MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE POSTER SESSION PADA MATERI GERAKAN-GERAKAN SHALAT DI KELAS III SDN 02 TAMBEANGA KECAMATAN LAONTI KABUPATEN KONAWE SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam OLEH : ANITA NIM. 11010101030 JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SULTAN QAIMUDDIN KENDARI 2013 i PERSETUJUAN PEMBIMBING Penelitian yang berjudul : “Meningkatkan Hasil belajar siswa melalui metode poster sessión pada materi gerakan-gerakan shalat di kelas III SDN 02 Tambeanga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan”, yang di ajukan oleh saudari, Anita, Nim. 11010101030, mahasiswa Program Studi PAI Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Qaimuddin Kendari, telah diperiksa oleh pembimbing, dan selanjutnya dinyatakan disetujui untuk diujiankan. Kendari, Juli 2013 Pembimbing Dr. Supriyanto, M. Ag Nip. 197207262000031001 ii PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini hasil karya sendiri, jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan dan plagiat atau dibuat orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum. Kendari, Oktober 2013 Penulis ANITA NIM. KL. 11010101030 iii PENGESAHAN UJIAN SEMINAR HASIL Skripsi yang berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Poster Sessión Pada Materi Gerakan-Gerakan Shalat Di Kelas III SDN 02 Tambeanga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan” yang disusun oleh saudara Zubaidillah, Nim. Kl. 11010101005 Mahasiswa program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Sultan Qaimuddin Kendari, telah di uji dan dipertahankan dalam seminar hasil pada hari Jum’at, 5 Oktober 2013, dan telah dapat melanjutkan ke sidang munaqasyah. Kendari, 5 Oktober 2013 DEWAN PENGUJI Ketua : Dr. Suprianto, M.Ag (..............................) Anggota : Dr. H. Nur Alim, M.Pd (..............................) : Dr. Hj. Hasniati G.A, M.Pd.I (..............................) Mengetahui Ketua Jurusan Tarbiyah Dra. Hj. St. Kuraedah, M.Ag Nip. 1963122319911022003 iv KATA PENGANTAR لِ ْم لر ِل ِ َن لمح لْر ِ َن ْم َّح لر ُِ َِّ ْه َّشحً ََّّ ْن لَّ ِل َّلَّ ِللَ ًِ َََُّّّ ْه َّشحً ََّّ َن ًا َّد َحح. ََِّّ ْ َّد ْححً ِل َِّّ ب ل ِْ َِّْ َّ لححْر َّه ْد لح لل َِّ ْن َّح لْحْر ً َِّّ َُّ ًل ْححًب َّ َُّ لعَّو ًا َّد َح ُح َّ ه لب َّ َّ َُّ لعَّو ل لشل َّ َِّ عَ ًش َر.ًل ْو ًل Alhamdulillah Rabbil A’lamin, puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat melakukan penelitian dan menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode poster sessión pada materi gerakan-gerakan shalat di kelas III SDN 02 Tambeanga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan” Sehubungan dengan Penyusunan skripsi ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah member dukungan dan do’a serta menjadi motifasi bagi penyelesaian Skripsi ini selain itu penulis ucapakan terima kasih yang tak terhingga pula kepada: 1. Bapak Dr. Nur Alim, M.Pd, selaku Ketua STAIN Kendari yang telah membina Perguruan Tinggi Islam Negeri ini, semoga Allah SWT memberikan hidayah-Nya dan Taufiq-Nya sehingga lembaga ini tetap jaya 2. Ibu Dra. Hj. St. Kuraidah, M.Ag sebagai Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Kendari dan Bapak Aliwar, S.Ag, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam v 3. Bapak Dr. Suprianto, M.Ag yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sehingga terwujudnya Skripsi ini sebagai mana adanya 4. Kepala Sekolah SD Negeri 02 Tambeanga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan yang telah memberikan kesempatan dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan Skripsi ini 5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam rangka penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari segala kekurangan skripsi ini karena keterbatasannya kemampuan yang dimiliki penulis, oleh karena itu diharapkan adanya saran dan koreksi yang sifatnya konstruktif demi penyempurnaannya semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya Kendari,................ 2013 Penulis ANITA NIM. KL. 11010101030 vi DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................. ii PENGESAHAN UJIAN SEMINAR HASIL ........................................... iii KATA PENGANTAR ............................................................................... iv DAFTAR ISI ............................................................................................. vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Idenfikasi Masalahm .............................................................. 4 C. Rumusan Masalah .................................................................. 5 D. Hipotesis Tindakan ................................................................ 5 E. Tujuan Penelitian ................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian ................................................................. 5 G. Defenisi Operasional .............................................................. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Hasil Belajar .......................................................... 8 1. Definisi Hasil Belajar ....................................................... 8 2. Jenis-jenis Hasil Belajar ................................................... 9 B. Deskripsi Metode Poster Session ........................................... 12 1. Definisi Metode Poster Session ........................................ 12 2. Karakteristik Metode Poster Session ................................ 14 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Poster Session .......... 15 4. Langkah-Langkah Metode Poster Session ........................ 17 C. Penerapan Metode Poster Session pada Pendidikan Agama Islam ....................................................................................... 20 D. Penelitian yang Relevan ......................................................... 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................... 26 B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 26 C. Faktor-Faktor yang Diteliti .................................................... 26 D. Prosedur Penelitian ................................................................ 27 E. Tehnik Pengumpulan Data .................................................... 29 F. Tehnik Analisis Data ............................................................. 29 G. Indikator Kinerja ..................................................................... 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ........................................................................ 31 B. Hasil Penelitian ...................................................................... 32 1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ......................................... 34 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................................ 41 C. Pembahasan ............................................................................ 48 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................. 53 B. Saran-saran ............................................................................. 53 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 55 vii ABSTRAK Anita, Nim. 11010101030, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Poster Session pada Materi Gerakan-Gerakan Shalat di Kelas III SDN 02 Tambeanga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan, Melalui Bimbingan Dr.Supriyanto, M. Ag. Skripsi ini mengangkat permasalahan apakah dengan mengunakan metode poster session dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerakangerakan shalat di kelas III SD Negeri 2 Tambeanga ?. penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III SD Negeri 02 Tambeanga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada materi-materi gerakan-gerakan shalat melalu pembinaan metode poster session terhadap hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Yang dilaksanakan di SD Negeri 2 Tambeanga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan, pada kelas III dengan jumlah 15 orang, yang dilaksanakan dengan dua siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan observasi dan evaluasi serta refleksi. Dalam mengumpulkan data penelitian menggunakan teknik pengumpulan data yaitu data ofservasi untuk mengetahui situasi, aktifitas siswa dalam melakukan aktifitas belajar melalui media gambar atau poster pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Hasil kognitif digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif, yaitu memaparkan hasil pengamatan dan hasil belajar siswa setiap siklus Berdasarkan hasil penelitian bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah penggunaan metode poster session pada tes awal siswa yang memperoleh nilai > 65 hanya 7 orang atau 46.67 % dan sesudah diterapkan naik menjadi 73.33 % pada siklus I namun belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, pada siklus II peningkatan menjadi 93.33 % atau 14 orang yang memperoleh nilai > 65 dari jumlah siswa secara keseluruhan yaitu 15 orang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan formal dilaksanakan di sekolah.1 Pendidikan adalah “suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat dalam kehidupan masyarakat”.2 Berhasilnya suatu proses pembelajaran ditentukan oleh beberapa komponen yang mempengaruhinya. Komponen tersebut antara lain meliputi tujuan, pendidik, peserta didik, metode, media (sarana dan prasarana), serta evaluasi. Dan semua komponen itu saling terkait sehingga mudah untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Komponen yang paling berpengaruh dan penting bagi keberhasilan pendidikan adalah peran seorang guru. Sebelum mengajar seorang guru terlebih dahulu harus mempersiapkan strategi maupun media untuk menyampaikan informasi kepada siswa, agar pesan pembelajaran tersampaikan. Strategi yang dipilih harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan, 1 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Cemerlang, 2005), h. 2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011), h.79 2 ketersediaan media dan disesuaikan pula dengan kemampuan guru sendiri serta kemampuan peserta didik agar tepat dan sesuai serta dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan. Namun guru bukan faktor penentu tercapainya tujuan pembelajaran. Siswa sebagai subyek dalam proses pembelajaran juga merupakan komponen penentu tercapainya tujuan tersebut. Ketika guru sudah menyampaikan materi dengan maksimal namun siswa tidak antusias dalam belajar atau menerima pelajaran maka mustahil jika tujuan akan tercapai. Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa, salah satunya adalah motivasi. Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Banyak orang beranggapan bahwa intelektual memegang peranan penting dalam menentukan prestasi siswa. Namun keberhasilan siswa dalam belajar bukan hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual siswa, tetapi juga dari segi afektif seperti motivasi. Membangkitkan semangat motivasi belajar siswa merupakan hal yang harus dilakukan oleh guru sebagai pendorong siswa untuk belajar, terutama ketika motivasi itu turun. Biasanya pada jam terakhir pembelajaran siswa mengalami kejenuhan dalam belajar, hal ini dikarenakan lelah kondisi fisik maupun psikisnya. Inilah yang menyebabkan motivasi siswa dalam belajar menurun. Oleh karena itu sebagai seorang guru harus bisa membangkitkan motivasi siswanya, agar prestasi belajarnya tidak turun. Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton, dalam hal ini, biasanya guru masih menggunakan metode 3 ceramah sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dampak dari hal tersebut yaitu munculnya masalah-masalah baik dari siswa maupun dari gurunya yang seringkali menghambat pembelajaran. Masalah-masalah tersebut juga ditemukan di SD Negeri 02 Tambeanga diantaranya keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi tampak banyak siswa yang kurang mampu memahami makna gerakan-gerakan shalat, acuh dan mengantuk saat pelajaran berlangsung, bahkan banyak yang ngobrol sendiri pada saat mereka diberi stimulus untuk menyampaikan pemahamannya, mereka kurang memberikan respons dan tampak merasa ragu dalam memberikan respons. Keraguan itu muncul disebabkan oleh: 1) siswa belum mempunyai keterampilan dalam melaksanakan gerakan-gerakan shalat; 2) kurangnya pengetahuan dan penguasaan mereka terhadap materi gerakan-gerakan shalat; 3) siswa masih terlihat kaku dalam melaksanakan gerakan-gerakan shalat; 4) rendahnya kemampuan menyerap materi gerakan-gerakan shalat. Hal-hal tersebut di atas yang menyebabkan kurangnya keberanian mereka dalam mengembangkan pengetahuan. Dengan kata lain, mereka kurang berpartisipasi aktif dalam proses belajar tentang pemahaman gerakan-gerakan shalat. Keberhasilan proses belajar mengajar pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman penguasaan materi maka semakin tinggi pula prestasi belajar siswa. Namun dalam kenyataannya dapat 4 dilihat bahwa sampai saat ini pemahaman siswa tentang gerakan-gerakan shalat masih rendah dengan nilai rata-rata <65. Untuk mengatasi masalah yang telah dikemukakan di atas adalah dengan menerapkan pembelajaran aktif. Salah satu pembelajaran yang dapat dilakukan adalah dengan metode poster session. “Strategi pembelajaran ini merupakan strategi yang bagus untuk memberi informasi kepada siswa secara cepat, memahami apa yang mereka bayangkan, dan memerintahkan pertukaran gagasan antar mereka”3. Melalui metode poster session ini siswa diajak turut serta dalam semua proses pembelajaran, baik mental maupun fisik. Dengan demikian mereka akan menemukan suasana yang menyenangkan sehingga keberhasilan pembelajaran diharapkan dapat lebih maksimal. Sehubungan dengan pentingnya metode pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi siswa untuk belajar, maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan mengambil judul : Meningkatkan hasi belajar siswa melalui metode poster session pada materi gerakan-gerakan shalat di kelas III SDN 02 Tambenga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan. B. Identifikasi Masalah Peneliti mengidentifikasi beberapa kelemahan dan kekurangan dari pembelajaran yang dilaksanakan yaitu : 1. Rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi gerakan-gerakan shalat pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Kurangnya motivasi siswa mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam. 3 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara BelajarSiswa Aktif. Penerjemah: Raisul Muttaqien, (Bandung: Nusamedia, 2011), h. 192. 5 3. Penggunaan metode yang kurang tepat sehingga motivasi belajar siswa di SDN 02 Tambeanga masih rendah. 4. Rendahnya hasil belajar siswa kelas III SDN 02 Tambeanga. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, identifikasi yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah dengan menggunakan metode poster session dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerakan-gerakan shalat di kelas III SD Negeri 2 Tambeanga“. D. Hipotesis Tindakan Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : hasil belajar siswa di kelas III SD Negeri 2 Tambeanga dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode poster session. E. Tujuan Penelitian Penilitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III SD Negeri 02 Tambeanga pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada materi gerakan-gerakan shalat serta menganalisis dampak dari penggunaan metode poster session terhadap hasil belajar siswa. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi siswa, dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya penguasaan kompetensi pada materi gerakan-gerakan shalat. 6 2. Bagi guru, dapat meningkatkan pengetahuan dan penguasaan keterampilan mengelola proses belajar mengajar, dan dapat memotivasi guru untuk memperbaiki penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas. 3. Bagi sekolah, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan metode pembelajaran yang kreatif dan dinamis dalam upaya mencapai standar proses pembelajaran.. 4. Bagi guru lain, penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi guru lain yang akan mengadakan penelitian yang serupa berkaitan dengan masalah pembelajaran. G. Definisi Operasional 1. hasil belajar adalah “suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran”. 2. Metode poster session merupakan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dengan cara membuat gambar poster berupa poster-poster orang yang melaksanakan gerakan-gerakan shalat, dengan tujuan agar siswa dapat memahami dan mengaplikasikan dengan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. 3. Materi Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok diantaranya materi shalat. “Shalat adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang di mulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam dengan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan”.4 4 Zainal Abidin, Kunci Ibadah, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2001), h. 47 7 Berdasarkan hal tersebut bahwa dengan menggunakan metode poster session pada materi gerakan-gerakan shalat siswa akan mudah untuk memahami isi materi melalui poster tersebut, sehingga metode poster session sangat pas untuk diterapkan pada materi gerakan-gerakan shalat. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Hasil Belajar 1. Definisi hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.1 Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang dimiliki seseorang. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan tingkah laku kognitif, afektif dan psikomotorik.2 Hasil belajar merupakan penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran yang ditunjukkan dengan tes atau nilai yang diberikan oleh guru serta kemampuan perubahan sikap/tingkah laku yang diperoleh peserta didik melalui kegiatan belajar. Jadi hasil belajar yang dimaksud adalah suatu hasil yang telah di capai (dilakukan) oleh peserta didik setelah adanya aktifitas belajar suatu mata pelajaran yang telah ditetapkan dalam waktu yang telah ditentukan pula. Hasil belajar dapat diketahui setelah dilakukan evaluasi hasil belajar. Setiap orang yang melakukan suatu kegiatan ingin tahu hasil dari kegiatan yang dilakukannya. Untuk mengetahui tentang baik dan buruknya dan proses hasil dari kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi. 1 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 37 2 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 179 9 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.3 Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. b. Perilaku yang di gariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai oleh peserta didik, baik secara individual maupun klasikal.4 2. Jenis-jenis Hasil Belajar Dalam sistem pendidikan Nasional atau rumusan pendidikan mempunyai beberapa tujuan, baik itu beberapa tujuan, kurikulumnya maupun tujuan instruksional. Kemp 1977 memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang di wujudkan dalam bentuk tulisan yang menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.5 Pada penelitian ini menggunakan klasifikasi hasil belajar (prestasi belajar). Tujuan pembelajaran yang tentu saja berorientasi pada hasil belajar, menurut Benyamin Bloom dibagi dalam tiga kawasan yang meliputi kawasan kognitif, afektif, dan psikomotor.6 3 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 22 4 Syaiful Bahri Djamarah, dkk, op, cit., hlm. 106 5 Hamzah B.Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara), h 35. 6 Ibid, h 35-39. 10 a) Kawasan Kognitif Kawasan ini meliputi enam tingkatan yang secara hierarkis berurut dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai yang paling tinggi (evaluasi), yaitu: (1) Pengetahuan (Knowledge) (2) Pemahaman (Comprehension) (3) Penerapan (Aplication) (4) Analisis (Analysis) (5) Sintesis (Syntesis) (6) Evaluasi (Evaluation) Perubahan yang terjadi pada ranah kognitif ini tergantung pada tingkat kedalaman belajar yang dialami oleh siswa. Dengan pengertian bahwa perubahan yang terjadi pada ranah diharapkan seorang siswa mampu melakukan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapinya sesuai dengan bidang studi yang dipelajarinya. b) Kawasan Afektif Kawasan afektif adalah suatu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afektif ada lima yaitu: (1) Kemauan menerima (2) Kemauan menanggapi (3) Berkeyakinan (4) Penerapan karya 11 (5) Ketekunan dan ketelitian Pada ranah afektif ini di harapkan siswa mampu lebih peka terhadap nilai dan etika yang berlaku, dalam bidang ilmunya. Perubahan yang terjadi cukup mendasar, maka siswa tidak hanya menerimanya dan memperhatikan saja, melainkan mampu melakukan satu sistem nilai yang berlaku dalam bidang ilmunya dan selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangya. c) Kawasan Psikomotor Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual dan motorik. Sama halnya dengan kawasan yang lain, kawasan ini juga terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu: (1) Persepsi (2) Kesiapan melakukan suatu kegiatan (3) Mekanisme (4) Respon, terbimbing (5) Kemahiran (6) Adaptasi (7) Originasi Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa proses belajar mengajar khususnya pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan sebuah proses yang mengakibatkan beberapa perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku seseorang yang sesuai dengan tujuan pendidikan Agama Islam (PAI). Baik yang 12 meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik, maupun aspek-aspek yang lain sehingga perubahan sifat yang terjadi pada masing-masing aspek tersebut tergantung pada tingkat kedalaman belajar. B. Deskripsi Metode Poster Session 1. Definisi Metode Poster Session Metode poster session adalah salah satu model pembelajaran yang baru dan bagus, untuk memberi informasi kepada siswa secara cepat melaluui gambar atau poster. Dimana dengan pembelajaran melalui gambar tersebut siswa dapat memperoleh informasi secara cepat dam menyenangkan. Poster disebut juga plakat, lukisan atau gambar yang dipasang telah mendapat perhatian yang cukup besar sebagai suatu media untuk menyampaikan informasi, saran, pesan dan kesan, ide dan sebagainya. Poster adalah “gambar yang benar, yang memberi tekanan pada satu atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas saja”.7 Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat. Menurut Sudjana dan Rivai definisi poster adalah “Kombinasi visual dari rancangan yang kuat, dengan warna, dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti 7 Amir Hamzah Suleiman. Media Audio-Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. (Jakarta: PT Gramedia, t.thn), h. 68 13 di dalam ingatannya”.8 Sedangkan Milly R Sonnemen menyebutkan bahwa poster adalah: Menyusun informasi mengenai gagasan pokok dengan menggunakan elemen warna, ukuran, garis, bentuk, bingkai, bentuk huruf, dan perspektif, untuk menangkap perhatian.Tujuannya adalah mengarahkan pemirsnya untuk menerima pesan yang kuat, menohok dan berkesan.9 Metode pembelajaran ini merupakan “strategi yang bagus untuk memberi informasi kepada siswa secara cepat, memahami apa yang mereka bayangkan, dan memerintahkan pertukaran gagasan antar mereka”10. Metode gallery session/poster session adalah strategi yang ditujukan untuk melatih kemampuan siswa dalam memahami isi sebuah bacaan kemudian mampu untuk memvisualisasikannya dalam bentuk gambar. Dan dari gambar tersebut diharapkan semua siswa dapat menghafalkan isi bacaan secara mudah dan ingatan siswa terhadap bacaan siswa tersebut dapat bertahan lama. Berdasarkan uraian di atas metode poster session ini merupakan sebuah cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik secara cepat, menangkap imajinasi mereka, dan mengundang pertukaran ide di antara mereka. Teknik ini juga merupakan sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang sekarang sedang dibahas. 8 Nana Sudjana dkk, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007), h. 51 Milly R. Sonneman, Mahir Berbahasa Visual, (Bandung: Kaifa, 2002), h. 88 10 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara BelajarSiswa Aktif. Penerjemah: Raisul Muttaqien, (Bandung: Nusamedia, 2011), h. 192 9 14 2. Karakteristik Metode Poster Session Poster sebagai media visual akan dapat berfungsi secara optimal dalam menyampaikan pesan dan diingat oleh para pemirsanya bila memiliki karakteristik sebagai berikut: a. Poster harus dinamis dan menonjolkan kualitas. Poster itu harus sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat secara terperinci, harus cukup kuat untuk menarik perhatian, bila tidak akan hilang kegunaannya. b. Desain yang digunakan hendaknya sederhana. Desain sebuah poster hendaknya merupakan perpaduan antara kesederhanaan dan dinamika serta menggunakan warna yang mencolok dan kontras. c. Pesan yang akan disampaikan harus jelas apabila hanya diliat dalam sekedipan mata, jadi poster sebaiknya menggunakan sedikit kata-kata dan kata-kata kunci ditonjolkan dengan menempatkan ukuran huruf yang besar d. Adanya keserasian antara gambar dan objek. e. Ukuran poster harus dapat dilihat dengan jelas dari setiap sudut seisi ruang, jadi poster harus ditempatkan ditempat yang setrategis dan ukuran yang sesuai sehingga semua orang dapat melihatnya dengan leluasa. f. Poster hendaknya dibuat secara imajinatif dan kreatif serta ditambah dengan pemusatan perhatian yang bagus.11 Menurut Munadi bahwa karakteristik poster sebagai berikut: 1. Poster yang baik harus dinamis, menonjolkan kualitas. 2. Poster harus sederhana tidak memerlukan pemikiran bagi pengamat, segera dapat ditangkap pandangan orang dan menamkan kepadanya pesan yang terkandung dalam poster itu. 3. Pesan yang disampaikan harus jelas sepintas lalu, atau dapat menarik perhatian orang yang lewat untuk berhenti sebentar mengamatinya. Kalau tidak demikian poster itu tidak ada faedahnya, sebab saat ini sedikit orang yang rela membuang waktu untuk memperhatikan sebuah poster, kecuali kalau poster itu memang menarik. 4. Poster-poster itu harus dapat menyerukan “LIHAT AKU”.12 11 Wahyu, Metode Poster dalam Pembelajaran, (online) (http://logikamaswahyu. blogspot.com, diakses, 1 Juli 2013) 12 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Ciputat: Gaung Persada, 2008), h. 102 15 Keberhasilan sebuah poster banyak juga tergantung dari kalimat untuk menyatakan pesan yang akan disampaikan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan kalimat ialah kalimat tidak boleh banyak dan tidak boleh panjang. Lebih baik tujuh kata dari pada tujuh kalimat. Kata-kata harus dapat dimengerti secara cepat, sesuai dengan sifat poster dan harus menjadi bagian tak terpisahkan dari keseluruhan dan bukan sebagai tambahan saja. Bentuk huruf harus sederhana dan cukup besar untuk dapat dibaca dari jauh. Bentuk huruf yang aneh-aneh akan membingungkan dan membuat orang engggan membacanya. Kalimat yang digunakan diutarakan dalam bahasa yang sederhana, popular, familier dan akrab. Poster hendaknya tidak dipajang dalam waktu lama, karena mengingat bahwa manusia itu lekas terbiasa dengan lingkungannya, sehingga besar kemungkinan ia tidak lagi mempedulikannya lagi dan daya tarik posterpun lenyap, sehingga tidak berarti apa-apa lagi. 3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Poster Session Metode ini merupakan cara yang bagus untuk memberi informasi kepada siswa secara cepat,memahami apa yang mereka bayangkan,dan memerintahkan pertukaran gagasan antar mereka.Tehnik ini juga merupakan cara baru dan jelas yang memungkinkan siswa mengungkapkan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang sedang didiskusikan dalam suasana santai dan menyenangkan. Poster terdapat “kelebihannya dengan harganya terjangkau oleh seorang guru tetapi ada juga kelemahannya dikarenakan media poster berdimensi dua, sehingga sukar untuk melukiskan sebenarnya.13 16 Poster memiliki kekuatan dramatik yang begitu tinggi yang dapat memukau pengamatnya. Poster dapat menarik perhatian karena uraian yang memadai secara kejiwaan dan merangsang untuk dihayati. Dari apa yang diutarakan tentang poster, hendaknya guru menggunakan poster didalam kelas atas dasar beberapa pertimbangan sebagai berikut: a. Memotivasi siswa, dalam hal ini poster dalam pembelajaran sebagai pendorong atau memotivasi siswa. Pesan poster tidak berisi informasi umun, namun berupa ajakan, renungan, persuasi agar siswa memiliki dorongan yang tinggi untuk melakukan sesuatu diantaranya Sholat Berjama’ah, menjaga kebersihan, Rajin belajar,dll. b. Peringatan. Dalam hal ini poster berisi tentang peringatan terhadap suatu pelaksanaan aturan hukum, aturan sekolah atau peringatan-peringatan tentang sosial, kesehatan bahkan keagamaan. Misalnya “Buanglah sampah pada tempatnya”, atau “kebersihan sebagian dari iman”, “sudahkah anda shalat sebelum dishalatkan”, dll. 1. Pengalaman kreatif Proses belajar mengajar menuntut keatifitas siswa dan guru, pola pembelajaran klasikal yaitu siswa hanya diberi informasi dari guru saja, tidak membuat pembelajaran lebih baik dan kreatif. Melalui poster pembelajaran bisa lebih kreatif, siswa ditugaskan untuk membuat ide, cerita, karangan dari sebuah poster yang dipajang. Diskusi kelas akan lebih hidup manakala guru menggunakan alat bantu poster sebagai bahan diskusi.14 Poster adalah “gambar yang besar, yang memberi tekanan pada satu atau dua ide pokok, sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas lalu”15. Poster mampu mempengaruhi perilaku, sikap dan tata nilai masyarakat untuk berubah atau melakukan sesuatu. Hal yang membuat “poster memiliki kekuatan 13 http://makalahdanskripsi.blogspot.com, diakses 1 Juli 2013 14 Dwi Puji Lestari, Post sebagai media pembelajaran (online) (http://sriyantosmansasolo. blogspot.com, diakses, 2 Juli 2013) 15 Yahudi Munadi, Op. Cit, h. 102 17 untuk dicerna oleh orang yang melihat karena poster lebih menonjolkan kekuatan pesan, visual dan warna”.16 Di masyarakat poster lebih banyak digunakan untuk kepentingan propaganda bisnis, promosi, sosial dan penanaman nilai di masyarakat. Misalnya poster yang bertema tentang dilarang merokok, hindari obat-obat terlarang, membeli produk dalam negeri, membeli produk sebuah perusahaan tertentu, gerakan orang tua asuh, gerakan keluarga berencana, budayakan membayar pajak, dan lain-lain. Dengan visualisasi yang kuat dan menyentuh, banyak masyarakat yang tergerak hatinya untuk melakukan seperti yang diinformasikan dalam poster. 4. Langkah- Langkah Metode Poster Session Metode poste session merupakan sebuah cara yang tepat untuk menginformasikan kepada peserta didik secara cepat, menangkap imajinasi mereka, dan mengundang pertukaran ide di antara mereka. Teknik ini juga merupakan sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan peserta didik mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang sekarang sedang didiskusikan dalam sebuah lingkungan yang tidak menakutkan Prosedur pelaksanaan metode poster session adalah: a. Mintalah setiap peserta didik menyeleksi sebuah topik yang dikaitkan dengan topik umum atau yang sedang didiskusikan atau dipelajari. b. Mintalah peserta didik mempersiapkan gambaran visual konsep mereka pada sebuah poster atau papan pengumuman (Anda tentukan ukurannya). Isi poster tersebut harus jelas, agar pengamat dapat dengan mudah memahami tanpa penjelasan tertulis atau lisan. Akan tetapi, peserta didik boleh saja memilih mempersiapkan satu halaman hand-out untuk mendampingi poster yang menerangkan lebih detil dan menayangkan bacaan lanjut. 16 Daryanto, Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Gaya Media, 2010), h. 129 18 c. Selama sesi kelas berlangsung, mintalah peserta didik memasang gambaran presentasi, dan dengan bebas berkeliling di ruangan memandang serta mendiskusikan poster yang lain. Pada mata pelajaran fiqih contohnya, sedang mempelajari makanan dan minurr.an yang diharamkan. Topik yang diberi mencakup : 1) jenis-jenis makanan/minuman haram, 2) akibat mengkonsumsi makanan/minuman haram terhadap diri sendiri, 3) akibat mengkonsumsi makanan/minuman haram terhadap orang lain, 4) cara-cara menghindari makanan/minuman haram d. Salah satu peserta menggambarkan akibat mengkonsumsi makanan/minuman haram dengan membuat poster yang menunjukkan gambaran berikut: a) Seseorang yang memiliki badan dengan perut buncit b) Seseorang sedang meminum minuman beralkohol terlibat pertengkaran c) Seseorang yang sakit kepala e. Di bawah masing-masing gambar di atas ada satu paragraf singkat yang menjelaskan bagaimana dan mengapa seseorang yang mengkonsumsi makanan/minuman haram bisa menunjukkan gejala atau terlibat dalam perkara yang digambarkan dalam poster. 1. Lima belas menit sebelum kelas selesai, berundinglah dengan seluruh kelas dan diskusikan keuntungan ара yang mereka peroleh dari kegiatan ini.17 Dapat pula divariasi: 1. Anda boleh memilih untuk membentuk tim ke dalam 2 atau 3 bentuk daripada membuat tugas individual, terutama jika topiknya terbatas. 2. Lanjutkan sesi gambar dengan diskusi panel dengan menggunakan beberapa peraga sebagai panelis.18 Menurut Rahman langkah-langkah pelaksanaan metode poster session sebagai berikut: 1. Mintalah setiap peserta didik menyeleksi sebuah topik yang dikaitkan dengan topik umum atau yang sedang dipelajari. Misalnya: a) Isi kandungan atau penerapan QS. Al-Takatsur: ”Sikap Serakah, Penimbun Harta”. b) Isi kandungan QS. Al-Qari’ah dan al-Zalzalah: ”Kiamat, Hari Akhir. 2. Mintalah peserta didik mempersiapkan gambaran visual konsep mereka pada sebuah poster atau papan pengumuman (Anda tentukan ukurannya). Isi poster tersebut harus jelas, agar pengamat dapat dengan mudah memahami tanpa penjelasan tertulis atau lisan. Akan tetapi, peserta didik 17 M. Fadlan, Starategi-Strategi (http://mfadhlan34.wordpress.com, diakses, 2 Juli 2013) 18 Ibid, Pembelajaran, (online) 19 boleh saja memilih mempersiapkan satu halaman hand-out untuk mendampingi poster yang menerangkan lebih detil dan menayangkan bacaan lanjut. 3. Selama sesi kelas berlangsung, mintalah peserta didik memasang gambaran presentasi, dan dengan bebas berkeliling di ruangan memandang serta mendiskusikan poster yang lain. Salah satu peserta menggambarkan akibat mengkonsumsi makanan/minuman haram dengan membuat poster yang menunjukkan gambaran berikut, misalnya : Seseorang yang memiliki badan dengan perut buncit Orang-orang bingung mencari perlindungan dari kemurkaan alam. Tanda-tanda kiamat. Di bawah masing-masing gambar di atas ada satu paragraf singkat yang menjelaskan bagaimana dan mengapa seseorang yang mengkonsumsi makanan/minuman haram bisa menunjukkan gejala atau terlibat dalam perkara yang digambarkan dalam poster. 4. Lima belas menit sebelum kelas selesai, berundinglah dengan seluruh kelas dan diskusikan keuntungan apa yang mereka peroleh dari kegiatan ini.19 Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan materi yang dijelaskan dalam penelitian ini mengenai gerakan-gerakan shalat dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1. Guru membagai kelompok belajar siswa menjadi 3 kelompok dengan masing-masing kelompok 5 orang siswa, kemudian mereka mendiskusikan sebuah permasalahan yang terkait dengan topik (gerakan-gerakan shalat). 2. Guru mengarahkan setiap kelompok untuk berdiskusi materi tersebut dengan melihat pada gambar/poster 3. Guru minta setiap kelompok untuk menunjukan pada gambar/poster tentang gerakan-gerakan shalat. 4. Guru mengarahkan setiap kelompok untuk mempresentasikan dan memperagakan gerakan-gerakan shalat berdasarkan yang ada. 19 Wali Rahman, Langkah-Langkah Metode Poster Session, (online) (http://www.blogger. com, diakses, 2 Juli 2013) 20 5. Guru minta komentar atau tanggapan dari kelompok lain mengenai materi tersebut. C. Penerapan Metode Poster Session pada Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu materi pendidikan yang mempunyai tanggung jawab untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional. Proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam bukan hanya bertujuan mengenalkan dan mengajarkan ajaran agama kepada siswa, tetapi yang terpenting adalah bagaimana menginternalisasikan nilai-nilai agama dalam diri siswa, sehingga nilai-nilai tersebut dapat menjadi bagian dari kepribadian mereka. Proses internalisasi ini memerlukan pembentukan kesadaran sendiri dari siswa sehingga mereka dapat melakukan penghayatan yang mendalam. Untuk menimbulkan pemahaman dan kesadaran tersebut diperlukan upaya-upaya membangun kesadaran sendiri dan refleksi tentang apa yang telah, sedang dan akan dilakukan. Pendidikan dikatakan unggul apabila dalam prosesnya melahirkan dan menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten, baik peserta didiknya maupun guru sebagai pendidik. “Pendidikan itu ialah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan luar sekolah”.20 Bagi guru Pendidikan Agama Islam, memberikan pemahaman agama Islam yang berkaitan dengan makna ayat-ayat Al-Qur’an bukanlah hal yang mudah. Seringkali siswa hanya mampu membaca lafal Al-Qur’an dengan lancar 20 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar.( Bandung: Alfabeta, 2009), h. 4. 21 tetapi mengalami kesulitan ketika disuruh memahami makna yang terkandung didalamnya, dalam hal ini guru dituntut untuk mampu memberikan materi yang mudah diterima dan di pahami oleh siswa. Metode mengajar yang dipilih juga harus tepat sesuai dengan tujuan, jenis dan sifat materi yang diajarkan. Metode mengajar merupakan sarana interaksi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Bila upaya tersebut dapat dilakukan dengan baik, diharapkan hasil belajar siswa serta tingkat pemahaman siswa dalam mata pelajaran agama Islam juga akan meningkat. Al-Qur’an sebagai sumber hukum Islam telah memerintahkan untuk memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT. QS.An-Nahl ayat 125,yang berbunyi: Terjemahan : Serulah (manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.21 Kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapatmenimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton. Dalam hal ini biasanya guru masih menggunakan metode ceramah sehingga mengakibatkan sikap yang acuh terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dampak dari hal tersebut yaitu munculnya masalah-masalah baik Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya. (Bandung : PT. Syamiil Cipta Media, 2005), h. 281. 21 22 dari siswa maupun dari gurunya yang seringkali menghambat pembelajaran. Oleh karena itu, metode yang pas untuk mengatasi masalah tersebut adalah metode poster session. Metode poster session merupakan metode presentasi alternatif ini merupakan sebuah cara yang tepat untuk menginformasikan kepada siswa secara cepat, menangkap imajinasi mereka, dan mengundang pertukaran ide di antara mereka. Teknik ini juga sebuah cara cerita dan grafik yang memungkinkan siswa mengekspresikan persepsi dan perasaan mereka tentang materi geakan-geakan shalat. Materi shalat merupakan materi Pendidikan Agama Islam yang subtasi yaitu mengajarkan tentang bagaimana melaksankan shalat dengan gerakan-gerak yang tepat sejak dini. Shalat adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan beberapa perbuatan yang dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam serta memenuhi beberapa syarat yang telah ditentukan. Rukun shalat sebagai berikut: 1. Berdiri bagi yang mampu, dan diperbolehkan duduk atau terlentangbagi yang sakit 2. Niat 3. Takbiratul ihram 4. Membaca fatihah 5. Ruku serta thuma’ninah 6. I’tidal 7. Sujud dua kali serta thuma’ninah 8. Duduk antara dua sujud 9. Duduk yang akhir 10. Tasyahud akhir 11. Shalawat atas nabi pada tasyahud akhir 12. Salam 13. Tertib.22 22 Zainal Abidin, Kunci Ibadah, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2001), h. 49 23 Berikut gerakan-gerakan shalat secara beruntun : 1. Berdiri tegak bagi yang mampu. Kaki agak merenggang kira-kira sejengkal, menghadap kiblat membaca niat. 2. Takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan setinggi bahu, telapak tangan terbuka menghadap ke depan, ibu jari berada di bawah daun telinga antara jari-jari tidak renggang sambil membaca Allahu ‘akbar. 3. Setelah takbiratul ihram tangan bersedekap di atas pusar.tangan kanan memegang tangan kiri sambil membaca Doa iftitah,surah Al-fatiha dan surah pendek dalam Al-Quran yang telah di dihafal. Surah pendek tersebut misalnya Al-ikhlas, Al-kafirun, atau An-nisa. 4. Gerakan rukuk,yaitu membungkukkan badan,kedua tangan memegang lutut dan menekannya. Antara punggung dan kepala hendaknya rata,mata tertuju ke tempat sujud (sajadah).bacaan Rukuk yaitu subhana rabbiyal azimi wabihamdih. 5. Gerakan iktidal,yaitu bangkit dari rukuk dan kembali tegak lurus sambil membaca bacaan dan Doa iktidal.Bacaan iktidal adalah sami’allahuliman hamidah.Dan doa iktidal adalah rabbana Walakal hamdu. 6. Gerakan sujud,yaitu menempatan wajah ke tempat sujud sambil membaca takbir.Pada waktu Sujud,dahi,hidung, dan kedua telapak tangan diletakkan sejajar pada tempat sujud.Kedua lutut dan seluruh ujung jari kaki diletaan dibelakang untuk menopang tubuh sambil membaca doa sujud.da sujud adalah subhana rabbiyal ‘a’la wabihamdih. 24 7. Dudu antara dua sujud (dudu iftirasy),yaitu dudu dengan cara telapak kaki kiri diduduki dan Telapak kaki kanan berdiri tegak. Jari kaki kanan menekan kelantai sambil membaca doa rabbigfirli warhammni wajburni warfa’ni,warzuqni wahdini wa’fu’anni. Setelah selesai sujud kedua, dilanjutkan dengan rakaat berikutnya. Setiap selesai mengerjakan Sujud kedua.dihitung dua rakaat. 8. Duduk tasyawud awal,yaitu duduk setelah sujud kedua pada rakaat kedua.posisinya seperti Dalam keadaan duduk iftirasy (duduk antara dua sujud)kemudian membaca lafal tasyahud Dan salawat Nabi Muhammad saw. 9. Duduk tasyawud akhir disebut juga dengan duduk tawaruk yaitu duduk dengan cara telapak kaki kiri dijulurkan di bawah kaki kanan dan mengarah kebelakang.Telapak kaki kanan dan dan mengarah kebelakang.Telapak kaki kanan dan mengarah ke belakang. Telapak kaki kanan tegak serta jari-jari kaki menekan kelantai.Saat duduk tashahud akhir membaca lafal tashahud awal, salawat Nabi Muhammad saw.dan salawat Nabi Ibrahim a.s. 10. Gerakan salam,yaitu menoleh ke kanan dan kekiri sampai kelihatan masing-masing pipi arah belakang sambil mengucapkan salam assalamu’alaikum warahmatullah. D. Penelitian yang Relevan 1. Muhimmatul muyassarah, Judul: pengajaran Bahasa Arab di MA Wahab Hasbullah Tambakberas Jombang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25 latar belakang guru bahasa Arab di Madrasah Aliyah Wahab Hasbulloh adalah berlatar belakang pendidikan. Kurikulum yang digunakan adalah perpaduan antara kurikulum Depag dan kurikulum pesantren. Dalam kurikulum tersebut memuat materi yang akan diajarkan dalam KBM. Guru telah membuat silabus sendiri dengan acuan silabus dari Depag. Dalam silabus memuat materi dan skenario pengajaran. Materi yang diajarkan diambil dari buku ta limul lughagh Al- arabiyyah. Untuk kelas 1 terdiri atas 2 jilid, sedangkan untuk kelas 2 dan 3 hanya 1 jilid. Buku penunjang yang digunakan adalah Al-arabiyyah baina Yadaik, Al-Arabiyyah lin Nasyi in, dan muhawarotul Hadistah. Guru mengajar dengan menggunakan metode yang variatif dalam pengajaran bahasa Arab. Metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar adalah: metode audiolingual, metode langsung, metode membaca, dan menggunakan permainan. Permainan yang digunakan adalah bisik berantai dan bermain peran. Guru melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar seperti: memecahkan masalah, membuat kalimat, menterjemahkan, dan membaca. Selain metode- metode tersebut, guru juga menggunakan metode lain yaitu: metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode sosiodrama, metode penugasan, poster session, role playing, jigsaw, information search.23 23 Muhimmatul Muyassarah, Pengajaran Bahasa Arab di MA Wahab Hasbullah 26 BAB III METOE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Sukardi bahwa “penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain”1 Penelitian ini merupakan suatu penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri 02 Tambeanga kelas III dengan jumlah siswa 15 orang, yang terdiri dari siswa laki-laki 6 orang dan siswa perempuan 9 orang. Penelitian ini untuk mengetahui apakah motivasi belajar siswa mengalami peningkatan melalui pnggunaan metode poster session. B. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Tambeanga Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan, dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013. C. Faktor-Faktor yang Diselidiki Ada beberapa faktor yang akan diselidiki antara lain: 1. Faktor siswa, yaitu; akan dilakukan pemantauan dengan memperhatikan perkembangan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan metode poster session. Tambakberas Jombang, skripsi, 2010 1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksaa, 2003), h. 210. 27 2. Faktor guru, yaitu; akan dilakukan pemantauan dan memperhatikan guru dalam menyajikan materi pelajaran sesuai dengan prosdur metode poster session yang telah direncanakan. 3. Faktor sumber pelajaran, yaitu; dengan melihat sumber atau bahan pelajaran yang digunakan apakah sudah sesuai dengan tujuan, relevansi materi yang hendak dicapai dalam pembelajaran. D. Prosedur penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran,1 kali pertemuan dan dilaksanakan dalam 2 siklus. Apabila pada siklus I belum memperlihatkan hasil sebagaimana yang di harapkan, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya (siklus II). Tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus I.Oleh karena itu, tindakan siklus II dilakukan dengan melihat motivasi belajar siswa melalui pengamatan kegiatan belajar siswa pada tiap siklus. Adapun materi yang diajarkan sesuai dengan pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator di kelas III adalah materi tentang gerakan-gerakan shalat, dengan prosedur tindakan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Tahap persiapan (perencanaan) a. Membuat jadwal penelitian b. Melakukan diskusi dengan guru mitra dan semua pihak yang turut membantu dalam pelaksanaan tindaan. c. Menyusun Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran 28 d. Membuat lembar observasi yang digunakan dalam pengamatan proses pembelajaran e. .Menetapkan alat bantu dan sumber belajar yang relevan dengan materi pelajaran. f. Merancang alat evaluasi untuk melihat penguasaan materi pembelajaran 2. Tahap pelaksanaan tinadakan. Sebelum melaksanakan tindakan, siswa dikondisikan untuk belajar. Guru menyampaikan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa dan melakukan apersepsi. Pelaksanaan tindakan dilakukan di dalam kelas pada saat membaca dan menelaah informasi serta lembar kerja serta penggunaan media gambar/poster yang telah disiapkan. 3. Tahap observasi dan evaluasi a. Guru memantau situasi aktivitas dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar melalui lembar observasi. b. Guru memberikan evaluasi melalui soal-soal uraian. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Melaksanakan analisis dan refleksi tahap hasil penilaian dan pengamatan jika pada siklus I belum memberian hasil yang diharapan maka dilanjutkan ke siklus II. Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus dapat diilustrasikan dalam siklus sebagai berikut: 29 rencana Observasi Permasalahahan I Reflect Siklus I Tindakan Permasalahahan II Act Siklus II Observasi Reflect Tindakan Perbaiki rencana Act tindakan kelas Gambar 1. Desain penelitian E. Teknik pengumpulan Data 1. Data observasi untuk mengetahui situasi, aktivitas serta motivasi siswa dalam melakuka aktivitas belajar melalui media gambar atau poster pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar 2. Hasil kognitif digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran. 3. Dokumentasi, dipergunakan untuk mengambil dokumentasi pada saat proses pembelajaran baik berupa foto-foto maupun profil sekolah. F. Teknik Analisis Data 30 1. Tes kognitif yang diperoleh melalui tes akhir dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui pencapaian Kriteria Ketuntasan belajar Minimal (KKM) 2. Hasil pengamatan (observasi) di analisis secara deskriptif untuk mengetahui situasi pembelajaran. Adapun rumus yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui persentase hasil pengamatan siswa dan guru2 %= 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑥100% 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 2. Untuk mengetahui persentase hasil belajar siswa P= 𝑓 N x 100% Keterangan: P = Presentase f = Frekuensi N = Responden (number of cases)3 G. Indikator Kinerja Sebelum menentukan kiteria keberhasilan dalam pnelitian maka terlebih dahulu perlu diketahui nilai KKM untuk mata pelajaran PAI di sekolah yaitu 65. Indikator kinerja dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Persentase motivasi belajar siswa dilihat berdasarkan hasil pengamatan yang mencapai 80%. 2 3 Ridwan, Dasar-Dasar Statistik,(Bandung: Alfabeta, 2005), h. 23 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 262 31 2. Persentase aktivitas mengajar guru dilihat berdasarkan hasil pengamatan guru yang mencapai 80% 3. Hasil belajar siswa dapat mencapai nilai minimal 65 atau daya serap 80%. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah SDN 02 Tambeanga adalah merupakan salah satu lembaga pendidikn formal yang berada di Kecamatan Laonti Kabupaten Konawe Selatan Propinsi Sulawesi Tenggara, yang berada dalam lingkungan Pendidikan Nasional Kabupaten Konawe Selatan, sekolah ini terletak di Jl. Poros Labotaone yang dibuka pada tahun 1984, dengan NSS/NIS. 101200105036/40402141, sekolah ini dipimpin oleh Bapak Lahowo Luddin, S.Pd. SD. Salah satu eksistesi sekolah ini adalah mengemban amanah pendidikan Nasional yang mempunyai peran sangat penting, di antranya pembanganan sarana dan prasarana program pembangunan dalam bidang pendidikan hal ini, terbukti sudah beberapa kali menamatkan siswa, dalam menentukan kualitas pendidikan banyak faktor yang dapat mempengaruhi di antaranya pembangunan sarana dan prsarana yang saat ini sudah cukup memadai. Guru merupakan faktor penentu keberhasilan pendidikan oleh karena itu, keberadaanya sangat berarti dalam sebuah lembaga pendidikan. Di lihat dari status, tugas, tanggung jawab, dan perananya guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses pendidikan pada umumnya oleh karena itu, propil seorang guru harus nampak 32 kepada masyarakat untuk mengubah citra masyarakat terhadap guru. Jumlah guru di SDN 02 Tambeanga sebanyak 10 orang, diantranya kepala sekolah satu orang, guru kelas berjumlah 4 orang, guru yang berstatus PNS 3 orang, guru penjas satu orang dan guru agama Islam satu orang. Dengan jumlah guru di SDN 02 Tambeanga cukup memadai untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran bila di bandingkan dengan jumlah siswa yang ada. Sedangkan jumlah siswa SDN 02 Tambeanga sebanyak 140 orang, dengan rincian laki-laki sebanyak 55 orang dan perempuan sebanyak 95 orang. Siswa merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, sebuah pendidikan tak mungkin berjalan tanpa adanya siswa, dengan demikian siswa sangat sentral dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain bahwa seorang pengajar harus mengetahui kondisi siswanya baik menyangkut kepribadiannya maupun intelektualnya. Dalam proses belajar mengajar secara kuantitas jumlah siswa ternyata di perhitungkan. B. Hasil Penelitian Sebelum menggunakan metode poster session dalam proses pembelajaran terlebih dahulu peneliti (guru) melakukan tes awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan dan motivasi belajar siswa agar dapat mengidentifikasi permasalahan yang dialami oleh siswa, berdasarkan pengamatan awal bahwa masalah-masalah yang dialami siswa dalam proses pembelajaran adalah 1) siswa merasa takut dalam mengemukakan idenya; 2) kurang adanya pengetahuan dan penguasaan mereka terhadap materi yang diajarkan; 3) kurang yakinnya mereka terhadap pemahaman yang akan disampaikan; 4) rendahnya kemampuan siswa dalam menyanggah ide teman; 5) kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. 33 Pelaksanaan tes awal dilakukan sebaimana biasaanya tanpa menggunkan metode poster session, hasil dari tes awal akan dijadikan acuan untuk membentuk kelompok belajar siswa yang bersifat homogen, agar siswa dapat saling tukar pengetahuan dan bekerjasama antara satu dengan yang lain dalam satu kelompok maupun dengan kelompok lain. Pelaksanaan evaluasi awal peneliti belum membentuk kelompok belajar siswa tetapi peneliti menilai secara individu dan melihat perkembangan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun hasil evaluasi awal siswa adalah sebagai berikut: Tabel 1. Nilai evaluasi Awal No urut siswa I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jumlah Rata-rata Ketuntasan secara kiasikal Sumber : Hasil Tes Nilai 60 73 63 55 65 50 70 60 70 65 56 65 70 60 60 942 62.8 Keterangan Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Tuntas Tuntas Belum tuntas Belum tuntas 7 Tuntas 46.67% Berdasarkan tabel di atas bahwa kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan masih rendah, dimana masih banyak 34 siswa yang belum mencapai nilai 65 sebanyak 8 orang siswa atau 53.33% sedangkan yang telah mencapai nilai 65 sebanyak 7 orang atau 46.67%, dengan demikian, hasil tersebut menjadi rujukan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa pada materi gerakan-gerakan shalat dengan metode poster session. 1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Perencanaan Setelah dilakukan tes awal, maka langkah selanjutnya adalah peneliti dan guru melakukan jadwal penelitian pelaksanaan siklus I, yaitu pada tanggal 3 Juni 2013 pada pertemuan pertama dan tanggal 4 Juni 2013 pada pertemuan kedua, kemudian peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan siklus I, hal-hal yang diperlukan sebagai berikut: 1) Membuat RPP untuk tindakan siklus I. 2) Membuat lembar observasi guru dan siswa yang digunakan dalam pengamatan proses pembelajaran 3) Menyiapkan alat bantu dan sumber belajar yang relevan dengan materi pelajaran. 4) Merancang alat evaluasi untuk tes tindakan siklus I. Alat evaluasi yang digunakan adalah berupa poster. Dalam poster tersebut berisi soal pertanyaan. b. Pelaksanaan Tindakan Sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan pada tanggal 3 Juni 2013 pada pertemuan pertama dan tanggal 4 Juni 2013 pada pertemuan kedua, dalam pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung selama 2 kali pertemuan dengan 35 alokasi waktu 3 x 35 Menit, pada tahap ini, siswa telah siap belajar dengan menggunakan metode poster session. Selanjutnya kegiatan pembelajaran dilakukan dengan mengikuti skenario pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan dengan mengajarkan materi gerakan-gerakan dalam shalat. Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan, guru mengelolah dan mengabsen siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran memotivasi siswa, serta mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman dan pengetahuan umum siswa yang telah diperoleh dalam lingkungan kehidupan siswa sehari-hari yang erat kaitannya dengan materi yang sedang disajikan (apersepsi). Kegiatan inti, guru membagi kelompok belajar siswa menjadi 3 kelompok masing-masing kelompok 5 orang siswa secara homogen berdasarkan tes awal siswa, memberikan permasalahan mengenai materi yang akan di diskusikan, guru mengarakan untuk menuangkan hasil diskusi dalam bentuk poster materi gerakangerakan shalat, guru mengarakan siswa untuk mempersentasekan dan menyesuaikannya dengan poster yang ada.masing-masing kelompok, guru meminta agar siswa memberikan komentar atau tanggapan mengenai poster yang dipersentasikan. Kegiatan penutup, guru merangkum materi pelajaran, guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan dalam diskusi, guru melakukan evaluasi pembelajaran. c. Observasi dan Evaluasi Observasi terhadap kegiatan guru dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru dalam mengelolah kelas dan penggunaan metode pembelajaran, 36 apakah sudah sesuai dengan perencanaan selemumnya atau tidak, ada 4 (empat) aspek yang dinilai dalam pengamatan yaitu aspek kelengkapan perangkat pembelajaran, aspek kegiatan awal, aspek kegiatan inti, aspek kegiatan akhir, ke 4 (empat) aspek tersebut diamati secara obyektif, maka untuk mengetahui hasil observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Deskripsi pengamatan kegiatan mengajar guru pada siklus I Terlaksana Aspek yang Indikator Ya Tidak dinilai 1 2 3 Kelengkapan Guru membuat RPP √ perangkat Guru menyiapkan LKS √ pembelajaran Guru menyediakan poster mengenai gerakan √ dalam shalat Menyiapkan lembar observasi guru √ Menyiapkan lembar observasi siswa √ Kegiatan Mengelolah dan absensi kelas √ awal Menjelaskan tujuan pembelajaran √ Melakukan apersepsi √ Kegiatan Membagi kelompok belajar siswa menjadi 3 √ inti kelompok masing-masing kelompok 5 orang Memberikan permasalahan mengenai gerakan√ gerakan shalat untuk didiskusikan Mengarahkan untuk menuangkan hasil diskusi √ dalam bentuk poster mengenai gerakangerakan shalat Mengarakan untuk mempersentasikan dan √ menjelaskan poster masing-masing kelompok Meminta agar kelompok lain memberikan √ komentar atau tanggapan mengenai poster yang dipersentasikan Kegiatan 3. Merangkum pembelajaran √ akhir 4. Menarik kesimpulan bersama siswa √ Melakukan evaluasi √ Jumlah 2 22 9 Perolehan skor 33 Skor maksimum 48 Persentase 68.75% Sumber: Hasil observasi, 2013. 37 Berdasarkan tabel di atas, maka persentase tingkat ketercapaian/ keterlaksanaan kegiatan mengajar guru pada masing-masing aspek yang diamati, melalui metode poster session. Pencapaian kegiatan mengajar guru pada aspek kelengkapan perangkat pembelajaran mencapai 20.83%, aspek kegiatan awal 14.58%, aspek kegiatan inti 22.92%, dan aspek kegiatan akhir 10.42%. Dapat dikatakan bahwa, aspek tertinggi yang paling baik dicapai guru dalam proses pembelajaran adalah aspek kegiatan inti, mampu mencapai 22.92%. Dengan demikian, keempat aspek yang dinilai dalam observasi yang mampu dicapai guru sebesar 68.75% dari 80% yang seharusnya dapat dicapai sesuai yang telah ditentukan. Untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut ini: 25.00% 22.92% 20.83% 20.00% 14.58% 15.00% 10.42% 10.00% 5.00% 0.00% kelengkapan pembelajaran kegiatan awal kegiatan inti kegiatan akhir Gambar 1. Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus I Selanjutnya pengamtan terhadap siswa, hal-hal yang diobservasi dalam proses pembelajaran adalah motivasi belajar siswa, aspek yang dinilai adalah 38 motivasi dalam diri siswa dengan indikator, kemauan dalam mengikuti pelajaran, kemampuan dalam mempersentasikan materi pelajaran, kemampuan siswa untuk menanggapi poster gerakan-gerakan shalat, mudah memahami materi mengenai poster gerakan-gerakan shalat, keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain, sedangkan motivasi dari luar dengan indikator penilaian adalah mendapatkan pengarahan dari guru untuk bertanya, kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan kelompok, menjawab pertanyaan dari guru, mendapatkan motivasi belajar dari guru, mendapatkan motivasi dari temantemannya untuk belajar. Lebih jelasnya hasil pengamatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3. Deskripsi observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I No. res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jjumlah Skor Persentase Takbiratul ihram 2 3 2 2 3 1 3 3 2 2 3 2 3 1 2 24 Aktivitas yang di amati Ruku Itidal Sujud 3 3 3 2 1 2 3 3 2 3 4 2 2 3 1 37 Sumber: Hasil observasi, 2013. 3 2 3 2 3 1 2 3 4 1 2 3 2 1 3 35 3 2 4 2 3 3 2 3 1 2 3 2 1 3 2 36 215 59,72 % Tashahud salam 2 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 2 3 1 2 32 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 2 3 3 41 39 Keterangan : Sempurna : skornya 4 Bisa : skornya 3 Kurang bias : skornya 2 Tidak bias : skornya 1 Berdasarkan tabel di atas bahwa aktivitas siswa pada kegiatan memperagakan atau mempraktekkan gerakan-gerakan shalat dapat di uraikan bahwa masih ada dua siswa yang tidak bias memperagakan takbiratul ihram,ruku dan sujud dan ada tiga siswa yang tidak bias mempraktekkan gerakan itidal dan tashahud sedang pada gerakan salam tidak ada siswa yang tidak bias.kemudian siswa yang kurang bias mempraktekkan gerakan takbiratul ihram dan tashahud ada tujuh orang siswa,pada gerakan ruku,itidal dan ucapan salam ada lima orang siswa yang masih kurang bias mempraktekkannya dengan baik dan benar.sedang pada gerakan sujud masih ada enam orang siswa yang masih kurang bias mempraktekkannya dengan baik dan benar sehingga dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang tidak bias dan masih kurang bira memperagakan gerakan shalat dengan baik dan benar.hal ini dapat dikonsultasikan dengan hasil persentase yang diperoleh secara klasikal yaitu 59,72 % aktivitas siswa dalam memperagakan gerakan-gerakan shalat. Berikut perolehan nilai evaluasi siklus I yakni: Tabel 4. Nilai evaluasi Siklus I Nomor Urut 1 2 3 4 5 Jumlah Kelompok Belajar I II 65 60 75 75 65 68 60 78 73 63 338 344 Jumlah III 63 73 75 68 65 344 188 223 208 206 201 1026 40 Rata-rata Ketuntasan Kelompok Ketuntasan secara klasikal Sumber : Hasil Tes 67.6 80% 68.8 60% 73.33% 68.8 80% 68.4 Berdasarkan pada tabel di atas bahwa hasil analisis pengamatan pada siklus I menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran mengalami peningkatan dari nilai evaluasi awal, siswa yang memperoleh nilai >65 sebanyak 11 orang atau sebesar 73.33% dengan nilai rata-rata 68.4, dengan rincian perkelompok yaitu pada kelompok I dan III mencapai 80% sedangkan pada kelompok II hanya 60%, sehingga secara klasikal ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 73.33%, belum mencapai indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 80% secara klasikal. d. Refleksi Pelaksanaan siklus I ini, mengalami peningkatan baik dari guru maupun siswa, dimana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode poster session telah berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil evaluasi siswa pada siklus I akan tetapi keberhasilan guru dan siswa belum mencapai indicator kinerja yang telah ditentukan dalam penelitian ini, sehingga perlu ada perbaikan mengenai kelemahan yang ada pada guru dan siswa, diantara kelemahan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Kelemahan yang ada adalah guru belum menerapkan langkah-langkah pembelajaran secara maksimal, guru belum melengkapai atau menyiapkan lembar kerja siswa dan guru hanya memberikan kesimpulan secara sepihak tanpa melibatkan siswa, mesti guru harus bersama-sama siswa untuk menarik kesimpulan agar permasalahan dalam pembelajaran dapat 41 diketahui solusinya dan dipecahkan secara bersama. 2. Kelemahan yang ada adalah siswa belum memahami secara mendalam hakikat belajar dengan menggunakan metode poster session sehingga masih ada siswa yang kurang aktif, yaitu keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain masih kurang, dan masih ada siswa yang belum menjawab atau kurang baik dalam menjawab pertanyaan dari guru. 3. Hasil evaluasi belajar belum mencapai ketuntasan secara klasikal atau 80%, siswa telah memperoleh nilai >65. Berdasarkan hasil refleksi di atas, maka penelitian ini dilanjutkan dengan tindakan siklus II karena indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini belum tercapai. 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada tindakan siklus I, maka penelitian bersama guru merencanakan tindakan siklus II. Kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan tindakan siklus I diperbaiki pada siklus II, dengan harapan agar pemahaman siswa terhadap materi pelajaran dapat ditingkatkan. Tahap perencanaan ini, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan siklus II, yaitu : 1) Membuat skenario pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan siklus II. 2) Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa 3) Menyiapkan bahan dan media pembelajaran 4) Merancang alat evaluasi untuk tes tindakan siklus II. 42 Alat evaluasi yang digunakan adalah memperagakan/mendemonstrasikan setiap gerakan-gerakan shalat yang di sesuaikan dengan poster yang ada. b. Pelakunan tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal, 10 dan 11 Juni 2013. Proses pembelajaran dengan metode poster session dilakukan kembali sebagai rangkaian pelakunnan penelitian ini dengan memperhatikan hasil refleksi pada tindakan siklus I. Pada siklus II guru melaksanakan pembelajaran di kelas dengan mengikuti skenario pembelajaran yang telah dibuat. Pelaksanaan pada siklus I dilaksanakan sama dengan siklus II, yaitu sebelum masuk pada proses pembelajaran terlebih dahulu mempersiapkan perangkat, setelah perangkat pembelajaran telah disipakan maka langkah selanjutnya guru masuk pada tahap kegiatan awal, guru mengelolah dan mengabsen siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran memotivasi siswa, serta mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman dan pengetahuan umum siswa yang telah diperoleh dalam lingkungan kehidupan siswa sehari-hari yang erat kaitannya dengan materi yang sedang disajikan (apersepsi). Kegiatan inti, guru mengarakan siswa agar bersama dengan kelompoknya masing-masing, menjelaskan materi mengenai gerakan-gerakan shalat sesuai poster yang telah dipersiapkan guru, guru menunjukkan poster mengenai gerakan dalam shalat, guru mengarakan siswa untuk mempersentasekan dan memperagakan gerakan-gerakan shalat, guru meminta agar siswa memberikan komentar atau tanggapan mengenai gerakan-gerakan shalat yang dipersentasikan. Kegiatan penutup, guru merangkum materi pelajaran, guru dan siswa 43 bersama-sama menarik kesimpulan dalam diskusi, guru melakukan evaluasi pembelajaran dengan praktek. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti terus mengobservasi jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi terhadap aktivitas guru dan siswa. c. Observasi dan evaluasi Pelaksanaan tindakan siklus II ini telah mangalami peningkatan dari siklus I, dan hasil observasi, guru dan siswa sudah mengalami kemajuan yang baik yaitu kemampuan guru dalam mengelolah kelas dengan metode poster session berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan sebelumnya sehingga dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan siswa dalam menerima materi pelajaran, ditandai dengan meningkatnya motivasi belajar siswa dibandingkan pada siklus sebelumnya. Lebih jelasnya hasil observasi guru dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Deskripsi pengamatan kegiatan guru pada siklus II Aspek yang dinilai Kelengkapan perangkat pembelajaran Indikator Guru membuat RPP Guru menyiapkan LKS Guru menyediakan poster mengenai gerakan dalam shalat Menyiapkan lembar observasi guru Menyiapkan lembar observasi siswa Kegiatan Mengelolah dan absensi kelas awal Menjelaskan tujuan pembelajaran Melakukan apersepsi Kegiatan inti1. Mengarakan siswa agar bersama dengan kelompoknya masingmasing 2. menjelaskan materi mengenai poster yang telah dipersiapkan guru 1 Terlaksana Ya Tidak 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 44 √ 3. Menunjukkan poster mengenai gerakan dalam shalat √ Mengarakan untuk mempersentasikan dan menjelaskan poster masing-masing kelompok Meminta agar kelompok lain memberikan komentar atau tanggapan mengenai poster yang dipersentasikan Kegiatan 3. Merangkum materi pembelajaran akhir 4. Menarik kesimpulan bersama siswa Melakukan evaluasi Jumlah Perolehan skor Skor maksimum Persentase Sumber: Hasil observasi, 2013. √ √ - √ √ 12 30 42 48 87.5% Berdasarkan tabel di atas, maka persentase tingkat ketercapaian/ keterlaksanaan kegiatan mengajar guru pada masing-masing aspek yang diamati, yang terdiri dari 16 indikator melalui penggunaan metode poster session. Pencapaian kegiatan mengajar guru pada aspek kelengkapan pembelajaran mencapai 29.17%, aspek kegiatan awal 16.67%, aspek kegiatan inti 27.08%, dan aspek kegiatan akhir 14.58%. Dapat dikatakan bahwa, aspek tertinggi yang paling baik dicapai guru melalui metode poster session adalah aspek kelengkapan perangkat pembelajaran mampu mencapai 29.17%. Dengan demikian, keempat aspek yang dinilai mampu mencapai skor 42 atau 87.5%. Untuk lebih jelasnya dapat ditampilkan dalam bentuk grafik berikut ini: 45 35.00% 30.00% 29.17% 27.08% 25.00% 20.00% 16.67% 14.58% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% kelengkapan pembelajaran kegiatan awal kegiatan inti kegiatan akhir Gambar 2. Hasil observasi kegiatan mengajar guru pada siklus II Selanjutnya pengamtan terhadap siswa, hal-hal yang diobservasi dalam proses pembelajaran adalah motivasi belajar siswa, aspek yang dinilai adalah motivasi dalam diri siswa dengan indikator, kemauan dalam mengikuti pelajaran, kemampuan dalam mempersentasikan materi pelajaran, kemampuan siswa untuk menanggapi poster gerakan-gerakan shalat, mudah memahami materi mengenai poster gerakan-gerakan shalat, keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain, sedangkan motivasi dari luar dengan indikator penilaian adalah mendapatkan pengarahan dari guru untuk bertanya, kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan kelompok, menjawab pertanyaan dari guru, mendapatkan motivasi belajar dari guru, mendapatkan motivasi dari temantemannya untuk belajar. Lebih jelasnya hasil pengamatan motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 6. Deskripsi observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II Aktivitas yang di amati 46 No. res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jjumlah Skor Persentase Takbiratul ihram 4 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 24 Ruku Itidal Sujud Tashahud salam 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 37 4 2 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 2 3 4 35 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 36 2 3 3 2 3 3 1 3 2 2 4 3 3 3 2 32 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 41 276 76,67% Sumber: Hasil observasi, 2013. Keterangan : Sempurna : skornya 4 Bisa : skornya 3 Kurang bias : skornya 2 Tidak bias : skornya 1 Sumber: Hasil observasi, 2013. Berdasarkan tabel di atas bahwa aktivitas siswa pada kegiatan memperagakan atau mempraktekkan gerakan-gerakan shalat dapat diuraikan bahwa hanya ada satu siswa yang tidak bias memperagakan gerakan tashahud,kemudian siswa yang kurang bias mempraktekkan gerakan takbiratul ihram ada tiga orang siswa pada gerakan ruku dan itidal ada empat orang siswa yang masih kurang bias mempraktekkan dengan baik dan benar.gerakan tashahud ada lima siswa yang kurang bias,sedangkan pada gerakan sujud ada satu orang 47 yang tidak bisa yang masih kurang bisa mempraktekkannya dengan baik dan benar,sehingga dapat disimpulkan bahwa sudah banyak siswa yang bisa mempraktekkan gerakan-gerakan shalat dengan baik dan benar.hal ini dapat dikonsultasikan dengan hasil persentase yang diperoleh secara klasikal yaitu 76,67 % aktivitas siswa dalam memperagakan gerakan shalat mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.selanjutnya diadakan evaluasi atau tes tindakan siklus II secara perorangan dan kelompok untuk melihat sejauh mana siswa telah memahami materi pelajaran yang telah diajarkan.Berikut perolehan nilai hasil tes siklus II yakni : Tabel 7. Hasil Tes Siklus II Nomor Urut 1 2 3 4 5 Jumlah Rata-rata Ketuntasan Kelompok Ketuntasan secara klasikal I 70 80 75 69 80 374 74.8 100% Kelompok Belajar II 63 77 74 80 68 362 72.4 80% 93.33% Jumlah III 75 80 77 80 70 382 76.4 100% 208 237 226 229 218 1118 74.53 Sumber : Hasil Tes Berdasarkan pada tabel di atas bahwa hasil tes pada siklus II menunjukkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, siswa yang memperoleh nilai >65 sebanyak 14 orang atau sebesar 93.33% dengan nilai rata-rata 74.53, dengan rincian perkelompok yaitu pada kelompok I dan III mencapai 100% sedangkan pada kelompok II hanya 80%, sehingga secara klasikal ketuntas belajar siswa mencapai 93.33%, telah mencapai indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 80% secara klasikal. 48 d. Refleksi Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini telah menunjukkan kesempurnaan baik dari pihak guru maupun siswa. Guru telah melaksanskan skenario pembelajaran dengan baik. Siswa juga memperlihatkan keaktifan mereka dalam belajar. Walaupun masih ada siswa yang belum mampu mengemukakan pendapatnya ketika ditanya oleh guru, namun mereka sudah menunjukkan sikap yang baik dalam pembelajaran, dengan demikian peningkatan motivasi belajar siswa disebabkan karena semakin terarahnya pelaksanaan pembelajaran dan aktivitas belajar semakin baik. C. Pembahasan Hasil observasi terhadap kegiatan guru pada siklus I dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan guru dalam mengelolah kelas dan penggunaan metode pembelajaran, apakah sudah sesuai dengan perencaan selemumnya atau tidak, ada 4 (empat) aspek yang dinilai dalam pengamatan yaitu aspek kelengkapan perangkat pembelajaran, aspek kegiatan awal, aspek kegiatan inti, aspek kegiatan akhir, ke 4 (empat) aspek tersebut diamati secara obyektif. Persentase tingkat ketercapaian/ keterlaksanaan kegiatan mengajar guru pada masing-masing aspek yang diamati, melalui metode poster session. Pencapaian kegiatan mengajar guru pada aspek kelengkapan perangkat pembelajaran mencapai 20.83%, aspek kegiatan awal 14.58%, aspek kegiatan inti 22.92%, dan aspek kegiatan akhir 10.42%. Dapat dikatakan bahwa, aspek tertinggi yang paling baik dicapai guru dalam proses pembelajaran adalah aspek kegiatan inti, mampu mencapai 22.92%. Dengan demikian, keempat aspek yang 49 dinilai dalam observasi yang mampu dicapai guru sebesar 68.75% dari 80% yang seharusnya dapat dicapai sesuai yang telah ditentukan. Pelaksanaan tindakan siklus II ini telah mangalami peningkatan dari siklus I, dan hasil observasi, guru dan siswa sudah mengalami kemajuan yang baik yaitu kemampuan guru dalam mengelolah kelas dengan metode poster session berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan sebelumnya sehingga dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan siswa dalam menerima materi pelajaran, ditandai dengan meningkatnya motivasi belajar siswa dibandingkan pada siklus sebelumnya. Persentase tingkat ketercapaian/ keterlaksanaan kegiatan mengajar guru pada masing-masing aspek yang diamati, yang terdiri dari 16 indikator melalui penggunaan metode poster session. Pencapaian kegiatan mengajar guru pada aspek kelengkapan pembelajaran mencapai 29.17%, aspek kegiatan awal 16.67%, aspek kegiatan inti 27.08%, dan aspek kegiatan akhir 14.58%. Dapat dikatakan bahwa, aspek tertinggi yang paling baik dicapai guru melalui metode poster session adalah aspek kelengkapan perangkat pembelajaran mampu mencapai 29.17%. Dengan demikian, keempat aspek yang dinilai mampu mencapai skor 42 atau 87.5%. Sedangkan hasil pengamatan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari setiap siklus, hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil pengamatan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I, hal-hal yang diobservasi dalam proses pembelajaran adalah motivasi belajar siswa, aspek yang dinilai adalah motivasi dalam diri siswa dengan indikator, kemauan dalam mengikuti pelajaran, 50 kemampuan dalam mempersentasikan materi pelajaran, kemampuan siswa untuk menanggapi poster gerakan-gerakan shalat, mudah memahami materi mengenai poster gerakan-gerakan shalat, keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari kelompok lain, sedangkan motivasi dari luar dengan indikator penilaian adalah mendapatkan pengarahan dari guru untuk bertanya, kemampuan siswa dalam bekerjasama dengan kelompok, menjawab pertanyaan dari guru, mendapatkan motivasi belajar dari guru, mendapatkan motivasi dari temantemannya untuk belajar. Motivasi belajar siswa pada dua aspek yang dunilai adalam motivasi beljar siswa yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri dan motivasi belajar siswa yang datang dari luar siswa itu sendiri misalnya dari guru atau teman-teman sekelas, dari hasil pengamatan diketahui bahwa motivasi belajar siswa skor yang diperoleh sebanyak 19 atau 63.33% mengalami peningkatan pada siklus II yaitu diperoleh skor sebanyak 26 atau 86.67% dengan skor maksimum 30. Lebih jelasnya dapat dibandingkan pada tiap siklus peningkatan motivasi belajar siswa pada gafi di bawah ini: 51 100.00% 86.67% 90.00% 80.00% 63.33% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% siklus I suklis Ii Gambar 3. Perbandingan motivasi belajar siswa Berdasarkan grafik di atas terlihat dengan jelas bahwa terjadi peningkatan motivasi belajar siswa dai siklus I ke siklus II yaitu dari 63.33% meningkat menjadi 86.67%. Sedangkan nilai evaluasi siswa diperoleh sebesar 93.33% yang memperoleh nilai > 65 pada siklus II, lebih rinci lagi bahwa siswa yang memperoleh nilai >65 pada tes awal hanya 7 orang dengan persentase 46.67% dan yang belum tuntas 8 orang atau 53.33%, kemudian pada siklus I yang mendapatkan nilai >65 sebanyak 11 orang dengan persentase 73.33% dan sisa 4 orang yang belum tuntas atau 26.67%, sedangkan pada siklus II siswa yang memperoleh nilai >65 sebanyak 14 orang atau 93.33% dan sisa 1 orang yang belum tuntas atau 6.67%. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bahwa ini: Tabel 8. Perbandingan Hasil Tes Siswa Perbandingan tiap siklus Tes awal Siklus I Siklus II Jumlah 7 11 14 Tuntas Persentase (%) 46.67 73.33 93.33 Belum tuntas Jumlah Persentase (%) 8 53.33 4 26.27 1 6.67 52 Selanjutnya dapat digambarkan dalam bentuk garafik dibawah ini: 100.00% 93.33% 90.00% 80.00% 73.33% 70.00% 53.33% 60.00% 50.00% 46.67% tes awal siklus I 40.00% 26.27% 30.00% siklus II 20.00% 6.67% 10.00% 0.00% tuntas belum tuntas Gambar 4. Perbandingan Hasil evaluasi Siswa Berdasarkan tabel dan grafik di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan yang signifikan setiap siklus yaitu pada tes awal siswa yang tunta hanya 46.47% dan pada siklus I siswa yang tuntas 73.33% meningkat menajdi 93.33% pada siklus II, hal disebabkan karena pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode poster session dapat berjalan dengan baik sehingga motivasi dan hasil evaluasi siswa mengalami peningkatan yang signifikan. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap siklus yaitu pada siklus I motivasi belajar siswa memperoleh skor 19 atau 63.33% 53 meningkat menjadi 86.67% atau memperoleh skor 26 dengan skor maksimum 30. Sedangkan kegiatan guru pada siklus I meperoleh persentase sebesar 68.75% mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 86.67%. Kemudian hasil evaluasi siswa mengalami peningkatan setelah penggunaan metode poster session pada tes awal siswa yang memperoleh nilai > 65 hanya 7 orang atau 46.67% dan sesudah diterapkan naik menjadi 73.33% pada siklus I namun belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, pada siklus II meningkat menjadi 93.33% atau 14 orang yang memperoleh nilai > 65 dari jumlah siswa secara keseluruhan yaitu 15 orang. B. Saran-Saran ebagai pembahasan akhir dalam skripsi ini, penulis ingin memberi sedikit saran-saran yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan di sekolah antara lain: 1. Bagi Kepala sekolah diharap agar selalu meningkatkan kualitas Pendidikan, dengan cara meningkatkan sumber daya manusia dalam hal ini semua guru mata pelajaran pada umumnya dan guru Pendidikan Agama Islam pada khususnya agar nantinya dapat mengantarkan anak-anak menuju kehidupan yang sesuai dengan ajaran Agama Islam, baik dalam hubungan dengan Allah SWT maupun dengan masyarakat umum. 2. Kepada para guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran dengan metode poster session dalam mengajarkan materi Pendidikan Agama Islam khususnya pada materi gerakan-gerakan dalam shalat. 54 Kepada siswa, diharapkan untuk terus termotivasi dalam meningkatkan aktivitas pembelajarannya terhadap pelajaran-pelajaran yang lainnya dalam menggunakan metode poster session. 55 DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal, Kunci Ibadah, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2001 Abdurrahman, Mulyono Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1999 B.Uno, Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta:Bumi Aksara Daryanto, Media Pembelajaran, Yogyakarta: Gaya Media, 2010 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Bandung : PT. Syamiil Cipta Media, 2005 Fadlan, M. Starategi-Strategi Pembelajaran, http://mfadhlan34.wordpress. com, diakses, 2 Juli 2013 (online) Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2011 ---------------------, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2003 --------------------http://makalahdanskripsi.blogspot.com, diakses 1 Juli 2013 Munadi, Yudhi, Media Pembelajaran, Ciputat: Gaung Persada, 2008 Muyassarah, Muhimmatul Pengajaran Bahasa Arab di MA Wahab Hasbullah Tambakberas Jombang, skripsi, 2010 Puji Lestari, Dwi Post sebagai media pembelajaran http://sriyantosmansasolo. blogspot.com, diakses, 2 Juli 2013 (online) Ridwan, Dasar-Dasar Statistik, Bandung: Alfabeta, 2005 Rahman, Wali Langkah-Langkah Metode Poster http://www.blogger. com, diakses, 2 Juli 2013 Session, (online) Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta, 2009 Sonneman, Milly R. Mahir Berbahasa Visual, Bandung: Kaifa, 2002 Silberman, Melvin L. Active Learning: 101 Cara BelajarSiswa Aktif. Penerjemah: Raisul Muttaqien, Bandung: Nusamedia, 2011 56 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2008 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Aksaa, 2003 Syaodih Sukmadinata, Nana Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004 Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002 Sudjana, Nana, dkk, Media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2007 Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Cemerlang, 2005 Wahyu, Metode Poster dalam Pembelajaran, (online) http://logikamaswahyu. blogspot. com, diakses, 1 Juli 2013) 57 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( SIKLUS I ) Nama sekolah : SDN 2 Tambeanga Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas/Semester : III/2 Materi pokok : Praktek gerakan shalat fardhu Alokasi waktu : 3 x 35 menit A.Standar kompetensi Melakukan shalat fardhu B. Kompetensi dasar Mempraktekkan shalat fardhu C. Indikator 1. menunjukkan pada gambar/poster gerakan takbiratul ihram,ruku dan itidal dengan benar 2.menunjukkan pada gambar/poster gerakan sujud,duduk tashawud dan salam dengan benar D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini,siswa diharapkan dapat : 1. menunjukkan pada gambar/poster gerakan takbiratul ihram,ruku dan itidal dengan benar Seperti pada gambar/poster. 2. menunjukkan pada gambar/poster gerakan sujud,duduk tashawud dan salam dengan benar Seperti pada gambar/porter. 58 E. Materi Ajar Mempraktikkan gerakan shalat : 1. Takbiratul ihram,ruku,itidal,sujud,duduk tashawud dan salam F. Metode Pembelajaran Poster session G. Skenario Pembelajaran Kegiatan Awal ~ Guru memberi salam dan memulai pembelaran dengan berdoa ~ Guru menanyakan kondisi siswa dan mengabsen peserta didik ~ Guru mengadakan apersepsi pelajaran ~ Guru menyampaikan indicator dan kompetensi yang diharapkan Kegiatan Inti ~ Guru menjelaskan materi pengertian sholat fardhu berdasarkan gambar/poster yang ada ~ Guru menjelaskan materi gerakan-gerakan shalat dan mendemonstrasikan sesuai dengan Poster. ~ Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok ~ Guru menunjuk siswa dari perwakilan masing-masing kelompok maju ke depan menunjuk Kan pada poster gerakan takbiratul ihram,ruku dan itidal ~ Guru menunjuk siswa untuk maju ke depan menunjukkan dan memperagakan gerakan Sujud,duduk tashawud dan salam berdasakan gambar poster yang ada ~ Guru mengharapkan setelah semua kel ompok dapat menunjukkan dan mendemostrasikan 59 Gerakan takbiratul ihram sampai salam dengan baik dan benar diharapkan siswa dapat meLaksanakan shalat fardhu sendiri dengan mempelajari lagi bacaannya. ~ Guru mengakhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut. Kegiatan akhir ~ Guru memberi penguatan materi pada peserta didik ~ Guru memberi kesempatan untuk bertanya bagi peserta didik ~ Guru member evaluasi H. Alat dan sumber belajar 1. Buku mata pelajaran PAI Khazanah Pendidikan Agama Islam,penerbit Yudistira,KTSP 2006,Hlm.125 2. Alquran dan terjemahan 3. Buku penunjang lainnya I. Penilaian ~ soal evaluasi J. Format Evaluasi( terlampir) Mengetahui, Tambeanga,…….2013 Kepala Sekolah Peneliti Lahowoluddin,S,Pd.SD ANITA Nip :196312311982071001 KL.11010101030 NIM : 60 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( SIKLUS II ) Nama sekolah : SDN 2 Tambeanga Mata pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas/Semester : III/2 Materi pokok : Praktek gerakan shalat fardhu Alokasi waktu : 3 x 35 menit A.Standar kompetensi Melakukan shalat fardhu B. Kompetensi dasar Mempraktekkan shalat fardhu C. Indikator 1. melaksanakan gerakan takbiratul ihram,ruku dan itidal dengan baik dan benar 2.melaksanakan gerakan sujud,duduk tashawud dan salam dengan baik dan benar D. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran ini,siswa diharapkan dapat : 1. memperagakan gerakan takbiratul ihram,ruku dan itidal dengan benar Seperti pada gambar/poster. 2. memperagakan gerakan sujud,duduk tashawud dan salam dengan benar Seperti pada gambar/porter. E. Materi Ajar 61 Mempraktikkan gerakan shalat : 1. Takbiratul ihram,ruku,itidal,sujud,duduk tashawud dan salam F. Metode Pembelajaran Poster session G. Skenario Pembelajaran Kegiatan Awal ~ Guru memberi salam dan memulai pembelajaran dengan berdoa ~ Guru menanyakan kondisi siswa dan mengabsen peserta didik ~ Guru mengadakan apersepsi pelajaran ~ Guru menyampaikan indicator dan kompetensi yang diharapkan Kegiatan Inti ~ Guru menjelaskan gambar/poster yang ada materi pengertian sholat fardhu berdasarkan ~ Guru menjelaskan materi gerakan-gerakan shalat dan mendemonstrasikan sesuai dengan Poster. ~ Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok ~ Guru menunjuk siswa dari perwakilan masing-masing kelompok maju ke depan memperakTekkan gerakan-gerakan shalat seperti pada poster. ~ Guru menunjuk seluruh siswa laki-laki untuk maju ke depan memperagakan gerakan shalat ~ Guru menunjuk seluruh siswa perempuan maju ke depan mempraktikkan gerakan shalat sesuai gambar/poster ~ Guru mengharapkan setelah semua kelompok mendemonstrasikangerakangerakan shalat 62 Siswa dapat melaksanakan shalat fardhu sendiri di rumah dengan benar. ~ Guru mengakhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak lanjut. Kegiatan akhir ~ Guru memberi penguatan materi pada peserta didik ~ Guru memberi kesempatan untuk bertanya bagi peserta didik ~ Guru memberi evaluasi/atau tindak lanjut H. Alat dan sumber belajar 1. Buku mata pelajaran PAI Khazanah Pendidikan Agama Islam,penerbit Yudistira,KTSP 2006,Hlm.125 2. Alquran dan terjemahan 3. Buku penunjang lainnya I. Penilaian ~ praktek (setiap gerakan dinilai) Mengetahui, Tambeanga,…….2013 Kepala Sekolah Peneliti Lahowoluddin,S,Pd.SD ANITA Nip :196312311982071001 NIM: KL.11010101030 63 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN Peneliti : Anita Hari/Tanggal : Senin,3 Juni 2013 Siklus :I No. res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jjumlah Skor Persentase Takbiratul ihram 2 3 2 2 3 1 3 3 2 2 3 2 3 1 2 24 Keterangan : Sempurna Bisa Kurang bisa Tidak bisa Aktivitas yang di amati Ruku Itidal Sujud 3 3 3 2 1 2 3 3 2 3 4 2 2 3 1 37 3 2 3 2 3 1 2 3 4 1 2 3 2 1 3 35 3 2 4 2 3 3 2 3 1 2 3 2 1 3 2 36 Tashahud salam 2 3 2 2 3 3 1 3 2 2 3 2 3 1 2 32 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 2 2 3 3 41 215 59,72 % : skornya 4 : skornya 3 : skornya 2 : skornya 1 Tambeanga,3 Juni 2013 Pengamat, Lahowoluddin S.Pd.SD Nip : 196312311982071001 64 LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN Peneliti : Anita Hari/Tanggal : Senin,3 Juni 2013 Siklus : II No. res 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Jjumlah Skor Persentase Takbiratul ihram 4 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 2 24 Keterangan : Sempurna Bisa Kurang bisa Tidak bisa Aktivitas yang di amati Ruku Itidal Sujud 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 37 4 2 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 2 3 4 35 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 36 Tashahud salam 2 3 3 2 3 3 1 3 2 2 4 3 3 3 2 32 4 4 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 41 276 76,67% : skornya 4 : skornya 3 : skornya 2 : skornya 1 Tambeanga,3 Juni 2013 Pengamat, Lahowoluddin S.Pd.SD Nip : 196312311982071001 65 LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN MENGAJAR GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Peneliti : Anita Hari/Tanggal : Senin,3 Juni 2013 Siklus :I Aspek yang dinilai Indikator Terlaksana Ya Tidak 2 3 √ 1 Guru membuat RPP Guru menyiapkan LKS √ Guru menyediakan poster mengenai gerakan √ dalam shalat Menyiapkan lembar observasi guru √ Menyiapkan lembar observasi siswa √ Kegiatan Mengelolah dan absensi kelas √ awal Menjelaskan tujuan pembelajaran √ Melakukan apersepsi √ Kegiatan Membagi kelompok belajar siswa menjadi 3 √ inti kelompok masing-masing kelompok 5 orang Memberikan permasalahan mengenai gerakan√ gerakan shalat untuk didiskusikan Mengarahkan untuk menuangkan hasil diskusi √ dalam bentuk poster mengenai gerakangerakan shalat Mengarakan untuk mempersentasikan dan √ menjelaskan poster masing-masing kelompok Meminta agar kelompok lain memberikan √ komentar atau tanggapan mengenai poster yang dipersentasikan Kegiatan 3. Merangkum pembelajaran √ akhir 4. Menarik kesimpulan bersama siswa √ Melakukan evaluasi √ Jumlah 2 22 9 Perolehan skor 33 Skor maksimum 48 Persentase 68.75% Keterangan : Tambeanga,3 Juni 2013 Kelengkapan perangkat pembelajaran - 66 Pengamat, Sangat baik (SB) Baik (B ) Kurang baik (KB) : skornya 3 : skornya 2 : skornya 1 Yeni S.Pd.SD Nip : LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN MENGAJAR GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Peneliti : Anita Hari/Tanggal : Senin,3 Juni 2013 67 Siklus :I Aspek yang dinilai Indikator 1 Kelengkapan perangkat pembelajaran Guru membuat RPP Guru menyiapkan LKS Guru menyediakan poster mengenai gerakan dalam shalat Menyiapkan lembar observasi guru Menyiapkan lembar observasi siswa Kegiatan Mengelolah dan absensi kelas awal Menjelaskan tujuan pembelajaran Melakukan apersepsi Kegiatan inti1. Mengarakan siswa agar bersama dengan kelompoknya masingmasing 2. menjelaskan materi mengenai poster yang telah dipersiapkan guru 3. Menunjukkan poster mengenai gerakan dalam shalat √ √ √ √ √ √ √ √ √ Mengarakan untuk mempersentasikan dan menjelaskan poster masing-masing kelompok Meminta agar kelompok lain memberikan komentar atau tanggapan mengenai poster yang dipersentasikan Kegiatan 3. Merangkum materi pembelajaran akhir 4. Menarik kesimpulan bersama siswa Melakukan evaluasi Jumlah Perolehan skor Skor maksimum Persentase Keterangan : Sangat baik (SB) Baik (B ) Kurang baik (KB) : skornya 3 : skornya 2 : skornya 1 Terlaksana Ya Tidak 2 3 √ √ √ √ √ - √ √ 12 30 42 48 87.5% Tambeanga,3 Juni 2013 Pengamat, Yeni S.Pd.SD