BAB 1 - Perpustakaan IAIN Kendari

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini, dalam keluarga pegawai Negeri sipil banyak muncul
gejala kurang
baik yang mengarah pada rusaknya mental anak yang pada akhirnya berujung pada rusaknya
mental bangsa dan agama. Banyak kekhawatiran para orang tua pegawai negri sipil, pihak
lembaga pendidikan, lembaga-lambaga terkait lainnya bahkan pemerintah turut memberi
perhatian yang besar akan hal ini. Latar belakang timbulnya kerusakan mental anak tentulah
bermacam-macam. Makin kompleks keadaan suatu keluarga pegawai Negeri Sipil, tentulah
makin besar pula permasalahan yang di hadapinya, salah satu sebab mendasar dari masalah mental
anak yakni karena iklim dan kondisi keluarga yang kurang kondusif dalam membina mental
kepada anak, terutama dari segi komunikasi yang tumbuh dan membudaya dalam sebuah
keluarga pegawai Negeri Sipil, Baik buruknya sebuah keluarga juga sangat di tentukan oleh
peran komunikasi yang ada di dalamnya.
Persoalan anak memang benar-benar memerlukan perhatian
dari pihak keluarga
terutama orang tuanya. Di sini peran orang tua sangat besar artinya, sebab orang tua adalah
unsur utama dalam melakukan pembinaan terhadap anak-anaknya
Sebagaimana Rasulullah SAW, Bersabda :
‫كُلُمولوديولدُعلُالفطرةُفأبواهُيهودُنهُاوُينصرانهُاومجسان‬
1
2
Terjemahanya :
“Tidaklah anak itu dilahirkan kecuali membawa fitrah maka kedua
orang tuanyalah yang menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani, Majusi.” (HR. Muslim) 1
Keluarga pegawai negri sipil merupakan unit terkecil dalam masyarakat dan juga
merupakan
fundamen dalam menciptakan generasi-generasi penerus,
bangsa sehingga
mendapat perhatian ekstra dalam hal pembinaan mental anak. Namun, seiring dengan
meningkat kebutuhan hidup, dan arus kehidupan yang semakin moderen terutama di daerah
perkotaan, serba terbatasnya waktu yang tersedia bagi para orang tua sehingga perhatian
kepada anak menjadi berkurang. Saat ini orangt tua lebih mengutamakan pekerjan di luar
rumah dari pada kepentingan anak yang menyangkut pada pembinaan mentalnya sehingga
berdampak pada kurangnya frekuensi komunikasi antara orang tua dan anak. Hal semacam
ini mempengaruhi pemahaman orang tua dalam pembinaan mental anak.
Dalam hal ini, diharapkan setiap keluarga pegawai negeri sipil yang berada di desa
Baito mampu memberikan pembinaan mental kepada anak-anak mereka dengan memberikan
komunikasi yang sehat dan efektif sehingga akan melahirkan anak yang lebih baik dan bisa
dibanggakan. Pembinaan mental tersebut diharapkan dapat mengontrol masyarakat yang
sedang menuju kearah masyarakat yang matrealistis dan individualistis . Orang tua diberi
amanat untuk mengisi eksistensi anak agar terlindung dari bencana fisik atau mental. Untuk
itu di perlukan totalitas, intensif,
1
Imam Muhyddin An-Nawawiy, Al-Minhaj Shyahihul Muslim Ibn Hujjaj Bisyarhil Imam Muhyiddin AnNawawiy, Juz 16, Dalam Kitab al-Qadir, Beirut Libanon, Dar Al-ma’rifah, Cet. 6, 1998M/1420 H. h. 423
2
3
serta frekuensi komunikasi yang sehat. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS.
An-nissa /4 : 1 yang berbunyi:
   
   
Terjemahan: “Bertaqwallah kepada allah yang dengan (mempergunakan)namanya kamu
saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)hubungan silatubrahim“.2
Hubungan antara suami istri harus didasari sikap saling menghargai, menghormati
akan kebiasaan, hak dan kewajiban. Komunikasi di antara mereka akan menjadi landasan
sikap anak dalam berkomunikasi. Anak tidak saja bergaul dalam lingkungan keluarga tetapi
sebagai mahluk sosial tentu anak akan bergaul dengan lingkungan di luar orang tuanya.
Ketika anak tak
mendapat bimbingan yang baik dalam lingkungan keluarganya. Maka hal
ini dapat memberi dampak Negatif terhadap lingkunganya. Begitupun sebaliknya, sebobrok
apapun kondisi lingkungan tentu
tidak akan begitu mudah mengubah tabiat. Mental anak
yang mendapat pembinaan yang baik dengan lingkungan keluarganya.
Menyadari bahwa komunikasi adalah sarana untuk membangun hubungan, maka orang
tua memiliki peran penting untuk mengajari anak dalam menyesuaikan diri dengan
lingkunganya. Bila para orang tua, pada khususnya ibu mampu mengembangkan
keterampilan komunikasi mereka dengan anak-anaknya,
agar mencapai tingkat empati
yang optimal atau pengungkapan diri yang maksimal, maka tidak ada kesulitan untuk
mengkomunikasikan topik apapun.
Pada dasarnya keluarga pegawai negri sipil, memang merupakan makhluk yang terbatas
termasuk dalam hal berkomunikasi. Apakah hal tersebut didasari oleh kurangnya
pengalaman, kecakapan, kertampilan dan kemampuan dalam membahasakan sesuatu, atau
kurangnya waktu, sarana dan prasarana.
2
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahanya, Semarang, Penerbit Asy-Syifa,1998
3
4
Dr. Deddy Mulyana, M.A. berpendapat bahwa:
Kekeliruan yang pertama yang sering dilakukan orang tua adalah bahwa berkomunikasi
itu adalah suatu keterampilan yang alami, yang diperoleh sejak mereka lahir. Karena itu
merasa tidak perlu mempelajari lagi dan mengingat keterampilan berkomunikasi
mereka dengan orang lain termasuk dengan anak-anak mereka 3
Banyak orang tua keluarga PNS akan masalah pembinaan mental anak, dengan
masalah yang beragam. Misalnya, menikah dengan tujuan semata-mata untuk memenuhi
kebutuhan biologis, adanya kawin paksa atau perjodohan,
lahirnya anak di luar nikah,
kecemburuan suami atau istri ketika anak mendapat perhatian lebih dari salah satu pihak,
monopoli orang tua, mertua atau pihak ketiga lainya dalam memberi bentuk pembinaan
kepada si anak, menikah kadang menjadi suatu trend, untuk memiliki seseorang, masalah
harta, atau bahkan pernikahan dalam mencari bibit yang berkualitas dari seseorang dengan
kriteria tertentu sehingga anak diserahkan sepenuhnya pada gen yang melekat pada diri si
anak tampa Memperhatikan dari sudut lain yakni peran komunikasi dalam keluarga pegawai
negeri sipil.
Dari semua bentuk
permasalahan yang dikemukakan penulis, melihat adanya
kecenderungan bahwa anak hanya merupakan akibat dari sebuah pernikahan, bukan menjadi
tujuan untuk melahirkan generasi bangsa yang memiliki mental yang patut di jadikan contoh
generasi berikutnya. Hal lain yang mendasar juga yakni kurangnya pemahaman akan arti
sebuah komunikasi antara pasangan suami istri dan juga komunikasi antara orang tua dan
anak, bahwa hal itu sangat penting dalam bentuk apapun dan dalam situasi bagaimana pun.
Akibatnya, hal tersebut dengan sendirinya menjadi tolak ukur bagi anak dalam membentuk
karakter komunikasi baik kepada orang tuanya, kepada adik atau kakanya bahkan pada
lingkungan di luar keluarganya. Jika hal ini berkembang dan membudaya maka anak akan
menemui banyak benturan dalam perkembangan mentalnya bahkan dalam kurun waktu yang
3
Deddy Mulyana, Nuansa-Nuansa Komunikasi, ( Bandung, Remaja Rosdakarya),Cet. I, 1999, h 38
4
5
panjang anak akan menemui kesulitan dalam hal mengaplikasikan dirinya dalam
keluarganya, dalam lingkunganya, bahkan dalam memilih pasangan hidupnya. Meskipun
ditunjang dengan pendidikan yang diterimanya lewat lingkungan atau lembaga pendidikan
tetapi komunikasi dalam keluarga merupakan hal yang sangat melekat kuat dan mendasar
sebagai filter komunikasi
di luar
kelurga, dan pembentuk pola komunikasi
yang
menggambarkan situasi dirinya dan komunikasi keluargannya.
B
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang
tersebut maka penullis merumuskan
beberapa
permasalahan penelitian, sebagai berikut:
a. Bagaimana kondisi obyektif keluarga pegawai negeri di Desa Baito Kecamatan Baito
Kabupaten Konawe Selatan?
b. Bagaimana peran Keluarga Pegawai Negeri Sipil dalam pembinaan mental anak di
Desa Baito Kecamatan Baito Kabupaten Konawe Selatan ?
c. Bagaiman bentuk-bentuk komunikasi keluarga pegawai negeri sipil dalam pembinaan
mental anak di Desa Baito Kecamatan Baito Kabupaten Konawe Selatan?
C
Definisi Operasional
Untuk menghindari kekeliruan pengertian dan pemahaman terhadap konsep yang akan
diteliti, maka penulis akan menjelaskan secara singkat konsep tersebut sebagai berikut:
1. Komunikasi dalam Keluarga Pegawai
Negeri Sipil yang penulis maksudkan disini
adalah tugas utama yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota keluarga PNS sehingga
tercipta iklim komunikasi yang juga bersifat kekeluargaan, sehat dan efektif. Komunikasi
yang dalam bahasa Inggris comminication berasal dari bahasa latin comunication,
5
6
bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya sama makna
atau komunikatif. 4
2. Keluarga pegawai negeri sipil merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri
dari individu-individu yang merupakan bagian jaringan sosial yang lebih besar. Namun
yang penulis maksudkan disini adalah Keluarga Pegawai Negeri Sipil, yakni keluarga
yang terdiri dari orang tua dan anak tanpa sanak saudara atau keluarga yang lain di
dalam rumahnya.
3. Pembinaan mental anak adalah semua usaha yang
dilakukan untuk memeperbaiki dan
meningkatkan akhalak dan budi pekerti atau yang menyangkut batin dan watak anak
yang merupakan turunan kedua manusia. Namun yang penulis maksudkan di sini adalah
komunikasi yang dilakukan dalam keluarga terhadap pembinaan mental anak baik
ketika anak masih dalam kandungan ataupun ketika ia sudah menjadi manusia dewasa.
D Tujuan dan Kegunaan penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a.
Untuk Mengetahui Kondisi Objektif Keluarga Pegawai Negeri sipil
di Desa Baito
Kecamatan Baito Kabupaten Konawe Selatan.
b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk komunikasi Keluarga Pegawai Negeri Sipil dalam
pembinaan mental anak di Desa Baito Kecamatan Baito Kabupaten Konawe Selatan.
c. Untuk mendeskripsikan peran Keluarga Pegawai Negeri Sipil dalam pembinaan mental
anak di Desa Baito Kecamatan Baito Kabupaten Konawe Selatan.
2. Kegunaan Penelitian.
4
Ononng Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi-Teori dan Praktek, Bandung, Penerbit PT. Remaja
Rosdakarya, Cet. XIII, 2000, h. 9
6
7
a) Sebagai bahan masukan bagi para pembaca untuk lebih memahami dan meingkatkan
peran komunikasi dalam keluarga pegawai negeri sipil dalam pembinaan mental anak
b) Sebagai bahan bacaan ilmiah yang bermanfaat bagi pembaca khususnya mengenai
kondisi obyektif tarhadap peran komunikasi dalam keluarga dan pembinaan mental anak.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian dan Komponen Komunikasi
1 Pengertian komunikasi
7
8
Bermacam-macam pengertian komuikasi yang dikemukakan oleh para ahli
untuk memberikan batasan tentang apa yang dimaksud dengan komunikasi. Tentu saja
masing-masing pengertian tersebut
dengan bidang dan tujuan mereka masing-masing.
Berikut ini disajikan beberapa pengertian komunikasi yang di kemukakan oleh para ahli :
a. Hovland, Janis dan Kelly seperti yang di kemukakan oleh Forsdale (1981) adalah ahli
sosiologi Amerika mengatakan bahwa:
“ communication is the proses by which an individual transmits stimuly (usually verbal) to
modify the behavior of other individual”dangan kata lain komunikasi adalah proses individu
mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkahlaku orang
lain.5
b. Louis Forsdale (1981), ahli komunikasi dan pendidikan mengatakan:
“communication is the proces by which asystem is established, maintained, and altered by
means of shared signals that operat acorrding to rules. komunikasi adalah suatu proses
memberi signal menurut aturan tertentu,sehingga dengan cara ini suatu sistem dapat
didirikan, dipelihara dan dirubah.6
c
Brent D. Ruben (1988) memberikan definisi mengenai komunikasi manusia yang
komprehensif sebagai berikut:
Komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana induvidu dalam
hubungannya, dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan dan
menggunakan impormasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dan orang lain.3
d. Sailer (1981) memberikan devinisi komunikasi yang bersifat universal.dia mengatakan:
komunikasi adalah proses dengan mana simbol verbal dan non verbal di kirimkan, di
terimah, dan diberi arti.4
Dari banyaknya devinisi yang di berikan oleh para ahli mengenai pengertian
komunikasi, namun pada hakekatnya komunikasi adalah:
5
6
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Jakarta, Bumi Aksara, Cet .V, 2002, h. 2
Ibid, h. 2
8
9
Proses pernyatan antara manusia. Yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunaka bahasa atau lambang sebagai alat
penyalurnya.7
1.
Komponen komunikasi
Meskipun
banyak
pengertian komunikasi yang sudah dikemukakan oleh para ahli
namun semua itu tidak terlepas dari komponen komunikasi yang ada dalam pengertian
tersebut. komponen dasar komunikasi ada lima yaitu:
1. Pengirim Pesan/ Komunikator adalah individu atau orang yang mengirim pesan.
2. Pesan adalah informasi yang akan dikirim kepada si penerima.
3. Media berasal dari kata medium (media: jamak, medium:tunggal) secara harfiah
media adalah perantara, menyampai atau menyalur. Media merupakan saluran atau
jalan yang dilalui pesan dari si pengirim pesan dan si penerima.
4. Penerima pesan adalah yang menganalisis dan menginprentasikan isi pesan yang
diterima.
5. Balikkan adalah respon terhadap pesan yang diterima yang dikirim kepada
sipenerima pesan.
1. Model dan proses komunikasi
Setiap hari tentu kita melakukan
proses komunikasi baik secara verbal maupun
nonverbal yang oleh para ahli di klasifikasikan ke dalam beberapa model sebagai berikut:
a) Model komunikasi
Yang dimaksudkan dengan model komunikasi adalah gambaran yang sederhana
dari proses komunikasi yang memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi
dengan komponen yang lainya. Penyajian dalam model bagian ini dimaksudkan untuk
7
Onong Uchjana Effendi, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, Bandung, Penerbit PT Citra Adytia
Bakti, 2003, h. 28
9
10
memepermudah mamahami proses komunikasi dan melihat komponen dasar yang perlu ada
dalam komunikasi.
a. Model Lasswell; salah satu model yang tua tetapi masih digunakan orang untuk tujuan
tertentu adalah model komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswell
(forslade1981), seorang ahli ilmu politik dari Yale University. Dia mengunakan lima
pertanyaan yang pelu ditanayakan dan dijawab dalam melihat proses komunikas, yaitu
who (siapa), says what (mengatakan apa) atau dalam media, in which medium atau
dalam media apa, to whom atau kepada siapa,dan dengan what effect atau apa efeknya.
b. Model Shanon; Model komunikasi lain yang banyak di gunakan adalah model
komunikasi dari Claude Shanon atau lebih dikenal dengan Shannon wever. Model ini
berada dengan model Lasswell mengenai istilah yang digunakan sebagai masing-masing
komponen, seperti dapat dilihat pada gambar
Penyandian
Pesan
Sinyal
Penerimaan
Sinyal
Pengintarpretasi
Pesan
Sumber
Gangguan
3 Model Schraumn; Wilbur Schraumn memberikan model proses komunikasi yang agak
berbeda sedikit dengan dua model sebelumnya. Dia memperlihatkan pentingnya peranan
pengalaman dalam proses komunikasi. Bidang pengalaman akan menetukan apakah
pesan yang dikirimkan atau diterima oleh sipenerima sesuai dengan apa yang
dimaksudkan oleh si pengirim pesan.
Schraumn mengatakan bahwa:
10
11
Jika tidak ada kesamaan dalam bidang pengalaman, bahasa yang sama, maka sedikit
kemungkinan pesan yang diterima dan interprestasiakan dengan benar.8
4 Model Berlo, model-model komunikasi makin hari makin dikembangkan diantaranya
yang paling terkenal model yang dikembangkan oleh David Berlo pada tahun 1960.
Modelnya hanya memperlihatkan proses komunikasi satu arah dan hanya terdiri dari
empat komponen yaitu sumber, pesan, saluran dan penerimaan atau reciever. Akan tetapi
pada masing-masing komponen tersebut ada sejumlah faktor kontrol.
b) Proses komunikasi
Dalam proses komunikasi ini dibedakan antara proses komunikasi
psikilogis dengan proses komunikasi mekanistis.
a.
Proses Komukasi dalam Perspektif psikologis; Proses komunikasi prespektif ini terjadi
pada komunikator dan komunikan.
Ketiaka seorang komunikator berniat akan
menyampaikan suatu pesan kepada komunikan. maka dalam dirinya terjadi suatu proses.
Pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, yakni isi pesan dan lambang. Isi pesan umunya
adalah pikiran,
sedangkan lambang umumnya adalah bahasa.
Sedangkan Walter
Lippman menyebut pesan itu “picture in our head, sedangkan Walter, Hagemen
menamakan adalah does bewustseininhalte. proses mengemas atau membungkus pikiran
dengan bahasa yang dilkukan komunikator itu dalam bahasa komunikasi dinamakan
encoding. Hasil encoding berupa pesan itu kemudian ditransmisikan atau dikirim pada
komunikan.
b.
Proses komunikasi dalam prepektif mekanistis; Proses ini belangsung ketika
komunikator melemparkan pesan sampai di tangkap oleh komunikan, penangkapan
pesan dari komunikator oleh komunikan penangkap pesan dari komunikator oleh
komunikan itu dapat dilakukan dengan indra telinga atau indra mulut, atau indra-indra
8
Arni Muhammad, Op.Cit.,h.8
11
12
lainya. Proses komunikasi dlam presfektif ini kompleks atau rumit, sebab bersifat
situasional bergantung pada situasi ketika komunikasi itu berlangsung.
Untuk lebih jelasnya proses komunikasi dalam prespektif mekanistis dapat
diklasifikasikan menjadi proses komunikasi primer dan sekunder.Proses komunikasi secara
primer adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator dengan mengunaklan suatu
lambang (symbol) sebagai media atau saluran. Lambang sebagai media primerdalam proses
komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, dan lain sebagainya yang secara langsung
mampu menerjemahkan pikiran atau pereasaan komunikan. Dalam
komunikasi, bahasa
disebut lambang verbal,dimana pesan dapat ditunjuka melalui lisan dan tulisan. Sedangkan
lambang-lambang lainnya yang bukan bahasa disebut lambang non verbal (non verbal
symbol) misalnya dengan kial/isyarat badaniah (gasture), dan melalui gambar (pictorial).
Sedangkan proses komunikasi secara sekunder
adalah proses penyampaianpesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan mengunakan alat atau saran sebagai media kedua setelah
memakai lambang seperti media pertama. Seorang komunikator menggunkan media kedua
dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat
yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio,
televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.
2. Tujuan dan Fungsi Komunikasi
Setiap yang di turunkan oleh allah SWT. Dimuka bumi ini tentu memiliki tujuan dan
fungsi, begitu pun dengan komunikasi:
1. Tujuan Komunikasi
12
13
a. Perubahan sikap (attitude change)
b. Perubahan pendapat (opinion change)
c. Perubahan prilaku (behavior change)
c.
Perubahan soaial (social change)
2. Fungsi komunikasi
a.
Menyampaikan informasi (to infrom)
b.
Mendidik (to educate)
c.
Menghibur (to entertain)
d.
Mempengaruhi (to influence)
Fungsi komunikasi juga dikemukakan oleh Rudolf F.Vanderber
(1978)
bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi:
1. Fungsi sosial yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang
lain,membangun dan memelihara hubungan.
2. Fungsi pengambilan keputusan yakni memeutuskan untuk melakukan atau tidak pada
sesuatu tertentu.9
Judi C. Pearson dan Paul E. Nelson (1978) mengemukakan fungsi komunikasi,
sebagai berikut:
1.
2.
Untuk kelangsuan hidup diri sendiri yang meliputi keselamatan fisik,meningkatkan
kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai
ambisi pribadi.
Untuk kelangsungan hidup masyarakat tepatnya untuk memperbaiki hubungan social
dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.10
Kemudian, Wiliam I. Gorden (1978) mengemukakan fungsi komunikasi yakni;
Komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi fritual dan instrumen.11 Begitu
kompleksnya masalah komukasi dalam kehidupan sehingga perlu kita sadari bahwa
9
Zulkiffly M, Ilmu Komunikasi, Makasar Yayasan Fatiah, 2004, h .17
Ibid, h. 18
11
Ibid, h. 18
10
13
14
komunikasi amat esensial bagi pertumbuhan keperibadian manusia dan peradabanya.
Kurangnya komunikasi dapat menghambat pertumbuhan perkembangan manusia.
Dimana banyak penelitian yang menunjukan bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa
komunikasi. Komunikasi juga amat erat kaitanya dengan prilaku dan pengalaman
kesadaran manusia. Manusia tidak dapat hidup sendirian ia harus dapat hidup bersama
dengan manusia lain baik demi kelangsungan hidupnya maupun demi keturunannya.
3. Komunikasi Sebagai Rahmat Allah SWT.
Allah Swt. Menciptakan manusia di bekali dengan berbagai fasilitas untuk bisa
melakukan banyak hal. Allah menciptakan manusia dengan di anugrahi dan diajarinya
untuk pandai berkomunikasi dan menciptakan dunia komunikasi yang bisa diterima
oleh banyak kalangan. Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Ar-rahman (55) : 3-4,
yang berbunyi
   
Artinya
”Dia menciptakan manusia. Mengajarnya pandai berbicara”.
Manusia dapat berbicara membuat ibarat, menjelaskan, saling memahami dan saling
berkomunikasi satu dengan yang lainya. Apabila diperahatikan dan direnungkan secara
cermat, makin terasa betapa besarnya anugrah ilahi yang telah diajarkan dan diberikan
kepada manusia. Dari proses cara manusia dapat bertutur dan berbicara saja, hal itu
merupakan suatu keaiaiban yang tidak ada habis-habisnya. Lidah, dua bibir, graham, gigi,
kerongkongan, pembuluh, pernapasan, paru-paru, semua itu tergabung secara sinergi dalam
proses pembentukan suara, sebagai salah satu kumpulan,
dari mata rantai terjadinya
penuturan, berbicara dan berkomunikasi kejadian proses itu di hubungkan cara kerja fungsi
pendengaran, otak, jaringan urat saraf, dan sistem cra kerja yang merupakan misteri, sedikit
sekali rahasia yang dapat dikenali.
14
15
B Keluarga Pegawai Negeri Sipil
1. Komposisi Kelompok keluarga PNS
Bila kita berbicara mengenai keluarga pegawai negri sipil biasanya kita akan langsung
berfikir tentang suami istri anak-anak mereka dan kadang-kadang seorang sanak saudara lain.
Keluarga Pegawai Negeri Sipil ini didasarkan pada pertalian perkawinan atau kehidupan
suami istri, maka disebut keluarga kehidupan suami istri (conjugal famili). Namun dewasa ini
istilah itu lebih sering mengacu pada Keluarga Pegawai Negeri Sipil (nunclear famili).
Keluarga hubungan kerabat sedarah (consanguine famili). Tidak didasarkan pada pertalian
suami istri, melainkan pada pertalian darah dari sejumlah orang kerabat. Keluarga hubungan
sedarah adalah dari saudara
sedarah dengan pasangan dan anak-anak mereka. Istilah
keluarga luas (Extended falily) sering kali digunakan pada keluarga pagawai negri sipil
berikut kerabat lain dengan siapa hubungan istilah luas bagi reuni keluarga dan berbagai
upacara lain, namun sebagian besar fungsi keluarga rutin berlangsung berdasarkan keluarga
batih
2. Fungsi Keluarga Pegawai Negeri Sipil
Pada dasarnya keluarga pegawai negeri sipil menyumbangkan hal-hal berikut
ini kepada masyarakat, kelahiran, pemeliharaan fisik anggota keluarga, penempatan anak
dalam masyarakat, pemasyarakatan dan kontrol sosial meskipun sebagian orang tua
dapat saja melahirkan anak tanpa memberikan pembinaan mental mengirimkan anakanak mereka pada para ahli, dan memang para ahli itu lebih banyak bertangung jawab
akan tugas ini
Seorang ahli antropologi dan sosiologi Ray E. Baber mengatakan bahwa ada
enam fungsi Keluarga Pegawai Negri Sipil yaitu :
1. Fungsi biologis,
15
16
2.
3.
4.
5.
6.
Fungsi ekonomis,
Fungsi pendidikan
Fungsi agama,
Fungsi sosial,
Fungsi rekreasi.12
Dari keenam fungsi keluarga yang sudah dikemukakan di atas, Paul B. Horton dan
Chester L. Hunt menambahkan dua fungsi berikutnya yaitu fungsi perlindungan dan fungsi
efeksi dalam setiap masyarakat, keluarga memberikan perlindungan fisik, ekonomis dan
psikologis bagi seluruh anggotanya. Dalam fungsi efeksi maksudnya, salah satu kebutuhan
dasar manusia adalah kebutuhan kasih sayang atau rasa cinta.
Pandangan psikiatrik berpendapat bahwa barang kali penyebab utama gangguan
emosiaonal, masalah prilaku dan bahkan kesehatan fisik terbesar adalah ketiadaan
cinta, yakni tidak adanya kehangatan, hubungan kasih sayang dalam satu lingkungan
assosiasi yang intim. 13
Seluruh fungsi keluarga dijalankan dengan dinamis dan penuh tanggung jawab maka
kecil kemungkinan
berbagai permasalahan dalam keluarga Pegawai Negeri Sipil,
masyarakat bahkan negara sulit dipecahkan.
3. Keluarga Pegawai Negeri Sipil dalam Pandangan Islam
Keluarga pegawai negri sipil merupakan wadah kehidupan persahabatan antara seorang
suami istri (sebagai pemimpin rumah tangga) dengan istri yang saling ridha terhadap
pasanganya untuk ta’awun (bekerja sama) dalam rangka menyempurnakan ketaatan
kepada Allah SWT. Manusia diciptakan untuk mengemban amanah menyembah-nya,
yakni menaatinya secara sempurna dalam setiap aspek kehidupan. Sebagaimana Allah
berfirman dalam QS. Adz-Dzariat(51); 56, yang berbunyi:





 
Artinya :
12
13
Koestoer Partowisastro, Dinamika Psikologi Social, Jakarta,Penerbit Erlangga,1983,h.79
Paul B. Horton,Chester L. Hunt, Sosiologi, Jakarta, Penbit Pt Erlangga,1999,h.277
16
17
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku.”14
Suami, istri, dan anak-anak yang telah mengijak usia baligh memiliki beban serta
untuk menjalankan kewajiban untuk memperjuangkan kembalinya penerapan Islamdalam
seluruh aspek kehidupan. Oleh karena itu sangat penting mempersiapkan dan membekali
sejak dini pasangan suami istri dan anak-anak agar siap memikul baban ini secara sinergis
Rumah tangga yang ideologis selalu menyadari posisinya sebagai bagian drai uamat
yang wajib berperan menyelesaikan problematika umat bersama seluruh masayarakat
dan negara.15
Untuk itu sangatlah perlu diperhatikan tiga aspek pembentukan keluarga, yakni: aspek
ibadah, aspek hukum, dan aspek social.
1. Aspek ibadah, maksudnya dengan melaksanakan pernikahan berarti
telah
menyempurnakan sebagian dari agama.
2. Aspek hukum, merupakan iakatan perjanjian antara dua insan, laki-
laki dan
perempuan.
3.
Aspek social, berarti menepati syariat agama Islam sebagai konsep untuk mengatur dan
menata kehidupan manusia baik yang berkaitan dengan hubungan dengan Allah sebagai
sang Khaliq, maupun hubungan manusia dalam unit yang terkecil yakni keluarga. Seperti
halnya suami istri yang diikat adanya perasaan cinta dan kasih sayang (mawaddah wa
rahmah) akan melahirkan rasa cinta dan kasih sayang kepada keturunannya.16
Selain itu perlu pula diperhatikan apa yang menjadi perkawinan, yakni:
14
Departemen Agama RI, Op.Cit.,h.
Abu Zaid dan Rhida Salamah ,Membangun Rumah Tangga Idiologis, Cet. II, Kyeber Graphics,
Jakarta Selatan,2003
16
Hj. Ny.Nurdin Ilyas, Pernikahan Yang Suci Berlandaskan tuntunan Agama, Cet. I Bintang
Cemerlang, Yogyakarta, 2000, h .45
15
17
18
1
Untuk mewujudkan keluarga sakinah, sebagaimana firman Allah dalam QS.ar-
Rum(30):21, yang berbunyi:
     




    
    
Artinya :
“ Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteriisteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”
17
1. Untuk menegakan pandangan dan menjaga kehormatan diri
Hadirnya pasangan dalam hidup serta para buah hati kiranya dapat memberikan
tempat kedamaian dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari, saling menjaga satu sama
lain dengan penuh tanggung jawab dan rasa kekeluargaan
yang bijaksana yang
diridhai oleh Allah SWT.
C
Komunikasi Efektif Dalam Keluarga Pegawai Negeri Sipil
1. Pengertian Komunkasi Efektif
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang mengiginkan makna yang
disampaikan mirip atau sama dengan yang dimaksudkan komunikator. Singkatnya,
komunikasi efektif adalah makna bersama (vardeber).18
Komunikasi sebenarnya bukan hanya pengetahuan, tetapi juga seni bergaul.
Untuk mahir berkomunikasi efektif, orang mesti memahami proses dan dapat
mengaplikasikan pengetahuan tersebut secara kreatif. Meskipun kita umumnya belajar
17
18
Departemen Agama RI.Op.Cit. h
Deddy Mulyana, Op. Cit. h. 38
18
19
berbicara dengan dan mendengarkan perkataan orang lain segampang kita belajar
berjalan,perbedan antara pembicaraan biasa dengan komunokasi yang efektif adalah
ibarat antara bejalan dan menari balet. Komunikasi yang efektif menurut kepekaan dan
ketrampilan yang hanya dapat dilakukan sesudah kita memahami proses dan kesadaran
akan apa yang kita dan orang lain lakukan ketika kita sedang berkomunikasi. Terkadang
kesulitan baru muncul bila orang tua kemudian menghadapi kemacetan dalam
berkomunikasi dengan anak-anak mereka
John Rockeffeler mengatakan bahwa:
Saya bersedia membayar lebih untuk kemampuan berhubungan dengan orang lain di
bandingkan untuk kemampuan kerja lapangan lainya.19
Pernyataan John Rockeffeler tersebut memberi makna bahwa tidak semua orang
melakukan dengan mudahnya menjalani kominikasi efektif dengan orang lain. Untuk
menciptakan komunikasi yang efektif maka setidaknya setiap oarang harus mampu
menciptakan suasana yang efektif pula.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Lukman (31) :19 .
    
 
Artinya:
”Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu”.20
Maksudnya denagn kepribadian yang menyenagkan yang tampak
dari ciri
seseorang berjalan dan berbicara,intonasi suaranya kehangatan prilakunya,dan rasa
percaya diri. Untuk memiliki itu semua tentu harus diawali dengan komunikasi yang
19
Shiv Khera, 8 kiat Menjadi Pemenag- You Can Win, Pearson Education Asia PT. Ltd, 1998, h.
125
20
Departemen Agama RI ,Al Qur’an dan Terjemahan, Semarang Penerbit Asy Syifa, 1998,
329
19
h.
20
sehat dalam keluarga yang dengan sendirinya akan membentuk mental kepribadian yang
menarik.
Orang tua harus mulai berkomunikasi secara efektif denagan anak-anak mereka,
bahkan bila perlu anak-anak itu berda dalam kandungan. Menurut suatu penelitian yang
dilakukan Universitas prenatal di Amerika Serikat yang didirikan Dr. Rene Van De Carr
seorang ahli kebidanan dan kandungan di Hyward, California,menyebutkan bahwa:
Pengajaran atau pelatihan komunikasi terhadap bayi yang masih berda dalam kandungan
yang dilakukan orang tua melalui pregafon menunjukan bahwa setelah anak-anak itu
lahir dan tumbuh,mereka mampu berkomunikasi lebih awa, merangkaikan kata-kata
lebih didini, dan memahami sesuatu lebuh cepat di bandingkan dengan anak-anak
sebayanya yang tidak mengikuti “pelatihan”. Tubbs dan Moss, 1994:5)21
Hal ini memberikan ketegasan bahwa untuk memberikan pembinaan mental kepada
anak itu sudah ada di depan mata atau berda dalam kandunagn tetapi jauh sebelum itu
ketika seorang manusia dihadapkan pada masalah memilih pasangan hidup lahir dan
batin. Betapa bahagianya seorang anak yang terlahir dalam keadaan orang tua yang
sangat memperhatikan masalah pembinaan mental anaknya jauh sebelum anak itu
dilahirkan kemuka bumi, sehingga Allah SWT berfirman dalam QS. Lukman (31):14
yang berbunyi:



    
 
    
 
Artinya:.
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun.22
21
22
Deddy Mulyana, Nuansa-Nuansa Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya ,Cet.I, 1999 , h. 39
Ibid .,h.329
20
21
Ayat tersebut juga memeberikan gambaran tetentang bahwa
selama anak dalam
kandungan kemudian disusui oleh ibunya selama dua tahun tentunya selama itu pula
terjali komunikasi antara ibu dan anak. Dengan terjalinya komunikasi yang efektif
antara orang tua dan anak sejak dini maka akan sangat memberi peluang terhadap
pembinaan mental anak. Menanamkan kebiasaan atau penghayatan yang membawa
kepada sifat tertentu dengan menyuruh dan mengerjakan perbuatan tertentu berulang kali
dan dapat membentuk suatu kebiasaan. Kebiasaan inilah yang membentuk sifat dan
kebulatan dari sifat-sifat inilah yang akan membentuk mental kepribadian anak.
2. Tanda-Tanda Komunikasi Efektif
Komunikasi yang efektif menurut Stewart L. Tubbs and Silvya Moss (1974) paling tidak
meninbulkan lima hal: pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang
makin baik, dan tindakan.
20
1. Pengertian arti penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud oleh
komunikator.
2. Kesenagan, tidak semua komunikasi ditunjukan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk penertian. Ketika kita mengucapkan “selamat pagi, apa kabar?”, kita tidak
bermaksud mencari keterangan tetapi dimaksudkan untuk menimbulkan kesenagan.
Komunikasi inilah yang menjadi hubungan kita hangat, akrab dan menyengkan.
3. Mempengaruhi sikap, paling sering kita melakukan komunikasi untuk mempengaruhi
orang lain. Komunikasi persuasif memerlukan pemaham tentang faktor-faktor pada diri
komunikator, dan pesan yang menimbulkan efek pada komunikan. Persuasif di
definisikan sebagai proses mempengaruhi pendapat sikap dan tindakan orang dengan
21
22
mengunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas
kehendaknya sendir
4. Hubungan sosial yang baik, sebagai mahluk sosial tentunya kita ingin begabung dan
berhungan dengan orang lain kita ingin mengendalikan dan dikendalikan. Dan ingin
dicintai dan mencintai. Kebutuhan sosial in hanya dapat dipenuhi dengan komunikasi
interpersonal yang efektif.
5. Tindakan. Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektifitas
yang paling
penting. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dulu
menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhakan
hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil komulatif dari seluruh proses komunikasi.
Dari tanda-tandakomunikasi efektif yang disebutkan di atas juga tidak kalah
pentingnya dalam berkomunikasi di tanamkan kepercayaan. Sebagus apaun materi
komunikasi bila tidak dilandasi kepercayaan, maka komunikasi akan menjadi menjadi sulit
dan tidak efektif. Kunci komunikasi adalah kepercayaan, dan kunci kepercayaan adalah layak
di percaya. Nah, disini integritas diri memainkan peran yang amat penting
dalam
membangun komunikasi yang efektif. Integritas diri mengambarkan kesesuaian antara
kelakuan dengan apa yang dikatakan.
Lima hal yang harus diperhatiakan agar komunikasi Keluarga Pegawai Negeri Sipil
bisa efektif:
1. Respek, komunikasi harus diwali denag menghargai. Adanya penghargaan biasanya akan
menimbulkan kesan serupa (feedback) dari si penerima pesan. Orang tua akan sukses
berkomunikasi denagn anak apabila ia melakukan denagn penuh respek. Apabila ini
dilakukan anak pun akan melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan orang lain
disekitarnya.
22
23
2. Empati adalah kemapuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dankondisi yang dihadapi
orang lain. Orang tua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk mengerti keinginannya,
tetapi ia akan berusaha memahamianak atau pasanganya terlebih dahulu.
3. Audibel berarti dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Sebuah pesan harus di
sampaikan dengan caraa tau sikap yang bisa diterima oleh si penerima pesan. Raut muka
yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang sopan, atau cara menunjuk, termasuk
kedalam komunikasi yang audibel ini
4. Jelas. Pesan yang disampaikan harus jelas maknanya dan tidak banyak menimbulkan banyak
pemahaman, selain harus terbuka dan transparan. Ketika berkomunikasi denaga anak, orang
tua harus berusaha agar pesan yang disampaikan bisa jelas maknanya.salah satu cara adalah
berbicara sesuai bahasa yang mereka pahami.
5. Rendah hati,sikap ini mengandung makna saling menghargai tidak memandang rendah,lemah
lembut,soapn dan penuh pengendalian diri.
2
Komunikasi Antara Orang Tua dan Anak
Islam mengatur pemeliharan keluarga bahkan hubungan orng tua dan anaknya,
hubungan antara Ulil Arham dengan Ulil Qurba. Semuanya dijalani dengan ikatan moral
yang luhur dan dengan kemanusiaan, yang menjamin semua anggota keluarga hidup aman
tentram dibawah naumgan kasih sayang yang penuh kejujuran pada setiap anggota keluarga
pegawai negri sipil.
Perlu menjalani kedekatan antara orang tua dan anak dimana orang tua akan
mendapatkan dua kebaikan yaitu: pertama, orang tua akan lebih dipercaya oleh anak dari
pada orang lain. Kedua, dengan hubungan
yang baik, orang tua akan lebih mudah
meginternalisasikan nilai-nilai kebaikan kepada anak.
23
24
Komunikasi dapat di internalisasikan melaui makanan, ketika kita shalat, dzikir, membaca
Al-quran, doa, dengan akhlak terpuji juga membaca cerita yang baik meskipun anak masih
dalam kandungaan. Dalam hal ini orang tua harus memahami perkembangan fisik,
perkembangan emosi, perkembanag social, perkembangan moral, perkembangan minat,
perkembangan kepribadian dari setiap anak-anaknya.
Dalam rangka membangun komunikasi antara anggota keluarga pegawain negeri sipil
maka setiap anggota keluarga harus dapat mengenal dan memahami model komunikasi
masing-masing. Adanya empat pola dalam berkomunikasi
Yang di kemukakan oleh
K.H.M. Rusli Amin yaitu: pasif, agresif, pasif-agresif, dan luwes23. Komunikasi anatara
orang tau dan anak amat perlu, bukan hanya soal minta dan diberi. Lebih dari pada itu,
komunikasi dalam segala aspek kehidupan turut membantu mendewasakan diri anak-anak.
Misalnya dengan memberikan perhatian kepada anak-anak di rumah yang anatara lain
menghafal Al- Qur’an dan kisah-kisah para nabi, mengajarkan doa-doa yang disariyatkan,
hati-hati jangan membiarkan anak-anak keluar dengan mereka yang suka keluyuran dan
berkata yang bukan-bukan, memberiaka perhatian untuk menyediakan permainan yang
menghibur dan bermanfaat, memisahkan laki-laki dan perempuan di tempat tidur, akrab dan
bersifat lemah lembut pada anak.24
Ketiadaan komunikasi, kesenjangan komunikasi,dapat membentuk pribadi rangkap di
dalam keluarga . anak-anak dapat saja menunjukan rasa hormat
di dalam rumah, tetapi
diluar rumah meraka mencari jalan untuk maenyatakan diri dan kehadiran mereka ditengahtengah lingkunagan. Bila dirumah tidak dicetuskan dengan bebas maka diluar rumah mereka
akan menujukan diri, dengan sikap negatif pada umunya. Pada hakikatnya mereka ingin
23
24
Jalluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya 2004, h, 13
Muhammad Al-Munajjid, 40 Cara Mencapai Keluarga Bahagia, Gema Insani, Jakarta, 1998, h. 65
24
25
diakaui. Prof. Lyman K. Steil, seorang tokoh terkemuka dalam masalah komunikasi
mengaitkan komunikasi ini dengan aspek pendengaran atau penyimpanan. Ia mengibaratkan
komunikasi simak ini ibarat tiga sudut yang saling mendukung, tidak dapat dipisahkan sama
sekali. Sudut segi tiga itu mengandung empat unsur, sebagi berikut:
1. Percakapan sederhana atau phatic communicatio
Phatic artinya mengikat orang bersama-sama. Jadi komunikasi phatic itu berupa percakapan
yang sederhana anatara anak dan orang tua, orang tua dan anak-anaknya, hanya untuk
menjalin komunikasi yang akrab dan saling membuka diri. Misalnya oraang yang berpidato,
ia tidk langsung tertuju kedalam pokok pembicaraan inti, ia berusaha mengungkapkan hal-hal
yang mudah di pahami, yang menarik, dan mencoba membuka hubungan batin dan
pendengarannya. Orang tua memerlukan topik pembicaraan yang ringan
dengananak-
anaknya.
Allah SWT.berfirman dalam QS. Ibrahim (14):4,yang berbunyi:
    
   
    
    
 
Artinya:
“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya supaya
ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa
yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah
Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”25
.
Prof. Lyman K. Stile mengungkapkan bahwa:
25
Departemen Agama RI, Op.Cit, h. 204
25
26
Percakapan ringan dengan anak-anak buakanlah berarti membuang-buang waktu. Langkah itu
dapat membantu membangun segitiga yang bentuk pira mida itu. Membnatu hubungan
pribadi anatara orang dua dengan anak.26
1. Chataric communication
Anak-anak diberi
kesempatn penyaluran perasaan-perasannya yang tertekan,
menyatakan frustasinya dan di dengarkan oleh para orang tua denag sabar. Mengabaikan hal
ini berarti mmemendam rasa tidak senang mereka dengan berlarut-larut.
2. Informative Communication
Orang tua mengalihkan percakapan kearah yang lebih berbobot,saling membagi
perasaan, pendapat dan pemikiran. Pendapat dan jalan pikiran anak-anak sebaiknya di ikuti
dan di beri masukan, informasi dan penjelasan yang diperlukan sehungan kesulitan yang di
alami.keenganan orang tua mendengarkan informasi dari nak-anak mereka juga merupakan
sebab kegagalan komunikasi di dalam keluarga.
3. Persuasive communication
Komunikator pertama ingin agar orang yang diberinya komunikasi mau melakukan apa
yang dikehendakinya sesuai dengan yang di inginkanya. Ketidak mantapan komunikasi
sering di akibatkan
sikap orang tua yang berlebih-lebihan mengarahkan anak dalam
komunikasi ini. Biasanya orang tua sibuk dengan masa lampau mereka dan anak-anak harus
meniru dalam segala hal meskipun anak-anak tidak mengerti sama sekali masa silam orang
tua mereka.
Tim Hansel (california) mengatakan:
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan apabila kita ingin mempengaruhu dan meyakinkan anakanak kita.
26
Wilson Nadeak, Anak Dan Harapan Orang Tua, Jakarta, Penerbit Nusa Indah, 1994, h. 9
26
27
1. Menjadi pendengar yang sangat baik.
2. Berkomunikasi dengan mereka pada tingkat apa mereka saat itu.
3. Berkomunikasilah dengan anak-anak dengan mengikuti tiga unsur atau langkah yang disebut
terlebih dahulu sebelummemasuki tingkat persuasi.27
3
Pembinaan Mental Anak
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa kasus-kasus masala mental
anak selalu dipengaruhi
dengan masalah komunikasi
yang dialaminya
salah satu
diantaranya yang dikemukakan oleh Taufan Surana:
Beberapa waktu yanglalu sayamelihat sebuah acara di TV Jepang yang sangat
memprihatinkan, dimana dari hasil penelitian menunjukan bahwa masalah terbesar yang
dihadapi oleh anak adalah keterlambatan dalam kemampuan bahasa/ koomunikasi pada anak
tersebut mengijak usia 3-4 tahun. Mengapa hal ini terjadi?.28
Di bawah ini ada beberapa hal yang pantas untuk di kemukakan mengenai banyak hal
yang perlu di perhatiakan dalm membina mental anak
1.
melalui peranan komunikasi.
Dampak Negatif Memberikn permainan Kreatif pada anak
Karena mengingkan anaknya tumbuh cerdas, maka banyak sekali orang
tua
yang
memberikan permainan kreatif kepada anaknya. Tetapi sayangnya para orang tua tersebut
kurang memahami bahwa kecerdasan yang diharapkan dari anak tidakakan dapat tercapai
hanya dengan melakukan
permainan kretif melulu .
Kemampuan berbicara dan berkomunikasi anakmerupakan factor terpenting
mendorong kemampuan anak untuk berfikir cerdas. Alasan
tersebut anak menjadi asyik dengan dunianya sehingga
lain dengan
dalam
permainan
orang tua merasa menjadi lebih
ringan dalam mengasuhnya.
27
Ibid . h. 10
Anonim, 2011, Taufan Surana, Sudah Benar Permainan Kreatif Anak Anda. http:// info. Balitacerdas.
28
com/
27
28
Permainan kretif memang sangat diperlukan oleh anak, tetapi berbicara anak juga merupakan
hal yang sangata penting. Keduanya dan termasuk juga stimulasi untuk perkembangan pasif,
harus beriakan yang seimbang.
Selain itu, banyak orang tua yang memberikan permainan kepada anaknnya tanpa
tahu fungsi dari permainan tersebut. Inilah masalah yang paling sering ditemukan. Orang tua
memeberikan permainan yang cukup mahalharganya,tanpa mengetahui tujuan dan fungsi
otak dari permainan tersebut. Dikwatirkan permaianan yang diberikan justru meambuat setres
anak karena stimulasi yang diterima oleh anak tidak sesuai.
Mengapa keterlambatan kemampuan bahasa/komunikasi baru kelihatan setelah anak
menginjak usia 3-4 tahun?
Disinilah pentingnya meangetahui betapa pentingnya arti tiga tahun
pertama pada kehidupan anak. Keterlambatan perkembangan nank sering terjadi karena
kurangnya stimulasi yang seharusnya di peroleh anak pada tiga tahun pertamanya. Tufan
Surana mengatakan:
Jika anak anda memepunyai kesempatan untuk melakukan seluruh kegiatan yang
memeberinya stimulasi-stimulasi yang benar maka yakinlah bahwa anak anda pasti anak
anda akan tumbuh dengan cerdas baik dalam segi fisik, mental maupun sosial29
Pada dasarnya, stimulasi yang diperlukan oleh anak adalah stimulasi perkembangan emosi,
stimulasi perkembanagan fisik melalui kebiasaan dan rutinitas, stimulasi perkembangan fisik
melalui koordinasi gerakan kasar dan halus, stimulasi perkembangan indara, dan stimulasi
perkembangan bahasa/komuniksi.
2. Mengasah Kemampuan Komunikasi Anak
Berkomunikasi dengan anak merupakan aktifitas yang menyenagkan. Tidak hanya
orang tua, anak pun akan merasa senang. Selain menyenagkan,lewat komunikasi dan
29
Ibid .
28
29
interaksi sehari-hari denagan orang tua, teman, orang dewasa, dan lingkunganya, anak-anak
akan menagkap berbagai informasi. Lewat komunikasi inilah anak-anak menjalani proses
belajar mereka. Ketika memasuki usia 4-5 tahun, biasanya anak akan masuk lembaga
prasekolah atau taman kanak-kanak.dalam inilah tahapan belajar mengasah kemampuan
berbicara didepan kelas menjadi sangat penting. Namun, tidak semua orang memahami
bagaimana cara yang baik untuk berkomunikasi denagn anak.
Secara sederhana, komunikasi bisa dilakukan denagan mengajak mereka bercakapcakap sesering mingkin. Mengajak anak untuk bermain-main juga membantu keamahiran
berkomunikasi. Pada saat bermain itulah anak-anakmempelajari kata-kata baru. Mengasah
kemampuan berbahasa juga bisa dilakukan lewat membaca buku, memnyanyi, bermain katakata, dan melontarkan ucapa-ucapan sedrhana kepada anak.
3. Menumbuhkan Kepercayaan Sikecil
Ada ruang komunikasi yang tepat menurut psikologi dan pemerhati anak
Tria
Amelia, saat orang tua mengajari anak berjalan terkadang orang tua menyepelakan akan hal
ini. Padahal dimas berlatih seperti itu orang tua punya peran penting dalam membentuk
kepercayaan diri anak lewat komunikasi psikologisnya. Ada ruang saat orang tua mengajari
berjalan, lakukan komunikasi untuk memberi spirit dan support kepada si kecil.
Menurutnaya, ibu jangan kelihatan panik agar anak juga punya keberanian untuk melakukan
hal sebenarnya belum maksimal dilakukannya. Biasanya ibu mengunakan alat bantu atau
roda kecil buat si bayi. Alat bantu itu sebenarnya kurang ideal untuk menuntut anak. Si kecil
hanya mengeserkan badan di bantu denagn kakinya. Alangkah baiknya ajari anak secara
alami saja. Dengan begitu dia akan bisa belajar membantu keseimbangan badan dan
pikirannya, sambil melatih kosentrasinya.Tria Amalia berpendapat bahwa:
Dalam proses memapah anak berjalan,disitu juga akan terjalin komunikasi. Anak
berkatih keseibangan dan penting untuk perkembanagan motorinya, otaknya pun akan
29
30
seimbang. Nah, disela-sela berlatih beri dia pujian dan kata motivasi. Dengan begitu dia
akan tetap bersemangat, bukan dengan memperdengarkan kalimat-kalimat yang
membuat dia ketakutan.30
Memanag agak kesulitan, jika kebetulan bobot badan akan berlebihan atau gemuk,
karena si ibu akan kewalahan dalam melatihnya berjalan secara alamiah. Tria Amalia
menambahkan ;
Pelajari perkembangan motorik si kecil, barang kali dia cukup kuat atau lamah, papah
dia secara perlahan-lahan. Alangkah baiknya, jangan memberi kata larangan bagi anak
untuk menjadi baik. Misalnya Jangan, dalam hal kebaikan, bisa jadi anak tumbuh
menjadi anak yang tidak punya kepribadian.31
Dalam hal ini orang tua tetap sebagai pembina mental anak sejak dari pemilihan
pasangan hidup, ketika bayi dalam kandungan, sampai bayi itu ada didepan mata bahkan
ketika telah menjadi orang dewasa tentu dengan komunikasi
yang lebih awal akan
meningkatkan derajat taraf pengenalan personal dan psikologis antara orang tua dengan anak
sehingga memudahkan bagi orang tua untuk memberi pembinaan
memudahkan proses belajar,
mental bahkan
penguasaan lingkungan, termasuk daya tangkap dan
nalarnya.jika setiap orang tua menanamkan masalah pembinaan anak ini dalam program
hidupnya
maka
masalah pembinaan mental anak akana semakai diperhatikan
an
diprioritaskan dari berbagai pihak dan kalangan.
4. Pengaruh Keshalihan Orang tua Terhadap Anak
Buah jatuh tidak jauh dari pohonya. Pepatah ini kiranya tidak terlalu jauh maknanya
untuk mengambarkan kaitan prilaku anatara oramg tua dan anak. Karena sebagai mana buah
dari sebuah pohon apabila di terpa angin kencang tau lainya buah itu akanjatuh disekitar
pohonya.
30
Anonim, 2011. Tumbuhkan Kepercayaan Si Kecil .http://www.fajar.co. id
Ibid
31
30
31
Para orang tua hendaknya menjaga dan memperhatikan makan dan miniman yang
masuk kedalam kerongkonga, pakaian yang dikenakan, hingga ketika mereka mengangkat
tanggan untuk berdoa kepada Allah untuk kebaikan anak-anaknya, tangan itu bersih dan jiwa
itu suci hingga Allah mengabulkan doanya,
memperbaiki anak-anak mereka dan
memberkahinya
Seorang anak yang selalu melihat orang tuanya sholat, berdzikir, puasa senin kamis,
adzan, tentunya akan berbeda dengan anak yang biasa melihat orang tuanya ditempat
perjudian, tempat hiburan dan bioskop. Anak yang selalu berbakti kepada orang tuanya
denag senatiasa mendoakan, memintakan ampun, menenangkan dan memenuhi hajat
keduanya. Lalu setelah keduanya meninggal ia akan menyambung silaturahmidengan kerabat
dan teman-temanya orang tuanya.
Orang tua yang salih tidak hanya akan memberi pengaruh kebaikan bagi anaknya
dalam kehidupannya, bahkan di akhirat kelak. Allah swt.berfirman dalam QS. Ath-thur
(52):21, yang berbunyi






   
 
      
 
Artinya:
“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka
dalam keimanan, kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka dan kami tiada
mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang
dikerjakannya.32
32
Departemen Agama RI. Op. Cit. h. 419
31
32
Oleh karena itu sangatlah penting kiranya jika setiap manusia membekali dirinya
dengan pengetahuan yang berlandaskan keimana dan ketaqwaan kepada Allah SWT, peran
apapun yang kita mainkan dalam kehidupan ini akan memeberi dampak positif baik kepada
dirinya sendiri,oranglain bahkan terutama generasi penerus didunia terlebih lagi di akhirat
kelak.
Dalam Qs. At-Tahrim (66):6, Allah SWT , berfirman:
   



  
    




  
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan33.
Masalah pembinaan mental tidak saja berimplikasi pada pemeliharananak di dunia
tetapi lebih kepada pertanggungjwabanya dihadapan sang pencipta.
33
Ibid, h. 448
32
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Bodgandan Taylor bahwa Penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-arang atau
prilaku yang dapat di amat.34
Jenis penelitian yang akan penulis gunakan adalah jenis penelitian deskrifpif, yang
bertujuan memecahkan masalah-masalah aktual yang muncul dan dihadapi sekarang serta
bertujuan mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan, dan dianalisis.
B.
Sumber Data
1.
Instrumen Penelitian
Lincoln
dan Guba (1985; 39-44), mengemukakan sepuluh buah ciri penelitian
kualitatif,salah satunya adalah manusia sebagai alat instrument. Mereka mengatakan :
Dalam penelitian kualitatif, penelitian sendiri atau bantuan orang lain merupakan alat
pengumpul data utama. Hal ini di lakukan untuk
mengadakan penyesuaian terhadap
34
Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif, Cet.XIII, Bandung, Penerbit Pt Remaja
Rosdakarya, 2000, h. 3
33
34
kenyataan yang ada dilapangan. Selain itu hanya manusia senbagai alat sajalah yang dapat
berhubungan dengan responden atau obyek lainya,dan hanya manusialah yang mapu
memahami kaitan kenyataan – kenyataan dilapangan.35
Keikutsertaan Penelitian sangat menentukan dalam pengumpulan data. ia sekaligus
merupaka perencanaan pelaksaan pengumpul data, dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil
penelitiannya.
1.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian di wilayah desa Baito, Kecamatan Baito, Kabupaten
Konawe
Selatan, terdapat beberapa Keluarga pegawai negeri sipil, Petani, Wiraswasta. Tetepi yang di
maksudkan adalah keluarga pegawai negeri sipil di antaranya:1. Supriyanto,Ama pd. dan Sitti
Hajar, s.pd, 2. Dzul iskandar, Lusiana, Ama,kes. 3. Nanang Alamsyah, S.pd , Emilda , Untuk
menetapkan subyek penelitian peneliti menggunakan purposif sampling, yakni di tetapkan
secara sengaja oleh peneliti berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, yakni keluarga
batih (inti) yang ada di Desa Baito, Kecamatan Baito, Kabupaten Konawe Selatan.
2.
Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Desa Baito, Kecamatan Baito, Kabupaten Konawe
Selatan, yang berada di Propinsi sulawesi tenggara yaitu memiliki karakteristik yang tidak
begitu dengan kelurahan lainyang sedang mengalami perubahan menuju arah yang lebih
signifikan. Di dalam Desa Baito sudah terdapat berbagai macam suku
budaya yang bukan
saja bersal dari Sulawesi tetapi juga luar daerah lain indonesia, begitupun pada desa baito
yang merupakan kelurahan
yang mengalami perubahan dan perkembangan sehingga
masyarakatnya telah mengali perubahan dengan produk-produk keturunan yang baru
yang
berada dengan karakter budaya yang berada baik dari segi pola komunikasi, interaksi, selera
35
Ibid, h. 4
34
35
dan gaya hidup,sehingga dapat mengarah ke kehidupan masyarakat yang matrealitis dan
individualis. Hal ini bagi peneliti merupakan hal yang sangat menarik untuk di teliti terutama
dari segi komunikasi yang membudaya dalam setiap keluaraga.selain itu juga penelitian lahir
dan tuumbuh di kota kendari sehingga diharapkan dapat memberi konstribusi yang cukup
bermanfaat bagi kemajuan desa tersebut terutanma di Desa Baito.
2.
Tehnik/ Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (FieldResearch)dengan mengadakan
penelitiana langsung di lapangan. Tehnik yang digunakan yakni:
a.
Observasi(pengamatan), yakni mengadakan pengamatan secara seksama terhadap
kondisi obyektif yang akan diteliti langsung dilapangan 36. Adapun
fenomena yang
akan di observasi adalah sistem komunikasi yang dapat diterapkan pembinaan mental
anak.
b.
Interview ( wawancara), yakni suatu pengumpulan data denagan jalan mengadakan
wawancara kepada informan yang dianggap mengetahui masalah yang akan dibahas 37.
c.
Dokumentasi,
yakni mencatat dan menelaah dokumen-dokumen serta arsip-arsip
penting yang diperlukan.
3.
Pengecekan keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data sebagai usaha meningkatkan derajat kepercayaan data dan
untuk menyanggah balik apa yang dituduhkan kepada peneliti kaualitatif yang mengatakan
tidak ilmiah, dan juga merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan
penelitian kulaitatif. Denagan kata apabila lain apabila peneliti melaksanakan pemeriksaan
36
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Cet.II,Jakarta Rineka Cipta,1997,h.77
Wardi Bahtiar, Metodologi Penelitian Dakwah, Cet. I, Jakarta, Logos, 1977, h. 72
37
35
36
terhadap keabsahan data secara cermat maka jelas bahwa hasil upaya penelitian banar-benar
dapat di pertangungjawabkan dari segala segi.
Dalam pengecekan keabsahan data ini peneliti mengunakan dua tehnik dari sembilan
teknik yang di tawarkandalam kajian penelitian kualitatif.
1.
Tekhnik Triangulasi
Tekhnik triangulasi, yakni tekhik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar dat itu untuk keperluaan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.
Denzin (1978)membedakan empat macam triangulasi sebagai tehnik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyelidik teori.38
Dalam tekhnik ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasilperbandingan
tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat atau pemikiran. Yang penting disini
adalah
bisa
mengetahui
adanya
alasan-alasan
terjadinya
perbedaan-perbedaan
tersebut(Patton1987;331).
2.
Kecukupan Referensileh
Konsep kecukupan referensial ini mula-mula diusulkan Eisner (1975,dalam lincoln dan
Guba,1981;313) sebagai alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tulis untuk
keperluan evaluasi39. Film atau vidio tape, misalnya dapat digunakan sebagai alat perekam
yang ada pada saat segang dapat di manfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh
dengan kritik yang telah terkumpul. Bahan-bahan yang tercatat atau terkam dapat digukan
sebagai patokan untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Jika alat
elektronik itu tidak tersedia cara lain sebagai pembanding kritik masih dapat digunakan.
38
39
Lexys J.Moleong, Op.Cit. h. 178
Ibid, h. 181
36
37
Misalnya ada informasi yang tidak direcanakan, kemudian disimpan dan dapat digunakan
sewktu mengadakan pengujian.
4.
Anlisis Data
Analisis
data
menurut
patton(1980;268),adalah
proses
mengatur
urutan
data,mengorganisasikanya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar40. pekerjaan
analisis ini yakni mengatur,
mengurutkan,
mengelompokan
memberikn kode dan
mengategorikannya.
Data yang terkumpul dianalisis berdasarkan tahap-tahap tertentu,yakni mencermati pola
tindakan
individu
yang
dianggap
penting
sehingga
menghasilkan
deskripsi,
mengeidentifikasi ciri-ciri kmnikasional yang ada dalam keluarga, sehingga memungkinkan
terjadinya antara keluarga satu dengan keluarga lainnya kesamaan atau perbedaan, yang
kemudian hasil-hasil penelitian dan selanjutnya akan di interprestasikan melalui penjelasanpenjelasan deskriftif. Dalam hal ini peneliti juga masih sangat perlu mendalami kepustakaan
guna mengkonfirmasi terori atau untuk menjastifikasikan adanya terori baru yang barang kali
ditemukan.
40
Ibid., h.103
37
38
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing penulisan proposal penelitian saudara Aspul NPM.08030101019
Mahasiswa Jurusan Dakwah Program Studi Komunikasi Penyiaran Agama Islam (KPI) Pada
Sekolah Agama Islam Negeri Kendari, setelah secara seksama meneliti dan mengoreksi
proposal penelitian yang bersangkutan dengan judul “Peran Komunikasi Keluarga PNS
dalam Pembinaan Mental Anak di Desa Baito, Kecamatan Baito, Kabupaten
Konsel”.
Memandang bahwa proposal penelitian tersebut telah memenuhi syarat-syarat ilmiah dan
dapat disetujui untuk diajukan keseminar proposal.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk proses selanjutnya .
Kendari, Juni 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
38
39
Dra. Rahmawati, M.Pd
Nip:197004251999032002
Mansur, S.Ag,M.Pd
Nip:197201012003121003
DAFTAR PUSTAKA
Al-‘Asqalani,Imam Ibnu Hajar. Musnad Imam Ahmad Ibnu Hambal ,Juz V,
Hadist No.15339, Berikut Libanon, Darul Fikry,14411/1991
Amin, K.H.Rusli.Kunci Sukses Membangun Keluarga Idaman, Jakarta,penerbit
Al-Marwadi prima, Dradjat,2003.
Ilyas Ny. Nurdin. Perniakahan yang Suci Berlandaskan Tuntunan Agama,yogyakarta,
Bintang Cemerlang, Cet.I,2000
Al-Munajid, Muhammad. 40 Cara Mencapai Keluarga Bahagia, Jakarta. Gema
Insani,Cet.I,1998
An-Nawawi, Imam Mahiddin. Al-Minhaj Syahilul Muslim Ibn Hujjaj Bisyarhil Imam
Muhiddin An-Nawawiy, Cet.VI Juz 16, Dalam Kibat Al-Qadir, Beirut-Libanon, Dal
l-Ma’rifah ,1998M/1420H
Anonym. Membangun komunikasi Efektif Dalam Keluarga. http://republika.co.id/2011.
Anonym.Taufan
Surana.Sudah
Benarkah
Permainan
Anak
Anda?
http://info.balitacerdas.com/2011.
Anonym.Tumbuhkan Kepercayaan Si Kecil. http://www.fajar.co.id/ 2011.
Bahtiar,Wardi. Metodologi Penelitian Dakwah, Jakarta, Logos, Cet. I,1997.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Terjemahannya, Semarang,penerbit AsySyifa,1998
Effendi, Onong Uchjana. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi,Bandung, Penerbit Pt. Citra
Aditya Bakti,2003
____________.Ilmu Komunikasi Dan Praktek, Bandung, PT.Remaja
Rosdakatya,Cet.XIII,2000
Horton, Paul B dan Hunt, Chester L. Sosiologi, Jakarta, Penerbit Erlangga, Cet.IV,1999.
Khera,Shiv.8 Kiat Menjadi Pemenang-You Can Win,Indonesia, Pt,Prehalindo dan Pearson
Education Asia Pte Ltd,2002.
Muhammad, Arni.Komunikasi Organisasi, Jakarta, Bumi Aksara,2002
39
40
Mulyana, Deddy. Nuansa-Nuansa Komuniksi, Bandung, Penerbit PT.Remaja Rosdakarya,
Cet.I,1999.
Moleong, Lexy J.Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. XIII, Bandung, Penerbit Pt. Remaja
Rosdakarya,2002.
Musthan,Zulkifli. Ilmu Komunikasi, Makasar, Yayasan Fatiah Makasar,2004.
Nadeak Wilson. Anak Dan Harapan Orang Tua, Jakarta, Penerbit, Nusa Indah, Cet.I1994.
Partowisarto, Koetoer. Dinamika Psikologi Sosial, Jakarta, Penerbit Erlangga,Cet.I,1994
Rahmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi, Bandung, Pt. Remaja Rosdakarya, 2003.
Subagyo, P. Joko.Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Cet.II, Jakarta, Rineka
Cipta,1997.
Sudjana, Nana. Penelitian Dan Penilaian Pendidikan. Cet,VII, Rineka Cipta, Jakarta,1991.
DAFTAR ISI
HALAM JUDUL....................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.............................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...………………………………………….….iii
40
41
PENGESAHAN KRIPSI………………………………………………………...iv
ABSTRAK…………………………………………………………………….….v
KATA PENGANTAR……………………………………………………….…..vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
Latar Belakang Masalah ..............................................................................1
Rumusan Masalah….. ..................................................................................5
Defenisi Operasional………………………………………………………5
Tujuan Penelitian………………………………………………………….8
Manfaat penelitian……………...................................................................9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Dakwah………………………..................................................... 10
1. Pengertian Dakwah…………..….......................................................... 10
2.Tujuan Dakwah……………………………………………………….... 13
3. Subjek Dakwah………………………………………………………... 18
4. Objek Dakwah……………………………………………….………….19
5. Materi Dakwah…………………………………………………….…... 20
6. Metode Dakwah……………………………………………………….. 22
B. FILM………………………………………………………………….…. 23
1. Pengertian film Documenter……………………………………….….. 23
2. Genre Film Documenter………………………………………………. 24
3. Audio Visual Sebagai unsure Film……………………………………. 26
4. Komponen Film……………………………………………………….. 30
5. Tahapan pembuatan Film……………………………………………… 31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian........................................................................................33
B. Tekhnik Pengumpulan Data……………………………………………..34
C. Tekhnik Analisa Data…………………………………………………….35
BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Film Documenter…………………………………… 37
B. Film Documenter Sebagai Media Dakwah………………………………45
C. Potensi Film Dakwah…………………………………………………….55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………..58
41
42
B. Saran ……………………………………………………………………59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
42
43
43
Download