bentuk-bentuk hukum perbuatan administrasi negara

advertisement
BENTUK-BENTUK HUKUM
PERBUATAN
ADMINISTRASI NEGARA
Ilmu Administrasi Negara
Semester IV
Fakultas Ilmu Sosial & Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
http;//herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
1
Pokok Bahasan
1.
2.
3.
4.
Pengertian perbuatan administrasi
Macam-macam perbuatan administrasi
Keputusan dan peraturan administrasi negara
Syarat-syarat
sahnya
suatu
keputusan
administrasi negara
http;//herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
2
Pengertian Perbuatan Administrasi
Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsinya (Lemaire menyebut
sebagai “Bestuurszorg” yaitu menyelenggarakan kesejahteraan umum
oleh pemerintah), maka administrasi negara melakukan berbagai macam
perbuatan atau kegiatan administrasi negara yang sering disebut sebagai
tindak administrasi negara atau perbuatan administrasi negara.
Romeyen mengemukakan bahwa tindak-pengreh (bestuurhandeling)
adalah tiap-tiap tindakan/perbuatan dari satu alat perlengkapan
pemerintahan (bestuursorgaan), dan juga di luar lapangan hukum
administrasi negara, misalnya keamanan, peradilan dan lain-lain yang
bermaksud untuk menimbulkan akibat hukum di bidang hukum
administrasi negara.
Van Vollenhoven mengemukakan bahwa “bestuur” yaitu pemeliharaan
kepentingan negara dan rakyat secara spontan dan tersendiri oleh
penguasa tinggi dan rendahan (prinsip hirarkhi). Spontan disini diartikan
segera atas inisiatif sendiri menghadapi keadaan dan keperluan yang
timbul, satu demi satu (individuele gevallen) termasuk dalam bidangnya
demi untuk kepentingan umum.
http;//herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
3
Macam-macam Perbuatan Administrasi Negara
Perbuatan –perbuatan administrasi negara dapat digolongkan dalam
dua kategori yaitu:
1) kategori perbuatan hukum (rechthandelingen),
Contoh: memungut pajak, memberikan izin bangunan, dll.
2) kategori perbuatan yang bukan perbuatan hukum atau perbuatan
tanpa akibat yang diatur oleh hukum (geen rechts-tetapi hanya
feitelijke handelingen).
Contoh: membuat lapangan olah raga, membuat masjid, dsb.,
http;//herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
4
Perbuatan hukum administrasi negara terdapat dua
kategori yaitu :
1.
Perbuatan menurut hukum privat (sipil)
Administrasi negara dapat menggunakan hukum privat dalam
menjalankan tugasnya yaitu melakukan perbuatan-perbuatan menurut
hukum privat. Misalnya, administrasi negara menyewa atau menyewakan
ruangan (pasal 1548 KUHPerd.)
2.
Perbuatan menurut hukum publik
1)
2)
Perbuatan hukum publik yang bersegi dua (tweezijdige
pupliekrechtelijke handeling), yaitu suatu perjanjian berdasarkan
hukum publik.
Perbuatan hukum publik yang bersegi satu (eenzijdige
pupliekrechtelijke handeling).
Perbuatan hukum publik yang bersegi satu yang dilakukan oleh
badan administrasi negara diberi nama “Ketetapan” atau
“beschikking” dan perbuatan membuat ketetapan ini disebut
“penetapan”.
http;//herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
5
W.F. Prins memberikan definisi “ketetapan” sebagai berikut: “Ketetapan adalah
suatu perbuatan hukum yang bersifat sebelah pihak, dalam lapangan pemerintah,
dilakukan oleh suatu badan pemerintah berdasarkan kekuasaannya yang istimewa”.

Ketetapan Intern
Ketetapan yang dibuat untuk mengatur hubungan dalam
lingkungan badan pemerintah yang membuatnya.
Contoh: keputusan memberikan izin cuti kepada
karyawannya.

Ketetapan Ekstern)
Ketetapan yang mengatur hubungan antara pemerintah
dengan seorang warga negaranya atau antara pemerintah
dengan sebuah badan swasta atau antara dua atau lebih
badan pemerintah
Contoh: IMB.
http;//herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
6
Ketetapan dibentuk oleh unsur-unsur sebagai berikut :





Adanya perbuatan hukum
Bersifat sebelah pihak
Dalam lapangan pemerintahan
Dilakukan oleh badan pemerintah
Berdasarkan kekuasaan yang istimewa
http;//herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
7
Perbedaan Ketetapan Administrasi Negara dengan
Peraturan
Utrech mengemukakan bahwa: ketetapan itu dibuat untuk menyelesaikan
suatu hal kongkrit yang telah diketahui terlebih dahulu oleh administrasi
negara. Sedangkan peraturan dibuat untuk menyelesaikan hal-hal yang
belum dapat diketahui terlebih dahulu dan yang mungkin akan terjadi (hal
umum). Peraturan ditujukan kepada hal-hal yang masih abstrak.
Hubungan antara peraturan dengan ketetapan adalah bahwa peraturan
merupakan hukum in abstrakto atau general norm yang sifatnya mengikat
umum atau berlaku umum sedangkan tugasnya adalah mengatur hal-hal
yang umum atau hal-hal yang masih abstrak, agar peraturan ini dapat
dilaksanakan haruslah dikeluarkan ketetapan-ketetapan yang membawa
peraturan ini kedalam peristiwa yang kongkrit, yang nyata tertentu. Jadi
ketetapan ini yang tugasnya melaksanakan peraturan kedalam peristiwa
kongkrit tertentu maka sifatnya menjadi mengkikat subyek hukum tertentu,
mengatur hal-hal kongkrit tertentu, karena itu ketetapan ini disebut hukum
in concreeto atau individual norm.
http;//herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
8
Syarat-syarat Sahnya Suatu Ketetapan
Administrasi Negara
Van Der Pot menyebutkan beberapa syarat sahnya suatu ketetapan, yaitu:

Ketetapan harus dibuat oleh badan (organ) yang berwenang
(bevoegd) membuatnya. Ketidakwenangan itu ada empat macam,
yaitu:
1. Ketidakwenangan ratione materiae, artinya bahwa alat
perlengkapan itu pada hakikatnya tidak berwenang
(incompetentie ratione materiae)
2. Ketidakwenangan ratione loci, yaitu bahwa alat perlengkapan
itu di dalam batas wilayah tertentu tidak berwenang
(incompetentie ratione loci).
3. Ketidakwenangan Ratione Temporis, yaitu bahwa alat
perlengkapan itu hanya berwenang dalam suatu jangka waktu
tertentu saja (incompetentie ratione temporis).
4. Ketidakwenangan kuorum (incompetentie quorum), yaitu
pembuatan ketetapan yang tidak memperhatikan quorum
yang diperlukan agar rapat dapat memutuskan.
http;//herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
9



Karena ketetapan itu adalah suatu pernyataan kehendak
(wilsverklaring) maka pembentukan kehendak itu tidak boleh
mengandung kekurangan juridis yaitu tidak boleh mengandung
paksaan, kekeliruan, dan penipuan.
Ketetapan itu harus diberi bentuk (vorm) yang ditetapkan dalam
peraturan yang menjadi dasarnya dan pembuatannya harus juga
memperhatikan tata cara (procedure) membuat ketetapan itu,
bilamana tata cara ini ditetapkan dengan tegas dalam peraturan
dasar tersebut.
Isi dan tujuan ketetapan harus sesuai dengan isi dan tujuan
peraturan dasarnya. Artinya bahwa setiap ketetapan yang dibuat
harus sesuai dengan isi dan tujuan undang-undang yang menjadi
dasar ketetapan itu.
http;//herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
10
Van Der Pot, menyatakan bahwa salah satu syarat tidak dipenuhi maka ketetapan itu
tidak sah. Suatu ketetapan yang tidak sah dapat merupakan:

Ketetapan yang batal karena hukum (nietig van rechtswege)
Yaitu ketetapan yang isinya menetapkan bahwa akibat suatu perbuatan itu untuk
sebagian atau seluruhnya bagi hukum dianggap tidak ada, tanpa diperlukan
keputusan hakim atau badan administrasi negara yang berwenang untuk
menyatakan batalnya ketetapan tersebut, jadi ketetapan itu batal sejak
dikeluarkannya.

Ketetapan yang batal (nietig), dapat batal mutlak atau batal nisbi
Ketetapan yang batal adalah ketetapan yang pembatalannya atau batalnya harus
dengan keputusan hakim atau oleh badan administrasi negara yang lebih tinggi
dari badan administrasi negara yang mengeluarkan ketetapan tersebut.

Ketetapan yang dapat dibatalkan (vernietig baar).
Adalah ketetapan yang dinyatakan batal oleh hakim atau oleh badan
administrasi negara yang berwenang, ini berarti bahwa bagi hukum, perbuatan
yang dilakukan dan akibatnya dianggap ada sampai waktu pembatalan.
http;//herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
11
Terima Kasih
http;//herwanp.staff.fisip.uns.ac.id
12
Download