BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dapat dilihat dari prosedur yang ditetapkan yaitu “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku yang diamati dari orang-orang (subyek) itu sendiri”.1 Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.2 Sedangkan Anselm Strauss dan Juliet Corbin menulis dalam bukunya bahwa “istilah penelitian kualitatif di maksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya”.3 Menggunakan data deskriptif adalah “peneliti berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain penelitian deskriptif mengambil masalah-masalah aktual bagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan”.4 Sifat dari penelitian deskriptif ialah “menuturkan dan menafsirkan data yang ada misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan pandangan, sikap yang nampak atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh 1 Arief Furchan, Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, (Surabaya: Usaha Nasional, 1992), 2 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 21-22 2007), 4 3 Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tata Langkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), 4 4 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), 64 yang saling berlangsung, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang nampak bertentangan yang sedang meruncing, dan sebagainya”.5 Beberapa metode yang lazim dipakai adalah “teknik survey studi kasus komparatif”.6 Penelitian ini menggunakan jenis metode survey studi kasus yang memusatkan perhatian pada satu kasus secara intensif dan mendetail. Dengan demikian peneliti berusaha memahami penngembangan kecerdasan sosial anak usia dini dan senantiasa berhati-hati dalam penggalian informasi di lapangan yang kemudian diambil dan dianalisis untuk mengetahui gambaran keadaan yang sebenarnya dan dianalisis sesuai dengan prosedur dan jenis penelitian ini. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penentuan lokasi selain dibingkai dalam kerangka teoritik juga dilandasi oleh pertimbangan teknik operasional. Untuk itu lokasi penelitian dipertimbangkan berdasarkan kemungkinan dapat tidaknya dimasuki dan dikaji lebih mendalam. Peneliti melakukan penelitian di Taman Asuh dan Bermain(TAB) Syuhada’ Haji berada di Kabupaten Blitar, dengan fokus penelitian pada pengembangan kecerdasan sosial dalam kaitannya dengan upaya guru dalam mengembangkan kecerdasan sosial, faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kecerdasan sosial dan kendala-kendala yang di hadapi guru dalam mengembangkan kecerdasan sosial. Alasan mengadakan penelitian di lembaga tersebut adalah karena adanya progam-progam dan kegiatan “bermain sambil belajar” yang menarik untuk dikaji lebih mendalam. Taman Asuh dan Bermain (TAB) Syuhada’ Haji membutuhkan permainan dalam proses pengembangan kecerdasan sosial. Oleh sebab itu, permasalahan tersebut memiliki keunikan untuk diteliti. 5 W. Surakhmad, Pengantar Penelitian: Dasar-dasar Metode Teknik, (Bandung: Tarsito, 1990), 6 Ibid., 141 139 Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut maka peneliti menetapkan penelitian ini pada Paud Syuhada’ Haji. Waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 1 Mei dalam mengggali data di lapangan dan diakhiri tanggal 30 Mei 2011 C. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah dua subjek. Adapun karakteristik subjek tersebut adalah sebagai berikut: 1. Guru sebagai pelaku utama 2. Siswa sebagai pelaku tindakan Objek dalam penelitian ini adalah 1. Upaya guru dalam mengembangkan kecerdasan sosial anak di TAB Syuhada’ Haji 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam mengembangkan kecerdasan sosial di TAB Syuhada’ Haji. 3. Kendala-kendala yang dihadapi guru dalam mengembangkan kecerdasan sosial di TAB Syuhada’ Haji. D. Teknik dan Instrumen Pengumulan Data Teknik Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. 7 Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 7 Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gravia Indonesia, 1988), 211 1. Observasi Observasi diartikan sebagai “pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa pertolongan alat standart lain untuk keperluan tersebut”. 8 Observasi sering disebut dengan istilah pengamatan secara luas. Observasi berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran”.9 Dengan komunikasi dan interaksi, peneliti mendapatkan kesempatan untuk mengetahui kebiasaan dan aktivitas di sana. Dan dengan melibatkan diri sebagai aktivitas subyek. Dengan metode observasi ini, peneliti ingin mengetahui lebih detail dan secara langsung pelaksana pembelajaran yang pelaksanaan pengembangan kecerdasan sosial anak usia dini di Taman Asuh dan Bermain (TAB) tersebut. Peneliti membaur dengan aktivitas yang ada di lembaga tersebut. Dengan observasi peneliti ingin mengetahui kegiatan pembelajaran dan program-progam di TAB tersebut dalam pengembangkan kecerdasan sosial anak 2. Interview Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 10 Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan interview pada satu atau beberapa orang yang bersangkutan.11 Peneliti menerapkan jenis wawancara mendalam, pertanyaan yang diajukan muncul sudah disusun terlebih dahulu. Pembelajaran dimulai dari segi umum menuju yang khusus. Peneliti mengajukan pertanyaan yang bebas kepada subyek menuju fokus penelitian. Adapun hubungan antara peneliti dengan subyek yang diwawancarai adalah dalam suasana biasa dalam kehidupan sehari-hari saja, sehingga tidak terlihat kaku dan 8 Ibid., 212 Irawan Soehartono, Metodologi Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 69 10 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 144 11 Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: TERAS, 2009), 62 9 menakutkan setelah selesai wawancara, peneliti menyusun hasil wawancara sebagai hasil catatan dasar sekaligus abstraksi untuk keperluan analisis data. Selain itu, wawancara tersebut peneliti lakukan berdasarkan waktu dan konteks, sehingga diharapkan akan mendapatkan data yang rinci dan mendalam. Dengan wawancara peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pengembangan kecerdasan sosial anak dengan bertanya langsung guru. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, dan sebagainya.12 Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode dokumentasi yang berupa benda-benda tertulis, seperti buku-buku referensi, modul dan laporanlaporan lain yang terkait dengan pengembangan kecerdasan sosial anak usia dini Peneliti mengumpulkan data-data tentang sejarah singkat berdirinya TAB Syuhada’ haji, struktur organisasi, jumlah dan status guru, siswa, saranaprasarana, Alat Permainan Educatif (APE), denah lokasi penelitian, guru untuk keperluan penyajian dan analisis data. Instrument pengumpulan data adalah alat yang digunakan oleh peneliti, Dalam penelitian kualitatif, peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia yang digunakan adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, bulpoin, kamera, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Peneliti berperan sebagai pengamat partisipatif atau pengamat penuh. Berperan serta agar peneliti dapat mengamati subyek dalam melakukan permainan secara langsung sehingga data yang dikumpulkan benar-benar lengkap karena diperoleh dari interaksi sosial dengan subyek penelitian. 12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, 336 Instrumen utama dalam penelitian ini adalah manusia sehingga untuk menyimpulkan data secara komprehensif dan utuh, maka kehadiran peneliti di lapangan sangat diutamakan dan menjadi penting adanya. Peneliti juga menemui informan yang menjadi subyek penelitian yaitu guru dan siswa TAB Syuhada’ Haji Blitar yang berperan langsung sebagai pelaku sehingga peneliti mendapatkan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian. E. Keabsahan Data Untuk mengetahui keabsahan data (trustworthisness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelasanaan teknik pemeriksaan didasari atas sejumlah criteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan : 1. Derajat kepercayaan (credibility) Penerapan kriterium derajat kepercayaan (credebility) pada dasarnya mengantikan konsep validitas internal dari nonkualitatif. Kreterium ini berfungsi : pertama melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemunya dapat dicapai hasil penemunya dapat dicapapi, kedua mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemu dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. Derajat kepercayaan (creabilitas) dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil penelitian . peneliti mengunakan beberapa teknik antara lain teknik pengamatan (observasi), yang dilakukan terus menerus, kehadiran penelitia di tempat peneliti dan meminta bantuan guru kelas, teman sejawat, dan trianggulasi. 2. Keteralihan (transferability) Kriterium keteralihan benda dengan validitas eksternal dari nonkulaitatif. Konsep validitas itu menyatakan bahwa generalisasi suatu penemu dapat berlaku atau diterapkan pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh pada sampel yang secara resperentatif mewakili populasi itu. Keteralihan sebagai persoalan empiris, maka peneliti dalam membuat laporan harus rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. Kriterium ketergantungan (transferbelity) dalam penelitian ini bertujuan untuk menggunakan hasil penelitian sehingga dapat di transfer kepada subjek yang tingkat pemahamannya sama. Bahwa hasil penelitian di TAB Syuhada’ Haji Blitar, dapat di terapkan (generalisasikan) oleh semua lembaga. 3. Kebergantungan (dependability) Kretirium kebergantungan merupakan subtatitusi istilah relibitas dalam penelitian yang nonkualitatif. Pada cara nonkualitatif reabilitas ditunjukkan dengan jalan mengadakan replikasi studi. Dikatakan reliabel jika diadakan dua atau lebih pengulangan penelitian dalam kondisi yang sama memberikan hasil yang esensialnya sama. Yang menjadi masalah bagaimana suatu kondisi dapat dikatakan sama. Dengan demikian dapat dipahami bahwa penelitian ini dilakukankapanpun hasilnya tetap sama. 4. Kepastian (confirmability) Kreterium kepastian berasal dari konsep ‘objektivitas menurut nonkualitatif. Nonkualitatif menetapkan objektivitas dari segi kesepakatan antar subjek. Di sini pemastian sesuatu bahwa suatu objek atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Dapat dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif sedangkan jika disepakati oleh beberapa atau banyak orang, barulah dapat dikatakan objektif. Jadi objektivitas-subjektivitasnya suatu hal bergantung pada orang seorang.13 Hal ini digali dari pengertian bahwa jika sesuatu itu objektivitas berarti dapat dipastikan. Kepastian meliputi obyektif, dapat dipercaya, faktual. Data ini dikatakan objektif, karena hasil data ini dibaca dan diteliti dan untuk memaastikan tingkat kepastian diminta dan diaudit oleh pembimbing, teman sejawat dan guru. Sehingga tidak melenceng dari fokus penelitian. 13 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi…, 326 F. Teknik Analisis Data Menurut Nana Sudjana, analisis data adalah proses penyusunan, pengaturan, dan pengolahan data agar dapat digunakan untuk membenarkan hipotesis.14 Analisis data merupakan upaya mencari dan mendata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lain-lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. 15 Adapun proses analisa data yang dilakukan mengadopsi dan mengembangkan pola interaktif yang dikembangkan oleh Milles dan Hiberman, yaitu: 1. Reduksi Data Reduksi data merupakan suatu kegiatan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan pengabstrakan dan transformasi data mentah yang didapat dari catatan-catatan tertulis di lapangan. 16 Reduksi data dimulai pada awal kegiatan penelitian sampai dilanjutkan selama kegiatan pengumpulan data dilaksanakan. Peneliti harus membuat ringkasan, menelusuri tema, membuat gugus-gugus dan menulis memo. 2. Penyajian Data Penyajian data merupakan proses penyusunan informasi secara sistematis dalam rangka memperoleh kesimpulan sebagai temuan penelitian. Di dalam penelitian ini data yang didapat berupa kalimat, kata-kata yang berhubungan dengan fokus penelitian, sehingga sajian data merupakan sekumpulan informasi yang tersusun secara sistematis yang memberikan kemungkinan untuk ditarik kesimpulan. 14 Nana Sudjana, Tuntunan Karya Ilmiah, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004), hal. 5 Nanang Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metafhisik Telaah Studi dan Penelitian Agama, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1998), hal. 104 16 Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-dasar Penelitian, (Surabaya: eLKAF, 2006), hal. 175 15 3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan Pada saat kegiatan analisis data yang berlangsung secara terus menerus selesai dikerjakan, baik yang berlangsung di lapangan maupun setelah selesai di lapangan, langkah selanjutnya adalah melakukan penarikan kesimpulan. Untuk mengarah pada hasil kesimpulan ini tentunya berdasarkan dari hasil analisis data, baik yang berasal dari catatan lapangan, observasi maupun dokumentasi.