Tenni Teknis Fungsional Aon Penelm 2002 MANFAAT PEMERIKSAAN GAMBARAN DARAH UMUM PADA TERNAK RUMINANSIA St ; )s .a :% nt Balai Penelitian Ternak . PC). BOX 221 Bogor 16002 RINGKASAN Darah merupakan bagian tubuh fang berbentuk cairan clan memegang peranan penting dalam proses fisiologis clan patologis . Pemeriksaan gambaran darah pada ruminansia di perlukan untuk mengetahui kebugaran kesehatan ternak . menge%aluasi serta mendiagnosa penyakit clan mengexaluasi hasil pengobatan . Parameter hematologik yang biasa dilakukan meliputi pemeriksaan kadar hemaglobin (lib) . .jumlah sel darah merah (eritrosit) clan sel darah putih (leukosit) serta Fiematokrit (PCV ) . I ntuk dapat memberikan arti pada hasil pemeriksaan darah di perlukan data darah normal (standar) clan ternak ruminansia . Apabila terjadi penyimpangan status lisiologi ternak maka komponen clan sitat darah akan mengalami perubahan _juga clikatakan bahNca _jika parameter tersebut di atas dalam batas normal maka metabolisme . pertumbuhan serta ketahanan tuhuh clan ternak dapat dinyatakan baik . PENDAHULUAN Darah merupakan jaringan cair. bereclar dalam tubuh melalui jantung. pembuluh-pembuluh darah kapiler clan pembuluh darah vena di dalamnya terdapat benda-benda padat yang melayang (sel-sel darah) clan sel-sel darah terpisah serta bebas di dalam sistem pembuluh darah (BRAHMANA . clan SINULINGGA . 1974). Volume darah yang ada di dalam tubuh berkisar 6-8 dari berat tubuh. berat jenis darah mamalia 1 .040 -1 .050. PH 7.3 -7 .5 clan tekanan osmotik sekitar 7 atmosfir (SVENDSEN. 1974). Warna darah tergantung pada kandungan Oksigennya . darah pembuluh arteri yang kaya oksigen berwarna merah cerah/menyala sedangkan darah dari vena yang mengandung karbon di oksida (CO, ) atau sedikit oksigennya berwarna merah tua sampai kecoklat-coklatan . Peran utama darah adalah sebagai media transportasi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke sel-sel jaringan tubuh clan CO, ke paru-paru. membawa bahan makanan dari usus ke sel-sel tubuh. mengangkut zat-zat tak terpakai sebagai hasil metabolisme untuk di keluarkan dari tubuh. mentransfer enzim-enzim clan hormon . mengatur suhu tubuh. clan keseimbangan cairan asam-basa. pertahanan tubuh terhadap infiltrasi benda-benda asing clan mikroorganisme . ikut berperan dalam mempertahankan keseimbangan air. clan penggumpalan/pembekuan darah untuk mencegah terjadinya kehilangan darah yang berlebihan pada waktu luka. lenm /wins f nngsroncnl \on Penelm 1 00 Tujuan penulisan ini untuk mengkaji manfaat perbaikan kesehatan umum ternak . darah umum dalam memantau. mengevaluasll kesehatan ternak secara umum serta cara pengobatannva . DNCOM .MITTED c!EM lFc. CCI.r :ufT :_L COW.1I ;TCO SFCM :;:I: I I S'I: .M r:1LL nlo, .ools ;l Mieiobla,t LivFoblast I ProuieIusrtl _.-- Mielu :it Prosoncs,t 11~ . 5asofil 1--1w Nttroiil COM~ .+ :?TEti SIIIr,1 -1: L .I I 1114W ;r'.M CE L'. Prueritrublast Prolisfosit ~Norsoblast such fosinofiI COrIMII ;11) I 11W llormablast ant ;: Megakarioblast I l U ', Megakario .i t I I Mr_t2~ui~" ~,, il J". :en n Linfosit besar M,;nG " 1t Petikulosit u Y o 0so d` 8 ,0i 5c,)nwv, teJ Lisfosit kecil Monos, I Makrofag jar : ngan Polisorfonuklear (granulosit) Eritrosit 0 0 6 008 V ob o u0 . / 0 0v v Tronbosit ~umber : (ianonL . 1980 . I isioloui hedokteran . (pambar I . Skema Perkembangan bentuk Flemen Darah dari Sel-sel SUmNUm l ulanr- leinn leknis l-iingslonul \on Nenelln _1111= Tabel I . Gambaran Darah Normal Ternak Ruminansia 'T Domba Parameter Eritrosit (x10" Mm' Kambing { Kerbau I x_8.0-16,0 Leukosit 1 10'-mm') _ _ Hematokrit (pev) (°%) _fi Hemoglobin (Hb) (gA,) -8 .0-18.0 --~(12.0) (13)_ 4.0-12.0 4,0-13 .0 (8 .0) __19,0_1 24 .0-50.0-_ 19-38 (38,0 ) (28) 8-16 8-14 (12) 111) 5.1 _33 11 .34 36 10 .34 Sapi .0-10 5 (7) 4.0-12.0 (8 .0) 24-46 (3 5 ) 8-I (I I) Sumber : Sharma et al ( 1973) (Kerhau ) . Schalm et al ( 1975) (Domba . Kambing . Sapi PEMBAHASAN Pemeriksaan darah ternak ruminansia _Yang umum clan biasa dilakukan vaitu untuk mengetahui kesehatan umum ternak clan mendiagnosa suatu penyakit secara umum penghitungan jumlah eritrosit . leukosit . PCV clan hemoglobin (Hb). Eritrosit Eritosit di dalam afran darah mamalia merupakan sel-sel Yang ticlak berinti clan tidak bergerak (Schalm et al. . 197-5) (Gambar 2). Eritrosit pada awal perkembangan embryo, diproduksi di kantung kuning telur . kemudian di buat di hati. limpa clan kelenjar-kelenjar getah bening. Setelah hewan lahir pembentukan eritrosit berlangsung di sumsum tulang . Pada proses pembentukan eritosit dibutuhkan mutrien-nutrien esensial seperti vitamin B,= (Cyanocobalamin). Masing-masing molekul menganclung satu atom Cobalt Yang berfungsi dalam penclewasaan eritrosit . Mineral-mineral lainnya )anu dibutuhkan adalah . tembaga untuk pembentukan molekul hemoglobin clan tembaga sangat esensial sebagai koenzim/katalisator dalam sintesa Hb sedangkan Cobalt merupakan bahan esensial untuk Ruminansia clan dibutuhkan oleh m1kroorganisme dalam pembentukan vitamin B,= dalam rumen . Faktor yang mempengaruhi kualitas eritrosit bukan saja jumlah selselnya tetapi juga kadar Hb PCV clan kadar konstituen darah lainnya . Faktor lain yang clapat mempengaruhi kualitas eritrosit adalah . umur. sex. gizi . kehamilan, laktasi . iklim . fase estrus clan ketinggian lakasi (Widjajakusuma clan Sikar .l986) . Bila pada ternak ruminansia terjadi defisiensi vitamin dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan clan perkembangan eritosit misalnya penyakit anemia terjadi apabila jumlah sel-sel darah merah yang fungsional atau jumlah hemoglobin berkurang jauh di bawah keaclaan normal . Anemia lenni 7ekms l-- unKsional ion Penelin =1)11= dapat terjadi karena pembentukan darah yang kurang memadai karena gizi yang tidak baik termasuk disini adanya defisiensi zat besi . C(,.Vitamin dan asam-asam amino di dalam makanan . tapi dapat juga di sebabkan oleh hilangnya darah karena perdarahan dari luka atau karena parasit seperti cacing . perut . atau karena sel-sel darah merah tidak berhasil menjadi masak secara normal (FRANDSON .1993) . Sedangkan pada polisitemia atau peningkatan produksi eritrosit bisa di sebabkan karena adanya hipoksia jaringan akibat kadar oksigen dalam udara terlalu rendah . transportasi oksigen dari alveoli paru-paru ke sirkulasi terganggu hemoglobin tidak dapat melepaskan Oksigen ke jaringan . Gambar 2. Darah Sel Darah Merah (eritrosit) pada Sapi dan Domba Leukosit Leukosit sangat berbeda dari eritrosit karena adanya Nucleus (inti) dan memiliki kemampuan gerak yang independen (FRANDSON . 1993) masa hidup sel-sel darah putih (leukosit) sangatlah bervariasi mulai dari beberapa jam untuk granulosit sampai bulanan untuk monosit dan bahkan tahunan untuk limposit (Gambar 3). Didalam aliran darah kebanyakan sel-sel darah putih bersifat nonfungsional dan hanya di angkut ke jaringan ketika dan dimana dibutuhkan saja. Sel darah putih dibagi kedalam 2 golongan yaitu : granolosit (adanya bintik granula) terdiri dari Netrofil . Eosinofil . Basofil . yang termasuk Agranulosit : (SVENDSEN . 1974). limposit . & monosit . Peningkatan jumlah Leokosit (leukositasis) sering disebabkan oleh infeksi . umum . infeksi lokal . intoksikasi dan obat-obatan . pertumbuhan neoplasma Nang ganas. perdarahan akut di dalam rongga tubuh. hemolisis I ;t, /emu /ekno h-ungsirnral %on Penelm -00= eritrosit clan leukimia. sedangkan penurunan jumlah leukosit (leukopenia) biasanya disebabkan oleh perubahan di dalam sumsum tulang . Coles (1980) menyebutnya dengan istilah " empat D" . degenerasi. depresi . deplesi (kekosongan) clan destruksi (kerusakan) dari sumsum tulang . Leukopema disebabkan oleh infeksi virus. bakteri . kakeria/kelemaha n pengaruh pisik (radiasi sinar X/radio aktit). pengaruh zat-zat kimia termasuk di dalamnya zatzat anti biotika. inogranik (benzene. bismuth. Hg) clan Alergi . Segmented neutrophils . Gambar Darah 3 . Sel Darah Putih (leukosit) Hematokrit (PCV) Pada temak-ternak yang sehat (Normal) penghitungan PCV harus sebanding dengan jumlah eritrosit clan kadar H,, . Hematokrit di pergunakan untuk menghitung jumlah darah clan untuk mengecek .jumlah sel darah merah. meskipun hematokrit bukan pengukuran Volume darah yang tepat . derajat hemokonsentrasi pada syok clan berhubungan dengan kesehatan . trauma clan luka-luka bakar dapat dinilai dengan hematokrit (Mitruka clan Rawnsley . 1977) Duncan ( 1977) menyatakan saat perdarahan jumlah eritrosit yang hilang berbanding lurus dengan plasmanya . sehingga nilai hematokrit pada saat perdarahan ticlak berubah .nilai hematokrit akan menurun pada keadaan bunting . kelebihan cairan . clan anemia. Juga sebaliknya akan meningkat bila kekurangan minum (dehidrasi) . akibat epineprin clan polisitemia . 7enm rekms Fnnsional .Aon Penelin =00_ Hemoglobin (Hb) Hemoglobin merupakan pigmen eritrosit vang terdiri dari protein komplex terkonyugasi yang mengandung besi . Protemnya adalah globin suatu histon . Warna hemoglobin senyawa metalik disebabkan oleh heme yaitu suatu senyawa yang mengandung suatu atom besi (Widjajakusuma dan Sikar. 1986). ditambah globin yang merupakan protein globular yang terdiri dari 4 rantai asam-asam amino. Hemoglobin mengandung dengan oksigen udara yang terdapat di dalam paru hingga terbentuklah oksihemoglobin yang selanjutnya melepaskan oksigen itu ke sel-sel jaringan dalam tubuh. karena adanya hemoglobin . darah dapat mengangkut sekitar 60 kali oksigen lebih banyak di bandingkan dengan air dalam jumlah kondisi yang sama (FRANDSON. 1993) Biosintesis Hn mulai di dalam eritrosit dan berlangsung terus di tahaptahap selanjutnya dalam perkembangan sel darah merah . Selama nukleus masih ada di dalam sel darah merah pembentukan Hb terus berlangsung. Hemoglobin . Hematokrit dan eritrosit akan meningkat apabila hewan dalam keadaan takut atau hewan dalam keadaan gembira. Hal ini di sebabkan karena dilepaskannya katekolamin (epineprin/norepineprin) . akibatnya.tekanan darah meningkat dan di sertai kontraksi dari limpa sehingga ertrosit akan di pindahkan untuk ikut aliran darah begitu juga jika teriadi penurunan H,, bisa di sebabkan salah satunya oleh anemia. KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat di simpulkan. jika hubungan parameter tersebut seperti eritrosit. hematokrit. hemaglobin dan leukosit baik maka di harapkan metabolisme. pertumbuhan dan ketahanan tubuh ternak ruminansia akan saja baik serta sehat. Manfaatnya bisa dipakai untuk mengetahui ternak-ternak yang sakit terutama yang disebabkan oleh penyakit darah seperti: anemia. parasit darah dengan tanda-tanda klinis muka pucat. kurus dan lemas DAFTAR BACAAN Brahmana .K. dan S. Sinulingga. 1974 . Hematologi . Medan . Coles. E.H .1980. Veterinan clinical patholoKv. 3 rd Ed. W.B . Saunder Company. philadelphia . London . Toronto Duncan. J.R .K.W . Prase. 1977 . G'eterinarv Lahoratan_ , Medicine . Clinical Patholoy . The Iowa state University Press. Ames . Iowa. lenni rekncs Fungsionol Non Penelin ?002 Frandson .R.D. 1993 . Dara h dan cairan tubuh lainnya. Anatomi dun Fisiologi ternak. edisi ke 4 Gajah Mada University Press. Ganong. W.F . 1980 . Fisiolog i Kedokteran . Ed 9 (Reviewof Medical physiology . Terj . Sutarman) I .G .C . Penerbit buku kedokteran . Jakarta Mitruka . B .M . anda H .M. Rawnsley. 1977 . Clinical Biochemical and Hematogical Reference Galuesin Normal Experimental Animals. Mason Publishing . U .S A . Schalm . O.W . Jain, N .C and Carrol E.J. 1975 . 11'eteriner Haematology. Lea & Fibiger Philadelphia . P. 154.208.374. Sharma. D.P.P .D. Mali k and KL . Sapra. 1973 . Agevvisei and Species . Wise hematological studies in,farms animal . Indian . J . Anim . Sci 43 : 289295 . Svendsen . P. 1974 . An Introduction to Animal Phv.viologv. The Avi Publishing Company . Inc.. West . Connecticut USA. Widjajakusuma. R dan H. Sikar. 1986 . Fisiologi Hewan. Laboratorium Fisiologi dan Farmakologi FKH . IPB. Bogor .