permasalahan sertifikasi lahan usaha pertanian secara umum

advertisement
DASAR HUKUM
UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
Sertifikasi Lahan Usaha Pertanian ini sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam rangka
untuk mengurangi ketimpangan penguasaan dan kepemilikan tanah/lahan pertanian,
mengurangi kemiskinan dan pengangguran, mengurangi sengketa dan konflik
pertanahan/lahan dan diharapkan dapat mengoptimalisasi pemanfaatan tanah/lahan yang
tadinya belum memiliki hak atas tanah yang ada di kabupaten.
Program Sertifikasi Lahan Usaha Pertanian di daerah dilaksanakan sejak tahun 2010 di 10
Kabupaten (Kab. Nunukan, Kab. Tana Tidung, Kab. Malinau, Kab. Bulungan, Kab. Berau,
Kab. Kutai Timur, Kab. Kutai Barat, Kab. Kutai Kartanegara, Kab. Paser, Kab. Penajam
Paser Utara). Program/Kegiatan ini berlangsung sampai dengan tahun 2012.
KRITERIA SERTIFIKASI LAHAN
 Tanah tidak dalam sengketa dan jelas batas-batasnya
 Luas tanah terdiri dari :
- Tanah pertanian, luas maksimal 2Ha
- Tanah non pertanian, luas maksimal 2000 m2
 Bukan tanah warisan yang belum dibagi
 Tanah sudah dikuasai secara fisik oleh pengusaha mikro/kecil (PMK)
 Lokasi tanah berada dalam wilayah Kab/Kota domisili peserta sertifikasi yang
dibuktikan dengan KTP
 Mempunyai alas hak (bukti kepemilikan)
 Khusus nelayan ditambahkan Kartu Nelayan
KEGIATAN YANG TELAH
DILAKSANAKAN
Pada hari Kamis, 11 Juli 2013 Rapat Koordinasi Program Agraria Daerah.
 Pemprov Kaltim dan Kab/Kota telah menyepakati :
• Mendukung pelaksanaan Program Nasional (PRONAS) dan Program Agraria Daerah (PRODA)
• Mendukung rencana identifikasi awal lahan pertanian mengenai target dan jumlah bidang yang
akan disertifikasi
• Menyepakati pelaksanaan kegiatan Pra Sertifikasi Lahan Usaha Pertanian di Kab/Kota dialokasikan
pada APBD Kab/Kota tahun 2014
• Pada tahun 2015 akan dialokasikan dana melalui bantuan keuangan APBD Prov. Kaltim untuk
pelaksanaan program dan kegiatan Sertifikasi Lahan Usaha Pertanian dan Legalisasi Aset di
Kab/Kota
 Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan PRODA, kepada Bupati/Walikota agar mengalokasikan
melalui dana APBD Kab/Kota pada tahun 2014 untuk pelaksanaan kegiatan Pra Sertifikasi Lahan Usaha
Pertanian di Kab/Kota dan mengidentifikasi secara rinci Calon Petani dan Calon Lahan (CPCL) sampai
pada status clean and clear
Pada hari Kamis, 18 Juli 2013 Pembahasan Tentang Sertifikasi Lahan Usaha
Pertanian atau Legalisasi Aset di Kalimantan Timur. Disimpulkan :
 Mendukung pelaksanaan Program Nasional dan Program Agraria Daerah Kaltim
 Mendukung rencana identifikasi awal lahan pertanian tentang target dan jumlah bidang yang akan disertifikasi
 Untuk agenda tahun 2014 :
• Mengidentifikasi secara rinci Calon Pemilik dan Calon Lahan (CPCL) sampai dengan status clean and clear
• Menyepakati pelaksanaan kegiatan Pra Sertifikasi Lahan Usaha Pertanian di Kab/Kota dialokasikan pada APBD
Kab/Kota tahun 2014
• Menyepakati pelaksanaan Program Agraria Daerah (PRODA) yang dilaksanakan pada tahun 2014 melalui APBD
tahun 2014 Kab/Kota
 Menyepakati rencana kegiatan tahun 2015 :
• Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur akan mengalokasikan bantuan keuangan untuk kegiatan Sertifikasi Lahan
Pertanian melalui APBD Kalimantan Timur tahun 2015
• Pemerintah Kab/Kota mengidentifikasi secara rinci Calon Pemilik dan Calon Lahan (CPCL) untuk tahun 2016
• Pemerintah Kab/Kota mengidentifikasi awal Calon Pemilik dan Calon Lahan (CPCL) untuk tahun 2017
PERMASALAHAN SERTIFIKASI LAHAN
USAHA PERTANIAN SECARA UMUM
1.
Kesalahan penempatan kegiatan pada SKPD
2.
Keterbatasan tenaga pengukur pertanahan di Kabupaten
3.
Pola kerjasama dalam pelaksanaan sertifikasi lahan pertanian ini tidak berbentuk dalam MoU, melainkan
dalam bentuk LS (Kontrak Kecil), hal ini dikarenakan penerapan peraturan yang berbeda. Oleh BPN/Kantor
Tanah Kabupaten dalam pembuatan sertifikat untuk kegiatan pemerintah diberlakukan sama seperti
masyarakat biasa, yaitu dalam menerbitkan sertifikat harus membayar terlebih dahulu, baru sertifikat dapat
terbit. Sementara dari pemerintah dalam pelaksanaan kegiatan, untuk proses pembayaran baru dapat
dilakukan apabila sertifikat sudah terbit.
4.
Adanya kenaikan harga biaya pengukuran, sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 51/PMK.02/2012
tanggal 3 April 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 132/PMK.02/2010 tentang
Indek Dalam Rangka Penghitungan Penetapan Tarif Pelayanan pada Badan Pertanahan (biaya untuk Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP) yaitu Harga Satuan Biaya Khusus Pengukuran (HSBKU) sejak tanggal 3 April
2012 mengalami kenaikan)
PERMASALAHAN SERTIFIKASI LAHAN
USAHA PERTANIAN PER KABUPATEN
Kabupaten Kutai Barat
• Banyaknya kegiatan yang dilaksanakan oleh BPN sehingga pelaksanaan kegiatan hanya sampai tahap
pengukuran.
• Tahap pendaftaran dan pemeriksaan panitia A belum dapat dilaksanakan.
• Anggaran lanjutan untuk tahap pendaftaran dan pemeriksaan panitia A tidak masuk pada anggaran Kab. Kutai
Barat 2014.
• Untuk alokasi APBDP 2014 waktunya sangat singkat sehingga sulit memprediksi penyelesaian kegiatan di BPN.
• Bendahara penerima di BPN tutup lebih awal (bln. Oktober) dibanding bendahara pengeluaran di
Disbuntanakan (bln. Desember)
Kabupaten Paser
• Alokasi APBD Kab. Paser untuk sertifikasi lahan pertanian dilaksanakan untuk sertifikasi program BPN Pusat.
Sehingga untuk program sertifikasi lahan bantuan keuangan provinsi tidak dilakukan. Kemudian dilakukan
pendaftaran ulang untuk sertifikasi lahan yang dipergunakan untuk persiapan clean and clear lahan pertanian
dengan sisa dana yang ada.
Kabupaten Berau
• Pelaksanaan kegiatan pengukuran sertifikasi lahan usaha pertanian oleh BPN tahun 2013 belum selesai
seluruhnya.
• Anggaran APBD Kab. Berau untuk sertifikasi lahan usaha pertanian tahun 2014, telah disiapkan di Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA) Kab. Berau tahun 2015.
Kabupaten Kutai Kartanegara
• Kabupaten Kutai Kartanegara tidak mengalokasikan anggaran untuk kegiatan
Sertifikasi Lahan Pertanian tahun 2014.
Kabupaten Kutai Timur
• Pelaksanaan kegiatan Sertifikasi Lahan Usaha Pertanian dilaksanakan sampai pada
tahap koordinasi CPCL.
Kabupaten PPU
• Pada tahun 2014 dialokasikan dana untuk kegiatan Sertifikasi Lahan Usaha Pertanian
Rp.250.000,- dan untuk kegiatan Sertifikasi Pemerintahan, sebesar Rp.150.000,- yang
dialokasikan pada bagian pemerintahan sekretariat Kab. PPU. Dan sampai saat
dilakukan koordinasi, kegiatan tersebut belum dilaksanakan karena salah
penempatan kegiatan pada SKPD. Untuk itu, Pemkab akan melakukan koordinasi
kembali pada instansi terkait agar dapat tetap melaksanakan kegiatan clean and
clear CPCL sertifikasi lahan usaha pertanian dan sertifikasi pemerintahan sampai
pada tahap penyampaian ke BPN.
Sertifikasi Lahan Usaha Pertanian Tahun 2014
No Kabupaten /
Kota
1 Kutai Barat
Jumlah Lahan yang
disertifikasi
149 persil / bidang
Rencana Lokasi
Detail Lokasi
Geleo Baru Kec. Barong Tongkok
Geleo Baru 72 persil
Tering Seberang Kec.Tering
Tering Seberang 28 persil
Empas Kec. Melak
Empas 34 persil
Linggang Mapan 15 persil
2 Kutai Timur
53 persil / bidang
Linggang Mapan Kec. Linggang Bigung
Desa Miau Baru Kec. Kongbeng
3 Berau
200 persil / bidang
Kampung Bebanir Bangun Kec. Sambaliung
Kampung Bebanir Bangun 100 persil
Kampung Buyung-Buyung
Kampung Buyung-Buyung 50 persil
Kampung Merancang Ulu 50 persil
Sumber Sari 39 persil
Bensamar 1 persil
Loa Tebu 29 persil
Maluhu 33 persil
Jahab 22 persil
Rapak Lambur 60 persil
Semar, Desa/Kelurahan Suliliran Baru
4 Kukar
184 persil / bidang
Kampung Merancang Ulu
Kec. Loa Kulu
Tenggarong
5 Paser
6 PPU
29 persil / bidang
Kec. Pasir Belengkong
200 persil / bidang
Kec. Babulu
Download