KEUANGAN SEHAT, KELUARGA HARMONIS Pak devie, sering saya mendengar banyak keluarga berantakan karena masalah ekonomi. Berita seperti itu cukup menakutkan bagi saya yang sedang memulai membentuk keluarga baru. Oleh karena itu, mohon dijelaskan bagaimana mengelola keuangan keluarga agar terhindar dari masalah ekonomi? Keluarga Suandono Surabaya Apa yang dikatakan oleh keluarga Suandono benar, karena apabila mampu mengelola keuangan keluarga (personal finance) akan mengurangi resiko kehancuran keluarga karena masalah ekonomi. Mengelola keuangan keluarga dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu 1) mengevaluasi kesehatan keuangan keluarga, dan 2) menyusun rencana keuangan. Indikator keluarga dikatakan sehat secara keuangan adalah memiliki dana darurat untuk berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu pada keluarga sebesar 3-6 kali pendapatan bulanan, cicilan pinjaman tidak melebihi 35% dari pendapatan bulanan, memiliki kemampuan menyimpan tiap bulan minimal 10%20% dari pendapatan, dan harta yang dimiliki keluarga didanai oleh hutang tidak melebihi angka 50%. Apabila keluarga belum bisa memenuhi indikator kesehatan keuangan, maka keluarga tersebut cukup sulit menyusun rencana keuangan sehingga diperlukan perbaikan, seperti perubahan gaya hidup dan kreatif dalam menambah pendapatan. Setelah keuangan keluarga dikatakan sehat, maka keluarga tersebut dapat melanjutkan untuk menyusun rencana keuangan yang dimulai dengan menentukan tujuan keuangan keluarga. Tujuan keuangan keluarga harus ditentukan dengan mempertimbangkan skala prioritas. Urutan prioritas yang harus diutamakan keluarga adalah memiliki dana pendidikan anak, dana hari tua, dana yang lain seperti dana membeli rumah, dana berwisata, dana mengganti mobil baru dan sebagainya. Urutan prioritas tersebut hendaknya jangan dibolak-balik, karena apabila dana yang dimiliki keluarga terbatas maka dana tersebut akan difokuskan untuk memenuhi prioritas yang paling penting. Setelah keluarga memutuskan prioritas tujuan keuangan yang dipilih, maka keluarga tersebut dapat melakukan perencanaan dana pendidikan, perencanaan hari tua, perencanaan investasi, perencanaan pajak, perencanaan resiko, perencanaan warisan, dan perencanaan lainnya, seperti membeli rumah tinggal, mobil, wisata dan sebagainya. Melalui Perencanaan dana pendidikan, Perencanan hari tua, dan Perencanaan lainnya, keluarga dapat menentukan besaran dana yang dibutuhkan dan sekaligus waktu membutuhkan dana tersebut. Setelah mengetahui dana yang dibutuhkan di masa depan, keluarga melakukan perencanaan investasi. Tidaklah mudah bagi keluarga dalam menyusun rencana investasi, karena dalam perencanaan investasi diperlukan pemahaman atas hasil maupun resiko produk investasi , kesesuaian produk investasi dengan profil resiko keluarga, dan sekaligus konsekuensi pajak atas produk investasi tersebut. Perencanaan resiko perlu dilakukan agar keluarga tersebut tetap dapat memenuhi tujuan keuangan keluarga, apabila terjadi kematian mendadak, ketidakmampuan bekerja normal, dan sakit. Oleh karena itu, perlunya keluarga memiliki asuransi sebagai upaya mentransfer resiko. Walaupun banyak perusahaan asuransi menawarkan produk campuran antara proteksi resiko dan investasi, keluarga harus tetap menempatkan asuransi sebagai upaya mentransfer resiko, kalau memiliki tambahan dana boleh mengkombinasikan antara proteksi resiko dan investasi. Perencanaan warisan adalah perencanaan yang terakhir dilakukan oleh keuangan. Setiap orang memiliki 4 masa dalam hidupnya, dimulai dari masa sekolah, masa bekerja, masa tidak produktif (pensiun), dan terakhir masa memberi. Pada masa memberi kepada anggota keluarga yang dicintai dapat dilakukan dengan hibah (pada saat masih hidup) dan warisan (pada saat sudah meninggal). Apabila keluarga berencana memilih warisan, maka perlu menyusun rencana warisan agar setiap anggota keluarga tidak bermasalah dengan warisan dan sekaligus mendapatkan bagian sesuai dengan harapan pewaris. Selamat Mencoba. Devie., CFP®