Proposal - Perpustakaan IAIN Kendari

advertisement
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE
POSTER SESSION PADA MATERI GERAKAN-GERAKAN
SHALAT DI KELAS III SDN 02 TAMBEANGA
KECAMATAN LAONTI KABUPATEN
KONAWE SELATAN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Islam Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam
OLEH :
ANITA
NIM. 11010101030
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SULTAN QAIMUDDIN
KENDARI
2013
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Penelitian yang berjudul : “Meningkatkan Hasil belajar siswa melalui
metode poster sessión pada materi gerakan-gerakan shalat di kelas III SDN 02
Tambeanga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan”, yang di ajukan oleh
saudari, Anita, Nim. 11010101030, mahasiswa Program Studi PAI Jurusan
Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
(STAIN) Sultan Qaimuddin
Kendari, telah diperiksa oleh pembimbing, dan selanjutnya dinyatakan disetujui
untuk diujiankan.
Kendari,
Juli 2013
Pembimbing
Dr. Supriyanto, M. Ag
Nip. 197207262000031001
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini,
menyatakan bahwa skripsi ini hasil karya sendiri, jika dikemudian hari terbukti
bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan dan plagiat atau dibuat orang lain
secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh
karenanya batal demi hukum.
Kendari,
Oktober 2013
Penulis
ANITA
NIM. KL. 11010101030
iii
PENGESAHAN UJIAN SEMINAR HASIL
Skripsi yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode
Poster Sessión Pada Materi Gerakan-Gerakan Shalat Di Kelas III SDN 02
Tambeanga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan” yang disusun oleh
saudara Zubaidillah, Nim. Kl. 11010101005 Mahasiswa program Studi
Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam
(STAIN) Sultan Qaimuddin Kendari, telah di uji dan dipertahankan dalam
seminar hasil pada hari Jum’at, 5 Oktober 2013, dan telah dapat melanjutkan ke
sidang munaqasyah.
Kendari, 5 Oktober 2013
DEWAN PENGUJI
Ketua
: Dr. Suprianto, M.Ag
(..............................)
Anggota
: Dr. H. Nur Alim, M.Pd
(..............................)
: Dr. Hj. Hasniati G.A, M.Pd.I
(..............................)
Mengetahui
Ketua Jurusan Tarbiyah
Dra. Hj. St. Kuraedah, M.Ag
Nip. 1963122319911022003
iv
KATA PENGANTAR
‫لِ ْم لر ِل ِ َن لمح لْر ِ َن ْم َّح لر‬
ُِ‫ َِّ ْه َّشحً ََّّ ْن لَّ ِل َّلَّ ِللَ ًِ َََُّّّ ْه َّشحً ََّّ َن ًا َّد َحح‬. َّ‫َِّ ْ َّد ْححً ِل َِّّ ب ل ِْ َِّْ َّ لححْر‬
َّ‫ه ْد لح لل َِّ ْن َّح لْحْر‬
ً َِّّ َُّ ً‫ل ْححًب‬
َّ َُّ ‫لعَّو ًا َّد َح ُح‬
َّ ‫ه لب‬
َّ
َّ َُّ ‫لعَّو ل لشل‬
َّ ‫ َِّ عَ ًش َر‬.ً‫ل ْو ًل‬
Alhamdulillah Rabbil A’lamin, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis
dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode poster sessión pada materi
gerakan-gerakan shalat di kelas III SDN 02 Tambeanga Kecamatan Laonti
Kabupaten Konawe Selatan”
Sehubungan dengan Penyusunan skripsi ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada kedua orang tua yang telah member dukungan dan do’a serta
menjadi motifasi bagi penyelesaian Skripsi ini selain itu penulis ucapakan terima
kasih yang tak terhingga pula kepada:
1. Bapak Dr. Nur Alim, M.Pd, selaku Ketua STAIN Kendari yang telah
membina Perguruan Tinggi Islam Negeri ini, semoga Allah SWT
memberikan hidayah-Nya dan Taufiq-Nya sehingga lembaga ini tetap jaya
2. Ibu Dra. Hj. St. Kuraidah, M.Ag sebagai Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN
Kendari dan Bapak Aliwar, S.Ag, M.Pd selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Agama Islam
v
3. Bapak Dr. Suprianto, M.Ag yang telah meluangkan waktunya untuk
membimbing penulis sehingga terwujudnya Skripsi ini sebagai mana
adanya
4. Kepala Sekolah SD Negeri 02 Tambeanga Kecamatan Laonti Kabupaten
Konawe Selatan yang telah memberikan kesempatan dan informasi yang
dibutuhkan dalam penyusunan Skripsi ini
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam rangka penyusunan
skripsi ini.
Penulis menyadari segala kekurangan skripsi ini karena keterbatasannya
kemampuan yang dimiliki penulis, oleh karena itu diharapkan adanya saran dan
koreksi yang sifatnya konstruktif demi penyempurnaannya semoga Skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya
Kendari,................ 2013
Penulis
ANITA
NIM. KL. 11010101030
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................. ii
PENGESAHAN UJIAN SEMINAR HASIL ........................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Idenfikasi Masalahm .............................................................. 4
C. Rumusan Masalah .................................................................. 5
D. Hipotesis Tindakan ................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 5
G. Defenisi Operasional .............................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Hasil Belajar .......................................................... 8
1. Definisi Hasil Belajar ....................................................... 8
2. Jenis-jenis Hasil Belajar ................................................... 9
B. Deskripsi Metode Poster Session ........................................... 12
1. Definisi Metode Poster Session ........................................ 12
2. Karakteristik Metode Poster Session ................................ 14
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Poster Session .......... 15
4. Langkah-Langkah Metode Poster Session ........................ 17
C. Penerapan Metode Poster Session pada Pendidikan Agama
Islam ....................................................................................... 20
D. Penelitian yang Relevan ......................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 26
B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 26
C. Faktor-Faktor yang Diteliti .................................................... 26
D. Prosedur Penelitian ................................................................ 27
E. Tehnik Pengumpulan Data .................................................... 29
F. Tehnik Analisis Data ............................................................. 29
G. Indikator Kinerja ..................................................................... 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah ........................................................................ 31
B. Hasil Penelitian ...................................................................... 32
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................................... 34
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................................ 41
C. Pembahasan ............................................................................ 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 53
B. Saran-saran ............................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 55
vii
ABSTRAK
Anita, Nim. 11010101030, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode
Poster Session pada Materi Gerakan-Gerakan Shalat di Kelas III SDN 02
Tambeanga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan, Melalui Bimbingan
Dr.Supriyanto, M. Ag.
Skripsi ini mengangkat permasalahan apakah dengan mengunakan metode
poster session dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerakangerakan shalat di kelas III SD Negeri 2 Tambeanga ?. penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III SD Negeri 02 Tambeanga
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada materi-materi
gerakan-gerakan shalat melalu pembinaan metode poster session terhadap hasil
belajar siswa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Yang
dilaksanakan di SD Negeri 2 Tambeanga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe
Selatan, pada kelas III dengan jumlah 15 orang, yang dilaksanakan dengan dua
siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan observasi dan evaluasi serta
refleksi.
Dalam mengumpulkan data penelitian menggunakan teknik pengumpulan
data yaitu data ofservasi untuk mengetahui situasi, aktifitas siswa dalam
melakukan aktifitas belajar melalui media gambar atau poster pada pelaksanaan
kegiatan belajar mengajar. Hasil kognitif digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Data yang telah
dikumpulkan dianalisis secara deskriptif, yaitu memaparkan hasil pengamatan dan
hasil belajar siswa setiap siklus
Berdasarkan hasil penelitian bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan setelah penggunaan metode poster session pada tes awal siswa yang
memperoleh nilai > 65 hanya 7 orang atau 46.67 % dan sesudah diterapkan naik
menjadi 73.33 % pada siklus I namun belum mencapai indikator kinerja yang
telah ditetapkan, pada siklus II peningkatan menjadi 93.33 % atau 14 orang yang
memperoleh nilai > 65 dari jumlah siswa secara keseluruhan yaitu 15 orang.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan formal dilaksanakan di sekolah.1
Pendidikan adalah “suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar
dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan
demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya
untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat”.2
Berhasilnya suatu proses pembelajaran ditentukan oleh beberapa
komponen yang mempengaruhinya. Komponen tersebut antara lain meliputi
tujuan, pendidik, peserta didik, metode, media (sarana dan prasarana), serta
evaluasi. Dan semua komponen itu saling terkait sehingga mudah untuk mencapai
tujuan yang akan dicapai. Komponen yang paling berpengaruh dan penting bagi
keberhasilan pendidikan adalah peran seorang guru. Sebelum mengajar seorang
guru terlebih dahulu harus mempersiapkan strategi maupun media untuk
menyampaikan informasi kepada siswa, agar pesan pembelajaran tersampaikan.
Strategi yang dipilih harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan,
1
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Cemerlang, 2005), h.
2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011), h.79
2
ketersediaan media dan disesuaikan pula dengan kemampuan guru sendiri serta
kemampuan peserta didik agar tepat dan sesuai serta dapat mencapai tujuan yang
telah direncanakan. Namun guru bukan faktor penentu tercapainya tujuan
pembelajaran. Siswa sebagai subyek dalam proses pembelajaran juga merupakan
komponen penentu tercapainya tujuan tersebut. Ketika guru sudah menyampaikan
materi dengan maksimal namun siswa tidak antusias dalam belajar atau menerima
pelajaran maka mustahil jika tujuan akan tercapai.
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa, salah
satunya adalah motivasi. Motivasi memegang peranan penting dalam belajar.
Banyak orang beranggapan bahwa intelektual memegang peranan penting dalam
menentukan prestasi siswa. Namun keberhasilan siswa dalam belajar bukan hanya
ditentukan oleh kemampuan intelektual siswa, tetapi juga dari segi afektif seperti
motivasi.
Membangkitkan semangat motivasi belajar siswa merupakan hal yang
harus dilakukan oleh guru sebagai pendorong siswa untuk belajar, terutama ketika
motivasi itu turun. Biasanya pada jam terakhir pembelajaran siswa mengalami
kejenuhan dalam belajar, hal ini dikarenakan lelah kondisi fisik maupun
psikisnya. Inilah yang menyebabkan motivasi siswa dalam belajar menurun. Oleh
karena itu sebagai seorang guru harus bisa membangkitkan motivasi siswanya,
agar prestasi belajarnya tidak turun.
Kemampuan
guru
dalam
memahami
dan
melaksanakan
metode
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat menimbulkan kebosanan, kurang
dipahami dan monoton, dalam hal ini, biasanya guru masih menggunakan metode
3
ceramah sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Dampak dari hal tersebut yaitu munculnya masalah-masalah baik
dari siswa maupun dari gurunya yang seringkali menghambat pembelajaran.
Masalah-masalah tersebut juga ditemukan di SD Negeri 02 Tambeanga
diantaranya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah. Hal ini
dapat dilihat dari hasil observasi tampak banyak siswa yang kurang mampu
memahami makna gerakan-gerakan shalat, acuh dan mengantuk saat pelajaran
berlangsung, bahkan banyak yang ngobrol sendiri pada saat mereka diberi
stimulus untuk menyampaikan pemahamannya, mereka kurang memberikan
respons dan tampak merasa ragu dalam memberikan respons. Keraguan itu
muncul disebabkan oleh: 1) siswa belum mempunyai keterampilan dalam
melaksanakan gerakan-gerakan shalat; 2) kurangnya pengetahuan dan penguasaan
mereka terhadap materi gerakan-gerakan shalat; 3) siswa masih terlihat kaku
dalam melaksanakan gerakan-gerakan shalat; 4) rendahnya kemampuan menyerap
materi gerakan-gerakan shalat.
Hal-hal tersebut di atas yang menyebabkan kurangnya keberanian mereka
dalam mengembangkan pengetahuan. Dengan kata lain, mereka kurang
berpartisipasi aktif dalam proses belajar tentang pemahaman gerakan-gerakan
shalat. Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta
prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman penguasaan materi maka
semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Namun dalam kenyataannya dapat
4
dilihat bahwa sampai saat ini pemahaman siswa tentang gerakan-gerakan shalat
masih rendah dengan nilai rata-rata <65.
Untuk mengatasi masalah yang telah dikemukakan di atas adalah dengan
menerapkan pembelajaran aktif. Salah satu pembelajaran yang dapat dilakukan
adalah dengan metode poster session. “Strategi pembelajaran ini merupakan
strategi yang bagus untuk memberi informasi kepada siswa secara cepat,
memahami apa yang mereka bayangkan, dan memerintahkan pertukaran gagasan
antar mereka”3. Melalui metode poster session ini siswa diajak turut serta dalam
semua proses pembelajaran, baik mental maupun fisik. Dengan demikian mereka
akan
menemukan
suasana
yang
menyenangkan
sehingga
keberhasilan
pembelajaran diharapkan dapat lebih maksimal. Sehubungan dengan pentingnya
metode pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar,
maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan mengambil judul :
Meningkatkan hasi belajar siswa melalui metode poster session pada materi
gerakan-gerakan shalat di kelas III SDN 02 Tambenga Kecamatan Laonti
Kabupaten Konawe Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Peneliti mengidentifikasi beberapa kelemahan dan kekurangan dari
pembelajaran yang dilaksanakan yaitu :
1. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi gerakan-gerakan
shalat pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Kurangnya motivasi siswa mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam.
3
Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara BelajarSiswa Aktif. Penerjemah:
Raisul Muttaqien, (Bandung: Nusamedia, 2011), h. 192.
5
3. Penggunaan metode yang kurang tepat sehingga motivasi belajar siswa di
SDN 02 Tambeanga masih rendah.
4. Rendahnya hasil belajar siswa kelas III SDN 02 Tambeanga.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, identifikasi yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah
dengan menggunakan metode poster session dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi gerakan-gerakan shalat di kelas III SD Negeri 2 Tambeanga“.
D. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : hasil belajar
siswa di kelas III SD Negeri 2 Tambeanga dapat ditingkatkan melalui penggunaan
metode poster session.
E. Tujuan Penelitian
Penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III
SD Negeri 02 Tambeanga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
khususnya pada materi gerakan-gerakan shalat serta menganalisis dampak dari
penggunaan metode poster session terhadap hasil belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya penguasaan
kompetensi pada materi gerakan-gerakan shalat.
6
2. Bagi guru, dapat meningkatkan pengetahuan dan penguasaan keterampilan
mengelola proses belajar mengajar, dan dapat memotivasi guru untuk
memperbaiki penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas.
3. Bagi sekolah, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar
pengembangan metode pembelajaran yang kreatif dan dinamis dalam
upaya mencapai standar proses pembelajaran..
4. Bagi guru lain, penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi guru lain
yang akan mengadakan penelitian yang serupa berkaitan dengan masalah
pembelajaran.
G. Definisi Operasional
1. hasil belajar adalah “suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran”.
2. Metode poster session merupakan metode pembelajaran yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran dengan cara membuat gambar poster
berupa poster-poster orang yang melaksanakan gerakan-gerakan shalat,
dengan tujuan agar siswa dapat memahami dan mengaplikasikan dengan
tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
3. Materi Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok
diantaranya materi shalat. “Shalat adalah ibadah yang tersusun dari
beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang di mulai dengan takbir
dan di akhiri dengan salam dengan memenuhi beberapa syarat yang
ditentukan”.4
4
Zainal Abidin, Kunci Ibadah, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2001), h. 47
7
Berdasarkan hal tersebut bahwa dengan menggunakan metode poster
session pada materi gerakan-gerakan shalat siswa akan mudah untuk memahami
isi materi melalui poster tersebut, sehingga metode poster session sangat pas
untuk diterapkan pada materi gerakan-gerakan shalat.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Hasil Belajar
1. Definisi hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.1 Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara
keseluruhan yang dimiliki seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik.2
Hasil belajar merupakan penguasaan keterampilan dan pengetahuan
yang dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes
atau nilai yang diberikan oleh guru serta kemampuan perubahan sikap/tingkah
laku yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar.
Jadi hasil belajar yang dimaksud adalah suatu hasil yang telah di capai
(dilakukan) oleh peserta didik setelah adanya aktifitas belajar suatu mata
pelajaran yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah ditentukan pula. Hasil
belajar dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi hasil belajar. Setiap orang
yang melakukan suatu kegiatan ingin tahu hasil dari kegiatan yang
dilakukannya. Untuk mengetahui tentang baik dan buruknya dan proses hasil
dari kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan
evaluasi.
1
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), hlm. 37
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 179
9
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.3 Suatu proses belajar
mengajar dapat dikatakan berhasil apabila:
a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individual maupun kelompok.
b. Perilaku yang di gariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh
peserta didik, baik secara individual maupun klasikal.4
2. Jenis-jenis Hasil Belajar
Dalam sistem pendidikan Nasional atau rumusan pendidikan
mempunyai beberapa tujuan, baik itu beberapa tujuan, kurikulumnya maupun
tujuan instruksional. Kemp 1977 memandang bahwa tujuan pembelajaran
adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau
penampilan yang di wujudkan dalam bentuk tulisan yang menggambarkan
hasil belajar yang diharapkan.5 Pada penelitian ini menggunakan klasifikasi
hasil belajar (prestasi belajar).
Tujuan pembelajaran yang tentu saja berorientasi pada hasil belajar,
menurut Benyamin Bloom dibagi dalam tiga kawasan yang meliputi kawasan
kognitif, afektif, dan psikomotor.6
3
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002), hlm. 22
4
Syaiful Bahri Djamarah, dkk, op, cit., hlm. 106
5
Hamzah B.Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara), h 35.
6
Ibid, h 35-39.
10
a) Kawasan Kognitif
Kawasan ini meliputi enam tingkatan yang secara hierarkis berurut
dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai yang paling tinggi
(evaluasi), yaitu:
(1) Pengetahuan (Knowledge)
(2) Pemahaman (Comprehension)
(3) Penerapan (Aplication)
(4) Analisis (Analysis)
(5) Sintesis (Syntesis)
(6) Evaluasi (Evaluation)
Perubahan yang terjadi pada ranah kognitif ini tergantung pada tingkat
kedalaman belajar yang dialami oleh siswa. Dengan pengertian bahwa
perubahan yang terjadi pada ranah diharapkan seorang siswa mampu
melakukan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapinya sesuai
dengan bidang studi yang dipelajarinya.
b) Kawasan Afektif
Kawasan afektif adalah suatu domain yang berkaitan dengan
sikap,
nilai-nilai
interes,
apresiasi
(penghargaan),
dan
penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afektif ada lima yaitu:
(1) Kemauan menerima
(2) Kemauan menanggapi
(3) Berkeyakinan
(4) Penerapan karya
11
(5) Ketekunan dan ketelitian
Pada ranah afektif ini di harapkan siswa mampu lebih peka terhadap
nilai dan etika yang berlaku, dalam bidang ilmunya. Perubahan yang terjadi
cukup mendasar, maka siswa tidak hanya menerimanya dan memperhatikan
saja, melainkan mampu melakukan satu sistem nilai yang berlaku dalam
bidang ilmunya dan selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem
nilai yang dipegangya.
c) Kawasan Psikomotor
Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik. Sama
halnya dengan kawasan yang lain, kawasan ini juga terdiri dari
beberapa tingkatan, yaitu:
(1) Persepsi
(2) Kesiapan melakukan suatu kegiatan
(3) Mekanisme
(4) Respon, terbimbing
(5) Kemahiran
(6) Adaptasi
(7) Originasi
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa proses belajar mengajar
khususnya pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan sebuah proses yang
mengakibatkan beberapa perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
seseorang yang sesuai dengan tujuan pendidikan Agama Islam (PAI). Baik yang
12
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, maupun aspek-aspek yang lain
sehingga perubahan sifat yang terjadi pada masing-masing aspek tersebut
tergantung pada tingkat kedalaman belajar.
B. Deskripsi Metode Poster Session
1. Definisi Metode Poster Session
Metode poster session adalah salah satu model pembelajaran yang baru
dan bagus, untuk memberi informasi kepada siswa secara cepat melaluui gambar
atau poster. Dimana dengan pembelajaran melalui gambar tersebut siswa dapat
memperoleh informasi secara cepat dam menyenangkan. Poster disebut juga
plakat, lukisan atau gambar yang dipasang telah mendapat perhatian yang cukup
besar sebagai suatu media untuk menyampaikan informasi, saran, pesan dan
kesan, ide dan sebagainya. Poster adalah “gambar yang benar, yang memberi
tekanan pada satu atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan
melihatnya sepintas saja”.7 Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis
yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar.
Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya
dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya
dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.
Menurut Sudjana dan Rivai definisi poster adalah “Kombinasi visual dari
rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap
perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti
7
Amir Hamzah Suleiman. Media Audio-Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan
Penyuluhan. (Jakarta: PT Gramedia, t.thn), h. 68
13
di dalam ingatannya”.8 Sedangkan Milly R Sonnemen menyebutkan bahwa poster
adalah:
Menyusun informasi mengenai gagasan pokok dengan menggunakan
elemen warna, ukuran, garis, bentuk, bingkai, bentuk huruf, dan perspektif,
untuk menangkap perhatian.Tujuannya adalah mengarahkan pemirsnya
untuk menerima pesan yang kuat, menohok dan berkesan.9
Metode pembelajaran ini merupakan “strategi yang bagus untuk memberi
informasi kepada siswa secara cepat, memahami apa yang mereka bayangkan, dan
memerintahkan
pertukaran
gagasan
antar
mereka”10.
Metode
gallery
session/poster session adalah strategi yang ditujukan untuk melatih kemampuan
siswa
dalam
memahami
isi
sebuah
bacaan
kemudian
mampu
untuk
memvisualisasikannya dalam bentuk gambar. Dan dari gambar tersebut
diharapkan semua siswa dapat menghafalkan isi bacaan secara mudah dan ingatan
siswa terhadap bacaan siswa tersebut dapat bertahan lama.
Berdasarkan uraian di atas metode poster session ini merupakan sebuah
cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik secara cepat,
menangkap imajinasi mereka, dan mengundang pertukaran ide di antara mereka.
Teknik ini juga merupakan sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan
peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang
sekarang sedang dibahas.
8
Nana Sudjana dkk, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007), h. 51
Milly R. Sonneman, Mahir Berbahasa Visual, (Bandung: Kaifa, 2002), h. 88
10
Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara BelajarSiswa Aktif. Penerjemah:
Raisul Muttaqien, (Bandung: Nusamedia, 2011), h. 192
9
14
2. Karakteristik Metode Poster Session
Poster sebagai media visual akan dapat berfungsi secara optimal dalam
menyampaikan pesan dan diingat oleh para pemirsanya bila memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Poster harus dinamis dan menonjolkan kualitas.
Poster itu harus sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat
secara terperinci, harus cukup kuat untuk menarik perhatian, bila tidak
akan hilang kegunaannya.
b. Desain yang digunakan hendaknya sederhana.
Desain sebuah poster hendaknya merupakan perpaduan antara
kesederhanaan dan dinamika serta menggunakan warna yang mencolok
dan kontras.
c. Pesan yang akan disampaikan harus jelas apabila hanya diliat dalam
sekedipan mata, jadi poster sebaiknya menggunakan sedikit kata-kata
dan kata-kata kunci ditonjolkan dengan menempatkan ukuran huruf
yang besar
d. Adanya keserasian antara gambar dan objek.
e. Ukuran poster harus dapat dilihat dengan jelas dari setiap sudut seisi
ruang, jadi poster harus ditempatkan ditempat yang setrategis dan
ukuran yang sesuai sehingga semua orang dapat melihatnya dengan
leluasa.
f. Poster hendaknya dibuat secara imajinatif dan kreatif serta ditambah
dengan pemusatan perhatian yang bagus.11
Menurut Munadi bahwa karakteristik poster sebagai berikut:
1. Poster yang baik harus dinamis, menonjolkan kualitas.
2. Poster harus sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat,
segera dapat ditangkap pandangan orang dan menamkan kepadanya pesan
yang terkandung dalam poster itu.
3. Pesan yang disampaikan harus jelas sepintas lalu, atau dapat menarik
perhatian orang yang lewat untuk berhenti sebentar mengamatinya. Kalau
tidak demikian poster itu tidak ada faedahnya, sebab saat ini sedikit orang
yang rela membuang waktu untuk memperhatikan sebuah poster, kecuali
kalau poster itu memang menarik.
4. Poster-poster itu harus dapat menyerukan “LIHAT AKU”.12
11
Wahyu, Metode Poster dalam Pembelajaran, (online) (http://logikamaswahyu.
blogspot.com, diakses, 1 Juli 2013)
12
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung Persada, 2008), h. 102
15
Keberhasilan sebuah poster banyak juga tergantung dari kalimat untuk
menyatakan pesan yang akan disampaikan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penggunaan kalimat ialah kalimat tidak boleh banyak dan tidak boleh panjang.
Lebih baik tujuh kata dari pada tujuh kalimat. Kata-kata harus dapat dimengerti
secara cepat, sesuai dengan sifat poster dan harus menjadi bagian tak terpisahkan
dari keseluruhan dan bukan sebagai tambahan saja. Bentuk huruf harus sederhana
dan cukup besar untuk dapat dibaca dari jauh. Bentuk huruf yang aneh-aneh akan
membingungkan dan membuat orang engggan membacanya. Kalimat yang
digunakan diutarakan dalam bahasa yang sederhana, popular, familier dan akrab.
Poster hendaknya tidak dipajang dalam waktu lama, karena mengingat bahwa
manusia itu lekas terbiasa dengan lingkungannya, sehingga besar kemungkinan ia
tidak lagi mempedulikannya lagi dan daya tarik posterpun lenyap, sehingga tidak
berarti apa-apa lagi.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Poster Session
Metode ini merupakan cara yang bagus untuk memberi informasi kepada
siswa secara cepat,memahami apa yang mereka bayangkan,dan memerintahkan
pertukaran gagasan antar mereka.Tehnik ini juga merupakan cara baru dan jelas
yang memungkinkan siswa mengungkapkan persepsi dan perasaan mereka
tentang topik yang sedang didiskusikan dalam suasana santai dan menyenangkan.
Poster terdapat “kelebihannya dengan harganya terjangkau oleh seorang
guru tetapi ada juga kelemahannya dikarenakan media poster berdimensi dua,
sehingga sukar untuk melukiskan sebenarnya.13
16
Poster memiliki kekuatan dramatik yang begitu tinggi yang dapat
memukau pengamatnya. Poster dapat menarik perhatian karena uraian yang
memadai secara kejiwaan dan merangsang untuk dihayati. Dari apa yang
diutarakan tentang poster, hendaknya guru menggunakan poster didalam kelas
atas dasar beberapa pertimbangan sebagai berikut:
a. Memotivasi siswa, dalam hal ini poster dalam pembelajaran sebagai
pendorong atau memotivasi siswa. Pesan poster tidak berisi informasi
umun, namun berupa ajakan, renungan, persuasi agar siswa memiliki
dorongan yang tinggi untuk melakukan sesuatu diantaranya Sholat
Berjama’ah, menjaga kebersihan, Rajin belajar,dll.
b. Peringatan. Dalam hal ini poster berisi tentang peringatan terhadap suatu
pelaksanaan aturan hukum, aturan sekolah atau peringatan-peringatan
tentang sosial, kesehatan bahkan keagamaan. Misalnya “Buanglah
sampah pada tempatnya”, atau “kebersihan sebagian dari iman”,
“sudahkah anda shalat sebelum dishalatkan”, dll.
1. Pengalaman kreatif
Proses belajar mengajar menuntut keatifitas siswa dan guru, pola
pembelajaran klasikal yaitu siswa hanya diberi informasi dari guru saja,
tidak membuat pembelajaran lebih baik dan kreatif. Melalui poster
pembelajaran bisa lebih kreatif, siswa ditugaskan untuk membuat ide,
cerita, karangan dari sebuah poster yang dipajang. Diskusi kelas akan lebih
hidup manakala guru menggunakan alat bantu poster sebagai bahan
diskusi.14
Poster adalah “gambar yang besar, yang memberi tekanan pada satu atau
dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas lalu”15.
Poster mampu mempengaruhi perilaku, sikap dan tata nilai masyarakat untuk
berubah atau melakukan sesuatu. Hal yang membuat “poster memiliki kekuatan
13
http://makalahdanskripsi.blogspot.com, diakses 1 Juli 2013
14
Dwi Puji Lestari, Post sebagai media pembelajaran (online) (http://sriyantosmansasolo.
blogspot.com, diakses, 2 Juli 2013)
15
Yahudi Munadi, Op. Cit, h. 102
17
untuk dicerna oleh orang yang melihat karena poster lebih menonjolkan kekuatan
pesan, visual dan warna”.16
Di masyarakat poster lebih banyak digunakan untuk kepentingan
propaganda bisnis, promosi, sosial dan penanaman nilai di masyarakat. Misalnya
poster yang bertema tentang dilarang merokok, hindari obat-obat terlarang,
membeli produk dalam negeri, membeli produk sebuah perusahaan tertentu,
gerakan orang tua asuh, gerakan keluarga berencana, budayakan membayar pajak,
dan lain-lain. Dengan visualisasi yang kuat dan menyentuh, banyak masyarakat
yang tergerak hatinya untuk melakukan seperti yang diinformasikan dalam poster.
4. Langkah- Langkah Metode Poster Session
Metode poste session merupakan sebuah cara yang tepat untuk
menginformasikan kepada peserta didik secara cepat, menangkap imajinasi
mereka, dan mengundang pertukaran ide di antara mereka. Teknik ini juga
merupakan sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan peserta didik
mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang sekarang
sedang didiskusikan dalam sebuah lingkungan yang tidak menakutkan
Prosedur pelaksanaan metode poster session adalah:
a. Mintalah setiap peserta didik menyeleksi sebuah topik yang dikaitkan
dengan topik umum atau yang sedang didiskusikan atau dipelajari.
b. Mintalah peserta didik mempersiapkan gambaran visual konsep mereka
pada sebuah poster atau papan pengumuman (Anda tentukan ukurannya).
Isi poster tersebut harus jelas, agar pengamat dapat dengan mudah
memahami tanpa penjelasan tertulis atau lisan. Akan tetapi, peserta didik
boleh saja memilih mempersiapkan satu halaman hand-out untuk
mendampingi poster yang menerangkan lebih detil dan menayangkan
bacaan lanjut.
16
Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gaya Media, 2010), h. 129
18
c. Selama sesi kelas berlangsung, mintalah peserta didik memasang
gambaran presentasi, dan dengan bebas berkeliling di ruangan memandang
serta mendiskusikan poster yang lain. Pada mata pelajaran fiqih
contohnya, sedang mempelajari makanan dan minurr.an yang diharamkan.
Topik yang diberi mencakup : 1) jenis-jenis makanan/minuman haram, 2)
akibat mengkonsumsi makanan/minuman haram terhadap diri sendiri, 3)
akibat mengkonsumsi makanan/minuman haram terhadap orang lain, 4)
cara-cara menghindari makanan/minuman haram
d. Salah
satu
peserta
menggambarkan
akibat
mengkonsumsi
makanan/minuman haram dengan membuat poster yang menunjukkan
gambaran berikut:
a) Seseorang yang memiliki badan dengan perut buncit
b) Seseorang sedang meminum minuman beralkohol terlibat pertengkaran
c) Seseorang yang sakit kepala
e. Di bawah masing-masing gambar di atas ada satu paragraf singkat yang
menjelaskan bagaimana dan mengapa seseorang yang mengkonsumsi
makanan/minuman haram bisa menunjukkan gejala atau terlibat dalam
perkara yang digambarkan dalam poster.
1. Lima belas menit sebelum kelas selesai, berundinglah dengan seluruh
kelas dan diskusikan keuntungan ара yang mereka peroleh dari kegiatan
ini.17
Dapat pula divariasi:
1. Anda boleh memilih untuk membentuk tim ke dalam 2 atau 3 bentuk
daripada membuat tugas individual, terutama jika topiknya terbatas.
2. Lanjutkan sesi gambar dengan diskusi panel dengan menggunakan
beberapa peraga sebagai panelis.18
Menurut Rahman langkah-langkah pelaksanaan metode poster session
sebagai berikut:
1. Mintalah setiap peserta didik menyeleksi sebuah topik yang dikaitkan
dengan topik umum atau yang sedang dipelajari. Misalnya:
a) Isi kandungan atau penerapan QS. Al-Takatsur: ”Sikap Serakah,
Penimbun Harta”.
b) Isi kandungan QS. Al-Qari’ah dan al-Zalzalah: ”Kiamat, Hari Akhir.
2. Mintalah peserta didik mempersiapkan gambaran visual konsep mereka
pada sebuah poster atau papan pengumuman (Anda tentukan ukurannya).
Isi poster tersebut harus jelas, agar pengamat dapat dengan mudah
memahami tanpa penjelasan tertulis atau lisan. Akan tetapi, peserta didik
17
M.
Fadlan,
Starategi-Strategi
(http://mfadhlan34.wordpress.com, diakses, 2 Juli 2013)
18
Ibid,
Pembelajaran,
(online)
19
boleh saja memilih mempersiapkan satu halaman hand-out untuk
mendampingi poster yang menerangkan lebih detil dan menayangkan
bacaan lanjut.
3. Selama sesi kelas berlangsung, mintalah peserta didik memasang
gambaran presentasi, dan dengan bebas berkeliling di ruangan memandang
serta
mendiskusikan
poster
yang
lain.
Salah
satu
peserta
menggambarkan
akibat
mengkonsumsi
makanan/minuman haram dengan membuat poster yang menunjukkan
gambaran berikut, misalnya :
Seseorang yang memiliki badan dengan perut buncit
Orang-orang bingung mencari perlindungan dari kemurkaan alam.
Tanda-tanda kiamat.
Di bawah masing-masing gambar di atas ada satu paragraf singkat yang
menjelaskan bagaimana dan mengapa seseorang yang mengkonsumsi
makanan/minuman haram bisa menunjukkan gejala atau terlibat dalam
perkara yang digambarkan dalam poster.
4. Lima belas menit sebelum kelas selesai, berundinglah dengan seluruh
kelas dan diskusikan keuntungan apa yang mereka peroleh dari kegiatan
ini.19
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan materi yang dijelaskan
dalam penelitian ini mengenai gerakan-gerakan shalat dengan langkah-langkah
pembelajaran sebagai berikut:
1.
Guru membagai kelompok belajar siswa menjadi 3 kelompok dengan
masing-masing kelompok 5 orang siswa, kemudian mereka mendiskusikan
sebuah permasalahan yang terkait dengan topik (gerakan-gerakan shalat).
2.
Guru mengarahkan setiap kelompok untuk berdiskusi materi tersebut
dengan melihat pada gambar/poster
3.
Guru minta setiap kelompok untuk menunjukan pada gambar/poster
tentang gerakan-gerakan shalat.
4.
Guru mengarahkan setiap kelompok untuk mempresentasikan dan
memperagakan gerakan-gerakan shalat berdasarkan yang ada.
19
Wali Rahman, Langkah-Langkah Metode Poster Session, (online) (http://www.blogger.
com, diakses, 2 Juli 2013)
20
5.
Guru minta komentar atau tanggapan dari kelompok lain mengenai materi
tersebut.
C. Penerapan Metode Poster Session pada Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu materi pendidikan yang
mempunyai tanggung jawab untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional.
Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bukan hanya bertujuan
mengenalkan dan mengajarkan ajaran agama kepada siswa, tetapi yang terpenting
adalah bagaimana menginternalisasikan nilai-nilai agama dalam diri siswa,
sehingga nilai-nilai tersebut dapat menjadi bagian dari kepribadian mereka. Proses
internalisasi ini memerlukan pembentukan kesadaran sendiri dari siswa sehingga
mereka dapat melakukan penghayatan yang mendalam. Untuk menimbulkan
pemahaman dan kesadaran tersebut diperlukan upaya-upaya membangun
kesadaran sendiri dan refleksi tentang apa yang telah, sedang dan akan dilakukan.
Pendidikan dikatakan unggul apabila dalam prosesnya melahirkan dan
menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten, baik peserta didiknya
maupun guru sebagai pendidik. “Pendidikan itu ialah usaha sadar yang dilakukan
oleh
keluarga,
masyarakat
dan
pemerintah
melalui
kegiatan
bimbingan,pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar
sekolah”.20
Bagi guru Pendidikan Agama Islam, memberikan pemahaman agama
Islam yang berkaitan dengan makna ayat-ayat Al-Qur’an bukanlah hal yang
mudah. Seringkali siswa hanya mampu membaca lafal Al-Qur’an dengan lancar
20
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajar dan Mengajar.( Bandung: Alfabeta, 2009), h. 4.
21
tetapi mengalami kesulitan ketika disuruh memahami makna yang terkandung
didalamnya, dalam hal ini guru dituntut untuk mampu memberikan materi yang
mudah diterima dan di pahami oleh siswa. Metode mengajar yang dipilih juga
harus tepat sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi yang diajarkan. Metode
mengajar merupakan sarana interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Bila upaya tersebut dapat dilakukan dengan baik, diharapkan hasil
belajar siswa serta tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran agama Islam
juga akan meningkat.
Al-Qur’an sebagai
sumber hukum
Islam telah
memerintahkan untuk memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran,
sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT. QS.An-Nahl ayat 125,yang
berbunyi:














     




 
Terjemahan : Serulah (manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang
siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.21
Kemampuan
guru
dalam
memahami
dan
melaksanakan
metode
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapatmenimbulkan kebosanan, kurang
dipahami dan monoton. Dalam hal ini biasanya guru masih menggunakan metode
ceramah sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Dampak dari hal tersebut yaitu munculnya masalah-masalah baik
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya. (Bandung : PT. Syamiil Cipta
Media, 2005), h. 281.
21
22
dari siswa maupun dari gurunya yang seringkali menghambat pembelajaran. Oleh
karena itu, metode yang pas untuk mengatasi masalah tersebut adalah metode
poster session.
Metode poster session merupakan metode presentasi alternatif ini
merupakan sebuah cara yang tepat untuk menginformasikan kepada siswa secara
cepat, menangkap imajinasi mereka, dan mengundang pertukaran ide di antara
mereka. Teknik ini juga sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan siswa
mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang materi geakan-geakan
shalat.
Materi shalat merupakan materi Pendidikan Agama Islam yang subtasi
yaitu mengajarkan tentang bagaimana melaksankan shalat dengan gerakan-gerak
yang tepat sejak dini. Shalat adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan
dan beberapa perbuatan yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam serta
memenuhi beberapa syarat yang telah ditentukan.
Rukun shalat sebagai berikut:
1. Berdiri bagi yang mampu, dan diperbolehkan duduk atau terlentangbagi
yang sakit
2. Niat
3. Takbiratul ihram
4. Membaca fatihah
5. Ruku serta thuma’ninah
6. I’tidal
7. Sujud dua kali serta thuma’ninah
8. Duduk antara dua sujud
9. Duduk yang akhir
10. Tasyahud akhir
11. Shalawat atas nabi pada tasyahud akhir
12. Salam
13. Tertib.22
22
Zainal Abidin, Kunci Ibadah, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2001), h. 49
23
Berikut gerakan-gerakan shalat secara beruntun :
1. Berdiri tegak bagi yang mampu. Kaki agak merenggang kira-kira
sejengkal, menghadap kiblat membaca niat.
2. Takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi bahu, telapak
tangan terbuka menghadap ke depan, ibu jari berada di bawah daun telinga
antara jari-jari tidak renggang sambil membaca Allahu ‘akbar.
3. Setelah takbiratul ihram tangan bersedekap di atas pusar.tangan kanan
memegang tangan kiri sambil membaca Doa iftitah,surah Al-fatiha dan
surah pendek dalam Al-Quran yang telah di dihafal. Surah pendek tersebut
misalnya Al-ikhlas, Al-kafirun, atau An-nisa.
4. Gerakan rukuk,yaitu membungkukkan badan,kedua tangan memegang
lutut dan menekannya. Antara punggung dan kepala hendaknya rata,mata
tertuju ke tempat sujud (sajadah).bacaan Rukuk yaitu subhana rabbiyal
azimi wabihamdih.
5. Gerakan iktidal,yaitu bangkit dari rukuk dan kembali tegak lurus sambil
membaca bacaan dan Doa iktidal.Bacaan iktidal adalah sami’allahuliman
hamidah.Dan doa iktidal adalah rabbana Walakal hamdu.
6. Gerakan sujud,yaitu menempatan wajah ke tempat sujud sambil membaca
takbir.Pada
waktu
Sujud,dahi,hidung,
dan
kedua
telapak
tangan
diletakkan sejajar pada tempat sujud.Kedua lutut dan seluruh ujung jari
kaki diletaan dibelakang untuk menopang tubuh sambil membaca doa
sujud.da sujud adalah subhana rabbiyal ‘a’la wabihamdih.
24
7. Dudu antara dua sujud (dudu iftirasy),yaitu dudu dengan cara telapak kaki
kiri diduduki dan Telapak kaki kanan berdiri tegak. Jari kaki kanan
menekan kelantai sambil membaca doa rabbigfirli warhammni wajburni
warfa’ni,warzuqni
wahdini wa’fu’anni. Setelah selesai
sujud kedua,
dilanjutkan dengan rakaat berikutnya. Setiap selesai mengerjakan
Sujud kedua.dihitung dua rakaat.
8. Duduk tasyawud awal,yaitu duduk setelah sujud kedua pada rakaat
kedua.posisinya seperti Dalam keadaan duduk iftirasy (duduk antara dua
sujud)kemudian membaca lafal tasyahud Dan salawat Nabi Muhammad
saw.
9. Duduk tasyawud akhir disebut juga dengan duduk tawaruk yaitu duduk
dengan cara telapak kaki kiri dijulurkan di bawah kaki kanan dan
mengarah
kebelakang.Telapak
kaki
kanan
dan
dan
mengarah
kebelakang.Telapak kaki kanan dan mengarah ke belakang. Telapak kaki
kanan tegak serta jari-jari kaki menekan kelantai.Saat duduk tashahud
akhir membaca lafal tashahud awal, salawat Nabi Muhammad saw.dan
salawat Nabi Ibrahim a.s.
10. Gerakan salam,yaitu menoleh ke kanan dan kekiri sampai kelihatan
masing-masing
pipi
arah
belakang
sambil
mengucapkan
salam
assalamu’alaikum warahmatullah.
D. Penelitian yang Relevan
1. Muhimmatul muyassarah, Judul: pengajaran Bahasa Arab di MA Wahab
Hasbullah Tambakberas Jombang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
25
latar belakang guru bahasa Arab di Madrasah Aliyah Wahab Hasbulloh
adalah berlatar belakang pendidikan. Kurikulum yang digunakan adalah
perpaduan antara kurikulum Depag dan kurikulum pesantren.
Dalam
kurikulum tersebut memuat materi yang akan diajarkan dalam KBM. Guru
telah
membuat silabus sendiri dengan acuan silabus dari Depag. Dalam silabus
memuat materi dan skenario pengajaran. Materi yang diajarkan diambil
dari buku ta limul lughagh Al- arabiyyah. Untuk kelas 1 terdiri atas 2 jilid,
sedangkan untuk kelas 2 dan 3 hanya 1 jilid.
Buku penunjang yang
digunakan adalah Al-arabiyyah baina Yadaik, Al-Arabiyyah lin Nasyi in,
dan muhawarotul Hadistah. Guru mengajar dengan menggunakan metode
yang
variatif dalam pengajaran bahasa Arab. Metode yang digunakan guru
dalam proses
belajar mengajar adalah: metode audiolingual, metode
langsung, metode membaca, dan menggunakan permainan. Permainan
yang digunakan adalah bisik berantai dan bermain peran. Guru melibatkan
siswa dalam proses belajar mengajar
seperti: memecahkan masalah,
membuat kalimat, menterjemahkan, dan membaca.
Selain metode-
metode tersebut, guru juga menggunakan metode lain yaitu:
metode
ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode sosiodrama,
metode penugasan, poster session, role playing, jigsaw, information
search.23
23
Muhimmatul Muyassarah, Pengajaran Bahasa Arab di MA Wahab Hasbullah
26
BAB III
METOE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Sukardi bahwa “penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok
atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat
mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses
oleh orang lain”1 Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di SD Negeri 02 Tambeanga kelas III dengan jumlah siswa 15
orang, yang terdiri dari siswa laki-laki 6 orang dan siswa perempuan 9 orang.
Penelitian ini untuk mengetahui apakah motivasi belajar siswa mengalami
peningkatan melalui pnggunaan metode poster session.
B. Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Tambeanga Kecamatan Laonti
Kabupaten Konawe Selatan, dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013.
C. Faktor-Faktor yang Diselidiki
Ada beberapa faktor yang akan diselidiki antara lain:
1.
Faktor siswa, yaitu; akan dilakukan pemantauan dengan memperhatikan
perkembangan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI dengan
menggunakan metode poster session.
Tambakberas Jombang, skripsi, 2010
1
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksaa, 2003), h. 210.
27
2.
Faktor guru, yaitu; akan dilakukan pemantauan dan memperhatikan guru
dalam menyajikan materi pelajaran sesuai dengan prosdur metode poster
session yang telah direncanakan.
3.
Faktor sumber pelajaran, yaitu; dengan melihat sumber atau bahan
pelajaran yang digunakan apakah sudah sesuai dengan tujuan, relevansi
materi yang hendak dicapai dalam pembelajaran.
D. Prosedur penelitian
Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam
pelajaran,1 kali pertemuan dan dilaksanakan dalam 2 siklus. Apabila pada siklus I
belum memperlihatkan hasil sebagaimana yang di harapkan, maka dilanjutkan
pada siklus berikutnya (siklus II). Tindakan pada siklus II merupakan perbaikan
dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus I.Oleh karena itu, tindakan siklus II
dilakukan dengan melihat motivasi belajar siswa melalui pengamatan kegiatan
belajar siswa pada tiap siklus.
Adapun materi yang diajarkan sesuai dengan pemetaan standar
kompetensi, kompetensi dasar dan indikator di kelas III adalah materi tentang
gerakan-gerakan shalat, dengan prosedur tindakan penelitian adalah sebagai
berikut :
1. Tahap persiapan (perencanaan)
a. Membuat jadwal penelitian
b. Melakukan diskusi dengan guru mitra dan semua pihak yang turut
membantu dalam pelaksanaan tindaan.
c. Menyusun Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
28
d. Membuat lembar observasi yang digunakan dalam pengamatan proses
pembelajaran
e. .Menetapkan alat bantu dan sumber belajar yang relevan dengan materi
pelajaran.
f. Merancang alat evaluasi untuk melihat penguasaan materi pembelajaran
2. Tahap pelaksanaan tinadakan.
Sebelum melaksanakan tindakan, siswa dikondisikan untuk belajar. Guru
menyampaikan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa dan melakukan
apersepsi. Pelaksanaan tindakan dilakukan di dalam kelas pada saat membaca dan
menelaah informasi serta lembar kerja serta penggunaan media gambar/poster
yang telah disiapkan.
3. Tahap observasi dan evaluasi
a. Guru memantau situasi aktivitas dan motivasi siswa dalam proses
pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar melalui
lembar observasi.
b. Guru memberikan evaluasi melalui soal-soal uraian.
4. Tahap Analisis dan Refleksi
Melaksanakan analisis dan refleksi tahap hasil penilaian dan pengamatan
jika pada siklus I belum memberian hasil yang diharapan maka dilanjutkan ke
siklus II.
Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus dapat diilustrasikan dalam
siklus sebagai berikut:
29
rencana
Observasi
Permasalahahan I
Reflect
Siklus I
Tindakan
Permasalahahan II
Act
Siklus II
Observasi
Reflect
Tindakan
Perbaiki
rencana
Act tindakan kelas
Gambar 1. Desain penelitian
E. Teknik pengumpulan Data
1. Data observasi untuk mengetahui situasi, aktivitas serta motivasi siswa
dalam
melakuka aktivitas belajar melalui media gambar atau poster
pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
2. Hasil kognitif digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menguasai materi pembelajaran.
3. Dokumentasi, dipergunakan untuk mengambil dokumentasi pada saat
proses pembelajaran baik berupa foto-foto maupun profil sekolah.
F. Teknik Analisis Data
30
1. Tes kognitif yang diperoleh melalui tes akhir dianalisis secara deskriptif
untuk mengetahui
pencapaian Kriteria Ketuntasan belajar Minimal
(KKM)
2. Hasil pengamatan (observasi) di analisis secara deskriptif untuk
mengetahui situasi pembelajaran.
Adapun rumus yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui persentase hasil pengamatan siswa dan guru2
%=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑥100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
2. Untuk mengetahui persentase hasil belajar siswa
P=
𝑓
N
x 100%
Keterangan:
P
= Presentase
f
= Frekuensi
N
= Responden (number of cases)3
G. Indikator Kinerja
Sebelum menentukan kiteria keberhasilan dalam pnelitian maka terlebih
dahulu perlu diketahui nilai KKM untuk mata pelajaran PAI di sekolah yaitu 65.
Indikator kinerja dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Persentase motivasi belajar siswa dilihat berdasarkan hasil pengamatan
yang mencapai 80%.
2
3
Ridwan, Dasar-Dasar Statistik,(Bandung: Alfabeta, 2005), h. 23
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 262
31
2. Persentase aktivitas mengajar guru dilihat berdasarkan hasil pengamatan
guru yang mencapai 80%
3. Hasil belajar siswa dapat mencapai nilai minimal 65 atau daya serap
80%.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
SDN 02 Tambeanga adalah merupakan salah satu lembaga pendidikn
formal yang berada di Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Propinsi
Sulawesi Tenggara, yang berada
dalam lingkungan Pendidikan Nasional
Kabupaten Konawe Selatan, sekolah ini terletak di Jl. Poros Labotaone yang
dibuka pada tahun 1984, dengan NSS/NIS. 101200105036/40402141, sekolah ini
dipimpin oleh Bapak Lahowo Luddin, S.Pd. SD. Salah satu eksistesi sekolah ini
adalah mengemban amanah pendidikan Nasional yang mempunyai peran sangat
penting, di antranya pembanganan sarana dan prasarana program pembangunan
dalam bidang pendidikan hal ini, terbukti sudah beberapa kali menamatkan siswa,
dalam menentukan kualitas pendidikan banyak faktor yang dapat mempengaruhi
di antaranya pembangunan sarana dan prsarana yang saat ini sudah cukup
memadai.
Guru merupakan faktor penentu keberhasilan pendidikan oleh karena itu,
keberadaanya sangat berarti dalam sebuah lembaga pendidikan. Di lihat dari status, tugas,
tanggung jawab, dan perananya guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
proses pendidikan pada umumnya oleh karena itu, propil seorang guru harus nampak
32
kepada masyarakat untuk mengubah citra masyarakat terhadap guru. Jumlah guru di SDN
02 Tambeanga sebanyak 10 orang, diantranya kepala sekolah satu orang, guru kelas
berjumlah 4 orang, guru yang berstatus PNS 3 orang, guru penjas satu orang dan guru
agama Islam satu orang. Dengan jumlah guru di SDN 02 Tambeanga cukup memadai
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran bila di bandingkan dengan jumlah siswa yang
ada. Sedangkan jumlah siswa SDN 02 Tambeanga sebanyak 140 orang, dengan rincian
laki-laki sebanyak 55 orang dan perempuan sebanyak 95 orang. Siswa merupakan salah
satu komponen yang sangat menentukan dalam berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar, sebuah pendidikan tak mungkin berjalan tanpa adanya siswa, dengan demikian
siswa sangat sentral dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain bahwa seorang
pengajar harus mengetahui kondisi siswanya baik menyangkut kepribadiannya maupun
intelektualnya. Dalam proses belajar mengajar secara kuantitas jumlah siswa ternyata di
perhitungkan.
B. Hasil Penelitian
Sebelum menggunakan metode poster session dalam proses pembelajaran
terlebih dahulu peneliti (guru) melakukan tes awal dengan tujuan untuk
mengetahui tingkat kemampuan dan motivasi belajar siswa agar dapat
mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh siswa, berdasarkan pengamatan
awal bahwa masalah-masalah yang dialami siswa dalam proses pembelajaran
adalah 1) siswa merasa takut dalam mengemukakan idenya; 2) kurang adanya
pengetahuan dan penguasaan mereka terhadap materi yang diajarkan; 3) kurang
yakinnya mereka terhadap pemahaman yang akan disampaikan; 4) rendahnya
kemampuan siswa dalam menyanggah ide teman; 5) kurangnya partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran.
33
Pelaksanaan tes awal dilakukan sebaimana biasaanya tanpa menggunkan
metode poster session, hasil dari tes awal akan dijadikan acuan untuk membentuk
kelompok belajar siswa yang bersifat homogen, agar siswa dapat saling tukar
pengetahuan dan bekerjasama antara satu dengan yang lain dalam satu kelompok
maupun dengan kelompok lain. Pelaksanaan evaluasi awal peneliti belum
membentuk kelompok belajar siswa tetapi peneliti menilai secara individu dan
melihat perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun hasil evaluasi
awal siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Nilai evaluasi Awal
No urut siswa
I
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jumlah
Rata-rata
Ketuntasan secara kiasikal
Sumber : Hasil Tes
Nilai
60
73
63
55
65
50
70
60
70
65
56
65
70
60
60
942
62.8
Keterangan
Belum tuntas
Tuntas
Belum tuntas
Belum tuntas
Tuntas
Belum tuntas
Tuntas
Belum tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum tuntas
Tuntas
Tuntas
Belum tuntas
Belum tuntas
7 Tuntas
46.67%
Berdasarkan tabel di atas bahwa kemampuan dan penguasaan siswa
terhadap materi pelajaran yang diberikan masih rendah, dimana masih banyak
34
siswa yang belum mencapai nilai 65 sebanyak 8 orang siswa atau 53.33%
sedangkan yang telah mencapai nilai 65 sebanyak 7 orang atau 46.67%, dengan
demikian, hasil tersebut menjadi rujukan untuk mengetahui tingkat kemampuan
siswa pada materi gerakan-gerakan shalat dengan metode poster session.
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Perencanaan
Setelah dilakukan tes awal, maka langkah selanjutnya adalah peneliti dan
guru melakukan jadwal penelitian pelaksanaan siklus I, yaitu pada tanggal 3 Juni
2013 pada pertemuan pertama dan tanggal 4 Juni 2013 pada pertemuan kedua,
kemudian peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran untuk pelaksanaan
tindakan siklus I, hal-hal yang diperlukan sebagai berikut:
1) Membuat RPP untuk tindakan siklus I.
2) Membuat lembar observasi guru dan siswa yang digunakan dalam
pengamatan proses pembelajaran
3) Menyiapkan alat bantu dan sumber belajar yang relevan dengan materi
pelajaran.
4) Merancang alat evaluasi untuk tes tindakan siklus I.
Alat evaluasi yang digunakan adalah berupa poster. Dalam poster tersebut
berisi soal pertanyaan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan pada tanggal 3 Juni 2013 pada
pertemuan pertama dan tanggal 4 Juni 2013 pada pertemuan kedua, dalam
pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung selama 2 kali pertemuan dengan
35
alokasi waktu 3 x 35 Menit, pada tahap ini, siswa telah siap belajar dengan
menggunakan metode poster session. Selanjutnya kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan mengikuti skenario pembelajaran yang telah dibuat.
Pelaksanaan tindakan dengan mengajarkan materi gerakan-gerakan dalam shalat.
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan, guru mengelolah dan
mengabsen siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran memotivasi siswa, serta
mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman dan pengetahuan umum siswa
yang telah diperoleh dalam lingkungan kehidupan siswa sehari-hari yang erat
kaitannya dengan materi yang sedang disajikan (apersepsi).
Kegiatan inti, guru membagi kelompok belajar siswa menjadi 3 kelompok
masing-masing kelompok 5 orang siswa secara homogen berdasarkan tes awal
siswa, memberikan permasalahan mengenai materi yang akan di diskusikan, guru
mengarakan untuk menuangkan hasil diskusi dalam bentuk poster materi gerakangerakan
shalat,
guru
mengarakan
siswa
untuk
mempersentasekan
dan
menyesuaikannya dengan poster yang ada.masing-masing kelompok, guru
meminta agar siswa memberikan komentar atau tanggapan mengenai poster yang
dipersentasikan.
Kegiatan penutup, guru merangkum materi pelajaran, guru dan siswa
bersama-sama menarik kesimpulan dalam diskusi, guru melakukan evaluasi
pembelajaran.
c. Observasi dan Evaluasi
Observasi terhadap kegiatan guru dilakukan untuk mengetahui bagaimana
kemampuan guru dalam mengelolah kelas dan penggunaan metode pembelajaran,
36
apakah sudah sesuai dengan perencanaan selemumnya atau tidak, ada 4 (empat)
aspek yang dinilai dalam pengamatan yaitu aspek kelengkapan perangkat
pembelajaran, aspek kegiatan awal, aspek kegiatan inti, aspek kegiatan akhir, ke 4
(empat) aspek tersebut diamati secara obyektif, maka untuk mengetahui hasil
observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Deskripsi pengamatan kegiatan mengajar guru pada siklus I
Terlaksana
Aspek yang
Indikator
Ya
Tidak
dinilai
1
2
3
Kelengkapan Guru membuat RPP
√
perangkat
Guru menyiapkan LKS
√
pembelajaran Guru menyediakan poster mengenai gerakan
√
dalam shalat
Menyiapkan lembar observasi guru
√
Menyiapkan lembar observasi siswa
√
Kegiatan
Mengelolah dan absensi kelas
√
awal
Menjelaskan tujuan pembelajaran
√
Melakukan apersepsi
√
Kegiatan
Membagi kelompok belajar siswa menjadi 3
√
inti
kelompok masing-masing kelompok 5 orang
Memberikan permasalahan mengenai gerakan√
gerakan shalat untuk didiskusikan
Mengarahkan untuk menuangkan hasil diskusi
√
dalam bentuk poster mengenai gerakangerakan shalat
Mengarakan untuk mempersentasikan dan
√
menjelaskan poster masing-masing kelompok
Meminta agar kelompok lain memberikan
√
komentar atau tanggapan mengenai poster
yang dipersentasikan
Kegiatan 3. Merangkum pembelajaran
√
akhir 4. Menarik kesimpulan bersama siswa
√
Melakukan evaluasi
√
Jumlah
2 22 9
Perolehan skor
33
Skor maksimum
48
Persentase
68.75%
Sumber: Hasil observasi, 2013.
37
Berdasarkan tabel di atas, maka persentase tingkat ketercapaian/
keterlaksanaan kegiatan mengajar guru pada masing-masing aspek yang diamati,
melalui metode poster session. Pencapaian kegiatan mengajar guru pada aspek
kelengkapan perangkat pembelajaran mencapai 20.83%, aspek kegiatan awal
14.58%, aspek kegiatan inti 22.92%, dan aspek kegiatan akhir 10.42%. Dapat
dikatakan bahwa, aspek tertinggi yang paling baik dicapai guru dalam proses
pembelajaran adalah aspek kegiatan inti, mampu mencapai 22.92%. Dengan
demikian, keempat aspek yang dinilai dalam observasi yang mampu dicapai guru
sebesar 68.75% dari 80% yang seharusnya dapat dicapai sesuai yang telah
ditentukan. Untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut
ini:
25.00%
22.92%
20.83%
20.00%
14.58%
15.00%
10.42%
10.00%
5.00%
0.00%
kelengkapan
pembelajaran
kegiatan awal
kegiatan inti
kegiatan akhir
Gambar 1. Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus I
Selanjutnya pengamtan terhadap siswa, hal-hal yang diobservasi dalam
proses pembelajaran adalah motivasi belajar siswa, aspek yang dinilai adalah
38
motivasi dalam diri siswa dengan indikator, kemauan dalam mengikuti pelajaran,
kemampuan dalam mempersentasikan materi pelajaran, kemampuan siswa untuk
menanggapi poster gerakan-gerakan shalat, mudah memahami materi mengenai
poster gerakan-gerakan shalat, keaktifan dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan dari kelompok lain, sedangkan motivasi dari luar dengan indikator
penilaian adalah mendapatkan pengarahan dari guru untuk bertanya, kemampuan
siswa dalam bekerjasama dengan kelompok, menjawab pertanyaan dari guru,
mendapatkan motivasi belajar dari guru, mendapatkan motivasi dari temantemannya untuk belajar. Lebih jelasnya hasil pengamatan motivasi belajar siswa
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3. Deskripsi observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I
No. res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jjumlah
Skor
Persentase
Takbiratul
ihram
2
3
2
2
3
1
3
3
2
2
3
2
3
1
2
24
Aktivitas yang di amati
Ruku
Itidal
Sujud
3
3
3
2
1
2
3
3
2
3
4
2
2
3
1
37
Sumber: Hasil observasi, 2013.
3
2
3
2
3
1
2
3
4
1
2
3
2
1
3
35
3
2
4
2
3
3
2
3
1
2
3
2
1
3
2
36
215
59,72 %
Tashahud
salam
2
3
2
2
3
3
1
3
2
2
3
2
3
1
2
32
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
4
2
2
3
3
41
39
Keterangan :
Sempurna
: skornya 4
Bisa
: skornya 3
Kurang bias
: skornya 2
Tidak bias
: skornya 1
Berdasarkan tabel di atas bahwa aktivitas siswa pada kegiatan
memperagakan atau mempraktekkan gerakan-gerakan shalat dapat di uraikan
bahwa masih ada dua siswa yang tidak bias memperagakan takbiratul ihram,ruku
dan sujud dan ada tiga siswa yang tidak bias mempraktekkan gerakan itidal dan
tashahud sedang pada gerakan salam tidak ada siswa yang tidak bias.kemudian
siswa yang kurang bias mempraktekkan gerakan takbiratul ihram dan tashahud
ada tujuh orang siswa,pada gerakan ruku,itidal dan ucapan salam ada lima orang
siswa yang masih kurang bias mempraktekkannya dengan baik dan benar.sedang
pada gerakan sujud masih ada enam orang siswa yang masih kurang bias
mempraktekkannya dengan baik dan benar sehingga dapat disimpulkan bahwa
masih banyak siswa yang tidak bias dan masih kurang bira memperagakan
gerakan shalat dengan baik dan benar.hal ini dapat dikonsultasikan dengan hasil
persentase yang diperoleh secara klasikal yaitu 59,72 % aktivitas siswa dalam
memperagakan gerakan-gerakan shalat.
Berikut perolehan nilai evaluasi siklus I yakni:
Tabel 4. Nilai evaluasi Siklus I
Nomor Urut
1
2
3
4
5
Jumlah
Kelompok Belajar
I
II
65
60
75
75
65
68
60
78
73
63
338
344
Jumlah
III
63
73
75
68
65
344
188
223
208
206
201
1026
40
Rata-rata
Ketuntasan Kelompok
Ketuntasan secara klasikal
Sumber : Hasil Tes
67.6
80%
68.8
60%
73.33%
68.8
80%
68.4
Berdasarkan pada tabel di atas bahwa hasil analisis pengamatan pada
siklus I menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran mengalami
peningkatan dari nilai evaluasi awal, siswa yang memperoleh nilai >65 sebanyak
11 orang atau sebesar 73.33% dengan nilai rata-rata 68.4, dengan rincian
perkelompok yaitu pada kelompok I dan III mencapai 80% sedangkan pada
kelompok II hanya 60%, sehingga secara klasikal ketuntasan belajar siswa hanya
mencapai 73.33%, belum mencapai indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu
80% secara klasikal.
d. Refleksi
Pelaksanaan siklus I ini, mengalami peningkatan baik dari guru maupun
siswa, dimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode poster
session telah berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar
dan hasil evaluasi siswa pada siklus I akan tetapi keberhasilan guru dan siswa
belum mencapai indicator kinerja yang telah ditentukan dalam penelitian ini,
sehingga perlu ada perbaikan mengenai kelemahan yang ada pada guru dan siswa,
diantara kelemahan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Kelemahan yang ada adalah guru belum menerapkan langkah-langkah
pembelajaran secara maksimal, guru belum melengkapai atau menyiapkan
lembar kerja siswa dan guru hanya memberikan kesimpulan secara sepihak
tanpa melibatkan siswa, mesti guru harus bersama-sama siswa untuk
menarik kesimpulan agar permasalahan dalam pembelajaran dapat
41
diketahui solusinya dan dipecahkan secara bersama.
2. Kelemahan yang ada adalah siswa belum memahami secara mendalam
hakikat belajar dengan menggunakan metode poster session sehingga
masih ada siswa yang kurang aktif, yaitu keaktifan dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan dari kelompok lain masih kurang, dan masih ada
siswa yang belum menjawab atau kurang baik dalam menjawab
pertanyaan dari guru.
3. Hasil evaluasi belajar belum mencapai ketuntasan secara klasikal atau
80%, siswa telah memperoleh nilai >65.
Berdasarkan hasil refleksi di atas, maka penelitian ini dilanjutkan dengan
tindakan siklus II karena indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini
belum tercapai.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada tindakan siklus I, maka penelitian bersama
guru merencanakan tindakan siklus II. Kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan
tindakan siklus I diperbaiki pada siklus II, dengan harapan agar pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran dapat ditingkatkan. Tahap perencanaan ini, peneliti
menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan siklus II, yaitu :
1) Membuat skenario pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan siklus II.
2) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa
3) Menyiapkan bahan dan media pembelajaran
4) Merancang alat evaluasi untuk tes tindakan siklus II.
42
Alat evaluasi yang digunakan adalah memperagakan/mendemonstrasikan
setiap gerakan-gerakan shalat yang di sesuaikan dengan poster yang ada.
b. Pelakunan tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal, 10 dan 11 Juni
2013. Proses pembelajaran dengan metode poster session dilakukan kembali
sebagai rangkaian pelakunnan penelitian ini dengan memperhatikan hasil refleksi
pada tindakan siklus I. Pada siklus II guru melaksanakan pembelajaran di kelas
dengan mengikuti skenario pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaan pada
siklus I dilaksanakan sama dengan siklus II, yaitu sebelum masuk pada proses
pembelajaran terlebih dahulu mempersiapkan perangkat, setelah perangkat
pembelajaran telah disipakan maka langkah selanjutnya guru masuk pada tahap
kegiatan awal, guru mengelolah dan mengabsen siswa, menyampaikan tujuan
pembelajaran memotivasi siswa, serta mengaitkan materi pelajaran dengan
pengalaman dan
pengetahuan umum siswa yang telah diperoleh dalam
lingkungan kehidupan siswa sehari-hari yang erat kaitannya dengan materi yang
sedang disajikan (apersepsi).
Kegiatan inti, guru mengarakan siswa agar bersama dengan kelompoknya
masing-masing, menjelaskan materi mengenai gerakan-gerakan shalat sesuai
poster yang telah dipersiapkan guru, guru menunjukkan poster mengenai gerakan
dalam
shalat,
guru
mengarakan
siswa
untuk
mempersentasekan
dan
memperagakan gerakan-gerakan shalat, guru meminta agar siswa memberikan
komentar atau tanggapan mengenai gerakan-gerakan shalat yang dipersentasikan.
Kegiatan penutup, guru merangkum materi pelajaran, guru dan siswa
43
bersama-sama menarik kesimpulan dalam diskusi, guru melakukan evaluasi
pembelajaran dengan praktek. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti
terus mengobservasi jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi terhadap aktivitas guru dan siswa.
c. Observasi dan evaluasi
Pelaksanaan tindakan siklus II ini telah mangalami peningkatan dari siklus
I, dan hasil observasi, guru dan siswa sudah mengalami kemajuan yang baik yaitu
kemampuan guru dalam mengelolah kelas dengan metode poster session berjalan
dengan baik sesuai dengan perencanaan sebelumnya sehingga dapat memberikan
dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan siswa dalam menerima materi
pelajaran, ditandai dengan meningkatnya motivasi belajar siswa dibandingkan
pada siklus sebelumnya. Lebih jelasnya hasil observasi guru dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5. Deskripsi pengamatan kegiatan guru pada siklus II
Aspek yang
dinilai
Kelengkapan
perangkat
pembelajaran
Indikator
Guru membuat RPP
Guru menyiapkan LKS
Guru menyediakan poster
mengenai gerakan dalam shalat
Menyiapkan lembar observasi guru
Menyiapkan lembar observasi
siswa
Kegiatan
Mengelolah dan absensi kelas
awal
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Melakukan apersepsi
Kegiatan inti1. Mengarakan siswa agar bersama
dengan kelompoknya masingmasing
2. menjelaskan materi mengenai
poster yang telah dipersiapkan guru
1
Terlaksana
Ya
Tidak
2
3
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
44
√
3. Menunjukkan poster mengenai
gerakan dalam shalat
√
Mengarakan untuk
mempersentasikan dan menjelaskan
poster masing-masing kelompok
Meminta agar kelompok lain
memberikan komentar atau
tanggapan mengenai poster yang
dipersentasikan
Kegiatan 3. Merangkum materi pembelajaran
akhir
4. Menarik kesimpulan bersama siswa
Melakukan evaluasi
Jumlah
Perolehan skor
Skor maksimum
Persentase
Sumber: Hasil observasi, 2013.
√
√
-
√
√
12
30
42
48
87.5%
Berdasarkan tabel di atas, maka persentase tingkat ketercapaian/
keterlaksanaan kegiatan mengajar guru pada masing-masing aspek yang diamati,
yang terdiri dari 16 indikator melalui penggunaan metode poster session.
Pencapaian kegiatan mengajar guru pada aspek kelengkapan pembelajaran
mencapai 29.17%, aspek kegiatan awal 16.67%, aspek kegiatan inti 27.08%, dan
aspek kegiatan akhir 14.58%. Dapat dikatakan bahwa, aspek tertinggi yang paling
baik dicapai guru melalui metode poster session adalah aspek kelengkapan
perangkat pembelajaran mampu mencapai 29.17%. Dengan demikian, keempat
aspek yang dinilai mampu mencapai skor 42 atau 87.5%. Untuk lebih jelasnya
dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut ini:
45
35.00%
30.00%
29.17%
27.08%
25.00%
20.00%
16.67%
14.58%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
kelengkapan
pembelajaran
kegiatan awal
kegiatan inti
kegiatan akhir
Gambar 2. Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus II
Selanjutnya pengamtan terhadap siswa, hal-hal yang diobservasi dalam
proses pembelajaran adalah motivasi belajar siswa, aspek yang dinilai adalah
motivasi dalam diri siswa dengan indikator, kemauan dalam mengikuti pelajaran,
kemampuan dalam mempersentasikan materi pelajaran, kemampuan siswa untuk
menanggapi poster gerakan-gerakan shalat, mudah memahami materi mengenai
poster gerakan-gerakan shalat, keaktifan dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan dari kelompok lain, sedangkan motivasi dari luar dengan indikator
penilaian adalah mendapatkan pengarahan dari guru untuk bertanya, kemampuan
siswa dalam bekerjasama dengan kelompok, menjawab pertanyaan dari guru,
mendapatkan motivasi belajar dari guru, mendapatkan motivasi dari temantemannya untuk belajar. Lebih jelasnya hasil pengamatan motivasi belajar siswa
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Deskripsi observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II
Aktivitas yang di amati
46
No. res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jjumlah
Skor
Persentase
Takbiratul
ihram
4
4
3
2
3
2
4
3
3
3
3
3
3
4
2
24
Ruku
Itidal
Sujud
Tashahud
salam
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
3
4
3
37
4
2
3
4
3
4
2
3
4
3
2
3
2
3
4
35
3
2
4
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
36
2
3
3
2
3
3
1
3
2
2
4
3
3
3
2
32
4
4
3
4
3
4
4
3
2
3
4
4
3
3
3
41
276
76,67%
Sumber: Hasil observasi, 2013.
Keterangan :
Sempurna
: skornya 4
Bisa
: skornya 3
Kurang bias
: skornya 2
Tidak bias
: skornya 1
Sumber: Hasil observasi, 2013.
Berdasarkan tabel di atas bahwa aktivitas siswa pada kegiatan
memperagakan atau mempraktekkan gerakan-gerakan shalat dapat diuraikan
bahwa hanya ada satu siswa yang tidak bias memperagakan gerakan
tashahud,kemudian siswa yang kurang bias mempraktekkan gerakan takbiratul
ihram ada tiga orang siswa pada gerakan ruku dan itidal ada empat orang siswa
yang masih kurang bias mempraktekkan dengan baik dan benar.gerakan tashahud
ada lima siswa yang kurang bias,sedangkan pada gerakan sujud ada satu orang
47
yang tidak bisa yang masih kurang bisa mempraktekkannya dengan baik dan
benar,sehingga dapat disimpulkan bahwa sudah banyak siswa yang bisa
mempraktekkan gerakan-gerakan shalat dengan baik dan benar.hal ini dapat
dikonsultasikan dengan hasil persentase yang diperoleh secara klasikal yaitu 76,67
% aktivitas siswa dalam memperagakan gerakan shalat mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II.selanjutnya diadakan evaluasi atau tes tindakan siklus II
secara perorangan dan kelompok untuk melihat sejauh mana siswa telah
memahami materi pelajaran yang telah diajarkan.Berikut perolehan nilai hasil tes
siklus II yakni :
Tabel 7. Hasil Tes Siklus II
Nomor Urut
1
2
3
4
5
Jumlah
Rata-rata
Ketuntasan Kelompok
Ketuntasan secara klasikal
I
70
80
75
69
80
374
74.8
100%
Kelompok Belajar
II
63
77
74
80
68
362
72.4
80%
93.33%
Jumlah
III
75
80
77
80
70
382
76.4
100%
208
237
226
229
218
1118
74.53
Sumber : Hasil Tes
Berdasarkan pada tabel di atas bahwa hasil tes pada siklus II menunjukkan
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran mengalami peningkatan dari siklus
sebelumnya, siswa yang memperoleh nilai >65 sebanyak 14 orang atau sebesar
93.33% dengan nilai rata-rata 74.53, dengan rincian perkelompok yaitu pada
kelompok I dan III mencapai 100% sedangkan pada kelompok II hanya 80%,
sehingga secara klasikal ketuntas belajar siswa mencapai 93.33%, telah mencapai
indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 80% secara klasikal.
48
d. Refleksi
Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini telah menunjukkan kesempurnaan
baik dari pihak guru maupun siswa. Guru telah melaksanskan skenario
pembelajaran dengan baik. Siswa juga memperlihatkan keaktifan mereka dalam
belajar. Walaupun masih ada siswa yang belum mampu mengemukakan
pendapatnya ketika ditanya oleh guru, namun mereka sudah menunjukkan sikap
yang baik dalam pembelajaran, dengan demikian peningkatan motivasi belajar
siswa disebabkan karena semakin terarahnya pelaksanaan pembelajaran dan
aktivitas belajar semakin baik.
C. Pembahasan
Hasil observasi terhadap kegiatan guru pada siklus I dilakukan untuk
mengetahui bagaimana kemampuan guru dalam mengelolah kelas dan
penggunaan metode pembelajaran, apakah sudah sesuai dengan perencaan
selemumnya atau tidak, ada 4 (empat) aspek yang dinilai dalam pengamatan yaitu
aspek kelengkapan perangkat pembelajaran, aspek kegiatan awal, aspek kegiatan
inti, aspek kegiatan akhir, ke 4 (empat) aspek tersebut diamati secara obyektif.
Persentase tingkat ketercapaian/ keterlaksanaan kegiatan mengajar guru
pada masing-masing aspek yang diamati, melalui metode poster session.
Pencapaian kegiatan mengajar guru pada aspek kelengkapan perangkat
pembelajaran mencapai 20.83%, aspek kegiatan awal 14.58%, aspek kegiatan inti
22.92%, dan aspek kegiatan akhir 10.42%. Dapat dikatakan bahwa, aspek
tertinggi yang paling baik dicapai guru dalam proses pembelajaran adalah aspek
kegiatan inti, mampu mencapai 22.92%. Dengan demikian, keempat aspek yang
49
dinilai dalam observasi yang mampu dicapai guru sebesar 68.75% dari 80% yang
seharusnya dapat dicapai sesuai yang telah ditentukan.
Pelaksanaan
tindakan siklus II ini telah mangalami peningkatan dari
siklus I, dan hasil observasi, guru dan siswa sudah mengalami kemajuan yang
baik yaitu kemampuan guru dalam mengelolah kelas dengan metode poster
session berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan sebelumnya sehingga
dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan siswa dalam
menerima materi pelajaran, ditandai dengan meningkatnya motivasi belajar siswa
dibandingkan pada siklus sebelumnya.
Persentase tingkat ketercapaian/ keterlaksanaan kegiatan mengajar guru
pada masing-masing aspek yang diamati, yang terdiri dari 16 indikator melalui
penggunaan metode poster session. Pencapaian kegiatan mengajar guru pada
aspek kelengkapan pembelajaran mencapai 29.17%, aspek kegiatan awal 16.67%,
aspek kegiatan inti 27.08%, dan aspek kegiatan akhir 14.58%. Dapat dikatakan
bahwa, aspek tertinggi yang paling baik dicapai guru melalui metode poster
session adalah aspek kelengkapan perangkat pembelajaran mampu mencapai
29.17%. Dengan demikian, keempat aspek yang dinilai mampu mencapai skor 42
atau 87.5%.
Sedangkan
hasil
pengamatan
motivasi
belajar
siswa
mengalami
peningkatan dari setiap siklus, hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil pengamatan
siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I, hal-hal yang diobservasi dalam proses
pembelajaran adalah motivasi belajar siswa, aspek yang dinilai adalah motivasi
dalam diri siswa dengan indikator, kemauan dalam mengikuti pelajaran,
50
kemampuan dalam mempersentasikan materi pelajaran, kemampuan siswa untuk
menanggapi poster gerakan-gerakan shalat, mudah memahami materi mengenai
poster gerakan-gerakan shalat, keaktifan dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan dari kelompok lain, sedangkan motivasi dari luar dengan indikator
penilaian adalah mendapatkan pengarahan dari guru untuk bertanya, kemampuan
siswa dalam bekerjasama dengan kelompok, menjawab pertanyaan dari guru,
mendapatkan motivasi belajar dari guru, mendapatkan motivasi dari temantemannya untuk belajar.
Motivasi belajar siswa pada dua aspek yang dunilai adalam motivasi beljar
siswa yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri dan motivasi belajar siswa
yang datang dari luar siswa itu sendiri misalnya dari guru atau teman-teman
sekelas, dari hasil pengamatan diketahui bahwa motivasi belajar siswa skor yang
diperoleh sebanyak 19 atau 63.33% mengalami peningkatan pada siklus II yaitu
diperoleh skor sebanyak 26 atau 86.67% dengan skor maksimum 30. Lebih
jelasnya dapat dibandingkan pada tiap siklus peningkatan motivasi belajar siswa
pada gafi di bawah ini:
51
100.00%
86.67%
90.00%
80.00%
63.33%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
siklus I
suklis Ii
Gambar 3. Perbandingan motivasi belajar siswa
Berdasarkan grafik di atas terlihat dengan jelas bahwa terjadi peningkatan
motivasi belajar siswa dai siklus I ke siklus II yaitu dari 63.33% meningkat
menjadi 86.67%. Sedangkan nilai evaluasi siswa diperoleh sebesar 93.33% yang
memperoleh nilai > 65 pada siklus II, lebih rinci lagi bahwa siswa yang
memperoleh nilai >65 pada tes awal hanya 7 orang dengan persentase 46.67% dan
yang belum tuntas 8 orang atau 53.33%, kemudian pada siklus I yang
mendapatkan nilai >65 sebanyak 11 orang dengan persentase 73.33% dan sisa 4
orang yang belum tuntas atau 26.67%, sedangkan pada siklus II siswa yang
memperoleh nilai >65 sebanyak 14 orang atau 93.33% dan sisa 1 orang yang
belum tuntas atau 6.67%. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bahwa ini:
Tabel 8. Perbandingan Hasil Tes Siswa
Perbandingan tiap
siklus
Tes awal
Siklus I
Siklus II
Jumlah
7
11
14
Tuntas
Persentase (%)
46.67
73.33
93.33
Belum tuntas
Jumlah
Persentase (%)
8
53.33
4
26.27
1
6.67
52
Selanjutnya dapat digambarkan dalam bentuk garafik dibawah ini:
100.00%
93.33%
90.00%
80.00%
73.33%
70.00%
53.33%
60.00%
50.00%
46.67%
tes awal
siklus I
40.00%
26.27%
30.00%
siklus II
20.00%
6.67%
10.00%
0.00%
tuntas
belum tuntas
Gambar 4. Perbandingan Hasil evaluasi Siswa
Berdasarkan tabel dan grafik di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan
yang signifikan setiap siklus yaitu pada tes awal siswa yang tunta hanya 46.47%
dan pada siklus I siswa yang tuntas 73.33% meningkat menajdi 93.33% pada
siklus II, hal disebabkan karena pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
metode poster session dapat berjalan dengan baik sehingga motivasi dan hasil
evaluasi siswa mengalami peningkatan yang signifikan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap
siklus yaitu pada siklus I motivasi belajar siswa memperoleh skor 19 atau 63.33%
53
meningkat menjadi 86.67% atau memperoleh skor 26 dengan skor maksimum 30.
Sedangkan kegiatan guru pada siklus I meperoleh persentase sebesar 68.75%
mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 86.67%.
Kemudian
hasil
evaluasi
siswa
mengalami
peningkatan
setelah
penggunaan metode poster session pada tes awal siswa yang memperoleh nilai >
65 hanya 7 orang atau 46.67% dan sesudah diterapkan naik menjadi 73.33% pada
siklus I namun belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, pada
siklus II meningkat menjadi 93.33% atau 14 orang yang memperoleh nilai > 65
dari jumlah siswa secara keseluruhan yaitu 15 orang.
B. Saran-Saran
ebagai pembahasan akhir dalam skripsi ini, penulis ingin memberi sedikit
saran-saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan di sekolah antara lain:
1. Bagi Kepala sekolah diharap agar selalu meningkatkan kualitas
Pendidikan, dengan cara meningkatkan sumber daya manusia dalam hal ini
semua guru mata pelajaran pada umumnya dan guru Pendidikan Agama
Islam pada khususnya agar nantinya dapat mengantarkan anak-anak
menuju kehidupan yang sesuai dengan ajaran Agama Islam, baik dalam
hubungan dengan Allah SWT maupun dengan masyarakat umum.
2. Kepada para guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran dengan
metode poster session
dalam mengajarkan materi Pendidikan Agama
Islam khususnya pada materi gerakan-gerakan dalam shalat.
54
Kepada siswa, diharapkan untuk terus termotivasi dalam meningkatkan aktivitas
pembelajarannya terhadap pelajaran-pelajaran yang lainnya dalam menggunakan
metode poster session.
55
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal, Kunci Ibadah, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2001
Abdurrahman, Mulyono Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 1999
B.Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta:Bumi Aksara
Daryanto, Media Pembelajaran, Yogyakarta: Gaya Media, 2010
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Bandung : PT. Syamiil
Cipta Media, 2005
Fadlan,
M.
Starategi-Strategi
Pembelajaran,
http://mfadhlan34.wordpress. com, diakses, 2 Juli 2013
(online)
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011
---------------------, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2003
--------------------http://makalahdanskripsi.blogspot.com, diakses 1 Juli 2013
Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran, Ciputat: Gaung Persada, 2008
Muyassarah, Muhimmatul Pengajaran Bahasa Arab di MA Wahab Hasbullah
Tambakberas Jombang, skripsi, 2010
Puji
Lestari,
Dwi
Post
sebagai
media
pembelajaran
http://sriyantosmansasolo. blogspot.com, diakses, 2 Juli 2013
(online)
Ridwan, Dasar-Dasar Statistik, Bandung: Alfabeta, 2005
Rahman, Wali Langkah-Langkah Metode Poster
http://www.blogger. com, diakses, 2 Juli 2013
Session,
(online)
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta,
2009
Sonneman, Milly R. Mahir Berbahasa Visual, Bandung: Kaifa, 2002
Silberman, Melvin L. Active Learning: 101 Cara BelajarSiswa Aktif. Penerjemah:
Raisul Muttaqien, Bandung: Nusamedia, 2011
56
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksaa, 2003
Syaodih Sukmadinata, Nana Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2004
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002
Sudjana, Nana, dkk, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Jakarta: Cemerlang, 2005
Wahyu, Metode Poster dalam Pembelajaran, (online) http://logikamaswahyu.
blogspot. com, diakses, 1 Juli 2013)
57
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( SIKLUS I )
Nama sekolah
: SDN 2 Tambeanga
Mata pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester
: III/2
Materi pokok
: Praktek gerakan shalat fardhu
Alokasi waktu
: 3 x 35 menit
A.Standar kompetensi
Melakukan shalat fardhu
B. Kompetensi dasar
Mempraktekkan shalat fardhu
C. Indikator
1. menunjukkan pada gambar/poster gerakan takbiratul ihram,ruku dan itidal
dengan benar
2.menunjukkan pada gambar/poster gerakan sujud,duduk tashawud dan salam
dengan benar
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini,siswa diharapkan dapat :
1. menunjukkan pada gambar/poster gerakan takbiratul ihram,ruku dan itidal
dengan benar
Seperti pada gambar/poster.
2. menunjukkan pada gambar/poster gerakan sujud,duduk tashawud dan salam
dengan benar
Seperti pada gambar/porter.
58
E. Materi Ajar
Mempraktikkan gerakan shalat :
1. Takbiratul ihram,ruku,itidal,sujud,duduk tashawud dan salam
F. Metode Pembelajaran
Poster session
G. Skenario Pembelajaran
Kegiatan Awal
~ Guru memberi salam dan memulai pembelaran dengan berdoa
~ Guru menanyakan kondisi siswa dan mengabsen peserta didik
~ Guru mengadakan apersepsi pelajaran
~ Guru menyampaikan indicator dan kompetensi yang diharapkan
Kegiatan Inti
~ Guru menjelaskan materi pengertian sholat fardhu berdasarkan
gambar/poster yang ada
~ Guru menjelaskan materi gerakan-gerakan shalat dan mendemonstrasikan
sesuai dengan
Poster.
~ Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok
~ Guru menunjuk siswa dari perwakilan masing-masing kelompok maju ke
depan menunjuk
Kan pada poster gerakan takbiratul ihram,ruku dan itidal
~ Guru menunjuk siswa untuk maju ke depan menunjukkan dan memperagakan
gerakan
Sujud,duduk tashawud dan salam berdasakan gambar poster yang ada
~ Guru mengharapkan setelah semua kel ompok dapat menunjukkan dan
mendemostrasikan
59
Gerakan takbiratul ihram sampai salam dengan baik dan benar diharapkan
siswa dapat meLaksanakan shalat fardhu sendiri dengan mempelajari lagi bacaannya.
~ Guru mengakhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak
lanjut.
Kegiatan akhir
~ Guru memberi penguatan materi pada peserta didik
~ Guru memberi kesempatan untuk bertanya bagi peserta didik
~ Guru member evaluasi
H. Alat dan sumber belajar
1. Buku mata pelajaran PAI Khazanah Pendidikan Agama Islam,penerbit
Yudistira,KTSP
2006,Hlm.125
2. Alquran dan terjemahan
3. Buku penunjang lainnya
I. Penilaian
~ soal evaluasi
J. Format Evaluasi( terlampir)
Mengetahui,
Tambeanga,…….2013
Kepala Sekolah
Peneliti
Lahowoluddin,S,Pd.SD
ANITA
Nip :196312311982071001
KL.11010101030
NIM :
60
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( SIKLUS II )
Nama sekolah
: SDN 2 Tambeanga
Mata pelajaran
: Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester
: III/2
Materi pokok
: Praktek gerakan shalat fardhu
Alokasi waktu
: 3 x 35 menit
A.Standar kompetensi
Melakukan shalat fardhu
B. Kompetensi dasar
Mempraktekkan shalat fardhu
C. Indikator
1. melaksanakan gerakan takbiratul ihram,ruku dan itidal dengan baik dan
benar
2.melaksanakan gerakan sujud,duduk tashawud dan salam dengan baik dan
benar
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini,siswa diharapkan dapat :
1. memperagakan gerakan takbiratul ihram,ruku dan itidal dengan benar
Seperti pada gambar/poster.
2. memperagakan gerakan sujud,duduk tashawud dan salam dengan benar
Seperti pada gambar/porter.
E. Materi Ajar
61
Mempraktikkan gerakan shalat :
1. Takbiratul ihram,ruku,itidal,sujud,duduk tashawud dan salam
F. Metode Pembelajaran
Poster session
G. Skenario Pembelajaran
Kegiatan Awal
~ Guru memberi salam dan memulai pembelajaran dengan berdoa
~ Guru menanyakan kondisi siswa dan mengabsen peserta didik
~ Guru mengadakan apersepsi pelajaran
~ Guru menyampaikan indicator dan kompetensi yang diharapkan
Kegiatan Inti
~ Guru menjelaskan
gambar/poster yang ada
materi
pengertian
sholat
fardhu
berdasarkan
~ Guru menjelaskan materi gerakan-gerakan shalat dan mendemonstrasikan
sesuai dengan
Poster.
~ Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok
~ Guru menunjuk siswa dari perwakilan masing-masing kelompok maju ke
depan memperakTekkan gerakan-gerakan shalat seperti pada poster.
~ Guru menunjuk seluruh siswa laki-laki untuk maju ke depan memperagakan
gerakan shalat
~ Guru menunjuk seluruh siswa perempuan maju ke depan mempraktikkan
gerakan shalat
sesuai gambar/poster
~ Guru mengharapkan setelah semua kelompok mendemonstrasikangerakangerakan shalat
62
Siswa dapat melaksanakan shalat fardhu sendiri di rumah dengan benar.
~ Guru mengakhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak
lanjut.
Kegiatan akhir
~ Guru memberi penguatan materi pada peserta didik
~ Guru memberi kesempatan untuk bertanya bagi peserta didik
~ Guru memberi evaluasi/atau tindak lanjut
H. Alat dan sumber belajar
1. Buku mata pelajaran PAI Khazanah Pendidikan Agama Islam,penerbit
Yudistira,KTSP
2006,Hlm.125
2. Alquran dan terjemahan
3. Buku penunjang lainnya
I. Penilaian
~ praktek (setiap gerakan dinilai)
Mengetahui,
Tambeanga,…….2013
Kepala Sekolah
Peneliti
Lahowoluddin,S,Pd.SD
ANITA
Nip :196312311982071001
NIM: KL.11010101030
63
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Peneliti
: Anita
Hari/Tanggal
: Senin,3 Juni 2013
Siklus
:I
No. res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jjumlah
Skor
Persentase
Takbiratul
ihram
2
3
2
2
3
1
3
3
2
2
3
2
3
1
2
24
Keterangan :
Sempurna
Bisa
Kurang bisa
Tidak bisa
Aktivitas yang di amati
Ruku
Itidal
Sujud
3
3
3
2
1
2
3
3
2
3
4
2
2
3
1
37
3
2
3
2
3
1
2
3
4
1
2
3
2
1
3
35
3
2
4
2
3
3
2
3
1
2
3
2
1
3
2
36
Tashahud
salam
2
3
2
2
3
3
1
3
2
2
3
2
3
1
2
32
3
3
3
2
3
2
3
3
2
3
4
2
2
3
3
41
215
59,72 %
: skornya 4
: skornya 3
: skornya 2
: skornya 1
Tambeanga,3 Juni 2013
Pengamat,
Lahowoluddin S.Pd.SD
Nip : 196312311982071001
64
LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Peneliti
: Anita
Hari/Tanggal
: Senin,3 Juni 2013
Siklus
: II
No. res
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Jjumlah
Skor
Persentase
Takbiratul
ihram
4
4
3
2
3
2
4
3
3
3
3
3
3
4
2
24
Keterangan :
Sempurna
Bisa
Kurang bisa
Tidak bisa
Aktivitas yang di amati
Ruku
Itidal
Sujud
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
3
4
3
37
4
2
3
4
3
4
2
3
4
3
2
3
2
3
4
35
3
2
4
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
36
Tashahud
salam
2
3
3
2
3
3
1
3
2
2
4
3
3
3
2
32
4
4
3
4
3
4
4
3
2
3
4
4
3
3
3
41
276
76,67%
: skornya 4
: skornya 3
: skornya 2
: skornya 1
Tambeanga,3 Juni 2013
Pengamat,
Lahowoluddin S.Pd.SD
Nip : 196312311982071001
65
LEMBAR PENGAMATAN
KEGIATAN MENGAJAR GURU
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Peneliti
: Anita
Hari/Tanggal
: Senin,3 Juni 2013
Siklus
:I
Aspek yang
dinilai
Indikator
Terlaksana
Ya
Tidak
2
3
√
1
Guru membuat RPP
Guru menyiapkan LKS
√
Guru menyediakan poster mengenai gerakan
√
dalam shalat
Menyiapkan lembar observasi guru
√
Menyiapkan lembar observasi siswa
√
Kegiatan
Mengelolah dan absensi kelas
√
awal
Menjelaskan tujuan pembelajaran
√
Melakukan apersepsi
√
Kegiatan
Membagi kelompok belajar siswa menjadi 3
√
inti
kelompok masing-masing kelompok 5 orang
Memberikan permasalahan mengenai gerakan√
gerakan shalat untuk didiskusikan
Mengarahkan untuk menuangkan hasil diskusi
√
dalam bentuk poster mengenai gerakangerakan shalat
Mengarakan untuk mempersentasikan dan
√
menjelaskan poster masing-masing kelompok
Meminta agar kelompok lain memberikan
√
komentar atau tanggapan mengenai poster
yang dipersentasikan
Kegiatan 3. Merangkum pembelajaran
√
akhir 4. Menarik kesimpulan bersama siswa
√
Melakukan evaluasi
√
Jumlah
2 22 9
Perolehan skor
33
Skor maksimum
48
Persentase
68.75%
Keterangan :
Tambeanga,3 Juni 2013
Kelengkapan
perangkat
pembelajaran
-
66
Pengamat,
Sangat baik (SB)
Baik (B )
Kurang baik (KB)
: skornya 3
: skornya 2
: skornya 1
Yeni S.Pd.SD
Nip :
LEMBAR PENGAMATAN
KEGIATAN MENGAJAR GURU
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Peneliti
: Anita
Hari/Tanggal
: Senin,3 Juni 2013
67
Siklus
:I
Aspek yang
dinilai
Indikator
1
Kelengkapan
perangkat
pembelajaran
Guru membuat RPP
Guru menyiapkan LKS
Guru menyediakan poster
mengenai gerakan dalam shalat
Menyiapkan lembar observasi guru
Menyiapkan lembar observasi
siswa
Kegiatan
Mengelolah dan absensi kelas
awal
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Melakukan apersepsi
Kegiatan inti1. Mengarakan siswa agar bersama
dengan kelompoknya masingmasing
2. menjelaskan materi mengenai
poster yang telah dipersiapkan guru
3. Menunjukkan poster mengenai
gerakan dalam shalat
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Mengarakan untuk
mempersentasikan dan menjelaskan
poster masing-masing kelompok
Meminta agar kelompok lain
memberikan komentar atau
tanggapan mengenai poster yang
dipersentasikan
Kegiatan 3. Merangkum materi pembelajaran
akhir
4. Menarik kesimpulan bersama siswa
Melakukan evaluasi
Jumlah
Perolehan skor
Skor maksimum
Persentase
Keterangan :
Sangat baik (SB)
Baik (B )
Kurang baik (KB)
: skornya 3
: skornya 2
: skornya 1
Terlaksana
Ya
Tidak
2
3
√
√
√
√
√
-
√
√
12
30
42
48
87.5%
Tambeanga,3 Juni 2013
Pengamat,
Yeni S.Pd.SD
Download