PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL BY : KELOMPOK 5 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL A. Pengertian dan Makna Ideologi bagi Bangsa dan Negara. B. Macam-macam Ideologi. C. Makna dan Peranan Ideologi Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara. BY : KELOMPOK 5 1. Pengertian Ideologi ??? BY : KELOMPOK 5 IDEOLOGI berasal dari kata ‘idea’ dari bahasa Yunani ‘iedos’, yang berarti “gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti ilmu. Kata ‘iedos’ berasal dari Bahasa Yunani yang artinya bentuk. Ada lagi kata “idein” yang artinya melihat. Secara harfiah, ideologi dapat diartikan ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas) atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Secara umum ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan yang di organisir menjadi suatu sistem yang teratur. Dalam ideologi terkandung tiga unsur, yaitu (1) adanya suatu penafsiran atau pemahaman terhadap kenyataan ; (2) memuat seperangkat nilai-nilai atau preskripsi ; dan (3) memuat suatu orientasi suatu tindakan, ideology merupakan suatu pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai yang termuat di dalamnya BY : KELOMPOK 5 2. Makna Ideologi bagi Bangsa dan Negara BY : KELOMPOK 5 Makna ideologi pancasila adalah sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan dan nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu di wujudkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Menurut Poespowardojo (1991 :48) ideologi mempunyai beberapa fungsi,yakni memberikan : a. Struktur kognitif, ialah keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam sekitarnya; b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta menunjukkan tujuan dalam kehidupan manusia; c. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pandangan hidup seorang untuk melangkah dan bertindak ; d. Bekal dan jalan bagi seorang untuk menemukan identitasnya; BY : KELOMPOK 5 e. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seorang untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan; f. Pendidikan bagi seorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta memolahkan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang terkandung didalamnya. Pancasila dinyatakan sebagai ideologi negara Republik Indonesia dengan tujuan bahwa segala sesuatu dalam bidang pemerintahan ataupun semua yang berhubungan dengan hidup kenegaraan harus dilandasi dalam titik tolaknya,dibatasi dalam gerak pelaksanaannya, dan diarahkan dalam mencapai tujuannya dengan Pancasila (Bakry (1985:42). BY : KELOMPOK 5 B. Macam-macam Ideologi 1. Ideologi Liberalisme. 2. Ideologi komunisme. 3. Ideologi Fasisme. 4. Ideologi Marxisme. 5. Idelogi Pancasila. BY : KELOMPOK 5 IDEOLOGI LIBERALISME Liberalisme dari kata liberalis (kata latin) yang merupakan kata turunan dari liber yang berarti bebas, merdeka, tak terikat, tak tergantung. Ideologi ini mementingkan kebebasan perseorangan, ia terpantul dalam aspek segala kehidupan. Berpangkal tolak dari anggapan bahwa kebahagiaan perseorangan akan pula dapat terwujud menjadi kebahagiaan masyarakat, tidaklah mengherankan kemudian paham ini berkembang atau bervariasi menjadi pragmatisme: yang berguna bagi perseorangan adalah baik. Seseorang mengejar apa yang dianggapnya terbaik yang barangkali akibatnya akan merugikan orang lain (Darmodiharjo, 1984 : 58). BY : KELOMPOK 5 Liberalisme merupakan paham atau ajaran yang mengagungkan kebebasan individu. Dalam ajaran liberalisme manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas, pribadi yang utuh dan lengkap serta terlepas dari manusia lainnya sehingga keberadaan individu lebih penting dari masyarakat. Dan fungsi negara adalah untuk menjaga supaya kebebasan individu terjamin dalam mengejar tujuan-tujuan pribadinya, untuk masalah keyakinan atau agama pada negara liberalisme menganut paham sekuler atau paham yg bersifat keduniawian atau kebendaan (bukan bersifat keagamaan atau kerohanian). BY : KELOMPOK 5 Beberapa pokok pemikiran yang terkandung didalam konsep liberalisme, adalah : 1. Inti pemikiran kebebasan individu 2. Perkembangannya, berkembang sebagai respons terhadap pola kekuasaan negara yang absolut, pada tumbuhnya negara otoriter yang disertai dengan pembatasan ketat melalui berbagai undang-undang dan peraturan terhadap warganegara; 3. Landasan pemikirannya adalah bahwa manusia pada hakikatnya adalah baik dan berbudi pekerti, tanpa harus diadakan pola-pola pengaturan yang ketat dan bersifat memaksa terhadapnya 4. Sistem pemerintahan harus demokrasi. BY : KELOMPOK 5 IDEOLOGI KOMUNISME Ideologi komunis menurut Darmodharjo (1984: 65-67) memiliki beberapa ciri khusus, seperti : 1. Ateisme, artinya penganut ini tidak percaya adanya Tuhan dalam arti bahwa kehidupan manusia berdasarkan atas suatu evolusi. Kehidupan ini ditentukan oleh hukum-hukum kehidupan tertentu. Agama dimusuhi, agama dianggap sebagai penghalang kemajuan. Agama memelihara kekolotan. Bahkan para pengikutnya diperkenankan atau dianjurkan untuk bersikap anti agama. 2. Dogmatisme, tidak mempercayai pikiran orang lain, artinya ajaran-ajaran yang baku berdasarkan atas pikiran Marx-Engels harus diterima begitu saja. BY : KELOMPOK 5 3. Otoritas, pelaksanaan politik berdasarkan kekerasan. 4. Pengkhianatan terhadap HAM, tidak mengakui adanya hakhak asasi manusia, hanya partai yang mempunyai hak. 5.Diktator, kekuasaan emerintahan dipegang partai komunis, golongan lain dilenyapkan. 6.Interprestasi ekonomi, sistem ekonomi diatur secara sentralistik, artinya pengaturan dan penguasaan ekonomi diatur oleh pusat. Negara mengambil alih semua kekuasaan dan pengaturan ekonomi. BY : KELOMPOK 5 IDEOLOGI FASISME Fasisme merupakan sebuah ideologi yang berusaha menghidupkan kembali kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dari negara dengan berlandaskan pada asas nasionalisme yang tinggi, dengan ciri-ciri : (1) Tidak setuju dengan kemapanan yang anti perubahan (konservatisme), (2) Selalu mengangkat kembali kenangan kejayaan masa lalu, (3) Selalu muncul ketika Negara mengalami krisis BY : KELOMPOK 5 Berdasarkan pendapat Darmodiharjo (1984:75) Fasisme yang berkembang di Jerman menjadi Naziisme, memiliki beberapa ciri khas, antara lain : 1. Rasialisme, pengikut ideologi init tidak bebas berpikir terhadap ideologi itu sendiri. Semua orang harus tunduk pada pikiran yang telah diletakkan oleh ideologi. Dogma yang diletakkan oleh pelaksana ideologi, baik di Jerman maupun di Italia harus diikuti dengan patuh tanpa kritik dari manapun datangnya. 2. Diktaktor, ajaran ini dogmatis, kritik dianggap suatu kejahatan. Perlawanan terhadap ajaran dan kekuasaan pemerintahan dimusnahkan dengan cara kekerasan. Cara-cara demokratis tidak dikenal. Pemerintahan dilakukan oleh sekelompok kecil orang. Pemerintahan dikuasai oleh partai penguasa dengan kekuasaan yang besar sekali. BY : KELOMPOK 5 3. Imperialisme, atas dasar ideologi mereka melakukan penguasaan tas bangsa lain. Akibatnya imperialisme adalah suatu akibat lohis dari paham yang realistis itu. Semboyan fasisme, adalah “crediere, obediere, combattere” (yakinlah, tunduklah, berjuanglah). Berkembang di Italia, antara tahun 1992-1943. Setelah Benito terbunuh tahun 1943, fasisme di Italia berakhir demikian pula dengan Naziisme di Jerman. Namun, sebagai suatu bentuk ideology, fasisme tetap ada. BY : KELOMPOK 5 Beberapa ciri fasisme adalah : 1. Inti Pemikiran, negara diperlukan untuk mengatur masyarakat 2. Filsafat, rakyat diperintah dengan cara-cara yang membuat takut dan dnegan demikian patuh kepada pemerintah. Lalu, pemerintah yang mengatur segalanya mengenai apa yang diperlukan dan apa yang tidak diperlukan 3. Landasan Pemikiran, suatu bangsa perlu mempunyai pemerintahan yang kuat dan berwibawa sepenuhnya atas berbagai kepentingan rakyat dan dalam hubungannya dengan bangsa-bangsa lain. 4. Sistem pemerintahan harus otoriter BY : KELOMPOK 5 IDEOLOGI MARXISME Marxisme, dalam batas-batas tertentu bisa dipandang sebagai jembatan antara revolusi Prancis dan revolusi Prancis dan revolusi Proletar Rusia tahun 1917. Untuk memahami marxisme sebagai satu ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta kaitannya dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian dunia lainnya, barangkali perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka historis Marxisme itu sendiri. Marxisme dikembangkan oleh Karl Marx (1818-1883) & Friedrich Engels (1820-1895) BY : KELOMPOK 5 IDEOLOGI PANCASILA Bangsa Indonesia yang beraneka ragam suku dan kebudayaan, dengan ideology Pancasila dapat hidup serasi, persatuan dan kesatuan bangsa dapat dijaga. Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan nila-nilai Pancasila. Negara memberikan kebebasan kepda warga negaranya untuk memilih agama dan beribadat sesuai dengan keyakinannya. Di Negara Indonesia manusia diakui dan diperlakukan sesuai sengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk TuhanYang Maha Esa. Bangsa Indonesia hendaknya menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. BY : KELOMPOK 5 Nilai-nilai demokrasi dijunjung tinggi, sehingga tidak dibenarkan memaksakan kehendak kepada pihak lain. Di samping itu juga dikembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong-royongan guna menciptakan keadilan social dalam masyarakt Indonesia. BY : KELOMPOK 5 Makna dan Peranan Ideologi sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Dalam menjabarkan nilai-nilai dasar Pancasila menjadi semakin operasional dan dengan demikian semakin menunjukkan fungsinya bagi bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai masalah dan tantangan.Menurut Pospowardojo (1991 : 59-60) ada 3 dimensi yang menunjukkan ciri khas dalam orientasi Pancasila, yaitu: BY : KELOMPOK 5 A. Dimensi Teleologis adalah bahwa pembangunan mempunyai tujuan yaitu mewujud kan cita-cita proklamasi1945.Hidup bukan tergantung pada nasib, tetapi tergantung pada rahmat Tuhan Yang MahaEsa dan usaha manu sia. Dengan demikian dimensi ini menimbulkan dinamika dalam kehidupan bangsa. Kehidupan manusia tidak ditentukan oleh keha rusan sejarah yang tergantung pada kekuatan produksi, sebagai mana dikemukakan pandangan Marxisme. Manusia mempunyai cita-cita, mempunyai semangat dan mempunyai niat atapun tekad, karena manusia mampu mewujudkan cita-cita, semangat, niat maupun tekadnya itu ke dalam kenyataan dengan daya kreasinya. BY : KELOMPOK 5 B. Dimensi Etis Dimensi ini menunjukan bahwa dalam Pancasila manusia dan martabat manusia kedudukan yang sentral. Seluruh proses pemba ngunan diarahkan untuk mengangkat derajat manusia, melalui pen ciptaan mutu kehidupan yang manusiawi.Dilain pihak manusia pun dituntut untuk bertanggung jawab atas usaha dan pilihan yang diten tukannya. Dimensi ini menuntut pembangunan yang bertanggung jawab. BY : KELOMPOK 5 C. Dimensi integral-integratif Dimensi ini menempatkan manusia tidak secara individualis, melainkan dalam konteks strukturnya. Manusia harus dilihat dari keseluruhan sistem, yang meliputi masyarakat, dunia dan lingkungannya. Pembangunan diarahkan bukan saja kepada pening katan kualitas manusia, melainkan juga kepada peningkatan kualitas strukturnya. Hanya dengan wawasan yang utuh demikian itu keseim bangan hidup bisa terjamin. BY : KELOMPOK 5 Sesuai dengan semangat yang terbaca dalam pembukaan UUD 194,Ideologi Pancasila yang merupakan dasar negara itu berfungsi dalam menggambarkan tujuan negara yang secara material dirumuskan sebagai “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial” harus mengarah kepada terwujudnya masyarakat yang adil danmakmur dan sejahtera sesuai dengan semangat dan nilai-nilai Pancasila. Demikian pula proses pencapaian tujuan tersebut dan perwujudannya melalui perencanaan,kebijaksanaan dan keputusan politik harus tetap memperhatikan dan bahkan merealisasikan dimensi-dimensi yang mencerminkan watak dan ciri pancasila ((Poespowardojo, 1991: 45-46 BY : KELOMPOK 5 TERIMA KASIH BY : KELOMPOK 5