RANGKUMAN MATERI PENCOKLATAN NON ENZIMATIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biokimia Pangan Dosen Pengampu : Dewi Nur Azizah, S.T.P., M.P. DISUSUN OLEH: GHINA ANZALINA 1500769 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2016 PENCOKLATAN NON ENZIMATIS Pencoklatan non enzimatis merupakan sebuah reaksi pencoklatan yang tidak melibatkan enzim, biasanya terjadi saat pengolahan berlangsung. Reaksi pencoklatan ini merupakan perubahan warna karena pengolahan akibat panas. Warna coklat yang dihasilkan ada yang dikehendaki dan adapula yang tidak dikehendaki. Pencoklatan non enzimatis terbagi menjadi tiga macam yaitu karamelisasi, reaksi maillard dan dekarboksilasi asam askorbat. 1. Karamelisasi Karamelisasi merupakan sebuah pemanasan sukrosa yang akan merubah warna menjadi coklat. Contohnya pada gula pasir yang jika dipanaskan terus-menerus akan meleleh dan menghasilkan warna coklat. Karamelisasi ini menggunakan suhu yang tinggi yaitu diatas 120oC dengan pH kurang dari 3 atau lebih dari 9. Karamelisasi merupakan proses pencoklatan non-enzimatis yang disebabkan oleh pemanasan gula yang melampaui titik leburnya, misal pada suhu yang tinggi akan dihasilkan gula berwarna coklat. Jika gula dipanaskan sampai suhu yang sangat tinggi, gula itu akan berubah menjadi cairan bening. Jika dipanaskan terus, lama kelamaan gula tersebut menjadi berwarna kuning, kemudian kecoklatan, sehhingga dengan cepat berubah warna menjadi benar-benar coklat. Proses inilah yang dinamai karamelisasi. Dan hasilnya yang memiliki aroma dan rasa yang khas itu sering dikenal sebagai karamel. Contoh Produk Karamelisasi Sumber : belajarbiokimia.wordpress.com Reaksi yang terjadi bila gula telah hancur atau mencair pada saat karamelisasi yaitu dimulai dengan pemecahan molekul gula sukrosa menjadi glukosa dan fruktosan (fruktosa yang kekurangan satu molekul air). Suhu yang tinggi mampu mengeluarkan sebuah molekul air dari setiap molekul gula, sehingga terjadilah glukosan (suatu molekul yang analog dengan fruktosan). Proses pemecahan dan dehidrasi diikuti dengan polimerisasi dan beberapa jenis asam timbul dalam campuran tersebut. Bila soda ditambahkan ke dalam gula yang telah terkaramelisasi, maka adanya panas dan asam akan mengeluarkan gelembung-gelembung CO2 yang mengembangkan cairan karamel. Gula yang telah terkaramelisasi jika didinginkan dalam jangka waktu lama akan membentuk benda yang keropos dan rapuh. 2. Reaksi Maillard Reaksi maillard merupakan reaksi yang terjadi antara karbohidrat khususnya gula pereduksi (glukosa, fruktosa, laktosa, dan maltosa) dengan gugus amina bebas dari asam amino atau protein. reaksi ini membutuhkan panas. Terjadi pada makanan dengan kadar gula pereduksi dan protein tinggi dengan suhu di atas 50oC dan pH 4-7. Reaksi maillard ini menghasilkan bahan berwarna coklat, yang sering dikehendaki atau kadang-kadang malahan menjadi pertanda penurunan mutu. Reaksi ini sering terjadi pada produk pangan yang biasa dikonsumsi sehari-hari. Reaksi maillard dalam makanan dapat berfungsi untuk menghasilkan flavor, warna dan aroma. Contoh reaksi maillard ini seperti pada pembuatan sate atau pemanggangan daging, penggorengan ubi jalar dan singkong, permen susu dan roti. Reaksi Maillard berlangsung melalui tahap-tahap sebagai berikut : 1. Suatu aldosa bereaksi bolak-balik dengan asam amino atau dengan suatu gugus amino dari protein, sehingga menghasilkan basa Schiff. 2. Perubahan terjadi menurut reaksi Amadori, sehingga menjadi amino ketosa. 3. Dehidrasi dari hasil reaksi Amadori membentuk turunan-turunan furfuraldehida, misalnya dari heksosa diperoleh hidroksimetil furfural. 4. Proses dehidrasi selanjutnya menghasilkan hasil antara metil α-dikarbonil, seperti metilglioksal, asetol, dan diasetil. 5. Aldehida-aldehida aktif dari 3 dan 4 terpolimerisasi tanpa mengikutsertakan gugus amina (hal ini disebut kondensasi aldol) atau dengan gugusan amino membentuk senyawa berwarna coklat yang disebut melanoidin. Reaksi ini sangat bermanfaat dalam penyiapan industri makanan seperti industri roti. Hasil dari reaksi Maillard adalah produk dengan aroma dan warna kuning keemasan menuju coklat dipermukaannya. Contoh warna coklat yang dikehendaki yaitu pada pemanggangan daging, roti, menggoreng ubi jalar, singkong. Sedangkan warna coklat yang tidak dikehendaki dapat menurunkan kualitas produk. Contoh Produk Reaksi Maillard Pada Roti Sumber : lecoqcuisine.com 3. Dekarboksilasi Asam Askorbat Vitamin C disebut juga asam askorbat, adalah vitamin yang paling sederhana, mudah berubah akibat oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia. Struktur kimianya terdiri dari rantai 6 atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6H8O6), karena mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat. Asam askorbat (vitamin C) merupakan suatu senyawa reduktor dan juga bertindak sebagai prekusor untuk pembetukan warna coklat. Asam-asam askorbat berada dalam keseimbangan dengan asam dehidrokaskorbat. Dalam suasana asam, cincin lakton asam dehidroaskorbat terurai secara irreversible dengan membentuk suatu senyawa diketogulonat kemudian berlangsung reaksi maillard dan proses pencoklatan.