MODUL 1 RUANG LINGKUP DAN MASALAH-MASALAH EKONOMI PERTANIAN/PETERNAKAN A. Latar Belakang Ilmu ekonomi didasari oleh masalah kelangkaan atau kekurangan sumber daya dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Beberapa kegiatan ekonomi dilakukan oleh individu, perusahaan dan perekonomian secara keseluruhan untuk mermproduksi barang dan jasa. Semua kegiatan tersebut semata-mata diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam kegiatan ekonomi maka seorang individu, perusahaan diperhadapkan beberapa alternatif untuk melakukan hal tersebut. Ekonomi, sesuai dengan fungsinya terbagi atas beberapa cabang dan bidang. Ada ekonomi umum, ekonomi mikro, ekonomi makro, ekonomi produksi, ekonomi pertanian, ekonomi kerakyatan, dan lain sebagainya. Semua tujuannya adalah satu, yaitu memenuhi kebutuhan manusia. B. Ruang Lingkup Isi - Sejarah Ekonomi Pertanian - Pengertian dan Fungsi Ekonomi Pertanian - Ekonomi Pertanian Indonesia - Persoalan-Persoalan Ekonomi Pertanian - Carut marut Ekonomi Pertanian Indonesia C. Sejarah Ekonomi Pertanian - Ekonomi pertanian, mula-mula berkembang di daratan Eropa. Muncul nya ekonomi pertanian di Eropa sangat berkaitan erat dengan lahir dan berkembangnya ilmu pertanian. Pada zaman Romawi, Cato, Varo, Palladus dan Columela mulai melihat dan meninjau pertanian secara ilmu. Kemudian muncul tulisan tentang ilmu pertanian 1 yang dikarang oleh Justur Moser, JC.Schubart, dan JC.Bergen. Ketiga orang ini selanjutnya dianggap sebagai pencetus dan perintis ilmu pertanian. - Awal abad ke-18, ilmu pertanian mulai membahas tentang hak serta kepemilikan tanah yang dipelopori oleh Heinrich Gottlob Von Justi (1702-1771) dengan bukunya Abhandlung Von Den Hindernissen Einer Blohenden Landwirtschaft. Buku ini membahas tentang penghapusan kerja rodi, hak bersama atas lapangan pangonan, pembagian tanah-tanah luas, dan penukaran tanah. - Johan Beckman dengan judul bukunya Grundsatze der Deutschen Landwirtschaft yang juga membahas tentang kepemilikan dan penguasaan tanah di Jerman. - Albrecht Thaer (1752-1828) dengan bukunya yang berjudul Grundsatze der Rationeller Landwirtschaft dan didirikannya sekolah tinggi pertanian di Moglin pada tahun 1986. - Von der Goltz dengan bukunya Handbuch der Landwirtschaftlichen Betriebslehre (1885), yang dianggap sebagai Bapak Penggubah Ilmu Ekonomi Pertanian. - Di Amerika Serikat, ekonomi pertanian pertama kali diajarkan pada tahun 1892 di Universitas Ohio. Perkembangan ini sebagai akibat terjadinya depresi pertanian pada tahun 1890. Waktu itu diajarkan Rural Economics yang banyak membahas dan sebagai cikal bakal ilmu ekonomi pertanian - Memasuki abad ke-20, pada tahun 1901 Universitas Cornell memperkenalkan dan mengajarkan ilmu Agricultural Economics, dan tahun 1903 muncul lagi Farm Management. - Di Indonesia, ilmu ekonomi pertanian baru dikembangkan mulai tahun 1950-an yang dipelopori oleh Iso Reksohadiprodjo dan Teko Sumardiwirjo, masing-masing dosen di Universitas Indonesia dan Uniersitas Gajah Mada. Fakultas Pertanian Universitas Indonesia kemudian berkembang menjadi Institut Pertanian Bogor, dan ilmu ini 2 berkembang terus dan bersama UGM kedua institutsi ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi pertanian yang sejalan dengan perkembangan ilmu ekonomi dan ilmu pertanian itu sendiri. - Pada akhir dekade 1960-an, tepatnya tahun 1969 didirkan organisasi yang menghimpun para ahli ilmu ekonomi pertanian. Organisasi itu diberi nama PERHEPI (Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia), sebagai tindak lanjut dan realisasi dari rencana yang digagas pada konferensi nasional ekonomi pertanian tahun 1964 di Cibogo, Bogor. Dengan lahirnya organisasi ini, ilmu ekonomi pertanian semakin berkembang. D. Pengertian dan Fungsi Ekonomi Pertanian Definisi Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian yang memberikan arti sebagai berikut :Suatu ilmu yang mempelajari dan membahas serta menganalisis pertanian secara ekonomi, atau ilmu ekonomi yang diterapkan pada pertanian. 1. Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Dapat juga dikatakan ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari suatu proses yang terjadi pada masyarakat, yang bertujuan untuk mendapatkan materi yang cukup. 2. Ilmu Pertanian Scara sempit ilmu pertanian dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang bercocok tanam. Tetapi arti yang terkandung dalam ilmu pertanian sesungguhnya jauh lebih dalam, yaitu suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang pertanian, baik mengenai subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, maupun subsektor perikanan. Ilmu ini mulai dari pemilihan bibit, pembuatan 3 bibit (pemuliaan), pengolahan tanah, penanaman, penyiangan, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, sampai panen dan juga pascapanen. Tidak hanya itu, dalam ilmu pertanian juga dibahas masalah lingkungan dari tempat tumbuh tanaman/tempat hidup ternak atau ikan, katakanlah misalnya tanah, air, tanaman (vegetasi), hama, iklim, tanaman (semuanya tergolong biofisik), kemudian ekonomi, perilaku sumber daya manusia (tergolong social ekonomi), kemitraan, kelembagaan, serta kebijaksanaan (tergolong faktor penunjang). Semua ilmu ini dapat dikatagorikan sebagai bagian dari ilmu pertanian, karena keberadaannya sangat berhubungan dan mempengaruhi perkembangan daerah itu sendiri. 3. Ekonomi Pertanian Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian. Ilmu ini menjadi satu ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses pembangunan dan pemacu pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Di dalamnya tecakup analisis ekonomi dari proses (teknis) produksi dan hubungan-hubungan social dalam produksi pertanian, hubungan antar faktor produksi dan produksi itu sendiri. Analisis juga diterapkan sesudah proses produksi, antara lain mengkaji hubungan antara produksi dengan kebutuhan yang sangat erat kaitannya dengan harga dan pendapatan. Fungsi Ekonomi Pertanian Ekonomi pertanian bukan hanya sekadar gabungan antara ilmu ekonomi dengan ilmu pertanian, tetapi secara sendiri ia mempunyai arti yang sangat penting bagi pertanian dan juga bagi ekonomi. Dalam ilmu ekonomi pertanian dipelajari mengenai faktor sumber daya atau faktor produksi dilengkapi dengan permasalahan, potensi dan kebijakan serta kemitraan, kelembagaan, dan faktor pendukung lainnya. Sebelum proses produksi atau usaha tani dijalankan (baik dalam subsektor tanaman pangan dan hortikultura, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, maupun subsektor perikanan) perlu dilakukan perencanaan yang 4 matang. Perhitungan yang mendetail harus dilakukan sesuai dengan potensi dan sumber daya serta kemampuan yang ada. Luas lahan usaha atau skala usaha yang akan dilakukan disesuaikan dengan kemampuan biaya yang ada, tenaga yang tersedia serta keahlian yang dikausai. Bila ini dilakukan berarti satu langkah ilmu ekonomi pertanian sudah berada di depan.Semua ini membutuhkan perhitungan dan pertimbangan yang matang. Untuk itu dibutuhkan ilmu yang dapat mengantar kita untuk mengatasi masalah pascapanen dan terutama pemasaran serta harga. Dalam ekonomi pertanian, semua itu akan diperhitungkan dan dipelajari secara mendalam. Ilmu dan Sifat Ekonomi Pertanian Ilmu ekonomi pertanian dapatlah diberi definisi sebagai bagian dari ilmu ekonomi umum yang mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian, baik mikro maupun makro. EKONOMI PERTANIAN INDONESIA Ciri-ciri umum pertanian Indonesia Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika, karena sebagian besar daerahnya berada di daerah tropis yang langsung dipengaruhi oleh garis khatulistiwa yang memotong Indonesia hampir menjadi dua. Disamping pengaruh khatulistiwa, ada dua faktor alam lain yang ikut member corak pertanian Indonesia. Pertama, bentuknya sebagai kepulauan dan kedua, topografinya yang bergunung-gunung. Sebagai daerah kepulauan yang beriklim panas, Indonesia mempunyai curah hujan yang tinggi. Perikanan merupakan mata pencaharian pokok para nelayan. Penangkapan masih dilakukan dengan cara-cara tradisional karena pengetahuan dan modal yang sangat terbatas. Perairan di darat sangat ditentukan oleh sungai, danau, dan rawa-rawa. Jenis usaha pemeliharaan ikan di kolam, waduk, sawah, dan tambak sangat bergantung pada persediaan 5 air dan juga bentuk pantai yang landai. hasil pertanian Indonesia yang penting adalah tanaman iklim panas seperti padi, jagung, tembakau, tebu, karet, dan kopra. Perkembangan jenis ternak di Indonesia juga dipengaruhi oleh curah hujan dan kesuburan tanah serta dua faktor tambahan yakni kelembaban dan suhu udara. Daerah-daerah Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya termasuk daerah basah (super-humid) yang ditandai oleh adanya rawa-rawa, hutan lebat serta hanya mempunyai sedikit persediaan hijauan makanan ternak (rumput-rumputan) yang tidak diusahakan oleh manusia. Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam pertanian adalah jenis tanah. Pada umumnya jenis tanah di Indonesia dibagi tiga, yaitu : 1. Tanah pegunungan berapi yang umumnya sangat subur dengan susunan tanah yang baik 2. Tanah datar alluvial yang subur tapi dengan susunan yang agak berat 3. Tanah tersier yang kurang subur Pertanian dalam Perekonomian Indonesia Dilihat dari pola pemeliharaannya peternakan di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : 1. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang tradisional 2. Peternakan rakyat dengan cara pemeliharaan yang semi komerisal 3. Peternakan komersial PERSOALAN-PESOALAN EKONOMI PERTANIAN 1. Jarak Waktu yang Lebar Antara Pengeluaran dan Penerimaan Pendapatan dalam Pertanian 2. Pembiayaan Pertanian 3. Tekanan Penduduk dan Pertanian 4. Pertanian Subsisten 6 CARUT-MARUT EKONOMI PETERNAKAN DI INDONESIA Terdapatnya gap antara peningkatan populasi penduduk dan tingkat konbsumsi masyarakat terutama produk hasil peternakan semakin m,eningkat. Produksi berupa daging, susu, telur, dan hasil ikutan masih sangat rendah sehingga untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat maka selanjutnya diambil kebijakan impor. Padahal sumber daya alam yang sangat kaya seharusnya berpotensi untuk menjadikan Negara Indonesia sebagai pengekspor produk-produk peternakan. Tapi pada kenyataannya pembangunan peternakan di Indonesia menunjukkan hasil produksi yang masih belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri. Hal ini tiada lain disebabkan oleh banyaknya faktor yang menghambat, baik yang disebabkan oleh penyebaran penyakitpenyakit ternak yang berbahaya maupun oleh kelemahan policy serta birokrasi dalam system perdagangannya sehingga terjadi kebocoran-kebocoran yang dikenal dengan istilah kasus korupsi melalui “suap impor daging sapi”. Oleh karena itu, perlu diupayakan pencarian model untuk pengembangan dan kelembagaan yang tepat serta secara ekonomis memberikan hasil yang menguntungkan dalam penerapannya. Untuk mengatasi carut-marut ekonomi peternakan ini maka arah pengembangan masa depannya, peternakan diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas berkualitas melalui program ketahanan pangan terutama dengan adanya/ketersediaan bahan pangan asal hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Demi tercapainya harapan tersebut diperlukan peningkatan kemampuan daya beli masyarakat serta kemampuan untuk penyediaan dan distribusi produk-produk peternakan tersebut ke seluruh wilayah Indonesia secara berkesinambungan sepanjang tahun. 7 KELEMAHAN PETERNAKAN DI INDONESIA Peternakan Unggas (= ayam ras) a. Banyaknya jumlah bahan pakan yang harus diimpor baik sebagai sumber energy maupun untuk sumber protein, yaitu jagung, bungkil kedelai dan tepung hewani. Kebutuhan ketiga bahan tersebut dengan populasi yang ada sekarang sekitar 3 juta ton. b. Mungkinkah kebutuhan tersebut yang merupakan pasar bahan baku pakan dipenuhi oleh pasokan dari dalam negeri sendiri, dengan catatan tetap dapat meningkatkan efisiensi produksi dari produk unggas tersebut. c. Ayam kampung yang merupakan sumber uang tunai bagi masyarakat pedesaan belum diketahui kearah mana pengembangannya (apakah untuk entertainment ataukah untuk produksi). Peternakan Ruminansia a. Untuk sapi potong, kelemahannya adalah ketergantungan pada supply sapi bakalan dan daging dalam jumlah besar (± setara 600 ribu ekor /tahun) dan selalu meningkat dari tahun ke tahun (PPSKI, 2007). b. Untuk sapi perah, ketergantungan terhadap susu impor dalam jumlah banyak dan juga selalu meningkat dari tahunke tahun. c. Peternakan sapi potong, untuk sumber bibit/bakalan sapi impor jumlahnya masih sangat terbatas, sedangkan untuk sapi perah dan sapi lokal belum ada. Sebagai dampaknya, pengadaan bakalan sapi calon induk sapi perah dari dalam negeri dalam jumlah besar menjadi tidak ekonomis, karena harus berasal dari berbagai tempat yang membutuhkan biaya cukup besar. Dalam hal ini pengadaan sapi impor menjadi lebih ekonomis. d. Akses modal melalui perbankan cukup sulit e. Keterbatasan SDM yang dalam hal ini adalah tenaga kerja dalam keluarga sebagai pencari pakan hijauan yang membatasi jumlah kepemilikan ternak. 8 E. PENUTUP Masalah-masdalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan manusia terutama kebutuhan akan protein hewani disebabkan karena terdaptnya kesenjangan antara jumlah populasi pinduduk dan tersedianya factor-faktor produksi untuk memenuhinya. Oleh karena itu diperlukan beberapa alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan pendekatan ilmu ekonomi dalam pengambilan keputusan. Sumber bacaan 1. Buku Statistik Peternakan. 2005. Badan Litbang – Deptan RI. Jakarta 2. Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. Jakarta 3. Ditjenak. 2006. Perkembangan Proyek-proyek Sarana Usaha Peternakan. Direktorat Bina Sarana Usaha. Jakarta 4. Djojohadikusumo, S. 1960. Ekonomi Pembangunan. PT Pembangunan. Jakarta 5. Ikatan Petani Pantjasila. 1969. Simposium Masalah Tenaga Kerja Desa Pantjasila. Jakarta 6. Krugman, Paul, R., dan Maurice, O. 1994. Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan. Terjemahan Faisal H. Basri. Raja Grafindo Persada. Jakarta 7. Kwat Soen, S. 1968. Prospect for Agriculture Development in Indonesia.Wageningen Centre for Agricultural Publishing and Documentation. 8. Ladejinsky, W. 1940. Agriculture of the Netherland Indies. Foreign Agriculture, Vol (N); No.9, Washington, DC. 9. Metcalf, J.E., 1952. The Agricultural Economy of Indonesia. Agriculture Monograph. USDA, Wahington, DC. 10. Mosher, AT., 1968. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Yasaguna. Jakarta 11. ---------------- 1974. Menciptakan Struktur Pedesaan Progresif. Yasaguna. Jakarta 12.Mubyarto. 1969. Kebijaksanaan Pembangunan Ekonomi, Pembangunan Daerah dan Pembangunan Pertanian. FEKON-UGM, Yogyakarta 13. --------------- 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi III - LP3ES. Jakarta 14. ________ 2000. Membangun Sistem Ekonomi. BPFEE. Yogyakarta 15. Mubyarto dan Fletcher, LB. 1970. Marketable Surplus Beras di Jawa. FEKON-UGM, Yogyakarta 16. Penny, DH. 1969. Indonesia. (dalam RT. Shand : Agricultural Development in Asia) , ANU- Press. Canberra 17. ----------------- 1978. Masalah Pembangunan Pertanian Indonesia. Yayasan Obor Indonesia dan Fekon UGM, Yogyakarta. 18. Sajogyo. 1982. Bunga Rampai Perekonomian Desa. Yayasan Obor Indonesia dan IPBBogor, Jakarta 19. Singarimbun, M., dan Penny, DH. 1976. Penduduk dan Kemiskinan: Kasus Srihardjo di Pedesaan Jawa.Bhratara Karya Aksara. Jakarta 20. Snodgross, MM., and Wallace, LT. 1970. Agriculture Economics and Growth. Appleton Century Croft. New York 21. Soekartawi. 1989. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasinya. Rajawali Press. Jakarta. 9 22. Sudarsono. 1984. Pengantar Ekonomi Mikro. LP3ES. Jakarta 23. Tohir, Kaslan. A.1983. Seuntai Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia. Bina Aksara. Jakarta. 10 MODUL 2 FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PETERNAKAN A. PENDAHULUAN Ilmu ekonomi pertanian secara umum mempelajari fenomena-fenomena dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian, baik mikro maupun makro. Persoalan-persoalan yang dihadapi merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia yang cenderung meningkat disisi lain kelangkaan faktor-faktor produksi juga menjadi penghambat. Oleh karena itu faktor-faktor produksi peternakan yang meliputi tanah, manusia sebagai tenaga kerja, modal dan manajemen perlu disajikan dalam modul ini. B. RUANG LINGKUP ISI Modul ini membahas tentang faktor-faktor produksi peternakan yang meliputi: alam atau tanah, modal, manusia sebagai temaga kerja dan manajemen. C. MATERI 1. Alam atau Tanah Sumber daya tanah harus menjadi prioritas utama ketika menyusun sediaan sumber daya. Pentingnya faktor produksi tanah, bukan saja dilihat dari segi luas atau sempitnya lahan, tetapi juga dari segi yang lain, misalnya aspek kesuburan tanah, macam penggunaan lahan, dan topografi tanah (tanah dataran pantai, rendah, dan dataran tinggi). Beberapa hal yang penting terkait dengan tanah: a) Jumlah area yang tersedia termasuk untuk keperluan budi daya, padang rumput, kayu dan lahan kosong. b) Tipe tanah, termasuk faktor kemiringan, ketinggian dan pemukaannya. c) Tingkat kesuburan tanah sekarang dan yang diperlukan. Program pengujian tanah mungkin diperlukan sebagai bagian dari persediaan. d) Faktor iklim termasuk curah hujan tahunan, perkembangan musim dan lain-lain. 11 2. Modal Uang tunai harus tersedia bila diperlukan untuk pengeluaran hidup keluarga dan untuk membeli sarana produksi. Apabila jumlah dana yang dimiliki oleh pengelola usaha (peternak) maka diperlukan kredit. Kebutuhan kredit dapat dipenuhi dari bank maupun dari sumber pembiayaan lainnya dengan pertimbangan bahwa peternak mampu membayar bunga kredit dan jumlah pinjaman pokok dari arus pendapatan yang diproyeksikan. Modal dalam usaha pertanian dan peternakan dapat diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan, baik berupa uang maupun barang yang digunakan untuk menghasilkan sesuatu baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam suatu proses produksi. Dengan demikian, pembentukan modal mempunyai tujuan yaitu : a. Untuk menunjang pembentukan modal lebih lanjut; dan b. Untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usaha tani. Dalam banyak kenyataan, sering ditemukan pembentukan modal dilakukan dengan cara menggali potensi kekayaan, baik berupa uang maupun barang yang dimiliki oleh petani yang bersangkutan. Secara makro, pembentukan modal dapat dilakukan dengan menempuh cara berikut : a. Memperbesar simpanan, yang bentuknya dapat berupa simpanan uang dan barang, misalnya tanah, bangunan, atau yang lainnya. b. Pajak, pajak bagi petani adalah suatu pengeluaran, teatapi bila dilihat dari kepentingan pemerintah maka pajak merupakan pengumpulan dana untuk kepentingan pembangunan. Karena itu dilihat dari segi kepentingan pemerintah, pajak merupakan suatu bentuk dari penerimaan. c. Pembentukan modal oleh pemerintah, dalam hal tertentu pemerintah juga membentuk modal. Tentu saja maksudnya untuk kepentingan memperbesar penerimaan negara.Bagi petani di pedesaan, pembetukan modal sering juga dilakukan dengan cara menabung, 12 yaitu menyisihkan sebagian pendapatan untuk keperluan menabung. Karena petani kecil yang modalnya juga kecil dan sebaliknya bagi petani besar yang modalnya juga relatif besar, maka kemampuan untuk menabung bagi petani besar juga akan lebih besar. Hal ini dapat dimengerti karena di pedesaan sering dijumpai bahwa kekayaan seseorang sering ditentukan oleh luasnya pemilikan penguasaan tanah. Dengan demikian, makin luas tanah yang dimiliki atau dikuasai maka ada kecendrungan semakin besar kemampuan untuk menabung. 3. Tenaga Kerja Sumber daya manusia harus dianalisa aspek kualitas dan kuantitasnya. Kuantitas dapat diukur dalam hari, minggu atau bulan dari buruh yang tersedia dari operator, anggota kelurga dan buruh tani. Rencana usaha tani total yang amat terinci mungkin memerlukan informasi mengenai distribusi musiman dari buruh untuk mencegah pengaruh-pengaruh persyaratan buruh musiman yang dapat melampaui jumlah buruh yang tersedia selama waktu tertentu sepanjang tahun. Ketersediaan dan biaya tambahan dari buruh purnawaktu atau parohwaktu harus dicatat dalam persediaan, dan sebagai rencana akhir usaha tani mungkin akan lebih menguntungkan memakai buruh tambahan apabila buruh itu tersedia. Kualitas buruh lebih sulit diukur sebab menyangkut keahlian khusus latihan dan pengalaman yang dapat mempengaruhi kemungkinan sukses dan laba dari perusahaan tertentu. Apabila dalam angkatan kerja tidak seorang pun memiliki latihan atau pengalaman mengenai bidang peternakan misalnya maka perencanaan harus hati-hati mengenai pembuatan rencana usaha tani yang menyeluruh dan harus melakukan penyesuaian tingkat produksi yang diharapkan yang menurun disebabkan oleh tiadanya pengalaman ini. Sebaliknya tenaga kerja dengan skill dengan pengalaman di bidang peternakan akan mampu memberiakan keunggulan dibandingkan dengan usaha peternakan lainnya. 13 Umumnya pemakaian ukuran jam kerja atau hari kerja dianggap memenuhi keperluan. Anggapan yang biasa dipakai, tanpa memperhatikan kebiasaan bekerjanya, ialah bahwa 8 jam kerja sama dengan satu hari kerja. Dalam praktek digunakan ukuran setara jampria atau hari-pria dengan menggunakan faktor konversi, misalnya 0,8 dan 0,5 terhadap waktu yang dicurahkan berturut-turut oleh wanita dan anak-anak. Sumber daya manusia mencakup semua energi, keterampilan, bakat dan pengetahuan manusia yang dipergunakan secara potensial, yang dapat atau harus dipergunakan untuk tujuan produksi dan jasa-jasa yang bermanfaat. Tenaga kerja dibedakan atas angkatan kerja (labour force) dan bukan tenaga kerja (not in labour force). Tenaga kerja yang merupakan angkatan kerja terdiri dari penduduk usia kerja, sedangkan yang bukan tenaga kerja merupakan penduduk yang tidak bekerja, tetapi sedang mencari kerja dan siap bekerja. Sumber daya manusia yang produktif adalah penduduk yang merupakan tenaga kerja dan golongan angkatan kerja yang tidak menganggur. Ciri sikap sumber daya berkualitas: efisiensi, kerajinan, kerapian, sikap, tepat waktu, kesederhanaan, kejujuran, logis dalam berpikir dan bertindak, kesediaan untuk mengubah sikap, gesit dalam memanfaatkan kesempatan, bekerja secara energik, sikap bersandar pada kekuatan sendiri, serta mau bekerja sama dan kemampuan memandang jauh kedepan. Beberapa permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan tenaga kerja dan penyediaan lapangan kerja adalah sebagai berikut: a. Meningkatnya jumlah pengangguran terbuka selama 5 tahun terakhir b. Menciutnya lapangan kerja formal di perkotaan dan perdesaan c. Pekerja bekerja dilapangan kerja yang kurang produktif d. Perbedaan upah yang semakin lebar antara pekerja formal dan informal 14 e. Adanya indikasi menurunnya produktivitas di industri pengolahan f. Meningkatnya tingkat pengangguran terbuka usia muda (15-19 tahun). 4. Manajemen Faktor produksi manajemen menjadi semakin penting kalau dikaitkan dengan kata ‘efisiensi’. Artinya walaupun faktor produksi tanah, tenaga kerja dan modal dirasa cukup, tetapi kalau tidak dikelola dengan baik maka produksi tinggi yang diharapkan juga tidak akan tercapai. D. PENUTUP Faktor-faktor produksi perlu dipahami karena factor-faktor tersebut yang sangat menentukan tingkat keberhasilan suatu usaha pertanian secara umum khususnya untuk usaha di bidang sub sektor peternakan. Faktor-faktor tersebut meliputi: factor alam atau tanah, modal, manusia sebagai tenaga kerja dan manajemen yang baik. Daftar Pustaka Eddy, R. Dan E. Purbowati. 2011. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya. Cimanggis, Depok. Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit ANDI, Yogyakarta. http://superfects.blogspot.com/2011/09/faktor-produksi-peternakan.html#sthash.t86oZ9K8. dpuf. Diakses tanggal 27 Nopember 2013. 15 MODUL 3 KONSEP PERMINTAAN, PENAWARAN, KESEIMBANGAN, ELASTISITAS DAN PERILAKU KONSUMEN A. PENDAHULUAN Dalam rangka memenuhi krbutuhan mausia maka perlu diketahui barang apa yang akan diproduksi dan berapa jumlahnya. Hal tersebut dapat dipecahkan dengan memperhatikan interaksi antara pihak pembeli dengan melihat jumlah permintaannya dan pihak penjual dengan melihat jumlah penawarannya terhadap barang tersebut. Interaksi tersebut tentunya kaan menentukan tingkat harga yang berlaku dipasar. Kondisi ini dalam ilmu ekonomi dapat dijelaskan dengan teori permintaan dan teori penawaran. Interaksi yang terbentuk antara permintaan dan penawaran pada akhirnya akan membentuk harga keseimbangan di pasar. Naik turunnya harga yang berlaku pada dasarnya akan diikuti jumlah permintaan dan penawaran meskipun dalam prakteknya tidak selalu berlaku. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat kepekaan permintaan maupun penawaran dengan ukuran elastisitasnya. Perilaku konsumen dapat dilihat dengan kecenderungan dalam mengkonsumsi suatu barang tertentu jika diperhadapkan pada tingkat harga dan jumlah barang yang tersedia. B. RUANG LINGKUP ISI - Harga, Permintaan, Penawaran - Elastisitas - Perilaku Konsumen C. MATERI Harga, permintaan dan penawaran Definisi harga yaitu ukuran nilai dari barang-barang dan jasa-jasa. Suatu barang mempunyai harga karena dua sebab yaitu: a. barang itu berguna, dan b. barang itu jumlahnya 16 terbatas. Barang yang berguna bagi manusia dan jumlahnya terbatas ini disebut barangbarang ekonomi. Barang seperti udara tidak mempunyai harga karena jumlahnya tidak terbatas walaupun ia sangat berguna bagi manusia. Dalam ilmu ekonomi, barang mempunyai permintaan karena barang yang bersangkutan berguna sedangkan barang tersebut mempunyai penawaran karena jumlahnya terbatas. Penentuan harga keseimbangan oleh permintaan dan penawaran Inti teori permintaan dan penawaran adalah terjadinya harga keseimbangan sebagai akibat permintaan dan penawaran itu. Dalam grafik yang sangat sederhana dapatlah digambarkan terjadinya harga keseimbangan sebagai akibat perpotongan kurva permintaan dan penawaran. Dalam Gambar 1 dapat dilihat bahwa harga barang OH terjadi pada titik perpotongan kurva permintaan dan penawaran. Pada harga keseimbangan ini jumlah keseimbangan adalah OD. Kedua anak panah yang digambarkan di sini menunjukkan bahwa kalau harga pada suatu ketika lebih tinggi atau lebih rendah dari titik itu maka selalu ada kecenderungan kembali pada titik keseimbangan. Gambar 1. Harga Keseimbangan antara Permintaan dan Penawaran D S Harga H S O D D Jumlah Sumber: Mubyarto (1999) 17 Apabila harga berada di atas harga keseimbangan maka jumlah barang yang ditawarkan lebih besar daripada jumlah barang yang diminta, barang-barang tidak laku dan menumpuk sehingga terpaksa harga diturunkan oleh penjual. Sebaliknya kalau harga pada suatu ketika berada di bawah harga keseimbangan maka jumlah barang yang diminta melebihi jumlah yang ditawarkan sehingga pembeli saling berebut, persediaan barang segera menipis dan harga akan naik lagi. Dalam menggambarkan terjadinya harga keseimbangan ini dipakai asumsi-asumsi pula yaitu dalam hal permintaan dianggap bahwa pendapatan, rasa dan adat kebiasaan dan keadaan konsumen lainnya tidak mengalami perubahan kecuali harga. Dalam hal penawaran kita juga menganggap bahwa kecuali harga barang, segala sesuatu yang lain yang mempengaruhi penawaran seperti metoda dan teknik produksi, biaya produksi atau harga faktor-faktor produksi, hasil produksi dan lain-lain semua harus tetap tidak mengalami perubahan. Asumsi-asumsi inilah yang disebut ceteris paribus. Kalau keadaan-keadaan lain itu berubah berarti asumsi-asumsi yang dipakai telah dilanggar dan akibatnya akan lain. Inilah pembatasan-pembatasan bagi penerapan teori. Efek penggantian dan efek pendapatan Ada dua sebab mengapa kalau harga turun jumlah barang yang diminta naik. Sebab pertama adalah karena perubahan harga mengakibatkan terjadinya penggantian (substitusi). Kalau harga gula pasir naik maka mungkin sekali ibu-ibu lalu mengganti gula pasir dengan gula mangkok yang harganya lebih murah. Kalau harga beras naik maka komsumsi beras juga turun karena mungkin konsumen mulai membeli jagung atau ketela yang harganya lebih murah. Jadi dalam hal ini terjadilah proses penggantian. Tetapi kenaikan harga barang pada suatu waktu tertentu, bila pendapatan konsumen tidak berubah, seakan-akan konsumen menjadi lebih miskin karena pendapatan nyatanya turun dan kalau harga turun konsumen seakan-akan menjadi lebih kaya, pendapatan nyatanya 18 naik. Inilah disebut efek pendapatan dari perubahan harga yang akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Efek pendapatan ini akan sangat kuat bila barang yang bersangkutan memegang peranan penting dan mengambil bagian yang besar dalam anggaran belanja keluarga. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan: a. Harga barang itu sendiri Kuantitas permintaan akan menurun ketika harganya naik dan sebaliknya kuantitas permintaan akan meningkat ketika harganya turun. Jadi, kuantitas yang diminta berhubungan secara negatif dengan harga. Hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta seperti ini berlaku secara umum dalam perekonomian. Fenomena ini disebut Hukum Permintaan: dengan menganggap hal lain sama. b. Pertambahan jumlah penduduk Pertambahan jumlah konsumen yang disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk, perbaikan sarana transportasi, atau berhasilnya usaha promosi dapat meningkatkan kuantitas yang diminta akan suatu barang. Pertambahan jumlah penduduk juga berarti perubahan struktur umur. Pada harga yang sama, jumlah yang mau dibeli bertambah banyak. Variabel ini akan menggeser kurva permintaan ke kanan. c. Tingkat pendapatan Dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi, orang akan dapat membeli lebih banyak barang dan/atau jasa. d. Harga barang-barang lain Harga brang-barang lain dapat pula mempengaruhi permintaa, memperbesar, atau justru mengurangi permintaan, tergantung dari bagaimana hubungan antara barang lain tersebut dengan barang dimaksud, yaitu sebagai barang pelengkap (komplementer), barng pengganti (substitusi) dan barang lepas (independen). 19 e. Musim, selera, mode, kebiasaan, perubahan zaman dan lingkungan sosial. f. Harapan/pandangan tentang masa yang akan datang. g. Elastisitas barang Konsep Elastisitas a. Elastisitas harga Untuk mengukur besar kecilnya perubahan jumlah barang yang diminta konsumen sebagai akibat perubahan harga, dipakai konsep elastisitas. Konsep ini menyatakan perbandingan dan persentase perubahan jumlah barang yang diminta dengan persentase perubahan harga. e Elastisitas akan besar atau kecil tergantung pada besar kecilnya persentase perubahan jumlah barang yang diminta. Makin besar e berarti permintaan makin elastis dan sebaliknya tidak atau kurang elastis bila e kecil. Biasanya orang mengatakan permintaan elastis bila e> 1dan tidak elastis bila< 1. Adapun dalam menulis angka elastisitas ini sering kita lihat tanda negatif di mukanya. Ini menunjukkan bahwa harga naik diikuti oleh penurunan jumlah yang diminta dan sebaliknya harga turun dengan kenaikan jumlah yang diminta. b. Elastisitas silang atas permintaan Dalam kehidupan nyata suatu barang konsumsi biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi mempunyai hubungan yang erat dengan barang yang lain dalam fungsinya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya beras dan jagung, keduanya merupakan bahan makanan yang dapat dipertukarkan. Juga beras dan gandum, gula pasir dan gula merah karena sifatnya dapat dipertukarkan ini maka harga masing-masing juga berhubungan erat. Dalam hal ini kita berbicara mengenai elastisitas silang (cross elasticity) yang didefinisikan sebagai: es 20 Dengan pengertian bahwa perubahan jumlah barang X yang diminta tersebut adalah sematamata diakibatkan oleh perubahan harga barang Y. Dalam arti ekonomi maka selain besar kecilnya angka elastis silang yang lebih penting lagi artinya adalah tandanya. Tanda yang positif berarti barang X dan Y merupakan barang pengganti sedangkan bila tandanya negatif barang X dan Y komplementer (saling melengkapi). Makin besar angka elastisitas itu makin dekat hubungan antar kedua barang yang bersangkutan. Contoh barang pengganti yang jelas telah disebutkan di atas beras dan jagung. c. Elastisitas pendapatan atas permintaan (income elasticity of demand). Elastisitas pendapatan ini perubahan jumlah yang diminta disebabkan oleh perubahan pendapatan dari konsumen. Definisinya dapat diberikan sebagai: e Dengan pengertian bahwa pendapatan merupakan satu-satunya faktor pengubah dan faktorfaktor lainnya terutama harga barang yang bersangkutan adalah tetap tidak mengalami perubahan. Pada elastisitas pendapatan atas permintaan tandanya hampir selalu positif. Konsumen menjadi kaya karena naik pendapatannya, maka daya beli naik dan ia akan membeli barang-barang komsumsi lebih banyak. Untuk barang-barang yang elastis maka elastisitasnya > 1, sedangkan yang tidak elastis < 1. Elastisitas harga dan fleksibilitas harga Dalam menghitung elastisitas harga, harga dianggap sebagai faktor penyebab perubahan dan jumlah barang yang minta berubah naik atau turun karena perubahan harga merupakan variabel bebas (independent variable), sedangkan jumlah barang yang diminta merupakan variabel tidak bebas (dependent variable). 21 Tetapi disamping penggunaan pengetahuan elastisitas harga untuk kebijaksanaan maka pemerintah dapat pula menerapkan teori ini dari segi lain yaitu melihat pengaruh perubahan jumlah barang yang ditawarkan di pasar dengan harga yang terjadi. Inilah yang disebut fleksibilitas harga dimana harga menjadi variabel yang tidak bebas yang tegantung pada jumlah barang sebagai variabel yang bebas. Fleksibilitas harga ini disebut pula elastisitas jumlah yang merupakan kebalikan dari elastisitas harga karena mengukur: Hubungan keduanya dapat dituliskan sebagai berikut : Elastisitas Harga 0 Fleksibilitas Harga ~ 0,5 1 2,0 1 2,0 0,5 ~ 0 Kurva Penawaran dan Elastisitas Penawaran Pada prinsipnya semua hal yang terdapat pada permintaan terdapat pula pada penawaran dan elastisitas penawaran juga dihitung dengan cara yang sama. Elastisitas harga atas penawaran adalah nol bila kurva penawaran merupakan garis vertikal ( harga tidak berpengaruh pada jumlah yang ditawarkan), dan tak terhingga (~) bila kurva penawaran berbentuuk garis horizontal yang berarti bahwa jumlah yang ditawarkan tidak terbatas pada harga tertentu. Walaupun banyak persamaan dalam penaksiran angka-angka elastisitas, namun ada dua perbedaan penting yang harus disebutkan antara kurva permintaan dan penawaran. Yang pertama pentingnya faktor waktu dalam penawaran sedangkan yang kedua, yang erat hubungannya dengan yang pertama adalah bahwa pengaruh harga terhadap jumlah yang ditawarkan biasanya tidak dapat dibalikkan (irreversible). 22 Ada sejumlah faktor yang ikut mempengaruhi penawaran, antara lain: a. Harga barang itu sendiri Jika harga suatu barang naik (ceteris paribus) maka kuantitas yang ditawarkan akan barang tersebut itas barang tbertambah karena produsen berharap mendapatkan keuntungan yang lebih besar, begitu sebaliknya. Hukum penawaran: dengan menganggap hal lainnya sama ketika harga barang meningkat maka kuantitas barang tersebut yang ditawarkan akan meningkat. b. Jumlah produsen di pasar Jika jumlah produsen bertambah banyak maka penawaran total juga akan bertambah: pada tingkat harga yang berlaku, lebih banyak barang/jasa yang ditawarkan untuk dijual dipasaran c. Harga-harga faktor produksi Harga faktor produksi yang merupakan input dalam proses produksi menentukan biaya produksi. d. Harga barang-barang lain Jika harga barang lain berubah, penawaran barang tertentu mungkin bertambah atau mungkin pula berkurang, tergantung jenis barang dan hubungannya satu sama lain: barang pengganti, barang pelengkap atau barang lepas. e. Teknik produksi Teknik mekanisasi akan mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk memproduksi suatu barang. Melalui penurunan biaya produksi, perkembangan teknologi akan menaikkan kuantitasbarang yang ditawarkan. g. Harapan atau perkiraan tentang masa yang akan datang Kalau perkiraan harga naik, banyak penjual akan mencoba menahan barangnya, menunggu kenaikan harga (dan akibatnya harga barang memang akan naik). Sebaliknya 23 jika dikira harga akan merosot, penjual justru akan berusaha menjual sebanyak mungkin selama harga belum benar-benar merosot. h. Elastisitas produksi Penaksiran elastisitas harga atas penawaran Untuk mendapatkan ukuran kuantitatif respons petani ini, seperti juga dalam permintaan kita kenal ukuran elastisitas: e Makin besar angka elastisitas ini makin elastis kurva penawaran, artinya perbedaan harga yang relative kecil mengakibatkan perubahan jumlah yang ditawarkan relative besar. Sebagaimana juga dalam elastisitas harga atas permintaan, elastisitas harga atas penawaran pun mengandung efek subtitusi ada efek pendapatan. Pada umumnya elastisitas harga atas penawaran hasil-hasil pertanian lebih rendah daripada elastisitas harga atas penawaran hasil-hasil industri. Hal ini mudah dipahami bila diingat bahwa struktur pertanian adalah lebit tegar (rigid) daripada struktur industri. Menaikkan dan menurunkan hasil produksi pertanian jauh lebih sukar daripada menaikkan atau menentukan hasil-hasil industri yang semuanya dibuat dipabrik dan tidak terikat langsung pada faktor-faktor alam. Elastisitas silang dari penawaran Secara sepintas lalu telah disinggung persoalan pengantian suatu tanaman dengan tanaman lain kalau harga salah satu tanaman tersebut berubah. Dilihat dari segi tanaman yang diganti maka disini ada efek subtitusi dari perubahan harga. Tetapi kalau ditinjau dari segi tanaman yang mengganti maka ini berarti adanya elastisitas silang, yaitu e 24 Apabila elastisitas ini positif maka barang X dan barang Y merupakan barang yang dihasilkan bersama (joint product). Misalnya beras dan dedak yang dihasilkan bersama dalam penggilingan padi. Sedangkan apabila elastisitas silang ini negatif artinya kenaikan harga berang Y mengakibatkan penurunan barang X yang ditawarkan, maka barang X dan Y adalah barang yang bersaing (competing-product), misalnya padi dan tambak. Besar kecilnya angka elastisitas mengukur erat tidaknya hubungan dari hasil pertanian itu. Keadaan yang ekstrim bisa terjadi bila hanya satu jenis tanaman yang dapat ditanam pada tanah pertanian. Dalam keadaan demikian maka elastisitas silang adalah nol. Kenyataan ini seringkali secara salah dianggap sebagai respon penawaran yang terlalu kecil, lebih-lebih apabila petani-petani yang miskin. Pergeseran kurva Permintaan dan Penawaran Apabila variabel-variabel lain berubah maka terjadilah pergeseran ke kanan atau ke kiri dari kurva permintaan dan penawaran. Kurva permintaan bergeser ke kanan karena pertambahan jumlah penduduk atau kenaikan pendapatan perkapita, sedangkan kurva penawaran bergeser kekanan karena kemajuan teknologi dan/atau penurunan permintaan dan penawaran yang berbeda dengan perubahan jumlah yang diminta atau jumlah yang ditawarkan sebagaimana telah dibicarakan di muka. Dalam hal perubahan permintaan dan penawaran kita berbicara mengenai gerakan seluruh kurva kekanan dan ke kiri, sedangkan dalam perubahan jumlah yang diminta/ditawarkan sebagaimana telah dibicarakan mengenai gerakan naik turun sepanjang satu kurva permintaan/penawaran. Dalam Gambar 2 dapat dilihat bahwa harga keseimbangan baru lebih tinggi (a) lebih rendah (b) atau sama saja (c) setelah terjadinya perubahan. 25 P D2 D1 S1 S2 0 P (a) Q (b) Q (c) Q D2 D1 S1 S2 O P D2 D1 S1 S2 O Gambar 2. Perubahan Permintaan dan Perubahan penawaran Sumber: Mubyarto (1999) 26 P D2 D1 S O D1 D2 (a) P Q D2 S D1 S O D1 D2 (b) P Q D2 D1 S D1 O D2 (c) Q Gambar 3. Perubahan permintaan dengan penawaran tetap Sumber: Mubyarto (1999) Dalam Gambar 3 terlihat bahwa dengan perubahan permintaan yang sama, harga dapat naik (atau turun) banyak tergantung pada elastisitas harga dari kurva pernawaran. Kalau kurva penawaran berbentuk garis vertikal (elastisitas harga nol) maka perubahan harga dapat besar sekali, lebih besar daripada apabila kurva penawaran lebih elastis (b) atau (c). Hal ini dipahami karena bagaimanapun pembeli akan berebut lebih keras kalau penawaran tidak 27 dapat atau sukar diperbesar pada waktu permintaan mulai naik. Inilah salah satu sebab yang dapat menerangkan mengapa fluktuasi harga hasil-hasil pertanian lebih besar daripada fluktuasi harga hasil-hasil industri. Teori Perilaku Konsumen Utilitas Dalam ekonomi, utilitas adalah jumlah dari kesenangan atau kepuasan relatif (gratifikasi) yang dicapai. Dengan jumlah ini, seseorang bisa menentukan meningkat atau menurunnya utilitas, dan kemudian menjelaskan kebiasaan ekonomis dalam koridor dari usaha untuk meningkatkan kepuasan seseorang. Utilitas digunakan oleh ekonom dalam konstruksi sebagai kurva indiferen, yang berperan sebagai kombinasi dari komoditas yang dibutuhkan oleh individu ataumasyarakatuntuk mempertahankan tingkat kepuasan. Utilitas individu dan utilitas masyarakat bisa dibuat sebagai variabel tetap dari fungsi utilitas (contohnya seperti peta kurva indiferen) dan fungsi kesejahteraan sosial. Ketika dipasangkan dengan komoditas atau produksi, fungsi ini bisa mewakilkan efisiensi Pareto, yang digambarkan oleh kotak Edgeworth dan kurva kontrak. Efisiensi ini merupakan konsep utama ekonomi kesejahteraan. Garis Anggaran Garis anggaran (budget line) adalah garis yang menunjukan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu. Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yang terletak pada atau sebelah kiri garis anggaran. Titik-titik pada sebelah kiri garis anggaran tersebut menunjukan tingkat pengeluaran yang lebih rendah. 28 Setiap konsumen berusaha mengalokasikan pendapatan yang terbatas untuk membeli berbagai macam komoditi yang tersedia sedemikian rupa sehingga tingkat kepuasan yang diterimanya maksimum. Kendala pendapatan ini juga dapat digambarkan pada bidang yang sama dengan kurva indiferen. Kendala pendapatan ini disebut juga garis anggaran (budget line), yaitu garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan tertentu. Misalnya pendapatan konsumen sebesar I, harga barang X adalah sebesar Px, dan harga barang Y adalah sebesar Py. Maka jumlah pembelian untuk X (Px. dikali X) dan untuk pembelian barang Y (Py dikali Y) tidak boleh lebih besar dari pendapatan yang tersedia. Atau secara matematis ditulis sebagai berikut Px.X + Py.Y ≤ I Untuk mencari persamaan garis anggaran maka ketidaksamaan ini perlu di ubah dulu menjadi pertidaksamaan, yaitu menjadi ; Px.X + Py.Y = I Dari persamaan ini dapat ditentukan persamaan garis anggaran, yaitu membagi semua sisi dengan Py , sehingga didapat ; Y = (I/Py) – (Px/Py).X Di mana I/Py menunjukkan titik potong dengan sumbu vertikal, sedangkan –(Px/Py) merupakan kemiringan (slope) garis anggaran. Perhatikan juga apabila Y tidak dibeli maka jumlah barang X yang dibeli adalah I/Px, yang merupakan titik potong dengan sumbu horizontal. Pergeseran Garis Anggaran Pergeseran garis anggaran dapat disebabkan oleh salah satu sebab berikut ini, yaitu : a. Perubahan harga X, sedangkan harga Y dan pendapatan tetap. Apabila harga X turun maka semakin banyak jumlah barang X yang dapat dibeli, sehingga garis anggaran 29 bergeser berlawanan arah dengan arah jarum jam. Sebaliknya kalau harga X naik maka semakin sedikit barang X yang dapat dibeli, dan pergeserannya adalah searah jarum jam. b. Perubahan harga barang Y dengan asumsi barang X dan pendapatan tetap akan mengakibatkan pergeseran searah atau berlawanan arah jarum jam. c. Terjadi perubahan harga barang dengan persentase yang sama, kalau harga X naik 10 persen dan harga Y juga naik 10 persen, atau bila Y turun 10 persen dan harga X juga turun 10 persen. Perubahan ini akan menyebabkan garis anggaran bergeser sejajar ke kiri atau ke kanan. d. Perubahan garis anggaran ke kiri atau ke kanan dapat juga disebabkan oleh kenaikan pendapatan. Apabila pendapatan naik sedangkan harga kedua jenis barang konstan maka garis anggaran akan bergeser ke kanan, ini berarti lebih banyak dari kedua jenis barang yang dapat dibeli. Sedangkan, kalau terjadi penurunan pendapatan akan menyebabkan garis anggaran bergeser ke kiri secara sejajar Penggunaan Kurva Indeferens Kurva indeferens merupakan suatu kurva yang menunjukkan kombinasi alternatif dari dua produk dimana masing-masing memberikan kegunaan (utility) atau kepuasan yang sama. Kurva indeferens digunakan untuk menentukan suatu keseimbangan pembelian konsumen dari dua produk dan menganalisis pengaruh perubahan harga relatif dari kedua produk tersebut pada jumlah yang diminta. Kurva indeferen selalu mempunyai kemiringan kebawah, karena secara rasional konsumen akan selalu menginginkan lebih banyak kedua produk tersebut sehingga mereka tidak akan indeferen pada dua kombinasi produk, dimana satu kombinasi menawarkan yang lebih dari masing-masing produk. Konsumen hanya akan mengorbankan suatu produk jika konsumen menerima produk lain yang lebih banyak. 30 Sifat2 kurva indiferen dapat dijelaskan sbb: 1. Terdapat banyak kurva indiferen U1,U2,U3……Un. Susunan kurva indiferen disebut peta indiferen. 2. Kurva indiferen yang letaknya lebih tinggi menunjukkan kepuasan yang lebih tinggi. 3. Kurva indiferen mempunyai arah (slope) yang negatif. Apabila konsumen berkeinginan untuk menambah konsumsi barang X maka konsumsi barang Y harus dikurangi untuk mendapatkan kepuasan yang sama. 4. Dua kurva indiferen tidak berpotongan. Kurva indiferen yang tinggi menggambarkan kepuasan yang lebih tinggi. Kalau dua kurva indiferen berpotongan misalnya di titik Z maka berarti kombinasi barang X dan Y yang sama akan memberikan kepuasan yang lebih tinggi. 5. Sesuai dengan sifat (3),kurva indiferen cekung terhadap titik O. 6. Kemiringan (slope) kurva indiferensi menunjukkan Laju Substitusi Marginal (Marginal Rate of Substitution=MRS). Daftar Pustaka Anonima.2012.pergeseran_kurva_permintaan.http://organisasi.org/pengertianpermintaan-danpenawaran-hukum-faktor-yang-mempengaruhi. Anonimb.2012.pilihan_konsumen.http://www.fourseasonnews.com/2012/08/faktor-yangmempengaruhi-pilihan.html. Boediono. 1982. Ekonomi Mikro: Seri Sinopsis, BPFE Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit ANDI. Yogyakarta. Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Ketiga. LP3ES. Jakarta.Mansoer, F. W. 2000. Pengantar Ekonomi Mikro. Karunika. UT. Jakarta Nicholson. 1992. Teori Ekonomi Mikro. Penerbit Erlangga. Jakarta. Salvatore, D. 1991. Teori Ekonomi Mikro, Teori dan Soal Jawab. Penerbit Erlangga. Jakarta. Suharno. T.S. 2009. Teori Mikro Ekonomi. Penerbit Andi. Yogyakarta. 31 MODUL 4 PASAR, PEMASARAN, DAN ANALISA USAHA TANI TERNAK A. PENDAHULUAN Produk suatu barang akan dapat dibeli oleh konsumen jika terdaapt tempat untuk mendapatkannya. Tempat bertemunya antara pembeli dan penjual suatu barang di sebut dengan pasar. Permbelian suatu barang akan tercipta jika terdapat kesepakatan atas harga yang dapat dijangkau oleh pembeli disisi lain harga tersebut dapat menutupi harga pokok penjualan/produksi dari pihak penjual. Barang yang tersedia di pasar tidak terlepas dari peranan orang-orang yang terlibat dalam memasarkan produk tersebut. Jumlah orang yang terlibat dalam memasarkan suatu produk tergantung pada jumlah lembaga yang terlibat dalam suatu saluran pemasaran suatu barang. Pemasaran suatu barang perlu direncanakan dengan baik agar barang tersebut dapat sampai ke tangan konsumen dalam jumlah dan waktu yang tepat. Oleh karena itu strategi pemasaran sangat diperlukan untuk memasarkan suatu produk. Dalam modul ini juga akan dipaparkan materi tentang analisa usaha tani ternak. Materi ini menjadi penting karena usaha ternak akan berhasil jika ada kajian terlebih dahulu apakah usaha yang akan dilakukan tersebut menguntungkan atau tidak. Jika ternyata menguntungkan maka usaha tersebut dapat diteruskan namun sebaliknya jika tidak mempunyai prospek atau rugi maka usaha tersebut sebaiknya tidak dilanjutkan. B. RUANG LINGKUP MATERI - Pasar - Pemasaran - Analisa usdaha Tani Ternak 32 C. MATERI PASAR Banyak cara orang mendefinisikan konsep pasar. Pasar di sini dimaksudkan sebagai sekelompok individu/organisasi yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang ingin dipuaskan dengan disertai daya beli serta memiliki kemauan untuk membelanjakan daya beli itu. Dalam usahanya menawarkan produk kepada pasar, perusahaan harus menyadari bahwa tidaklah mungkin semua orang akan menyukai satu produk tertentu. Ketidak samaan ini muncul dari berbagai alasan, yaitu perbedaan lingkungan geografis (seperti wilayah negara, provinsi, kabupaten atau perkotaan dan pedesaan, demografi (seperti jenis kelamin, usia, tingkat penghasilan, ukuran keluarga dan tingkat pendidikan), psikografi (seperti gaya hidup, kepribadian dan nilai), dan perilakunya (seperti kesempatan khusus, manfaat khusus, status pemakai, dan tingkat pemakaian). Perbedaan-perbedaan ini perlu penanganan yang spesifik bila perusahaan ingin berhasil. Pasar dalam arti sempit adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk mengadakan transaksi jual-beli barang dan jasa. Namun seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi yang menyebabkan transaksi dapat dilakukan tanpa mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung, maka muncul pengertian pasar dalam arti luas, yaitu proses interaksi penjual dan pembeli untuk mencapai harga pasar. Contoh pasar dalam arti yang sangat luas yaitu pasar saham, pasar uang, penjualan via internet dan surat kabar yang dilanjutkan dengan interaksi melalui telepon. Pada pasar, ada perusahaan yang menjadi pemain tunggal dan ada pula yang terdiri dari beberapa perusahaan produksi barang dan jasa.Ketika perusahaan bermain di dalam pasar, kemungkinan untuk memepengaruhi dan membentuk harga pasar dapat dilakukan oleh perusahaan yang menguasai (memonopoli). Hal tersebut terkait dengan keanekaragaman jenis 33 barang, kebebasan perusahaan keluar masuk pasar, dan jumlah perusahaan yang menjual produknya di pasar. Syarat-syarat terbentuknya pasar: Terdapat penjual dan pembeli Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli atau tawar menawar antara pembeli dan penjual Ada tiga fungsi yang mendasar pada keberadaan pasar, yakni : Fungsi Distribusi maksudnya pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Fungsi Pembentukan Harga maksudnya pasar berfungsi sebagai pembentuk harga pasar, yaitu kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Fungsi Promosi maksudnya pasar digunakan sebagai ajang promosi. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan cara memasang spanduk, membagikan brosur, membagikan sampel, dll. Peranan pasar adalah sebagai berikut: Sebagai tempat untuk mempromosikan barang. Sebagai tempat untuk menjual hasil produksi. Sebagai tempat untuk memperoleh bahan produksi. Memudahkan konsumen untuk mendapatkan barang kebutuhan Sebagai tempat bagi konsumen untuk menawarkan sumber daya yang dimiliki Sebagai penunjang kelancaran pembangunan Sebagai sumber pendapatan Negara 34 Perilaku Pasar Perilaku pasar mencerminkan perilaku individu-individu yang ada di dalam suatu kelompok tertentu. Pola perilaku individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti faktor personal (usia dan tahapan hidup, kedudukan/jabatan, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri), faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap). Kedua faktor di atas akan menentukan perilaku individu-individu di dalam mengambil keputusan pembelian. Perilaku pembelian (buying behavior): keputusan dan tindakan orang-orang yang terlibat dalam pembelian dan penggunaan suatu produk. Ada lima peran yang terlibat di dalam proses pembuatan keputusan pembelian. a. Initiator: seseorang yang menyarankan/memunculkan ide untuk membelisesuatu produk/jasa. b. Influencer: seseorang yang cara pandang dan gagasannya mempengaruhikeputusan pembelian. c. Decider: seseorang yang memutuskan komponen dari keputusanpembelian; membeli atau tidak, apa yang mau dibeli, bagaimanamembelinya, atau dimana akan dibeli. d. Buyer: seseorang yang secara aktual melakukan pembelian. e. User: seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk/jasa perilaku pembelian pasar konsumen (consumer buying behavior): keputusan dantindakan orang-orang yang ditujukan untuk membeli suatu produk untuk digunakan sendiri. Bentuk Pasar a. Pasar menurut Pelayanan dan Kelengkapannya 1.Pasar tradisional Dalam pasar tradisional, pembeli dilayani langsung oleh penjual, sehingga dimungkinkan masih terjadi tawar menawar harga. Contoh pasar Daya dan pasar Terong Makassar. 35 2.Pasar modern Dalam pasar modern, pelayanan dilakukan secara mandiri dan dilayani oleh pramuniaga. b. Pasar menurut Fisik 1. Pasar kongkret/riil, adalah pasar di mana penjual dan pembeli bertemu langsung dan barang yang diperjualbelikan benar-benar ada. Ciri-cirinya: transaksi tunai, barang dapat langsung dibawa,barang yang diperjualbelikan benar-benar ada dan penjual pembeli bertemu langsung. 2. Pasar abstrak, adalah pasar di mana penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung dan barang yang diperjualbelikan tidak tersedia secara langsung. Ciricirinya: transaksi berlandaskan rasa percaya, penjual pembeli berada di tempat yang berbeda, barang yang diperjualbelikan tidak tersedia (hanya contohnya saja). c. Pasar menurut Waktu Terjadinya 1. Pasar harian, pasar yang penyelenggaraannya setiap hari. 2. Pasar mingguan, pasar yang penyelengggaraanya setiap seminggu sekali. 3. Pasar bulanan, pasar yang penyelenggaraanya sebulan sekali. 4. Pasar tahunan, pasar penyelenggaraannya setahun d. Pasar menurut Luas Wilayah Kegiatannya 1. Pasar lokal, pasar yang daerah pemasarannya hanya meliputi daerah tertentu, barang yang diperjualbelikan adalah barang kebutuhan masyarakat di sekitarnya. 2. Pasar nasional, pasar yang daerah pemasarannya meliputi wilayah satu negara, barang yang diperjualbelikan adalah barang yang dibutuhkan masyarakat negara tersebut. 3. Pasar regional, adalah pasar yang daerah pemasarannya meliputi beberapa negara di wilayah tertentu dan biasanya didukung dengan perjanjian kerjasama misalnya AFTA di wilayah Asia Tenggara. 36 4. Pasar internasional/pasar dunia, adalah pasar yang daerah pemasarannya meliputi seluruh kawasan dunia, barang yang diperjualbelikan adalah barang yang dibutuhkan semua masyarakat dunia e. Pasar menurut Barang yang Diperjualbelikan 1. Pasar barang konsumsi, adalah pasar yang memperjualbelikan barang yang secara langsung dapat dikonsumsi, misalnya pasar sembako, pasar buah. 2. Pasar barang produksi, adalah pasar yang memperjualbelikan barang produksi atau faktor-faktor produksi, misalnya pasar bibit ikan, pasar mesin-mesin pabrik, bursa tenaga kerja. f. Pasar menurut Bentuk/Organisasi Pasar 1. Pasar persaingan sempurna (perfect competition market), adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli sehingga harga tidak bisa ditentukan oleh masing-masing penjual/pembeli. Ciri-cirinya: 1. Pengetahuan penjual dan pembeli sempurna 2. Penjual dan pembeli bebas keluar masuk pasar 3. Penjual dan pembeli banyak 4. Barang yang diperjualbelikan bersifat homogen 2. Pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competition market), adalah pasar di mana jumlah pembeli lebih banyak daripada jumlah penjual. Ciri-ciri: 1. Pengetahuan pembeli tentang pasar terbatas 2. Terdapat hambatan nutuk memasuki pasar 3. Jumlah penjual sedikit 4. Barang yang diperjualbelikan heterogen 37 Pasar persaingan tidak sempurna dibedakan menjadi: a. Pasar monopoli, adalah pasar yang sepenuhnya dikuasai satu penjual. Contoh: PLN menguasai listrik di Indonesia. Ciri-ciri: 1. Terdapat satu penjual dan banyak pembeli. 2. Harga ditentukan oleh penjual. 3. Tidak ada barang lain yang dapat menggantikan barang yang diperjualbelikan. 4. Ada rintangan bagi penjual baru yang ingin masuk. Penyebab timbulnya pasar monopoli: 1. Ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang 2. Penggabungan dari berbagai perusahaan 3. Adanya hak paten atas hasil karya Hambatan yang terjadi pada pasar monopoli: 1. Penetapan harga serendah mungkin 2. Adanya kepemilikan terhadap hak paten/hak cipta dan hak eksklusif 3. Pengawasan yang ketat terhadap agen dan distributor 4. Adanya skala ekonomis yang sangat besar 5. Memiliki sumber daya yang unik b. Pasar duopoli, yaitu pasar yang dikuasai oleh dua penjual. Contoh: Caltex dan Pertamina menguasai minyak pelumas. Ciri-ciri: 1. Terdapat dua penjual dan banyak pembeli. 2. Harga ditentukan secara sepihak oleh kedua penjual c. Pasar oligopoli, yaitu pasar yang dikuasai oleh beberapa penjual. Contoh: Honda, Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki menguasai sepeda motor. 38 Ciri-ciri: 1. Terdapat beberapa penjual dan banyak pembeli 2. Barang yang diperjualbelikan bersifat homogen 3. Terdapat hambatan bagi penjual baru 4. Adanya saling ketergantungan 5. Penggunaan iklan sangat intensif d. Pasar monopolistik, yaitu pasar dimana terdapat banyak produsen yang menjual barang yang sama tetapi dengan berbagai macam variasi. Ciri-ciri: 1. Terdapat banyak produsen 2. Barang yang diperjualbelikan sama tetapi dengan berbagai macam variasi 3. Adanya kemudahan bagi produsen baru untuk menawarkan produknya 4. Selalu terbuka peluang untuk menciptakan persaingan. e. Pasar monopsoni, yaitu pasar dimana terdapat banyak penjual tetapi pembelinya hanya satu. Ciri-ciri: 1. Terdapat banyak produsen 2. Pembeli hanya satu 3. Para produsen bersaing keras untuk memberikan pelayanan dan harga serendah mungkin. PEMASARAN/ TATANIAGA Definisi: Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan 39 hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu kegiatan perusahaan, di mana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar. Kotler (2001) mengemukakan definisi pemasaran berarti bekerja dengan pasar sasaran untuk mewujudkan pertukaran yang potensial dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan pemasaran merupakan kunci kesuksesan dari suatu perusahaan. Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Dari definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan usaha terpadu untuk menggabungkan rencana-rencana strategis yang diarahkan kepada usaha pemuas kebutuhan dan keinginan konsumen untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan melalui proses pertukaran atau transaksi. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen bila ingin mendapatkan tanggapan yang baik dari konsumen.Perusahaan harus secara penuh tanggung jawab tentang kepuasan produk yang ditawarkan tersebut.Dengan demikian, maka segala aktivitas perusahaan, harusnya diarahkan untuk dapat memuaskan konsumen yang pada akhirnya bertujuan untuk memperoleh laba. Definisi yangpaling sesuai dengan tujuan tersebut adalah : Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997). 40 Definisi pemasaran ini bersandar pada konsep inti yang meliputi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan permintaan (demands). Lembaga-lembaga Pemasaran/Tataniaga Lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggarakan aktivitas pemasaran, menyalurkan barang atau jasa dan kepada konsumen akhir serta memiliki jejaring dan koneksitas dengan badan usaha dan atau individu lainnya. Lembaga pemasaran muncul sebagai akibat kebutuhan konsumen untuk memperoleh produk yang diinginkan sesuai waktu, tempat dan bentuknya. Peran lembaga pemasaran adalah melakukan fungsi-fungsi pemasaran serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara maksimal.Konsumen memberikan balas jasa atas fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga konsumen.Nilai balas jasa tersebut tercermin pada besarnya margin pemasaran.Umumnya lembaga pemasaran dapat digolongkan menurut penguasaannya terhadap komoditi yang dipasarkan dan fungsi pemasaran yang dilakukan. Dalam lembaga pemasaran, golongan lembaga pemasaran terdiri atas dua yaitu: 1. Menurut Penguasaannya terhadap komoditi yang diperjual belikan Menurut penguasaannya terhadap komoditi yang diperjual belikan, lembaga pemasaran dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu: Lembaga yang tidak memiliki komoditi, tetapi menguasai komoditi, seperi agen dan perantara, makelar (broker, selling broker, dan buying broker) Lembaga yang memiliki dan menguasai komoditi-komoditi yang dipasarkan, seperti: pedagang pengumpul, tengkulak, eksportir, dan importer. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan menguasai komoditi yang dipasarkan, seperti perusahaan-perusahaan yang menyediakan fasilitas transportasi, asuransi pemasaran dan perusahaan yang menentukan kualitas produk pertanian. 41 2. Berdasarkan keterlibatan dalam proses pemasaran Berdasarkan keterlibatan dalam proses pemasaran, lembaga pemasaran terdiri dari: Tengkulak, yaitu lembaga pemasaran yang secara langsung berhubungan dengan petani. Tengkulak melakukan transaksi dengan petani baik secara tunai, ijon maupun kontrak pembelian. Pedagang pengumpul, yaitu lembaga pemasaran yang menjual komoditi yang dibeli dari beberapa tengkulak dari petani. Peranan pedagang pengumpul adalah mengumpulkan komoditi yang dibeli tengkulak dari petani-petani, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemasaran seperti pengangkutan. Pedagang besar untuk lebih meningkatkan pelaksanaan fungsi-fungsi pemasaran maka jumlah komoditi yang ada pada pedagang pengumpul perlu dikonsentrasikan lagi oleh lembaga pemasaran yang disebut pedagang besar. Pedagang besar juga melaksanakan fungsi distribusi komoditi kepada agen dan pedagang pengecer. Agen Penjual, bertugas dalam proses distribusi komoditi yang dipasarkan, dengan membeli komoditi dari pedagang besar dalam jumlah besar dengan harga yang relatif lebih murah. Pengecer (retailers), merupakan lembaga pemasaran yang berhadapan langsung dengan konsumen. Pengecer merupakan ujung tombak dari suatu proses produksi yang bersifat komersil. Artinya berkelanjutan proses yang dilakukan oleh produsen dan lembaga-lembaga pemasaran sangat tergantung dengan aktifitas pengecer dalam menjual produk ke konsumen. Oleh sebab itu tidak jarang suatu perusahaan menguasai proses produksi sampai ke pengecer. Seluruh lembaga-lembaga pemasaran tersebut dalam proses penyampaian produk dari produsen ke konsumen berhubungan satu sama lain yang membentuk jaringan pemasaran. 42 Arus pemasaran (saluran pemasaran) yang terbentuk dalam proses pemasaran ini beragam sekali, misalnya: Produsen berhubungan langsung dengan konsumen akhir Produsen-tengkulak - pedagang pengumpul – pedagang besar – pengecer – konsumen akhir. Produsen – tengkulak – pedagng besar – pengecer – konsumen akhir Produsen – pedagang pengumpul – pedagang besar – pengecer – konsumen akhir. Hubungan antara lembaga-lembaga tersebut akan membentuk pola-pola pemasaran yang khusus. Pola pemasaran yang terbentuk selama pergerakan arus komoditi pertanian dari petani ke konsumen akhir disebut sistem pemasaran. Definisi Saluran Pemasaran/Tataniaga Banyak produsen yang membuat suatu produk tidak menjual secara langsung produknya kepada konsumen akhir (end user), pertimbangan biaya distribusi biasanya menjadi faktor utama perusahaan memilih tidak mendistribusikannya sendirian ke konsumen akhir terutama untuk wilayah pemasaran yang belum tercover oleh perusahaan. Diantara produsen dan konsumen ada sekelompok perantara yang menyalurkan produk diantara mereka. Perantara ini sering disebut dengan saluran pemasaran. Saluran pemasaran adalah organisasi – organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk dan jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen.Perangkat ini lah yang menjadi alur lintas produk dari produsen ke konsumen setelah diproduksi. Perantara pemasaran produk ini bermacam-macam dan biasanya bertingkat. Untuk tingkat pertama biasanya di tempati perwakilan wilayah yang biasanya perusahaan sendiri menanganinya. Kemudian ada agen tunggal yang mencangkup daerah pemasaran lebih kecil. 43 Perlu diingat agen juga merupakan perwakilan perusahaan juga karena bisa bertindak atas namaperusahaan. Selanjutnya disusul oleh pedagang biasa yang menjual tidak hanya satu produk perusahaan. Di tingkat ini bisanya sudah sampai ke konsumen akhir tetapi ada juga yang disalurkan ke tingkat yang lebih kecil lagi seperti warung –warung yang kemudian bisa dipakai langsung oleh konsumen akhir. Selain perantara distribusi ada satu lagi perantara penting walaupun tidak melakukan penjualan langsung namun punya andil dalam menyampaikan barang ke konsumen yaitu fasilitator seperti agen iklan, distributor, bank dan lain –lain. Strategi Saluran Pemasaran Menurut Kottler dalam bukunya manajemen pemasaran mengemukakan ada dua strategi yang sering digunakan perusahaan dalam mengelola saluran pemasaran terutama dalam penciptaan saluran pemasaran baru, yaitu strategi dorong dan strategi tarik. Pemakaian strategi ini tergantung keputusan perusahaan terutama tergantung popularitas produk perusahaan tersebut. Strategi dorong dalam pelaksanaanya adalah mencoba membujuk perantara agar mau memasarkan produknya dengan memberikan fasilitas fasilitas tertentu misal potongan yang tinggi dalam pembelian produk.Strategi ini cocok dilakukan untuk produk yang loyalitas mereknya masih rendah dan pilihan merek dilakukan ditoko. Strategi ini cocok untuk produk baru yang mempunyai dana promosi terbatas, sehingga mencoba menggunakan saluran pemasaran yang sudah berpengalaman dalam memasarkan berbagai produk. Strategi tarik dalam pelaksanaannya adalah dengan cara perusahaan membangun positioning produk melalui promosi ke konsumen seperti iklan media cetak, elektronik atau melalui even even. Sehingga dengan fokus kepada promosi akan membuat konsumen tertarik untuk mencoba. Permintaan konsumen terhadap produk yang diiklankan biasanya menarik banyak perusahaan ingin menjadi agenatau salah satu saluran pemasaranya. Apabila sudah 44 demikian perusahaan akan mempunyai daya tawar terhadap perantara. Karena banyaknya calon agen yang mengajukan sebagai perantara produk, membuat perusahaan bisa memilih calon agen yang mempunyai cakupan wilayah pemasaran yang luas seingga produk akancepat menyebar.Jadi bedanya, strategi ini dengan strategi dorong adalah permintaan menyalurkan produk berasal dari perantara sendiri sebagai dampak dari permintaan konsumen terhadap produk. Peran Saluran Pemasaran Ada beberapa hal yang mendorong perusahaan membuat keputusan mendelegasikan sebagian tugas penjualannya kepada perantara. Namun perusahaan mendapatkan keuntungan dari keputusan tersebut yakni: Banyak produsen tidak memiliki sumberdaya keuangan untuk melakukan pemasaran langsung sehingga hanya bisa fokus ke produksi Para produsen yang memang mendirikan salurannya sendiri sering dapat memperoleh laba yang lebih besar dengan meningkatkan investasinya dalam bisnis utamanya dari pada mengeluarkan biaya untuk pemasaran produknya Dalam beberapa kasus pemasaran langsung sama sekali tidak dapat dilakukan menjual secara eceran langsung ke konsumen Panjang pendeknya saluran pemasaran tergantung antara lain pada faktor-faktor sebagai berikut: 1. jarak antara produsen ke konsumen 2. cepat tidaknya produk yang ditransaksikan rusak 3. skala produksi 4. posisi keuangan lembaga pemasaran yang terlibat Saluran pemasaran barang konsumsi umumnya ada lima saluran yaitu: a. Produsen – Konsumen 45 Saluran terpendek, saluran paling sederhana untuk distribusi barang-barang konsumen tanpa melalui atau melibatkan perantara. b. Produsen – Pengecer – Konsumen Dalam saluran ini produsen menjual pada pengecer dalam jumlah yang besar, tanpa menggunakan perantara. c. Produsen – Wholesaler (Pedagang Besar) – Pengecer – Konsumen Saluran ini banyak digunakan oleh produsen dan sering disebut distribusi tradisional. Produsen hanya melayani pembelian dalam jumlah yang besar saja dan tidak menjual pada pengecer.Pembelian pengecer dilayani wholesaler dan pembelian konsumen dilayani pengecer. d. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen Banyak produsen lebih suka menggunakan manufacturer agen broker atau perantara agen yang lain daripada menggunakan wholesaler untuk mencapai pasar pengecer, khususnya middleman agen antara produsen dan retailer (pengecer). e. Produsen – Agen – Wholesaler (Pedagang Besar) –Pengecer - Konsumen . Manajemen Pemasaran Pada dasarnya manajemen itu terdiri atas perancangan dan pelaksanaan rencanarencana. Dalam membuat suatu perencanaan, dibutuhkan kemampuan untuk membuat strategi dan rencana. Untuk rencana jangka panjang maka dibutuhkan waktu yang lebih banyak. Sedangkan untuk pelaksanaan rencana tersebut, dia harus mendelegasikan keputusan-keputusannya yang rutin dilakukan setiap hari kepada para bawahan. Secara umum manajemen mempunyai tiga tugas pokok, yaitu : 1. Mempersiapkan rencana/strategi umum bagi perusahaan 2. Melaksanakan rencana tersebut 46 3. Mengadakan evaluasi, menganalisa dan mengawasi rencana tersebut dalam pelaksanaannya (untuk mengukur hasil dan penyimpangannya serta untuk mengendalikan aktivitas). Untuk membuat suatu rencana, fungsi penganalisaan sangat penting agar rencana yang dibuat dapat lebih matang dan tepat.Penerapan merupakan kegiatan untuk menjalankan rencana.Fungsi pengawasan adalah untuk mengendalikan segala macam aktivitas agar tidak terjadi penyimpangan. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997). Definisi ini mengakui bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang melibatkan analisa, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian yang mencakup barang, jasa dan gagasan yang tergantung pada pertukaran dengan tujuan menghasilkan kepuasan bagi pihakpihak yang terkait. Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai sukses bagi perusahaan akan mengetahui adanya cara dan falsafah yang terlibat didalamnya. Cara dan falsafah baru ini disebut konsep pemasaran (marketing concept). Konsep pemasaran tersebut dibuat dengan menggunakan tiga faktor dasar yaitu: 1. Saluran perencanaan dan kegiatan perusahaan harus berorientasi pada konsumen/ pasar. 2. Volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan perusahaan, dan bukannya volume untuk kepentingan volume itu sendiri. 3. Seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasikan dan diintegrasikan secara organisasi. 47 Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak.Ini berbeda dengan konsep penjualan yang menitikberatkan pada keinginan perusahaan.Falsafah dalam pendekatan penjualan adalah memproduksi sebuah pabrik, kemudian meyakinkan konsumen agar bersedia membelinya.Sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru melakukan bagaimana caranya memuaskan. Dewasa ini konsep pemasaran mengalami perkembangan yang semakin maju sejalan dengan majunya masyarakat dan teknologi. Perusahaan tidak lagi berorientasi hanya pada pembeli saja, akan tetapi berorientasi pada masyarakat atau manusia. Konsep yang demikianlah yang disebut dengan konsep pemasaran masyarakat. Selanjutnya akan dibahas tiga faktor penting yang digunakan sebagai dasar dalam konsep pemasaran (Swasta, 1996) : a. Orientasi konsumen Pada intinya, jika suatu perusahaan ingin menerapkan orientasi konsumen ini, maka : 1. Menentukan kebutuhan pokok dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi. 2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualan. 3. Menentukan produk dan program pemasarannya. 4.Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan menafsirkan keinginan, sikap serta tingkah laku mereka. 5.Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitikberatkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah atau model yang menarik. b. Koordinasi dan integrasi dalam perusahaan Untuk memberikan kepuasan secara optimal kepada konsumen, semua elemen pemasaran yang ada harus diintegrasikan.Hindari adanya pertentangan antara perusahaan dengan pasarnya. Salah satu cara penyelesaian untuk mengatasi masalah koordinasi dan 48 integrasi ini dapat menggunakan satu orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran, yaitu manajer pemasaran. c. Mendapatkan laba melalui pemuasan konsumen Salah satu tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan profit atau laba. Dengan laba tersebut perusahaan bisa tumbuh dan berkembang dengan kemampuan yang lebih besar.Sebenarnya laba merupakan tujuan umum dari sebuah perusahaan. Banyak perusahaan yang mempunyai tujuan lain disamping laba. Secara umum, terdapat lima konsep pemasaran, di mana setiap konsep tersebut dibedakan oleh bentuk orientasi dan penumpuan industri dalam melaksanakan aktivititas pemasaran masing-masing, yaitu: Sistem Pemasaran Dalam sistem pemasaran terdapat beberapa faktor yang saling tergantung dan saling berinteraksi satu sama lain. Faktor-faktor tersebut adalah : Organisasi yang melakukan tugas-tugas pemasaran Sesuatu (barang, jasa, ide, orang) yang sedang dipasarkan Pasar yang dituju Para perantara yang membantu dalam pertukaran (arus) antara organisasi pemasaran dan pasarnya. Antara lain pengecer, pedagang besar, agen pengangkutan, dan lain-lain Faktor-faktor lingkungan seperti faktor demografi, kondisi perekonomian, faktor sosial dan kebudayaan, teknologi dan persaingan. Peranan Pemasaran Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, 49 mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan Pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial sehingga konsumen dapat memperoleh kebutuhan / keinginan mereka melalui permintaan, penawaran, dan penukaran nilai suatu produk antara penjual dan pembeli. Kebutuhan : segala kebutuhan dasar manusia baik intuk minum, makan, pakaian, pendidikan dan lainnya Keinginan : Merupakan kondisi lebih khusus dari kebutuhan, misalnya minuman ringan, makanan bergizi, pendidikan tinggi, atau lainnya Permintaan : akumulasi kebutuhan/keinginan yang potensial untuk digarap, misalnya, makanan, perumahan, pendidikan dan lainnya. Beberapa istilah yang penting dalam konteks pemasaran adalah : 1. Produk (barang, jasa, ide) : Segala hasil kerja manusia yang dapat ditawarkan kepada manusia lainnya baik berupa barang, jasa atau ide. 2. Nilai : Perkiraan konsumen atas suatu produk untuk kepuasan mereka, apa yang dirasakan / diinginkan. 3. Biaya : Harga yang harus dibayar konsumen atas produk yang dikonsumsi 4. Kepuasan : Seberapa puas konsumen atas produk yang mereka konsumsi (kesesuaian antara harapan dan kenyataan), 50 5. Pasar : Tempat yang berisi semua pelanggan potensial yang berniat untuk transaksi terhadap suatu produk. Perkembangan konsep pemasaran: 1. Konsep produksi : jumlah banyak dengan harga murah 2. Konsep produk : kualitas, kinerja dan inovasi yang dicari konsumen 3. Konsep penjualan : harus ada aktivitas penjualan dan promosi agar dikenal konsumen (laba dari volume penjualan) 4. Konsep pemasaran : harus ada aktivitas pemasaran yang terpadu (laba dari kepuasan pelanggan) 5. Konsep pemasaran berorientasi pada masyarakat : turut memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitar Empat hal berikut merupakan prinsip utama yang menjadi tonggak kepada konsep pemasaran ini, yaitu: Pasar sasaran – memilih pasar sasaran yang tepat dan membentuk aktivitas pemasaran dengan sempurna. Keperluan pengguna - memahami kehendak sebenarnya pengguna dan memenuhinya dengan lebih efektif. Pemasaran berintegrasi - kesemua fungsi / sub-unit industri bekerjasama memenuhi tanggungjawab pemasaran. Keuntungan - mencapai keuntungan melalui kepuasan pelanggan. ANALISA USAHA TANI TERNAK Menurut Soekartawi (1995) bahwa ilmu usahatani ternak adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan 51 efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang melebihi input. Usahatani ternak merupakan pertanian/peternakan rakyat dari perkataan farm dalam bahasa Inggris. Definisi farm sebagai suatu tempat atau sebagian dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani/peternak tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang digaji. Atau usahatani ternak adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan- perbaikan yang dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah itu dan sebagainya . Usahatani ternak didefinisikan sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian.Tatalaksana organisasi itu sendiri diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang-orang, dengan demikian dapat diketahui bahwa usahatani ternak terdiri atas manusia petani (beserta keluarganya), tanah (beserta fasilitas di atasnya seperti bangunan-bangunan dan saluran air) dan tanaman ataupun hewan ternak.Usahatani ternak merupakan subsistem dalam sistem agribisnis yang merupakan kegiatan pokok yang selanjutnya memiliki keterkaitan ke depan (forward linkage) dengan subsistem selanjutnya yaitu agroindustri dan pemasaran. Usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang dilakukan di atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah tersebut dan sebagainya.Usaha tani dapat berupa bercocok tanam atau memelihara ternak. Keberhasilan suatu usahatani ternak tidak terlepas dari faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhinya.Pertama adalah faktor di dalam usahatani ternak (intern) itu sendiri yang 52 meliputi petani pengelola, tanah usahatani ternak, tenaga kerja, modal, tingkat teknologi, kemampuan petani mengalokasikan penerimaan keluarga dan jumlah keluarga petani. Kedua faktor diluar (ekstern) yang meliputi ketersediaan sarana angkutan dan komunikasi, aspekaspek yang menyangkut pemasaran hasil dan input usahatani ternak, fasilitas kredit dan penyuluhan bagi petani. Analisa usaha dimaksudkan untuk mengetahui kekuatan pengelola secara menyeluruh.Ini berarti meliputi kekayaan keluarga yang dapat dinilai dan sebagai jaminan atau agunan bank serta usahanya. Informasi ini penting bagi pengelola dalam kedudukannya yang berkaitan dengan kredit, pajak usaha dan kekayaan Pemahaman Analisis Usahatani ternak Ilmu usahatani ternak biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input). Efisiensi usahatani ternak dapat diukur dengan cara menghitung efisiensi teknis, efisiensi harga dan efisiensi ekonomis. Ketiga macam efisiensi ini penting untukdiketahui dan diraih oleh petani bila ia menginginkan keuntungan yang sebesarbesarnya.Umumnya memang petani tidak memiliki catatan usahatani ternak (farm-recording) sehingga sulit bagi petani untuk melakukan analisis usahatani ternaknya. Petani hanya mengingat-ingat cashflow (anggaran arus uang tunai) yang mereka lakukan walaupun sebenarnya ingatan itu tidak terlalu jelek karena mereka masih ingat bila ditanya tentang berapa output yang mereka peroleh dan berapa input yang mereka gunakan. Tentu saja teknik pengumpulan datanya harus baik dan benar. 53 Perlunya analisis usahatani ternak memang bukan untuk kepentingan petani saja tetapi juga untuk para penyuluh pertanian seperti Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Penyuluh Pertanian Madya (PPM) dan Penyuluh Pertanian Spesialis (PPS), para mahasiswa atau pihakpihak lain yang berkepentingan untuk melakukan analisis usahatani ternak. Dalam melakukan analisis usahatani ternak ini, seseorang dapat melakukannya menurut kepentingan untuk apa analisis usahatani ternak yang dilakukannya. Dalam banyak pengalaman analisis usahatani ternak yang dilakukan oleh petani atau produsen memang dimaksudkan untuk tujuan mengetahui atau meneliti: a. Keunggulan komparatif (comparative advantage) b. Kenaikan hasil yang semakin menurun (law of diminishing returns) c. Subtitusi (subtitution effect) d. Pengeluaran biaya usahatani ternak (farm expenditure) e. Biaya yang diluangkan (opportunity cost) f. Pemilikan cabang usaha (macam tanaman lain apa yang dapat di usahakan) g. Baku-timbang tujuan (goal trade-off) Maksud dari tujuh macam analisis usahatani ternak tersebut pada dasarnya sama, yaitu mencari informasi tentang keragaaan suatu usahatani ternak yang dilihat dari berbagai aspek. Kajian berbagai aspek ini sangat penting karena tiap macam tipe usahatani ternak pada tiap macam skala usaha dan pada tiap lokasi tertentu berbeda satu sama lain, karena hal tersebut memang ada perbedaan dalam karakteristik yang dimiliki pada usahatani ternak yang bersangkutan. Usahatani ternak pada skala usaha yang luas umumnya bermodal besar, berteknologi tinggi, manajemen modern, lebih bersifat komersial dan sebaliknya usahatani ternak skala kecil umumnya bermodal pas-pasan, teknologi tradisional, lebih bersifat usahatani ternak sederhana dan sifat usahanya subsisten, serta lebih bersifat untuk memenuhi kebutuhan 54 konsumsi sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itulah maka dalam melakukan analisis usahatani ternak harus tetap memperhatikan tujuan dilakukannya analisis sehingga data yang terkumpul tidak salah. Penerimaan dan Biaya Usahatani Ternak Penerimaan usaha tani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan pokok usaha tani, tidak mencakup pinjaman uang atau keperluan usaha tani.Penerimaan kotor usaha tani adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu usaha kegiatan tani dikalikan dengan harga jual yang berlaku dipasaran. Penerimaan usahatani ternak adalah perkalian antara produk yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan ini mencakup suatu produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan dalam usahatani ternak untuk bibit, digunakan untuk pembayaran dan yang disimpan . Total Penerimaan (TR) = Q X P Dimana : TR = Total Revenue/Penerimaan (Rp/ Thn) Q = Jumlah Produksi Pertahun P = Harga (Rupiah) Siregar (2009) menyatakan bahwa penerimaan kotor usaha ternak adalah jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu kegiatan usaha ternak dikalikan dengan harga jual yang berlaku dipasaran.Adapun penerimaan usaha ternak adalah merupakan hasil perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai TRi = Yi .Pyi.Dimana TR adalah total penerimaan, Y adalah produksi yang diperoleh dalam suatu usaha ternak (i), Py adalah harga Y. Penerimaan tunai usaha tani (farm receipt) didefenisikan sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usaha tani. Pengeluaran tunai usaha tani juga didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usaha tani. 55 Demikian pula, pengeluaran usaha tani yang tidak mencakup bunga pinjaman dan jumlah pinjaman pokok. Penerimaan tunai dan pengeluaran tunai usaha tani tidak mencakup yang berbentuk benda, jadi nilai produk usaha tani dan nilai kerja yang dibayar dengan benda tidak dihitung sebagai pengeluaran tunai usaha tani (Soekartawi,dkk, 1986). Dalam arti luas, biaya (cost) adalah sejumlah uang yang dinyatakan dari sumbersumber (ekonomi) yang dikorbankan (terjadi dan akan terjadi) untuk mendapatkan sesuatu atau mencapai tujuan tertentu, istilah biaya kadang-kadang dianggap sinonim dengan (1) harga pokok dan (2) beban dari sesuatu untuk tujuan tertentu tersebut. Untuk mudahnya, pengertian biaya sebagai harga pokok dan sebagai beban itu, disebut pengertian biaya dalam arti sempit, yakni apabila pengorbanan yang diperlukan itu terjadi dalam rangka merealisasikan pendapatan (Harnanto, 1992). Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutupi biaya akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya, baik biaya produksi, biaya operasi, maupun biaya non operasi akan menghasilkan keuntungan. Selanjutnya dikatakan bahwa biaya variabel adalah biaya yang berubah-ubah disebabkan karena adanya perubahan jumlah hasil.Biaya tetap adalah biayabiaya yang tidak berubah-ubah (konstan) untuk setiap tingkatan atau hasil yang diproduksi. Biaya total merupakan seluruh biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau dengan kata lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel serta biaya tunai (riil) dan biaya tidak tunai (diperhitungkan). Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi, misalnya pajak tanah, pembelian peralatan dan perawatannya serta penyusutan alat dan bangunan. Biaya variabel yaitu biaya yang besar kecilnya tergantung pada skala produksi, antara lain pakan, bibit, obat-obatan, tenaga kerja luar keluarga, biaya panen, biaya pengolahan. Biaya tunai meliputi biaya pajak, pembelian 56 bibit, obat-obatan dan tenaga luar keluarga. Biaya tidak tunai meliputi biaya untuk tenaga kerja keluarga, penyusutan, bunga modal pinjaman dan cicilan jika meminjam modal dari bank. Menurut Devendra dan Burns (1994 dalam Hernanto, 1996), upah tenaga kerja keluarga dapat ditaksir dengan tingkat upah tenaga kerja lokal. Upah tenaga kerja merupakan pengeluaran yang besar apabila tenaga kerja keluarga juga dihitung. Lebih jauh dikatakan pula bahwa pada sistem usaha peternakan tradisional pengeluaran untuk pakan dapat diabaikan. Biaya usahatani ternak secara umum meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan tidak berpengaruh terhadap besarnya jumlah produksi.Biaya tetap terdiri dari pajak, penyusutan alat-alat produksi, bunga pinjaman, sewa tanah dan kandang.Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya selalu berubah dan besarnya tergantung dari jumlah produksi. Biaya yang termasuk biaya variabel adalah biaya input produksi dan upah tenaga kerja. Biaya adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk dalam suatu periode. Biaya dapat dibedakan atas: 1. Biaya tunai, meliputi biaya tetap misal pajak tanah dan biaya variabel misal pengeluaran untuk bibit, pupuk, obat-obatan dan biaya untuk tenaga kerja luar keluarga. 2. Biaya tidak tunai, meliputi biaya tetap misalnya biaya penyusutan alat-alat dan kandang serta sewa lahan milik sendiri sedangkan biaya variabel meliputi biaya tenaga kerja dan keluarga. Swasta dan Suktojo (1993) mengemukan konsep tentang biaya seperti : biaya variable, biaya tetap, dan biaya total. 57 1. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang berubah-berubah yang disebabkan oleh adanya perubahan jumlah hasil.Apabila jumlah barang yang dihasilkan bertambah, maka biaya-biaya variabelnya juga meningkat. Biaya variabel rata-rata (Average variable cost) 2. Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah-berubah (constant) untuk setiap kali tingkatan/jumlah hasil yang diproduksi.Biaya tetap yang dibebankan pada masing-masing unit disebut biaya tetap rata-rata (average fixed cost). 3. Biaya Total Biaya total adalah keseluruhan biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan atau dengan kata lain biaya total ini merupakan jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya total yang dibebankan pada setiap unit disebut biaya total rata-rata (average total cost). Biaya Total= Biaya Tetap + Biaya Variabel Pendapatan Usahatani Ternak Pendapatan usahatani adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan usahatani dan peternakan setiap tahun, dimana salah satu sumber umum atau kategori pendapatan usaha tani diperoleh melalui penjualan hasil ternak seperti daging dan telur. Pendapatan usaha tani ada 2 macam yaitu pendapatan kotor dan pendapatan bersih (keuntungan).Pendapatan kotor usaha tani yaitu keseluruhan hasil atau nilai uang dari hasil usaha tani.Sedangkan pengeluaran total usahatani adalah semua nilai masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan dalam proses produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Pendapatan bersih usaha tani yaitu jumlah pendapatan kotor usaha tani dikurangi 58 dengan biaya.Dengan kata lain bahwa pendapatan adalah selisih antara hasil penjualan panen dengan biaya usaha tani. Menafsir pendapatan kotor, semua komponen produk yang tidak dijual harus di nilai berdasarkan harga pasar, perhitungan pendapatan kotor harus juga mencakup semua perubahan nilai tambah di lapangan antara permulaan dan akhir tahun pembukaan (Soekartawi,dkk, 1986). Untuk menghitung jumlah pendapatan maka digunakan rumus sebagai berikut (Soekartawi,dkk, 2003) : π = TR-TC Dimana : π = Total Pendapatan / keuntungan yang diperoleh petani peternak (Rp/Thn) TR = Total Revenue/Penerimaan yang diperoleh petani peternak (Rp/Thn) TC = Total Cost/Biaya yang dikeluarkan petani peternak (Rp/Thn). Analisa pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani maupun pemilik faktor produksi. Ada dua tujuan dari analisa pendapatan yaitu (1) menggambarkan keadaan sekarang atau suatu kegiatan usaha, (2) menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan. Bagi petani, analisa pendapatan memberikan bantuan untuk mengukur apakah kegiatan usahanya pada saat ini berhasil atau tidak.Selanjutnya dijelaskan pula bahwa ada usahatani yang menggunakan tenaga kerja dari keluarga sehingga lebih tepat kalau pendapatan itu dihitung sebagai pendapatan yang berasal dari kerja keluarga. Dalam hal ini, kerja keluarga tidak usah dihitung sebagai pengeluaran dengan kata lain dalam pendapatan kerja keluarga.Dikatakan bahwa pendapatan yang diterima hampir seluruhnya digunakan untuk dikonsumsi. Besarnya biaya dan pendapatan usahatani ternak depengaruhi oleh dua faktor yaitu : 1. Faktor internal dan eksternal 59 Faktor internal maupun eksternal akan bersama-sama mempengaruhi biaya dan pendapatanusahatani ternak. Faktor yang dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan antara lain umur petani, pendidikan, luas lahan, dan modal. Sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi biaya dan pendapatan adalah ketersediaan input, permintaan output dan harga input dan output. 2. Faktor manajemen Petani harus dapat mengatasi faktor eksternal yang selalu berubah. Petani sebagai juru tani harus dapat melaksanakan usahatani ternaknya dengan sebaik-baiknya dengan menggunakan faktor produksi dan tenaga kerja secara efisien sehingga akan memperoleh manfaat setinggi-tingginya. Selain sebagai juru tani, petani juga bertindak sebagai manajer yang harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis, sehingga didapatkan hasil yang akan memberikan pendapatan yang maksimal. Konsep Imbangan Penerimaan dan Biaya Tingkat keuntungan relatif dari suatu kegiatan usahatani ternak berdasarkan perhitungan finansial dapat diketahui dengan melakukan analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C Rasio). Nilai R/C rasio total menunjukkan pendapatan kotor yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk berproduksi. Nilai R/C rasio > 1 menunjukkan bahwa penambahan satu rupiah biaya akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar dari satu. Semakin besar nilai R/C maka semakin baik kedudukan ekonomi usahatani ternak.Kedudukan ekonomi penting karena dapat dijadikan penilaian dalam mengambil keputusan dalam aktifitas usahatani ternak. C. PENUTUP Konsumen yang ingin mendapatkan suatu barang yang sudah diproduksi oleh pihak produsen atau penjual dapat diperoleh dari pasar. 60 Barang yang akan dibeli tentunya disesuaikan dengan kebutuhan dan harga yang dapat dijangkaunya. Efisiensi suatu pemasaran suatu produk hingga sampai pada konsumen tergantung pada panjangnya rantai pemasaran dan lembaga atau oranfg-orang yang terlibat didalamnya. Dari aspek kelayakan usaha, sdalah satu hal menjadi perhatian adalah apakah usaha tani ternak yang dilakukan tersebut apakah memperoleh keuntungan atau tidak. Untuk itu perlu ada analisa yang tepat terhadap kelayakan usahanya. Daftar Pustaka Adiwilaga, A. 1982. Ilmu Usahatani Ternak, Penerbit Alumni, Bandung Hernanto, F. 1991.Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya: Jakarta Kotler, P. 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta. Soekartawi, dkk, 1986.Ilmu Usaha Tani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. Universitas (UI-Press), Jakarta. . 1995. Analisa Usaha Tani. PT. Raha Grafindo Persada. Jakarta --------------. 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Stanton, W.J. 2001. Prinsip Pemasaran. Erlangga, Jakarta. Swastha, B. dan Irawan.2005. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty, Yogyakarta. Swastha, B. dan Sukotjo, I. 1993.Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern). Liberty Offset. Yogyakarta. Philip, K. 1997. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Edisi Revisi. Edisi bahasa Indonesia. Prentice Hall. Philip, K. dan G. Armstrong. 1996. Dasar-dasar Pemasaran.Jilid 2.Edisi Bahasa Indonesia.Prentice Hall. Swastha, B. dan Irawan. 1983. Liberty,Yogyakarta. Manajemen Pemasaran Modern. Edisi Kedua, William, J.Stanton, (1978). Fundamentals of Marketing, Edisi kelima, Kogakhusa, Mc.GrawHill, Tokyo. 61 62