Dukungan Teknologi Penginderaan Jauh dalam Penilaian

advertisement
Dukungan Teknologi Penginderaan Jauh
dalam Penilaian Sumberdaya Hutan (Forest Resource Assessment) Tingkat Nasional:
Akses Citra Satelit, Penggunaan dan Kepentingannya
Keynote Speech Kepala LAPAN
Manfaat data satelit penginderaan jauh:
 Perolehan data dilakukan secara konsisten, baik secara spasial maupun temporal.
 Berbagai panjang gelombang dari sensor yang dimiliki (resolusi spektral) dapat
memberikan detil informasi objek yang diinginkan.
 Cakupan luas dan dapat menentukan wilayah yang diinginkan.
 Biaya relatif murah (cost-effective).
 Data setiap saat selalu dapat diproses kembali.
Kebutuhan pengguna terhadap data satelit penginderaan jauh antara lain untuk memetakan/
mendeteksi/ memantau:
 Penutup/pengunaan lahan
 Deforestasi dan degradasi
 Tata batas kawasan hutan
 Peta dasar (sampai dengan 1:1000)
 Tata ruang
 Lahan baku sawah
 Peta persil
 Blok sensus
 Daerah pertambangan
 Daerah irigasi
 Curah hujan
 Pulau-pulau kecil
 Batas negara
 Suhu permukaan laut
 Suhu permukaan daratan
1



Khlorofil
Bencana: kekeringan, banjir, longsor, erupsi gunung vulkanik, kebakaran
lahan/hutan, dampak gempa bumi, tsunami,
dll
LAPAN dalam mendukung penyediaan data satelit penginderaan jauh:
 Inpres No. 6 Tahun 2012
Kewajiban LAPAN:
a. menyediakan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi dengan lisensi
Pemerintah Indonesia;
b. meningkatkan kapasitas dan operasi sistem akuisisi data satelit
penginderaan jauh resolusi tinggi;
c. melaksanakan penyediaan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
d. melakukan pengolahan atas data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi
berupa koreksi radiometrik dan spektral;
e. membuat metadata atas data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi
sesuai dengan Standar Nasional Indonesia;
f. melakukan penyimpanan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi;
dan
g. bersama Badan Informasi Geospasial melakukan pengendalian kualitas
terhadap data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi.
 UU No. 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan:
Kewajiban Lembaga/LAPAN, antara lain:
o Merencanakan, membangun, dan mengoperasi satelit dan stasiun bumi
penginderaan jauh (pasal 16 dan 17).
o Pengadaan data penginderaan jauh resolusi tinggi (pasal 18).
o Penyusunan standar metode dan kualitas pengolahan data (pasal 19).
o Menyelenggarakan penyimpanan dan pendistribusian data melalui bank
data penginderaan jauh nasional sebagai simpul jaringan data
penginderaan jauh dalam sistem Jaringan Data Spasial Nasional (pasal 20).
 Data satelit penginderaan jauh yang diterima oleh Stasiun Bumi LAPAN saat ini:
o Resolusi rendah: Terra/Aqua, NPP, NOAA-18, Metop (resolusi spasial
250-1000m), MTSAT (resolusi 1-4 km)
o Resolusi menengah: Landsat-7 dan Landsat-8 (resolusi spasial 30m)
o Resolusi tinggi: SPOT-5 (resolusi spasial 2,5 m) dan SPOT-6 (resolusi
spasial 1,5 m)
 Pengadaan data satelit penginderaan jauh resolusi tinggi (tahun 2013):
o Pleiades (resolusi spasial 0.5 m)
o RapidEye (resolusi spasial 5 m)
o TerraSAR-X (resolusi spasial 3-18 m)
 Arsip berbagai jenis data satelit penginderaan jauh tersedia secara cukup lengkap
sejak tahun 1990.
2
Resolusi
Data
Periode
Lokasi
Rendah
MTSAT-1R
Okt 2008 – sekarang
Seluruh Indonesia
Feng Yun-1D
2003 – 2011
Seluruh Indonesia
NOAA-18
2005 – sekarang
Seluruh Indonesia
NOAA-19
2009 – sekarang
Seluruh Indonesia
Terra/Aqua
2006 – sekarang
Seluruh Indonesia
NPP
Feb 2012 – sekarang
Seluruh Indonesia
ALOS AVNIR
2006 – 2011
Jawa, Sumatera, Bali, Nusa
Tenggara, Kalimantan
SPOT-2
Apr 2006 – Jun 2009
Seluruh Indonesia
SPOT-4
Apr 2006 – Jan 2013
Seluruh Indonesia
Landsat-5
1990 – 2009
Seluruh Indonesia
Landsat-7
2001 – sekarang
Seluruh Indonesia
Landsat-8
Apr 2013 – sekarang
Seluruh Indonesia
Rapid Eye
2012 -2013
Kalimantan, Jawa, Sumatera
SPOT-5
2005, Jan 2013 –
sekarang
Sumatera, Jawa, Sulawesi,
Nusa Tenggara, Kalimantan,
Papua
SPOT-6
Jan 2013 – sekarang
Sumatera, Jawa, Papua,
Sulawesi, Kalimantan
Pleiades
Jun 2013 – sekarang
Ibu kota provinsi/kabupaten,
kota-kota otonomi
ALOS Prism
Jun 2006 – Oct 2009
Jawa, Sumatera, Bali, Nusa
Tenggara, Kalimantan, Papua
Ikonos
2000 – 2004, 2007,
2008, 2011
NAD, Papua, Jakarta, Jateng,
Jatim, Papua
Quickbird
2006 – 2010
Sumatera, Kalimantan,
Papua, Jabar, Jatim
World View
2010 – 2012
Maluku, Papua
Geo Eye
2009 – 2011
Maluku, Papua, Jawa
TerraSAR-X
2010 – 2013
Jakarta, Riau, Jambi,
Kalteng, Kaltim, Jateng, L.
Timor, Nusa Tenggara
ALOS Palsar
2006 – 2010
Kalimantan, Sumatera, Jawa
Radarsat
2009 – 2010
Kalimantan
Menengah
Tinggi
SAR
3
Dukungan LAPAN dalam sektor kehutanan, antara lain:
 Kegiatan Indonesia’s National Carbon Accounting System (INCAS) – kerjasama
antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia:
o Pemetaan penutup lahan (hutan dan non-hutan) tahunan seluruh wilayah
Indonesia tahun 2000-2009 (selesai). Sementara untuk tahun 2010, 2011,
dan 2012 sudah selesai untuk Sumatera dan Kalimantan, wilayah lainnya
diharapkan selesai pada Juni 2014. Data utama: Landsat.
o Pemetaan perubahan penutup lahan (hutan dan non-hutan) tahunan seluruh
wilayah Indonesia tahun 2000-2009 (selesai). Data utama: Landsat.
 Pemantauan indikasi deforestasi dan degradasi tiga bulanan. Data utama:
Terra/Aqua MODIS.
 Pemantauan indikasi kebakaran lahan/hutan (fire hotspot) harian. Data utama:
Terra/Aqua MODIS.
Akses terhadap data:
Data satelit penginderaan jauh yang tersedia di LAPAN dapat diperoleh oleh
Kementerian/Lembaga, TNI, Kepolisian RI, dan Pemerintah Daerah secara cuma-cuma
(free-of-charged) dengan menghubungi Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh.
4
Download