PRAKTIKUM I PENGAMBILAN CONTOH TANAH TERGANGGU DAN TIDAK TERGANGGU DI LAPANGAN LAPORAN PRAKTIKUM DASAR ILMU TANAH Tanggal Praktikum: 28 April 2015 Waktu: 08.00-10.00 WIB Tanggal Masuk Laporan: 10 Mei 2015 Disusun Oleh: Kelompok 5 Arkhan Jannata (1147060008) Elisa Martiana (1147060025) Fahmi Ramadhan N. (1147060027) Irvan Nurhidayat (1147060038) Intan Dwi Purwanti (1147060084) PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 A. PENDAHULUAN Sifat fisik dan kimia tanah pada suatu tempat itu berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor-faktor pembentuk tanah seperti iklim, bahan induk, organisme, topografi (relief) dan waktu. Oleh karena itu, apabila akan mempelajari keadaan tanah di suatu tempat perlu dilakukan pengambilan contoh tanah untuk dianalisis yang betul-betul dapat mewakili sampel tanah pada daerah tersebut. Berdasarkan kebutuhan untuk analisis sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium pada dasarnya ada dua macam yaitu pengambilan contoh tanah terganggu/komposit (disturbed soil sample) dan tanah utuh (undisturbed soil sample). Contoh tanah terganggu/komposit adalah contoh tanah yang strukturnya telah berubah (hancur) dan contoh tanah ini diambil dari beberapa titik, contoh tanah individu yang kemudian dicampurkan sampai merata dan diambil kurang lebih sebanyak 1Kg. Contoh tanah ini digunakan untuk keperluan analisis kimia tanah, kadar persentase berat air, tekstur dan konsistensi. Kemudian contoh tanah utuh adalah contoh tanah yang struktur tanahnya belum berubah sesuai dengan bentuk aslinya. Contoh tanah ini digunakan untuk keperluan berbagai analisis sifat fisis tanah seperti: bobot isi tanah (Bulk density), total porositas tanah, permeabilitas, penentuan nilai pF, penentuan distribusi pori tanah, dan kadar persentase volume air. B. TUJUAN Adapun tujuan dari praktikum ini adalah: 1. Melakukan pengambilan contoh tanah terganggu dan tidak terganggu dengan metode yang tepat 2. Mengerti dan terampil dalam mengambil contoh tanah dari lapangan untuk dianalisis di laboratorium. C. DASAR TEORI Ketergantungan manusia terhadap tanah telah ditegaskan Allah Swt. Dalam firman-firman-Nya baik dalam Taurat dan Injil maupun dalam AlQur’an yang diturunkan pada 1.400 tahun yang lalu sebagai berikut: Artinya: Allah berfirman: "Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan” (Q. S AlAraaf: 25) Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan yang bercampur dengan sisa-sisa bahan organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau di dalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air (Hardjowigeno, 2010). Pemahaman fungsi tanah sebagai media tumbuh dimulai sejak peradaban manusia mulai beralih dari manusia pengumpul pangan yang tidak menetap menjadi manusia pemukim yang mulai melakukan pemindahan tanaman pangan dan nonpangan ke areal dekat mereka tinggal. Pada tahap berikutnya, mulai berkembang pemahaman fungsi tanah sebagai penyedia nutrisi tanaman. Sehingga produksi yang dicapai tanaman tergantung pada kemampuan tanah dalam menyediakan nutrisi atau biasa disebut sebagai tingkat kesuburan tanah (Hanafiah, 2005). Tanah mempunyai sifat kompleks, terdiri atas komponen padat yang berinteraksi dengan cairan dan udara. Komponen pembentuk tanah merupakan padatan, cairan dan udara yang jarang berada dalam kondisi setimbang, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin dan sinar matahari (Lugito, 2012). Pengambilan contoh tanah merupakan tahap terpenting untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah di laboratorium. Prinsipnya, hasil analisis sifat fisik sampel tanah yang diambil harus dapat menggambarkan keadaan sesungguhnya dari sifat fisik tanah di lapangan. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil pun diperlukan untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Pengambilan contoh tanah sangat mempengaruhi tingkat kebenaran hasil analisa di laboratorium. Metode atau pengambilan contoh tanah yang tepat sesuai dengan jenis analisis yang akan dilakukan merupakan persyaratan yang perlu diperhatikan (Hanafiah, 2005) Menurut Agus Cahyono (2009), sampel tanah ada tiga macam, yaitu: Sampel Tanah Utuh Tanah utuh merupakan sampel tanah yang diambil dari lapisan tanah tertentu dalam keadaan tidak terganggu, sehingga kondisinya menyamai kondisi lapangan. Sampel Tanah Agregat Sampel tanah agregat utuh adalah sampel tanah berupa bongkahan alami yang kokoh dan tidak mudah pecah. Sampel Tanah Komposit (Tidak utuh/Terganggu) Sampel tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa (disturbed soil sample), merupakan sampel tanah yang diambil dengan menggunakan cangkul, sekop atau secara manual dengan tangan. Dengan demikian pengambilan contoh tanah di lapangan haruslah representatif. Artinya contoh tanah tersebut harus mewakili suatu areal atau luasan tertentu. Penyebab utama dari contoh tanah tidak representatif adalah kontaminasi dan jumlah contoh tanah yang terlalu sedikit daerah yang variabilitas kesuburannya tinggi (Poerwowidodo, 1991). Namun hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil selalu mewakili areal yang diambil sampel tanahnya dan dilakukan dengan cara yang benar. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupakan tahap penting di dalam program uji tanah yang harus dilakukan dengan cara yang baik agar hasil uji sesuai dengan yang diharapkan nantinya. D. ALAT DAN BAHAN Adapun alat dan bahan yang digunakan selama praktikum berlangsung adalah sebagai berikut: No Nama Alat dan Bahan 1 Alumunium Foil 2 Bor 3 Cutter 4 Cangkul 5 Kantong Plastik 6 Karet Pengikat 7 Kertas Label 8 Palu 9 Papan 10 Pisau Belati 11 Ring Sample 12 Ring Master Fungsi Menutup sampel tanah utuh agar tidak terkontaminasi lingkungan Alat untuk melubangi tanah Membuat sayatan halus saat membersihkan sampel tanah Alat penggali tanah dan pembersih areal dari rerumputan Tempat menaruh sampel tanah terganggu Untuk mengikat kantong plastik Untuk pelabelan (labeling) Untuk memukul papan penekan Sebagai alas agar palu tidak bersentuhan langsung dengan ring sampel Melubangi tanah skala kecil dan halus Untuk mengambil sampel tanah utuh Alat bantu ring sampel saat hampir se-penuhnya me- Satuan 1 (Lembar) 1 (Buah) 1 (Buah) 1 (Buah) 1 (Lembar) 2 (Buah) 2 (Lembar) 1 (Buah) 1 (Buah) 1 (Buah) 1 (Buah) 1 (Buah) 13 Skop kecil 14 Tanah masuki tanah Mengambil sampel tanah dalam lubang galian Sebagai objek praktikum dasar ilmu tanah 1 (Buah) Pada kotak 1x1 meter di areal lapang Polda E. CARA KERJA 1. SAMPEL TANAH UTUH Alat dan bahan disiapkan Pada areal 1x1 meter ring sampel diletakkan di atas tanah pada salah satu titik yang telah ditentukan Ring sampel ditekan ke dalam tanah dengan menggunakan palu yang dialas oleh papan alas Badan ring sampel masuk ke dalam tanah hingga tiga perempat bagian Ring master diletakkan di atas ring sampel dan kembali ditutup dengan menggunakan papan alas Papan alas dipukul dengan palu hingga ring master mendapat tekanan dan masuk ke dalam tanah Galian melingkar dibuat di sekeliling ring master dengan menggunakan pisau belati hingga kedalaman mencapai bagian ujung ring sampel bagian dalam Ring sampel diambil perlahan melalui garis galian melingkar yang telah dibuat Bagian ujung ring sampel dibersihkan agar tanah sejajar Ring sampel yang berisi tanah utuh dibungkus rapat dengan menggunakan alumunium foil dan diberi label kelompok 2. SAMPEL TANAH TERGANGGU Alat dan bahan disiapkan Dibuat lubang pada 5 titik sedalam 20cm di areal 1x1 meter menggunakan bor Diambil sampel tanah di setiap lubang sekitar 200gr Sampel tanah dari dalam lubang sebanyak 1Kg dikumpulkan dalam satu kantong plastik berwarna hitam Kantong plastik diikat dengan karet dan diberi label kelompok F. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel tanah utuh digunakan untuk penetapan angka berat volume (berat isi, bulk density), dan pada beberapa percobaan yang lain sebagai distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1, pF2, pF 2,54, pF 4,2 dan permeabilitas). Sampel tanah terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan air, tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan lain-lain. G. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa: Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting dalam uji tanah. Terdapat 2 sampel tanah pada praktikum yang telah dilakukan, yaitu: Sampel tanah utuh dan terganggu. Pengambilan sampel tanah utuh terbilang lebih rumit, karena keadaan tanah harus benar-benar sesuai dengan aslinya (tidak tercampur dan terganggu). Dengan menggunakan ring sampel dan ring master. Pengambilan sampel tanah terganggu dapat dilakukan secara langsung dengan menggunakan tangan atau alat-alat seperti: cangkul, skop, bor, dan lain-lain. H. DAFTAR PUSTAKA Agus, Cahyono. 2009. Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta. Hanafiah, Kemas. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Hidayat, Cecep, Yati Setiati, dkk. 2015. Panduan Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas Sains dan Teknologi UIN SGD. Bandung. Poerwowidodo. 1991. Ganesha Tanah. Rajawali Pers. Jakarta