MODUL PERKULIAHAN Produksi Iklan Multimedia dan Interaksi Pokok Bahasan: Tahap Pengolahan Informasi Tiga Sistem Penyimpanan ‘16 Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Marketing Communication & Advetising 1 Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh MK43031 Dudi Hartono, M. Ikom Abstract Kompetensi Menjelaskan arti motivasi dan teori kebutuhan dan hubungannya dengan startegi pemasaran dan produksi iklan. Mahasiswa dapat memahami bagaimana membuat iklan dengan mempertimbangkan aspek motivasi dan kebutuhan konsumen Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 1. Pemahaman Konseptual Pendahuluan Saban hari manusia begitu banyak mendengar dan melihat peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Misalnya saat dalam perjalanan kita mendengar music, mendengar suara klakson mobil, melihat iklan di billboard, menonton sinetron, iklan atau bermacammacam peristiwa lainnya. Dengan demikian berbagai informasi tentang peristiwa itu masuk ke dalam memori manusia. Apa yang kita dengar, lihat dan cium disebut stimulus / rangsangan. Setiap hari kita menerima ratusan stimulus atau rangsangan yang masuk melalui panca indra juta. Tapi apakah semua stimulus itu terekam atau kita ingat dalam memori? Ternyata hanya sebagian saja yang terekam jelas dalam memori. Ini terjadi karena manusia melakukan proses PENGOLAHAN INFORMASI. PENGOLAHAN INFORMASI DAN PERSEPSI Engel, Blackwell dan Miniard (1995) mengutip pendapat William McGuire yang menyatakan bahwa ada lima tahap pengolahan informasi (the informationprocessing model) 1. Pemaparan (exposure): pemaparan stimulus, yang menyebabkan konsumen menyadari stimulus tersebut meliputi pancaindranya 2. Perhatian (attention): kapasitas pengolahan dialokasikan konsumen terhadap stimulus yang masuk 3. Pemahaman (comprehension): interpretasi terhadap makna stimulus 4. Penerimaan (acceptance): dampak persuasive stimulus kepada konsumen ‘16 2 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Retensi (retention): pengalihan makna stimulus dan persuasive ke ingatan jangka panjang (long-term memory). PERSEPSI MENURUT BEBERAPA AHLI Mowen dan Minor (1998:63) Persepsi adalah proses di mana konsumen yang terpapar informasi, menjadi terlibat, hadir, memahami, dan menempatkannya ke dalam memori dan mengambilnya untuk kemudian digunakan. Shiffman dan Kanuk (2007) menyatakan bahwa persepsi adalah “sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia”. Kotler (1997) dalam Sodik (2003) persepsi adalah proses memilih, menata,menafsir stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu.Stimuli adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan nonverbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang ‘16 3 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PEMAPARAN PERHATIAN STIMULUS PEMAHAMAN MEMORI PENERIMAAN RETENSI Tahap-tahap Pengolahan Informasi Sumber : Engel, Blackwell dan Miniard, 1995, hal 473 (Sumarwan) Bagaimana seorang konsumen melihat realitas di luar dirinya dan sekelilingnya, itulah yang disebut dengan persepsi seorang konsumen. Memahami persepsi konsumen adalah penting bagi seorang pemasar. Dua orang kosnumen yang menerima dan memerhatikan stimulus yang sama, mungkin akan mengartikan stimulus tersebut berbeda. 1. PEMAPARAN Pemaparan adalah kegiatan yang dilakuakn oleh para pemasar untuk menyampaikan stimulus kepada konsumen. Stimulus bisa berberbentuk iklan, kemasan dan hadiah. Stimulus adalah input apa pun yang datang dari pemasar yang disampaikan ekpada konsumen melalui media, seperti display toko, iklan luar ruangan, televise, radio, Koran, majalah, tabloid dan lain-lain. ‘16 4 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Sensasi Konsumen yang merasakn stimulus yang datang ke salah satu pancaindranya disebut sebagai sensasi, Sensasi adalah respons langsung dan cepat dari pancaindra terhadap stimulus yang datang. Konsumen yang tinggal di kota besar mungkin akar terbiasa dengan bising kendaraan. Ia akan bisa terlelap meski suasana bising. Sebaliknya konsumen yang terbiasa hidup di desa yang sunyi. Bising kendaraan akan sangat sensitive bagi pendengarannya. Ambang Absolut (The Absolute Threshold) Sensasi dipengaruhi ambang absolut dan perbedaan ambang. Ambang absolut adalah jumlah minimum intentsitas atau energy stimulus yang diperlukanoleh seorang konsumen agar ia merasakan sensasi. Titik di mana seorang konsumen merasakan perbedaan “ada” dan “tidak ada” dari suatu stimulus, itulah yang disebut ambang absolut stimulus bagi konsumen tersebut. Misal, seorang konsumen akan melihat beragam iklan luar ruangan dalam bentuk billboard di jalanan yang dilaluinya. Ada konsumen yang baru bosa melihat dan membaca merek suatu produk di billboard dengan ukuran tulisan 30 cm mungkin dari jarak 200 meter, sedangkan konsumen lainnya mungkin dari jarak 100 meter. Angka 200 atau 100 meter itulah yang disebut sebagai ambang absolut bagi konsumen. ‘16 5 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pemahaman tersebut membawa implikasi penting bagi para pemasar dan perancang iklan. Mereka harus memutuskan berapa besar ukuran huruf, besarnya usara atau warna apa yagn cocok sehingga menarik perhatian konsumen. stimulus sensory adaptation advertising wearout selective exposure Stimulus yang diterima dalam intensitas maupun jenisnya pada awalnya akan menarik perhatian konsumen. Selanjutnya, konsumen akan merasakan adaptasi terhadap stimulus tersebut (sensory adaptation). Masalah adapatasi menjadi perhatian para pemasar dan pengiklan, karena akan berakibat tidak efektifnya komunikasi yang disampaikan kepada konsumen. Konsumen mungkin akan merasa bosan dijejalni iklan yang sama secara terus-menerus (advertising wear-out). Konsumen juga akan sangat selektif dalam memilih iklan mana yang akan dilihatnya (selective expsosure). Adanya sensory adaptation, advertising wear-out dan selective exposure atau zapping (memindah-mindahkan saluran televisi) membuat para perancang iklan dituntut untuk kreatif dan inovatif. Contoh iklan yang mengurangi intensitas stimulusnya: ‘16 6 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Iklan sprite voiceover Cak Lontong. versi panjang https://www.youtube.com/watch?v=xxqzrfmvhwA versi pendek https://www.youtube.com/watch?v=pNeaxLEKu08 ATAU Variasi iklan Aqua dengan memunculkan pesan sama (salah focus) https://www.youtube.com/watch?v=P6taxWFRulU ‘16 7 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id https://www.youtube.com/watch?v=37aF-jm7-RE https://www.youtube.com/watch?v=gMo1WrmuNV4 AMBANG BERBEDA (THE DIFFERENTIAL THERESHOLD) Faktor kedua yang memengaruhi sensasi adalah ambang berbeda. Batas perbedaan terkeil yang dapat dirasakan antara stimulus yang mirip disebut sebagai AMBANG BERBEDA (shoffman dan Kanuk, 2010). Konsep Ambang Berbeda ini juga dikenal dengan nama The Just Noticeable Difference Thershold (JND), yang didefinisikan sebagai “the minimum amount of difference in the intensity of a stimulus that can be detected 50% of time” (Mowen dan Minor 1998) Definis lain dikemukakan oleh Blackweel, Engel dan Miniard (1995); “the smalles change in stimulus intensity that will be noticed”. Konsep JND: Jika satu kilogram telur dihargai Rp 14.000,- Jika produsen ingin menurunkan harga maka berapa harga yang harus diturunkan agar konsumen dapat merasakan adanya penurunan harga tersebut? Jikaharga yang diturunkan sebesar Rp 200, maka Rp 200 inilah yang disebut JND, atau jumlah minimal perbedaan harga yang dapat dirasakan oleh konsumen. ‘16 8 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Konsep JND ini dijelaskan oleh Ernst Weber, Ilmuwan Jerman abad 19. Weber mengatakan bahwa JND antara dua stimulus bukan jumlah absolut, tapi jumlah relative terhadap intensitas stimulus pertama. ΔI = I x K ΔI = JND, perbedaan terkecil dari intensitas timulus yang diperlukan untuk menghasilkan JND I = Intensitas stimulus awal sebelum ada perubahan K= Konstanta yang menggambarkan proporsi jumlah perbuhan dalam stimulus yang diperlukan agar bisa dirasakan. Nilai K akan berbeda-beda antra pancaindra. Prinsip JND dalam perubahan harga Besar dan Pizza PRODUK I ΔI K Harga Akhir (Harga Awal) (Perubahan Harga) (% Perubahan) Harga Beras 6000 600 10 5400 Harga Pizza 60000 600 1 59400 Jika penurunan harga berdasarkan angka absolut, penurunan harga ini tidak tepat untuk semua produk. Penurunan Rp 600 untuk beras akan terasa, tapi tidak dengan pizza. Ini akan berbeda jika penurunan harga berdasarkan 5 perubahan (K). ‘16 9 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Atau Produsen tisu ingin mengurangi jumlah lebar pada kemasan dari 250 menjadi 230, sedangkan harga tetap. Agar perubahan lembar tidak tampak di mata konsumen maka volume kemasan tidak berubah. Tapi tetap mencantumkan angka perubahan agar tidak dibilang menipu. 2. PERHATIAN Tidak semua stimulus yang dipaparkan akan memperoleh perhatian karena keterbatasan sumber daya kognitif karena itu konsumen menyeleksi stimulus yang akan diperhatikannya dan akan diproses lebih lanjut, proses ini dikenal sebagai perceptual selection. Dua faktor utama yang mempengaruhi perceptual selection adalah: 1. Faktor pribadi ‘16 10 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Adalah karakteristik konsumen yang muncul dari dalam diri konsumen. Faktor ini ada di luar kontrol pemasar. Yang pertama motivasi dan kebutuhan konsumen. Seseorang yang ingin punya tubuh ideal akan berusaha mencari informasi tentang makanan, obat-obatan, suplemen sampai studio senam atau caracara lain yang dapat membantunya mendapatkan tubuh yang ideal. Ia akan secara suka rela mencari dan memerhatikan segala informasi yang dijumpainya. Inilah yang disebut voluntarily attention. Faktor lainnya adalah harapan konsumen yang dipengaruhi pengalaman masa lalunya. Konsumen biasanya mengharapkan apa yang mereka harapkan untuk dilihat, dan hal tersebut biasanya berdasarkan pengalaman, harapan dan yang telah terbiasa dilihatnya (familiar). Shiffman dan Kanuk (2010) berpendapat bahwa stimulus informasi yang bertentangan dengan harapan sering kali mendapatkan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan perhatian yang lebih besar disbanding dengan yang sesuai dengan harapan. 2. Faktor stimulus. Faktor ini bisa dikontrold an dimanipullasi oleh pemasasr dan pengiklan, dengan tujuan utamanya untuk menarik perhatian konsumen. Konsumen yang memerhatikan stimulus karena daya tarik dari stimulus tersebut. ‘16 11 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Misalnya: karena suara yang keras, warna yang indah atau ukuran huruf yang besar, malam disebut sebagai perhatian yang tidak sukarela (involuntarily attention). Para pemasar harus kreatif dalam berkomunikasi dengan konsumen, agar apa yang disampaikan memperoleh perhatian yang serius dari konsumen. 1. Ukuran : semakin besar ukuran stimulus, semakin menarik perhatian. 2. Warna : warna-warni dari suatu stimulus akan menarik perhatian lebih besar dibandingkan yang hitam putih atau penggunaan warna yang tidak tepat. 3. Intensitas : suara yang lebih keras, durasi iklan TV yang lebih lama dan frekuensinya lebih sering merupakan beberapa contoh dari intensitas stimulus. ‘16 12 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4. Kontras : stimulus ditampilkan sangat kontras dengan latar belakangnya seringkali menarik perhatian yang lebih baik. 5. Posisi : stimulus lebih diperhatikan oleh konsumen karena letaknya yang strategis di suatu lokasi. 6. Petunjuk : tanda yang digunakan agar mata konsumen lebih tertuju kepada stimulus yang diarahkan oleh suatu petunjuk, biasanya digunakan tanda panah. 7. Gerakan : stimulus yang bergerak akan menarik perhatian konsumen dibandingkan diam. ‘16 13 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 8. Kebauran : stimulus yang menyimpang dari tingkat adaptasi seseorang. Stimulus yang ditampilkan dengan teknik novelty biasanya menimbulkan penasaran dan keingintahuan. 9. Isolasi : disebut juga white space , yaitu suatu tehknik meletakan stimulus pada suatu ruang dimana ruang yang digunakan oleh stimulus ini hanya sedikit sekali, sedangkan sisa ruangan yang besar tidak terpakai. ‘16 14 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 10. Stimulus yang disengaja (learned Attention - Inducing stimuli) : stimulus yang sengaja dipasang untuk menarik perhatian kita, seperti telepon dan bel rumah. 11. Pemberi pesan yang menarik : dengan menggunakan selebriti, tokoh, dan para eksekutif sebagai bintang iklan. 12. Perubahan gambar yang cepat : biasanya pada iklan TV yang menampilkan banyak gambar dalam waktu yang sangat cepat, hal tersebut menimbulkan aktivitas otak secara sengaja. Kelemahannya, iklan yang seperti ini akan sulit diingat. ‘16 15 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id tidak 3. PEMAHAMAN Pemahaman adalah suatu usaha konsumen untuk mengartikan atau menginterpretasikan stimulus. Engel, Blackwell dan Miniard (1995) menyebut tahap ini sebagai tahap memberikan makna kepada stimulus. Makna ini tergantung kepada bagaiman stimulus diklasifikasikan dan dielaborasi dalam kaitannya dengan pengetahuan konsumen. Konsumen memiliki kecenderungan untuk mengelompokan stimulus yang diterima dalam jumlah ratusan, sehingga memandannya sebagai satu kesatuan. Inilah yang disebut sebagai perceptual organization atau stimulus organization. Ada tiga prinsip perceptual organization: figure and ground, grouping dan closure. GAMBAR DAN LATAR BELAKANG (FIGURE AND GROUND) Gambar adalah objek atau stimulus yang ditempatkan dalam suatu latar belakang. Konsumen cenderung memisahkan mana objek yang harus diperhatian, dan mana latar belakang. ‘16 16 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id PENGELOMPOKAN (GROUPING) Orang biasanya mengelompokan stimulus sehingga membentuk satu kesatuan arti. Orang akan lebih mudah mengingat informasi dalam bentuk kelompok atau berkaitan dengan sesuatu hal dibandingkan informasi tersebut terpisah-pisah. Contohnya pada nomor telepon misalnya: 123 456 atau 12 34 56. Penyebutan nomor telepon ke dalam tiga atau dua angka merupakan bentuk grouping. Tiga prinsip grouping adalah : 1. Kedekatan (proximity) 2. Ksesaman (Similarity) 3. Kesinambungan (Continuity) ‘16 17 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id CLOSURE Konsumen akan berusaha memahami suatu objek dalam arti yang utuh, walaupun ada bagian dari objek tersebut yang hilang atau lengkap. Inilah prinsip closure. Konsumen akan melengkapi atau mengisi bagian yang hilang dari objek tersebut, Prinsip closure dipakai oleh para pembuat iklan. 4. PENERIMAAN Pemaparan, perhatian dan pemahaman merupakan persepsi konsumen. Setelah konsumen melihat stimulus, memerhatikan dan memahami stimulus tersebut maka sampailah kepada suatu kesimpulan mengenai stimulus atau objek tersebut. Inilah yang disebut persepsi konsumen terhadap objer tersebut atau citra (image) produk. Persepsi konsumen itu adalah output dari penerimaan konsumen terhadap stimulus, dalam konteks pemasara, makapersepsi konsumen bisa berupa persepsi produk, ‘16 18 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id persepsi merk, persepsi pelayanan, persepsi harga, persepsi kualitas porudk, persepi toko atau persepsi terhadap produsennya. 5. RETENSI Retensi adalah proses pemindahan informasi ke memori jangka panjang (long-term memory). Informasi yang disimpan adalah interpretasi konsumen terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang disimpan di memori konsumen akan memengaruhi persepsinya terhadap stimulus yang baru (exposure, attention dan comprehension). TIGA SISTEM PENYIMPANAN: 1. Memori Sensori (Sensory Memory) Adalah tempat penyimpanan informasi sementara. Informasi tersebut diterima dari pancaindra. Penyimpnana hanya berlangsung sangat singkat (kurang dari satu detik). Ketika kita melewati restoran, kita akan menciu aroma makanan yang lezat. Penciuman ini akan ditransfer ke sensory memory dengan sangat cepat untuk diproses lebih lanjut, apakah akan terus ditransfer ke short-term memory atau tidak. Jika aroma tersebut hanya sampai sensory memory, maka secepat itu pulakita akan melupakan aroma tersebut. 2. Memori Jangka Pendek (short-term memory) ‘16 19 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Memori jangka pendek adalah tempat penyimpanan informasi untuk waktu yang terbatas dan memiliki kapasitas terbatas. Lama waktu penyimpanan adalah kurang dari 30 detik. Jika dibandingkan dengan computer, maka short –term memori ini mirip dengan working memory. Mislanya, seseorang memperlihatkan atau menyebutkan nomor teleponnya dua atau tiga kali. Jika Anda tidak mencatatnya, hanya mengandalkan pendengaran dan ingatan, makan nomor telepon tersebut akan cepat hilang dari memori dengan cepat. 3. Memori Jangka Panjang (long-term memory) Memori jangka panjang adalah tempat penyimpanan informasi dalam jangka waktu yang lama dan memiliki kapasitas yang tidak terbatas. Long-term memory menyimpan semua konsumen secara permanen. HUBUNGAN ANTARSISTEM MEMORI MEMORI SENSORI Penyimpanan Sementara Informasi Sensosri Kapasitas: Tinggi Lama < 1 detik (penglihatan) atau Beberapa detik (pendengaran) MEMORI JANGKA PENDEK Penyimpanan Singkat Infroamsi yang sedang dipakai Kapasitas Terbatas Lama < 30 detik PERHATIAN Inforamsi yang melewati gerbang perhatian akan dikirim ke memori jangka pendek MEMORI JANGKA PANJANG Penyimpanan Permanen Informasi Kapasitas Tidak Terbatas Lama Permanen dan Sangat lama REHERSAL DIPERLUAS Informasi yang akan diolah lebih lanjut akan dikirim ke memori jangka panjang REHERSAL Rehersal adalah kegiatan mental konsumen untuk mengingat-ingat informasi yang diterimanya dan menghubungkannya dengan informasi lainnya yang yang sudah tersimpan di memoerinya. Jumlah rehersal akan memengaruhi jumlah informasi yang dipindakan dari short-term memory. ‘16 20 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ingatlah ketika kita diminta mengingat nomor telepon seseorang tanpa mencatatnya, kita akan bergumam untuk mengulang-ulang menyebut nomor telepon tersebut agar bisa diingat, inilah yang disebut dengan proses rehersal. Tujuannya dari rehersal untuk menahan informasi dalam short-term memory dalam waktu yang cukup agar bisa dilakukan encoding. ENCODING Adalah proses untuk meyeleksi sebuah kata atau gambar untuk menyatakan suatu persepi terhadap sebuh objek. McDonald menggunakan simbol M untuk membantu konsumen bisa meng-encode merk MCDonald. Beberapa produsen menggunakan simbol atau logo untuk melambangkan merek produknya. ‘16 21 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Setelah konsumen menyimpan informasi di dalam long-term memory, maka suatu saat ia akan memanggilkembali atau mengingat informasi tersebut untuk dipakai sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Proses ini dikenal sebagai retrieval. Salah satu tujuan iklan adalah membantu kemampuan konsumen untuk bisa mengingat informasi dari memorinya. Musik dianggap lebih baik dari sekadar kataata dalam menyampaikan pesan melalui iklan. Konsumen lebih mudah mengingat pesand alam bentul lagu (jingles) dibanding kata-kata saja. Pemasar harus melakukan berbagai upaya dalam program komunikasnya untuk meminimalkan lupa konsumen. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menayangkan iklah secara ruitn, untuk mengingatkan konsumen. ! ! ! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! MEMEORI!KERJA! PENYIMPANAN!JANGKA! ! PENYIMPANAN!SENSORI! (MEMORI!JANGKA! PANJANG! Input! PENDEK)! sensori!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! ! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!REHERSAL!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!MENYIMPAN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Mengingat!kembali! ! ! ! ! !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Lupa,!hilang!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Lupa,!hilang!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!Lupa,!hilang! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! DAFTAR PUSTAKA 1. Dwiastuti, Rini. (2012). Ilmu Perilaku Konsumer, Universitar Brawijaya, Malang 2. Khan, Matin (2006). Consumer Behavior and Advertising Managemnt, New Age International, New Delhi 3. Sumarwan, Ujang, Prof.Dr. (2014). Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Ghalia Indonesia. Bogor. ‘16 22 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ‘16 23 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id ‘16 24 Produksi Iklan Multimedia dan Interaktif Dudi Hartono, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id