penggunaan bahan daur ulang sebagai media - E

advertisement
Vol.VII No.3B Juni 2016
ISSN 1693-7945
PENGGUNAAN BAHAN DAUR ULANG SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN SENI KRIYA UNTUK MENINGKATKAN
KREATIVITAS SISWA DI KELAS XI IPS 3 SMAN 6 CIREBON
Oleh:
Sri Setiowati
SMAN 6 Cirebon, Jawa Barat
ABSTRAK
Khusus dalam pembelajaran seni rupa di SMAN 6 Cirebon, pemanfaatan
bahan daur ulang bekas dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengembangkan
keahlian dan pengalaman estetis siswa yaitu dengan membuat karya seni kriya, yang
secara fungsional karya tersebut memiliki nilai hias. Artinya siswa dituntut untuk
mengukur tingkat keakuratan dalam merancang suatu bentuk sekaligus melatih
estetika, sehingga bentuk yang dihasilkan akan bernilai tepat sekaligus estetik.
Kombinasi ini akan melatih kecerdasan otak kiri dan otak kanan sekaligus. Di lain sisi,
pemanfaatan bahan daur ulang bekas ini juga menjawab tentang persoalan
penanggulangan ”sampah industri” bahan daur ulang bekas agar tidak menumpuk
tanpa bermanfaat sama sekali.
Penelitian dilaksanakan berdasarkan rumusan masalah yaitu: apakah
penggunaan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya dapat
meningkatkan kreativitas siswa di kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran
2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6
Cirebon pada pokok bahasan seni kriya. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptip dengan disain Spiral PTK adaptasi dari Hopkins. Penelitian dilaksanakan
selama dua pertemuan dengan menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu
metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dan metode tes untuk
mengetahui kreativitasi siswa.
Penggunaan bahan daur ulang sebagai media seni kriya dapat meningkatkan
kreativitas siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini
ditunjukkan pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 76 dengan persentase
ketuntasan belajar klasikal sebesar 47,22% masuk kategori belum berhasil. Pada
siklus 2 terjadi peningkatan, untuk nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 83 dengan
persentase ketuntasan belajar kalasikal sebesar 97,22% dalam kategori berhasil.
Penggunaan bahan daur ulang sebagai media seni kriya dapat meningkatkan aktivitas
belajar Siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini
dapat di lihat dari hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus 1 diperoleh skor
sebesar 66 dalam kategori sedang, kemudian meningkat di siklus 2 sebesar 82 dalam
kategori baik.
Kata Kunci: Media Pembelajaran, Seni Kria, Kreativitas Siswa
16
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3B Juni 2016
PENDAHULUAN
Sejak manusia beralih dari zaman ke zaman besi manusia telah memanfaatkan
paduan bahan daur ulang sebagai bahan pembuatan keris, tombak, kapak, dan
perhiasan. Bahan daur ulang mempunyai sifat-sifat fisik seperti ketahanan leleh,
kehilangan panas yang sedikit, konduktivitas panas dan listrik yang baik, ketahanan
gesek, dan ketahanan lentur yang baik dan berbeda-beda satu sama lain (Suharto, 1995:
117). Saat ini, bahan daur ulang banyak dimanfaatkan dalam segala aspek kehidupan
manusia. Misalnya jenis bahan daur ulang yang dibuat menjadi perlengkapan makan
seperti sendok makan sampai mesin bermotor. Bahan daur ulang yang telah mengalami
kerusakan dan telah kehilangan fungsinya, oleh kebanyakan orang akan dibuang,
sehingga menjadi barang bekas. Bahan daur ulang yang telah menjadi barang bekas
jika ditangani dengan tepat, dapat dijadikan sebagai barang yang memiliki nilai
fungsional kembali, bahkan terkadang akan memiliki nilai ekonomi.
Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia telah berubah menjadi sebuah
mesin industri sehingga efek dari hal tersebut berdampak munculnya limbah industri
yang melonjak. Hal ini adalah hukum sebab akibat yang tidak dapat dipungkiri. Bahan
daur ulang bekas sebagai barang yang masih mungkin untuk dimanfaatkan, akhir-akhir
ini banyak dijadikan sebagai barang jadi yang bernilai ekonomis tinggi. Di antara
bahan-bahan bekas tersebut misalnya besi, baja, seng dan alumunium. Dalam dunia
industri kreatif, beberapa orang berusaha mewujudkan imajinasi mereka dengan
menjadikan bahan daur ulang bekas tersebut menjadi barang yang berguna bagi
masyarakat, baik menjadi barang fungsional kembali maupun sebagai barang yang
memiliki nilai seni tinggi.
Salah satu jenis bahan daur ulang yang masih dapat diolah kembali adalah besi.
Besi sebagai salah satu jenis bahan daur ulang banyak dimanfaatkan manusia dengan
berbagai ragam fungsinya. Mulai dari bahan bangunan hingga karya kerajinan
semuanya menggunakan bahan dasar bahan daur ulang jenis ini.Pemanfaatan bahan
daur ulang bekas jenis besi, baja, alumunium, dan seng ini sebagai bahan kerajinan
mulai dikembangkan manusia berdasarkan jenis kepentingannya. Bukan hanya
digunakan untuk kerajinan yang bersifat terapan saja tetapi juga sebagai karya
kerajinan yang memiliki nilai-nilai keindahan dengan memperhatikan bentuknya.
Pendidikan di sekolah memiliki tugas yang tidak ringan. Di zaman yang sudah
sedemikian maju, teknologi canggih telah menjadi kebutuhan bagi semua pihak, baik
siswa maupun guru. Hal ini demi keberhasilan pendidikan yang menjadi tujuan
pendidikan nasional¸ yakni membentuk manusia dewasa seutuhnya. Oleh karena itulah
SMA yang merupakan satu-satunya lembaga pendidikan formal yang mengajarkan
kapada siswa didiknya, untuk siap menghadapai tantangan zaman dengan memberi
bekal sebuah keterampilan. Keterampilan yang dimaksud adalah ketrampilan sesuai
dengan jurusan yang dibuka pada SMA tersebut. Selain itu, terdapat juga mata
pelajaran yang mampu mengasah katerampilan bagi siswa yaitu Mata Pelajaran Seni
Budaya termasuk di dalamnya seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater.
Dalam berkarya seni rupa, siswa dituntut untuk mampu menggali potensi
kreatifnya guna menciptakan karya yang menarik. Tersedianya bahan juga turut serta
17
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3B Juni 2016
menentukan daya kreatif siswa dalam berkarya. Bahan yang akan digunakan siswa
dalam berkarya adalah salah satu hal yang dapat membantu meningkatkan kreativitas
siswa, misalnya siswa dapat memilih bahan yang ada di sekitarnya. Misalnya dalam
berkarya tiga dimensi, siswa dapat memanfaatkan limbah produksi yang terdapat di
lingkungan SMA. Pemanfaatan limbah produksi merupakan salah satu bahan yang
efektif yang dapat digunakan siswa dalam mengembangkan kreativitasnya dalam
berkarya, selain mengurangi biaya produksi juga dapat membantu dalam pengolahan
bahan daur ulang bekas. Bahan-bahan bahan daur ulang bekas tersebut bukan tidak
mungkin dapat tercipta karya yang unik, indah, dan bernilai ekonomis tinggi.
Khusus dalam pembelajaran seni rupa di SMA, pemanfaatan bahan daur ulang
bekas dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengembangkan keahlian dan pengalaman
estetis siswa yaitu dengan membuat karya seni kriya, yang secara fungsional karya
tersebut memiliki nilai hias. Artinya siswa dituntut untuk mengukur tingkat keakuratan
dalam merancang suatu bentuk sekaligus melatih estetika, sehingga bentuk yang
dihasilkan akan bernilai tepat sekaligus estetik. Kombinasi ini akan melatih kecerdasan
otak kiri dan otak kanan sekaligus. Di lain sisi, pemanfaatan bahan daur ulang bekas
ini juga menjawab tentang persoalan penanggulangan “sampah industri” bahan daur
ulang bekas agar tidak menumpuk tanpa bermanfaat sama sekali.
Bahan-bahan bahan daur ulang bekas bila dilihat dari manfaatnya cocok sekali
apabila diaplikasikan ke dalam pembuatan karya seni di SMA karena biaya yang
digunakan dalam membuat karya seni, tidak begitu mahal. Hal tersebut juga didukung
dengan adanya fasilitas alat untuk merangkai besi yaitu las, dan juga letak SMA Negeri
6 Cirebon yang beralamat di Jln. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 79 Kota Cirebon ini
tidak jauh dari tempat pembuangan sampah akhir di Taman Kerucuk.
SMA Negeri 6 Cirebon yang dekat dengan tempat pembuakngan akhir sampah
dan tersedianya banyak limbah merupakan faktor yang menarik bagi peneliti sebagai
guru untuk memanfaatkan limbah khususnya bahan daur ulang bekas untuk membuat
karya. Alasan pemilihan lokasi penelitian di SMAN 6 Cirebon karena sekolah tersebut
dalam kegiatan pembelajaran seni khususnya seni rupa, menurut peneliti termasuk
dalam kategori yang cukup bagus, hal ini bisa dilihat dari kemampuan siswa dalam
berkarya seni rupa yang didukung oleh fasilitas sekolah yang cukup memadai. Hal
tersebut juga didukung dengan adanya apresiasi pihak sekolah terhadap kegiatan seni
rupa yang sangat antusias.
Penulis sebagai guru di SMAN 6 Cirebon melihat ketidak berhasilan dalam
pembelajaran seni kriya bahan daur ulang di kelas XI IPS, dikelas tersebut nilainya
dibawah KKM yaitu dibawah 77 sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tindakan kelas di kelas XI IPS 3. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis
bermaksud melakukan penelitian tentang penggunaan bahan daur ulang sebagai media
pembelajaran seni kriya untuk meningkatkan kreativitas siswa di kelas XI IPS 3 SMAN
6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016.
18
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3B Juni 2016
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
menurut Suharsimi Arikunto, at.al. (2006:3) mengemukakan “Penelitian tindakan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”. Jadi PTK
bisa dikatakan suatu tindakan yang disengaja untuk mendapatkan kegiatan belajar
mengajar dengan hasil yang maksimal yang berfokus pada kegiatan pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas XI IPS 5 SMA Negeri 6 Cirebon,
jumlah siswa 36 orang
Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Dalam penelitian tindakan kelas
ini menggunakan model spiral yang terdiri dari 4 tahap meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi dan perbaikan rencana dalam setiap siklus.
Data yang diperoleh melalui penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis secara
deskriptif. Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran, data hasil tes akhir siswa
dikumpulkan dan dianalisis baru kemudian dijabarkan dengan menguraikannya dalam
bentuk statistik deskriptif.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai
berikut: 1) Perangkat Kegiatan Belajar Mengajar, perangkat ini meliputi silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran, soal latihan, setiap siklus menggunakan
multimedia berbasis flash; 2) Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas
siswa dan guru selama proses belajar mengajar apakah sesuai dengan prosedur yang
telah direncanakan dalam RPP; 3) Observasi ini dilakukan oleh peneliti untuk
mengamati aktivitas siswa dan mendapatkan sesuatu tentang aktivitas dan respons
siswa terhadap multimedia berbasis flash; 4) Soal evaluasi, untuk mengetahui hasil dari
pembelajaran dengan menerapkan multimedia berbasis flash maka peneliti
mengadakan tes yang berbentuk pilihan ganda menggunakan skala 100.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Khusus dalam pembelajaran seni rupa di SMA, pemanfaatan bahan daur ulang
bekas dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengembangkan keahlian dan pengalaman
estetis siswa yaitu dengan membuat karya seni kriya, yang secara fungsional karya
tersebut memiliki nilai hias. Artinya siswa dituntut untuk mengukur tingkat keakuratan
dalam merancang suatu bentuk sekaligus melatih estetika, sehingga bentuk yang
dihasilkan akan bernilai tepat sekaligus estetik. Kombinasi ini akan melatih kecerdasan
otak kiri dan otak kanan sekaligus. Di lain sisi, pemanfaatan bahan daur ulang bekas
ini juga menjawab tentang persoalan penanggulangan “sampah industri” bahan daur
ulang bekas agar tidak menumpuk tanpa bermanfaat sama sekali.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap siswa
kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini
dilakukan sebanyak 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 1 kali pertemuan dengan waktu 2
jam pelajaran. Penelitian ini berawal dari permasalahan pembelajaran seni budaya pada
materi ilustrasi seni rupa pada siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut peneliti menerapkan bahan daur ulang sebagai media
19
Vol.VII No.3B Juni 2016
ISSN 1693-7945
pembelajaran seni kriya dapat meningkatkan kreativitas siswa di kelas XI IPS 3 SMAN
6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016.
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
a. Persiapan (planning)
Siklus I ini diawali dengan persiapan guru dalam mempersiapkan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disiapkan, dengan waktu masing-masing
2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Guru mengidentifikasi kebutuhan siswa akan
pengetahuan yang mereka butuhkan dalam pokok bahasan seni kriya, Menyeleksi
pendahuluan terhadap konsep yang dipelajari, yaitu dengan menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi seni kriya, menyeleksi bahan dan masalah
yang akan dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan alat dan bahan daur ulang sebagai
kebutuhan media seni kriya, serta membuat bahan ajar yaitu materi seni kriya.
b. Pelaksanaan (acting)
Pertemuan pertama dilaksanakan pada bulan Februari 2016 waktu pelaksanaan
adalah 2x45 menit, materi pembelajaran seni kriya. Kegiatan awal, persiapan kelas,
absensi siswa, guru menugaskan untuk merancang desain karya seni kriya bahan daur
ulang miniature motor. Kegiatan inti, guru menugaskan untuk merancang desain karya
seni kriya bahan daur ulang miniature motor, guru menilai dan membahas hasil desain,
Kegiatan akhir, guru memotivasi siswa untuk memilih bahan-bahan logam bekas yang
efektif untuk dimaanfaatkan dalam pembuatan karya seni kriya bahan daur ulang.
Sedangkan untuk prosentase ketuntasan nilai siswa dalam proses pembelajaran
seni kriya siswa kelas XI IPS 3 pada siklus I dapat dilihat pada gambar 1.
Ketuntasan Hasil Belajar
Tuntas
53%
Tidak Tuntas
47%
Gambar 1. Ketuntasan Hasil Belajar kreativitas Siswa
Secara garis besar siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 6 Cirebon tahun pelajaran
2015/2016 belum menunjukkan peningkatan. Dengan menggunakan bahan daur ulang
sebagai media pembelajaran seni kriya hanya 47% siswa yang sudah mulai memahami
materi seni kriya.
c. Pengamatan (observing)
1) Hasil observasi aktivitas siswa
20
Vol.VII No.3B Juni 2016
ISSN 1693-7945
Observer melakukan pengamatan gambaran aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar selama KBM. Selanjutnya data yang diperoleh sebagai gambaran aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar selama 90 menit, yang disajikan dalam tabel 4.1.
Tabel 1
Persentase rata-rata aktivitas siswa dengan menggunakan bahan daur ulang
sebagai media pembelajaran seni kriya pada siklus I
No
1
2
3
4
Kategori Pengamatan
Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik.
Siswa bersikap disiplin dalam KBM.
Siswa berusaha memahami materi.
Siswa mampu bekerja sama dengan siswa
lainnya
5
Siswa mengikuti materi yang sedang
dipelajari.
6
Siswa mampu memahami materi yang
sedang diajarkan oleh guru.
7
Siswa mengerjakan soal latihan dan
melakukan tugasnya dengan baik
8
Siswa mengkomunikasikan desain dan
produk hasil seni kriya ke siswa lain dan
menanggapi pendapat siswa yang lain.
9
Siswa mengemukakan pendapat dan
menarik kesimpulan dari pembelajaran yang
disampaikan.
10 Siswa mampu menggunakan waktu dengan
baik.
Rata-rata
Persentase aktivitas
siswa
78
66
72
65
73
53
66
65
76
51
66
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang diamati oleh
observer memperoleh nilai sebesar 66 dengan kriteria sedang. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran seni kriya dengan
menggunakan bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya pada siklus 1
belum berhasil dan perlu ada perbaikan pada siklus berikutnya.
2) Peningkatan apresiasi siswa
Selanjutnya mengenai data tes peningkatan kreativitas siswa dalam pokok bahasan seni
kriya, disajikan dalam ringkasan tabel berikut:
21
ISSN 1693-7945
Jumlah siswa
36
Vol.VII No.3B Juni 2016
Tabel 2
Nilai tes hasil belajar siswa siklus I
Persentase
Total nilai
Rata-rata
Ketuntasan
2746
76
47,22%.
Dilihat dari Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sebesar 76
dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 47,22%. Hal ini berarti pembelajaran pada
siklus I belum mencapai keberhasilan. Karena menurut Depdiknas (2006),
pembelajaran dikatakan tuntas, apabila secara klasikal siswa mendapat nilai rata-rata ≥
KKM dengan persentase mencapai 75%, sedangkan nilai KKM SMA Negeri 6 adalah
77.
Hasil analisis data nilai kreatifitas belajar siswa dalam pembelajaran materi seni
kriya Siklus 1 di atas terlihat bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum
dinyatakan berhasil. Ketidak tuntasan atau belum berhasilnya pembelajaran siklus 1
tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran materi seni kriya dengan penerapan
bahan daur ulang sebagai media seni kriya yang belum terlaksana secara optimal, dan
masih ada kekurangan selama proses pada aktifitas siswa.
d. Refleksi
Proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus 1 menunjukkan bahwa
pembelajaran materi seni kriya setelah diberi tindakan yang berupa penggunaan bahan
daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya pada Siswa kelas XI IPS 3 SMA
Negeri 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016 belum dikatakan berhasil. Belum
berhasilnya pembelajaran tersebut dikarenakan masih banyak hal yang perlu diperbaiki
baik dari segi aktivitas siswa, maupun lreativitas siswa.
Hasil refleksi analisis observasi siswa pada siklus I terdapat 8 aspek dalam
kategori sedang, 1 aspek dalam katagori kurang, dan 1 aspek dalam katagori baik.
Aspek yang Aspek penilaian yang masuk kategori sedang adalah sebagai berikut.
a) Siswa bersikap disiplin dalam KBM
b) Siswa berusaha memahami materi.
c) Siswa mampu bekerja sama dengan siswa lainnya
d) Siswa mengikuti materi yang sedang dipelajari.
e) Siswa mampu memahami materi yang sedang diajarkan oleh guru.
f) Siswa mengerjakan soal latihan dan melakukan tugasnya dengan baik
g) Siswa mengkomunikasikan desain dan produk hasil seni kriya ke siswa lain dan
menanggapi pendapat siswa yang lain.
h) Siswa mengemukakan pendapat dan menarik kesimpulan dari pembelajaran yang
disampaikan
Sementara satu aspek yang memiliki katagori baik adalah “Siswa mengikuti
pembelajaran dengan baik”, dan satu aspek dalam katagori kurang adalah “Siswa
mampu menggunakan waktu dengan baik”.
22
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3B Juni 2016
2.
Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Setelah berakhir siklus I, sesuai dengan hasil refleksi, untuk menyempurnakan
kekurangan pada siklus maka pada siklus II, akan dilakukan perubahan kegiatan
sebagai berikut:
1. Persiapan (planning)
Tindakan pada siklus II masih tetap menggunakan bahan daur ulang sebagai
media pembelajaran seni kriya dengan materi yang sama yaitu seni kriya. akan tetapi
dengan pelaksanaan pembelajaran yang berbeda. Tahap pertama pada siklus ini adalah
tahap perencanaan yang meliputi: 1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa, yaitu
kebutuhan akan pengetahuan mengenai seni kriya. 2) Menyeleksi pendahuluan
terhadap konsep yang dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan dan membuat
perencanaan instrument penelitian (RPP, lembar observasi, lembar penilaian). 3)
Menyeleksi bahan dan masalah yang akan dipelajari, yaitu dengan mempersiapkan
bahan daur ulang sebagai media seni kriya.
2. Pelaksanaan (acting)
Pada pertemuan kali ini bertujuan untuk memperbaiki hasil tindakan pada siklus
I yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Pada kegitanan awal, guru
menyampaikan salam pembuka, guru mengabsen siswa yang tidak hadir, guru
mengenalkan seni kriya bahan daur ulang, guru menanyakan seni kriya bahan daur
ulang yang dikaitkan dengan lingkungan sekitar, guru memotivasi siswa dengan
menunjukkan contoh- contoh karya seni kriya bahan daur ulang, guru menyampaikan
kepada siswa tujuan pembelajaran. Pada kegiatan Inti, dari jawaban siswa yang
bermacam-macam dari “Karya-karya seni bahan daur ulang” guru menginformasikan
ke siswa apa yang dimaksud dengan “seni kriya”, guru menjelaskan bahan dan teknik
seni kriiya bahan daur ulang, guru memberikan contoh-contoh gambar seni kriya
plastik alat transportasi, guru membentuk kelompok untuk bekerja sama, guru
memberikan tugas untuk membuat desain karya seni kriya bahan daur ulang dengan
tema “alat transportasi kendaraan bermotor”, guru memberikan tugas membuat karya
seni kriya bahan daur ulang dengan tema “miniatur alat transportasi kendaraan
bermotor”, tanya jawab antara guru dan siswa. Kegiatan Akhir, guru bersama siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran, dan guru memotivasi siswa berupa pemberian tugas
pekerjaan rumah.
3. Pengamatan (observing)
1) Hasil observasi ativitas siswa
Guru observer melakukan pengamtan aktivitas belajar siswa selama KBM
sebagaimana siklus sebelumnya. Selanjutnya data yang diperoleh sebagai gambaran
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama 90 menit, yang disajikan dalam
table berikut:
23
Vol.VII No.3B Juni 2016
ISSN 1693-7945
Tabel 3
Persentase Rata-rata Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Bahan Daur Ulang
sebagai Media Pembelajaran Seni Kriya pada Siklus II
No
1
2
3
4
Kategori Pengamatan
Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik.
Siswa bersikap disiplin dalam KBM.
Siswa berusaha memahami materi.
Siswa mampu bekerja sama dengan siswa
lainnya
5 Siswa mengikuti materi yang sedang
dipelajari.
6 Siswa mampu memahami materi yang
sedang diajarkan oleh guru.
7 Siswa mengerjakan soal latihan dan
melakukan tugasnya dengan baik
8 Siswa mengkomunikasikan desain dan
produk hasil seni kriya ke siswa lain dan
menanggapi pendapat siswa yang lain.
9 Siswa mengemukakan pendapat dan
menarik kesimpulan dari pembelajaran yang
disampaikan.
10 Siswa mampu menggunakan waktu dengan
baik.
Rata-rata
Persentase aktivitas
siswa
87
80
81
82
80
82
86
82
80
82
82
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa aktivitas siswa yang diamati oleh
observer memperoleh nilai sebesar 82 dengan kriteria baik. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran seni kriya dengan menggunakan bahan daur
ulang sebagai media pembelajaran seni kriya pada siklus II telah berhasil.
2) Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Selanjutnya mengenai data tes peningkatan apresiasi siswa, disajikan dalam
ringkasan tabel berikut 4.
Tabel 4
Nilai tes apresiasi siswa siklus II
Persentase
Jumlah siswa
Total nilai
Rata-rata
Ketuntasan
37
2972
83
97,22 %
24
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3B Juni 2016
Dilihat dari Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa sebesar 83
dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 97,22%. Hal ini berarti pembelajaran pada
siklus II sudah mencapai keberhasilan. Karena menurut Depdiknas (2006),
pembelajaran dikatakan tuntas, apabila secara klasikal siswa mendapat nilai rata-rata ≥
nilai KKM dengan persentase mencapai 75%, dan nilai KKM SMA Negeri 6 adalah
77.
4. Refleksi
Proses dan hasil pembelajaran pada siklus II, dapat dianalisis bahwa aktivitas
siswa menunjukan peningkatan. Keberhasilan pembelajaran pada siklus II merupakan
akibat dari proses pembelajaran yang sudah optimal yang dilakukan oleh guru. Dengan
digunakannya bahan daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya dalam
pembelajaran seni kriya keberhasilan yang diperoleh; 1) dapat meningkatkan minat
siswa untuk melibatkan diri dalam aktivitas pengajaran dan pembelajaran; 2) dapat
meningkatkan daya ingatan siswa tentang apa yang dipelajari dengan lebih cepat serta
dapat mengingatinya dalam waktu yang lebih lama; 3) siswa mendapatkan pengalaman
yang baru; 4) jumlah siswa yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)
meningkat dari 17 siswa menjadi 35 siswa; 5) rata-rata kelas dalam seni kriya
meningkat dari 76 menjadi 83.
Dalam meningkatkan kreativitas siswa tidak hanya diberi latihan terus menerus
dengan model pembelajaran pembelajaran yang sama. Dengan diterapkannya bahan
daur ulang sebagai media pembelajaran seni kriya siswa mendapatkan pengalaman
secara langsung dan bebas sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Siswa
mampu mengasah daya imajinasi dengan pengalaman langsung. Dengan keterlibatan
siswa secara aktif dapat mengembangkan potensi-potensi, menyadari apa bakatnya,
bagaimana kemampuannya dan bagaimana pula keadaan orang lain, sehingga dimiliki
pengertian tentang dirinya. Ia akan mampu berdiri sendiri dengan segala kelebihan dan
kekurangannya, akan merasa mampu memecahkan persoalannya tanpa tergantung pada
orang lain.
SIMPULAN
Penggunaan bahan daur ulang sebagai media seni kriya dapat meningkatkan
kreativitas siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini
ditunjukkan pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 76 dengan persentase
ketuntasan belajar klasikal sebesar 47,22% masuk kategori belum berhasil. Pada siklus
2 terjadi peningkatan, untuk nilai rata-rata kelas diperoleh sebesar 83 dengan
persentase ketuntasan belajar kalasikal sebesar 97,22% dalam kategori berhasil.
Penggunaan bahan daur ulang sebagai media seni kriya dapat meningkatkan
aktivitas belajar Siswa kelas XI IPS 3 SMAN 6 Cirebon tahun pelajaran 2015/2016.
Hal ini dapat di lihat dari hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus 1 diperoleh skor
sebesar 66 dalam kategori sedang, kemudian meningkat di siklus 2 sebesar 82 dalam
kategori baik.
25
ISSN 1693-7945
Vol.VII No.3B Juni 2016
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2009. Prinsip-Prinsip Dasar Seni Rupa. Online at http://Formatmasa
depan.Forumotion.net/pada tanggal 26 februari 2015.
Amanto, Hari dan Daryanto. 2003. Ilmu Bahan. Jakarta: Bumi Aksara
Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT Unnes Press
Arifin, D. 1985. Sejarah Seni Rupa. Bandung: CV Rosda Bandung.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
Revisi IV. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Bastomi, Suwaji. 1990. Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang.
-----------. 1992. Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang.
----------. 2005. Paparan Perkuliahan Consep dan Model Pembelajaran, Semarang.
Cholid Narbuko & Abu Achmadi. 2002. “Metodologi Penelitian”. Jakarta:
Bumi Aksara.
Darma, Surya. 2008. Kompetensi Supervisi Akademik. Yakarta: Ditjen PMPTK
Dimyati dan Mujiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud & Rineka
Cipta.
Hartoko, D. 1984. Manusia dan Seni. Yogyakarta: Kanisius
26
Download