cacing tambang

advertisement
CACING TAMBANG
Editor oleh :
Nanda Amalia safitry (G1C015006)
PROGRAM STUDY D-IV ANALIS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Parasitologi merupakan ilmu yang berisi kajian tentang organisme (jasad hidup) yang hidup
dipermukaan atau didalam tubuh organisme lain untuk sementara waktu atau selama hidupnya, dengan
cara mengambil sebagian atau seluruh fasilitas hidupnya dari organisme lain tersebut (Parasitologi
kedokteran, 2010).
Parasitisme merupakan hubungan antara dua organisme, yang satu diantaranya mendapat
keuntungan dan yang lain dirugikan. Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit yang berupa
cacing. Stadium dewasa cacing-cacing yang termasuk Nemethelminthes (kelas nematoda) berbentuk bulat
memanjang dan pada potongan transversal tampak rongga badan dan alat-alat. Cacing ini memiliki alat
kelamin terpisah (Parasitologi kedokteran, 1998).
Nematoda intestinal yaitu nematode yang berhabitat disaluran pencernaan manusia. Manusia
merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar daripada nematoda ini menyebabkan masalah
kesehatan masyarakat. Infeksi cacing ini dapat ditularkan melaui vektor atau kontak langsung.
Diantara nematoda intestinal terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah dan disebut
“soil transmitted helmints”, yaitu nematoda yang siklus hidupnya untuk mencapai stadium infektif,
memerlukan tanah dalam kondisi tertentu. Salah satu nematoda golongan Soil Transmitted Helmints
adalah jenis cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale).
Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir, humus) dengan suhu
optimum untuk Necator americanus 28o – 32oC, sedangkan Ancylostoma duodenale lebih rendah 23o –
25oC. pada umumnya A.duodenale lebih kuat.
1.2 Tujuan penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui siklus hidup cacing
tambang, dan mengetahui bagaimana cara pencegahan infeksi cacing tambang.
1.3 Manfaat penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Membantu mahasiswa untuk memahami tentang cacing tambang.
2.
Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh nilai mata kuliah parasitology.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Cacing Tambang
Cacing tambang diberi nama “cacing tambang” karena pada zaman dahulu cacing ini
ditemukan di Eropa pada pekerja pertambangan, yang belum mempunyai fasilitas sanitasi
yang memadai. (Parasitologi kedokteran, 1998). Necator americanus banyak ditemukan di
Amerika, Sub-Sahara Afrika, Asia Tenggara, Tiongkok, and Indonesia, sementara A. duodenale
lebih banyak di Timur Tengah, Afrika Utara, India, dan Eropa bagian selatan. Sekitar
seperempat penduduk dunia terinfeksi oleh cacing tambang. Infeksi paling sering ditemukan
di daerah yang hangat dan lembab, dengan tingkat kebersihan yang buruk. bentuk infektif
dari cacing tersebut adalah bentuk filariform. Setelah cacing tersebut menetas dari telurnya,
munculah larva rhabditiform yang kemudian akan berkembang menjadi larva filariform.
Taksonomi dari cacing tambang
Phylum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Sub kelas : Secernantea
Ordo : Strongylida
Famili : Ancylostomatidae
Genus : Ancylostoma dan Necator
Spesies : Ancylostoma duodenale (Afrika)
Necator americanu (Amerika)
2.2 Morfologi Cacing Tambang
Cacing dewasa hidup di rongga usus halus manusia, dengan mulut yang melekat pada
mukosa dinding usus. Ancylostoma duodenale ukurannya ebih besar dari Necator americanus.
Yang betina ukurannya 10-13 mm x 0,6 mm, yang jantan 8-11 x 0,5 mm, bentuknya
menyerupai huruf C, Necator americanus berbentuk huruf S, yang betina 9 – 11 x 0,4 mm dan
yang jantan 7 – 9 x 0,3 mm. Rongga mulut A.duodenale mempunyai dua pasang gigi,
N.americanus mempunyai sepasang benda kitin. Alat kelamin jantan adalah tunggal yang
disebut bursa copalatrix. A.duodenale betina dalam satu hari dapat bertelur 10.000 butir,
sedang N.americanus 9.000 butir. Telur dari kedua spesies ini tidak dapat dibedakan,
ukurannya 40 – 60 mikron, bentuk lonjong dengan dinding tipis dan jernih. Ovum dari telur
yang baru dikeluarkan tidak bersegmen. Di tanah dengan suhu optimum23oC - 33oC, ovum
akan berkembang menjadi 2, 4, dan 8 lobus.
2.3 Epidemiologi
Kejadian penyakit ini di Indonesiasering ditemukan terutama di daerah pedesaan,
khususnya di perkebunan atau pertambangan. Cacing ini menghisap darah hanya sedikit
namun luka-luka gigitan yang berdarah akan berlangsung lama, setelah gigitan dilepaskan
dapat menyebabkan anemia yang lebih berat. Kebiasaan buang air besar di tanah dan
pemakaian tinja sebagai pupuk kebun sangat berperan dalam penyebaran infeksi penyakit ini
(Gandahusada, 1998). Tanah yang baik untuk pertumbuhan larva adalah tanah gembur (pasir,
humus) dengan suhu optimum 32oC – 38oC. Untuk menghindari infeksi dapat dicegah dengan
memakai sandal atau sepatu bila keluar rumah .
2.4 Siklus Hidup Cacing Tambang
Telur - larva rabditiform -larva filariform - menembus kulit - kapiler darah- jantung
kanan -paru -bronkus- trakea- laring- esopghagus- usus halus
Telur keluar bersama tinja, dalam waktu 1 – 2 hari telur akan berubah menjadi larva
rabditiform (menetas ditanah yang basah dengan temperatur yang optimal untuk tumbuhnya
telur adalah 23 – 300 C. Larva rabditiform makan zat organisme dalam tanah dalam waktu 5 –
8 hari membesar sampai dua kali lipat menjadi larva filariform, dapat tahan diluar sampai dua
minggu, bila dalam waktu tersebut tidak segera menemukan host, maka larva akan mati.
larva filariform masuk kedalam tubuh host melalui pembuluh darah balik atau pembuluh
darah limfa, maka larva akan sampai ke jantung kanan. Dari jantung kanan menuju ke paru –
paru, kemudian alveoli ke broncus, ke trakea dan apabila manusia tersedak maka larva akan
masuk ke oesophagus lalu ke usus halus (siklus ini berlangsung kurang lebih dalam waktu dua
minggu).
2.5 Patologi dan Gejala Klinis
1.
Stadium larva
Bila banyak filariform sekaligus menembus kulit, maka terjadi perubahan kulit yang
disebut ground itch, dan kelainan pada paru biasanya ringan.
2.
Stadium dewasa
Gejala tergantung pada:
a.
Spesies dan jumlah cacing
b.
Keadaan gizi penderita
Gejala klinik yang timbul bervariasi bergantung pada beratnya infeksi, gejala yang
sering muncul adalah lemah, lesu, pucat, sesak bila bekerja berat, tidak enak perut, perut
buncit, anemia, dan malnutrisi.
Tiap cacing Necator americanus menyebabkan kehilangan darah sebanyak 0,005 – 0,1
cc sehari, sedangkan A. duodenale 0,08 – 0,34 cc. biasanya terjadi anemia hipokrom
mikrositer. Disamping itu juga terdapat eosinofilia.
Anemia karena Ancylostoma duodenale dan Necator americanus biasanya berat.
Hemoglobin biasanya dibawah 10 (sepuluh) gram per 100 (seratus) cc darah jumlah
erythrocyte dibawah 1.000.000 (satu juta)/mm3. Jenis anemianya adalah anemia hypochromic
microcyic.
Bukti adanya toksin yang menyebabkan anemia belum ada biasanya tidak menyebabkan
kematian, tetapi daya tahan berkurang dan prestasi kerja menurun.
2.6 Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara Sanitasi lingkungan, diantaranya:
1. Hindari berjalan keluar rumah tanpa memakai alas kaki
Kebiasaan tidak memakai alas kaki merupakan faktor resiko yang kuat untuk terjadinya
infeksi cacing tambang.
2.
Cuci tangan sebelum makan
cuci tangan, pekerjaan ini adalah Awal yang terpokok jika anda ingin tetap sehat.
Dimanapun dan kapanpun selalau ada bakteri atau mikroorganisme yang siap masuk melawan
tubuh kita 70 % perantara yang tepat adalah dari tangan, untuk itu cuci tangan adalah salah
satu tindakan preventif yang sangat tepat.
3.
Hindari pemakaian feces manusia sebagai pupuk pada sayuran
Jika sayuran yang dimakan tidak bersih maka larva cacing akan ikut termakan karena
sayuran dipupuk menggunakan feces manusia yang telah terinfeksi.
4.
Jika anda Ibu, awasi dan jaga anak anda main di Tanah
Dari sifat hidupnya, cacing tambang hidup pada tanah, sangat cepat menular melalui
kulit, melewati epidermis kulit teratas hingga terakhir, anak – anak tentulah sangat mudah
untuk dijadikan media untuk hidup si cacing tambang. Untuk itu perlu awasi anak anda saat
bermain di tanah atau di halaman rumah yang memungkinkan adanya cacing tambang. Jika
terlanjur memanjakan anak anda, lakukan kegiatan prefentif yaitu bersihkan seluruh badan
anak dari tanah sehabis main.
5.
Bersih Pakaian dan tempat
Mikroba penyebab infeksi ada dimana – mana, bahkan tempat maupun pakaian kita
yang terlihat bersihpun bisa saja terdapat kuman – kuman yang membahayakan kesehatan.
Dengan demikian Kebersihan atau sanitasi dan higienis tempat anda sangat diperlukan untuk
mempertahankan kesehatan anda dan keluarga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cacing tambang yang menginfeksi manusia adalah Necator americanus dan
Ancylostoma duodenale. Cacing ini berhabitat di usus halus manusia. Necator Americanus
menyebabkan Necatoriasis dan A.duodenale menyebabkan Ankilostomiasis.
Dalam sehari N. americanus dapat bertelur 9.000 butir dan A.duodenale 10.000 butir.
Telur yang keluar bersama tinja manusia ditanah akan menetas setelah 1-1,5 hari, keluarlah
larva rabditiform. Dalam waktu kira-kira 3 hari larva rabditiform akan tumbuh menjadi larva
fiariform, dan dapat hidup selama 7-8 minggu didalam tanah. Larva filariform inilah bentuk
infektif cacing tambang ini yang dapat menembus kulit manusia. larva filariform masuk
kedalam tubuh manusia melalui pembuluh darah balik atau pembuluh darah limfa, maka larva
akan sampai ke jantung kanan. Dari jantung kanan menuju ke paru – paru, kemudian alveoli
ke broncus, ke trakea dan apabila manusia tersedak maka larva akan masuk ke oesophagus
lalu ke usus halus dan menjadi dewasa (siklus ini berlangsung kurang lebih dalam waktu dua
minggu).
Infeksi ini terjadi didaerah yang hangat dan lembab, dengan tingkat kebersihan yang
buruk. Infeksi cacing ini disebabkan oleh kebiasaan masyarakat desa yang BAB di tanah dan
pemakaian feces manusia sebagai pupuk. Selain lewat kaki, cacing tambang juga bias masuk
kedalam tubuh manusia melalui makanan yang masuk ke mulut.
Gejala yang ditimbulkan, stadium larva menyebabkan kelainan pada kulit (ground
itch). Stadium dewasa tergantung dari spesies dan jumlah cacing serta keadaan gizi
penderita.
Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan tambahan zat besi per-oral atau suntikan
zat besi, jika kasus berat dapat diberikan tranfusi darah, dan jika kondisi penderita stabil
dapat diberikan pirantel pamoat dan mabendazol yang digunakan beberapa hari berturutturut. Pencegahan yang paling utama yaitu dengan sanitasi lingkungan dengan menjaga pola
hidup bersih.
3.2 Saran
1. Menjaga pola hidup bersih agar terhindar dari penyakit.
2. Segera berobat jika timbul gejala awal, karena penyakit yang sudah kronis akan sulit untuk
disembuhkan.
3. Hindari faktor resiko terinfeksi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_tambang
http://norva-fathimah.blogspot.com/2011/07/cacing-tambang.html.
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/2263720cacingtambangancylostoma/#ixzz28OPqd1aZ.
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/2263720-cacing-tambangancylostoma/.
http://fitrisinupid.blogspot.co.id/2013/04/makalah-cacing-tambang.html
BIODATA
Nama
: Nanda Amalia Safitry
NIM
: G1C015006
Tempat Tanggal Lahir
: Brebes, 5 januari 1997
Alamat
: Kr.nangka winduaji paguyangan kab.Brebes
Hobi
: Membaca
Riwayat Pendidikan
1. TK
: TK Muslimat Winduaji
2. SD
: MI Maahidil Mubarok Winduaji
3. SMP
: SMP Bustanul Ulum Winduaji
4. SMK
: SMK Semesta Bumiayu
5. PT
: Universitas Muhammadiyah Semarang
Ayah
: Rosadi Saputra
Pekerjaan
: Buruh
Ibu
: Mujijah
Pekerjaan
: ibu rumah tangga
Semarang , 29 februari2016
Hormat kami
Nanda Amalia Safitry
Download