artikel - Jurnal Online UM - Universitas Negeri Malang

advertisement
PERBANDINGAN POLA PENGKADERAN
ANTARA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA (GERINDRA)
DENGAN PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN (PDI
PERJUANGAN)
KOTA MALANG
ARTIKEL
Oleh:
ALFIAN FAUZI
NIM 208811416008
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN
KEWARGANEGARAAN
JULI 2012
PERBANDINGAN POLA PENGKADERAN
ANTARA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA (GERINDRA)
DENGAN PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN (PDI
PERJUANGAN)
KOTA MALANG
ALFIAN FAUZI
Universitas Negeri Malang
E-mail: [email protected]
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui sistem kaderisasi yang
dikembangkan oleh partai PDI Perjuangan kota Malang. (2) Untuk mengetahui
sistem kaderisasi yang dikembangkan oleh partai GERINDRA kota Malang. (3)
Untuk mengetahui perbandingan sistem kaderisasi yang dikembangkan oleh partai
PDI Perjuangan dan partai GERINDRA kota Malang. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil temuan penelitian ditemukan
bahwa (1) Kualifikasi anggota ditinjau dari syarat yang diajukan oleh kedua partai
hampir sama dan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 2 tahun
2008 yakni berusia 17 tahun atau sudah pernah kawin dan bersifat terbuka,
sukarela serta tidak diskriminatif bagi warga negara Indonesia yang menyetujui AD
dan ART. Pendaftaran anggota juga hampir sama yakni mengumpulkan foto dan
mengisi formulir serta surat pernyataan kemudian data dimasukan dikomputer
kemudian calon anggota mendapatkan kartu anggota sebagai bukti sah menjadi
anggota. (2) Pola pengkaderan yang digunakan oleh kedua partai hampir sama
yakni membentuk organisasi-organisasi sayap, Pemfiguran seseorang atau
penokohan sosok seperti Bapak Prabowo dan Ibu Megawati atau tokoh-tokoh
lokal, memperjuangan kepentingan rakyat, menyadarkan masyarakat tentang
politik, dan membangun jaringan (mulai DPP- Ranting). (3) Manajemen pelatihan
dari kedua partai ini ada perbedaan mulai dari jenjang pelatihan, metode pelatihan,
materi yang diberikan dalam pelatihan, waktu pelaksanaan pelatihan, pembina
pelatihan, hingga tempat untuk pelatihan. Berdasarkan temuan penelitian ada
beberapa rekomendasi yang berhubungan dengan pengkaderan Partai GERINDRA
dengan PDI Pejuangan Kota Malang. (1) Sebaiknya setiap partai memiliki
kualifikasi tertentu terhadap calon anggota yang akan mendaftar, sehingga ada
penyaringan terhadap calon-calon anggota mulai dari awal, serta tata cara
pendaftaran sebaiknya diatur dalam AD/ART partai sehingga ada mekanisme yang
jelas serta terdapat legalitas pada proses pendaftaran. (2) Partai politik seharusnya
memiliki sebuah strategi khusus dalam pola pengkaderan sehingga kader-kader
memiliki kemampuan dalam menjalankan roda organisasi sesuai dengan visi misi
partai dan bangsa Indonesia ini. (3) Jenjang pelatihan yang ada sebaiknya terdapat
kualifikasi tertentu atau semacam pre test sehingga setiap naik jenjang pelatihan
para kader juga memiliki kelebihan ilmu dan pengalaman. (4) Terdapat beberapa
metode pelatihan sehingga para kader tidak bosan dalam mengikuti pelatihan dan
dapat memahami materi pelatihan dengan baik. (5) Pelatihan terdapat materi yang
mengutamakan dan mempertebal keimanan seorang kader sehingga kader partai
dapat menjalankan aktivitas secara seimbang antara urusan dunia dan akhirat. (6)
Manajemen pelatihan untuk waktu pelatihan, tempat pelatihan, dan pembina
pelatihan sebaiknya disesuaikan dengan jenjang masing-masing kader.
Kata Kunci: Pola pengkaderan, Partai GERINDRA dengan PDI Perjuangan.
Surbakti (2007:118) rekrutmen politik ialah seleksi dan pemilihan
seseorang atau kelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam
sistem politik pada umumnya dan sistem pemerintahan pada khususnya.
Rekrutmen politik tersebut, antara lain untuk menjadi bakal calon legislatif,
eksekutif, yudikatif atau jabatan politik lainnya dan rekrutmen dilakukan dengan
cara yang demokratis sesuai dengan AD ART masing-masing partai politik serta
perundang-undangan yang berlaku. Realitasnya, fungsi partai politik kurang
berjalan dengan baik terutama tentang rekrutmen politik yang ada.
Kelemahan rekrutmen politik yang ada yakni banyak kader-kader partai
politik yang kurang memaknai ideologi partai sehingga kader-kader tersebut
mudah untuk berpindah ke partai politik lain. Kader-kader tersebut berpindah dari
partai politik satu ke partai politik yang lain karena ingin mendapatkan jabatan
politik di lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Fenomena perpindahan
kader partai poltik tertentu ke partai politik lain menunjukan adanya hubungan
simbiosis mutualisme antara partai politik yang menjadi tujuan perpindahan kader
dengan kader itu sendiri.
Perpindahan kader seperti ini sering kali melupakan proses pengkaderan
yang dilakukan oleh partai politik dan seakan proses pengakaderan yang ada
dalam setiap partai hanya sebagai kegiatan yang kurang berguna karena rekrutmen
yang dilakukan oleh masing-masing partai menerapkan pendekatan terhadap
kandidat yang dipandang sebagai mesin politik. Pendekatan ini cenderung
mengabaikan aspek legitimasi, komitmen, kapasitas, dan misi perjuangan. Para
mantan tentara dan pejabat diambil bukan karena mempunyai visi-misi, melainkan
karena mereka mempunyai sisa-sisa jaringan kekuasaan. Para pengusaha di rekrut
karena mempunyai banyak uang yang bisa digunakan secara efektif untuk dana
mobilisasi hingga money politics. Para selebritis diambil karena mereka
mempunyai banyak penggemar. Partai politik secara mudah mengambil tokoh
ormas, intelektual, atau akademisi yang menjadikan partai sebagai jalan untuk
mobilitas vertikal.
Ada beberapa kader-kader partai politik yang melakukan perpindahan ke
partai politik lain. Seperti bapak Subur yang sekarang menjadi anggota DPRD
Kota Malang dari Partai Amanat Nasional namun dulu beliau pernah menjadi
kader PDI Perjuangan, selain itu ada fenomena perpindahan kader yang dikutip
dari radar bangka yakni proses perpindahan Dede Yusuf saat beliau kesulitan
untuk mencalonkan diri menjadi gubernur Jawa Barat jika diusung oleh PAN
karena suara PAN tidak terlalu besar di Jawa Barat sehingga beliau berpindah ke
Partai Demokrat yang memiliki suara lebih besar di Jawa Barat.
Melihat berbagai fenomena perpindahan kader partai politik tertentu ke
partai politik lain, dari hal ini perlu dilakukan sebuah penelitian tentang pola
pengkaderan yang dilakukan oleh partai politik dalam usaha untuk mendidik para
kader-kader partai sehingga ketika mendapatkan tugas menjadi anggota legislatif,
eksekutif, maupun yudikatif mampu menjalankan tugas dengan baik sehingga
mampu menjalakan sistem politik yang ada pada khususnya dan sistem
pemerintahan pada umumnya serta dengan penelitian ini akan dapat mengetahui
bagaimana penanaman ideologi partai kepada setiap kader sehingga kader-kader
tersebut tidak mudah untuk berpindah-pindah ke partai politik lain.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif , dalam penelitian
ini peneliti mencoba membandingkan sistem kaderisasi PDI Perjuangan dengan
Gerindra Kota Malang dan didalamnya berusaha untuk mengungkap serta
mengambarkan pola dan pelaksanaaan kaderisasi kedua partai tersebut.
Kehadiran Peneliti
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga kehadiran penilti
mutlak diperlukan. Kedudukan peneliti dalam penelitian ini yakni mengobservasi
Partai Gerindra dan PDI Perjuangan dalam proses pengkaderan serta
membandingan proses pengkaderan yang dilakukan oleh kedua partai tersebut.
Selain mengobservasi peneliti disini juga melakukan dokumentasi, adapun
yang menjadi bahan dokumentasi dalam penelitian ini adalah arsip-arsip tentang
pola pengkaderan Partai GERINDRA dan PDI Perjuangan dari kedua partai
tersebut diKota Malang.
Peneliti juga melakukan wawancara guna mencari data dan informasi yang
relevan dengan pengkaderan yang dilakukan Partai GERINDRA dan PDI
Perjuangan dari kedua partai tersebut di Kota Malang. Adapun narasumber dalam
proses wawancara disini adalah bapak Gandung Rafiul dan bapak Ali selaku
pengurus PDI Perjuangan Kota Malang, sedangkan dari Partai GERINDRA yang
diwawancarai yakni bapak Hardi Prayitno, Yudo Prihanto, Rachmat Hidayat, dan
A. Taufiq Bambang DHT.
Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan oleh peneliti yakni Kota Malang di Jawa Timur
Namun lokasi yang paling sering digunakan untuk mewawancara kader Partai
Gerindra adalah di kantor Dewan Pimpinan Cabang partai GERINDRA yang
beralamat di Jalan Setaman No 15 Kota Malang hal ini dikarenakan hampir setiap
malam setalah habis magrib para pengurus, kader-kader, serta anggota bahkan
calon anggota berkumpul untuk berdiskusi tentang kondisi bangsa dan
perkembangan Partai GERINDRA untuk kedepan atau hanya datang untuk
kumpul-kumpul saja.
Lokasi yang digunakan untuk mencari data tentang PDI Perjuangan adalah
Jalan R Panji Suroso No 5 Kota Malang yang merupakan kantor Dewan Pimpinan
Cabang Kota Malang sehingga tempat ini menjadi pusat kegiatan dari para
anggota, kader dan pengurus partai.
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini yakni kader-kader atau anggota Partai
Gerindra dan PDI Perjuangan, pengurus- pengurus Partai Gerindra dan PDI
Perjuangan Kota Malang.
Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara mendalam dan
dokumentasi.
Adapun teknik-teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain:
1. Studi Dokumen
2. Wawancara
3. Catatan lapangan.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam
periode tertentu. Teknis analisis yang digunakan oleh peneliti disini yakni :
1. Analisis dokumen
2. Data Reduction (reduksi data)
3. Data Display (penyajian data)
4. Analisis perbandingan
5. Conclusion drawing/ verification (penarikan kesimpulan atau verifikasi)
Pengecekan Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian kualitatif merupakan konsep penting
yang mempengaruhi dari konsep validitas dan reabilitas menurut penelitian non
kualitatif. Untuk menjamin keabsahan data digunakan teknik kriteria derajat
kepercayaan (Moleong, 2001:176). Derajat kepercayaan yang digunakan dalam
penelitian ini seperti yang disebutkan oleh Moleong (2001:177-180) yaitu: (1)
ketekunan pengamatan, (2) triangulasi dan pemeriksaan sejawat.
Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara peneliti mengadakan
pengamatan secara teliti, rinci dan terus-menerus selama proses penelitian.
Kegiatan ini dapat diikuti dengan pelaksanaan wawancara secara intensif
sehingga dapat dihindari dari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya subjek
berdusta, menipu atau berpura-pura.
Selain menggunakan teknik ketekunan pengamatan, juga digunakan
teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Moleong (2000:178) ada empat macam triangulasi,
yaitu triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini
digunakan triangulasi sumber dan triangulasi teori. Triangulasi sumber dilakukan
dengan cara membandingkan dan mengecek balik data yang diperoleh melalui
wawancara terhadap pengurus partai. Triangulasi teori dilakukan dengan
membandingkan data yang diperoleh melalui observasi dengan teori terkait.
Tahap-tahap Penelitian
Rincian dari tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi kegiatan:
a. Melakukan analisis tentang pola pengkaderan dan pelaksanaan pengkaderan
yang dikembangkan oleh Partai Gerindra dan PDI Perjuangan Kota Malang
yang didapat dari dokumen-dokumen atau pola pengkaderan yang ada.
b. Observasi awal/refleksi awal
1) Melakukan pertemuan awal dengan pengurus PDI Perjuangan dan
Gerindra.
2) Menentukan sumber data.
2. Mengamati (observe)
Mengamati dilakukan selama kegiatan pelaksanaan berlangsung Pengamatan
dilakukan berdasarkan lembar observasi, disediakan catatan lapangan untuk
melengkapi data hasil observasi.
3. Melakukan penelitian
Peneliti mecari data-data yang dibutuhkan dengan wawancara langsung
kepada narasumber.
4. Menganalisis data
Menganalisis data yang didapat dari narasumber kemudian membandingan
data – data tersebut sehingga menemukan persamaan atau perbedaan dari tentang
pola pengkaderan dan pelaksanaan pengkaderan yang dikembangkan oleh Partai
Gerindra dan PDI Perjuangan Kota Malang.
5. Membandingkan hasil analisis data
Dari analisis yang ada kemudian kita membandingkan hasil temuan data dengan
pelaksanaan yang ada mengenai proses pengkaderan di PDI Perjuangan dan Partai
Gerindra.
HASIL PEMBAHASAN
Perbandingan Pola Pengkaderan yang dikembangkan Oleh PDI Perjuangan
dan GERINDRA Kota Malang
Dilihat dari sistem kaderisasi yang dikembangkan oleh Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan dan Partai Gerakan Indonesia Raya, ada beberapa hal yang
dapat dibandingkan antara lain syarat pendaftaran anggota, pola pengkaderan,
jenjang kader, metode pelatihan, materi pelatihan, waktu pelatihan, pembina
pelatihan, hingga tempat pelatihan.
Pertama dilhat dari syarat pendaftaran anggota yang ada pada Partai
GERINDRA dan PDI Perjuangan Kota Malang dapat ditarik sebuah perbandingan
yakni:
Tabel 3.1: Perbandingan Tentang Syarat Menjadi Anggota Partai GERINDRA
dan PDI Perjuangan Kota Malang
NO
Indikator
Perbandin
gan
1
Kualifikas
i Anggota
Sub
PDI PERJUANGAN
GERINDRA
Indikator
Perbandin
gan
a) WNI yang setia
a. syarat
a) WNI berusia 17
kepada Pancasila,
anggota
tahun keatas
Undang-Undang
b) menyerahkan foto
Dasar 1945 dan
ukuran 4x6
Negara Kesatuan
c) foto Copy KTP
Republik Indonesia
d) mengisi formulir
untuk pembuatan b) Berusia 17 (Tujuh
Belas) tahun atau
Kartu Tanda
telah menikah
Anggota
c) Bersedia mematuhi
AD/ART, Keputusan
yang setelah itu datadan ketentuan serta
data tadi di
peraturan partai dan
a. Tata
kumpulkan di tiapbersedia menyatakan
cara
tiap ranting
diri menjadi anggota.
kemudian dari
Ranting diserahkan
Ketika syarat-syarat
ke DPC untuk
untuk menjadi anggota
diinput ke Dewan
terpenuhi maka tata
Perwakilan Daerah
cara pendaftaran
PDI Perjuangan
menjadi anggota
secara on line
GERINDRA adalah
melalui komputer
calon anggota
yang khusus untuk
merigistrasi anggota menyerahkan Foto
Copy Kartu Tanda
sehingga dengan
Penduduk, kemudian
begitu Anggota
mengisi formulir untuk
dapat memiliki
pembuatan Kartu Tanda
daftar Nomor
register anggota dan Anggota yang setelah
itu data-data tadi di
mendapatkan kartu
input ke DPD
tanda anggotanya
GERINDRA secara on
setelah dipantau
line melalui komputer
kondisi kader
yang khusus untuk
tersebut apakah ada
masalah hukum atau merigistrasi anggota
sehingga dengan begitu
tidak.
Anggota dapat memiliki
daftar Nomor anggota
dan langsung dapat
kartu anggotanya
Perbandingan ini dapat ditarik kesimpulan dari hasil wawancara dengan
para ahli yang menjadi narasumber dalam wawancara yang dilakukan oleh
peneliti, antara lain diambil kelemahan dan kelebihan pola pengkaderan dari
kedua partai.
Bapak Gandung Rafiul selaku wakil sekretaris bidang internal DPC PDI
Perjuangan Kota Malang cara untuk menjadi anggota PDI Perjuangan adalah:
Calon anggota menyerahkan foto ukuran 4x6, foto Copy Kartu Tanda
Penduduk, kemudian mengisi formulir untuk pembuatan Kartu Tanda
Anggota yang setelah itu data-data tadi di kumpulkan di tiap-tiap ranting
kemudian dari Ranting diserahkan ke DPC untuk diinput ke Dewan
Perwakilan Daerah PDI Perjuangan secara on line melalui komputer yang
khusus untuk merigistrasi anggota sehingga dengan begitu Anggota dapat
memiliki daftar Nomor register anggota dan mendapatkan kartu tanda
anggotanya. (hasil wawancara tanggal 22 April 2012
Menurut Bapak Gandung Rafiul selaku wakil sekretaris bidang internal
DPC PDI Perjuangan Kota Malang,
Yang boleh menjadi anggota partai adalah warga negara Indonesia yang
berusia 17 tahun keatas atau sudah menikah. setelah itu calon anggota itu
dipantau perkembangannya apakah ada cacat hukum atau tidak, untuk
urusan memantau anggota dikordinasikan dengan pengurus ranting. (hasil
wawancara tanggal 26 Juni 2012)
Sesuai dengan pasal 13 Anggaran dasar Partai GERINDRA syarat
menjadi anggota adalah Warga Negara Republik Indonesia yang setia kepada
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang dengan sukarela mengajukan permohonan menjadi anggota.
Menurut Bapak Yudo Prihanto selaku wakil ketua bidang organisasi,
kaderisasi, dan keanggotaan DPC GERINDRA Kota Malang menyatakan:
Semua warga negara Indonesia yang berumur minimal 17 tahun dan
bersedia mematuhi anggaran dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan
dan ketentuan serta peraturan partai, serta bersedia menyatakan diri
menjadi anggota partai (sesuai dengan AD/ART Partai) diperbolehkan
mendaftar menjadi anggota. (hasil wawancara tanggal 20 Juni 2012)
Menurut Bapak Rachmat Hidayat selaku sekretaris PAC Sukun tata cara
pendaftaran menjadi anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA)
adalah :
Calon anggota menyerahkan Foto Copy Kartu Tanda Penduduk, kemudian
mengisi formulir untuk pembuatan Kartu Tanda Anggota yang setelah itu
data-data tadi di input ke Dewan Perwakilan Daerah Partai Gerakan
Indonesia Raya (GERINDRA) secara on line melalui komputer yang
khusus untuk merigistrasi anggota sehingga dengan begitu Anggota dapat
memiliki daftar Nomor anggota dan langsung kartu tanda anggotanya
jadi.(wawancara tanggal 20 april 2012)
Kedua, apabila ditinjau dari pola pengkaderan. Perbandingan yang
terdapat dari kedua partai yakni,
Tabel 3.2: Pola Pengkaderan Partai GERINDRA dan PDI Perjuangan Kota
Malang
NO
1
INDIKATOR
PDI PERJUANGAN
GERINDRA
PERBANDINGAN
a. Membentuk organisasiPOLA
a. Membentuk
PENGKADERAN
organisasi-organisasi
organisasi sayap seperti
KIRA,GEMIRA,PETIR,
sayap seperti BMI,
taruna merah putih dll
KESIRA, dll
b. Memperjuangkan
b. Pemfiguran seseorang
kepentinganatau penokohan sosok
kepentingan rakyat
seperti Bapak Prabowo
c. Membangun jaringan
atau tokoh-tokoh lokal
(mengangkat kader
c. Memperjuangan
dari anggota keluarga
kepentingan
pengurus)
rakyat(revolusi putih
dan 20 aksi)
d. Menyadarkan
masyarakat tentang
politik
e. Membangun jaringan
(mulai DPP- Ranting)
Perbandingan ini dapat ditarik kesimpulan dari hasil wawancara dengan
para ahli yang menjadi narasumber dalam wawancara yang dilakukan oleh
peneliti, antara lain kelemahan dan kelebihan dari kedua partai.
Menurut Bapak Gandung Rafiul selaku wakil sekretaris bidang internal
DPC PDI Perjuangan Kota Malang cara rekrutmen anggota yang dilakukan oleh
PDI Perjuangan adalah:
Lebih mengutamakan pengabdian atau memantau kodisi sosial masyarakat
yang ada sehingga melalui pendekatan sosial ke masyarakat itu akan
terjalin hubungan yang baik dan mampu memecahkan masalah yang ada di
masyarakat. Cara-cara yang digunakan oleh kader-kader PDI Perjuangan
adalah menjadi tokoh masyarakat seperti RT, RW dll, namun tidak
membawa bendera partai ketika ada dimasyarakat. (wawancara tanggal 26
juni 2012).
Menurut Bapak Gandung Rafiul selaku wakil sekretaris bidang internal
DPC PDI Perjuangan Kota Malang,
Proses untuk menjadi keluarga besar PDI Perjuangan yakni pertama
menjadi anggota, kemudian bila dedikasi, loyalitas, dan pengabdiannya
kepada Partai dan masyarakat umum tidak tercela maka anggota tersebut
berhak disebut kader, setelah itu diangkat menjadi pengurus ketika cukup
mumpuni. (wawancara tanggal 26 juni 2012)
Menurut Bapak A. Taufiq Bambang DHT selaku sekretaris DPC
GERINDRA Kota Malang Organisasi-organisasi yang menjadi sayap atau
organisasi-organisasi dibawah naungan Partai Gerakan Indonesia Raya
(GERINDRA) antara lain:
TIDAR (Tunas Indonesia Raya), PIRA (Perempuan Indonesia Raya),
GEMIRA (Gerakan Muslim Indonesia Raya), KIRA ( Kristen Indonesia
Raya), PETIR (Persatuan Tionghoa Indonesia Raya), dan KESIRA
(Kesehatan Indonesia Raya).” (hasil wawancara tanggal 20 April 2012).
Berdasarkan berita di progres (2012:01) juga melakukan berbagai kegiatan
untuk menarik simpati masyarakat khususnya Kota Malang antara lain mengelar
kegiatan Revolusi Putih di lima kecamatan di Kota Malang dan menjalankan
beberapa program nyata antara lain Revolusi Putih ditempat pendidikan anak usia
dini (PAUD) telah berjalan rutin dan kedepan juga akan dibarengi dengan
parenting class, kemudian diadakan pemeriksaan kesehatan dan pemberian
vitamin kepada anak-anak PAUD, pemeriksaan kesehatan ibu-ibu hamil muda
oleh KESIRA, memasang bendera, baliho, dan banner-baner yang memenuhi
sudut-sudut Kota Malang, dan waktu peringatan hari pahlawan seluruh kader
Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) Kota Malang melakukan ziarah di
TMP TRIP dan di TMP Untung suropati saat peringatan HUT Partai Gerakan
Indonesia Raya (GERINDRA) yang kemudian dilanjutkan resepsi di kantor DPC
Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) dijalan setaman 15 Kota Malang.
Dan untuk lebih meyakinkan masyarakat Partai Gerakan Indonesia Raya
(GERINDRA) melakukan pencitraan lewat media massa terus digiatkan. yang
menjadi salah satu cara utama dalam perekrutman anggota adalah melakukan
kegiatan yang meriah yang mampu mendatang massa dengan cara melakukan
jalan bareng (atau biasa disebut jalan sehat).
Menurut Bapak Yudo Prihanto selaku wakil ketua bidang organisasi,
kaderisasi, dan keanggotaan DPC GERINDRA Kota Malang menyatakan:
Tidak ada cara khusus yang digunakan oleh partai Gerindra dalam pola
pengkaderan dan hampir mirip dengan partai-partai lain, namun partai
GERINDRA lebih menggunakan cara pefiguran atau pentokohan sosok
Bapak Prabowo dan sosok lokal serta membantu kepentingan-kepetingan
rakyat dengan bentuk melaksanakan kegiatan 20 aksi (peningkatan taraf
hidup masyarakat, pertanian, kesehatan, cinta produk dalam negeri dll)
serta melaksanakan kegiatan Revolusi Putih (program menggalakan
minum susu) dan melakukan pola penyadaran kepada masyarakat terutama
masalah politik sehingga masyarakat sadar akan politik. (hasil wawancara
tanggal 20 juni 2012).
Menurut Bapak Hardi Prayitno selaku wakil ketua bidang pemuda dan
olahraga menyatakan:
Pola pengkaderan yang dilakukan oleh partai GERINDRA yakni
menggunakan sistem jaringan, artinya partai GERINDRA mencoba
menanamkan pandangan politiknya kepada masyarakat mulai tataran DPP,
DPD, DPC, PAC, hingga tataran Ranting.” (hasil wawancara tanggal 20
juni 2012).
Ketiga, ditinjau dari Manajemen Pendidikan Kader Partai GERINDRA
dan PDI Perjuangan Kota Malang
Tabel 3.3: Manajemen Pelatihan Kader Partai GERINDRA dan PDI Perjuangan
Kota Malang
NO
1
INDIKATOR
PDI PERJUANGAN
PERBANDINGAN
Jenjang kader
a. Kader Pratama (muda)
berada di tingkat
Cabang,
b. Kader Madya untuk
kader ditingkat
Provinsi
c. Kader Utama
(Nasional) untuk kader
ditingkat nasional.
2
Metode Pelatihan
3
MATERI
PELATIHAN
4
WAKTU
GERINDRA
a. Kader Pratama berada
di tingkat Pengurus
Anak Cabang
b. Kader Muda untuk
kader ditingkat Cabang
c. Kader Madya untuk
kader ditingkat
provinsi.
d. Kader Manggala untuk
kader ditingkat pusat/
nasional
a.
kelas ( digunakan
sebagai proses
a. Proses pendidikan di
pendidikan atau proses
kelas dengan sistem
belajar mengajar
semi militer
berlangsung)
b. Presentasi-presentasi
b.
struktur (yakni
materi
program partai untuk
c. Outbound untuk
mengatasi masalahmeningkatkan
masalah yang ada
persatuan antar kader
dimasyarakat),
c.
basis (tempat
dimana seorang kader
menjalankan roda
organisasi dan tempat
implementasi
program).
a. Materi awal: visi,
a. Karsa”, adalah materi
landasan perjuangan,
tentang niat atau
medan perjuangan,
kehendak seseorang
materi kerja lapangan,
untuk masuk menjadi
senjata perjuangan.
seorang kader
b. Materi tambahan :
GERINDRA
sejarah perkembangan b. Militansi , yakni
masyarakat, sejarah
ketangguhan dalam
perjuangan Indonesia,
berjuang menghadapi
metode penyelidikan
kesulitan atau cobaan.
sosial, dan materi
c. Kewarganegaraan dan
pendalaman tentang
Cinta Tanah Air ” dalam
ajaran dan teori politik,
materi ini diajarkan
ekonomi, budaya, dll
tentang rasa
nasionalisme
a. kader Utama 12
Dilaksanakan selama 7-12
PELATIHAN
bulan.
b. kader Madya waktu
5
6
hari tergantung jenjang
pelatihan dan disetiap
minggunya di kompleks
pelatihan di Hambalang
terdapat pelatihanpelatihan terus.
pendidikannya yakni
6 bulan.
c. kader Pratama waktu
pendidikannya yakni
3 bulan..
PEMBINA
Pembina pelatihan
Pembina pelatihan berasal
PELATIHAN
berasal dari Badan
dari Kalangan militer
Pendidikan dan Pelatihan
Partai (Diklat) yang
dibentuk oleh DPP yang
diambil dari pengurus
partai yang sudah lulus
pelatihan guru
TEMPAT
Tempat pelatihan sesuai Kompleks pelatihan
PELATIHAN
dengan jenjang pelatihan semua jenjang di
masing-masing
Hambalang Jawa Barat
Perbandingan ini dapat ditarik kesimpulan dari hasil wawancara dengan
para ahli yang menjadi narasumber dalam wawancara yang dilakukan oleh
peneliti, antara lain diambil kelemahan dan kelebihan pola pengkaderan dari
kedua partai,
Menurut Bapak Gandung Rafiul selaku wakil sekretaris bidang internal
DPC PDI Perjuangan Kota Malang,
Ada beberapa tingkatan jenjang kader yakni Kader Pratama (muda) berada
di tingkat Cabang atau PAC, kemudian Kader Madya untuk kader
ditingkat Provinsi, dan Kader Utama (Nasional) untuk kader ditingkat
nasional. (wawancara tanggal 26 juni 2012).
Menurut Bapak A. Taufiq Bambang DHT selaku sekretaris DPC
GERINDRA Kota Malang jenjang pengkaderan yang ada di Partai Gerakan
Indonesia Raya (GERINDRA) antara lain Kader Pratama (untuk tingkat PAC),
Kader Muda (untuk tingkat DPC) Kader Madya (untuk tingkat DPD), dan Kader
Manggala (untuk tingkat DPP), (hasil wawancara tanggal 20 April 2012)
Metode dan sistematika serta materi dan jadwal pelaksanaan kaderisasi ini
disusun oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Partai (Diklat) yang dibentuk oleh
DPP berdasarkan hasil keputusan kongres I PDI Perjuangan. Badan Pendidikan
dan Pelatihan Partai (Diklat) ini dibentuk mulai ditingkat pusat, daerah, sampai
tingkat cabang. (http://www.pdiperjuangan.org, diakses 11 Mei 2012)
Menurut Bapak Gandung Rafiul selaku wakil sekretaris bidang internal
DPC PDI Perjuangan Kota Malang mengatakan:
Metode pelatihan yang digunakan oleh PDI Perjuangan yakni pertama
materi doktrinasi kepada para anggotanya dengan cara pembelajaran
kelas, dan yang kedua adalah materi penelitian atau pendadaran yang
digunakan untuk proses pendekatan dan menyatu dengan masyarakat
sehingga nantinya dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada
dimasyarakat. (hasil wawancara tanggal 26 juni 2012).
Menurut Bapak Gandung Rafiul selaku wakil sekretaris bidang internal
DPC PDI Perjuangan Kota Malang mengatakan:
Materi-materi yang disampaikan dalam proses pengkaderan adalah materimateri yang berisikan tentang doktrinasi partai seperti, visi, misi, landasan
partai, materi kerja lapangan, senjata perjuangan. Materi tambahan :
sejarah perkembangan masyarakat, sejarah perjuangan Indonesia, metode
penyelidikan sosial, dan materi pendalaman tentang ajaran dan teori
politik, ekonomi, budaya, dll.( hasil wawancara tanggal 26 juni 2012).
Mengingat materi ini adalah materi dasar maka sesuai dengan buku
pedoman pengkaderan ( DPP PDI Perjuangan, 2012: 48) untuk narasumber Visi
disampaikan oleh ketua umum, Landasan perjuangan disampaikan oleh DPP
partai dan untuk pendidikan tingkat madya dan pratama disampaikan oleh DPD
dan DPC partai, serta untuk materi medan perjuangan disampaikan oleh pakar.
Menurut Bapak Hardi Prayitno selaku Wakil ketua DPC GERINDRA
Kota Malang bidang Pemuda dan Olahraga menyatakan :
Diklat atau pendidikan dan pelatihan kader dilaksanakan di sebuah
kompleks pelatihan didaerah Hambalang dan tidur seperti dibarak tanpa
bantal dan selimut. Materi yang disampaikan dalam pelatihan yakni
tentang kebangsaan, perjuangan atau nasionalisme, beber peta dll. (hasil
wawancara tanggal 20 juni 2012)
Menurut Bapak Rachmat Hidayat selaku sekretaris PAC Sukun
menyatakan materi yang disampaikan dalam pelatihan yakni karsa, miltansi,
kewarganegaraan, dan out bound. (hasil wawancara tanggal 20 april 2012)
Menurut Bapak Gandung Rafiul selaku wakil sekretaris bidang internal
DPC PDI Perjuangan Kota Malang mengatakan:
Untuk waktu pelaksanaan pelatihan, untuk materi kelas bagi kader
pratama 3 hari, kader madya 7 hari dan calon guru atau pembina 10 hari
setelah itu melakukan pendekatan dengan masyarakat kira-kira 1 tahun.”
(hasil wawancara tanggal 26 juni 2012).
Menurut Bapak A. Taufiq Bambang DHT selaku sekretaris DPC
GERINDRA Kota Malang diklat atau pendidikan dan pelatihan kader-kader ini
dilakukan selama 12 (dua Belas) hari di daerah Hambalang kabupaten Bogor
Provinsi Jawa Barat. ........” (hasil wawancara tanggal 20 april 2012)
Menurut Bapak Gandung Rafiul selaku wakil sekretaris bidang internal
DPC PDI Perjuangan Kota Malang mengatakan pelaksanaan pelatihan dibina oleh
para pengurus yang sudah lulus pelatihan guru. (hasil wawancara tanggal 26 juni
2012)
Menurut Bapak Rachmat Hidayat selaku sekretaris PAC Sukun
menyatakan:
Materi-materi yang disampaikan dalam diklat atau Pendidikan dan
Pelatihan kader ini berbasis semi militer sehingga sesuai dengan kriteria
yang ditentukan oleh partai sesuai BAB IV Anggaran Rumah Tangga
tentang kader yakni setiap kader wajib memiliki kemapuan mental
ideologi yang baik, memilki penghayatan terhadap visi, misi dan
manifesto perjuangan partai, sehingga mampu berprestasi, serta memiliki
dedikasi, disiplin, loyalitas, militansi terhadap partai, tidak tercela dan
memilki jiwa kepemimpinan dan mampu mandiri. serta untuk lebih
menguatkan materi-materi ini ditunjuk orang-orang dari kalangan militer
sebagai pembina diklat atau pendidikan dan pelatihan kader ini. (hasil
wawancara tanggal 20 april 2012)
Menurut Bapak Gandung Rafiul selaku wakil sekretaris bidang internal
DPC PDI Perjuangan Kota Malang mengatakan tempat pelaksanaan materi
tergantung kebutuhan masing-masing untuk kader pratama bisa ditingkat PAC
atau cabang. (hasil wawancara tanggal 26 juni 2012).
Menurut Bapak Hardi Prayitno selaku Wakil ketua DPC GERINDRA
Kota Malang bidang Pemuda dan Olahraga menyatakan :
Diklat atau pendidikan dan pelatihan kader dilaksanakan di sebuah
kompleks pelatihan didaerah Hambalang dan tidur seperti dibarak tanpa
bantal dan selimut. Materi yang disampaikan dalam pelatihan yakni
tentang kebangsaan, perjuangan atau nasionalisme, beber peta dll. (hasil
wawancara tanggal 20 juni 2012)
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan,
dapatlah ditarik kesimpulan meliputi beberapa hal berikut (1) syarat yang diajukan
oleh kedua partai hampir sama dan sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia No 2 tahun 2008 yakni berusia 17 tahun atau sudah pernah kawin dan
bersifat terbuka, sukarela serta tidak diskriminatif bagi warga negara Indonesia
yang menyetujui AD dan ART, serta tata cara pendaftaran pun hampir sama yakni
mengumpulkan foto dan mengisi formulir serta surat pernyataan kemudian data
dimasukan dikomputer kemudian calon anggota mendapatkan kartu anggota
sebagai bukti sah menjadi anggota . (2) pola pengkaderan cara yang digunakan
oleh kedua partai hampir sama yakni membentuk organisasi-organisasi sayap,
Pemfiguran seseorang atau penokohan sosok seperti Bapak Prabowo dan Ibu
Megawati atau tokoh-tokoh lokal, memperjuangan kepentingan rakyat,
menyadarkan masyarakat tentang politik, dan membangun jaringan (mulai DPPRanting). (3) manajemen pelatihan untuk PDI Perjuangan terdapat 3 jenjang
pengkaderan yakni kader pratama (muda) berada di tingkat cabang, kader
madya untuk kader ditingkat provinsi, kader utama untuk kader ditingkat nasional.
untuk partai GERINDRA terdapat 4 jenjang yakni kader pratama berada di tingkat
pengurus anak cabang, kader muda untuk kader ditingkat cabang, kader madya
untuk kader ditingkat provinsi, dan kader manggala untuk kader ditingkat pusat
atau nasional. (4) metode pelatihan ada sedikit perbedaan, untuk di PDI
Perjuangan metode yang digunakan yakni kelas (untuk proses belajar-mengajar),
struktur (membuat program yang pro rakyat), dan basis (aplikasi dari program
yang dibuat). Sedangkan untuk partai GERINDRA metode yang digunakan yakni
pendidikan dikelas dengan sistem semi militer, presentasi-presentasi, dan
outbound. (5) materi yang diberikan oleh kedua partai ada perbedaan, materi
yang diberikan oleh PDI Perjuangan dibagi menjadi 2 materi yaitu, Materi awal
tentang visi, landasan perjuangan, medan perjuangan, materi kerja lapangan,
senjata perjuangan dan materi tambahan tentang sejarah perkembangan
masyarakat, sejarah perjuangan Indonesia, metode penyelidikan sosial, dan
materi pendalaman tentang ajaran dan teori politik, ekonomi, budaya, dll.
Sedangkan untuk partai GERINDRA, materi yang disampaikan tentang
kebangsaan, perjuangan atau nasionalisme, beber peta dll. (6) waktu pelaksanaan
pelatihan ada perbedaan yang signifikan antara kedua partai ini. Untuk PDI
Perjuangan waktu pelatihan dilakukan secara beragam sesuai dengan jenjang
masing-masing untuk kader utama 12 bulan, kader madya 6 bulan dan untuk
kader pratama 3 bulan. Sedangkan pada partai GERINDRA waktu pelaksanaan
pelatihan berkisar antara 7-12 hari. (7) pembina pelatihan atau pendidikan kader
ini ada perbedaan yakni untuk PDI Perjuangan dibina oleh tim pembina dari
Badan Pendidikan dan Pelatihan Partai (Diklat) yang dibentuk oleh DPP.
Sedangkan untuk partai GERINDRA dibina oleh kalangan purnawirawan militer.
(8) tempat pelaksanaan pelatihan dari kedua partai ini sangat berbeda. Untuk PDI
Perjuangan tempat pelatihan disesuaikan dengan jenjang dan daerah masingmasing. Sedangkan GERINDRAuntuk semua jenjang tempat pelatihannya
terpusat di kompleks pendidikan didaerah Hambalang, Jawa Barat
SARAN
Sebagai akhir dari karya tulis ilmiah ini, maka peneliti mengajukan
beberapa saran yang dapat dilaksanakan guna mendukung perencanaan sebuah
pola pengkaderan partai adalah (1) sebaiknya setiap partai memiliki kualifikasi
tertentu terhadap calon anggota yang akan mendaftar, sehingga ada penyaringan
terhadap calon-calon anggota mulai dari awal, serta tata cara pendaftaran
sebaiknya diatur dalam AD/ART partai sehingga ada mekanisme yang jelas serta
terdapat legalitas pada proses pendaftaran.(2) partai politik seharusnya memiliki
sebuah strategi khusus dalam pola pengkaderan sehingga kader-kader memiliki
kemampuan dalam menjalankan roda organisasi sesuai dengan visi misi partai dan
bangsa Indonesia ini. (3) jenjang pelatihan yang ada sebaiknya terdapat kualifikasi
tertentu atau semacam pre test sehingga setiap naik jenjang pelatihan para kader
juga memiliki kelebihan ilmu dan pengalaman.(4) terdapat beberapa metode
pelatihan sehingga para kader tidak bosan dalam mengikuti pelatihan dan dapat
memahami materi pelatihan dengan baik. (5) terdapat materi dalam pelatihan yang
mengutamakan dan mempertebal keimanan seorang kader sehingga kader partai
dapat menjalankan aktivitas secara seimbang antara urusan dunia dan akhirat. (5)
manajemen pelatihan untuk waktu pelatihan, tempat pelatihan, dan pembina
pelatihan sebaiknya disesuaikan dengan jenjang masing-masing kader.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah tangga Partai Gerakan Indonesia Raya
(GERINDRA). Jakarta : DPP Partai Gerakan Indonesia
Raya(GERINDRA).
Bidang Keanggotaan, Kaderisasi, dan Rekrutmen DPP PDI Perjuangan, 2012.
Draft Panduan Pendidikan Kader. Jakarta: DPP PDI Perjuangan
Bidang Keanggotaan, Kaderisasi, dan Rekrutmen DPP PDI Perjuangan, 2012.
Enam Materi Pokok Pendidikan Kader. Jakarta: DPP PDI Perjuangan
Bidang Keanggotaan, Kaderisasi, dan Rekrutmen DPP PDI Perjuangan, 2012.
Lima Materi Pendukung Pendidikan Kader. Jakarta: DPP PDI Perjuangan
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Chillcote, Ronald H. 2004. Teori Perbandingan Politik. Jakarta: Rajawali Press
Cholisin, Dkk. 2007. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Yogyakarta: UNY PRESS.
Fanina. 2009. Rekrutmen Politik Terhadap Perempuan dalam Partai Politik dan
Parlemen Studi Kasus di DPRD Tingkat I Periode 2004-2009 Di Sumatera
Utara. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: UNIMED
Fatkhurohman. 2010. Pembubaran Partai Politik Di Indonesia, Malang: Setara
Press.
Fatkhurohman. 2010. Pilkada dan Masa Depan Penguatan Demokrasi di Daerah.
Jurnal Konstitusi, III : 29-50.
Kanadianto. 2012. Inter relasi partai dan kader 2. (http://www.
Freelist.org/post/nasionalist/ppindiao), diakses tanggal 14 april 2012.
Mukthie Fadjar. Abdul 2008, Partai Politik Dalam Perkembangan Sistem
Ketatanegaraan Indonesia, Malang: In-TRANS.
Moleong, I. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah,
Tugas Akhir, Laporan Penelitian Edisi Kelima. Malang: Universitas
Negeri malang.
Putra. Galih P. 2012. Kaderisasi Partai Politik. (http://www.
Freelist.org/kompasiana), diakses tanggal 14 april 2012.
Putra. Galih P. 2012. Sistem Rekrutmen Politik Perlu dibicarakan. (http://www.
Indopos.co.id/index.php/arsip-berita-politik/45-politika/24905-sistemrekrutmen-politik-perlu-dibicarakan-ulang.html), diakses tanggal 14 april
2012.
Sulardi, 2009, Reformasi Hukum, Rekonstruksi Kedaulatan Rakyat Dalam
Membangun Demokrasi, Malang: In-TRANS.
Suparto, Peni. 2010. DEMOKRASI YANG TERPASUNG: Kritik Atas Budaya
Politik Yang Konservatif, Gagasan Rekonsiliasi Nasionalis Dan Merebut
Hati Rakyat. Yogyakarta: Aynat Publishing.
Surbakti, Ramlan. 2007. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo
Tabloid Bulanan. PROGRES Gerakan Indonesia Raya, edisi Perdana/Februari
2012. Malang: DPC Partai Gerakan Indonesia Raya(GERINDRA) Kota
Malang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1999 Tentang Partai
Politik. 2008. Malang: In-TRANS.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2002 Tentang Partai
Politik. 2008. Malang: In-TRANS.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai
Politik. 2008. Malang: In-TRANS.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Perubahan
atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Partai Politik. (Online), (http:// UU terbaru) diakses tanggal 1 agustus
2012
Yuniar, Tanti. Tanpa Tahun. Kamus Bahasa Indonesia, Agung Media Mulia
Download