REFERAT ADENOMA HIPOFISIS Oleh: R Bagas Widhiarso Pembimbing: dr. Hanis Setyono, Sp.BS PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS - I FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET/ RSUD DR MOEWARDI/ RSO PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA 2014 1 LEMBAR PENGESAHAN REFERAT ADENOMA HIPOFISIS Oleh : R.Bagas Widhiarso Telah disahkan pada tanggal ………………2014 2 Pembimbing : dr. Hanis Setyono, SpBS KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Adenoma Hipofisis” ini. Tentunya referat ini masih membutuhkan banyak penyempurnaan. Saran dan kritik akan sangat membantu untuk menjadikan referat ini lebih baik lagi. Terima kasih yang sebesarnya kami haturkan kepada dr. Hanis Setyono, Sp.BS selaku pembimbing referat ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya. Semoga referat yang jauh dari sempurna ini dapat memberi manfaat pada pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya, dalam rangka menimba ilmu untuk pengabdian kepada masyarakat kelak. Hormat kami, (penyusun) 3 Daftar Isi Kata Pengantar............................................................................................1 Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Hipofisis..................................................3 Adenoma Hipofisis.....................................................................................6 Pendahuluan.....................................................................................6 Klasifikasi........................................................................................6 Patologi............................................................................................6 Tipe Fungsional Adenoma Hipofisis...............................................10 Adenoma Sel Prolaktin.........................................................10 Adenoma Sel Hormon Pertumbuhan....................................10 Adenoma Sel ACTH.............................................................11 Adenoma Sel Gonadotropik.................................................11 Adenoma Sel Thyrotropik....................................................11 Adenoma Sel Null................................................................11 Presentasi Klinis.............................................................................12 Pemeriksaan Laboratorium............................................................17 4 Pemeriksaan Radiologis.................................................................19 Diagnosis Banding.........................................................................22 Tatalaksana....................................................................................22 Daftar Pustaka.........................................................................................28 5 ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR HIPOFISIS Kelenjar hipofisis merupakan kelenjar kecil-kecil diameternya kira-kira 1 cm dan beratnya 0,5-1 gram yang terletak di sela tursika, rongga tulang basis otak, dan dihubungkan dengan hipotalamus oleh tungkai hipofisis atau hipofisial. Dipandang dari sudut fisiologi, kelenjar hipofisis dibagi menjadi: 1) Hipofisis Anterior (Adenohipofisis) Hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis anterior berperan utama dalam pengaturan fungsi metabolisme di seluruh tubuh. Hormon-hormonnya yaitu: a) Hormon Pertumbuhan Meningkatkan pertumbuhan seluruh tubuh dengan cara mempengaruhi pembentukan protein, pembelahan sel, dan deferensiasi sel. b) Adrenokortikotropin (Kortikotropin) Mengatur sekresi beberapa hormon adrenokortikal, yang selanjutnya akan mempengaruhi metabolism glukosa, protein dan lemak. c) Hormon perangsang Tiroid (Tirotropin) Mengatur kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid, dan selanjutnya mengatur kecepatan sebagian besar reaksi kimia diseluruh tubuh. d) Prolaktin Meningkatkan pertunbuhan kelenjar payudara dan produksi air susu. e) Hormon Perangsang Folikel dan Hormon Lutein Mengatur pertumbuhan gonad sesuai dengan aktivitas reproduksinya. 2) Hipofisis Posterior (Neurohipofisis) Ada 2 jenis hormon: a) Hormon Antideuretik (disebit juga vasopresin) Mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan dengan cara ini akan membantu mengatur konsentrasi air dalam cairan tubuh. b) Oksitosin Membantu menyalurkan air susu dari kelenjar payudara ke puting susu 6 selamapengisapan dan mungkin membantu melahirkan bayi pada saat akhir masa kehamilan. 3) Pars Intermedia Daerah kecil diantara hipofisis anterior dan posterior yang relatif avaskular, yang pada manusia hampir tidak ada sedangkan pada beberapa jenis binatang, ukurannya jauh lebih besar dan lebih berfungsi. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis No 1. Hormon Hormon pertumbuhan (growth hormone) GH/somatotropin Lokasi Otot tulang Fungsi & meningkatkan pertumbuhan dengan mempengaruhi beberapa fungsi metabolisme seluruh tubuh, khususnya pembentukan protein 2. Prolaktin hormon adenokortikotropik (ACTH) Kelenjar adrenal mengatur sekresi beberapa hormon korteks adrenal, yang selanjutnya mempengaruhi metabolisme glukosa, protein, dan lemak. 3. Hormon stimulasi tiroid (TSH) Tiroid mengatur kecepatan sekresi tiroksin oleh kelenjer tiroid, dan tiroksin selanjutnya mengatur kecepatan sebagian besar reaksi – reaksi kimia seluruh tubuh 4. Prolaktin Kelenjar susu 5 hormon luteinisasi (LH) Indung telur (buah zakar) meningkatkan perkembangan kelenjar mammae dan pembentukan susu mengatur pertumbuhan gonad serta aktivitas reproduksinya. 6. hormon stimulasi folikel (FSH) Indung telur mengatur pertumbuhan gonad (buah zakar) serta aktivitas reproduksinya. 7 Oksitosin 8. Hormon antidiuretik (vasopresin) Rahim & kelenjar susu Ginjal Berperan dalm proses persalinan bayi dan laktasi Mengatur kecepatan ekskresi air ke dalam urin dan dengan cara ini membantu mengatur konsentrasi 7 air dalam cairan tubuh. 8 ADENOMA HIPOFISIS Pendahuluan Adenoma hipofisis mempunyai angka kejadian sebanyak 8-10% dari semua tumor intrakranial.1Adenoma hipofisis yang ditemukan pada autopsi kebanyakan berukuran kecil (<10 mm) atau mikroadenoma.2Pada tahun 1886 Pierre Marie pertama kali menerangkan hubungan antara acromegaly dan adenoma hipofisis . Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda gangguan endokrin maupun kompresi struktur saraf yang berdekatan, terutama jalur optik.1 Klasifikasi Secara historis, tiga jenis utama dari adenoma hipofisis didefinisikan oleh karakteristik pewarnaan sitoplasma mereka: chromophobic, acidophilic dan basophilic. Implikasinya adalah bahwa tumor ini terbagi menjadi golongan hormonal inaktif, mensekresi hormon 9 pertumbuhan, dan yang memproduksi adrenocorticotropik (ACTH). Perkembangan teknik imunoperoksidase dan mikroskop elektron telah memberikan klasifikasi yang lebih khususterhadap adenoma hipofisis berdasarkan hormon tertentu yang diproduksi.1 Patologi Adenoma hipofisis muncul dari lobus anterior (adenohipofisis) dari kelenjar hipofisis yang berkembang dari kantung Rathke, sebuah divertikulum ektodermal yang muncul dari atap stomodeum, di depan membran buccofaringeal. Lobus posterior (neurohipofisis/ pars nervosa) muncul dari infundibulum, berkembang dari dasar diensefalon.1 Tumor tersebut muncul diantara fossa hipofisis, jika diameternya kurang dari 10 mm, disebut “microadenoma”. Tumor tersebut dapat tumbuh secara lokal diantara sella dan mengakibatkan erosi dan remodelling dari dasar sella dan prosesus clinoid posterior (makroadenoma). Tumor tersebut biasanya menyebar ke arah superior ke dalam sisterna supra sellar, dimana hal tersebut dapat menyebabkan kompresi dari jaras optik, khususnya chiasma optikum. Pertumbuhan lebih lanjut ke arah superior dapat menyebabkan kompresi hipotalamus dan jika cukup besar, menyebabkan obstruksi ventrikel ke-3,menyebabkan terjadinya hidrosefalus.1 10 Tumor tersebut juga dapat tumbuh ke arah lateral keluar dari sella ke dalam sinus kavernosus. Terkadang ekstensi ke arah lateral tersebut dapat cukup untuk menyebabkan gangguan terhadap nervus kranialis di dalam sinus kavernosus. Secara tidak umum, tumor tersebut dapat mempenetrasi lebih jauh ke arah lateral,ke dalam lobus temporal.1 Tumor tersebut juga dapat berkembang ke arah inferior melalui dasar fossa hipofisis ke dalam sinus sfenoid, menyebabkan terjadinya rinorea CSF.1 Lokalisasi mikroadenoma diantara fossa hipofisis mengkorespondensi distribusi regional dari sel adenohipofisis normal. Mikroadenoma yang mensekresi prolaktin dan growth hormon cenderung muncul secara lateral, sedangkan kebanyakan adenoma yang mensekresi ACTH muncul pada zona sentral.1 11 Hormon hipofisis disintesis di dalam rough retikulum endoplasmik dan terbungkus di dalam apparatus Golgi. Setelah terbungkus, mereka dapat dilihat menggunakan mikroskop elektron atau pewarnaan imunoperoksidase sebagai granula sekretori diantara sitoplasma. Hormon tersebut dilepaskan dari sel dengan eksositosis, mengikuti fusi dari granula dengan membran sel yang biasanya muncul pada pole vaskular sel. Adenoma dapat bergranula tebal maupun tipis, dan ini akan menentukan properti pewarnaannya.1 Neoplasia endokrin multipel type 1 (sindroma Werner) adalah kelainan autosomal dominan yang menunjukkan kejadian didapat dari neoplasma ganas dan jinak yang melibatkan kelenjar hipofisis, kelenjar paratiroid dan pankreas.1 12 Tipe Fungsional Adenoma Hipofisis ADENOMA SEL PROLAKTIN Prolaktin adalah hormon polipeptida 23 500-Da yang diproduksi oleh sel yang mensekresi prolaktin (lactotrophs) yang berada terutama di hipofisis posterolateral dan merupakan 15-20% dari sel adenohypophyseal. Fungsi fisiologis yang paling terkenal dari prolaktin adalah stimulasi pertumbuhan payudara dan promosi laktasi. Perannya pada pria kurang dipahami tetapi penting dalam spermatogenesis.1 Berbeda dengan sekresi hormon hipofisis lain yang dikendalikan terutama oleh hipotalamic releasinghormon, sekresi prolaktin terutama di bawah pengaruh agen inhibitor, 'prolactin-inhibiting factor', yang diyakini adalah dopamin.1 Prolaktinoma adalah adenoma hipofisis yang paling sering terjadi. Sebagian muncul sebagai mikroadenoma pada wanita muda dengan gejala hipersekresi menyebabkan amenorea dan galaktorea; impotensi mungkin satu-satunya gejala pada laki-laki. Hal ini menjelaskan frekuensi pembedahan yang jauh lebih besar pada wanita dengan Prolaktinoma, dan mengapa tumor ini dapat tumbuh sampai ukuran besar pada pria dan wanita lanjut usia.1 13 Tiga-perempat dari tumor yang mensekresi prolaktin bersifat kromopobik dengan mikroskop cahaya, yang lain asidofilik lemah atau terdiri dari campuran sel. Tingkat serum prolaktin akan meningkat, dan level yang melebihi 2.000 ng / ml adalah sugestif merupakan prolaktinoma invasif. Peningkatan minor prolaktin serum, sampai dua kali level normal, belum tentu merupakan diagnosis pasti dari adenoma yang mensekresi prolaktin, karena setiap lesi hipotalamus, hipofisis atau tangkai hipofisis yang mengganggu produksi atau pelepasan faktor penghambat prolaktin mungkin menyebabkan beberapa peningkatan prolaktin serum.1 ADENOMA SEL HORMON PERTUMBUHAN Hormon pertumbuhan adalah rantai tunggal polipeptida 21 000-Da yang diproduksi oleh sel-sel yang terletak terutama di bagian lateral kelenjar. adenoma Hormon pertumbuhan mewakili sekitar 15-20% dari adenoma hipofisis. Di bawah mikroskop cahaya, gambarannya dapat berupa acidophil atau chromophobic, tergantung pada sejauh mana sebaran butiran sitoplasma. Adenoma ini dapat terdiri dari sel-sel granulasi padat atau jarang, muncul pada frekuensi yang kurang lebih sama; sekitar 10% dari tumor menunjukkan campuran dari kedua jenis sel.1 Hiperprolaktinemia terjadi cukup sering pada adenoma yang memproduksi hormon pertumbuhan, dan dapat merupakan hasil dari adenoma yang memproduksi kedua hormon atau dari adenoma yang memproduksi hormon pertumbuhan, menjadi ukuran yang cukup untuk mengganggu pelepasan faktor penghambat prolaktin, sehingga menaikkan level prolaktin serum secara sekunder.1 ADENOMA ACTH (KORTIKOTROPIK) ACTH adalah rantai polipeptida tunggal yang merangsang korteks adrenal dan meningkatkan sekresi kortisol dan steroid terkait. Adenoma memproduksi ACTH adalah penyebab penyakit Cushing. Adenoma ini bergranulasi padat dengan sitoplasma basofilik.1 Tumor penghasil ACTH merupakan sekitar 15% dari keseluruhan adenoma, lebih dari 80% di antaranya adalah mikroadenoma. Sekitar 15-20% dari sel adenohypophyseal adalah kortikotropik, yang terletak pada komponen utama dari lobus anterior dari kelenjar hipofisis, dan tidak mengherankan bahwa sebagian besar mikroadenoma lebih 14 terletak di tengah daripada di lateral, seperti yang terjadi dengan mikroadenoma yang memproduksi hormon lainnya.1 ADENOMA SEL GONADOTROPIK Follicle-stimulating hormone (FSH) dan sel luteinizing (LH) mewakili sekitar 10% dari sel-sel hipofisis normal dan tersebar di seluruh adenohypophysis. Adenoma yang dihasilkan dari sel-sel ini sangat jarang dan sebagian besar merupakan fungsional "silent".1 ADENOMA SEL THYROTROPIK Thyroid-stimulating hormone (TSH) yang memproduksi tumor jarang terjadi.1 ADENOMA SEL NULL Dua puluh sampai tiga puluh persen dari adenoma hipofisis tidak memiliki bukti hiperfungsionalitas secara klinis atau biologis. Hiperprolaktinemia ringan dapat terjadi secara sekunder akibat distorsi dari tangkai hipofisis. Sebagian besar (75% dari) adenoma sel null bersifat kromofobik, dengan sedikit atau tanpa granula sitoplasma. Sekitar 20% tumor sel null menunjukkan akumulasi nyata dari mitokondria dan disebut 'oncocytomas'.1 Secara klinis, adenoma sel null bersifat agresif dan, karena termasuk hormonal "silent", mereka dapat tumbuh sampai ukuran besar, sehingga pasien datang dengan gangguan penglihatan.1 Sekitar 10% dari adenoma hipofisis yang invasif, dengan penetrasi yang luas dari kapsul hipofisis, sinus dural dan tulang di sekitarnya. adenoma hipofisis yang paling invasif sifatnya bergranula jarang atau chromophobic dan hormonal inaktif atau memproduksi prolaktin.1 Metastasis karsinoma hipofisis, baik ekstrakranial atau sepanjang jalur CSF, sangat jarang terjadi.1 Presentasi Klinis Gambaran klinis yang muncul merupakan akibat dari: • ukuran tumor 15 • Gangguan endokrin. Sakit kepala terjadi terutama pada pasien dengan acromegaly dan jarang terjadi pada jenis-jenis tumor hipofisis.1 GANGGUAN PENGLIHATAN Penilaian seksama lapangan pandang, ketajaman visual dan fundus optik sangat penting. Ekstensi suprasela dari tumor hipofisis menyebabkan kompresi kiasma optikus mengakibatkan hemianopia bitemporal. Hemianopia bitemporal awalnya melibatkan kuadran atas, sebelum meluas ke kuadran yang lebih rendah di bidang visual. Jika chiasma ini terletak lebih anterior dari biasanya, hemianopia homonim dapat terjadi karena kompresi dari saluran optik. Skotoma sentral bilateral hasil dari tumor menekan pada bagian posterior kiasma dimana serat makula terdekusasi. Atrofi optik primer akan tampak jelas pada pasien dengan kompresi chiasma dalam jangka panjang.1 Kelumpuhan okuler terjadi pada sekitar 10% pasien dan disebabkan oleh invasi sinus kavernosus. Saraf kranial ke-3 adalah yang paling sering terkena, diikuti oleh saraf kranial ke-6 dan ke-4. Hasil nyeri wajah dari kompresi saraf trigeminal, biasanya divisi optalmikus, sebagai akibat dari invasi sinus kavernosa.1 GANGGUAN ENDOKRIN Gangguan endokrin ini merupakan akibat dari hipopituitarisme atau kelebihan sekresi hormon hipofisis tertentu. 16 HYPOPITUARISME Hipopituitarisme merupakan akibat dari kegagalan hormon yang disekresi oleh adenohypophysis dan menimbulkan gambaran klinis pertama kali dijelaskan oleh Simmonds tahun 1914. Kegagalan kelenjar hipofisis tidak terjadi jika tumornya adalah mikroadenoma, tapi dapat tampak secara klinis dalam tumor yang lebih besar. Sekresi endokrin tidak sama tertekan tapi ada kegagalan selektif dan urutan kerentanan adalah sebagai berikut: hormon pertumbuhan, gonadotropin, kortikotrophin, thyroidstimulating hormon.1 Kekurangan gonadotrophic sebelum pubertas memperlambat perkembangan karakteristik seks sekunder; pria dewasa memiliki pertumbuhan janggut yang kurang, 17 perempuan menderita amenorea dan kedua jenis kelamin memiliki hilangnya libido dan rambut kemaluan dan ketiak yang jarang. Abnormalitas biokimia muncul dengan produksi estrogen dan androgen yang rendah, dengan mengurangi urinary 17ketosteroids.1 Hipopituitarisme awalnya menghasilkan gejala yang samar-samar, termasuk kekurangan energi, kelemahan yang tidak semestinya, kelemahan otot dan anoreksia dan, bila berkepanjangan dan parah, akan menyebabkan tekanan darah rendah. Hipotiroidisme klinis tampak dari kelesuan fisik dan mental. Ketika hipopituitarisme sudah parah, konfusi episodik terjadi dan pasien akan menjadi 'drowsy'. Hal ini penting untuk mengenali gambaran insufisiensi hipofisis berat karena krisis endokrin dapat dipicu oleh peristiwa stres ringan terjadi selama pemeriksaan di rumah sakit atau sebagai akibat dari infeksi penyerta.1 Apopleksi hipofisis akibat dari perdarahan spontan di dalam tumor hipofisis. Hal ini ditandai dengan sakit kepala berat dan tiba-tiba diikuti dengan hilangnya kesadaran sementara atau lebih lama dengan gambaran kekakuan leher, muntah dan fotofobia. Kondisi ini mirip dengan perdarahan subarachnoid akibat pecahnya aneurisma, tapi sering dikaitkan dengan kelumpuhan satu atau lebih dari otot-otot okular (biasanya bilateral) dan kerusakan visual yang akut. Krisis endokrin akut dapat dipicu oleh apopleksi.1 18 PROLAKTINOMA Tumor yang mensekresi prolaktin mungkin sebuah mikroadenoma atau makroadenoma dalam fossa hipofisis. Para pasien biasanya wanita yang hadir dengan infertilitas yang berhubungan dengan amenorea dan galaktorea, meskipun tumor kadang-kadang menyebabkan kemandulan juga pada pria. Prolaktinoma berukuran besar terjadi pada orang tua dan pada laki-laki, dan ini dapat menyebabkan gangguan endokrin terkait dengan hipopituitarisme dan kegagalan visual.1 AKROMEGALI Akromegali akibat dari adenoma hipofisis pensekresi hormon pertumbuhan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, terdiri dari sel-sel yang bersifat acidophils, chromophobes atau keduanya. Terjadinya acromegaly lambat dan berbahaya, biasanya selama dekade ke-3 dan ke-4 kehidupan, dengan kedua jenis kelamin yang terpengaruh sama. Gambaran klinis termasuk tulang dan perubahan jaringan lunak yang jelas sebagai supraciliary ridge yang membesar, sinus frontalis yang membesar dan peningkatan ukuran mandibula, yang akan menyebabkan prognatisme. Tangan dan kaki membesar, dan kulit menjadi kasar dan berminyak dan berkeringat banyak. Suara menjadi serak dan kasar dan kyphosis toraks terjadi sebagai akibat dari osteoporosis.5 19 Masalah lain terkait dengan acromegaly termasuk hipertensi, hipertrofi jantung dan diabetes. Sakit kepala berat sering terjadi pada pasien dengan tumor hipofisis yang menyebabkan acromegaly dan pasien mengeluh kekurangan energi, kelemahan fisik dan kelelahan.1 Ekstensi suprasela tumor terjadi pada sekitar 15% kasus dan dapat menyebabkan kompresi jalur optik. Apituitary adenoma dengan sekresi hormon pertumbuhan yang berlebihan terkadang muncul dalam masa kanak-kanak dan berakibat pada terjadinya gigantisme. PENYAKIT CHUSING Penyakit Cushing disebabkan karena adenoma hipofisis penghasil ACTH. Lebih dari 80% dari tumor-tumor tersebut adalah mikroadenoma dan sisanya adalah makroadenoma melibatkan seluruh sella atau dengan ekstensi extrasellar. 20 Onsetnya berbahaya dan penyakit dapat mengenai anak-anak maupun orang dewasa. Obesitas parah terjadi, kulit tegang dan nyeri, dan striae ungu muncul di sekitar batang tubuh. Lemak disimpan terutama pada wajah (moon face), leher, cervicodorsal junction (buffalo hump) dan batang tubuh. Kulit menjadi warna ungu karena vasodilatasi dan stasis. Memar spontan umum terjadi. Kulit berminyak, jerawat dan rambut wajah yang berlebihan umum terjadi. Pasien mengeluh kelelahan dan kelemahan yang berlebihan. Terdapat wasting dan flaksiditas otot. Osteoporosis merupakan predisposisi terjadinya fraktur spontan.8 Toleransi glukosa terganggu, kalium serum rendah dan hipertensi pembuluh darah muncul. Jika tidak diobati, 50% dari kasus menjadi fatal dalam 5 tahun.1 SINDROMA CHUSING Terdapat produksi kortisol yang berlebihan, karena adanya adenoma hipofisis penghasil ACTH (penyakit Cushing) pada 90% kasus. Penyebab lain sindrom Cushing adalah adenoma atau karsinoma adrenal, atau sumber ektopik produksi ACTH seperti dari karsinoma sel oat paru-paru atau jaringan adrenocortical abberant yang muncul di luar kelenjar adrenal.8 SINDROMA NELSON-SALASSA Ini terdiri dari sebuah adenoma hipofisis penghasil ACTH pada pasien yang telah menjalani adrenalektomi bilateral atau subtotal. Sebelum pengembangan CT scanning dan bedah mikro trans sphenoidal, pasien dengan penyakit Cushing sering menjalani adrenalektomi total ketika pneumoencephalography gagal untuk mengungkapkan tumor hipofisis. Namun, percepatan pertumbuhan adenoma yang ada disebabkan oleh hilangnya umpan balik kortikosteroid normal. Berbeda dengan adenoma penyakit Cushing, sekitar setengah dari pasien dengan sindrom Nelson-Salassa memiliki makroadenoma. Pasien memiliki hiperpigmentasi kulit akibat sekresi beta melanocytestimulating hormone dan / atau beta lipotrophin.1 Pemeriksaan Laboratorium Radioimmunoassay akan membantu mengidentifikasi hormon yang di sekresi. Tingkat prolaktin serum pada pasien dengan Prolaktinoma akan bervariasi dari tepat di atas batas atas normal ke nilai lebih besar dari 20.000 mIU / l (normal 70-550 mIU / l). 21 Kadar ini dapat menunjukkan variasi yang cukup besar pada pasien dan kadar prolaktin lebih besar dari 2000 mIU / l hampir selalu indikatif untuk sebuah tumor hipofisis. Seperti disebutkan sebelumnya, hiperprolaktinemia dapat berhubungan dengan tumor hipofisis lain dan telah dicatat pada beberapa pasien dengan acromegaly. Tumor sel Null dapat dikaitkan dengan hiperprolaktinemia ringan karena distorsi dari tangkai hipofisis atau impingement pada hipotalamus.1 Hormon pertumbuhan Serum diukur dengan radioimmunoassay, nilai normal adalah kurang dari 5 mIU / l pada laki-laki dan kurang dari 10 mIU / l pada wanita. Hormon pertumbuhan memberi efek pada jaringan perifer secara tidak langsung melalui somatomedins-polipeptida yang diproduksi terutama oleh hati dan fibroblas. Serum somatomedin C (insulinlike growth factor I, IGF-I) adalah indikator yang lebih akurat dari bioaktivitas hormon pertumbuhan daripada tingkat hormon pertumbuhan serum. Tes provokatif sekresi hormon pertumbuhan berguna dalam mengkonfirmasikan acromegaly. Kebanyakan pasien dengan acromegaly tidak menunjukkan supresi normal hormon pertumbuhan setelah diberikan loading glukosa. Tes provokatif lainnya menggunakan thyrotrophinreleasing hormone dan growth hormonereleasing hormone.1 Berbeda dengan tumor hipofisis lain yang mengandalkan pemeriksaan imaging sebagai investigasi diagnostik terkemuka, penilaian endokrinologis dengan seksama sangat penting dalam diagnosis penyakit Cushing, terutama karena pada hampir 50% tumor tidak jelas terlihat dengan MRI.1 Ada tiga langkah penting dalam diagnosis penyakit Cushing 1. Konfirmasi kelebihan sekresi kortisol (normal 120-650 nmol / l). 2. Membedakan penyebab ACTH-dependent dari ACTH independent dari hypercortisolaemia. 3. Membedakan penyakit Cushing berbasis hipofisis dari daerah ektopik produksi ACTH. Sebuah spesimen urine 24 jam adalah cara awal yang paling sederhana untuk menentukan hypercortisolaemia. Investigasi penyakit Cushing melibatkan pengukuran ACTH dengan radioimmunoassay dari sampel kedua darah perifer dan darah dari sinus petrosus. Tingkat diferensial dari 22 ACTH dalam darah vena petrosus dan darah perifer akan membantu mengkonfirmasi keberadaan basis hipofisis untuk produksi ACTH, terutama setelah pemberian corticotrophin-releasing hormone (CRH). Tes supresi deksametason akan membantu mendiagnosis sindrom Cushing dan penyebabnya. Kortisol bebas pada urin dan plasma diukur dan normalnya tersupresi setelah pemberian deksametason dosis rendah (0,5 mg tiap 6 jam). Level kortisol akan tersupresi setelah pemberian deksametason dosis tinggi (2 mg tiap 6 jam) pada penyakit Cushing yang tergantung pada hipofisis. Akan ada kegagalan supresi dari level kortisol dengan pemberian deksametason dosis tinggi jika sindrom Cushing disebabkan oleh penyebab selain hipofisis.1 Pemeriksaan Radiologis CT scan resolusi tinggi dan magnetic resonance imaging menggunakan irisan tipis dan kontras intravena adalah pemeriksaan yang tepat. Mikroadenoma hipofisis biasanya hipodens dan dapat menyebabkan penonjolan ke atas dan konveksitas dari batas atas dari kelenjar pada orang dewasa, penyimpangan dari tangkai hipofisis dan penipisan lantai sellar pada sisi tumor. CT scan berkualitas tinggi dapat menunjukkan tumor sekecil 4 mm. Makroadenoma meningkat setelah kontras intravena dan sifat yang tepat dari ekstensi extrasellar dapat diapresiasi dengan baik menggunakan scan koronal langsung. 23 MRI telah meningkatkan identifikasi mikroadenoma, yang muncul sebagai lesi fokal berdensitas rendah pada scan T1 dan intensitas tinggi pada scan T2. Makroadenoma biasanya muncul sebagai isointense pada T1 dan cukup hyperintense pada T2. Perdarahan ke dalam tumor, seperti yang muncul stelah apopleksi hipofisis, menunjukkan sebagai daerah intensitas tinggi karena methaemoglobin pada scan T1 dan T2 bercampur dengan daerah berdensitas rendah karena haemosiderin. Scan dinamis diambil pada interval 30 detik setelah pemberian gadolinium intravena dapat membantu menunjukkan mikroadenoma kecil.1 24 Sinar X polos tengkorak mungkin menunjukkan pembesaran sella dengan erosi menipis atau menonjol dari konturnya.1 Pada waktu lampau, angiografi dilakukan untuk menyingkirkan aneurisma insidental dan untuk menentukan posisi dari arteri karotid internal dalam sinus kavernosa, tapi informasi ini sekarang dapat diperoleh dengan memuaskan dari MRI berkualitas baik dan, jika perlu, magnetic resonance angiography.1 25 Diagnosis Banding Diagnosis banding utama adalah: • craniopharyngioma • suprasela meningioma (timbul dari sellae tuberculum) massa tidak umum di sekitar wilayah suprasela juga mencakup saraf optik dan glioma hipotalamus, aneurisma besar yang timbul dari arteri karotis, kista sumbing Rathke, germinomas suprasela dan chordoma.1 Tatalaksana Tujuan dari pengobatan pasien dengan tumor hipofisis tergantung pada apakah pasien mempunyai gejala gangguan endokrin atau masalah yang berkaitan dengan kompresi struktur saraf yang berdekatan. Metode pengobatan yang digunakan adalah: 1. Prosedur operatif: (a) eksisi trans-sphenoidal (b) eksisi transkranial. 2. Radioterapi 3. Pengobatan medis dengan obat antisecretori. 26 EKSISI BEDAH Metode ini akan digunakan sebagai metode utama pengobatan untuk: • tumor besar yang menyebabkan kompresi struktur saraf yang berdekatan, terutama jalur visual • Tumor pensekresi GH yang menyebabkan acromegaly • Tumor pensekresi ACTH yang menyebabkan penyakit Cushing • pengobatan okasional adenoma pensekresiprolaktin, baik mikroadenoma atau makroadenoma yang terletak dalam sella, ketika pengobatan medis menggunakan bromocriptine tidak dapat ditolerir. Persiapan Operasi 1. Pemberian stress dose steroid: diberikan pada semua pasien selama dan segera setelah pembedahan 2. Hipotiroidisme: idealnya, pasien dengan hipotiroid seharusnya mempunyai waktu 4 minggu untuk terapi pengganti guna membalikkan hipotiroidisme, namun: - Jangan mengganti hormon tiroid sampai aksis adrenal dapat diperkirakan. Pemberian pengganti tiroid pada pasien dengan hipoadrenalisme dapat memicu terjadinya krisis adrenal. Jika pasien hipoadrenal, mulai dengan pengganti kortisol dulu, pengganti tiroid dapat dimulaidalam 24 jam setelah kortisol - Pembedahan dikerjakan cukup sering pada pasien dengan hipotiroidisme dan nampaknya ditoleransi dengan baik pada kebanyakan kasus. Pendekatan Bedah 1. Transsphenoidal : approach ekstra arachnoid, membutuhkan tidak adanya retraksi otak, tidak ada skar eksternal. Diindikasikan untuk mikroadenoma, makrodenoma tanpa ekstensi signifikan ke lateral di atas batas sella tursika, pasien denga rinorea CSF, dan tumor dengan ekstensi ke sinus sphenoid a. Sublabial b. Trans-nares : alotomy dapat digunakan untuk memperlebar paparan melalui nares jika diperlukan. 27 2. Transeithmoidal 3. Transcranial A. Indikasi : Kebanyakan tumor hipofisis dioperasi dengan teknik transsphenoidal, walaupun jika ada ekstensi suprasellar yang signifikan. Namun, craniotomy dapat diindikasikan untuk: 1. Pembesaran minimal dari sella dengan massa supraselar besar, khususnya jika diafragma sella mendesak tumor dengan kuat (menghasilkan “cottage loaf” tumor) dan komponen supaselarmenyebabkan kompresi chiasma 2. Ekstensi ekstra sellar pada fossa media yang lebih besar dari komponen intrasellar 3. Patologi yang tidak berhubungan dapat menyebabkan komplikasi pendekatan transsphenoidal. Misalnya aneurysma parasellar 4. Tumor fibrosa yang tidak umum yang tidak dapat diambil dengan sempurna pada pendekatan transsphenoidal sebelumnya 5. Tumor rekuren setelah dilakukan reseksi transsphenoidal sebelumnya B. Pilihan approach 1. Subfrontal : memungkinkan akses pada kedua nervus opticus. Dapat lebih sulit pada pasien dengan chiasma prefixed 2. Frontotemporal (pterional) : menempatkan nervus opticus dan terkadang arteri karotis pada garis pandang tumor. Juga terdapat akses inkomplit pada konten trasellar. Akses yang baik dari tumor dengan ekstensi ekstrasellar lateral signifikan. 3. Subtemporal: biasanya bukan merupakan pilihan yang viable. Visualisasi yang buruk terhadap nervus opticus/chiasma da karotis. Tidak memungkinkan pengangkatan total dari komponen intrasellar.10 Kebanyakan tumor dapat dipotong melalui pendekatan transsphenoidal ke fossa hipofisis. Perkembangan mikroskop bedah dan radiografi fluoroscopic telah membuat ini menjadi prosedur yang aman. Sinus sphenoid biasanya dimasuki dengan menggunakan pendekatan trans-septal unilateral, dengan sayatan baik di mukosa hidung atau sublabial. Mukosa ini tercermin dari septum dan lantai hidung dan sphenoid terbuka. Dinding anterior sella akan diambil dan hipofisis fossa dimasuki. 28 Mikroadenoma (tumor kurang dari 10 mm diameter) mungkin terlihat pada permukaan kelenjar atau dapat menjadi jelas hanya jika kelenjar diinsisi. Tumor ini dapat dieksisi dengan komplit, mempertahankan fungsi hipofisis. Ekstensi suprasela tumor ke dalam fossa hipofisis dengan sedikit meningkatkan tekanan intrakranial menggunakan manuver Valsava atau oleh dokter anestesi dengan menyuntikkan sedikit demi sedikit campuran nitrous oxide dan oksigen ke dalam teka lumbal sampai tekanan intrakranial memaksa tumor suprasela ke dalam bidang operasi. Hal ini juga akan mendapatkan manfaat tambahan bahwa gas intrakranial akan memungkinkan pneumoencephalogram, menguraikan sisa perpanjangan suprasela dari tumor.1 Operasi transcranial kadang-kadang diperlukan, terutama di mana ada ekstensi subfrontal atau retroclival tumor.6 29 Manajemen pascaoperasi membutuhkan perhatian yang cermat terhadap keseimbangan cairan dan status hormonal. Defisiensi endokrin pada periode pasca operasi segera akan memerlukan penggantian dengan hidrokortison parenteral dan kemungkinan penggunaan vasopressin untuk pengobatan diabetes insipidus, yang sering terjadi setidaknya secara transien setelah eksisi tumor hipofisis besar. Pada periode pasca operasi awal, aqueous vasopressin (Pitressin ®) harus diberikan melalui suntikan intramuskular atau subkutan dan, jika diabetes insipidus berlanjut, melalui rute intranasal. Pengganti hormon jangka panjang lainnya mungkin termasuk asetat kortison (12,5-25 mg dua kali sehari), tiroksin dan testosteron.6 Pembedahan pada wanita hamil dengan adenoma hipofisis harus dilakukan dengan hati-hati mengingat efek hipersekresi hormonal dan komplikasinya.3 RADIOTERAPI Radioterapi pasca operasi dapat digunakan jika telah terjadi eksisi subtotal tumor atau jika studi endokrin pasca operasi menunjukkan sekresi hormon berlebihan residual.1 EBXRT konvensional. biasanya sebanyak 40-50 Gy diberikan dalam 4-6 minggu.10 Efek Samping: cedera radiasi pada hipofisis normal yang tersisa menyebabkan hipokortisolisme, hipogonadisme, atau hipotiroidisme pada 40-50% pasien setelah 10 tahun, juga dapat menyebabkan cedera pada nervus optikus dan chiasma (dapat menyebabkan kebutaan), menyebabkan letargi, gangguan memori, gangguan saraf kranial, dan nekrosis tumor dengan perdarahan dan apopleksi.10 Terapi radiasi sebaiknya tidak dikerjakan secara rutin setelah eksisi bedah. Periksa MRI pasien tiap tahun. Tangani rekurensi dengan operasi ulang. Pertimbangkan radioterapi jika rekurensi tidak dapat diambil dan tumor terus tumbuh.10 OBAT-OBATAN Pengobatan adenoma hipofisis dilakukan untuk mengembalikan status endokrin pasien dengan penggantian hormon hipofisis itu sendiri maupun hormon dari kelenjar yang tergantung pada hipofisis. Ini akan menjadi prosedur pra operasi yang diperlukan pada 30 pasien dengan hipopituitarisme dan akan sering diperlukan setelah eksisi bedah makroadenoma.1 Tumor hipofisis pensekresi prolaktin diobati dengan bromocriptine, suatu agonis dopamin. Ini adalah pengobatan pilihan untuk mikroadenoma pensekresi prolaktin simtomatis dan dapat digunakan baik sebagai pengobatan definitif tumor pensekresi prolaktin yang lebih besar atau dalam hubungannya dengan operasi. Beberapa pasien menunjukkan toleransi buruk untuk bromocriptine, karena dapat menyebabkan intractable nausea, muntah dan hipotensi postural, dan pasien-pasien ini akan memerlukan pengobatan bedah tumor.1 31 DAFTAR PUSTAKA. 1. Kaye, Andrew H.Essential Neurosurgery:2005.Melbourne.Blackwell Publishing. p109-124 2. Arafah B M, Nasrallah M P. 2011. Pituitary tumors: pathophysiology, clinical manifestations and management. Endocrine-related Cancer. 287-305. 3. Okavor UV, Onwuekwe IO, Ezegwi HU. 2000. Management of Pituitary Adenoma With mass Effect in Pregnancy. Cases Journal.2:9117 4. Li-Ng M, Sharma M.2011. Invasive Pituitary Adenoma. Endocrine Society. 3:543 5. Melmed S 2009 Acromegaly.New England Journal of Medicine322966–977. 6. Freda PU & Wardlaw SL 2010 Clinical review 110: diagnosis andtreatment of pituitary tumors. Journal of Clinical Endocrinologyand Metabolism843859– 3866 7. Plowman PN 1995 Radiotherapy for pituitary tumors.Baillie`re’sClinical Endocrinology and Metabolism9407–420. 8. Orth DN 1995 Cushing’s syndrome.New England Journal ofMedicine332791– 803. 9. Sherwood Lauralee.Humans Physiology: Form Cells to System.7th ed. 10. Greenberg Mark S.Handbook of Neurosurgery:7th ed.2010.Florida.Thieme Medical Publisher.p649-710 32