RISIKO PERBANKAN Perbankan adalah lembaga yang paling rentan atau berdekatan dengan risiko, khususnya risiko yang berkaitan dengan uang. Risiko perbankan adalahrisiko yang dialami sektor bisnis perbankan sebagai bentuk dari berbagai keputusan yang dilakukan dalamberbagai bidang seperti keputusan penyaluran kredit, penerbitan kartu kredit, valuta asing,inkaso dan berbagai bentuk keputusan finansial lainnya, dimana itu telah menimbulkan kerugian bagi perbankan tersebut dalambentuk finansial. Situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami perkembangan pesat, dan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha perbankan sehingga meningkatkan kebutuhan : praktek tata kelola Bank yang sehat (good corporate governance) dan penerapan manajemen risiko. Penerapan manajemen risiko tersebut akan memberikan manfaat, baik kepada perbankan maupun otoritas pengawasan Bank. Esensi dari penerapan manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali pada batas / limit yang dapat diterima serta menguntungkan Bank. Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak diperkirakan (unanticipated) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan Bank. Untuk dapat menerapkan proses manajemen risiko, maka Bank harus secara tepat : mengidentifikasi risiko secara akurat, melakukan pengukuran, melakukan pemantauan dan melakukan pengendalian risiko. Agar Bank mampu mengkalkulasi eksposur risiko yang melekat pada kegiatan usahanya sehingga Bank dapat memperkirakan dampaknya terhadap permodalan yang seharusnya dipelihara dalam rangka mendukung kegiatan usaha dimaksud. Mengapa Manajemen Risiko diperlukan oleh dunia Perbankan? Semakin seringnya terjadi kerugian pada lembaga keuangan (bentuknya apa ?) Banyak produk dan jasa yang mirip satu dengan lainnya diantara lembaga keuangan tsb (risiko Pasar/Manajemen). Perkembangan layanan dengan menggunakan teknologi sering berpengaruh pada sistem layanan (masalah-masalah IT) Beberapa Contoh Risiko yang Pernah terjadi dalam Industri Bank Dalam Negri Bank BNI : L/C fiktif, kerugian +/- Rp 1,7 triliun Bank BRI : Cash Collateral Credit, kerugian +/- Rp 297 M Bank Mandiri : Deposito fiktif, kerugian +/- Rp 39M dll Risiko apa yang dihadapi dunia Perbankan ? Penyaluran dana yang salah sasaran Kinerja SDM yang buruk Kondisi perekonomian makro yang buruk Persaingan yang semakin ketat antar lembaga perbankan Perkembangan teknologi Defenisi Risiko Perbankan dan Persepsi 1. Tingkat ketidak pastian dan net return yg akan terjadi (JP.Morgan) 2. The likely swing of profit which is caused by interest rate movement,foreign exchange, payment, technology ect. Defenisi Risiko Perbankan dan Persepsi 3. Merupakan perubahan negatif yg mungkin terjadi atas nilai suatu portofolio aset yg dapat diukur dg probabilitas tertentu dalam rentang waktu yg diketahui 4. Faktor potensial yg dapat menyebabkan kerugian keuangan pada modal bank Sudut Pandang Terhadap Risiko Perbankan Risiko adalah multidimensional Risiko saling berhubungan satu dengan lainnya Eksposure risiko yang sulit dipahami berada pada risiko-risiko yang saling tumpang tindih Besar kecilnya risiko-risiko Perbankan Besar kecilnya risiko-risiko tersebut akan sangat tergantung pada berbagai faktor (risk exposures) seperti : 1. kemampuan dari manajemen bank untuk membaca dan memprediksi pergerakan suku bunga, perubahan-perubahan yang terjadi di pasar 2. risk appetite dari pengelola bank itu sendiri apakah cenderung bersifat tinggi atau rendah. Untuk meminimalisir risiko-risiko yang dihadapi oleh suatu bank, maka manajemen bank harus memiliki keahlian dan kompetensi yang memadai sehingga segala macam risiko yang berpotensi untuk muncul dapat diantisipasi dari sejak awal dan dicarikan cara penanggulangannya. Golongan dan Jenis Risiko Perbankan 1. Risiko Operasional Risiko Hukum Risiko Reputasi Risiko Kepatuhan 2. Risiko Kredit Risiko Likuiditas 3. Risiko Pasar Risiko Strategik Diantara ketiga golongan dan jenis risiko perbankan di atas mana yg berakibat kerugian terbesar ? Mengapa? Risiko operasional dapat mengancam modal bank 2. Risiko operasional merupakan akar penyebab hampir semua kerugian derivatif yg besar (berdasar pengalaman) 3. Risiko operasional adalah penyebab utama kebangkrutan dalam industri perbankan 4. Regulator merencanakan meminta bank-bank untuk menyisihkan modal guna menutupi kerugian operasional 1. Dimana dan Kapan Risiko Operasional terjadi ? Dapat terjadi di seluruh organisasi pada front office dan back office Dapat terjadi pada aktivitas-aktivitas sebelum, selama dan setelah penyelesaian transaksi bisnis Atau tidak ada kaitannya dengan aktivitas langsung Penyebab Risiko Operasional 1. 2. 3. 4. SDM Teknologi Proses Peristiwa-peristiwa eksternal Penyebab Risiko Operasional 1. SDM Avallability (keserakahan) Skill Training motivation Attitude 2. Teknologi Reliability Integrity Continuity Penyebab Risiko Operasional 3. Proses Presedur Volume Authorization Limit controls 4. Peristiwa eksternal Riot (kerusuhan) Force majeure Regulations ect Bentuk – bentuk risiko SDM Jumlah pegawai yang tidak sebanding dengan beban pekerjaan Penempatan pegawai yang tidak sesuai klasifikasi Keterbatasan kemampuan, keahlian, kurang pelatihan dan training Kurang motivasi, munculnya frustasi Ketergantungan pada beberapa pegawai kunci dll Bentuk – bentuk risiko Teknologi Kemampuan rendah Kompleksitas tinggi Sulit dalam pengoperasian, pemeliharaan atau pengembangan Bentuk-bentuk Risiko Proses Disain proses yang tidak tepat Prosedur yang tidak tagas dan jela Pemberian dan penetapan wewenang yang tidak terkendali Dalam Fahmi (2016) disebutkan bahwa terdapat empat risiko yang disyaratkan oleh BI untuk dikelola oleh perbankan : 1) Risiko Kredit, disebabkan oleh ketidakmampuan debitur dalam memenuhi kewajibannya sebagaimana yang disyaratkan pihak kreditur. 3) Risiko Operasional,timbulkarena faktor internal bank sendiri seperti kesalahan pada sistem komputer,human error dll. 3) Risiko Pasar, disebabkan adanya pergerakan pasar dari kondisi normal ke kondisi di luar prediksi Risiko Nilai Tukar Risiko Tingkat Bunga 4) RisikoLikuiditas Risiko yang dialami pihak perbankan karena ketidakmampuannya memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dalam Fahmi (2016) disebutkan : Hasil riset menunjukkan bahwa risiko terbesar yang dialami oleh pihak perbankan adalah risiko kredit. Hal ini dapat dilihat karena banyaknya bank yang mengalami take over atau dibekukan operasinya karena timbulnya angka kredit macet dalam jumlah yang begitu tinggi. Pengawasan Perbankan sebagai Bagian Menghindari Risiko Secara umum, pengawasan pada lembaga perbankan ada 2 yaitu : 1) Pengawasan yang dilakukan oleh internal perbankan Pengawasan internaloleh direktur kepatuhan, satuan kerja audit intern dan sistem pengawasan melekat. 2) Pengawasan yang dilakukan oleh eksternal perbankan Dilakukan oleh bank sentral dan OJK. Bentuk Pemeriksaan Selain pegawasan, terdapat dua bentuk pemeriksaan yaitu : 1) Pemeriksaan Umum Disebut juga pengawasan langsung. Pemeriksaan dilakukan terhadap semua aspek bank yakni keadaan keuangan, kegiatan usaha,manajemen dan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlakuserta sejauhmana bank mengelola risiko yang ada. 2) Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan terhadap aspek tertentu dari bank yang terkait dengan pos neraca, sistem pengelolaan, kepatuhan terhadap ketentuan (misal Kecukupan Modal/CAR). Antisipasi Perbankan dalam Menghadapi Tindak Pidana Perbankan Beberapa langkah strategisyang dapat dilakukan oleh bank dalam mengantisipasi terjadinya tindak pindana : (1) General Awareness Seluruh pegawai harus mempunyai kesadaran. (2) Good Understanding Pemahaman tentang perlunya pedoman standar pengawasandan pengamananoperasional perbankan. (3) Risk Assesment Mencantumkan kemungkinan terjadinya kejahatan pada penilaian risiko bisnis. Harus ada pedoman pengawasan pada perumusan action plan dan strategic operational dari manajer sampai front office. Penerapan Manajemen Risiko oleh Bank sekurang-kurangnya mencakup: pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit; kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Aplikasi Manajemen Risiko Bank yang memiliki ukuran dan kompleksitas usaha yang tinggi wajib menerapkan manajemen risiko untuk seluruh jenis risiko. Bank yang tidak memiliki ukuran dan kompleksitas usaha yang tinggi wajib menerapkan manajemen risiko sekurangkurangnya untuk 4 jenis risiko, yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, risiko Likuiditas dan Risiko Operasional Bank yang dianggap memiliki ukuran dan kompleksitas usaha yang tinggi antara lain apabila memenuhi salah satu kondisi sbb.: Bank memeiliki aktiva sebesar Rp10Trilyun Bank aktif secara internasional Bank memiliki 30 kantor cabang atau lebih Bank memiliki 150ribu nasabah atau lebih Bank memiliki tingkat keragaman yang tinggi dalam transaksi/produk/jasa Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko merupakan arahan tertulis dalam menerapkan manajemen risiko dan harus sejalan dengan visi, misi, dan rencana strategik Bank serta lebih terfokus pada risiko yang relevan pada aktivitas fungsional Bank. Penetapan Kebijakan Manajemen Risiko antara lain dengan cara menyusun Strategi Manajemen Risiko, yang memastikan bahwa: 1. Bank tetap mempertahankan eksposur risiko yang sesuai dengan kebijakan, prosedur intern Bank, peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku; 2. Bank dikelola oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, pengalaman, dan keahlian di bidang manajemen risiko, sesuai dengan kompleksitas dan kemampuan usaha Bank. Kebijakan Manajemen Risiko sekurang-kurangnya memuat: penetapan risiko yang terkait dengan produk dan transaksi penetapan penggunaan metode pengukuran dan sistem informasi manajemen risiko, penentuan limit dan penetapan toleransi risiko penetapan sistem pengendalian intern dalam penerapan manajemen risiko penetapan penilaian peringkat risiko (risk rating process) penyusunan rencana darurat (cintingency plan) atas kemungkinan kondisi eksternal dan internal terburuk. Limit-Limit Risiko Prosedur dan penetapan limit risiko sekurangkurangnya mencakup: 1) Akuntabilitas dan jenjang delegasi wewenang yang jelas; 2) Dokumentasi prosedur dan penetapan limit secara memadai dan 3) Pelaksanaan kaji ulang terhadap prosedur dan penetapan limit secara berkala. Penetapan limit risiko didasarkan atas: limit secara keseluruhan, limit per jenis risiko (mis. Loan, derivatives off balance sheet, settlement, tenor, committed atau uncommitted) dan limit per aktivitas fungsional tertentu yang memiliki eksposur risiko (mis. by sector, by product type, by commodity) Dokumentasi minimal yang harus ada. Bank wajib menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia action plan Realisasi action plan Profil risiko Produk dan aktivitas baru Laporan lain