Press Release Untuk Penerbitan Segera IPMG Cegah Anemia Bersama Posyandu Turunkan Prevalensi Anemia di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu Jakarta, 14 Oktober 2009. Dalam rangka mendukung pemerintah mencapai Indonesia sehat 2010, IPMG (International Pharmaceutical Manufacturers Group) kembali melakukan langkah nyata untuk meningkatkan sistem kesehatan nasional yang menjadi salah satu indikator pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals, MDGs). Bersama Yayasan Kusuma Buana (YKB), IPMG menyelenggarakan program “IPMG Cegah Anemia Bersama Posyandu” yang berlangsung sejak November 2006. Pada tahap pertama (November 2006 – November 2007), program ini telah berhasil menurunkan prevalensi anemia sebesar 66,2% melalui 21 posyandu di daerah Jakarta, Bekasi dan Sumedang yang mencakup pemeriksaan pada 1715 balita, 942 ibu balita, 149 ibu hamil, 156 ibu menyusui dan 91 kader posyandu. Sementara itu, untuk tahap kedua yang berjalan dalam periode 2008 - 2009, program ini diselenggarakan di kelurahan Pulau Panggang (di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka), Kepulauan Seribu. Program Cegah Anemia Bersama Posyandu 2008-2009 telah melakukan pemeriksaan darah pada 1560 peserta posyandu (bayi, balita, ibu balita, ibu menyusui, ibu hamil dan kader) dan 2389 siswa sekolah (SD, SMP, SMA). Hasil survei yang telah dilakukan YKB menunjukan bahwa bayi merupakan populasi terbanyak yang menderita amenia, diikuti dengan balita lalu ibu hamil. “Kurangnya zat besi pada anak-anak dalam masa pertumbuhan dapat menyebabkan melemahnya daya tangkap serta meningkatkan resiko terhadap penyakit. Pada perempuan hamil atau menyusui, kurangnya zat besi dapat menimbulkan anemia yang cenderung akan menurun kepada bayi yang sedang dikandungnya,” ujar Parulian Simanjuntak, Direktur Eksekutif IPMG. Dari hasil pelaksanaan kegiatan berupa penyuluhan, pemeriksaan darah (awal dan akhir) dan pemberian suplemen besi maka proporsi prosentase penurunan prevalensi anemia tertinggi diperoleh pada kelompok ibu menyusui yang mencapai 79,3%, diikuti oleh ibu hamil (51,9%) dan ibu balita (44,4%). Di kalangan siswa sekolah, proporsi prosentase penurunan prevalensi anemia tertinggi dicapai siswa SMP (75,6%), disusul siswa SMA (55,1%) dan SD (34,1%). “Sebagai upaya CSR maka IPMG, melalui program Cegah Anemia Bersama Posyandu telah mengambil langkah awal yang baik untuk membantu pemerintah dalam mencapai salah satu dari target Millenium Development Goals (MDGs) yaitu meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Mudah-mudahan ini bisa mendorong kalangan dunia usaha untuk melakukan upaya serupa,” kata dr. Adi Sasongko MA, Direktur Pelayanan Kesehatan YKB. Sebagai penutup dari periode tahap ketiga program Cegah Anemia Bersama Posyandu, IPMG dan YKB mengadakan kegiatan seminar yang diselenggarakan kemarin, 13 Oktober 2009 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. Seminar tersebut dihadiri oleh Bupati dan pimpinan Kabupaten Administrasi Kep. Seribu, pejabat lintas sektor terkait (kesehatan, pendidikan, kesra dsb), para kader posyandu, guru dan tokoh masyarakat di daerah tersebut. Press Release Untuk Penerbitan Segera Anemia adalah suatu keadaan dimana komponen di dalam darah, yakni hemoglobin (Hb) dalam darah jumlahnya kurang dari kadar normal. Jika tidak segera ditangani anemia zat besi bisa menyebabkan ganguan kesehatan serius. Prevalensi anemia gizi besi di Indonesia cukup tinggi. Menurut data yang dikeluarkan Depkes RI, pada kelompok usia balita prevalensi anemia gizi besi pada tahun 2001 adalah 47,0%, kelompok wanita usia subur 26,4%, sedangkan pada ibu hamil 40,1%. Data WHO tidak kalah fantastis: hampir 30% total penduduk dunia diperkirakan menderita anemia. Anemia bisa diderita siapa saja, namun ada masa rentan anemia. Diantaranya pada masa kehamilan, balita, remaja, masa dewasa muda dan lansia. Pada ibu hamil, prevalensi anemia defisiensi berkisar 45-55%, artinya satu dari dua ibu hamil menderita anemia. Penderita anemia biasanya ditandai dengan mudah lemah, letih, lesu, nafas pendek, muka pucat, susah berkonsentrasi serta fatique atau rasa lelah yang berlebihan. Gejala ini disebabkan karena otak dan jantung mengalami kekurangan distribusi oksigen dari dalam darah. Denyut jantung penderita anemia biasanya lebih cepat karena berusaha mengkompensasi kekurangan oksigen dengan memompa darah lebih cepat. Akibatnya kemampuan kerja dan kebugaran tubuh menurun. Jika kondisi ini berlangsung lama, kerja jantung menjadi berat dan bisa menyebabkan gagal jantung kongestif. Anemia zat besi juga bisa menyebabkan menurunya daya tahan tubuh sehingga tubuh mudah terinfeksi. -selesaiInformasi lebih lanjut hubungi: Dr. Adi Sasongko Yayasan Kusuma Buana Jl. Asem Baris Raya Blok A/3 Gudang Peluru - Jakarta Telepon (62-21) 829 6337 Hanum Yahya Communications Manager Telepon: 62-21-769 7531 Fax : 62-21-769 7532 Mobile : 0812 – 1076 380 E-mail : [email protected] Tentang IPMG: IPMG adalah asosiasi yang beranggotakan 28 perusahaan farmasi internasional berbasis riset yang beroperasi di Indonesia. Anggota IPMG dan perusahaan induk secara berkesinambungan melakukan penelitian dan pengembangan untuk menemukan terobosan baru dalam pengobatan, solusi kesehatan serta menghadirkan obat-obatan yang inovatif ke Indonesia. Sejak tahun 1999 anggota IPMG telah memperkenalkan lebih dari 250 produk baru di Indonesia meliputi pengobatan kanker, penyakit infeksi, kardiovaskular dan penyakit kronis lainnya serta mempekerjakan 9,000 karyawan. Press Release Untuk Penerbitan Segera Tentang Yayasan Kusuma Buana: Yayasan Kusuma Buana (YKB) adalah sebuah organisasi non-profit dan non-pemerintah yang didirikan pada tahun 1980. YKB bertujuan untuk meningkatkan peranan sektor swasta dalam keluarga berencana, kesehatan reproduksi dan pembangunan masyarakat dengan melakukan pelayanan komunitas, riset dan penyuluhan kesehatan.