MATERI 1 PENGERTIAN DAN HAKIKAT IPS DALAM PROGRAM PENDIDIKAN • Latar Belakang, Pentingnya IPS Dalam Program Pendidikan, Pengertian IPS • Hakekat dan Tujuan IPS • Ruang Lingkup IPS Sebagai Program Pendidikan. • Latar Belakang IPS • IPS Semula dikenal dengan social studies • Social studies berkaitan dengan kepentingan integrasi nasional, dan di Indonesia berkaitan dengan nation building dan nation integration. • Oleh karena itu, lahirnya IPS dilatarbelakangi oleh adanya pemikiran untuk pemecahan berbagai permasalahan kehidupan sosial secara terintegrasi • Pentingnya IPS Dalam Program Pendidikan Secara umum pembelajaran IPS ditujukan untuk membangun kesadaran akan makna kehidupan yang bertanggungjawab dalam keanekaragaman. • IPS di SD ditujukan untuk: mengenalkan, memahamkan, dan meletakkan sikap: menghargai kehidupan sosial, lingkungan sosial maupun alam, wilayah Indonesia, keadaan sosial di Asia Tenggara dan benua-benua, perjuangan dan peranan para pahlawan, peninggalan sejarah, keragaman suku bangsa, untuk mencapai kesejahteraan hidup • IPS di SMP, menekankan pada aspek menemukenali berbagai karakteristik IPS, masalahmasalah sosial, dan gagasan kreatif untuk memecahkan permasalahan • Di SMA, IPS diimplementasikan dalam mata pelajaran yang berdiri secara terpisah, namun semuanya ditujukan untuk membangun kehidupan yang mengarah pada pemecahan masalah, dan ditujukan untuk kesesejahteraan, • Pengertian IPS • IPS sebagai pelajaran merupakan suatu fusi atau paduan dari sejumlah mata pelajaran sosial • IPS merupakan penyederhanaan dari pelajaran ilmu-ilmu sosial yang dibelajarkan ditingkat SD, SMP, dan SMA. • Hakekat Pembelajaran IPS • Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar pada hakekatnya dimaksudkan untuk memberikan landasan mengenai kebutuhan pembangunan yang memerlukan; penyesuaian perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni • Bagi calon guru SD, hakekat IPS ditujukan untuk membekali calon guru agar menguasai substansi perbedaan esensial ilmu-ilmu sosial dan ilmu pengetahuan sosial dalam upaya membentuk peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS • Tujuan Pembelajaran IPS di SD Tujuan Pembelajaran: • Membentuk warga negara yang berkemauan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial. • Mendidik masyarakat menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. • Mendidik siswa untuk dilatih berpikir kritis dan demokratis, menjaga etikad baik, pantang masalah-masalah sosial yang bersifat pribadi di muka umum. • Tujuan Pembelajaran IPS di SD sasaran pokok pembelajaran IPS, mencakup dua hal mendasar yaitu; (1) Memupuk kemauan dan tekad untuk hidup secara bertanggung jawab demi keselamatan diri, bangsa, negara, dan tanah air, dan (2) Membangun sikap sosial yang rasional dalam kehidupan sehari-hari. • Ruang Lingkup IPS Sebagai Program Pendidikan Unit kajian dalam kajian IPS menyangkut keragaman dalam berbagai aspek kehidupan. • Kajian IPS merupakan suatu penelaahan terhadap kegiatan manusia yang berpusat pada lingkungan masyarakat terkecil (rumah tangga keluarga), kemudian dikembangkan dalam lingkup luas (RT Negara, Dunia) • Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga dapat berfungsi dalam berbagai hal, antara lain; berfungsi sebagai lembaga kebudayaan, lembaga ekonomi, lembaga peradilan, lembaga agama, maupun lembaga politik • Ruang Lingkup IPS Sebagai Program Pendidikan - Lanjutan • Sebagai lembaga budaya keluarga berfungsi sebagai peletak dasar-dasar pendidikan dan kebudayaan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai budaya. • Sebagai lembaga ekonomi, keluarga dapat berfungsi sebagai tempat untuk memenuhi kesejahteraan material seluruh anggota keluarganya, dan lembaga peradilan keluarga berfungsi memelihara serta menjamin terwujudnya keadilan seluruh anggota keluarganya. • Sebagai lembaga agama, keluarga berfungsi meletakkan dasar iman dan takwa kepada anggota keluarganya, • Sebagai lembaga politik, berfungsi memelihara serta mempertahankan kesejahteraan, ketentraman, keamanan, hak dan kewajiban anggotanya. MATERI 2 UNIT 3 : PEMBAGIAN ILMU SOSIAL DAN STRUKTUR ILMU SOSIAL (KONTEN IPS) Sub Unit 1 : Fakta, Konsep, Generalisasi dan Teori dalam IPS Sub Unit 2 : Nilai dan Sikap dalam IPS Sub Unit 3 : Ketrampilan dalam Ilmu Pengetahuan Sosial Sub Unit 1 : Fakta, Konsep, Generalisasi dan Teori dalam IPS Penguasaan guru terhadap struktur ilmu yang membentuk konten IPS, akan mempermudah guru dalam membelajarkan IPS kepada murid SD. Fakta: adalah kondisi yang dapat menggambarkan tentang keadaan di sekitar kehidupan orang, tokoh, pencipta benda, masyarakat, dsb. Misalnya: suasana zaman, keadaan lingkungan, suasana alam, sistem kemasyarakatan, pandangan hidup, pikiran, pendidikan, status sosial, dan perasaan. Konsep dan idea memiliki arti yang sama, dapat diartikan sebagai rupa atau pengertian. Konsep dalam arti rupa atau gambar atau bayangan dalam pikiran merupakan hasil tangkapan akal budi terhadap suatu entitas yang menjadi obyek pikiran. Konsep dalam arti pengertian merupakan representasi universal dari suatu entitas masyarakat dengan menggunakan ilmu. Didalam IPS, misalnya konsep; politik, ekonomi, sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dsb. Contoh : di Unit 2 Generalisasi dapat diartikan sebagai membuat suatu hal yang besar atau luas, bersifat sama atas dasar sifat dari hal yang kecil dan khusus. Ilmu-ilmu sosial biasa disebut dengan ilmu yang monothetic atau generalizing. Dalam pelajaran IPS SD kita tidak membahas fakta, konsep, dan generalisasi di dalam kajian ilmu-ilmu sosial yang berorientasi kepada disiplin ilmu, namun orientasi kajian diarahkan kepada pandangan yang multidisipliner. Contoh : Misalnya: topik ”keluarga” kita bisa mendekatinya dari perspektif Antropologi dan Sosiologi Teori adalah suatu kerangka pemikiran yang berkaitan dalam penyusunan konsep dan model yang tidak membuat generalisasi tetapi dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara generalisasi. Fungsi teori adalah untuk: menyediakan hipotesis-hipotesis yang dengannya berbagai interpretasi dapat diuji dan membuat ukuran-ukuran atau kriteriakriteria guna dijadikan dasar dalam pembuktian sesuatu. Dalam kajian IPS, teori dapat digunakan untuk menjelaskan suatu gejala dalam kehidupan di masyarakat sehingga kita dapat memahami perilaku dan posisi kita di tengah masyarakat. Contoh: teori determinisme ekonomi dari Karl Marx. Menurut Marx, segala perkembangan masyarakat tergantung pada perkembangan organisasi ekonomi. Manusia dapat mempengaruhi dan mengubah lingkungan sosial tetapi manusia tidak dapat mengubah apa yang telah ditentukan oleh evolusi ekonomi Sub Unit 2 : Konsep Nilai dan Sikap dalam IPS Nilai dan sikap dalam IPS, merupakan sesuatu yang dapat dipelajari sebagai unsur penentu keberhasilan manusia dalam kehidupan sosialnya Nilai adalah konsep mengenai penghargaan yang diberikan oleh warga masyarakat kepada beberapa masalah pokok dalam kaitan dengan kehidupan sosial masyarakat, sehingga dijadikan pedoman bagi tindakan atau tingkah laku bagi warga masyarakat bersangkutan. Nilai bersifat umum dan mempengaruhi perilaku seseorang terhadap obyek dan terhadap orang lain. didalam diri seseorang/peserta didik kemungkinan terdapat kecenderungan sikap sistem nilai yang dominan, seperti; nilai teoritik, nilai ekonomik, nilai aestetik, nilai sosial , nilai politik, dan nilai religi. Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk bertingkah laku secara konsisten terhadap suatu kelas orang atau benda tertentu Sikap merupakan keseluruhan dari kecenderungan, perasaan, pemahaman, gagasan, rasa takut, rasa terancam, dan keyakinan-keyakinan tentang sesuatu hal yang didalamnya terkandung aspek kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak. Sikap seseorang sangat ditentukan oleh nilai yang dianutnya. Nilai dan sikap yang harus dikembangkan guru untuk diajarkan kepada siwa, antara lain: menghargai harkat individu, yakin akan adanya persamaan kesempatan bagi semua orang, menjunjung tinggi hukum, bekerjasama demi kebahagiaan bersama dan bersikap demokratis, mempunyai kebebasan dan bertanggung jawab sebagai warga negara, mampu mengatur dirinya sendiri, menghargai alam dan menghormati Sang Pencipta, sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, dan tepat janji, dsbnya SUB UNIT 3 : Ketrampilan dalam Ilmu Pengetahuan Sosial IPS SD diharuskan berkontribusi kepada pengembangan ketrampilan siswa (intelektual, personal, dan sosial). Guru diharapkan menampilkan contoh-contoh yang menunjukkan adanya keterkaitan antara fakta, konsep, generalisasi, nilai, sikap, dan ketrampilan intelektual, personal, dan sosial. Latihan ketrampilan perlu diajarkan dan dipraktekkan kepada siswa, antara lain: (1) berpikir kritis, (2) menganalisa dan memecahkan masalah, (3) menentukan dan mengumpulkan informasi, (4) mengorganisasikan dan menilai secara logis, (5) membaca dan mendengarkan untuk dapat mengerti, (6) berbicara dan menulis yang akali, (7) menginterpretasikan peta, globe, bagan, statistik, dan grafik, (8) menggunakan konsep waktu, dan (9) ikut dalam kegiatan kelompok. Melalui pembelajaran fakta, konsep, generalisasi, dan latihan-latihan ketrampilan siswa yang telah berpikir kritis akan mampu : (1) Membedakan antara fakta dan opini. (2) Menilai kebenaran sumber informasi berdasarkan bahan-bahan tertentu, (3) Menyusun generalisasi, dan (4) Memecahkan masalah, baik secara bersama-sama dengan bimbingan maupun secara individu. MATERI 3 1. Ismaun: sejarah adalah ilmu pengetahuan tentang rangkaian kejadian yang berkausalitas pada masyarakat dengan segala aspeknya serta proses gerak perkembangannya yang kontinyu dari awal sampai sekarang yang berguna bagi pedoman kehidupan masyarakat sekarang dan sebagai arah cita-cita masa depan. 2. Muhamad Yamin: sejarah adalah ilmu pengetahuan yang pada umumnya berhubungan dengan cerita bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat pada masa lampau yang disusun berdasarkan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan atau sumber-sumber lain 3. Kingsley Davis: perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan (ilmu pengetahun, teknologi, kesenian, dll.). 4. Taylor: kebudayaan adalah suatu kompleks mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, norma, hukum, adat istiadat serta kebiasaan dari manusia sebagai warga masyarakat. 5. Selo Soemardjan: perubahan sosial budaya adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya termasuk didalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat FAKTOR PENYEBAB MENOLAK PERUBAHAN 1. Masyarakat ragu-ragu atau curiga terhadap hal baru yang dianggapnya sebagai sesuatu yang bersifat negatif. 2. Kurangnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat terhadap sesuatu yang baru sehingga mereka menolak. 3. Adanya kecenderungan untuk tetap menyukai, memelihara sesuatu hal yang lama membuat inovasi terhalang MATERI 4 • 5 SIFAT POKOK TEKNOLOGI (Tjakraatmadja) 1. Ilmu pengetahuan dan praktek/percobaan. 2. Teknologi dapat berupa kompetensi yang melekat pada diri manusia: berwujud fisik (mesin dan alat) maupun informasi (sistem dan organisasi). 3. Teknologi tidak memberikan nilai guna jika tidak diterapkan dan tidak terpakai secara tepat guna. 4. Tekonologi bersifat dinamis dan mempunyai siklus panjang. 5. Digunakan untuk kesejahteraan masyarakat atau meningkatkan kualitas hidup manusia • 3 TAHAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI (Alvin Toffler) 1. Revolusi hijau: perubahan besar dalam bercocok tanam sederhana menjadi pertanian yang lebih maju. Program ini disponsori oleh Ford dan Rockefeller untuk mencari berbagai varitas tanaman biji-bijian (beras dan gandum). Tujuan program : untuk mengatasi krisis populasi dan sumber daya alam yang menyerang negara-negara berkembang. 2. Revolusi industri Terjadi di Eropa pada Abad XVII akibat dari kemajuan teknologi untuk sektor industri. 3. Revolusi informasi Pada abad XX, kemajuan IPTEK bidang elektronika(sarana informasi dan komunikasi) tidak hanya terbatas secara lokal, regional, nasional maupun global, namun sampai menembus di luar bumi. • 3 macam teknologi yang harus dibina dan dikembangkan (Tarsis Tarmuji) 1. Teknologi Maju, yaitu teknologi yang berkaitan dengan berbagai bidang yang vital bagi masa depan bangsa Indonesia (misal: teknologi mineral), penelitian, dan pengembangan bidang energi (tenaga nuklir). 2. Teknologi Adaptif, yaitu perkembangan teknologi dan hasil penemuan yang bersumber pada penelitian dan pengembangan yang masih harus diolah. Pembinaan dan pengarahan teknologi adaptif sebaiknya ditujukan pada masalah sandang, pangan dan pemukiman. 3. Teknologi Protektif, yaitu teknologi yang ditujukan pada pemeliharaan, perlindungan, dan pengamanan ekosistem. Asas-asas teknologi protektif berkisar pada aspek konservasi, restorasi, dan generasi segenap sumber daya alam dan manusia yang ada dalam masyarakat. Perkembangan IPTEK seringkali justru menimbulkan dampak negatif dalam proses perubahan sosial, seperti: 1. Kesehatan masyarakat terganggu karena teknologi yang tidak ramah lingkungan 2. Masuknya teknologi dalam masyarakat telah mengubah cara hidup manusia dalam masyarakat karena masyarakat tidak disiapkan Hal-hal yang diperlukan dalam kesiapan masyarakat dan pengembangan teknologinya, antara lain: 1. Teknologi yang dikembangkan sesuai dengan lingkungannya (pengembangan dari teknologi tradisional) 2. Mengurangi teknologi import. 3. Meningkatkan daya kemampuan masyarakat dalam menyerap dan menerapkan IPTEK melalui pendidikan formal dan nonformal • HAMBATAN DALAM ALIH TEKNOLOGI • Ketidaksempurnaan pasar teknologi. • Kurangnya pengalaman dan ketrampilan dalam menyelesaikan hokum yang memadai untuk memperoleh teknologi baru tersebut. • Sikap apemerintah baik legislatif maupun administratif dari pemilik teknologi dan penerima teknologi. • Sumber keuangan karena tingginya biaya alih teknologi • permasalahan alih teknologi • Jenis teknologi yang dialihkan. • Penilaian atas teknologi. • Cara alih teknologi. • Harga teknologinya • Syarat-syarat yang menyertai alih ateknologi. • Penanaman dalam suatu perjanjian: lisensi, alih teknologi MATERI 6 JENIS-JENIS MEDIA 1. Media yang tidak diproyeksikan a. Gambar diam adalah gambar fotografik yang menggambarkan lokasi atau tempat, bendabenda serta obyek-obyek tertentu, misalnya: peta, gambar gunung, pegunungan, lereng, lembah, dan benda-benda bersejarah. b. Bahan-bahan grafis adalah gambar non fotografik dan bersifat dua dimensi yang dirancang untuk mengkomunikasikan suatu pesan kepada siswa, seperti: grafik, diagram, chart, sketsa, poster, kartun, komik. c. Model dan realita. Model adalah media yang menyerupai benda yang sebenarnya dan bersifat tiga dimensi. Contoh: model gunung berapi yang terbuat dari tanah liat, kertas atau semen, model candi, dan tiruan tentang rumah. Realita adalah model dan benda yang sesungguhnya, seperti: uang logam, tumbuh-tumbuhan, alatalat, binatang, dsb. TEKNIK PEMILIHAN MEDIA (John Jarolimek) 1. Tujuan instruksional yang akan dicapai. 2. Tingkat usia dan kematangan anak 3. Kemampuan baca anak 4. Tingkat kesulitan dan jenis konsep pelajaran 5. Keadaan atau latar belakang pengetahuan atau pengalaman anak. FAKTOR PENENTU PEMILIHAN METODE 1. Anak didik: jenis kelamin, latar belakang kehidupan, status sosial, kecerdasan, kreatifitas, dan perilaku. 2. Tujuan: metode harus tunduk pada tujuan pembelajaran 3. Situasi: metode mengajar harus sesuai dengan situasi dan tujuan yang akan dicapai 4. Fasilitator: laboratorium IPS dapat menggunakan lingkungan dan masyarakat sebagai fasilitatornya. 5. Guru: latar belakang pendidikan dan kemampuan guru akan mempengaruhi kompetensi. KRITERIA MENENTUKAN METODE (Cheppy HC) 1. Tujuan. Jika guru akan mengembangkan sikap dalam kehidupan keluarga maka metode yang dipilih adalah sosiodrama. 2. Kebutuhan dan minat anak Untuk menentukan rencana kegiatan pembelajaran, maka guru harus tahu kebutuhan anak. Pada kelas rendah diperlukan aktivitas yang bertumpu pada abuku bacaan, sosiodrama, permainan, dan membaca cerita 3. Cara penampilan guru Kepribadian guru dapat dilihat melalui penampilannya waktu mengajar DASAR PERTIMBANGAN GURU MEMILIH METIPS MEMILIH METODE 1. Pengajar (guru): pengetahuan yang dikuasai, pengalaman menagajar, personalitas. 2. Siswa: asal siswa tingkat intelektual, latar belakang siswa, pengalaman praktik, lingkungan sosial budaya siswa. 3. Tujuan yang akan dicapai 4. Materi/bahan (karakteristiknya: abstrak atau konkrit) 5. Waktu: waktu untuk persiapan, waktu yang tersedia untuk mengajar, waktu saat mengajar (pagi, siang, sore) 6. Fasilitas yang tersedia METODE PEMBELAJARAN IPS SD, ANTARA LAIN : Cooperative Learning (CL) 1. prinsip untuk mencapai hasil maksimal: 2. saling ketergantungan 3. tanggungjawab perseorangan 4. tatap muka 5. komunikasi antar anggota 6. evaluasi proses kelompok METODE PEMBELAJARAN IPS SD, ANTARA LAIN : Karyawisata METODE PEMBELAJARAN IPS SD, ANTARA LAIN : Bermain peran (Role-Playing) METODE PEMBELAJARAN IPS SD, ANTARA LAIN : Contextual Teaching and Learning (CTL) METODE PEMBELAJARAN IPS SD, ANTARA LAIN : Simulasi (Simulation) MATERI 7 PENDEKATAN STM pembelajaran yang pada dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks kehidupan manusia sehari- hari ATAU pendekatan terpadu antara sains dan isue teknologi yang ada di masyarakat. siswa dikondisikan agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif yang mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi guru sains dapat menggunakan pendekatan Sains- Teknologi- Masyarakat untuk menanamkan pemahaman konsep dan pengembangannya untuk kemaslahatan masyarakat TUJUAN PENDEKATAN STM Siswa dapat memecahkan masalah-masalah yang terjadi di masyarakat sebagai akibat dari dampak negatif kemajuan sains dan teknologi Contoh: 1. anak-anak lebih percaya diri apabila meniru perilaku orang asing dalam hal pola makan, potongan rambut, pakaian, dsb. 2. Anak-anak meniru adegan yang ditayangkan di TV, lebih suka membeli produk-produk iklan di TV tanpa tahu dan mengenali manfaatnya KARAKTERISTIK MODEL STM (Aikenhead) Pelajaran sains dipandang sebagai usaha manusia yang berkembang melalui aktivitas manusia dan akan mempengaruhi hidup manusia. Memandang pendidikan sains dalam konteks yang lebih luas, tidak hanya menyangkut konsepkonsep yang ditemukan oleh para ilmuwan saja tetapi juga menyangkut proses yang digunakan dalam menemukan konsep yang baru. Setiap pokok bahasan dikaitkan dengan konteks sosial dan teknologi sehingga siswa diharapkan dapat melihat adanya integrasi antara alam semesta sebagai sains dengan lingkungan buatan manusia sebagai teknologi dan dunia sehari-hari para siswa sebagai lingkungan sosial/masyarakat KARAKTERISTIK PENDEKATAN STM (Yager) 1. Berawal dari identifikasi masalah-masalah lokal yang ada kaitannya dengan sains dan teknologi oleh siswa (dengan bimbingan guru) 2. Penggunaan sumberdaya setempat baik sumber daya manusia maupun material 3. Keikutsertaan siswa secara aktif dalam mencari informasi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 4. Pengidentifikasian cara-cara yang memungkinkan sains dan teknologi untuk memecahkan masalah hari depan. 5. Dilaksanakan menurut strategi pembuatan keputusan. Setiap siswa harus menggunakan informasi sebagai bukti, baik untuk membuat keputusan tentang kehidupan sehari-hari maupun keputusan tentang masa depan masyarakat 6. Belajar tidak hanya berlangsung di dalam kelas atau sekolah, tetapi juga di luar sekolah atau di lapangan nyata. 7. Penekanan pada ketrampilan proses yang dapat digunakan siswa dalam memecahkan masalah mereka sendiri. 8. Membuka wawasan siswa tentang pentingnya kesadaran karir/profesi, terutama karir yang berkaitan dengan sains dan teknologi. 9. Adanya kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman dalam berperan sebagai warganegara untuk mencoba memecahkan masalah-masalah yang telah mereka identifikasi PERAN IPS 1. Bukan sebagai pencetak ilmuwan namun berpikir bagaimana menghadapi dampak sosial sebagai akibat perkembangan dan penerapan sains dan teknologi. 2. Pejiadi (pandangan konstruktivisme): pendidikan sains bukan hanya untuk meningkatkan aspek kognitif saja tetapi perlu mengembangkan aspek afektif (nilai kepedulian terhadap lingkungan) TAHAP-TAHAP IMPLEMENTASI PENDEKATAN STM 1. Apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi): mengemukakan issu atau masalah aktual dalam masyarakat. 2. Pembentukan konsep: siswa membangun atau mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi. 3. Aplikasi konsep atau penyelesaian masalah: menganalisis issu atau masalah yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasar konsep yang telah dipahami oleh siswa. 4. Pemantapan konsep: guru memberikan pemahaman konsep supaya tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa 5. Evaluasi: berupa evaluasi proses maupun evaluasi hasil MATERI 8 PEMBELAJARAN Pembelajaran yang Aktif Kreatif Efektif dan Menyenangkan (PAKEM/Joyful LEARNING) Multi Metode, Multi Media Praktek dan bekerja dalam tim Memanfaatkan lingkungan sekitar Di dalam dan di luar kelas Multiaspek (rasional,logis, praktis, etika) PAKEM P = Pembelajaran A = Aktif K = Kreatif E = Efektif M = Menyenangkan KOMPONEN UTAMA PAKEM PENDIDIKAN BAGI SISWA Apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dialami, setiap detik, setiap hari sepanjang tahun. Semua itu akan mempengaruhi perkembangan jiwanya dan membentuk karakter dan sikapnya kelak. Pembelajaran pemecahan masalah pemecahan masalah nyata proyek (berkelompok) berdiskusi masalah membuat penyataan/hipotesa mencari data/informasi diskusicari info lapor diskusi penutup solusi waktu banyak KEUNGGULAN METODE PROBLEM SOLVING Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. Berpikir dan bertindak kreatif. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan. Merangsang perkembangan kemajuan berfikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. Menimbulkan keberanian pada diri siswa untuk mengemukakan pendapat dan ide-idenya. TUGAS KELOMPOK Tunjukkan sebuah gambar tentang kenampakan alam: siswa diminta menemukenali lingkungan alam apa saja yang nampak. Lingkungan alam tersebut bermanfaat untuk apa saja Dalam kenyataan apakah di daerah lain memiliki kenampakan alam yang demikian? Siswa diminta mencatat alasannya mengapa di daerah lain tidak memiliki kenampakan alam yang demikian dan mereka tidak dapat memanfaatkannya. Apa yang seharusnya dilakukan orang supaya kenampakan alam dapat membawa manfaat bagi orang di sekitarnya? MATERI 9 • UNSUR-UNSUR PEMBENTUK IDENTITAS INDIVIDU (Koentjaraningrat) 1. Pengetahuan:pengalaman yang diterima oleh 5 indra manusia dalam hidupnya dan masuk kedalam sel-sel otak manusia (akal manusia). Pengalamannya ini dapat berwujud: a. Pengalaman: penggambaran riil (berfokus) b. Konsep: penggambaran abstrak a. Fantasi 2. Perasaan: keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negative. 3. Dorongan naluri: dorongan ialah kemauan yang sudah merupakan naluri. Menurut ahli psikologi paling sedikit ada 7 macam dorongan naluri: (1) untuk mempertahankan hidup, (2) seks, (3) untuk mencari makan, (4) untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesame manusia, (5) untuk meniru tingkah laku sesamanya, (6) untuk berbakti (simpati, hormat, cinta), dan (7) akan keindahan (warna, suara, gerak). • CARA INDIVIDU MENYESUAIKAN DIRI DENGAN LINGKUNGANNYA 1. Cara Alloplastis: individu secara aktif mempengaruhi dan bahkan sering mengubah lingkungannya. Individu akan tampil sebagai “agent of change”. Ia membawa nilai-nilai baru dan semangat baru dalam lingkungannya. Penampilannya akan ditandai oleh tindakan yang semata-mata rasional ke arah masa depan. 2. Cara Autoplastis: lingkungan yang akan membentuk kepribadian individu. Semakin besar pengaruh lingkungan terhadap individu semakin mudah ia terjebak untuk berkompromi. Bila seorang individu semakin tergantung pada lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya maka ia akan berlebihan dalam memberi harga kepada lingkungan fisik dan psikis. Sebaliknya, semakin kecil pengaruh lingkungan akan semakin nampak sikap individu yang mendapat dorongan dari dalam untuk anti terhadap kemapanan yang sudah ada. • SYARAT INTERAKSI SOSIAL 1. Adanya kontak sosial. Bentuk-bentuk kontak sosial: a. Antara orang perorangan: anak kecil mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam keluarganya (mengenal namanya dan orangtuanya karena diajari oleh orangtuanya). b. Orang perorangan dengan kelompok manusia atau sebaliknya: sosialisasi untuk mengenal lingkungannya yang dilakukan orang dan lingkungan sosial yang mendidik dirinya. c. Antara satu kelompok dengan kelompok manusia lainnya. 2. Adanya komunikasi • SUMBER-SUMBER PERUBAHAN SOSIAL 1. Faktor internal (faktor sosiogenik), artinya masyarakat itu sendiri yang merupakan sumber perubahan sosial, contoh: a. Gerakan sosial atau revolusi: adalah perubahan yang terjadi karena dapat direncanakan atau tanpa direncanakan. Revolusi Indonesia dimulai sejak munculnya nasionalisme tahun 1908 hingga 1949. b. Penemuan-penemuan baru atau inovasi-inovasi. Inovasi akan terjadi bila anggota masyarakat memiliki: (1) kesadaran perlunya meningkatkan kehidupan secara terus menerus, (2) berdaya akal tinggi, (3) ada persaingan yang sehat diantara anggotanya untuk mencapai prestasi tinggi demi kemajuan kelompoknya, dan (4) mendorong anggota masyarakat untuk berprestasi dan berkarya. c. Pertumbuhan dan pertambahan penduduk d. Konflik sosial antara individu dengan kelompok, seperti: masalah mode pakaian, potongan rambut, dsb. • SUMBER-SUMBER PERUBAHAN SOSIAL 2. Faktor Eksternal a. Perkembangan teknologi dan komunikasi. Masuknya unsur-unsur kebudayaan asing melalui: akulturasi (kontak kebudayaan), asimilasi (pembauran unsur kebudayaan), dan difusi (persebaran unsur kebudayaan) mempengaruhi terjadinya perubahan sosial b. Perubahan dalam lingkungan alam: penebangan hutan untuk pemukiman, gempa bumi, gunung meletus. c. Kekuatan kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap suatu masyarakat: penjajahan, penaklukan. d. Kebudayaan asing yang diterapkan atau diterima begitu saja dalam suatu masyarakat: masuknya agama-agama besar dunia ke Indonesia. • FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN SOSIAL Kontak dengan kebudayaan lain. Sistem pendidikan yang maju. Sikap ingin maju dan menghargai hasil karya seseorang. Toleransi terhadap perbuatan yang menyimpang. Sistem lapisan masyarakat yang terbuka. Penduduk yang heterogen. Masyarakat tidak puas dengan bidang-bidang kehidupan tertentu. • FAKTOR PENGHAMBAT PERUBAHAN SOSIAL Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat. Sikap masyarakat yang tradisionalistis. Adanya kepentingan yang tertanam kuat dalam jiwa masyarakat. Rasa takut terhadap perubahan. Adat kebiasaan dan ideologi masyarakat tradisional yang kuat • MASYARAKAT (Peter L. Berger) Adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan (bagian-bagian yang membentuk kesatuan) manusia yang luas sifatnya, seperti: a. hubungan antara anak dan orang tua, b. hubungan antara orang muda dan lanjut usia, c. hubungan antara laki-laki dan perempuan, d. hubungan antara atasan dan bawahan, e. hubungan antara guru dan muridnya, dll. • MASYARAKAT (COMMUNITY): Roucek and Warren adalah sekelompok manusia yang memiliki rasa kesadaran bersama dimana mereka berdiam (bertempat tinggal) dalam daerah yang sama, yang sebagian besar atau seluruh warganya memperlihatkan adanya adat kebiasaan dan aktivitas yang sama pula. • PERAN DAN STATUS SOSIAL DI MASYARAKAT 1. Peran yang diharapkan oleh masyarakat (expected roles): misal guru harus sabar, menjadi teladan) dan peran yang terlaksana dalam kenyataan (actual roles ialah peran sesuai dengan karakteristiknya/kepribadiannya), 2. Peran yang terberi (Ascribed roles) atau kedudukan seseorang dalam suatu masyarakat tanpa memperhatikan perbedaan-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan ini diperoleh karena kelahirannya) dan peran yang diperjuangkan (Achieved roles) atau kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengajanya). 3. Peran kunci (key roles merupakan sumber utama penghidupan seseorang meskipun belum tentu penghasilannya besar) dan peran tambahan (supplementary roles). • MACAM-MACAM NORMA 1. Folkways: norma-norma yang diikuti tanpa dasar, tanpa berpikir, hanya berdasar pada kebiasaan atau kelaziman dalam tradisi. Misalnya: apabila orang diberi sesuatu oleh orang lain maka ia akan mengucapkan terima kasih. Apabila orang tidak melakukan kebiasaan ini tidak akan mendapat sangsi dari masyarakat. 2. Tata krama: pola kelakuan tertentu yang digolongkan sebagai norma, kaidah, patokan tata krama dan sopan santun pergaulan. Pelanggaran terhadap tata krama tidak diikuti dengan sangsi yang keras. 3. Mores: norma kelakuan yang diikuti dengan keyakinan dan pertimbangan perasaan. Pada setiap masyarakat, perbuatan yang melanggar mores biasanya dikenakan sangsi yang sepadan menurut kebiasaan yang berlaku. MATERI 10 MASYARAKAT? PETER L. BERGER Masyarakat ialah suatu keseluruhan kompleks hubungan (bagian-bagian yang membentuk kesatuan) manusia yang luas sifatnya, seperti: Hubungan antara anak dan orang tua Hubungan antara orang muda dan lanjut usia Hubungan antara laki-laki dan perempuan Hubungan antara atasan dan bawahan Hubungan antara guru dan muridnya, dll. Koentjaraningrat, pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan, norma, perilaku, nilai yang berpusat pada aktivitas-aktivitas untuk mencapai dan memenuhi kebutuhan dasar dalam kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan status dan peran manusia. Contoh pranata sosial: 1. Pranata sosial pada keluarga: cinta kasih, regenerasi, dsb. 2. Pranata sosial pada pendidikan atau ilmu pengetahuan: kebiasaan bangun pagi, rajin membaca, rajin diskusi, rajin mengikuti kuliah 3. Pranata sosial pada bidang kesehatan: memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. 4. Pranata agama: berkaitan dengan masjid, gereja, pura, dsb. 5. Pranata ekonomi, berkaitan dengan kebutuhan barang 6. Pranata politik, berkaitan dengan penggunaan kekuasaan • FUNGSI PRANATA SOSIAL 1. Untuk pedoman manusia dalam bertingkah laku atau bersikap didalam berinteraksi dengan orang lain dan menghadapi masalah-masalah di dalam masyarakat. 2. Menjaga keutuhan dan keberlangsungan masyarakat. 3. Memberi pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial atau pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku para anggotanya • MACAM-MACAM SOSIALISASI • Sosialisasi primer, adalah sosialisai untuk mengenal dirinya sendiri dan lingkungan sosialnya. Contoh anak mengenal namanya dan orangtuanya karena diajari oleh orangtuanya. • Sosialisasi sekunder, adalah sosialisasi untuk mengenal lingkungannya yang dilakukan orang dan lingkungan sosial yang mendidik dirinya • TERJADINYA NEGARA RI Negara Republik Indonesia sebagai negara kesatuan terjadi secara alamiah sejalan dengan tuntutan manusia dan kehendak Tuhan seperti yang tersurat pada alinea ketiga UUD 1945. Negara berdasarkan Pancasila yang berawal dari keluarga yang merupakan dasar kehidupan bermasyarakat atau bernegara. • DASAR PEMERINTAHAN NEGARA INDONESIA 1. Indonesia adalah negara berdasar atas hukum 2. Pemerintahan berdasar pada sistem konstitusional 3. Kekuasaan tertinggi berada di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) 4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara tertinggi dibawah MPR. 5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) 6. Menteri-menteri negara adalah pembantu presiden. Menteri-menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR. 7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas MATERI 11 1. Fraenkel: standard tingkah laku, keindahan, efisiensi/penghargaan yang telah disetujui seseorang dimana seseorang berusaha hidup dengan nilai tersebut serta bersedia mempertahankannya. 2. Standin mengklasifikasikan nilai menjadi: Nilai hedonic: nilai-nilai yang mementingkan kenikmatan Nilai estetika: nilai yang berkenaan dengan keindahan Nilai etika Nilai religious Nilai logika Nilai utility 3. Koentjaraningrat: sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat yang dianggap bernilai dalam hidupnya. Sistem nilai budaya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. 3 KOMPONEN SIKAP (PAKAR PSIKOLOGI) 1. Kognitif: kepercayaan atau keyakinan yang menjadi pegangan seseorang. 2. Afektif: perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu obyek. 3. Konatif: kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu terhadap sesuatu obyek. 4. Bimo Walgito: keadaan yang ada pada diri manusia yang menggerakkan untuk bertindak dalam menanggapi obyek dan terbentuk atas pengalaman. 5. Siti Partini S.: kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negative terhadap obyek atau situasi secara konsisten. 6. Koentjaraningrat: suatu keadaan mental di dalam jiwa dan diri seorang individu untuk bereaksi terhadap lingkungannya. Sikap biasanya dipengaruhi oleh nilai budaya dan bersumber pada sistem nilai budaya 7. Teori pembelajaran (learning theory): perubahan sikap sebagai suatu proses pembelajaran. 4 unsur yang dapat memberi pengaruh perubahan sikap seseorang (program Yale): Penyampai (sumber) informasi: daya tarik fisik, cara berbicara menarik, keyakinan diri, penampilan pribadi yang jujur, kepakaran, perhatian/motivasi dalam menyampaikan informasi. Komunikasi atau informasi yang disampaikan. Penerima: kepercayaan diri, kecemasan, depresi Situasi atau konteks: informasi akan berkesan bila disampaikan dalam situasi yang netral. 2. Teori fungsional (functional theory): Perubahan sikap terjadi dalam rangka mendukung maksud atau tujuan yang ingin dicapainya. Fungsi sikap untuk memenuhi kebutuhan individu: Sebagai alat: perubahan sikap diharapkan akan memperoleh hadiah sebesar-besarnya dan hukuman sekecil-kecilnya. Sebagai pertahanan diri: perubahan sikap didasarkan pada keinginan seseorang untuk melindungi atau mempertahankan dirinya. Sebagai pernyataan nilai: perubahan sikap didasarkan pada keinginan seseorang untuk menyatakan sikap yang selaras dengan nilai-nilai utama bagi dirinya. Sebagai pengetahuan: perubahan sikap didasarkan pada keperluan seseoarang untuk mendapatkan informasi dalam rangka kebaikan lingkungan hidupnya 3. Teori pertimbangan sosial (social judgement theory): perubahan sikap merupakan suatu penafsiran kembali terhadap suatu obyek yang mencakup ruang gerak penerimaan, ruang gerak tidak pasti, dan ruang gerak penolakan. Proses perubahan sikap tergantung kepada keteguhan individu dalam berpegang pada suatu pandangan HUBUNGAN SIKAP, NILAI, PERILAKU Para pakar psikologi: Nilai lebih bersifat global daripada sikap. Nilai tidak mempunyai obyek yang spesifik seperti dalam sikap, namun sangat penting peranannya dalam pembentukan sikap. Nilai mempengaruhi pembentukan dan arah sikap seseorang, perilaku dan perbuatan seseorang dengan mempengaruhi sikap dan penilaian terhadap konsekuensi dari perilaku dan perbuatan orang. Pengajaran dan penanaman nilai merupakan hal penting dalam rangka pembinaan sikap dan kepribadian siswa PENANAMAN NILAI dan SIKAP dalam IPS Dipersiapkan dan dirancang berkesinambungan dengan penekanan pada setiap tingkat yang berbeda. Semakin tinggi jenjangnya semakin besar pula unsur pemahaman dan pertanggungjawabannya SIKAP DAN TINGKAH LAKU UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI KEMANUSIAAN DAN KESATUAN (PAUL SUPARNO) 1. Sikap penghargaan kepada setiap manusia. Setiap manusia adalah bernilai sehingga tindakan meremehkan, menghina, merendahkan orang lain dianggap tidak baik. 2. Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia, sopan, dan tepat janji. 3. Sikap demokratis dan menghargai gagasan orang lain serta mau hidup bersama orang lain yang berbeda. 4. Kebebasan dan tanggung jawab 5. Penghargaan terhadap alam 6. Penghormatan kepada Sang Pencipta. 7. Sikap pengembangan sebagai pribadi manusia: disiplin, bijaksana, cermat, mandiri, untukmenunjang penyempurnaan diri pribadi. MATERI 12 ASPEK MANUSIA Aspek manusia dalam suatu wilayah menyangkut aspek-aspek keberadaan dan aktivitas yang dilakukan oleh manusia berupa: kependudukan, aktivitas ekonomi, aktivitas sosial, aktivitas budaya, aktivitas politik dan pertahanan keamanan AKTIVITAS EKONOMI LEMBAGA SOSIAL AKTIVITAS BUDAYA AKTIVITAS POLITIK DAN PERTAHANAN KEAMANAN INDONESIA RAS INDONESIA Ras adalah menyangkut ciri-ciri jasmani pada manusia yang diwariskan secara turun temurun. Ciriciri jasmani tersebut meliputi: warna kulit, tinggi badan, tipe dan warna rambut, bentuk tengkorak, bentuk kelopak mata, golongan darah, dan bau badan. Secara rasial penduduk Indonesia terdiri dari ras Palaeomongoloid, yakni campuran antara Mongolid asli dan Weddoid. SEBAB TERBENTUKNYA ANEKA ETNIK Bentuk fisik wilayah Indonesia: berbentuk kepulauan. Masing-masing penduduk yang menempati setiap pulau atau sebagian dari pulau tumbuh menjadi kesatuan etnik, dan mengembangkan kepercayaan bahwa mereka memiliki asal usul dan satu keturunan yang sama. Indonesia terletak diantara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik yang sangat mempengaruhi terciptanya pluralitas agama didalam masyarakat Indonesia. Pengaruh ini muncul sebagai akibat terjadinya lalu lintas perdagangan laut yang sudah terjadi ribuan tahun yang lalu. Kondisi iklim yang berbeda dan struktur tanah yang tidak sama di antara berbagai daerah di Indonesia menciptakan lingkungan ekologis yang berbeda. AGAMA DI INDONESIA Berbagai agama yang berkembang dan dianut oleh masyarakat Indonesia adalah: Agama Hindu, Buddha, Islam, Konghuchu, Katholik, Kristen Protestan, dan aliran kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa. Dalam hubungannya dengan lingkungan sekitarnya, setiap agama yang ada mengajarkan supaya penganutnya berusaha mengolah, menerapkan dan melestarikan ajarannya mengenai kebenaran, keadilan, dan kasih.