KOMUNIKASI NONVERBAL PENGERTIAN KOMUNIKASI NONVERBAL Pesan-pesan yang diekspresikan secara sengaja atau tidak sengaja melalui gerakan/tindakan/perilaku atau suara-suara atau vokal yang berbeda dari penggunaan kata-kata dalam bahasa (Sasa Djuarsa Sendjaja, 2001). Tindakan-tindakan manusia yang secara sengaja dikirimkan dan diintepretasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi akan adanya umpan balik (feedback) yang menerimanya (Judee K.Burgon & Thomas J.Saine, 1978). FUNGSI KOMUNIKASI NONVERBAL Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah fungsi penting. Periset nonverbal mengidentifikasi enam fungsi utama (Ekman, 1965; Knapp, 1978) yaitu: 1. Untuk Menekankan Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal, misalnya tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau memukulkan tangan ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu. 2. Untuk Melengkapi (Complement) Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal, misalnya tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang. 3. Untuk Menunjukkan Kontradiksi Manusia juga dapat secara sengaja mempertentangkan pesan verbal dengan gerakan nonverbal. Sebagai contoh, menyilangkan jari atau mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang dikatakan adalah tidak benar. 4. Untuk Mengatur Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan untuk mengatur pesan verbal. Misalnya mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan, atau membuat gerakan tangan untuk menunjukkan keinginan mengatakan sesuatu. Bisa juga mengangkat tangan atau menyuarakan jenak (pause) (misalnya, dengan menggumamkan “umm”) untuk memperhatikan bahwa anda belum selesai bicara. 5. Untuk Mengulangi Melalui kode nonverbal dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal. Misalnya, menyertai pernyataan verbal “apa benar?” dengan mengangkat alis mata anda, atau anda dapat menggerakkan kepala atau tangan untuk mengulangi pesan verbal “Ayo kita pergi”. 6. Untuk Menggantikan Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal, misalnya, mengatakan “oke” dengan tangan tanpa berkata apa-apa. Menganggukkan kepala untuk mengatakan “ya” atau menggelengkan kepala untuk mengatakan “tidak”. CIRI-CIRI KOMUNIKASI NONVERBAL 1. Isyarat nonverbal bersifat komunikatif Dalam satu interaksi, setiap perilaku nonverbal selalu mengkomunikasikan sesuatu. Dengan kata lain,kita tidak mungkin tidak bertingkah laku, contoh diam. Saat diam, kita juga sudah mengkomunikasikan sesuatu, duduk diam mendengarkan musik. Apa yang sedang dilakukan atau tidak dilakukan, sengaja atau tidak sengaja, di situ ada pesan yang dapat dibaca atau ditafsirkan oleh orang lain. Devito menyebutkan gerakan otot di sekitar mata, tingkat kontak mata, atau cara mereka saling memandang, semua memberikan petunjuk bagi kita untuk memberi penilaian. Setiap perilaku itu mempunyai makna, masing-masing melakukan komunikasi. 2. Isyarat nonverbal bersifat kontekstual Artinya pesan yang terkandung dalam isyarat non-verbal tergantung pada konteksnya (tempat, waktu dan situasi). Mengedipkan mata pada seorang wanita di bis kota dan dimeja poker beda maknanya. Kedipan di meja poker akan mendapat uang banyak, kedipan di bis kota, sifatnya menggoda. 3. Isyarat nonverbal bersifat paket Perilaku nonverbal, apakah itu gerakan tangan, mata, otot tubuh, biasanya bersifat paket. Semua bagian tubuh biasanya berkerja sama untuk komunikasikan makna tertentu. Misalnya, kita ingin mengetahui seseorang sedang marah atau tidak, maka isyarat kita lihat adalah apakah kata-kata verbalnya diikuti isyarat nonverbal, seperti tubuh dan wajah yang memegang, dahi berkerut, dan sikap yang sedang siap untuk berkelahi. 4. Isyarat nonverbal dapat dipercaya Hasil peneletian menunjukkan hampir selalu terdapat kekonsistenan antara bahasa verbal dan nonverbal pun berdusta. Hasil penelitian para akhli juga menemukan, biasanya orang berbohong saat berbicara, menggunakan kata-kata lebih sedikit. Orang yang berbohong cenderung menggunakan jeda (pause) yang lebih lama, sebelum menjawab pertanyaan. Ciri lain orang berbohong, mereka yang menggunakan kata-kata yang konkret. Mereka biasanya menggunakan istilah-istilah yang umum seperti, “Yah, seperti itulah”. Mereka juga jarang menyebutkan nama tempat atau nama orang secara spesifik. Ciri lainnya adalah saat bicara sering menutup mulutnya dengan tangan yang posisi ibu jarinya di pipi. 5. Isyarat nonverbal dikendalikan oleh aturan Ada beberap aturan-aturan yang berlaku dalam proses nonverbal. Hanya memiliki kedudukan lebih tinggi yang boleh menyentuh pundak. Misal seorang direktur menyentuh pundak bawahannya, bukan bawahannya yang menyentuh pundak direkturnya, risikonya akan dipecat. Selain itu, bila atasannya ingin berdiri di dekat bawahannya, maka posisinya cenderung lebih dekat dibanding bila sang bawahan yang memiliki keinginan untuk mendekat, pasti jarak bawahan lebih jauh. 6. Isyarat nonverbal bersifat metakomunikasi Antara pesan yang satu dengan pesan yang lain (baik isyarat verbal dengan isyarat nonverbal, atau isyarat nonverbal dengan isyarat nonverbal) saling berhubungan, saling mengkomunikasikan, dan saling menguatkan. Misalnya, seorang sales sedang menawarkan produknya kepada calon customer-nya. Ia tidak hanya berkomunikasi secara verbal, tetapi juga berkomunikasi nonverbal. Kata-katanya, penampilan tubuh, gaya rambut, cara berpakaian, jam tangan,dan cara berjalan, semua mengkomunikasikan dirinya serta produk yang ditawarkan. JENIS-JENIS KOMUNIKASI NONVERBAL 1. Komunikasi Tubuh Jalan pertama di antara semua jalan komunikasi nonverbal adalah tubuh. Manusia mengkomunikasikan pikiran dan perasaannya seringkali dan secara akurat melalui gerakan-gerakan tubuh, gerakan wajah, dan gerakan mata. Dalam unit ini kita mengamati komunikasi tubuh dan menelaah berbagai cara di mana tubuh, wajah, dan mata mengkomunikasikan makna-makna. Untuk membahas gerakan tubuh, klasifikasi yang ditawarkan oleh Paul Ekman dan Wallace V. Friesen (1969) sangat berguna. Kedua periset ini membedakan lima kelas (kelompok) gerakan nonverbal berdasarkan asal-usul, fungsi, dan kode perilaku ini: 1) Komunikasi Gestura yang meliputi: • Emblim (emblems) Emblim adalah perilaku nonverbal yang secara langsung menerjemahkan kata atau ungkapan. Emblim meliputi, misalnya; isyarat untuk “oke.” “jangan ribut,” “kemarilah,” dan saya ingin menumpang.” Emblim adalah pengganti nonverbal untuk kata-kata atau ungkapan tertentu. Kita barangkali mempelajarinya dengan cara yang pada dasarnya sama dengan kita mempelajari kata-kata – tanpa sadar, dan sebagian besar melalui proses peniruan. Walaupun emblim bersifat alamiah dan bermakna, mereka mempunyai kebebasan makna seperti sebarang kata apa pun dalam sebarang bahasa. Oleh karenanya, emblim dalam kultur kita sekarang belum tentu sama dengan emblim dalam kultur kita 300 tahun yang lalu atau dengan emblim dalam kultur lain. • Ilustrator Ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan secara harfiah “mengilustrasikan” pesan verbal. Dalam mengatakan “Ayo, bangun,” misalnya, anda mungkin menggerakkan kepala dan tangan anda ke arah menaik. Dalam menggambarkan lingkaran atau bujur sangkar anda mungkin sekali membuat gerakan berputar atau kotak dengan anda. Ilustrator bersifat lebih alamiah, kurang bebas. Dan lebih universal ketimbang emblem. Mungkin sekali ilustrator ini mengandung komponen-komponen yang sudah dibawa sejak lahir selain juga yang dipelajari. • Regulator Regulator adalah perilaku nonverbal yang “mengatur,” memantau, memelihara, atau mengendalikan pembicaraan orang lain. Ketika anda mendengarkan orang lain, anda tidak pasif. menganggukkan kepala, mengerutkan bibir, menyesuaikan fokus mata, dan membuat berbagai suara para linguistik seperti “mm-mm” atau “tsk.” Regulator jelas terikat pada kultur dan tidak universal. • Adaptor Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara pribadi -atau di muka umum tetapi tidak terlihat- berfungsi memenuhi kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai selesai. Misalnya, bila anda sedang sendiri mungkin anda akan menggaruk-garuk kepala sampai rasa gatal hilang. Di muka umum, bila orang- orang melihat, anda melakukan perilaku adaptor ini hanya sebagian. Anda mungkin, misalnya, hanya menaruh jari anda di kepala dan menggerakkannya sedikit, tetapi barangkali tidak akan menggaruk cukup keras untuk menghilangkan gatal. 2) Komunikasi Wajah (Affect Display) Gerakan wajah mengkomunikasikan macam-macam emosi selain juga kualitas atau dimensi emosi. Kebanyakan periset sependapat dengan Paul Ekman, Wallace V. Friesen, dan Phoebe Ellsworth (1972) dalarn menyatakan bahwa pesan wajah dapat mengkomunikasikan sedikitnya “kelompok emosi” berikut: kebahagiaan, keterkejutan, ketakutan, kemarahan, kesedihan, dan kemuakan/penghinaan. Periset nonverbal Dele Leathers (1986) mengemukakan bahwa gerakan wajah mungkin juga mengkomunikasikan kebingungan dan ketetapan hati. Keenam emosi yang diidentifikasi oleh Ekman dan rekan-rekannya secara umum dinamakan affect display primer. Ini merupakan emosi tunggal yang relatif murni. Keadaan emosi yang lain dan tampilan wajah yang lain merupakan kombinasi dari berbagai emosi primer ini, dan dinamakan bauran affect. Sekitar 33 bauran affect (affect blend) telah diidentifikasi. Kita dapat mengkomunikasikan berbagai affect ini dengan berbagai bagian dari wajah. Jadi, misalnya, anda mungkin mengalami rasa takut dan rasa muak sekaligus. Mata dan kelopak mata anda, mungkin mengisyaratkan ketakutan, sedangkan gerakan hidung, pipi, dan daerah mulut anda mungkin mengisyaratkan rasa muak. 3) Komunikasi Mata Pesan-pesan yang dikomunikasikan oleh mata bervariasi bergantung pada durasi, arah, dan kualitas dari perilaku mata. Bila kontak mata terjadi lebih singkat, kita dapat mengira orang ini tidak berminat, rnalu, atau sibuk. Bila waktu yang patut dilampaui, kita umumnya menganggap hal ini menunjukkan minat yang berlebihan. Di antara periset-periset lain, Mark Knapp (1978) mengemukakan empat fungsi komunikasi mata: • Mencari Umpan Balik Kita seringkali menggunakan mata kita untuk mencari umpan balik dari orang lain. Dalam berbicara dengan seseorang, kita memandangnya dengan sungguh-sungguh, seakan-akan mengatakan, “Nah, bagaimana pendapat anda?” Seperti mungkin anda duga, pendengar memandang pembicara lebih banyak ketimbang pembicara memandang pendengar. • Menginformasikan Pihak Lain untuk Berbicara Fungsi kedua adalah menginformasikan pihak lain bahwa saluran komunikasi telah terbuka dan bahwa ia sekarang dapat berbicara. Kita melihat ini dengan jelas di ruang kuliah, ketika dosen mengajukan pertanyaan dan kemudian menatap salah seorang mahasiswa. Tanpa mengatakan apa-apa, dosen ini jelas mengharapkan mahasiswa tersebut untuk menjawab pertanyaannya. • Mengisyaratkan Sifat Hubungan Fungsi ketiga adalah mengisyaratkan sifat hubungan antara dua orang -misalnya, hubungan positif yang ditandai dengan pandangan terfokus yang penuh perhatian, atau hubungan negatif yang ditandai dengan penghindaran kontak mata. Kita juga dapat mengisyaratkan tata hubungan status dengan mata kita. Ini khususnya menarik karena gerakan mata yang sama mungkin mengisyaratkan subordinasi atau superioritas. Seorang atasan, misalnya, mungkin menatap bawahannya atau tidak mau melihatnya langsung. Demikian pula, bawahan mungkin menatap langsung atasannya atau barangkali hanya menatap lantai. • Mengkompensasi Bertambahnya Jarak Fisik Akhimya, gerakan mata dapat mengkompensasi bertambah jauhnya jarak fisik. Dengan melakukan kontak mata, kita secara psikologis mengatasi jarak fisik yang memisahkan kita. Bila kita menangkap pandangan mata seseorang dalam sebuah pesta, misalnya, secara psikologis kita menjadi dekat meskipun secara fisik jarak di antara kita jauh. Tidaklah mengherankan, kontak mata dan ekspresi lain yang menunjukkan kedekatan psikologis, seperti pengungkapan-diri, berhubungan secara positif; jika yang satu meningkat, begitu juga yang lain. Fungsi Penghindaran Kontak Mata Ahli sosiologi, Erving Goffman, dalam Interaction Ritual (1967), mengatakan bahwa mata adalah “pengganggu yang hebat.” Bila kita menghindari kontak mata atau mengalihkan pandangan kita, kita membantu orang lain menjaga privasi (privacy) mereka. Kita sering melakukan hal ini bila ada pasangan yang bertengkar di muka umum. Kita mengalihkan pandangan dari mereka (meskipun mungkin mata kita terbuka lebar) seakan-akan mengatakan, “Kami tidak ingin mencampuri; kami menghormati hak anda.” Goffman menamai perilaku ini inatensi masyarakat (civil innatention). Penghindaran kontak mata dapat mengisyaratkan ketiadaan minat-terhadap seseorang, pembicaraan, atau rangsangan visual tertentu. Adakalanya, seperti burung unta, kita menyembunyikan mata kita untuk menghindari rangsangan yang tidak menyenangkan. Perhatikanlah, misalnya, betapa cepat orang menutup mata mereka bila menghadapi hal yang sangat tidak menyenangkan. 2. Komunikasi Ruang a. Proksemik/komunikasi jarak yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. • Intim (0-45cm) • Personal (75-120cm) • Sosial (120-210 atau 210-360 formal) • Publik (360-450 cm) b. Teritorial c. Estetika dan warna 3. Diam • Memberi kesempatan berpikir • Menyakiti • Mengisolasi diri sendiri • Mencegah komunikasi • Mengkomunikasikan perasaan • Tidak menyampaikan sesuatupun 4. Paralanguage Merupakan suara-suara/vokal nonverbal yang merupakan aspek-aspek dari percakapan, seperti kecepatan berbicara: volume, ritme; bentuk-bentuk vokal: tertawa, pekikan, rintihan, uh, ahh, dan sebagainya. 5. Komunikasi Temporal (Waktu) • Menujukkan status • Waktu dan kesesuaian Bahasa non verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam presentasi, dimana penyampaiannya bukan dengan kata-kata ataupun suara tetapi melalui gerakan-gerakan anggota tubuh yang sering dikenal dengan istilah bahasa isyarat atau body language. Selain itu juga, penggunaan bahasa non verbal dapat melalui kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan penggunaan simbol-simbol. Menurut Drs. Agus M. Hardjana, M.Sc., Ed. menyatakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata”. Sedangkan menurut Atep Adya Barata mengemukakan bahwa: “Komunikasi non verbal yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui pakaian dan setiap kategori benda lainnya (the object language), komunikasi dengan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).