KAJIAN ILMIAH TEMATIK HARI HEPATITIS SEDUNIA 19 MEI 2016 EPIDEMIOLOGI HEPATITIS Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia, yang terdiri dan Hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan E sering muncul sebagai kejadian luar biasa, ditularkan secara fecal-oral dan biasanya berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, bersifat akut dan dapat sembuh dengan baik. Sedangkan Hepatitis B, C dan D (jarang) ditularkan secara parenteral, dapat menjadi kronis dan menimbulkan sirosis hepatis dan lalu kanker hati (carcinoma hepatocellular). Virus Hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di dunia, sekitar 240 juta orang di antaranya menjadi pengidap Hepatitis B kronik, sedangkan untuk penderita Hepatitis C di dunia diperkirakan sebesar 170 juta orang. Sebanyak 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya karena Hepatitis. Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi Hepatitis B, terbesar kedua di negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. Berdasarkan hasil Riskesdas, studi dan uji saring darah donor PMI maka diperkirakan di antara 100 orang Indonesia, 10 diantaranya telah terinfeksi Hepatitis B atau C. Riskesdas 2013 menemukan bahwa prevalensi HBsAg adalah 7,2%. Diperkirakan terdapat 18 juta orang memiliki Hepatitis B dan 3 juta orang menderita Hepatitis C. Sekitar 50% dari orang-orang ini memiliki penyakit hati yang berpotensi kronis dan 10% berpotensi menuju fibrosis hati yang dapat menyebabkan kanker hati. Besaran masalah tersebut tentunya akan berdampak sangat besar terhadap masalah kesehatan masyarakat, produktifitas, umur harapan hidup, dan dampak sosial ekonomi Iainnya. GEJALA Bersifat akut ataupun kronis (terus-menerus) dan tidak khas, misalnya berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan hati. Selain itu, terdapat juga gejala seperti rasa lesu, nafsu makan berkurang, demam ringan, nyeri perut sebelah kanan, serta warna air seni yang seperti teh (cokelat) 1 ETIOLOGI DAN PATOGENESIS HEPATITIS 1. Hepatitis A Secara umum, hepatitis diakibatkan karena adanya reaksi imun dari tubuh terhadap virus yang dipacu oleh replikasi virus di hepar. Replikasi virus hepatitis A termasuk ke dalam jalur lisis. Pertama-tama virus akan menempel di reseptor permukaan sitoplasma, RNA virus masuk, pada saat yang sama kapsid yang tertinggal di luar sel akan hilang, di dalam sel RNA virus akan melakukan translasi, hasil dari translasi terbagi dua yaitu kapsid baru dan protein prekusor untuk replikasi DNA inang, DNA sel inang yang sudah dilekati oleh protein prekusor virus melakukan replikasi membentuk DNA sesuai dengan keinginan virus, DNA virus baru terbentuk, kapsid yang sudah terbentuk dirakit dengan DNA virus menjadi sebuah virion baru, virus baru yang sudah matang keluar dan mengakibatkan sel lisis oleh sel-sel fagosit. 2. Hepatitis B Menurut WHO (2012), model transmisi hepatitis B adalah sama dengan model transmisi untuk Virus Human Immunodeficiency (HIV). Tetapi, virus hepatitis B 50 sampai 100 kali lebih menular. Tidak seperti HIV, virus hepatitis B dapat bertahan hidup di luar tubuh dan stabil pada permukaan lingkungan setidaknya selama tujuh hari. Selama waktu ini, virus tetap dapat menyebabkan infeksi jika memasuki tubuh orang yang tidak dilindungi oleh vaksin. Masa inkubasi dari virus hepatitis B rata-rata adalah 90 hari, tetapi dapat bervariasi 30-180 hari. Virus ini dapat dideteksi 30 sampai 60 hari setelah infeksi dan berlangsung selama periode variabel waktu tertentu. Pada saat ini DNA HBV, HBsAg, HBeAg, dan anti-HBc terdeteksi dalam serum. Sistem imun menyerang virus hepatitis B dan menyebabkan terjadinya luka pada hati. Limfosit CD4+ dan limfosit CD8+ yang teraktivasi mengenali berbagai peptida virus hepatitis B yang terletak pada permukaan hepatosit, dan reaksi imunologi s pun terjadi. Reaksi imun yang terganggu dapat mengakibatkan terjadinya hepatitis kronik. Keadaan akhir penyakit hepatitis B adalah sirosis. Pasien dengan sirosis hati dan infeksi virus hepatitis B cenderung untuk mengembangkan karsinoma hepatoseluler. Selanjutnya terjadi 2 reaksi imunologis sehingga terjadi kerusakan sel hati yang terinfeksi. Pada akhirnya penderita dapat sembuh atau berkembang menjadi hepatitis kronik. 3. Hepatitis C Hepatitis C merupakan penyakit hati kronis yang menyerang organ hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis C yang termasuk golongan keluarga Flaviridae. Virus hepatitis C ini ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, seperti transfusi darah atau produk darah yang belum diskrining (pemeriksaan), saling tukar jarum suntik oleh pengguna narkoba suntik ( injecting drug user/IDU) serta jarum atau alat tattoo yang tidak steril. Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan DNA sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi sel lainnya hingga memunculkan manifstasi klinis dan dapat ditularkan kembali ke orang lain. 4. Hepatitis D Penyakit ini dapat timbul karena adanya ko-infeksi atau super-infeksi dengan VHB. Koinfeksi berarti infeksi VHD dan VHB terjadi bersamaan. Adapun super-infeksi terjadi karena penderita hepatitis B kronis atau pembawa HBsAg terinfeksi oleh VHD. Ko-infeksi umumnya menyebabkan hepatitis akut dan diikuti dengan penyembuhan total. Koinfeksi dengan hepatitis D meningkatkan beratnya infeksi hepatitis B, perjalanan penyakitnya lebih membahayakan dan meningkatkan potensi untuk menjadi penyakit hati kronik. Sementara super-infeksi sering berkembang ke arah kronis dengan tingkat penyakit yang lebih berat dan sering berakibat fatal. Mula-mula virus tersebut melekatkan diri pada reseptor-reseptor spesifik yang terletak pada membran sel-sel hepar kemudian melakukan replikasi. Untuk dapat bereplikasi, virus tersebut memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Respon peradangan menyebabkan destruksi pada sel hati oleh karena empedu tidak dapat diekskresikan sehingga terjadi peningkatan bilirubin direk maupun indirek sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobillinogen dan kulit hepatocelluler jaundice serta gejala yang lain. 3 5. Hepatitis E Hepatitis E adalah infeksi virus yang menyebar melalui kontaminasi makanan dan air melalui jalur fekal – oral dan menginfeksi serta bereplikasi di hepar hingga menyebabkan manifestasi klinis. Sampai dengan saat ini, infeksi VHE disebut dengan hepatitis enteric Non- A Non- B. Masa inkubasi VHE adalah 40 hari (range 15-60 hari), tidak terdapat fase kronik dan akan semakin berat sesuai dengan bertambahnya usia. PENCEGAHAN HEPATITIS A. Langkah-langkah mencegah hepatitis A dan hepatitis E: Cuci tangan dengan sabun setelah dari kamar mandi. Hanya memakan makanan yang dimasak, kecuali makanan tertentu seperti buah-buahan (namun sebelumnya tetap harus dicuci bersih atau didesinfeksi). Hanya meminum air yang sudah dimasak atau air minum kemasan, hal ini dilakukan jika kondisi sanitasi lingkungan Anda tidak sehat atau meragukan. Lakukan vaksinasi hepatitis A dan E jika bepergian ke daerah-daerah dimana berjangkit hepatitis. B. Langkah-langkah mencegah hepatitis B: Melakukan hubungan seks yang aman dan tidak berganti pasangan Menggunakan jarum suntik yang steril dan belum pernah digunakan. Tidak memakai sikat gigi, pisau cukur, sisir atau peralatan manikur bersama-sama dengan orang lain. Pastikan peralatan yang akan digunakan untuk melakukan semua jenis tindakan perforasi kulit (tato, tindik, dll) sudah disterilkan. Lakukan vaksinasi hepatitis B jika merasa berisiko. C. Langkah-langkah mencegah hepatitis C: Jangan memakai sikat gigi, pisau cukur, sisir atau instrumen manikur bersama orang lain. Balut (tutup) luka terbuka jika terinfeksi. 4 Jangan menggunakan peralatan pengobatan bersama dengan orang lain. Jika ingin melakukan tindakan perforasi kulit, pastikan peralatannya sudah disterilkan dengan benar. D. Langkah-langkah mencegah hepatitis D: Dapat dilakukan langkah yang sama seperti pada hepatitis B. Hanya orang yang terinfeksi hepatitis B yang bisa terinfeksi hepatitis D. REFERENSI http://www.depkes.go.id/article/view/16042700001/sebagian-besar-kematian-akibat-hepatitisvirus-berhubungan-dengan-hepatitis-b-dan-c-kronis.html WHO. Viral Hepatitis in the WHO South-East Asia Region. Journal [serial in the Internet].2011. Available from: http://www.searo.who.int/…/Diarrhoea,_ARI_and_hepatitis_SEA…232.pdf Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN KEMENKES RI: Situasi dan Analisis Hepatitis. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI http://www.medkes.com/2014/07/cara-mencegah-hepatitis-a-b-c-d-dan-e.html Departemen Kesehatan RI. 2014. Indofatin: Situasi dan Analisis Hepatitis. Jakarta: Pusat Data dan Informasi kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Liang TJ, Reherman B, Seef LB, Hoofnagle JH. Pathogenesis,natural history, treatment and prevention of hepatitis. Ann Intern Med 2000; 132:296-305. Wasley A, Alter MJ. Epidemiology of hepatitis C: geographic differences and temporal trends. Semin Liver Dis 2000; 20:1-16. SIGN. Management of Hepatitis, A national clinincal guideline.Journal December.2006. Available from: http://www.sign.ac.uk/pdf/sign92.pdf 5