ilham - Directory UMM

advertisement
PENDAHULUAN
HARAPAN MASA DEPAN BANGSA INDONESIA:
- MEMPUNYAI GENERASI MUDA YANG MAMPU MENGHADAPI TANTANGAN, BERAKHLAK MULIA,
MANDIRI, KREATIF, INOVATIF DAN PRODUKTIF.
LANGKAH YANG AKAN DITEMPUH :
- MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN, MELALUI PEMBELAJARAN YANG LEBIH AKTIF,
KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN, AGAR TECIPTA DAN BERKEMBANG DAYA KREASI,
INOVASI DAN EKSPERIMENTASI SISWA ATAU ANAK DIDIK YANG LOGIS, KRITIS DAN ILMIAH,
SEHINGGA PADA GILIRANNYA ANAK DIDIK TERSEBUT MAMPU MENGHASILKAN KARYA ILMIAH
DAN PENEMUAN-PENEMUAN BARU.
- PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN SEJALAN DENGAN PENINGKATAN KUALITAS MANUSIA
INDONESIA SEUTUHNYA MELALUI OLAHJIWA, OLAHPIKIR (CIPTA & KARSA), OLAHRASA DAN
OLAHRAGA
- PADA AKHIRNYA GENERASI MUDA INDONESIA MAMPU MEMPERKUAT TUBUH, MEMPERKAYA
JIWA , SEKALIGUS MENDIDIK FIKIRAN, AGAR TERCIPTA RASA PERCAYA DIRI, KETERAMPILAN
BELAJAR, KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DALAM LINGKUNGAN YANG MENYENANGKAN DAN
MENEMUKAN HASIL YANG TERBARU MELALUI PENELITIAN.
LANDASAN , PRINSIP, KOMPONEN DAN
STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
DEFINISI KURIKULUM : ADALAH SEPERANGKAT RENCANA DAN PENGATURAN MENGENAI TUJUAN,
ISI DAN BAHAN PELAJARAN SERTA CARA YANG DIGUNAKAN SEBAGAI
PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN UNTUK
MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN TERTENTU
LANDASAN KTSP :
- UNDANG-UNDANG RI. No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
- Peraturan Pemerintah RI. No. 19 Thaun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan
- Per. Men. Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Per. Men. No. 23 Tahun 2006, tentang Standar Kompotensi
- Panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Contoh, Pasal 36 ayat (3) :
- Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan RI. Dengan
memperhatikan :
Peningkatan Iman & Takwa, Peningkatan Akhlak Mulia, Peningkatan Kecerdasan,
dan minat peserta didik, Keragaman Potensi Daerah dan lingkungan, Tuntutan Pembangunan
daerah dan nasional, Tuntutan dunia kerja, Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni, Agama, Dinamika perkembangan global, Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Pasal 37 ayat (1) :
- Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat :
Pendidikan Agama, Kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, IPA, IPS, Seni dan Budaya,
Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Keterampilan / kejuruan, Muatan Lokal
PRINSIP KTSP :
-
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Beragam dan terpadu
Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Menyeluruh dan berkesinambungan
Belajar sepanjang hayat
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Acuan Operasional :
- Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
- Peningkatan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
peserta didik
- Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
- Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
- Tuntutan dunia kerja
- Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
- Agama
- Dinamika perkembangan global
- Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
- Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
- Kesetaraan jender
- Karakteristik satuan pendidikan
KOMPONEN KTSP :
1. TUJUAN : - PENDIDIKAN DASAR ADALAH MELETAKKAN DASAR KECERDASAN, PENGETAHUAN,
KEPRIBADIAN, AKHLAK MULIA, SERTA KETERAMPILAN UNTUK HIDUP MANDIRI DAN
MENGIKUTI PENDIDIKAN LANJUT.
- PENDIDIKAN MENENGAH / KEJURUAN ADALAH MENINGKATKAN KECERDASAN
PENGETAHUAN, KEPRIBADIAN, AKHLAK MULIA, SERTA KETRAMPILAN UNTUK HIDUP
MANDIRI DAN MENGIKUTI PENDIDIKAN LEBIH LANJUT / SESUAI DENGAN
KEJURUANNYA
2. STRUKTUR DAN MUATAN :
- KELOMPOK MATA PELAJARAN AGAMA DAN AKHLAK MULIA, KEWARGANEGARAAN DAN
KEPRIBADIAN, ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI, ESTETIKA, JASMANI, OLAHRAGA DAN
KESEHATAN.
- MUATAN KTSP MELIPUTI SEJUMLAH PELAJARAN YANG LUASAN DAN KEDALAMANNYA
MERUPAKAN BEBAN BELAJAR BAGI PESERTA DIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN,
DISAMPING ITU JUGA ADA MATERI MUATAN LOKAL DAN KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
3. KALENDER PENDIDIKAN :
- SATUAN PENDIDIKAN DAPAT MENYUSUN KALENDER PENDIDIKAN SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN DAERAH, KARAKTERISTIK SEKOLAH, KEBUTUHAN PESERTA DIDIK DAN
MASYARAKAT
4. SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN (RPP)
- SILABUS MERUPAKAN PENJABARAN STANDAR KOMPOTENSI DAN KOMPOTENSI DASAR KE
DALAM MATERI POKOK, KEGIATAN PEMBELAJARAN, DAN INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI UNTUK PENILAIAN
STRUKTUR KTSP :
SECARA DOKUMENTATIF, KOMPONEN KTSP DIKEMAS DALAM DUA DOKUMEN :
1.
DOKUMEN I MEMUAT ACUAN PENGEMBANGAN KTSP, TUJUAN PENDIDIKAN STRUKTUR DAN
MUATAN KTSP, SERTA KALENDER (JADUAL) PENDIDIKAN
2.
DOKUMEN II MEMUAT SILABUS YANG DIKEMBANGKAN PUSAT DAN SEKOLAH
SILABUS DEFINISINYA : ADALAH RENCANA PEMBELAJARAN PADA SUATU DAN / ATAU
KELOMPOK MATA PELAJARAN/TEMA TERTENTU YANG MENCAKUP STANDAR KOMPETENSI,
KOMPETENSI DASAR, MATERI POKOK PEMBELAJARAN, KEGIATAN PEMBELAJARAN, INDIKATOR
PENCAPAIAN KOMPETENSI UNTUK PENILAIAN, ALOKASI WAKTU DAN SUMBER BELAJAR.
MANFAAT SILABUS : SEBAGAI PEDOMAN DALAM PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN LEBIH
LANJUT, SEPERTI PEMBUATAN RENCANA, PENGELOLAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN
PENGEMBANGAN SISTEM PENILAIAN.
YANG MENGEMBANGKAN SILABUS :
-
GURU KELAS / MATA PELAJARAN
KELOMPOK GURU KELAS / MATA PELAJARAN
KELOMPOK KERJA GURU, ATAU
DINAS PENDIDIKAN
PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS :
SILABUS MERUPAKAN SALAH SATU PRODUK PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
YANG BERISIKAN GARIS-GARIS BESAR MATERI PEMBELAJARAN. PRINSIP PENGEMBANGANNYA
ADALAH ILMIAH, RELEVAN, SISTEMATIS, KONSISTEN, MEMADAI, AKTUAL DAN KONTEKSTUAL,
FLEKSIBEL DAN MENYELURUH.
LANGKAH TEKNIS PENGEMBANGAN SILABUS :
-
MENGKAJI STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR
MENGIDENTIFIKASI MATERI POKOK
MENGEMBANGKAN PENGALAMAN BELAJAR
MERUMUSKAN INDIKATOR KEBERHASILAN BELAJAR
MENENTUKAN JENIS PENILAIAN
MENENTUKAN ALOKASI WAKTU
MENENTUKAN SUMBER BELAJAR
KOMPONEN SILABUS MELIPUTI :
-
KOMPONEN IDENTIFIKASI
STANDAR KOMPETENSI
KOMPOTENSI DASAR
PENILAIAN
SUMBER / BAHAN / ALAT
- MATERI POKOK
- PENGALAMAN BELAJAR
- INDIKATOR
- ALOKASI WAKTU, DAN
PRINSIP BELAJAR-MENGAJAR DALAM KTSP :
-
KEGIATANNYA BERPUSAT PADA SISWA
BELAJAR MELALUI BERBUAT ( Belajar yang sukses lahir dari mengerjakannya)
MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTELEKTUAL, EMOSIONAL, SPRITUAL DAN SOSIAL
BELAJAR SEPANJANG HAYAT
BELAJAR MANDIRI DAN BELAJAR BEKERJA SAMA
MAKNA PROSES BELAJAR-MENGAJAR DALAM KTSP, ADALAH :
UNTUK PENGEMBANGAN POTENSI SISWA, BUKAN SEBAGAI PUSAT PEMBERITAHUAN
-
-
PENGEMBANGAN POTENSI SISWA ADALAH : MEMBANGUN GAGASAN DALAM PROSES
BELAJAR MENGAJAR DENGAN MENCIPTAKAN SUASANA BERFIKIR, MEMANCING UNGKAPAN
GAGASAN, MENTOLELIR TERJADINYA KESALAHAN DAN MEMPERTANYAKAN GAGASAN
PUSAT PEMBERITAHUAN DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR ADALAH MENUANGKAN,
MENGINFORMASIKAN DAN MEMBERITAHUKAN GAGASAN, SERTA TIDAK TOLERAN TERHADAP
KESALAHAN
PROSES BELAJAR-MENGAJAR HARUS BERCIRIKAN :
-
MENGALAMI DAN EKSPLORASI (Melibatkan panca indra)
INTERAKSI (“Siapa yang menjelaskan, sesungguhnya ia belajar”)
KOMUNIKASI (Dialog dua arah atau berbagai arah terjadi dengan dinamis)
REFLEKSI (terlatih menilai diri sendiri baik pikiran maupun tindakan)
CARA PENGELOLAAN BAHAN PELAJARAN :
GURU / PENGAJAR PERLU MERENCANAKAN TUGAS DAN ALAT BELAJAR YANG
MENANTANG ARTINYA MENYEDIAKAN BEBERAPA PERTANYAAN YANG MENDORONG
SISWA BERNALAR ATAU MELAKUKAN KEGIATAN ILMIAH, PEMBERIAN UMPAN BALIK
YANG BERMAKNA DAN MENYEDIAKAN PROGRAM PENILAIAN YANG MEMUNGKINKAN
SEMUA SISWA MAMPU UNJUK KEMAMPUAN / MENDEMONSTRASIKAN KINERJA SEBAGAI
HASIL BELAJAR.
CARA PENGELOLAAN PERILAKU MENGAJAR :
“ Jika
perasaan tertekan, maka kerja otak tidak akan optimal. Otak dibajak secara
emosional”
DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR, HAL YANG PALING HARUS DIJAGA ADALAH PERILAKU
UNTUK TIDAK MENGGANGGU EMOSI ATAU PERASAAN SISWA ATAU ANAK DIDIK.
PERASAAN TERSINGGUNG, TERHINA, TERANCAM, MERASA DISEPELEKAN MERUPAKAN CONTOH
PERASAAN YANG AKAN MENGGANGGU KERJA OTAK DARI SISWA. UNTUK SISWA SEBAIKNYA :
DIPAHAMI, DIHARGAI, DICINTAI, MERASA BERNILAI DAN MERASA AMAN. PERILAKU GURU
SEBAIKNYA MENDENGARKAN SISWA, MENGHARGAI SISWA, MENGEMBANGKAN RASA PERCAYA
DIRI, MEMBERIKAN TANTANGAN YANG MASUK AKAL DAN MENCIPTAKAN SUASANA TIDAK
TAKUT SALAH / GAGAL PADA DIRI SISWA.
KONSEP PENGENALAN DIRI
MANUSIA
JASMANI &
ROHANI
CIPTA, RASA
& KARSA
NASIB,
KARAKTER,
KEBIASAAN
HAWA NAFSU
PARADIGMA ( VISI DAN NILAI ):
MATERIALISTIK ( DIRI ), KEHIDUPAN (SEKULER) DAN SPRITUAL
MATERIALISTIK
DAN SEKULER
MENDAPAT
KENIKMATAN
SESAAT
(HEDONISME)
SYAHWAT BATHNI
(MAKAN MINUM),
FARJI (LOBIDO),
KALAM (BICARA), NAWM
(TIDUR MALAS)
PEMBAHARUAN DIRI :
AMMARAH,
LAWWAMAH,
MUTHMA’INNAH
-FISIK : OLAHRAGA, NUTRISI
& MANAJEMEN STRESS
- MENTAL : MEMBACA,
VISUALISASI, PERENCANAAN
& MENULIS
- AGAMA : NILAI, KOMITMEN,
STUDI, MEDITASI/SHOLAT
-SOSIAL / EMOSIONAL :
PELAYANAN, EMPATI,
SINERGI, RASA AMAN
SPRITUAL
JASMANI  JAZAD  JANTUNG
ROHANI  RUH (HATI NURANI)
QALBU, HAYAT, HAWA
QALBU (HATI NURANI) : KESADARAN,
PERASAAN, KECERDASAN, IMAN DAN
KEMAUAN
8 KEBIASAN YANG SANGAT EFEKTIF :
VISI PRIBADI : JADILAH PROAKTIF
- KEPEMIMPINAN : MERUJUK TUJUAN AKHIR
- MANAJEMEN :DAHULUKAN YANG UTAMA
KEPEM.ANTAR PRIBADI : BERFIKIR MENANG KOMUNIKAIS EMPATI : BERUSAHA MENGERTI
DAHULU BARU DIMENGERTI
- KERJASAM KREATIF : WUJUDKAN SINERGI
- PEMBARUAN DIRI YANG SEIMBANG :
MEMPERTAJAM JASMANI DAN ROHANI
- DENGARKAN KATA HATI
TUBUH
DINAMIKA SISWA DALAM BELAJAR
EVALUASI
TINGGI
SINTESIS
ANALISIS
RENDAH
PENERAPAN
PEMAHAMAN
PENGETAHUAN
KEMAMPUAN MENILAI
BERDASARKAN NORMA /
KRITERIA TERTENTU
KEMAMPUAN MENYUSUN /
MEMBENTUK SUATU POLA BARU,
SEPERTI KARANGAN, RENCANA, DLL
KEMAMPUAN MEMISAHKAN DAN MEMBEDAKAN, SEPERTI MERINCI BAGIAN-BAGIAN,
HUBUNGAN ANTARA DAN SEBAGAINYA
KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH, MEMBUAT
BAGAN, MENGGUNAKAN KONSEP, KAIDAH PRINSIP
METODE DAN SEBAGAINYA
KEMAMPUAN MENERJEMAHKAN, MENAFSIRKAN,
MEMPERKIRAKAN, MEMAHAMI ISI POKOK, MENGARTIKAN TABEL
DAN SEBAGAINYA
KEMAMPUAN MENGETAHUI ATAU MENGINGAT ISTILAH, FAKTA,
ATURAN, URUTAN, METODE DAN SEBAGAINYA
HIRARKI JENIS PERILAKU DAN KEMAMPUAN INTERNAL (KOGNITIF)
DINAMIKA SISWA DALAM BELAJAR
PEMBENTUKAN POLA HIDUP
TINGGI
ORGANISASI
PENILAIAN DAN
PENENTUAN SIKAP
RENDAH
KEMAMPUAN MENGHAYATI
NILAI SEHINGGA MENJADI
PEGANGAN HIDUP
KEMAMPUAN MEMBENTUK SISTEM
NILAI SEBAGAI PEDOMAN HIDUP
KEMAMPUAN MEMBERI NILAI DAN
PARTISIPASI
MENENTUKAN SIKAP
KERELAAN MEMPERHATIKAN DAN
PENERIMAAN
BERPARTISIPASI DALAM SUATU KEGIATAN
KEMAMPUAN MENJADI PEKA TENTANG SESUATU HAL
DAN MENERIMA APA ADANYA
HIRARKI JENIS PERILAKU DAN KEMAMPUAN AFEKTIF
DINAMIKA SISWA DALAM BELAJAR
KREATIVITAS
TINGGI
PENYESUAIAN
GERAKAN KOMPLEKS
GERAKAN TERBIASA
RENDAH
GERAKAN TERBIMBING
KESIAPAN
PERSEPSI
KEMAMPUAN
MENCIPTAKAN POLA BARU
KEMAMPUAN MENGUBAH DAN
MENGATUR KEMBALI
BERKETRAMPILAN LUWES, LANCAR,
GESIT DAN LINCAH
BERKETRAMPILAN YANG BERPEGANG
PADA POLA
KEMAMPUAN MENIRU CONTOH
KEMAMPUAN BERSIAP DIRI SECARA FISIK
KEMAMPUAN MEMILAH-MILAH DAN KEPEKAAN TERHADAP BERBAGAI HAL
HIRARKI JENIS PERILAKU DAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK
PRINSIP – PRINSIP BELAJAR :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
PERHATIAN DAN MOTIVASI :
PERHATIAN ADALAH DAYA TARIK SESEORANG UNTUK MENGETAHUI SESUATU YANG BELUM
DIKETAHUINYA, SEDANGKAN MOTIVASI ADALAH TENAGA YANG MENGGERAKKAN DAN
MENGARAHKAN AKTIVITAS SESEORANG.
KEAKTIFAN : BERANEKA RAGAM BENTUKNYA, MULAI DARI KEGIATAN FISIK YANG MUDAH
DIAMATI SAMPAI KEGIATAN PSIKIS YANG SUSAH DIAMATI
KETERLIBATAN LANGSUNG : BELAJAR SEBAIKNYA DIALAMI MELALUI PERBUATAN
LANGSUNG. KETERLIBATAN SISWA DALAM BELAJAR BUKAN FISIK SEMATA, AKAN TETAPI
KETERLIBATAN MENTAL EMOSIONAL MERUPAKAN HAL YANG UTAMA
PENGULANGAN : DENGAN MENGADAKAN PENGULANGAN, MAKA DAYA MENGAMATI,
MENANGGAPI, MENGINGAT, MENGKHAYAL, MERASAKAN, BERFIKIR DAN SEBAGAINYA AKAN
BERKEMBANG DAN SEMAKIN SEMPURNA
TANTANGAN : MEMBERIKAN MOTIVASI UNTUK LEBIH GIAT DAN BERSEMANGAT BELAJAR
BALIKAN DAN PENGUATAN : HASIL YANG BAIK MERUPAKAN BALIKAN YANG
MENYENANGKAN DAN PENGUTAN POSITIF MAUPUN NEGATIF DAPAT MEMPERKUAT
BELAJAR
PERBEDAAN INDIVIDUAL : SISWA MERUPAKAN INDIVIDUAL YANG UNIK ARTINYA TIDAK ADA
DUA ORANG SISWA YANG SAMA PERSIS, PERBEDAAN ITU TERDAPAT PADA KARAKTERISTIK
PSIKIS, KEPRIBADIAN DAN SIFAT-SIFATNYA.
MOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR :
PERAN SEORANG GURU DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR SANGAT DIBUTUHKAN KHUSUSNYA
DALAM MEMOTIVASI SISWA / ANAK DIDIK. MENURUT BIGGS DAN TELFER (1987 : 96-117) MOTIVASI
BELAJAR SISWA TERBAGI DALAM 4 GOLONGAN YAITU :
- MOTIVASI INSTRUMENTAL BERARTI SISWA BELAJAR KARENA DIDORONG OLEH ADANYA
HADIAH ATAU MENGHINDARI HUKUMAN.
- MOTIVASI SOSIAL BERARTI SISWA BELAJAR UNTUK PENYELENGGARAAN TUGAS, DALAM HAL
INI KETERLIBATAN SISWA PADA TUGAS MENONJOL
- MOTIVASI INTRINSIK BERARTI BAHWA BELAJAR KARENA KEINGINANNYA SENDIRI
- MOTIVASI BERPRESTASI DAPAT DIBEDAKAN MENJADI DUA YAITU MOTIVASI BERPRESTASI
TINGGI DAN RENDAH.
MOTIVASI INSTRUMENTAL DAN SOSIAL MERUPAKAN KONDISI EKSTERNAL, SEDANGKAN MOTIVASI
INTRINSIK DAN BERPRESTASI MERUPAKAN KONDISI INTERNAL
DINAMIKA GURU / PENDIDIK DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA ADA YANG DAPAT DIPERKUAT DENGAN CARA PEMBELAJARAN DAN
HAL INI SANGAT TERGANTUNG PADA DINAMIKA GURU SEBAGAI PENDIDIK, UNTUK KONDISI
EKSTERNAL YANG PENTING DALAM PROSES BELAJAR ADALAH : BAHAN BELAJAR DAPAT
BERUJUD BENDA DAN ISI PENDIDIKAN, SUASANA BELAJAR (KONDISI GEDUNG, TATARUANG DAN
ALAT LAINNYA), MEDIA DAN SUMBER BELAJAR (KEBUN BIBIT, BINATANG, MUSEUM, DLL.), GURU
SEBAGAI SUBYEK PEMBELAJAR (BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN SISWA UNTUK MELAKUKAN
PENGUATAN PADA MOTIVASI BELAJAR).
PERAN SEORANG GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
MEMBUAT DISAIN PEMBELAJARAN SECARA TERTULIS, LENGKAP DAN MENYELURUH
MENINGKATKAN DIRI UNTUK MENJADI SEORANG GURU YANG BERKEPRIBADIAN UTUH
BERTINDAK SEBAGAI GURU YANG MENDIDIK
MENINGKATKAN PROFESIONALITAS KEGURUAN
MELAKUKAN PEMBELAJARAN SESUAI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN YANG
DISESUAIKAN DENGAN KONDISI SISWA, BAHAN BELAJAR, DAN KONDISI SEKOLAH
SETEMPAT, AGAR TERCIPTA PENINGKATAN MUTU BELAJAR
DALAM BERHADAPAN DENGAN SISWA, GURU BERPERAN SEBAGAI FASILITATOR,
PEMBIMBING BELAJAR, DAN PEMBERI BALIKAN BELAJAR. DENGAN ADANYA PERAN
TERSEBUT, MAKA SEBAGAI PEMBELAJAR GURU ADALAH PEMBALAJAR SEPANJANG
HAYAT.
YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR SISWA :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
CITA-CITA ATAU ASPIRASI SISWA
KEMAMPUAN SISWA
KONDISI SISWA
KONDISI LINGKUNGAN SISWA
UNSUR DINAMIS DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR
UPAYA GURU DALAM MEMBELAJARKAN SISWA
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR :
1.
OPTIMALISASI PENERAPAN PRINSIP BELAJAR :
BELAJAR JADI BERMAKNA BILA SISWA MENGETAHUI TUJUAN BELAJAR, DIHADAPKAN PADA
MASALAH YANG MENANTANG, GURU MAMPU MEMUSATKAN SEGALA KEMAMPUAN MENTAL
SISWA DALAM PROGRAM KEGIATAN TERTENTU, SETIAP SISWA DIBERI KESEMPATAN
MENAMPILKAN HASILNYA, SISWA MEMAHAMI PRINSIP PENILAIAN DAN FAEDAH NILAI
BELAJARNYA BAGI KEHIDUPAN DIKEMUDIAN HARI
2.
OPTIMALISASI UNSUR DINAMIS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN :
- PEMBERIAN KESEMPATAN PADA SISWA UNTUK MENGUNGKAP HAMBATAN BELAJAR YANG
DIALAMINYA
- MEMELIHARA MINAT/KEMAUAN DAN SEMANGAT BELAJAR
- MEMINTA KESEMPATAN PADA ORANG TUA ATAU WALI SISWA, AGAR MEMBERI
KESEMPATAN KEPADA SISWA UNTUK BERAKTUALISASI DIURI DALAM BELAJAR
- MEMANFAATKAN UNSUR LINGKUNGAN YANG MENDORONG BELAJAR
- MENGGUNAKAN WAKTU SECARA TERTIB, PENGUAT DAN SUASANA GEMBIRA
- GURU MEMBERIKAN KEPERCAYAAN UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA
3.
OPTIMALISASI PEMANFAATAN PENGALAMAN DAN KEMAMPUAN SISWA :
- SISWA DIBERI TUGAS MEMBACA BAHAN BELAJAR SEBELUMNYA
- GURU MEMPELAJARI HAL-HAL YANG SUKAR BAGI SISWA
- GURU MEMBANTU SISWA MEMECAHKAN HAL-HAL YANG SUKAR
- GURU MENGAJARKAN CARA MEMECAHKAN PERSOALAN DAN MENDIDIK KEBERANIAN
DALAM MENGATASI KESUKARAN/ PERSOALAN
- GURU MENGAJAK SERTA SISWA MENGALAMI DAN MENGATASI KESUKARAN
- GURU MEMBERIKAN KESEMPATAN YANG MAMPU MEMECAHKAN MASALAH UNTUK
MEMBANTU REKAN-REKANNYA YANG MENGALAMI KESUKARAN
- GURU MEMBERI PENGUATAN KEPADA SISWA YANG BERHASIL MENGATASI KESUKARANNYA
- GURU HARUS MENGHARGAI PENGALAMAN DAN KEMAMPUAN SISWA AGAR BELAJAR
SECARA MANDIRI
4.
PENGEMBANGAN CITA-CITA DAN ASPIRASI BELAJAR
- GURU MENCIPTAKAN SUASANA BELAJAR YANG MENGGEMBIRAKAN
- GURU MENGIKUT SERTAKAN SEMUA SISWA UNTUK MEMELIHARA FASILITAS BELAJAR
- GURU MENGAJAK SERTA SISWA UNTUK MEMBUAT PERLOMBAAN UNJUK BELAJAR
- GURU MENGAJAK SERTA ORANG TUA SISWA UNTUK MELENGKAPI FASILITAS BELAJAR
- GURU MEMBERANIKAN SISWA UNTUK MENCATAT KEINGINANNYA DI BUKU CATATANNYA
- GURU BEKERJA SAMA DENGAN PENDIDIK LAINNYA, UNTUK MENDIDIK DAN
MENGEMBANGKAN CITA-CITA BELAJAR SEPANJANG HAYAT SISWA.
KEMAMPUAN SISWA MENERIMA PELAJARAN :
ANAK DIDIK RATA-RATA MENERIMA 460 KOMENTAR NEGATIF ATAU KRITIK DAN 75 KOMENTAR
POSITIF ATAU DUKUNGAN SETIAP HARINYA.
METODE DAN FALSAFAH YANG EFEKTIF UNTUK SISWA/ ANAK DIDIK UNTUK MENADAPATKAN NILAI
DAN KEYAKINAN ADALAH :
LINGKUNGAN : POSITIF, AMAN, MENDUKUNG, SANTAI, PENJELAJAHAN DAN
MENGEMBIRAKAN
SUASANA LINGKUNGAN : NYAMAN, CUKUP PENERANGAN, ENAK DIPANDANG, ADA MUSIKNYA
FISIK LINGKUNGAN : GERAKAN, TEROBOSAN, PERUBAHAN KEADAAN, ADA PERMAINAN,
FISIOLOGI, ESTAFET DAN PARTISIPASI
SUMBER INTERAKSINYA : PENGETAHUAN, PENGALAMAN, HUBUNGAN DAN INSPIRASI
METODENYA : MENCONTOH, PERMAINAN, SIMULASI DAN SIMBOL
SUMBER BELAJAR UNTUK MEMPELAJARI KETERAMPILAN : MENGHAFAL, MEMBACA,
MENULIS,
MENCATAT, KREATIVITAS, CARA BELAJAR, KOMUNIKASI DAN HUBUNGAN
OTAK MANUSIA MEMPUNYAI 3 BAGIAN DASAR (THREE IN ONE)
1.
2.
3.
BATANG ATAU OTAK REPTILIA, BERFUNGSI SEBAGAI MOTOR SENSORIK, KELANGSUNGAN
HIDUP DAN HADAPI ATAU LARI
SISTEM LIMPIK ATAU OTAK MAMALIA, BERFUNGSI MENGONTROL PERASAAN/EMOSI,
MEMORI, BIORITMIK DAN SISTEM KEKEBALAN
NEOKORTEKS ATAU OTAK BERFIKIR, BERFUNGSI UNTUK BERFIKIR INTELEKTUAL,
PENALARAN, PERILAKU WARAS, BAHASA DAN KECERDASAN LEBIH TINGGI
CARA BERFIKIR OTAK KIRI DAN OTAK KANAN :
PROSES BERFIKIR OTAK KIRI BERSIFAT LOGIS, SEKUENSIAL, LINIER, DAN RASIONAL. CARA
BERFIKIRNYA SESUAI UNTUK TUGAS TERATUR EKSPRESI VERBAL, MENULIS, MEMBACA, MENELITI
ASOSIASI AUDITORIAL, MENEMPATKAN DETAIL DAN FAKTA, FENOTIK, SERTA SIMBOLIS.
SEDANGKAN OTAK KANAN BERSIFAT ACAK, TIDAK TERATUR, INTUITIF DAN HOLISTIK CARA
BERFIKIRNYA SESUAI UNTUK NONVERBAL, PERASAAN, EMOSI DAN KESADARAN YANG
BERKENAAN DENGAN PERASAAN, KESADARAN SPASIAL, PENGENALAN BENTUK DAN
POLA,MUSIK, SENI, KEPEKAAN WARNA, KREATIVITAS DAN VISUALISASI.
PROSES PENULISAN YANG EFEKTIF UNTUK SEMUA BENTUK TULISAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
TAHAP PERSIAPAN, MENGELOMPOKKKAN DAN MENULIS CEPAT
MEMBUAT DRAFT KASAR, GAGASAN DIEKSPLORASI DAN DIKEMBANGKAN
BERBAGI, SEORANG REKAN MEMBACA DRAFT TERSEBUT DAN MEMBERI UMPAN BALIK
MEMPERBAIKI, DARI UMPAN BALIK, PERBAIKI TULISAN TERSEBUT DAN BAGIKAN LAGI
TAHAP PENYUNTINGAN, PERBAIKI SEMUA KESALAHAN, TATA BAHASA DAN TANDA BACA
PENULISAN KEMBALI, MASUKKAN ISI YANG BARU DAN PERUBAHAN PENYUNTINGAN
EVALUASI, PERIKSA APAKAH TUGAS INI SUDAH SELESAI
KIAT UNTUK MEMPERLANCAR PENULISAN :
-
MULAILAH SECEPATNYA
CARI WAKTU YANG TEPAT
BACALAH APA SAJA
GUNAKAN WARNA
- PUTARLAH MUSIK
- BEROLAHRAGALAH
- MENGELOMPOK PEKERJAAN
KARYA ILMIAH ADALAH HASIL ATAU PRODUK MANUSIA ATAS DASAR PENGETAHUAN,
SIKAP DAN CARA BERFIKIR ILMIAH.
KARYA ILMIAH MENGANDUNG KEBENARAN ILMIAH, YAKNI KEBENARAN YANG TIDAK HANYA
DIDASARKAN ATAS`RASIO, TETAPI JUGA DAPAT DIBUKTIKAN SECARA EMPIRIS.
RASIONALISME DAN EMPIRISME INILAH YANG MENJADI TUMPUAN BERFIKIR MANUSIA.
RASIONALISME MENGANDALKAN KEMAMPUAN OTAK ATAU RASIO ATAU PENALARAN,
SEDANGKAN EMPIRISME MENGANDALKAN BUKTI ATAU FAKTA NYATA.
BERFIKIR RASIONAL (DEDUKTIF) DAN BERFIKIR EMPIRIS (INDUKTIF) ADALAH BERFIKIR ILMIAH.
SESEORANG YANG TELAH MEMILIKI ILMU DAN PENGETAHUAN ILMIAH (ILMUWAN) DITUNTUT
MEMILIKI SIFAT TERBUKA, JUJUR, TELITI, KRITIS, TIDAK MUDAH PERCAYA TANPA ADANYA
BUKTI-BUKTI, TIDAK CEPAT PUTUS ASA DAN TIDAK CEPAT PUAS DENGAN HASIL KARYANYA.
SIFAT TERSEBUT MERUPAKAN PENCERMINAN ILMIAH YANG PADA AKHIRNYA MEMPENGARUHI
CARA BERFIKIR DAN BERTINDAK.
BERFIKIR ILMIAH YANG MENGHASILKAN METODE ILMIAH, ADALAH :
1.
2.
3.
MERUMUSKAN MASALAH, YAKNI MENGAJUKAN PERTANYAAN UNTUK DICARI
JAWABANNYA. PERTANYAAN YANG DIAJUKAN HENDAKNYA PROBLEMATIS DALAM
PENGERTIAN MENGANDUNG BANYAK JAWABAN
MENGAJUKAN HIPOTESIS YAKNI JAWABAN SEMENTARA ATAU DUGAAN JAWABAN DARI
PERTANYAAN
VERIFIKASI DATA, ARTINYA MENGUMPULKAN DATA SECARA EMPIRIS, MENGOLAH DAN
MENGANALISIS UNTUK MENGUJI BENAR TIDAKNYA HIPOTESIS DAN MEMBUAT
KESIMPULAN APAKAH HIPOETSIS DITERIMA ATAU DITOLAK.
BERFIKIR ILMIAH, PENELITIAN ILMIAH DAN KARYA ILMIAH :
BERFIKIR ILMIAH ADALAH LANDASAN ATAU KERANGKA BERFIKIR PENELITIAN ILMIAH, DENGAN
KATA LAIN PENELITIAN ILMIAH ADALAH OPERASIONALISASI DARI BERFIKIR ILMIAH, SEDANGKAN
KARYA ILMIAH ADALAH HASIL ATAU PRODUK DARI PENELITIAN ILMIAH.
- MERUMUSKAN MASALAH, LANGKAHNYA KONSEPTUALISASI MASALAH PENELITIAN, SEHINGGA
JELAS RUMUSAN MASALAHNYA, JELAS RUANG RUANG LINGKUPNYA, DANA JELAS BATASAN
KONSEP DAN BATASAN OPERASIONALNYA, LAPORAN BERUPA BAB I : PENGAJUAN MASALAH,
MELIPUTI LATAR BELAKANG, IDENTIFIKASI MASALAH, BATASAN MASALAH, RUMUSAN
MASALAH, DEFINISI OPERASIONAL, TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN
- MERUMUSKAN HIPOTESIS, LANGKAHNYA BERFIKIR RASIONAL DALAM MENGKAJI TEORI,
LAPORANNYA BERUPA BAB II. : KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR, MELIPUTI
PEMBAHASAN TEORI, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN,.
- VERIFIKASI DATA UNTUK MENGUJI UNTUK MENGUJI HIPOTESIS, LANGKAHNYA :
PENGUMPULAN DATA LAPANGAN (HASIL PENGUJIAN) UNTUK PEMECAHAN MASALAH
PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN MENGUJI HIPOTESIS, LAPORANNYA BERUPA BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN, MELIPUTI ; TUJUAN KHUSUS PENELITIAN, METODE DAN DISAIN,
INSTRUMEN PENELITIAN, SAMPEL PENELITIAN, TEKNIK ANALISIS DATA, PROSEDUR
PENELITIAN, SERTA HASIL PENELITIAN BAB IV, YANG MELIPUTI : VARIABEL YANG DITELITI,
DISKRIPSI HASIL PENELITIAN , PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
- MENARIK KESIMPULAN, LANGKAHNYA : MENERIMA ATAU MENOLAK HIPOTESIS PENELITIAN,
LAPORANNYA BERUPA BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN, RANGKUMAN PENELITIAN,
Download