasi akan melahirkan konflik dalam pikiran siswa sehingga merasa tertantang untuk belajar, dan (4) dengan belajar menimbulkan suatu metode simulasi miskonsepsi akan dan keteraturan pada siswa dapat sampai pada pemahaman melakukan permainan yang memerlukan lebih dalam gagasannya e. dengan bantuan minimal dari guru, (2) dalam kelompok belajar, siswa dipaksa untuk (3) pola siswa fenomena yang diselidiki. lebih awal untuk menyelesaikan suatu masalah, proses kesempatan mengemukakan Kelemahan metode simulasi yaitu: (1) siswa nyata, harus c. siswa melakukan penyelidikan atau diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi pengalaman yang yang akan dikembangkan. memupuk keberanian, percaya diri, memperkaya suatu masalah b. menentukan proses kegiatan mental menghasilkan kesimpulan akhir, dan (8) dapat awal pendekatan (pernyataan) setelah pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui perangkat dipecahkan dalam bentuk pertanyaan simulasi siswa akan mampu menginterpretasi meramalkan model fisika a. memberikan proses pembelajaran, (7) dengan melakukan metode dan atau discovery sebagai berikut: membawa dalam fase konsep dan fase aplikasi konsep. Berikut siswa menggunakan kemampuan berpikir kritis, yang beberapa dengan tahap eksplorasi, fase pengenalan dapat melaporkan secara langsung hasil-hasil, (6) pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran yang diawali siswa melakukan permainan, maka melibatkan komunikasi dan 1. Model perangkat pembelajaran fisika melalui pengalaman belajar yang nyata dan aktif serta pula penelitian pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut: dan menangani informasi, (4) dengan metode ini, memberikan hasil konsep dan aplikasi konsep. 2. Terdapat peningkatan keterampilan proses sains yang signifikan dengan menerapkan model perangkat pembelajaran fisika melalui pendekatan discovery dengan menggunakan metode eksperimen dan metode simulasi. (penafsiran yang salah sesuai dengan konsepsi ilmiah), (5) pengelolaan yang kurang baik sering simulasi JSPF Vol. 8, Januari 2009 | 21 ISSN : 1858-330X Saran dan Implikasi Penelitian 1. Penelitian ini telah menghasilkan model Borich, Gray D: Observation Skill for Effective Teaching. New York: Mc Millan Publishing Company 1994. perangkat pembelajaran fisika yang valid, praktis dan efektif. Oleh sebab itu, disarankan kepada rekan guru fisika untuk mengimplementasikan perangkat ini pada ruang lingkup yang lebih luas. 2. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan harus memperhatikan kebutuhan guru dan siswa serta bentuk perangkat yang dibuat semenarik mungkin dan diberi informasi mengenai penerapan materi dalam kehidupan sehari-hari. 3. Waktu yang tersedia harus dapat dikelola sebaik-baiknya sehingga Depdiknas: Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas 2003. Erniwati: Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Kontruktivisme. Tesis. Tidak diterbitkan. Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar 2008. Ghalib, Lamaronta: Pendekatan Sains– Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di Sekolah. Portal Informasi Pendidikan di Indonesia. Online (http://Www.Diksasment. Pdk.Go.id) Diakses tanggal 16 Agustus 2008. penelitian pengembangan dapat berjalan dengan baik Hamalik, Oemar: Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara 2006. Hamzah B. Uno: Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta Bumi Aksara 2007. dan lancar serta memperoleh hasil yang lebih optimal. 4. Pengelolaan kelas dengan model perangkat pembelajaran melalui pendekatan discovery untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa hendaknya dilakukan dengan rencana yang baik sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai bias sesuai dengan indikator pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Sabri: Strategi Belajar Mengajar & Mikroteaching. Padang Quantum Teaching 2007. Ai Hikmawati: Keterampilan Proses Model Pembelajaran IPA (Fisika) Pada Siswa Kelas 2 Madrasah Tsanawiyah Negeri Ciherang – Cianjur (Skripsi), Yogyakarta Jurusan Fisika FMIPA UNY Yogyakarta 2004. Arends, Hasibuan, J.J. & Moedjiono: Proses Belajar Mengajar. Bandung Remaja Rosdakarya 2008. R.I.: Learning to Teach (Artikel diadaptasi oleh Khaeruddin). New York: McGrawHill 2001. Kemp, J.E., G.R. Morrison, dan S.M. Ross: Designing Effective Instruction. New York Macmillan College Publishing Company 1994. Kunandar: Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam dalam sertifikasi Guru). Jakarta Rajagrafindo Persada 2007. Khaeruddin: “Berbagai Model Pembejaran Untuk Meningkatkan Ketrampilan Proses Sains dan Kemampuan Berpikir Kritis “. Jurnal Pengajaran MIPA. Vol. 2 Nomor 2. Jakarta FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia 2004. Khaeruddin & Eko Hadi Sujiono: Pembelajaran Sains (IPA) Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Makassar State University of Makassar Press 2005. La Siara: “Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Pendekatan Realistik untuk Pokok bahasan Kesebangunan di Kelas 3 SLTPN 22 JSPF Vol. 8, Januari 2009 | 22 ISSN : 1858-330X Surabaya.” (Tesis) Magister Pendidikan Surabaya PPs Universitas Negeri Surabaya 2004. Margono, S: Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta Rineka Cipta 1997. Nur, M. Teori-Teori Perkembangan. Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surabaya Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 1998. Nurdin: Model Pembelajaran Matematika yang Menumbuhkan Kemampuan Metakognitif untuk Menguasai Bahan Ajar (Disertasi Tidak Diterbitkan). Surabaya PPs UNESA 2007. Innovation on Handicapped 1974. Teaching The Trianto: Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta Prestasi Pustaka 2007. ….: Mendesain Pembelajaran Kontekstual (Contekstual teaching and Learning) Di Kelas. 2008. Zuhdan K. Prasetyo dkk: Kapita Selekta Pembelajaran Fisika (Buku Materi Pokok Modul 1 -12). Jakarta Pusat Penerbitan Universitas Terbuka 2004.. Prabowo, dkk: Keterampilan Dasar Mengajar (ditulis oleh Masitah dan Suprijono). Jakarta Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasinal 2003. Ratna, W, D: Teori-Teori Erlangga 1988. Belajar. Jakarta Rustam & Mundilarto: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2004. Saefullah: Pengembangan Perangkat pembelajaran IPA (Fisika) SMP Berbasis Kompetensi dengan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Listrik Statis. Skripsi Strata Satu Pendidikan. Yogyakarta Jurusan Fisika FMIPA UNY Yogyakarta 2005. Sahid: Pengembangan Perangkat Pembelajaran Aritmetika Sosial dengan Pendekatan Realistik di Kelas VII SMP. (Tesis. Tidak diterbitkan). Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar 2008. Suharsimi Arikunto dkk: Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Bumi Aksara 2007. Thiagarajan, S. Semmel, DS. Semmel, M: Instructional Development for Training Teachers of Exceptional Children. A Sourse Book. Blomington Central for JSPF Vol. 8, Januari 2009 | 23