BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik merupakan energi utama yang digunakan hampir diseluruh
sisi kehidupan manusia saat ini dimana semua aktifitas manusia berhubungan
dengan energi listrik. Seiring kemajuan zaman, permintaan akan energi listrik
semakin meningkat. Menurut Pramnamto (2008) PLN sebagai penyedia jasa
listrik harus bisa men-supplay kebutuhan listrik rumah tangga maupun
perkantoran yang sangat besar dengan tetap memperhatikan daya listrik yang
dihantarkan ke konsumen.
Listrik dalam kehidupan sehari – hari sangat besar manfaatnya bagi
kehidupan manusia terutama bagi negara berkembang. Penggunaan tenaga listrik
merupakan suatu unsur mutlak dalam kehidupan modern, untuk industri, rumah
tangga, pengangkutan, penerangan, komunikasi dan lain sebagainya (Kadir, 1977
dalam Kuspartiyatun, 1998)
Kelurahan Wonosobo Timur merupakan wilayah dengan jumlah
permukiman yang terpadat dan pusat lokasi beberapa fasilitas masyarakat kota
yang ada di Kabupaten Wonosobo. Wilayah tersebut menjadi pusat perdagangan
dan jantung kota di Wonosobo sehingga pemakaian listrik pada wilayah ini
menjadi sangat beragam. Berbagai macam aktivitas kegiatan seperti pertokoan,
sekolah, pasar dan perumahan membuat kebutuhan daya listrik semakin besar.
1
2
Pemetaan penggunaan daya listrik melalui aplikasi Sistem Informasi
Geografis (SIG) ini ialah untuk mengetahui keterkaitan antara fungsi dan jenis
bangunan terhadap pemakaian daya listrik yang digunakan. Dibuatnya sistem
informasi ini dapat memberikan suatu informasi secara detail tentang pengguna
energi listrik dan berapa besar daya yang digunakan di Kelurahan Wonosobo
Timur berdasarkan jenis, fungsi, dan luas bangunan yang dimiliki.
Pemanfaatan aplikasi SIG dalam bidang ini dapat membantu dengan
menghasilkan informasi spasial dari data pengguna listrik dalam suatu wilayah
kajian. Sistem Informasi Geografis didalamnya tersusun atas rangkaian dari data
spasial. Menurut (Heywood,1998 dalam Rosharia, 2010) data spasial adalah data
yang mempunyai referensi koordinat tertentu, berisi tentang posisi, atribut dan
relasi/hubungan antara kenampakan/obyek dalam ruang. Pengolahan data spasial
mengggunakan aplikasi SIG dapat mempermudah perolehan informasi yang
direpresentasikan secara geografis dengan titik, garis maupun area.
Pemanfaatan aplikasi citra penginderaan jauh yang akhir-akhir ini sangat
berkembang pesat. Kelebihan dari citra penginderaan jauh adalah memiliki
keakuratan yang relatif tinggi dan pengerjaannya memerlukan waktu dan biaya
yang lebih murah jika dibandingkan dengan survei lapangan. Citra penginderaan
jauh yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan citra beresolusi spasial
tinggi. Citra tersebut digunakan untuk melakukan interpretasi jenis bangunan dan
fungsi bangunan. Dengan memanfaatkan aplikasi SIG dan teknologi penginderaan
jauh pemetaan menjadi lebih mudah dan tepat.
3
1.2 Perumusan Masalah
Informasi pengguna energi listrik melalui daya listrik yang digunakan
berkaitan dengan persil bangunan sangat dibutuhkan untuk melihat hubungan
yang mempengaruhi banyaknya daya yang digunakan. Berdasarkan uraian diatas,
maka permasalahan yang melatarbelakangi penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Bagaimana hubungan antara jenis, fungsi dan luas bangunan terhadap
pemakaian daya listrik di Kelurahan Wonosobo Timur
2. Bagaimana melakukan diseminasi data pengguna listrik dalam bentuk
peta sesuai keterkaitannya dengan hubungan persil bangunan dengan
pemakaian daya listrik
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui keterkaitan antara jenis, fungsi, dan luas bangunan
terhadap pemakaian daya listrik
2. Menyajikan data spasial yang terintegrasi melalui pemanfaatan sistem
informasi geografi untuk melakukan pemetaan pengguna energi listrik
di Kelurahan Wonosobo Timur
1.4 Manfaat Penelitian
1. Membantu pihak terkait dan masyarakat dalam memberikan informasi
sebaran pengguna energi listrik secara detail dalam bentuk peta
tematik.
2. Menambah wacana dan literatur baru sebagai referensi bagi penelitian
yang memerlukan data yang berkaitan dengan penelitian ini.
4
3. Pemetaan
sebaran
pengembangan
jumlah
pemakaian
daya
listrik
sebagai
ilmu Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi
Geografi dalam bidang kelistrikan
1.5 Tinjauan Pustaka
1.5.1 Energi Listrik
Energi menjadi kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Listrik
merupakan salah satu dari energi yang ada di bumi. Oleh karena itu, sangat
penting untuk mengelola jaringan listrik tersebut. PT. PLN sebagai BUMN ialah
badan yang bertanggung jawab dalam hal ini. Kecepatan layanan dan kepuasan
pelanggan merupakan hal–hal yang harus dijaga dan ditingkatkan oleh PT. PLN
sebagai pihak yang mendistribusikan tenaga listrik kepada pelanggan. Dengan
semakin banyaknya aset yang tersebar pada banyak lokasi, maka hal ini akan
dihadapkan pada kesulitan dalam mengetahui atau memberikan informasi secara
akurat terhadap jumlah dan nilai aset yang dimiliki yang tersebar di seluruh
pelosok baik perkotaan maupun pedesaan dikarenakan lokasi sebaran yang begitu
luas. Pengelolaan ini mencakup pemantauan jaringan listrik, pemantauan daerah
konsumen, sehingga perlu perencanaan yang tepat dan efektif untuk dapat
memberikan keuntungan dan manfaat bagi semua pihak.
Listrik memegang peranan yang vital dalam kehidupan. Dapat dikatakan
bahwa listrik telah menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan baik di
rumah tangga maupun industri. Mulai dari peralatan dapur hingga mesin pabrikpabrik besar bahkan pesawat terbang, semua memerlukan listrik. Umumnya listrik
diperoleh dari mengubah energi kinetik melalui generator menjadi listrik.
5
1.5.2 Jaringan Transmisi Listrik
Jalur transmisi listrik merupakan suatu sistem penyaluran energi listrik
kepada konsumen secara tidak langsung, melalui terminal pembangkit atau gardu
induk ke gardu induk lain sesuai dengan tujuan distribusi atau penyaluran energi.
Pemilihan lintasan yang akan dilalui saluran transmisi merupakan persoalan
pokok bagi pembangunan saluran tersebut. Untuk itu perlu dilakukan studi dan
survei yang mendalam guna memungkinkan pembangunan saluran secara
ekonomis dan dapat diandalkan, baik dilihat dari pembangunannya sendiri
maupun dari perawatannya nanti. Dalam pembangunan jalur transmisi listrik, ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan, terutama faktor yang berkaitan dengan
kondisi lingkungan dimana hal ini menjadi syarat utama pembangunan jalur
transmisi listrik. Adapun persyaratan umum yang digunakan yaitu :
a.
Jauh dari permukiman dengan aksesbilitas yang mudah.
b.
Ruang bebas saluran udara tegangan tinggi (SUTT) berupa area
sepanjang ±40 m dalam area tersebut hars bebas vegetasi tinggi dan
juga pemukiman.
c.
Melalui wilayah stabil secara geoteknik, agar kedudukan menara
aman.
1.5.4 Pemanfaatan Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografis adalah sistem yang berbasis komputer
yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi
geografi. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis
objek-objek dan fenomena karena lokasi geografi merupakan karakteristik
6
yang penting atau kritis untuk dianalisis. Oleh karena itu, SIG merupakan
sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menangani data
yang bereferensi geografi, yaitu masukan, manajemen data (penyimpanan dan
pemanggilan data), analisis dan manipulasi cara, serta keluaran (Aronaff,
1989).
Pemanfaatan ilmu Sistem Informasi Geografi dalam bidang kelistrikan
dapat digunakan untuk memantau sebaran besar pemakaian daya listrik secara
spasial berdasarkan nomor ID Pelanggan yang terdata di kantor PLN.
Penyajian data pemakaian daya listrik dalam bentuk tabular ataupun diagram
dirasa kurang mencukupi kebutuhan diseminasi data. Penyajian data secara
spasial lebih memudahkan untuk dipahami terutama pada penelitian yang
berhubungan dengan jarak dan lokasi. Analisis hubungan keterkaitan persil
bangunan terhadap pemakaian daya listrik sangat erat kaitannya dengan
keruangan sehingga Sistem Informasi Geografi sangat bermanfaat untuk
keperluan penelitian ini.
1.5.5 Penginderaan Jauh
Penginderaan Jauh merupakan ilmu atau teknik dan seni untuk
mendapatkan informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan gejala dengan
cara menganalisis data yang diperoleh dari suatu alat tanpa berhubungan langsung
dengan objek, wilayah atau gejala yang sedang dikaji (Lillesand dan Keifer,1979).
Penginderaan jauh merupakan variasi teknik yang dikembangkan untuk perolehan
dan analisis informasi tentang bumi. informasi tersebut berbentuk radiasi
elektromagnetik yang dipantulkan dan dipancarkan dari permukaan bumi. Konsep
7
dasar penginderaan jauh terdiri atas beberapa elemen atau komponen yang
meliputi sumber tenaga, atmosfer, interaksi tenaga dengan objek di permukaan
bumi, sensor, sistem pengolahan data dan berbagai penggunaan data.
Pengumpulan data penginderaan jauh dilakukan dengan menggunakan
alat pengindera atau alat pengumpul sata yang disebut sensor. Setiap sensor
mempunyai kepekaan spektral terbatas. Tidak ada satu sensor pun yang peka
terhadap seluruh panjang gelombang. Sensor terbatas kemampuannya untuk
mengindera objek kecil. Batas kemampuan memisahkan setiap objek dinamakan
resolusi. Resolusi suatu sensor merupakan indikator tentang kemampuan sensor
atau kualitas sensor dalam merekam objek. Didalam citra resolusi merupakan
parameter limit atau daya pisah objek yang masih dapat dibedakan. Empat
resolusi yang biasa digunakan sebagai parameter kemampuan sensor, yaitu
resolusi spasial, resolusi spektral, resolusi radiometrik dan resolusi temporal.
Resolusi spasial adalah ukuran objek terkecil yang masih dapat disajikan,
dibedakan, dan dikenali pada citra. Resolusi spektral merupakan daya pisah objek
berdasarkan
besarnya
spektrum
elektromagnetik
yang digunakan
untuk
perekaman data. Resolusi radiometrik adalah kemampuan sistem sensor untuk
mendeteksi perbedaan pantulan terkecil, atau kepekaan sensor terhadap perbedaan
terkecil kekuatan sinyal.
1.5.6 Penggunaan Citra Penginderaan Jauh
Pemanfaatan aplikasi citra penginderaan jauh yang akhir-akhir ini sangat
berkembang pesat. Lillesand dan Kieffer (1994) mengatakan, “Penginderaan jauh
adalah ilmu, teknik, dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek,
8
daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat
tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji’. Data
penginderaan jauh dapat berupa citra, grafik, dan data numerik. Keberadaan citra
penginderaan jauh sebagai wadah untuk memperoleh informasi suatu objek pada
wilayah kajian juga sangat penting dalam pembuatan peta tematik untuk pengguna
energi listrik. Penggunaan citra digunakan untuk menginterpretasi batas blok, blok
persil, luasan wilayah dan sebagainya. Citra yang digunakan untuk melakukan
interpretasi dalam hal ini menggunakan citra dengan resolusi spasial tinggi karena
citra yang dibutuhkan ialah untuk menginterpretasikan objek kajian survey kota.
Satelit WorldView-2 diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009, di
ketinggian 770 kilometer. Satelit mampu memberikan data citra resolusi 0,5 m
pancromatic ( hitam dan putih) dan 1.84 m untuk citra multispectral. Satelit ini
juga mampu mengumpulkan data citra multispektral daerah yang sangat luas 1
juta km2 setiap hari, sensor satelit WorldView-2 menyediakan sebuah band
resolusi tinggi pankromatik dan 8 band multispektral, 4 band standar (warna
merah, hijau, biru dan inframerah) dan 4 bend baru (warna kuning, merah dan
inframerah), penuh warna citra untuk meningkatkan aplikasi analisis, pemetaan
dan pemantauan spektral, perencanaan penggunaan lahan, bantuan bencana,
eksplorasi, pertahanan dan intelijen, serta lingkungan visualisasi dan simulasi.
1.5.7 Kegunaan Pemetaan Pemakaian Daya Listrik
Dalam era modern ini, kebutuhan untuk manajemen aset yang efektif
telah menjadi penting untuk perusahaan penyedia jasa energi listrik. Sistem
Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) telah
9
menunjukkan jati dirinya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ini namun
tidak diimplementasikan sebagai komponen standar dalam perusahaan sebagai
sistem informasi yang luas. Sistem GIS ini tidak hanya memberikan informasi
geografis, tetapi juga menyediakan konektivitas jaringan listrik. Untuk tujuan ini,
adalah baik untuk mempertimbangkan menggunakan sistem GIS sebagai sumber
database “definitif” yang bertindak sebagai repositori untuk kebutuhan
manajemen sistem distribusi (Roger.S, 2002).
Audit energi listrik dan analisis aliran daya adalah dua tujuan penting
dari reformasi yang berlangsung di sebagian besar negara pada sistem distribusi
listrik mereka. Hal ini sejalan dengan persyaratan pengurangan kerugian ATC
(Available Transfer Capability) dan audit energi secara total. Reformasi yang
dipertimbangkan tersebut diwujudkan melalui pemberdayaan TI (Teknologi
Informasi), dimana GIS memainkan peranan penting. Aplikasi GIS membantu
dalam menjaga database konsumen yang ter-indek dan aset basis data
listrik.
Konsumen yang ter-indeks di mapping ke sumber masing-masing
pasokan. Hal ini penting untuk melakukan audit energi pada sistem distribusi dan
feeder. Aplikasi GIS yang terintegrasi dengan modul Analisis Jaringan dapat
membantu dalam berbagai hal perhitungan seperti kerugian teknis, analisis aliran
daya, audit energi, optimasi jaringan dan aplikasi hasil peramalan.
Audit energi dan analisis kehandalan jaringan memainkan peran untuk
estimasi yang tepat dari kerugian teknis dan ekonomis yang dapat membantu
dalam mengambil tindakan untuk koreksi yang tepat dalam meningkatkan kinerja
dari sistem distribusi listrik. Tindakan tersebut dapat membantu dalam menangkap
10
dan memvalidasi input energi, konsumsi energi dan parameter listrik lainnya
untuk memperhitungkan kerugian energi secara transparan.
Teknologi Sistem Informasi Geografis dalam bidang kelistrikan ini
dibuat untuk memetakan aset jaringan yang berupa titik – titik gardu transmisi dan
gardu induk, daerah lokasi pelanggan, dan semua informasi yang terkait dengan
pelanggan dan aset jaringan tersebut. Pada perkembangannya, data – data ini
dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dalam
rangka pembangunan dan
implementasi infrastruktur ketenagalistrikan. Sehingga dengan sistem ini data
dapat dikelola dan dilakukan manipulasi untuk keperluan analisis dan sekaligus
menampilkan hasilnya dalam berbagai format (Widya Ayu, 2010).
Sistem Informasi Geografis
ini diharapkan mampu memecahkan
masalah-masalah yang terjadi dalam bidang kelistrikan . Kemampuan dari sistem
ini adalah:
1. Visualisasi lokasi pelanggan di wilayah PLN
2. Mengolah (mengganti, menambah, dan menghapus) data pelanggan
PLN
3. Melakukan pencarian data pelanggan
1.6 Penelitian Sebelumnya
Penelitian dalam bidang kelistrikan pada beberapa tahun terakhir menjadi
sebuah tema yang menarik untuk di kaji dan di aplikasikan ke dalam ilmu Sistem
Informasi Geografi (SIG). Beberapa peneliti sebelumnya yang telah melakukan
penelitian
dalam
bidang
kelistrikan
ialah
seperti
pada
Tabel
1.1:
Tabel 1.1 Penelitian Sebelumnya
No
1
2
Nama Peneliti
Yulifa Woro
Prawesti
Agung Eka
Putra
Judul
Penyusunan Basis Data
Pemakaian Daya Listrik
Ditinjau Dari Kondisi
Ekonomi Masyarakat Di
Kelurahan Patukangan
Kecamatan Kota
Kabupaten Kendal
Pemanfaatan Citra Satelit
Quickbird Untuk
Pemetaan Pengguna
Listrik Di Kelurahan
Ngupasan Kecamatan
Gondomanan Kota
Yogyakarta
1.
2.
1.
2.
Tujuan
Menyusun basis data yang
divisualisasikan dalam
bentuk peta dengan satuan
wilayah pemetaan desa
Menganalisa dari peta
yang dihasilkan untuk
mengetahui keterkaitan
kondisi ekonomi terhadap
pemakaian listrik tiap
persil
Untuk melakukan
pemetaan tingkat
pemakaian listrik di
wilayah Kelurahan
Ngupasan Kecamatan
Gondomanan Kota
Yogyakarta
Mengetahui keterkaitan
daya pemakaian listrik
tiap batas kepemilikan
lahan
Metode
Metode matching
yang dilakukan
berdasarkan
variabel dan
pengolahan data
dengan penerapan
SIG
Hasil
Peta Pemakaian
Daya Listrik
berdasarkan
Kondisi Ekonomi
Masyarakat
Metode matching
berdasarkan
variabel jenis,
fungsi, dan luas
bangunan terhadap
variabel daya listrik
Peta Jenis
Bangunan dengan
Daya Listrik, Peta
Fungsi Bangunan
dengan Daya Listrik
dan Peta Luas
Bangunan dengan
Daya Listrik.
Sumber : Laporan Penelitian Tugas Akhir, Fakultas Geografi
12
1.7 Kerangka Pemikiran
Data primer yang berasal dari survey lapangan maupun data sekunder
yang diperoleh melalui instansi penyedia data merupakan data masukkan yang
selanjutnya diolah untuk menghasilkan informasi spasial yang terintegrasi dengan
Sistem Informasi Geografi. Beragam cara dalam memasukkan data analog
kedalam data bentuk digital, baik data dalam bentuk tabular maupun data dalam
bentuk grafis atau dalam hal ini adalah berupa peta.
Batas wilayah penelitian yang merupakan Kelurahan Wonosobo Timur
didapatkan melalui Peta Batas Administrasi. Peta Batas Administrasi kemudian
dikomparasikan dengan batas citra World View 2 yang telah terkoreksi untuk
mendapatkan batas wilayah penelitian yang sesuai. Tujuan dilakukan komparasi
anatara kedua sumber data ialah agar batas wilayah penelitian tidak memotong
persil bangunan yang ada.
Peta Blok Persil Pajak Bumi dan Bangunan dalam format shapefile yang
didapatkan melalui Kantor Bappeda Kabupaten Wonosobo selanjutnya dilakukan
pemotongan yang disesuaikan dengan Peta Batas Wilayah Penelitian. Hasil
pemotongan citra kemudian dikomparasikan dengan citra World View 2 untuk
diteliti kembali agar batasan persil sesuai dengan batas bangunan yang terekam
oleh citra satelit. Peta Blok Persil Wilayah Penelitian kemudian dilakukan
penyesuaian dengan kondisi yang terdapat dalam data jumlah pelanggan listrik.
Penyesuaian ini untuk memastikan bahwa jumlah persil yang ada sesuai dengan
jumlah pelanggan listrik.
13
Peta Blok Persil Wilayah Penelitian selanjutnya dilakukan penambahan informasi
jenis bangunan, fungsi bangunan, luas bangunan dan jumlah pemakaian daya
listrik pada atribut tabel. Informasi jenis bangunan dan fungsi bangunan
didapatkan melalui interpretasi visual dari citra penginderaan jauh dengan
didasarkan pada klasifikasi yang dirujuk melalui Undang Undang Nomor 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, untuk memperkuat kebenaran selanjutnya
dilakukan survey populasi terhadap kenampakan yang ada di lapangan. Luas
bangunan
didapatkan
melalui
proses
calculate
geometry
kemudian
diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi luas yang diperoleh dari Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Informasi pemakaian daya
listrik diperoleh dari Kantor Pelayanan Listrik Nasional Kabupaten Wonosobo
yang dikelaskan berdasarkan klasifikasi pemakaian daya listrik.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah peta hubungan antara
pemakaian daya listrik dengan jenis bangunan, fungsi bangunan dan luas
bangunan. Ketiga peta hubungan selanjutnya dilakukan analisis deskriptif untuk
mengkaji hasil penelitian yang didapatkan.
14
Alur keseluruhan metode dapat digambarkan pada diagram alir sebagai berikut :
Peta Persil PBB
Tahun 2012
Citra Satelit World
View 2 Tahun 2013
Survey
Lapangan
Survey Populasi
Update Peta
Persil
Peta Persil Tentatif
Jenis Bangunan
1.
2.
Reinterpretasi
3.
Meter listrik yang mempunyai
sambungan lebih dari 1 bangunan
Bangunan
yang
tidak
mempunyai meter listrik
Bangunan dengan lebih dari 1
meter listrik
Peta Persil Tahun 2015
Calculate
Geometry
Data Pemakaian
Listrik
Data Luas
Bangunan
Integrasi
Data
Data Fungsi
Bangunan
Update
Atribut Tabel
Analisis
Deskriptif
Data Jenis
Bangunan
Hasil Analisis
Deskriptif Data
Survey
Lapangan
Komparasi
Peta Hubungan
Luas Bangunan
dengan
Pemakaian Daya
Listrik
Peta Hubungan
Fungsi
Bangunan
dengan
Pemakaian Daya
Listrik
Peta Hubungan
Jenis Bangunan
dengan
Pemakaian
Daya Listrik
Gambar 1.1 Diagram alir metode penelitian
Keterangan :
: Input (Data Masukan)
: proses
: Output
15
1.8 Batasan Istilah
Daya Listrik adalah besarnya tegangan/Voltase listrik yang disalurkan pada tiap
persil dalam satuan Watt.
Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan
maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti penting objek
tersebut (Estes dan Simonett, 1975 dalam Sutanto 1996).
Kepala Keluarga adalah seseorang yang bersatatus kawin dan dianggap sebagai
penanggung jawab terhadap sekelompok orang dalam hal ini adalah
anggota keluarga yang bertempat tinggal secara bersama-sama dalam
bangunan rumah (BPS, 2000).
Penginderaan Jauh merupakan ilmu atau teknik dan seni untuk mendapatkan
informasi tentang objek, wilayah, atau gejala dengan gejala dengan
cara menganalisis data yang diperoleh dari suatu alat tanpa
berhubungan langsung dengan objek, wilayah atau gejala yang
sedang dikaji (Lillesand dan Keifer,1979).
SIG (Sistem Informasi Geografi) adalah sistem berbasis komputer yang
digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis
informasi geografis.
Sistem adalah sekumpulan obyek, ide, berikut saling berhubungan dalam
mencapai tujuan atau sasaran bersama.
Wilayah adalah Sebagian bagian dari permukaan bumi yang dapat dibedakan
dalam hal tertentu dari daerah sekitarnya.
Download